Terakhir kali, kita telah mempelajari mengenai Informasi Baru-Informasi Lama dan Sudut
Pandang berdasarkan cara berpikir sintaksis fungsional. Kali ini, untuk meneliti hubungan
yang lebih mendalam lagi dengan Sintaksis Fungsional, mari kita pelajari mengenai Ruang
Lingkup Informasi berdasarkan teori Akio Kamio.
(1) a. 私は うれしい.
b. 私は コーヒーが しい.
たろう
(2) a. ? あなた/太郎はうれしい。
b. ? あなた/はーーがしい。
Seperti kalimat no.2, dalam psiko predikat Bahasa Jepang, jika yang dijadikan subjek adalah
orang ke-2 dan orang ke-3, akan menjadi tidak alamiah. Mengapa?. Hal itu dikarenakan
pembicara bisa menjelaskan secara langsung perasaan dan kondisi mental diri sendiri, tapi
karena tidak bisa mengetahui perasaan dan kondisi mental orang lain, maka tidak bisa secara
langsung menjelaskan. Apabila yang menjadi subjek adalah orang ke-2 dan ke-3, harus
dijelaskan dengan memakai ungkapan-ungkapan yang diletakkan di akhir kalimat () berupa
bentuk rumor atau dugaan misalnya dengan memakai bentuk「~そうだ」「~ようだ」「~
がる」seperti kalimat (3-4).
b. 太郎はコーヒーを 欲しがっている。
Ungkapan seperti 「 ~ そ う だ 」 「 ~ よ う だ 」 , yakni ungkapan yang melambangkan
pertimbangan/penilaian pembicara atas sebuah peristiwa dinamakan modalitas (ムード).
Selain itu, ada juga ekspresi/ungkapan seperti 「~しなければならない」「~してもい
い」yang menyatakan kewajiban dan izin, ungkapan yang merepresentasikan kemungkinan
seperti「かもしれない」「きっと~だろう」juga termasuk ke dalam jenis modalitas.
Dalam (psiko predikat) bahasa Indonesia, apabila yang menjadi subjek adalah orang
pertama seperti no(5) atau apabila yang menjadi subjek adalah orang ke-2 dan ke-3 seperti no
(6), sepertinya tidak ada perbedaan yang spesifik. Tentu saja, kalimat (6) bisa di tambahkan
ungkapan modalitas seperti, "sepertinya", "kelihatannya", "pastinya" , tapi berbeda dengan
kalimat no (3-4) dalam bahasa Jepang, ekspresi/ungkapan-ungkapan modalitas itu tidak di
しんりじゅつご
wajibkan. Dengan kata lain, tentang 心理述語 (psiko predikat) bisa di ketahui ada perbedaan
besar antara bahasa Jepang dan bahasa Indonseia.
Mengenai fenomena kebahasaan seperti ini dalam bahasa Jepang, bisa dijelaskan
dengan menggunakan cara berfikir yang disebut ruang lingkup informasi. Kalimat「私は う
ini tidak termasuk ke dalam ruang lingkup pembicara. Bentuk biasa dari「うれしい」「ほ
ちょくせつけい
しい」disebut ” 直 接 形“, sedangkan ekspresi yang menggunakan modalitas berupa kabar
かんせつけい
(8) Psiko predikat dalam bahasa Jepang : psiko predikat bahasa jepang adalah pada saat
ちょくせつけい
tapi jika tidak termasuk ke dalam ruang lingkup pembicara maka menggunakan 関節形.
ぶんまつひょうげん
Perbedaan 文 末 表 現 menurut ruang lingkup informasi, bukan hanya untuk kasus
psiko predikat saja,
わたし きのうきょうと い
(9) a. 私 は 昨日京都へ 行きました。
たろう きのうきょうと い
b. 太郎は 昨日京都へ 行ったそうです。
biasa. Apabila subjeknya 「私」 seperti no (9a) maka menggunakan 直 接 形 , namun jika
かんせつけい
きのうきょうと い
(10) あなたは 昨日京都へ 行ったそうですね。
Jika kasusnya seperti itu (subjek adalah orang ke-2) , seperti nomor (10), dengan
かんせつけい
tidak ada 「 ね 」 tidak alamiah/wajar. Kalau begitu, apakah perbedaan antara no (9) dan
(10) ?. Hal tersebut tidak hanya apakah informasi termasuk ke dalam ruang lingkup
pembicara atau tidak saja, tetapi ada hubungannya juga dengan apakah informasi tersebut
termasuk ke dalam ruang lingkup pendengar atau tidak. Dengan demikian informasi bisa
dibagi kedalam 4 jenis.
ぶんまつひょうげん
Untuk contoh kasus A - D mari kita telaah ungkapan akhir kalimat ( 文 末 表 現) secara
berurutan.
Pertama tama, “A : Informasi milik pembicara, namun bukan milik pendengar”. Ini
adalah kalimat yang menjelaskan rasa percaya diri si pembicara seperti no (12).
あたま いた
(12) a. 頭 が 痛い。
きのう とうきょう い き
b. 昨日、 東 京 へ 行って 来ました。
Kalimat no (12) merupakan bentuk langsung dan keduanya tidak menggunakan partikel akhir
「ね」. Bagaimana dengan no (13) ?
ちょくせつ
No (13) menggunakan bentuk 直 接 sama dengan no (12). Karena subjek (12a) adalah 「私
の 夫 /suami ku 」 bukan 「私 /saya 」 . Tetapi, jika ditanyakan apakah informasi ini lebih
dekat kepada pembicara atau pendengar? Jawabannya adalah lebih dekat kepada pembicara.
Oleh karena itu bisa dianggap sebagai [ termasuk ke dalam ruang lingkup pembicara].
Kemudian no (13b) adalah informasi tentang indonesia. Seandainya kalimat no (13b)
penuturnya adalah orang Indonesia, informasi ini tentunya bisa dikatakan masih dekat dengan
pembicara. Oleh karena itu, apabila kasusnya A, dapat dikatakan memakai bentuk langsung (
ちょくせつ
直 接) .
あした じ しけん
(14) a. 明日は 3時から試験が ありますね。
きょう てんき
b. 今日は いい天気ですね。
Kalimat no (14) merupakan bentuk langsung terlebih lagi memakai partikel akhir (
しゅうじょし
終助詞 ) ˹ね ˼. Ini disebut [bentuk langsung ね ]. No (14), keduanya, berupa informasi
yang termasuk kedalam ruang lingkup pendengar maupun pembicara. Lalu, bagaimana
dengan (15)?
(15) 君は 顔いろが わるいね。
Kalimat no (15), merupakan kalimat yang menjelaskan bahwa pembicara khawatir melihat
muka pendengar yang pucat . Oleh karena itu, informasi ini adalah informasi yang berkaitan
dengan pendengar, tapi bisa dikatakan pembicara juga terkait. Oleh karena itu, apabila
kasusnya B dapat dikatakan memakai bentuk langsung ね.( 直接ね形)
きみ たいくつ
(16) a. 君は 退屈そうですね。
ねえ けっこん
b. お姉さん、結婚したらしいね。
No (16) merupakan bentuk tidak langsung, menggunakan akhiran partikel ˹ ね ˼. Ini disebut
にほん ふゆ さむ
(17) 日本の 冬は 寒そうですね。
Kalimat no (17) merupakan situasi/adegan ketika orang Indonesia berbicara kepada orang
Jepang. Yaitu mengenai musim dingin di Jepang, dimana pembicara yaitu orang Indonesia
tidak terlalu mengetahui, tapi pendengar yaitu orang Jepang mengetahuinya dengan baik.
Oleh karena itu, informasi itu dianggap merupakan informasi milik pendengar. Jika,
pendengarnya adalah orang Indonesia yang belum pernah pergi ke Jepang, ini adalah kalimat
yang tidak wajar/tidak alamiah. Oleh karena itu, apabila kasusnya C dapat dikatakan
Terakhir, adalah “D : informasi bukan milik pembicara dan juga bukan juga
milik pendengar”. Contohnya no(18).
たろう けっこん
(18) a. 太郎は 結婚したらしい。
b. パリの冬は 寒そうですね。
たろう
Kalimat (18) menggunakan bentuk indirektif/tidak langsung. 「 太郎くん」pada (18a) dan
「 パ リ 」 pada (18b) keduanya bukan informasi yang berhubungan dengan pembicara dan
juga bukan merupakan informasi yang berhubungan dengan pendengar. Maka dari itu,
apabila kasusnya D bisa menggunakan bentuk indirektif (tidak langsung).
た ろうくん けっこん
partikel akhir 「 ね 」 . Oleh karena itu sekilas mirip dengan bentuk tidak langsung ね .
Namun, dalam kasus C, tidak wajar jika menghilangkan 「ね」dan mengatakan 「*お姉さ
ん、結婚したらしい」. Oleh karena itu, dalam kasus C, 「ね」adalah wajib, tetapi dalam
kasus D, 「ね」adalah opsional.
Jika hal yang tersebut di atas dirangkum, maka akan menjadi no (19)
はな て ば
話し手のなわ張り
うち そと
内 外
ちょくせつけい かんせつけい
き て
外 A : 直 接 形 D : 関節形
聞き手の
ば
ちょくせつ けい かんせつ けい
なわ張り 内 B : 直 接 ね形 C : 関節ね形
Teori ruang lingkup ( なわ張り理論) adalah cara berpikir yang sangat menarik, Dengan
teori ini, kita bisa menjelaskan berbagai macam fenomena. Tetapi, ada juga fakta yang tidak
cococok ataupun yang tidak bisa dijelaskan dengan teori ini. Misalnya terdapat beberapa cara
pemakaian partikel akhir 『 ね 』 ,namun tidak semua bisa dijelaskan dengan teori ruang
lingkup ( なわ張り ) .Dan juga, sama dengan 『ね』 ada partikel yang sering digunakan
yaitu 『よ』, bagaimanakah sebaiknya bagaimana menjelaskannya?
Untuk penjelasan tentang partikel akhir 『ね』『よ』, kita akan membahasnya lain kali.
Soal
Kalimat 1a-d berikut ini dipakai dalam situasi bagaimana, jelaskan dan berilah contoh.
B1 : わかりません。
し
B2 : 知りません。
しょうらい
(3) A : あなたは 将 来 、何を する つもりですか。
B1 : わかりません。
B2 : *知りません。
Anggota Kelompok
Nama kelompok :