Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI PROJEK FARMAKOTERAPI TERAPAN

PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT PNEUMONIA

DOSEN PENGAMPU : Apt., Dini Permatasari, S.Farm, M.Si


KELAS : D (SORE)
DISUSUN OLEH : KELOMPOK III

1. Bena Sok Hun (2143700103)


2. Bernada Elisiya Nurfitriyani (2143700204)
3. Eko Putra Jaya (2143700207)
4. Genesis Simatupang (2143700093)
5. Hadi Febriansyah (2143700176)
6. Luthfi Ega Aprianto (2143700239)
7. Muhamad Fathan Mubinna (2143700171)
8. Muhammad Gibran Madani (2143700232)
9. Nikma Rantung (2143700155)
10. Nurmutiya (2143700201)
11. Rahma Novinisa (2143700113)
12. Renni Emmi Simatupang (2143700020)
13. Rukiana (2143700088)
14. Susi Marlina (2143700169)
15. Thomas Darmawan (2143700212)
16. Yulia Verawati Simanjuntak (2143700205)

FAKULTAS FARMASI PROGRAM STUDI


PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

2
HALAMAN PENGESAHAN
1. KETUA TIM PENGUSUL
Nama : Apt., Dini Permatasari, S.Farm, M.Si
NIDN :
Jabatan :
No.Handphone :
Email :
Studi : Profesi Apoteker Perguruan Tinggi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2. ANGGOTA APOTEKER SORE-D KELOMPOK III :
Bena Sok Hun Nikma Rantung
Bernada Elisiya Nurfitriyani Nurmutiya
Eko Putra Jaya Rahma Novinisa
Genesis Simatupang Renni Emmi Simatupang
Hadi Febriansyah Rukiana
Luthfi Ega Aprianto Susi Marlina
Muhamad Fathan Mubinna Thomas Darmawan
Muhammad Gibran Madani Yulia Verawati S
3. LOKASI KEGIATAN : Jl. Swasembada Timur XIX RT 13 RW 05
Kel. Kebun Bawang Kec. Tanjung Priok Jakarta Utara
4. TANGGAL PELAKSANAAN : Sabtu, 13 November 2021
5. WAKTU PELAKSANAAN : 17.30 – 19.00 WIB
Jakarta, 13 November 2021
Mengetahui,
Dekan Fakultas Farmasi Ketua Pelaksana

Dr.apt.Yelfi Anwar,M.Farm Muhamad Fathan Mubinna,S.Farm


Menyetujui, Ketua LPPM

Sri Endah Susilowati,M.Si


1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami berupa nikmat kesehatan dan keselamatan,
sehingga kami dapat melaksanakan proyek kuliah ini untuk melakukan penyuluhan masyarakat
mengenai pentingnya pengetahuan dan wawasan dalam hal penyakit pneumonia yang banyak
berkembang di masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan ini, kami banyak mendapatkan
bimbingan, dukungan dari berbagai pihak. Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang kami
berikan kepada :
1. Nina Jusnita, S.Tp., M.Si. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta.
2. Apt. Nuzul Fajriani, M.Sc. selaku Kepala Program Studi Profesi Apoteker
pada Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
3. Apt., Dini Permatasari, S.Farm, M.Si selaku Dosen Pembimbing pada mata kuliah
Farmakoterapi Terapan .
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
5. Ketua RT 13 RW 05 Swasembada Timur XIX Bapak Sukaryadi yang telah memberikan
bantuan dan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan projek ini
6. Teruntuk teman-teman Apoteker Kelas D Sore, yang telah memberikan bantuan dan
dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan projek ini.
Kami menyadari bahwa tulisan kami ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Kami mengharapkan masukan dan saran dari para pembaca sehingga dapat melengkapi tulisan
kami ini kelak dikemudian hari.

Jakarta, 13 November 2021

Kelompok 3 kelas D Profesi Apoteker

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….……… 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………….…… 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….……... 3
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….….. 5
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….……... 6
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….……... 7
1.1 Latar Belakang………………………………………………………............. 7
1.2 Tujuan Pembahasan……………………………………………….……….…8
1.3 Landasan Teori……………………………………………………..…...... …8
1.3.1 Definisi…………………………………………………..…………………...8
1.3.2 Jenis Pneumonia…………………………………………..….. ………….….9
1.3.3 Epidimiologi………………………………………………… ……………....9
1.3.4 Patogenesis………………………………………………………………..….9
1.3.5 Manifestasi Klinik………………………………………….......................... 11
1.3.6 Diagnosa……………………………………………….……. …………….. 11
BAB II TARGET DAN LUARAN……………………………………….……….. 13
2.1 Target…………………………………………………………….……... 13
2.2 Luaran………………………………………………………….……….. 13
BAB III METODOLOGI PROJEK…………………………………….………... …14
3.1 Metodologi pelaksanaan kegiatan…………………………….………….14
3.2 Luaran………………………………………………………..…………..15
3.3 Desain projek……………………………………………………….…... 15
3.4 Lokasi dan waktu projek…………………………………………………15
3.5 Sampel projek…………………………………..………………………...15
3.6 Teknik pengumpulan data……………………………………………..... 15
3.6.1 Prosedur kerja………………………………………………………. 16
3.6.2 Bagan prosedur kerja…………………………………………… …17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………...……… .18
4.1 Hasil……………………………………………………………..……….18
3
4.1.1 Penggolongan umur………………………………………...………..18
4.1.2 Pre test……………………………………………………………..…18
4.1.3 Post test………………………………………………………………18
4.1.4 Perbandingan pre test dan post test…………………………….18
4.2.1 Jawaban ya……………………………………………………. 40
4.2.2 Jawaban tidak…………………………………………………. 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………...……….. 42
5.1 Kesimpulan………………………………………………………...…… 42
5.2 Saran……………………………………………………………………. 42
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…... 44

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Patogenesis pneumonia oleh bakteri pneumococcus……………………....10


Gambar 3.6.2 Bagan prosedur kerja…………………………………………...……...17
Lampiran 1. Leaflet penyuluhan kesehatan masyarakat…………………………..…..45
Lampiran 2. Formulir pertanyaan pre test dan post test……………………………....46
Lampiran 3. Foto kegiatan…………………………………………………………... 47
Lampiran 4. Presensi ………………………………………………………………....49
Lampiran 5. Hasil Pre Test……………………………………………………………51
Lampiran 6. Hasil Post Test…………………………………………………………..52
Lampiran 7. Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test……………………………..53
Lampiran 8. Bukti Daftar hadir, Pre test, dan post test…………………………… ..55
Lampiran 9. Surat Pengantar Kampus RT 13 RW 05…………………….. ………56-57

5
DAFTAR TABEL

Penggolongan umur……………………………………………………..…............. 18
Tabel jawaban ya ………………………………………………………………….. 40
Tabel jawaban tidak………………………………………………………………... 41
Pre test………………………………………………………………………………51
Post test…………………………………………………………………………….. 52
Perbandingan pre test dan post test………………………………………….…… 53

6
BAB I
PENDAHALUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Pneumonia dapat terjadi pada
orang tanpa kelainan imunitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang
menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya
tahan tubuh. Frekuensi relatif terhadap mikroorganisme petogen paru bervariasi menurut
lingkungan ketika infeksi tersebut didapat. Misalnya lingkungan masyarakat, panti perawatan,
ataupun rumah sakit. Selain itu faktor iklim dan letak geografik mempengaruhi peningkatan
frekuensi infeksi penyakit ini (Asta Qauliyah, 2010).
Berdasarkan gambaran klinik pneumonia dibagi atas tipikal pneumonia dan atypical
pneumonia atau pneumonia yang tidak khas. Tipikal pneumonia secara klinik ditandai dengan
demam tinggi, perasaan dingin, nyeri dada dan batuk produktif, terdapat leukositosis, secara
radiologis biasanya melibatkan satu lobus. Kuman penyebab yang sering antara lain adalah
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus
aureus, bakteri aerob gram negatif dan bakteri aerob gram positif. Gejala khas pneumonia
biasanya tanpa timbul gejala demam, rasa dingin, batuk tidak produktif, nyeri kepala, mialgia,
leukositosis yang tidak terlalu tinggi. Secara radiologis didapatkan gambaran bronkopneumonia
(Anonim, 2010).
Pneumonia merupakan akibat terjadinya infeksi ketika mekanisme pertahanan paru
mengalami kerusakan atau penurunan kekebalan tubuh. Target utama terjadinya infeksi adalah
alveolus dan jaringan disekitar daerah interstitial. Pneumonia tentunya perlu mendapat diagnosis
yang tepat, pemberian terapi antibiotika yang efektif, perawatan yang baik, serta usaha preventif
yang bermakna terhadap penyakit ini perlu dilakukan agar berkurangnya morbiditas dan
mortalitas pada pneumonia. Terapi dengan antibiotik dapat memperlambat atau menghentikan
perkembangan respon inflamasi pada keempat stadium tersebut (kobzik, 1999).

7
1.2 Tujuan Pembahasan
1. Supaya masyarakat lebih mengenal pneumonia
2. Supaya masyarakat dapat mencegah dan menekan penyebaran penyakit pneumonia
1.3 Landasan Teori
1.3.1 Definisi
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan parenkim paru distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Pnemunonia
dibedakan menjadi dua yaitu pneumonia kominiti dan pneumonia nosokomial. Pneumonia
komunitas adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar rumah sakit, sedangkan
pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang terjadi lebih dari 48 jam atau lebih setelah
dirawat di rumah sakit.
Pneumonia dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, klasifikasi paling sering ialah
menggunakan klasifikasi berdasarkan tempat didapatkannya pneumonia (pneumonia komunitas
dan pneumonia nosokomial), tetapi pneumonia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan area paru
yang terinfeksi (lobar pneumonia, multilobar pneumonia, bronchial pneumonia, dan intertisial
pneumonia) atau agen kausatif. Pneumonia juga sering diklasifikasikan berdasarkan kondisi yang
mendasari pasien, seperti pneumonia rekurens (pneumonia yang terjadi berulang kali,
berdasarkan penyakit paru kronik), pneumonia aspirasi (alkoholik, usia tua), dan pneumonia
pada gangguan imun (pneumonia pada pasien tranplantasi organ, onkologi, dan AIDS).

8
1.3.2 Jenis Pneumonia
Berdasarkan gambaran klinik pneumonia dibagi atas typical pneumonia dan atypical
pneumonia atau pneumonia yang tidak khas. Typical pneumonia secara klinik ditandai dengan
demam tinggi, perasaan dingin, nyeri dada dan batuk produktif, terdapat leukositosis, secara
radiologis biasanya melibatkan satu lobus. Kuman penyebab yang sering antara lain adalah
Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae dan Staphylococcus
aureus, bakteri aerob gram negatif dan bakteri aerob gram positif. Atypical pneumonia sering
tanpa gejala demam, rasa dingin, batuk tidak produktif, nyeri kepala, mialgia, leukositosis yang
tidak terlalu tinggi. Secara radiologis didapatkan gambaran bronkopneumonia (Anonim, 2010).
1.3.3 Epidimiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur,
dan protozoa. Pneumoni komunitas yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan
gram positif, sedangkan pneumonia rumah sakit banyak disebabkan gram negatif. Dari laporan
beberapa kota di Indonesia ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita komunitas adalah
bakteri gram negatif.
Penyebab paling sering pneumonia yang didapat dari masyarakat dan nosokomia l:
1. Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus pneumonia, Mycoplasma pneumonia,
Hemophilus influenza, Legionella pneumophila, chlamydia pneumonia, anaerob oral,
adenovirus, influenza tipe A dan B.
2. Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram negative (E. coli, Klebsiella pneumonia),
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, anaerob oral.
1.3.4 Patogenesis
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan tiga faktor yaitu keaadan (imunitas)
pasien, mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan yang berinteraksi satu sama
lain.3 Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan
ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Adanyanya bakteri di paru merupakan
akibat ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, sehingga
mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya penyakit.
Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan yaitu inokulasi langsung,
penyebaran melalui darah, inhalasi bahan aerosol, dan kolonosiasi di permukaan mukosa. Dari
keempat cara tersebut, cara yang terbanyak adalah dengan kolonisasi. Secara inhalasi terjadi
9
pada virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteria dengan
ikuran 0,5-2,0 mikron melalui udara dapat mencapai brokonsul terminal atau alveol dan
selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung,
orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi
mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Aspirasi
dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50%) juga pada
keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse). Sekresi
orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang sangat tinggi 108-10/ml, sehingga aspirasi dari
sebagian kecil sekret (0,001 - 1,1 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan
terjadi pneumonia.

Gambar 1. Patogenesis pneumonia oleh bakteri pneumococcus


Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi
radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis
eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuk antibodi. Sel-sel PNM
mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui
psedopodosis sistoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian terjadi proses fagositosis.
pada waktu terjadi perlawanan antara host dan bakteri maka akan nampak empat zona (Gambar
1) pada daerah pasitik parasitik terset yaitu : 1) Zona luar (edama): alveoli yang tersisi dengan
10
bakteri dan cairan edema; 2) Zona permulaan konsolidasi (red hepatization): terdiri dari PMN
dan beberapa eksudasi sel darah merah; 3) Zona konsolidasi yang luas (grey hepatization):
daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang banyak; 4) Zona resolusi
E: daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan alveolar
makrofag.
1.3.5 Manifestasi Klinik
Gejala khas dari pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak darah), sakit
dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada
yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau
penarikan dinding dada bagian bawah saat bernafas, takipnea, kenaikan atau penurunan taktil
fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan pleura,
ronkhi, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.
1.3.6 Diagnosa
1 Radiologi
Pemeriksaan menggunakan foto thoraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang
utama (gold standard) untuk menegakkan diagnosis pneumonia. Gambaran radiologis dapat
berupa infiltrat sampai konsoludasi dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan
intertisial serta gambaran kavitas.
2 Laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit berkisar antara 10.000 - 40.000 /ul, Leukosit polimorfonuklear
dengan banyak bentuk. Meskipun dapat pula ditemukanleukopenia. Hitung jenis
menunjukkan shift to the left, dan LED meningkat.
3 Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah untuk mengetahui
adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus.
4 Analisa Gas Darah
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kasus, tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut menunjukkan asidosis respiratorik.
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang
berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit
11
sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuk antibodi. Sel-sel PNM mendesak
bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis
sistoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian terjadi proses fagositosis. pada waktu
terjadi perlawanan antara host dan bakteri maka akan nampak empat zona (Gambar 1) pada
daerah pasitik parasitik terset yaitu : 1) Zona luar (edama): alveoli yang tersisi dengan bakteri
dan cairan edema; 2) Zona permulaan konsolidasi (red hepatization): terdiri dari PMN dan
beberapa eksudasi sel darah merah; 3) Zona konsolidasi yang luas (grey hepatization): daerah
tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang banyak; 4) Zona resolusi E:
daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan alveolar makrof

12
BAB II
TARGET DAN LUARAN

2.1 TARGET
Program ini ditargetkan untuk warga di Jl. Swasembada Timur XIX RT 13 RW 05
Kelurahan. Kebon Bawang Kecamatan. Tanjung Priok Jakarta Utara.
2.2 LUARAN
Dengan adanya penyuluhan mengenai pneumonia pada masyarakat, akan menambah
wawasan pengetahuan masyarakat mengenai pneumonia sehingga masyarakat dapat melakukan
pencegahan dengan berbagai cara yang bisa dilakukan sesuai lingkungan tempat tinggal. Adapun
luaran dari pelaksanaan penyuluhan masyarakat ini adalah berupa foto kegiatan dan video yang
diupload di youtube dan artikel ilmiah.

13
BAB III
METODOLOGI PROJEK

3.1 METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN


3.1.1. Nama Kegiatan: Penyuluhan kesehatan masyarakat mengenai pneumonia
3.1.2 Teknis Kegiatan Penyuluhan ini dilaksanakan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 13 November 2021
Pukul : 17.30 – 19.00 WIB
Tempat : Jl. Swasembada Timur XIX RT 13 RW 05
Kel. Kebon Bawang Kec. Tanjung Priok
Jakarta Utara
Jumlah peserta : 32 peserta
Susunan Panitia Kegiatan
Dosen pembimbing : Apt., Dini Permatasari, S.Farm, M.Si
Ketua : Muhammad Fathan Mubinna, S.Farm
Sekertaris : Rahma Novinisa, S.Farm
Moderator : Bena Sok Hun, S.Si
Bendahara : Genesis Simatupang, S.Farm
Team lapangan : Thomas Darmawan, S.Farm
Renni Emmi Simatupang, S.Farm
Nurmutiya, S.Farm
Team Pelaporan Data : Hadi Febriansyah, S.Farm
Rukiana, S.Farm
Susi Marlina, S.Farm
Yulia Verawati S, S.Farm
Eko Putra Jaya, S.Farm
Bernada Elisiya Nurfitriyani, S.Farm
Muhammad Gibran Madani, S.Farm
Nikma Rantung, S.Farm
Luthfi Ega Aprianto, S.Farm
14
3.2 LUARAN
Dengan diadakannya program ini, diharapkan masyarakat di tempat penyuluhan dapat
memiliki wawasan yang bertambah luas tentang pneumonia. Masyarakat dapat memahami dan
mengerti secara luar tentang pneumonia, sehingga dapat berperan aktif dalam pencegahan dan
penyebaran penyakit ini sserta dapat memberikan edukasi juga terhadap lingkungan yang lain
serta keluarga yang lain. Hal yang terpenting masyarakat dapat menerapkan apa yang telah kami
sosialisasikan sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Luaran dari program ini setelah kami
melakukan penyuluhan secara offline.

3.3 DESAIN PROJEK


Projek ini memakai desain dengan kuisioner berupa pre test dan post test dengan 20
pertanyaan. Pertama kami berikan pre test secara manual dengan mengisi pada formulir yang
kami bagikan. Kemudian kami memberikan penyuluhan dan setelah kami memberikan
penyuluhan, kami bagikan form post test kepada peserta. Kami menganalisa hasil pre test dan
post test yang kami dapatkan dari para peserta.

3.4 LOKASI DAN WAKTU PROJEK


Projek ini dilaksanakan pada tanggal 13 November 2021 berlokasi di jl. Swasembada
Timur XIX RT 13 RW 05 Kel. Kebon Bawang Kec. Tanjung Priok Jakarta Utara.

3.5 SAMPEL PROJEK


Teknik pengambilan sample yang kami lakukan melalui tatap muka langsung dengan
peserta dilokasi yang telah kami tetapkan.

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggumpulkan seluruh peserta dalam satu
lokasi pada waktu dan tempat yang telah ditentukan sebelumnya dan memberikan penjelasan
cara pengisian soal pre test dan post test . setelah pelaksanaan pre test, diberikan pengarahan dan
penjelasan mengenai topik hari ini, setelah itu melakukan post test. Data yang kami dapat dari
pre test dan post test kami analisis dari perubahan point jawaban dari masing masing peserta.

15
3.6.1 PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja yang kami lakukan adalah pertama mendesain dan menyusun leaflet
mengenai pneumonia kemudian menyusun pertanyaan untuk pre test dan post test yang
selanjutnya kami cetak leaflet dan lembar pertanyaan. Selanjutnya pelaksanaan projek
dilanjutkan dengan analisa data lalu pembahasan selanjutnya hasil yang ada kami publish melalui
youtobe dan artikel ilmiah.

16
3.6.2 BAGAN PROSEDUR KERJA

Penyusunan
Pencetakan leafleat
pertanyaan untuk
Desain leaflet pre test dan post
dan form pre test
dan post test
test

Pelaksanaan
Pembahasan Analisis data
projek

Hasil Kesimpulan

Publish

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
4.1.1 PENGGOLONGAN UMUR

penggolongan umur
20 TH - 30 TH
3% 31TH - 40 TH
13%
> 60 TH
31%

41 TH -50 TH
34%

51TH- 60 TH
19%

4.1.2 PERBANDINGAN PRE TEST DAN PROTEST

18
1. Apakah bapak/ibu pernah batuk berdahak

25%

75%

1. Apakah bapak/ibu pernah batuk berdahak

28%
YA TIDAK

72%

1. Pertanyaan ini bersifat umum, dengan tujuan supaya kami bisa mengetahui lingkungan tempet
tinggal responden dan dapat lebih memberikan penyuluhan secara intensif karena lingkungan
tempat tinggal bisa berpengaruh terhadap perkembangan dan penyebaran pneumonia.

Hasil : Peningkatan pengetahuan masyarakat responden dilihat dari penurunan prosentasi sebesar
3% karena masyarakat menjawab sesuai dengan keadaan dan semakin paham mengenai batuk
dan jenisnya.

19
2. Apakah bapak/ibu pernah batuk berdarah

YA TIDAK
3%

97%

2. apakah bapak/ibu pernah batuk berdarah?


9%

YA TIDAK

91%

2. Pertanyaan ini bersifat umum, dengan tujuan supaya kami bisa mengetahui lingkungan tempet
tinggal responden dan dapat lebih memberikan penyuluhan secara intensif karena lingkungan
tempat tinggal bisa berpengaruh terhadap perkembangan dan penyebaran pneumonia.

Hasil : Peningkatan pengetahuan masyarakat responden sebesar 6% karena masyarakat


menjawab sesuai dengan keadaan
3. apakah jarak antara rumah bapak/ibu dengan tetangga berdekatan/berdempetan

3% YA TIDAK

97%

20
3. Apakah jarak antara rumah bapak/ibu dengan tetangga berdekatan/berdempetan?

3% YA TIDAK

97%

3. Pertanyaan ini bersifat umum, dengan tujuan supaya kami bisa mengetahui lingkungan tempet
tinggal responden dan dapat lebih memberikan penyuluhan secara intensif karena lingkungan
tempat tinggal bisa berpengaruh terhadap perkembangan dan penyebaran pneumonia

Hasil : Peningkatan pengetahuan masysrakat responden sebesar 0%, karena masysrakat


menjawab sesuai dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya.

4. Apakah dirumah bapak/ibu mempunyai sirkulasi udara yang baik? (ventilasi udara
yang memadai)

YA TIDAK

34%

66%

21
4. apakah dirumah bapak/ibu mempunyai sirkulasi udara yang baik? (ventilasi udara yang
memadai)

YA TIDAK
25%

75%

4. Pertanyaan ini bersifat umum, dengan tujuan supaya kami bisa mengetahui lingkungan tempet
tinggal responden dan dapat lebih memberikan penyuluhan secara intensif karena lingkungan
tempat tinggal bisa berpengaruh terhadap perkembangan dan penyebaran pneumonia

Hasil : Peningkatan pengetahuan masysrakat responden sebesar 0%, karena masysrakat


menjawab sesuai dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya.

5. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu pneumonia?

YA TIDAK
6%

94%

22
5. apakah bapak/ibu mengetahui apa itu pneumonia?

YA TIDAK
9%

91%

5. Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, masyarakat responden akan semakin mengenal
mengenai pneumonia.

Hasil : Persentase yang kami dapatkan dapat menunjukan bahwa responden semakin mengerti
tentang pneumonia yang ditunjukan adanya peningkatan persentase hasil survey sebanyak 85%.
Pada saat sebelum diberikan penyuluhan masyarakat yang sudah menetahui tentang pneumonia
sebanyak 6%, tetapi setelah penyuluhan meningkat menjadi 91%

6. Menurut bapak/ibu, pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan?

YA TIDAK

45%

55%

23
6. Mennurut bapak/ibu, pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan?

YA TIDAK
9%

91%

6. Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, masyarakat responden akan semakin mengenal
mengenai pneumonia.

Hasil : Persentase yang kami dapatkan dapat menunjukan bahwa responden semakin mengerti
tentang pneumonia yang ditunjukan adanya peningkatan persentase hasil survey sebanyak 36%.
Pada saat sebelum diberikan penyuluhan masyarakat yang sudah menetahui tentang pneumonia
sebanyak 45%, tetapi setalah penyuluhan meningkat menjadi 91%.

7. Menurut bapak/ibu pneumonia itu bisa menular?

YA TIDAK
41%

59%

24
7. Menurut bapak/ibu,pneumonia itu bisa menular?

3%

YA TIDAK

97%

7. Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini, masyarakat responden akan semakin mengenal
mengenai pneumonia.

Hasil : Persentase yang kami dapatkan dapat menunjukan bahwa responden semakin mengerti
tentang pneumonia yang ditunjukan adanya peningkatan persentase hasil survey sebanyak 56%.
Pada saat sebelum diberikan penyuluhan masyarakat yang sudah menetahui tentang pneumonia
sebanyak 41%, tetapi setalah penyuluhan meningkat menjadi 97%.

8. Apakah bapak/ibu merokok

YA TIDAK
31%

69%

25
8. Apakah bapak/ibu merokok?

22%
YA TIDAK

78%

8. Pertanyaan ini bersifat global, dengan maksud bukan untuk menghakimi para perokok namun
dalam hal ini bahwa lingkungan responden ternyata cukup banyak yang bisa terjangkit
pneumonia karena kebiasaan merokok dan kami bisa memberikan penyuluhan agar kesadaran
masyarakat tumbuh dengan mengetahui besarnya potensi terkena pneumonia dengan adanya
kegiatan merokok. Beberapa dari responden sebelumnya sebagai perokok aktif namun sudah
mengurangi bahkan sudah berhenti dari merokok. Hal ini ditunjukkan dari penurunan persentase
pre test 31% dan post test 22% setelah penyuluhan. Masyarakat memahami pertanyaan bahwa
bapak/ibu merokok pada saat ini.

9. Apakah pneumonia disebabkan oleh virus

YA TIDAK

41%

59%

26
9. apakah pneumonia disebabkan oleh virus?

3%
YA TIDAK

97%

9. Besarnya antusiasme masyarakat responden terhadap isi penyuluhan kami, membuat wawasan
mereka bertambah luas yang dapat dilihat dengan peningkatan hasil survey.

Hasil : Peningkatan yang terjadi sebesar 56%, sebelum dilakukan penyuluhan responden yang
mengetahui penyebab pneumonia sebesar 41% tetapi setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat
yang mengetahui penyebab pneumonia meningkat menjadi 97%.
10.Apakah pneumonia bisa dialami oleh siapa saja, besar kecil, tua muda

YA TIDAK

41%

59%

27
10. apakah pneumonia bisa dialami oleh siapa saja, besar kecil, tua muda?

YA TIDAK
6%

94%

10. Dengan penyuluhan ini , masyarakat responden semakin mengetahui tentang pneumonia,
siapa saja yang bisa terjangkit . sehingga diharapkan masyarakat bisa mencegah terjadinya
penyakit ini dilingkungan terdekatnya.

Hasil : Peningkatan dapat dilihat dari diagram yang meningkat sebesar 35%, pada saat sebelum
penyuluhan masyarakat yang telah mengetahui sebesar 59% dan setelah dilakukan penyuluhan
meningkat menjadi 94%
11. Apakah penderita pneumonia mengalami gejala sesak nafas

YA TIDAK

44%

56%

28
11. Apakah penderita pneumonia mengalami gejala sesak nafas?
6%

YA TIDAK

94%

11. Pengetahuan masyarakat yang semakin mengetahui tentang pneumonia terutama gejala
pneumonia , semakin meningkat.

Hasil : Peningkatan ini dapat dilihat dari peningkatan persentase hasil survey sebesar 38%,
dimana sebelum mendapatkan penyuluhan masyarakatn yang mengetahui gejala gejala
pneumonia sebesar 56%, dan setelah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 94%.

12. Apakah penderita pneumonia mengalami mual,muntah dan diare?

31%

YA TIDAK

69%

29
12. Apakah penderita pneumonia mengalami mual,muntah ,diare

YA TIDAK

25%

75%

12. Pengetahuan masyarakat yang semakin mengetahui pneumonia terutama gejala pneumonia ,
semakin meningkat.

Hasil : Peningkatan ini dapat dilihat dari peningkatan persentase hasil survey sebesar 6%, dimana
sebelum mendapatkan penyuluhan masyarakatn yang mengetahui gejala gejala pneumonia
sebesar 69%, dan setelah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 75%.

13. Menurut bapak/ibu selain virus , pneumonia juga disebabkan oleh bakteri?

YA TIDAK

44%

56%

30
13. Menurut bapak/ibu selain virus, pneumonia juga disebabkan bakteri?
6%

YA TIDAK

94%

13. Antusias masyarakat untuk mengetahui tentang pneumonia yang tinggi dapat kami lihat dari
hasil survey yang meningkat setelah menerima penyuluhan

Hasil : Peningkatan persentase yang didapat adalah 38% dari hasil pre test yang kami lakukan ,
masyarakat yang telah mengetahui salah satu penyebab pneumonnia sebesar 56%, setelah
diberikan penyuluhan meningkat menjadi 94%.
14. Apakah pneumonia disebut paru paru basah?

YA TIDAK
31%

69%

31
14. Apakah pneumonia disebut juga paru paru basah?

3%

YA TIDAK

97%

14. Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat sebagai responden yang ditandai oleh
meningkatnya presentase survey

Hasil : Peningkatan yang terjadi sebesar 28%, dapat dilihat pada saat pre test responden yang
mengetahui tenyang hal ini hanya 69%, setelah mendapat penyuluhan , hasil post test
menunjukan responden yang mengetahui meningkat menjadi 97%.

15. Apakah penyakit pneumonia bisa diketahui dengan cara test darah?

YA TIDAK

47%
53%

32
15. Apakah penyakit pneumonia bisa diketahui dengan cara tes darah?

6%

YA TIDAK

94%

15. Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat sebagai responden yang ditandai oleh
meningkatnya presentase survey

Hasil : Peningkatan yang terjadi sebesar 41%, dapat dilihat pada saat pre test responden yang
mengetahui tenyang hal ini hanya 53%, setelah mendapat penyuluhan , hasil post test
menunjukan responden yang mengetahui meningkat menjadi 94%
16. Apakah penyakit pneumonia bisadiketahui dengan rotngen dada?

47%

YA TIDAK
53%

33
16. Apakah penyakit pneumonia bisa diketahui dengan rontgen dada?

3%

97%
YA TIDAK

16. Adanya peningkatan pengetahuan masyarakat sebagai responden yang ditandai oleh
meningkatnya presentase survey

Hasil : Peningkatan yang terjadi sebesar 50%, dapat dilihat pada saat pre test responden yang
mengetahui tenyang hal ini hanya 47%, setelah mendapat penyuluhan , hasil post test
menunjukan responden yang mengetahui meningkat menjadi 97%.
17. Apakah penyakit pneumonia bisa dicegah dengan vaksin?
28%

YA TIDAK

72%

17. Apakah penyakit pneumonia bisa dicegah dengan pemberian vaksin?

YA TIDAK
100%

34
17. Kami mengetahui bahwa Masyarakat semakin mengerti mengenai pencegahan penyakit
pneumonia dengan melihat hasil survey.

Hasil : Terdapat peningkatan hasil survey, meningkat 72%. pada saat pre test terdapat 28%
responden sudah mengetahui dan di saat post test , seluruh responden jadi mengetahui
dan dapat di artikan bahwa antusias masyarakat yang besar dalam penyuluhan.
18. Ketika sakit, apakah bapak/ibu langsung berobat ke klinik atau dokter?

YA TIDAK
13%

88%

18. Ketika sakit, apakah bapak/ibu langsung berobat ke klinik atau dokter?

12%

YA TIDAK
88%

18. Peningkatan pemahaman masyarakat dapat dilihat dari hasil survey menggunakan pre test
dan post test.

Hasil : pada tabel gambar terlihat peningkatan pengetahuan sebesar 1% dari jumlah responden

35
Saat pre test jumlah reponden yang telah memeiliki kesadaran atas keselamatan dirinya sebesar
87% dan meningkat menjadi 88% saat post test.

19. Jika sedang batuk atau mengalami gangguan kesehatan, apakah bapak/ibu mengobati
sendir ? (beli obat di toko obat/apotek/warung)

31% YA TIDAK

69%

19. Jika sedang batuk atau mengalami gangguan kesehatan, apakah bapak/ibu
mengobati sendiri? ( beli obat ditoko obat/apotek/warung)

16%

84%

YA TIDAK

19. Peningkatan pemahaman masyarakat dapat dilihat dari hasil survey menggunakan pre test
dan post test

Hasil : pada tabel gambar terlihat peningkatan pengetahuan sebesar 15% dari jumlah responden .

Saat pre test jumlah reponden yang telah memiliki kesadaran atas keselamatan dirinya sebesar
69% dan meningkat menjadi 84% saat post test.

36
20. apakah bapak/ibu selalu menjaga kebersihan badan dan lingkungan? ( mandi 2x sehari,
menyapu rumah, membuka jendela)

YA TIDAK

100%

20. Apakah bapak/ibu selalu menjaga kebersihan badan dan lingkungan? ( mandi 2x
sehari, menyapu rumah, membuka jendela

YA TIDAK

100%

20. Masyarakat memahami dan mengetahui pentingnya pola hidup bersih. Dilihat dari hasil
survey yangmenunjukan 100% dilakukannya pola hidup bersih.

Hasil : tidak terjadi perubahan pada saat pre test maupun post test.

4.2 PEMBAHASAN
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia
bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya dialami
penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas. Pada kondisi ini,
infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua
paru-paru. Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. Pada orang
dewasa, pneumonia paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri.

37
Kebijakan utama dalam mencegah dan mengendalikan pneumonia di Indonesia
tertulis dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(2011) yang telah direvisi pada tahun 2016. Konten pedoman ini sejalan dengan pedoman
GAPPD yang diterbitkan oleh WHO dan UNICEF (berfokus pada melindungi, mencegah,
dan mengobati). Dalam panduan tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
menguraikan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit pneumonia dalam empat fokus
utama yaitu promosi, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. Fokus utama tersebut
diterjemahkan kedalam lima kegiatan yaitu Penemuan dan tatalaksana kasus Pneumonia
Balita; Kesiapsiagaan dan respons terhadap terjadinya pandemik; Pengendalian faktor risiko
ISPA; Sistem informasi data, surveilans, dan penelitian; dan Penguatan dukungan
manajemen program. Selain itu, Kementerian Kesehatan RI juga membuat modul perawatan
dan manajemen pneumonia pada tahun 2010. Konten modul tersebut mencakup pedoman
untuk penilaian kondisi batuk anak, klasifikasi batuk, tindakan medis, konseling, kunjungan
rumah, dan penerapan modul
puskesmas. Pedoman ini yang ada target utamanya pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. Petugas kesehatan khususnya di Puskesmas telah memberikan pelayanan Pneumonia
pada pasien sesuai pedoman yang ada.
Kondisi fisik rumah juga sangat berhungan dengan terjadinya infeksi penyakit
pneumonia jika kondisi fisik rumah pasien belum memenuhi syarat kesehatan, yang ditandai
dengan kurangnya ventilasi, pencahayaan alami yang kurang masuk ke dalam rumah karena
jendela jarang dibuka, keadaan rumah yang lembap, keadaan rumah yang padat penghuni.
Ventilasi mempunyai fungsi sebagai sarana sirkulasi udara segar masuk ke dalam rumah dan
udara kotor keluar rumah dengan tujuan menjaga kelembaban udara di dalam ruangan.
Rumah dengan luas ventilasi tidak memenuhi syarat akan menyebabkan suplai udara
segar dalam rumah menjadi sangat sedikit. Pencahayaan alami adalah penerangan rumah secara
alami oleh sinar matahari melalui jendela, lubang angin maupun pintu dari arah timur di
pagi hari dan barat di sore hari. Pencahayaan alami sangat penting dalam menerangi rumah
38
dan untuk mengurangi kelembaban, selain itu pencahayaan alami juga berguna untuk mengusir
nyamuk atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyakit tertentu. Rumah dengan kondisi
hunian yang padat dapat menyebabkan suhu udara dalam rumah meningkat sehingga rumah
lebih terasa panas. Semakin padat penghuni rumah, maka perpindahan penyakit khususnya
penyakit melalui udara akan semakin mudah dan cepat yang rentan terhadap penularan
penyakit. Oleh sebab itu, rumah yang tidak padat penghuni dapat menurunkan risiko
kejadian pneumonia
4.2.1 JAWABAN YA
NO PRE TEST POST TEST
1 24 23
2 1 3
3 31 31
4 21 24
5 2 29
6 14 29
7 13 31
8 10 7
9 13 31
10 19 30
11 14 30
12 8 22
13 14 30
14 10 31
15 15 30
16 15 31
17 9 32
18 28 29
19 22 27
20 32 32

39
JAWABAN YA
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

PRE TEST POST TEST

4.2.2 JAWABAN TIDAK


NO PRE TEST POST TEST
1 8 9
2 31 29
3 1 1
4 11 8
5 30 3
6 17 3
7 19 1
8 22 25
9 19 1
10 13 2
11 18 2
12 24 10
13 18 2
14 22 1
15 17 2
16 17 1
17 23 2
18 4 4
19 10 5
20 15 4

40
JAWABAN TIDAK
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

PRE TEST POST TEST

41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Pneumonia adalah suatu peradangan parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis
yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan gangguan pertukaran gas setempat. Pneumonia dibedakan menjadi dua berdasarkan tempat
didapatkannya kuman, yaitu pneumonia komuniti dan pneumonia nosokomial. Pneumonia dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa.
Dari hasil sosialisasi penyuluhan tentang Pneumonia yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa dapat dilihat dari hasil post test dimana pengetahuan masyarakat meningkat
setelah mengisi kuisioner. Data juga menujukkan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai
hal-hal yang menyebabkan pneumonia, cara mengatasi dengan pola hidup sehat termasuk
juga cara pencegahan meningkat dari semula berkisar di angak 44-47 % menjadi 92-97% .
Masyarakat juga mengetahui bahwa perawatan kesehatan jika mengalami pneumonia harus
meminta bantuan tenaga kesehatan , dengan responden 88% dan pneumonia bisa dicegah
dengan vaksin semua responden setuju 100%.
Berdasarkan data yang kami peroleh penyuluhan dengan total 20 pertanyaan dan
14 pertanyaan tentang pneumonia dalam kuisioner maka dapat diketahui bahwa
pengetahuan responden tentang penyakit pneumonia pada saat pre test nilai presentase 51,8
%, dan setelah dilakukan penyuluhan dan dilakukan post test terjadi peningkatan presentase
pemahaman yang cukup tinggi yaitu sebesar 92,3 %, presentase yang signifikan setelah
dilakukan penyuluhan dan post test.
Faktor peningkatan pemahaman responden mengetahui penyakit pneumonia ini
tidak lepas dari narasumber yang menyampaikan secara jelas kepada warga/responden,
pendekatan pemahaman oleh para panitia dan juga berkat kerja sama antara ketua RT dan
panitia penyuluh agar warga/responden lebih memahami tentang pneumonia.

5.2 SARAN
Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat merupakan kunci sukses agar kesadaran
dan pengetahuan masyarakat meningkat. Pengetahuan yang meningkat akan membuat
42
masyarakat menyadari bahwa pneumonia sebagai salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan
atas akan menjadi serius jika tidak ditangani dengan baik. Pneumonia bisa dicegah dengan
prilaku hidup sehat dan penanganan segera dari tenaga kesehatan. Survey menyatakan bahwa
masyarakat saat mengalami batuk mengkonsumsi obat-obatan yang diperoleh dari warung, toko
obat, maupun apotek terdekat, hal ini merupakan parameter bahwa saat tubuh kurang sehat
dengan adanya batuk, maka pengobatan segera dilakukan dan hal ini perlu peran apoteker
memberikan edukasi kepada masyarakat agar diperoleh obat dan dosis yang tepat setelah
tegaknya diagnosa dari tenaga kesehatan yang berwenang.
Walaupun pelaksanaan sosialisasi dan edukasi telah selesai, namun diharapkan warga
tetap menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapatkan selama kegiatan ini berlangsung.
Diharapkan warga tetap menjaga pola hidup yang sehat untuk mencegah penyebaran Pneumonia
dikalangan masyarakat dan memberikan penyuluhan secara berkala mengenai hal hal kesehatan
yang berkembang di masyarakat.

43
DAFTAR PUSTAKA

Allen JN. 2004. Eusinophilic Lung Disease, dalam James CD, dkk (editor). Baum's Textbook of
Pulmonary Diseases. Philadephia: Lippincott W & W.
Dahlan Z. 2009. Pneumonia, dalam Sudoyo AW, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia.
Dunn, L. Pneumonia : Classification, Diagnosis and Nursing Management. Royal Collage o
Djojodibroto, R.D. Respirologi : Respiratory Medicine. 2013. Jakarta : ECG.
Guidelines for the Management of Adults with Community-acquired Pneumonia – Diagnosis,
Assessment of Severity, Antimicrobial Therapy, and Prevention. Am J Respir Crit Care Med
2001; 163: 1730-1754.
Luttfiya MN, Henley E, Chang L. Diagnosis and treatment of community acquired pneumonia.
American Family Physician. 2010;73(3):442-50.
Niederman MS, Mandel LA, Anzueto A, Bass JB, Broughton WA, Campbell GD, Dean N, File T,
Fine MJ, Gross PA et al. VICTOR L. YU, M.D.
PDPI. 2003. Pneumonia komuniti-pedoman diagnosis dan penatalaksaan di Indonesia. Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia.
Sajinadiyasa GK, Rai IB, Sriyeni LG. 2011. Perbandingan antara Pemberian Antibiotika Monoterapi
dengan Dualterapi terhadap Outcome pada Pasien Community Acquired Pneumonia (CAP) di
Rumah Sakit Sanglah Denpasar. J Peny Dalam;12:13-20.
Sudoyo, 2005. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Penerbit FK UI
Summary Executive. Pola Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT). 2001: 2.
World Health Organization. Global action plan for prevention and control of pneumonia. 2009.
Wilson LM. Penyakit pernapasan restriktif dalam Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi: konsep
klinis prosses-proses penyakit E/6 Vol.2. Jakarta:EGC. Hal:796-815.

44
Wunderink RG, Watever GW. 2014. Community-acquired pneumonia. N Engl J Med.2014;370:543-
51.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Leaflet penyuluhan kesehatan masyarakat

45
46
Lampiran 2. Formulir pertanyaan pre test dan post test

47
48
Lampiran 3. Foto kegiatan

49
50
Lampiran 4. Presensi / Bukti kehadiran

JENIS
N UMU
NAMA KELAMIN
O R
L P
         
1 SUKARYADI 58 1  
2 NURHAYATI 57   1
3 ALI PARDAMEAN 46 1  
4 SUHARIAH 48   1
5 MURSSALIN 65 1  
6 SITI ROMLAH 61   1
7 SUMINI 67   1
8 SITI HADIJAH 61   1
9 HJ. SUJINAH 62   1
10 ADE TARMINI 52 1  
11 NURYANI 46   1
12 NURHAMAH 40   1
13 SITI FATONAH 48   1
14 FITRIANI 42   1
15 HJ. ROSMANI 82   1
16 SRIYATI 52   1
17 TITI RAHAYU 35   1
18 MARIKEM 54   1
19 TITIN MULYASIH 43   1
20 ANISA PUTRIANI 27   1

51
21 EVA MULJANI 43   1
22 UMIATI 33   1
23 KARIM RACHMAT 47 1  
24 NURHAYATI 45   1
25 SANUSI 48 1  
26 DIAH INDRIANI 38   1
27 SUNYOTO 68 1  
28 AMANI 65 1  
29 SAFRIN 64 1  
30 FUJONO 61 1  
31 HARIS 45 1  
32 MULIMAH 56   1
         
  JUMLAH   11 21

52
Lampiran 5. Hasil Pre Test

53
Lampiran 6. Hasil Post Test

54
Lampiran 7. Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test
PERBANDINGAN HASIL PRE TEST DAN POST
TEST
N PRE TEST POST TEST
PERTANYAAN
O   TOTAL TOTAL
5 Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa itu pneumonia? YA 2 29
  TIDAK 30 3
  –      
6 Menurut Bapak /Ibu , pneumonia merupakan penyakit YA 14 29
  saluran pernapasan ? TIDAK 17 3
         
7 Menurut Bapak/Ibu pneumonia itu bisa menular YA 13 31
    TIDAK 19 1
         
8 Apakah Bapak / Ibu merokok YA 10 7
    TIDAK 22 25
         
9 Apakah Pneumonia disebabkan oleh virus ? YA 13 31
  TIDAK 19 1
       
Apakah Pneumonia bisa dialami oleh siapa saja , besar
10 kecil, tua muda ? YA 19 30
    TIDAK 13 2
         
Apakah penderita pneumonia mengalami gejala sesak
11 nafas? YA 14 30
    TIDAK 18 2
         
Apakah penderita pneumonia mengalami mual,
12 muntah dan diare ? YA 8 22
    TIDAK 24 10
         
Menurut Bapak/Ibu selain virus , pneumonia juga
13 disebabkan oleh bakteri YA 14 30
    TIDAK 18 2
         

14 Apakah pneumonia disebut juga paru-paru basah ? YA 10 31


    TIDAK 22 1
         

55
Apakah penyakit pneumonia bisa diketahui dengan
15 cara tes darah ? YA 15 30
    TIDAK 17 2
       
Apakah penyakit pneumonia bisa diketahui dengan
16 rotngen dada ? YA 15 31
    TIDAK 17 1
         
Apakah penyakit pneumonia bisa dicegah dengan
17 pemberian vaksin ? YA 9 32
    TIDAK 23  
         
Ketika sakit, apakah Bapak/Ibu langsung berobat ke
18 klinik YA 28 29
  atau dokter ? TIDAK 4 4
         
Jika sedang batuk atau mengalami gangguan
19 kesehatan, YA 22 27
apakah Bapak/Ibu mengobati sendiri ?(beli obat di
  toko TIDAK 10 5
  obat / apotek /warung )      
Apakah Bapak / Ibu selalu menjaga kebersihan badan
20 dan lingkungan? YA 32 32

  (mandi 2x sehari, menyapu rumah,membuka jendela ) TIDAK    

Lampiran 8. Bukti Daftar hadir, Pre test, dan post test

56
DAFTAR HADIR

57
58
LAMPIRAN 9 : SURAT PENGANTAR KAMPUS RT 13 RW 05

59
60
61

Anda mungkin juga menyukai