Anda di halaman 1dari 2

Interaksi obat pasien penderita hipertensi dengan gerd :

1. Interkasi yang minor : captropril - antasida

Farmakodinamik : captropril – antasida

Farmakodinamik

SRAA ( sistem renin-angiotensin-aldosteron ) adalah suatu mekanisme homeostatik, untuk


meregulasi keseimbangan hemodinamik, air, dan elektrolit. Kerja captopril, secara kompetitif
dengan SRAA adalah dengan:

 Menginhibisi enzim angiotensin converting, suatu hidrolase karboksi peptidildipeptida.


Karenanya, mencegah konversi ACE I ke ACE II. Sehingga menurunkan kadar
angiotensin II, suatu vasokonstriktor yang aktif. Akibatnya, sebagai umpan balik, akan
meningkatkan aktivitas renin dalam plasma darah

 Menurunkan sekresi aldosteron, sehingga terjadi peningkatan kalium dalam jumlah


sedikit dalam serum darah dan penurunan natrium dan volume cairan intravascular

 Menginhibisi deaktivasi bradikinin, sehingga kadarnya meningkat, dan  memberikan efek


vasodilatasi

Farmakokinetik

Absorpsi :

Captopril diabsorpsi cepat sekitar 60‒75% pada perut kosong. Makanan akan mengurangi
bioavailabilitas obat sekitar 24% hingga 30%.

Dalam satu jam, dosis tunggal 100 mg captopril per oral, akan mencapai konsentrasi puncak
dalam darah sekitar 800 ng/mL. Penurunan tekanan darah akan terjadi, biasanya maksimal
sekitar 60‒90 menit setelah menelan dosis individu obat ini.

2. Interaksi moderat : furosemide – antasida

Farmakodinamik : furosemide - antasida

furosemide bekerja pada bagian segmen tebal pars asendens lengkung henle dengan menghambat
kotransporter Na+/K+/Cl- (disebut NKCC2) pada membran luminal tubulus. Kerja NKCC2
mereabsorpsi ketiga elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Paska reabsorpsi via NKCC2, kadar
ion  K+ berlebihan di dalam sel sehingga ion kalium berdifusi kembali ke lumen tubular. Hal ini
memicu reabsorpsi kation (Mg2+, Ca2+) ke dalam cairan interstisial via jalur paraselular.
Akibatnya pemberian furosemide akan menghambat reabsorpsi natrium, kalium, dan klorida.
Farmakokinetik

Absorbsi

Bioavailabilitas furosemide pada saluran cerna 50%, dengan rentang 10-100%. Onset diuresis
terjadi sekitar 5 menit apabila diberikan secara intravena, 30 menit apabila diberikan secara
intramuskular, dan 30-60 menit apabila diberikan per oral. Pada edema paru, perbaikan gejala
dapat terlihat pada 15-20 menit.

Efek puncak furosemide yang diberikan per oral terjadi setelah 1-2 jam. Durasi kerja furosemide
adalah 2 jam apabila diberikan intravena, dan 6-8 jam pada pemberian per oral. [2,5,11]

Referensi

Sam R, Pearce D, Ives HE. Diuretic agents. In : Katzung BG, Trevor AJ. Basic and Clinical
Pharmacology, 13th ed. 2015. McGraw Hill. p, 252-4.

Uptodate. Furosemide
https://www.uptodate.com/contents/furosemide-drug-information?source=history_widget

FDA. Furosemide
https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/018667s036lbl.pdf

Pinokowski P, Voors AA, Anker SD, Bueno H, Cleland JGF, Falk V. ESC Guidelines for the
diagnosis and management of acute and chronic heart failure. Eur Heart J. 2016;37: 2179-80.
MIMS. Furosemide.

https://www.mims.com/indonesia/drug/info/furosemide/?type=brief&mtype=generic
10. Pacifici GM. Clinical pharmacology of furosemide in neonates: A review. Pharmaceuticals.
2013;6:1094-129.

Oh SW, Han SY. Loop diuretics in clinical practice. Electrolyte Blood Press. 2015;13(1):17-21.
Hoorn EJ, Ellison DH. Diuretic resistance. Am J Kidney Dis. 2016:1-6.

Shiraishi M, Murakami T, Nawa T, Kobayashi H, Nagamine H, Shiraga K, et al. Hypertonic


saline with furosemide for diuretic resistant congestive heart failure in an infant. Int Journal of
Cardiology. 2016;215:127-8.

Fallo, F., I. Maragno, and F. Mantero, Resistance to captopril in hypertension of coarctation of


the aorta [Abstract]. International Journal of Cardiology, 1985. 9(1): p. 111-113.

Tarazi, R.C., E.L. Bravo, and F.M. Fouad, Late Resistance to Captopril [Abstract and
Introduction], in Frontiers in Hypertension Research, J.H. Laragh, F.R. Bühler, and D.W. Seldin,
Editors. 1981, Springer New York: New York, NY. p. 522-526.

Anda mungkin juga menyukai