Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

情報のなわ張り (TERITORI INFORMASI)


Sampai terakhir kali, berdasarkan konsep fungsional, kita telah belajar mengenai
“Informasi Baru dan Informasi Lama” serta “Sudut Pandang”. Kali ini, mari kita belajar
mengenai “Teori Teritori Informasi (情報のなわ張り理論)” oleh Akio Kamio, sebagai
penelitian yang terkait erat dengan sintaksis fungsional.

Pertama, tolong lihat kalimat (1).

(1) a. 私はうれしい。
b. 私はコーヒーが欲しい。

Kata [うれしい ] dan [欲しい ] yang digunakan dalam kalimat (1) mewakili indera dan
kondisi mental seseorang. Predikat seperti itu disebut “Predikat Psikologis ( 心理述語)”.
Subjek (1) adalah orang pertama [ 私 ], tetapi apa yang akan terjadi pada orang kedua
[あなた ] dan orang ketiga [ 太郎] ?

(2) a. ?あなた/太郎はうれしい。
b. ?あなた/太郎はコーヒーが欲しい。

Seperti pada kalimat (2), kalimat tersebut tidak wajar ketika subjek merupakan orang
kedua atau ketiga dalam predikat psikologis Jepang. Mengapa? Itu karena“pembicara”
dapat secara langsung menggambarkan indera atau kondisi mentalnya, tetapi karena
kita tidak dapat mengetahui indera atau kondisi mental orang lain, maka hal tersebut
tidak dapat digambarkan secara langsung. Dalam kasus orang kedua dan ketiga, kita
harus menggunakan ekspresi kalimat naratif dan dugaan seperti [~そうだ ], [~ようだ
], [~がる ], dan yang lainnya seperti dalam (3-4).

(3) あなたはうれしそうだね。
(4) a. 太郎はコーヒーが欲しいようだ。
b.太郎はコーヒーが欲しがっている。

Ekspresi yang mewakili penilaian pembicara, seperti [~ そ う だ ] atau [~ よ う だ ],


disebut dengan modalitas (モダリティ). Selain itu, ekspresi yang mewakili tugas / izin
seperti [~ し な け れ ば な ら な い ] atau [~ て も い い ], dan ekspresi yang mewakili
kemungkinan atau probabilitas seperti [~かもしれない ] atau [きっと~だろう ] juga
merupakan jenis modalitas.

Lalu, bagaimana dengan bahasa Indonesia?

(5) a. Saya senang.


b. Saya mau kopi.
(6) a. Kamu / Taro senang.
b. Kamu / Taro mau kopi.

Tidak ada perbedaan khusus antara predikat psikologis orang pertama (5) dengan orang
kedua dan ketiga (6) dalam bahasa Indonesia. Tentu saja, kita dapat menambahkan
ekspresi modalitas seperti “mungkin”, “kelihatannya”, “pasti” ke kalimat (6), tetapi tidak
seperti bahasa Jepang dalam (3-4), ekspresi modalitas tersebut adalah tidak wajib.
Dengan kata lain, kita dapat melihat bahwa ada perbedaan besar antara bahasa Jepang
dengan bahasa Indonesia dalam hal predikat psikologis. (7) adalah contoh yang mirip.

(7) a.私は、太郎は天才だと思う/おもっている。
b.花子は、太郎は天才だと思う/思っている。

Dalam kasus orang pertama, kata kerja [ 思う] bisa dalam bentuk biasa (不通形) atau
dalam bentuk [ている ] seperti pada (7a). Dalam kalimat ini [思う] dan [思っている ]
memiliki arti yang hampir sama. Di sisi lain, dalam kasus orang ketiga, bentuk biasa [思
う] tidak alami dan menggunakan [思っている ]. Alasannya tidak jelas mengapa dalam
(7b) aneh, tetapi bentuk kata kerjanya berubah tergantung orangnya. (Selain itu, seperti
yang dijelaskan di atas, (7b) [ 思 っ て い る ] masih tidak alami, dan lebih baik
menggunakan [思っているようだ ] dan [思っているらしい]).

Fenomena dalam bahasa Jepang ini dapat dijelaskan dengan menggunakan cara
berpikir yang disebut “Teritori Informasi (情報のなわ張り)”. Kalimat [私はうれしい ]
dan [私はコーヒーが欲しい ] merujuk kepada pembicara sendiri. Artinya, informasi
ini berkaitan dengan diri sendiri (berafiliasi pada si pembicara). Di sisi lain, kalimat [あな
たはうれしい] dan [太郎はコーヒーが欲しい ] dalam (2) menggambarkan orang
selain pembicara. Artinya, informasi ini tidak berkaitan dengan diri sendiri (bukan milik
pembicara). Kita akan merujuk pada bentuk-bentuk yang biasa seperti [ うれしい] dan
[ 欲 し い ] sebagai bentuk langsung ( 直 接 形 ), dan ungkapan yang menggunakan
modalitas pendengaran dan spekulasi seperti [ う れし そう だ ] dan [ 欲し いよ うだ ]
sebagai bentuk tidak langsung (間接形). Kemudian, dirangkum menjadi (8).

(8) A.日本語の心理述語:Pada predikat psikologis bahasa Jepang, informasi


merupakan milik pembicara .

Perbedaan dalam ekspresi akhir kalimat karena penyebaran informasi tidak hanya
terjadi dalam kasus predikat psikologis. Mari lihat (9).

(9) a.私は昨日京都へ行きました。
b.太郎は昨日京都へ行ったそうです。

(9) adalah kalimat yang menggambarkan kejadian biasa, tetapi seperti (9a), kalimat
tersebut adalah bentuk biasa ketika [ 私 ] merupakan subjek, dan dalam (9b), kalimat
tersebut merupakan bentuk tidak langsung ketika [ 太 郎 ] merupakan subjek. Jadi apa
yang akan terjadi jika [あなた] adalah subjeknya?

(10) a.あなたは昨日京都へ行ったそうですね。

Dalam hal ini, seperti pada (10), perlu untuk menggunakan partikel akhir [ ね ] selain
bentuk tidak langsung [~ そ う だ ]. Jika tidak menggunakan [ ね ], akan terdengar tidak
alami. Jadi, apa perbedaan antara (9b) dan (10)? Hal itu tidak terbatas hanya pada
apakah informasi tersebut milik si pembicara, tetapi apakah itu milik si pendengar.
Artinya informasi dibagi menjadi empat jenis berikut.

(11) Klasifikasi berdasarkan jalur informasi :


A: Informasi milik si pembicara, tetapi bukan milik si pendengar
B: Informasi milik si pembicara dan si pendengar
C: Informasi yang bukan milik si pembicara, tetapi milik si pendengar
D: Informasi yang bukan milik si pembicara dan si pendengar

Mari kita periksa ekspresi akhir kalimat untuk kasus A hingga D. Pertama, klasifikasi A
“Informasi milik si pembicara, bukan si pendengar”. Jika dibentuk dalam kalimat akan
diperoleh seperti (12).
(12) a.頭が痛い。
b.昨日、京都へ行きました。

(12) merupakan bentuk langsung dan partikel akhir [ ね ] tidak digunakan. Bagaimana
dengan (13)?

(13) a.私の夫は来月から日本で働きます。
b.インドネシアの人口は約 2 億 5000 万人です。

(13) juga menggunakan bentuk langsung yang sama seperti (12). Karena subjek dari
(13a) adalah [ 私 の 夫 ], bukan [ 私 ]. Namun, jika informasi ini lebih dekat dengan
pembicara atau pendengar, kalimat tersebut merupakan informasi yang lebih dekat
dengan pembicara. Jadi Anda bisa menganggapnya sebagai “milik pembicara”. Juga,
(13b) merupakan informasi tentang “Indonesia”. Jika penutur (13b) adalah orang
Indonesia, informasi ini bisa dikatan masih dekat dengan penuturnya. Oleh karena itu,
dalam kasus A, dapat menggunakan bentuk langsung dalam kalimat.

Berikutnya adalah B, yaitu “Informasi milik si pembicara dan juga si pendengar”.


(14) adalah contohnya.

(14) a.明日は3時から試験がありますね。
b.今日はいい天気ですね。

(14) merupakan bentuk langsung, dan menggunakan partikel akhir [ね]. Disebut dengan
[ 直 接 ね 形 ]. (14) merupakan informasi yang dimiliki oleh pembicara dan pendengar.
Tapi, bagaimana dengan (15)?

(15)君は顔色が悪いね。

(15) adalah kalimat yang membuat pembicara khawatir melihat raut wajah
pendengarnya pucat. Jadi informasi ini mengenai pendengar, tetapi dapat dikatakan
bahwa informasi tersebut dekat dengan pembicara. Oleh karena itu, dalam kasus B,
dapat menggunakan [直接ね形].

Selanjutnya C, yaitu “Informasi yang bukan milik si pembicara, tetapi milik si


pendengar”. (16) adalah contohnya.
(16) a.君は退屈そうだね。
b.お姉さん、結婚したらしいね。

(16) merupakan bentuk tidak langsung, dan menggunakan partikel akhir [ね]. Ini disebut
dengan [間接ね形]. (16) adalah semua informasi tentang pendengar. Tapi bagaimana
dengan (17)?

(17)日本の冬は寒いそうですね。

(17) adalah adegan dimana orang Indonesia berbicara dengan orang Jepang. Meskipun
orang Indonesia tidak tahu banyak tentang musim dingin di Jepang, orang Jepang sendiri
tahu tentang itu. Oleh karena itu, hal itu dianggap sebagai informasi yang menjadi milik
pendengar. Jika pendengarnya adalah orang Indonesia yang belum pernah ke Jepang,
kalimat itu tidak alami. Oleh karena itu, dalam kasus C dapat menggunakan [間接ね形].

Yang terakhir, yaitu D tentang “Informasi yang bukan milik si pembicara dan
bukan milik si pendengar”. Contoh terdapat dalam (18).

(18) a.太郎は結婚したらしい。
b.パリの冬は寒いそうです。

(18) menggunakan bentuk tidak langsung. [太郎] dari (18a) dan [パリ] dari (18b) adalah
informasi yang bukan tentang pembicara atau pendengar. Oleh karena itu, dalam kasus
D dapat menggunakan bentuk tidak langsung.

Dalam (18), Anda dapat menambahkan partikel akhir [ね] seperti [太郎君は結婚
したらしいね]. Jadi sekilas mirip dengan bentuk tidak langsung pada C. Tetapi, dalam
kasus C, tidak alami untuk menghilangkan [ね] hingga menjadi [*お姉さん、結婚した
らしい] . Oleh karena itu, dalam kasus C wajib menggunakan [ね], tapi dalam kasus D,
[ね] adalah opsional.

Jika meringkas hal di atas, maka akan menjadi seperti (19).


(19) Teritori Informasi dan Bentuk Akhir Kalimat (Kamio 1990:32)

話し手のなわ張り

内 外

外 A: 直接形 D: 間接形
聞き手のなわ張り
内 B: 直接ね形 C: 間接ね形

“Teori Teritori Informasi atau [ 情 報 の な わ 張 り ]” adalah cara berpikir yang


menarik, yang dapat menjelaskan berbagai fenomena. Namun, ada beberapa
fakta yang tidak bisa dijelaskan atau tidak cocok dengan teori ini. Sebagai
contoh, walaupun partikel akhir [ ね] memiliki beberapa kegunaan, tampaknya
mustahil untuk menjelaskan semua [ ね ] dengan teori penyebaran. Kemudian,
bagaimana cara menjelaskan [よ] yang sering digunakan dengan [ね]? Mari kita
pikirkan tentang partikel akhir [ね] dan [よ] lagi nanti.

Anda mungkin juga menyukai