Anda di halaman 1dari 15

CONCOR KEEMASAN 1 film-coated tablet contains 5mg or 10 mg bisoprolol fumarate GOLONGAN OBAT -Bloker kardioselektif yaitu terhadap 1 SIFAT

KIMIA OBAT Bisoprolol Fumarat (2:1) adalah PENGINAPAN untuk () -1 - [[a-(2-isopropoxyethoxy) --p-tolyl] oxy] -3 - (isopropylamino) -2 - propanol Fumarat (2:1).Ini adalah racemate dan sebagai turunan dari phenoxyaminopropanol itu termasuk kelas terapi zat yang dikenal sebagai b-bloker.

Berat molekul 383,48; zat kristal putih mencair pada 101 C. Bisoprolol Fumarat (2:1) sangat bebas larut dalam air dan metanol dan bebas larut dalam etanol dan kloroform. pKa dari basis bisoprolol 9.5. Koefisien partisi (PC) sebagai ukuran lipophilicity telah ditetapkan dalam two phase sistem noctanol / fosfat buffer dan n-octanol / Davies universal buffer. INDIKASI Hipertensi, angina pektoris KONTRA INDIKASI Kegagalan myokardial yang tidak terobati, syok, blok atrio-ventrikular derajat II & III, "sick sinus syndrome", blok SA, bradikardia sebelum terapi (denyut jantung kurang dari 50 kali/menit), hipotensi, asma bronkhial, stadium akhir gangguan sirkulasi perifer. EFEK SAMPING Kelelahan, vertigo, sakit kepala yang bersifat ringan, berkeringat dan gangguan tidur, rasa tidak enak di perut, kemerahan pada kulit, kelemahan, mata kering, hipotensi, ekstremitas dingin, bronkospasme (sangat jarang), gagal jantung kongestif, eksaserbasi, hipoglikemia. DOSIS 1 tablet/hari saat pagi hari, sebelum atau sesudah makan pagi (5mg)

INTERAKSI OBAT Farmakokinetik : Lebih dari 90% adalah obat dengan bersihan seimbang perantaraan obat lipofilik dan hidrofilik. Volume distrubusi 3.21/kg dan pengikatan ke protein plasa adalah ~ 30%. Obat ini bias menyerap masuk ke dalam plasenta dan juga ke dalam susu ibu yang menglaktasi. Mempunyai first-pass metabolism yang rendah dan bioavabilitas yang tinggi yaitu 90%. Diekskresi melalui hepar dan ginjal dalam jumlah seimbang yaitu 50% melalui hepar dan selebihnya melalui ginjal. Farmakodinamik : Obat ini adalah generasi kedua -bloker yaitu kardioselektif dimana selektivitas -bloker terhadap reseptor 1 lebih tinggi yang akan menghambat katekolamin yang menimbulkan aktivasi adenilil siklase yang mengakibatkan peningkatan cAMP, yang selanjutnya mengaktivasi protein kinase dan menyebabkan penurunan kadar Ca2+ intraseluler dengan mengaktifkan pompa didalam sacraplasmic reticulum (SR) atau sel membran untuk mempompakan kalsium keluar dari dalam sel. Memperlambat denyut jantung sehingga dapat memperbaiki aliran darah koroner dan mengurangi konsumsi O2 . Obat ini umumnya ditolenransi baik tetapi efek samping serius terjadi terutama dengan dosis tinggi ialah bradikardia dan blok AV . Efek samping yang lain adalah fatigue, depresi atau impotensi. Cardace Deskripsi Nama & Struktur kimia : (2S,3aS,6aS),-1-{N-(S)-ethoxycarbonyl-3-phenylpropil]-L-alanyl]} perhydrocyclopenta-2-carboxylic acid. C23H32N2O5 Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih. Larut sebagian dalam air, larut baik dalam metil alkohol.

Bentuk Sediaan Kapsul 1,25 mg, 2,5 mg, 5 mg, 10 mg ramipril

Golongan/Kelas Terapi Obat Kardiovaskuler ACE inhibtor

Nama Dagang Cardace Tenapril Hyperil Triatec - ramipril OGB dexa - altace - ramixal

Indikasi Untuk terapi hipertensi, baik digunakan sendiri atau kombinasi dengan diuretik tiazida, pengobatan disfungsi ventrikel kiri setelah infark miokardiak, untuk menurunkan risiko serangan jantung, stroke dan kematian pada pasien dengan risiko yang meningkat untuk masalah ini. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis Oral Dewasa : Hipertensi : 2,5-5 mg satu kali sehari maks 20 mg/hari. Penurunan risiko infark miokardiak, stroke dan kematian karena penyakit jantung:dosis awal : 2.5 mg satu kali sehari selama seminggu, kemudian 5 mg satu kali sehari untuk 3 minggu selanjutnya, dosis dititrasi sampai mencapai 10 mg (dapat diberikan dalam dosis terbagi). Gagal jantung setelah infark miokard: dosis awal 2,5 mg dua kali sehari ditingkatkan sedikit-sedikit jika mungkin sampai 5 mg dua kali sehari Gagal jantung (unlabeled use) : dosis awal :1.25-2.5 mg, satu kali sehari. Target dosis :10 mg sekali sehari. Catatan: dosis dari duretik yang menyertai harus dikurangi, jika terapi diuretik tidak bisa dihentikan, awali terapi dengan dosis 1,25 mg, setelah dosis awal pasien harus dimonitor dengan baik (hatihati) sampai tekanan darah stabil. Penyesuaian dosis pada gangguan renal: CL cr < 40 ml/menit : administrasi 25% dari dosis normal. Gagal ginjal dan hipertensi : 1,25 mg satu kali, titrasi jika mungkin. Gagal ginjal dan gagal jantung : 1.25 mg, satu kali sehari,tingkatkan menjadi 1.25 mg dua kali sampai 2.5 mg dua kali sehari bila dapat ditoleransi. Farmakokinetik Onset kerja : 1-2 jam. Absorbsi: Diabsorbsi dengan baik di saluran pencernaan (50%-60%).

Distribusi : Kadar plasma menurun mungkin model trifasik, penurunan dengan cepat merupakan fase distribusi ke kompartemen perifer, protein plasma dan jaringan (T : 2-4 jam), fase kedua adalah fase eliminasi menunjukkan fase klirens dari ramiprilat bebas (T = 9-18 jam) dan fase terakhir adalah fase eliminasi yang menunjukan fase equilibrum (keseimbangan) antara peningkatan jaringan dan dissosiasi (t1/2 = > 50 jam). Metabolisme : di hati menjadi bentuk aktif ramiprilat. T: Ramiprilat > 50 jam. Waktu mencapai kadar puncak : 1 jam. Eliminasi : Ramipril dan metabolitnya dieliminasi pertama lewat ginjal (60%) dan feses (40%). Stabilitas Penyimpanan Simpan pada suhu kamar. Kontraindikasi Hipersensitifitas pada ramipril/ramiprilat/komponen lain dalam sediaan, mempunyai sejarah angioedema terhadap inhibitor ACE lain, stenosis arteri ginjal bilateral, kehamilan trimester kedua dan ketiga. Efek Samping > 10%: pernafasan (batuk 12%) 1-10%: Kardiovaskuler : hipotensi, hipotensi postural, syncope. SSP: sakit kepala, pusing, insomia, depresi, demam, vertigo, amnesia dan kejang. Dermatologik: gatal, alopecia, fotosensitifitas, angioedema dan dermatitis Endrokin dan metabolik: Hiperkalemia (sedikit peningkatan pada disfungsi renal). Gastrointestinal: Nyeri abdomal (jarang terjadi tetapi dapat terjadi dengan adanya perubahan enzim dengan dugaan pankreatitis), mual, muntah, diare, disgensia, anoreksia, kontipasi, dispepsia, dyspnagia, salivasi meningkat, penambahan berat badan. Genitourinaria: Impotensi. Hematologi: Neutropenia, eosinofilia, penurunan HB (jarang). Neuromaskular dan Skeletal: kram otot, myalgia, arthritis, athralgia, kesemutan, tremor, neuralgin, neuropathy. Otic (telinga): Tinitus. Ginjal (renal): proteinuria, peningkatan serum kreatinin.

Interaksi - Dengan Obat Lain : Peningkatan efek/ Toksisitas : suplemen kalium, kotrimoksazole (dosis tinggi), antagonis reseptor angiotensin II (kandesartan, losartan, ibesartan, dll), diuretik hemat kalium (amilorid, spironolakton, triamterene) akan menaikkan kadar kalium bila dikombinasikan dengan lisinopril, efek inhibitor ACE mungkin meningkat dengan penggunaan fenotiazin atau probenesid (peningkatan kadar kaptopril), efek inhibitor ACE mungkin meningkatkan kadar/ efek litium. Diuretik mempunyai potensi aditif dengan inhibitor ACE, hipovolemia meningkatkan potensi terjadinya efek samping pada ginjal dari inhibitor ACE. Pada pasien dengan kemampuan fungsi ginjal terbatas, pemberian anti inflamasi non steroid dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal. Penggunaan bersama alopurinol dan inhibitor ACE dapat mengakibatkan risiko terjadinya reaksi hipersensitifitas. Penurunan efek : aspirin dosis tinggi dapat mengurangi efek terapi inhibitor ACE. Pada dosis rendah, hal ini tidak muncul secara signifikan. Rifampisin mungkin dapat mengurangi efek inhibitor ACE. Antasid mungkin dapat menurunkan bioavailibilitas inhibitor ACE (lebih sering terjadi dibanding kaptopril). Pemberian diberi selang waktu selam 1-2 jam. Obat inflamasi non steroid khususnya indometasin dapat mengurangi efek hipotensi dari inhibitor ACE Inhibitor, lebih sering terjadi pada pasien dengan kadar renin yang rendah atau pasien hipertensi tergantung pada volume - Dengan Makanan : Hindari dong quai jika menggunakan anti hipertensi (karena mempunyai efek estrogen). Hindari efedra, yohimbe, ginseng (dapat memperparah hipertensi). Hindari bawang putih (dapat meningkatkan efek antihipertensi) Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : C (untuk kehamilan trimester pertama); D (untuk kehamilan trimester 2 dan 3) - Terhadap Ibu Menyusui : Ramipril didistribusikan ke dalam air susu, tidak direkomendasikan - Terhadap Hasil Laboratorium : Mungkin dapat menyebabkan positif palsu pada determinasi aseton pada urin menggunakan reagen natrium nitroprusid sehingga menyebabkan kenaikan kadar kalium dan serum kreatinin. Parameter Monitoring Peningkatan BUN, kreatinin, kalium, Coombs's positif, penurunan kolesterol. Peringatan Gunakan dengan hati-hati dan modifikasi dosis pada pasien dengan gangguan renal (terutama stenosis arteri renal), gagal jantung kongestif berat, hipotensi berat dapat terjadi pada geriatri dan

pasien dengan penurunan volume Na berikan dosis yang lebih rendah dan monitoring dengan seksama ketika mengawali terapi pada pasien-pasien ini, harus dihentikan jika stridon atau angioedema pada wajah, lidah dan glottis terjadi. Informasi Pasien Awasi pasien jika terjadi muntah, diare, berkeringat berlebih, atau dehidrasi dapat terjadi, tenggorokan sakit, panas (demam), muka, lidah, dan bibir bengkak, kesulitan bernafas, batuk persisten menetap, dapat menyebabkan light headedress (kepala terasa ringan) selama terapi beberapa hari pertama. Jika batuk meningkat dan mengganggu, konsultasi dengan dokter. Sebelum menggunakan obat; perhatikan kondisi yang mempengaruhi penggunaan,khususnya sensitifitas terhadap ACE inhibitor, kehamilan (ACE inhibitor dapat menembus plasenta; hipotensi janin karena ACE inhibitor, oliguria, dan kematian dilaporkan terjadi pada manusia, fetotoksisitas ditemukan pada binatang. Masalah kesehatan lain, khususnya angioedema yang berhubungan dengan terapi ACE inhibitor sebelumnya, hiperkalemia, stenosis arteri ginjal,tranplantasi ginjal, gangguan fungsi ginjal maupun pengurangan volume dan natrium. Kesesuaian penggunaan obat; biasakan untuk menggunakan obat pada waktu yang sama setiap hari untuk membantu meningkatkan kepatuhan. Tepat dosis: lupa meminum obat: diminum sesegera mungkin, tidak perlu diminum bila mendekati jadwal untuk meminum obat selanjutnya, jangan menggandakan dosis. Kesesuaian penyimpanan obat. Pasien mungkin tidak mengetahui/mengalami gejala dari hipertensi, penting untuk tetap menggunakan obat walaupun sudah merasa sehat. Tidak menyembuhkan, tetapi membantu mengontrol hipertensi. Mungkin memerlukan terapi seumur hidup, periksa ke dokter sebelum menghentikan pengobatan. Konsekuensi serius dari hipertensi yang tidak dirawat. Perhatian selama menggunakan obat ini; Kunjungi dokter secara berkala untuk mengetahui perkembangan penyakit. Hati-hati saat mengemudi atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan kesadaran, karena adanya kemungkinan pusing khususnya setelah pemberian awal inhibitor ACE pada pasien yang juga menggunakan diuretik. Untuk mencegah dehidrasi dan hipotensi, periksa ke dokter bila gangguan mual, muntah atau diare timbul dan berkelanjutan. Hati-hati saat berolahraga atau saat cuaca panas karena adanya resiko dehidrasi danhipotensi yang menyebabkan penurunan volume cairan tubuh. Hati-hati bila memerlukan/mengalami pembedahan (termasuk pembedahan gigi) maupun perawatan darurat. Untuk penggunaan sebagai antihipertensi: tidak menggunakan obat lain khususnya simpatomimetik tanpa resep kecuali atas ijin dokter Mekanisme Aksi Ramipril adalah inhibitor kompetitif Angiotensin Converting Enzyme (ACE) yang mengubah Angiotensin I menjadi Angiotensin II, selain itu dapat menurunkan Angiotensin II karena penurunan aktivitas plasma renin dan penurunan sekresi aldosteron. Mekanisme SSP kemungkinan terlibat dalam menghasilkan efek hipotensif. Inhibitor ACE kemungkinan akan merubah kallikriens vasoaktif menjadi bentuk bentuk aktifnya (hormon) sehingga akan menurunkan tekanan darah. Monitoring Penggunaan Obat Pengukuran tekanan darah ( dianjurkan dilakukan secara berkala pada pasien yang sedang dirawat karena hipertensi, pasien tertentu mungkin dapat dilatih untuk mengukur tekanan darah sendiri di

rumah dan melaporkan hasilnya secara teratur pada dokter). Determinasi jumlah leukosit, total dan diferensial (terutama dianjurkan pada awal terapi ACE inhibitor dan secara berkala setelahnya. Dianjurkan setiap bulan untuk terapi 3 sampai 6 bulan pertama dan secara berkala setelahnya untuk jangka waktu sampai diatas 1 tahun pada pasien dengan peningkatan risiko terjadinya neutropenia (misal pada gagal fungsi ginjal atau penyakit kolagen vaskular) atau menerima dosis tinggi, juga direkomendasikan pada gejala awal infeksi. Telah direkomendasikan menghentikan terapi dengan inhibitor ACE bila terjadi neutropenia/neutropil < 1x109/L. Determinasi fungsi renal (dianjurkan secara berkala, khususnya pada pasien dengan pengurangan natrium sebagai akibat dari terapi dengan diuretik atau pada pasien gagal jantung kongestif). Penentuan protein urin terutama pada terapi awal dan secara berkala setelah penggunaan diatas 1 tahun pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau pada pasien yang menerima dosis captopril lebih besar dari 150 mg per hari, bila timbul peningkatan proteinuria, dianjurkan untuk mengevaluasi ulang pemberian ACE inhibitor.

DIGOXIN KEMASAN Digoksin Tablet 0,25 mg x 10 x 10 biji. OBAT GOLONGAN Glikosida jantung SIFAT KIMIA. Lanoxin (digoxin) adalah salah satu jantung (atau digitalis) glikosida, sebuah kelompok terkait erat obat memiliki kesamaan efek khusus pada miokardium. Obat ini ditemukan di sejumlah tanaman.. Digoxin diekstrak dari daun Digitalis lanata. Istilah "digitalis" digunakan untuk memilih seluruh kelompok glikosida. Para glikosida terdiri dari 2 bagian: sebuah gula dan cardenolide (karenanya "glikosida"). Digoxin kimia digambarkan sebagai (3, 5, 12) -3 - [(O-2 ,6-dideoksi--D-ribo-hexopyranosyl-(1 4)-O-2 ,6-dideoksi--D - ribo-hexopyranosyl-(1 4) -2,6-dideoksi--D-ribo-hexopyranosyl) oxy] -12,14-dihydroxy-kartu-20 (22)-enolide. Its rumus molekul adalah C 41 H 64 O 14, dengan berat molekul 780,95, dan rumus struktur adalah:

Digoxin ada sebagai kristal putih tidak berbau yang mencair dengan dekomposisi di atas 230 C. Obat praktis tidak larut dalam air dan dalam eter; sedikit larut dalam diencerkan (50%) alkohol dan dalam kloroform; dan larut dalam piridina bebas. INDIKASI Gagal jantung kongestif. Takhikardia paroksimal supraventikular.

KONTRA INDIKASI Blok atrio-ventrikular (AV) komplit dan blok AV derajat 2 (2:1). Penahan sinus, bradikardia yang parah, pemberian Kalsium secara parenteral.

PERHATIAN Perhatian pada pasien dengan penyakit jantung pulmonale (penyakit jantung karena peningkatan tekanan darah dalam pembuluh-pembuluh nadi paru-paru) yang kronis/menahun, insufisiensi koroner, gangguan elektrolit terutama pada hipokalemia, gangguan fungsi hati dan ginjal, usia lanjut. Interaksi obat : Kalsium pada dosis besar, obat-obat psikotropik termasuk Lithium dan simpatomimetika; Quinidin, antagonis Kalsium terutama Verapamil, Amiodaron, Spironolakton dan Triamteren; antibiotika seperti Eritromisin atau Tetrasiklin; diuretika Tiazin, kortikosteroid dan Amfoterisin B; Kolestiramin, Kolestipol, antasida, dan Neomisin.

EFEK SAMPING Gangguan saluran pencernaan, anoreksia (kehilangan nafsu makan), kekacauan/kebingungan, disorientasi, afasia, penglihatan buram, gangguan kecepatan/frekuensi, konduksi dan ritme jantung, reaksi alergi kulit dan ginekomastia (pembesaran payudara pria).

DOSIS Digitalisasi cepat (24-36 jam) : 4-6 tablet, diberikan satu-persatu sampai didapatkan hasil yang diinginkan. Digitalisasi lambat (3-5 hari) : 2-6 tablet sehari dalam dosis terbagi, pemeliharaan : 1-3 tab sehari. Digitalisasi cepat pada anak-anak : kg berat badan diberikan sedikit-sedikit sampai didapat hasil yang diinginkan. PENYAJIAN Dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau tidak INTERAKSI OBAT Farmakokinetik: 60-90% absorbsi secara diffusi pasif melalui bagian proksimal usus kecil yaitu duodenum and upper jejunum therapeutic index digoxin : narrow. Bioavailability : 60 - 80% (tablet), 70 - 85% (oral elixir),

atau 90 - 100% (kapsul) dan lambat diabsorbsi dari saluran pencernaan, diperlambat dengan makanan. 20-30% terikat dengan protein dan didistribusi melalui darah digoxin berkonsentrasi di jaringan dengan distribution space yang berkorelasi dengan lean body weight berbanding total body weight.Digoxin didistribusi secara luas ke semua jaringan dan cairan tubuh,termasuk ke cerebrospinal fluid, walaupun pada kadar yang rendah berbanding jaringan tubuh lain. Juga didapati dalam ASI pada kadar yang sama dengan dalam serum. Metabolism secara parsial di lambung, dan juga di hepar rata-rata 16% .Pada kira-kira 10% pasien yang mengambil digoxin, bisa terjadi metabolism digoxin oleh bakteri intestinal. Secara primer diekskresi melalui filtrasi glomerulus ke urin (50 - 70% dosis intravena bisa dijumpai tidah dirubah dalam urin). T1/2 : 36 48 jam; 3.5 to 5 hari pada pasien dengan gangguan fungsi renal Sebagian kecil diekskresi melalui hepar.Tidak bisa dieliminasi melalui dialisis atau exchange transfusion karena hampir semua obat itu berada di jaringan dan tidak dalam darah. Farmakodinamik: Digoxin adalah suatu obat diperoleh dari foxglove [tumbuhan], Digitalis lanata. Digoxin digunakan terutama untuk meningkatkan kemampuan memompa (kemampuan kontraksi) jantung dalam keadaan kegagalan jantung/congestive heart failure (CHF). Obat ini juga digunakan untuk membantu menormalkan beberapa dysrhythmias ( jenis abnormal denyut jantung).Digitalis glikosida memberikan beberapa efek berikut kepada pasien gagal jantung: meningkatkan kontraksi myocardiac (inotropisme) dengan peningkatan output jantung; peningkatan diuresis dengan penurunan oedema akibat dari penurunan tonus simpatetik; pengurangan ukurna jantung, denyut jantung, volume darah dan tekanan vena dan pukmonum; dan biasanya tidak ada perubahan pada permintaan oksigen. Mekanisme kerja digoxin yaitu dengan menghambat pompa Na-K ATPase yang menghasilkan peningkatan sodium intracellular yang menyebabkan lemahnya pertukaran sodim/kalium dan meningkatkan kalsium intracellular. Hal tersebut dapat mningkatkan penyimpanan kalsium intrasellular di sarcoplasmic reticulum pada otot jantung, dan dapat meningkatkan cadangan kalsium untuk memperkuat /meningkatkan kontraksi otot. Digoxin juga dapat dapat menimbulkan vagally mediated slowing of AV conduction dan meningkatkan atrial ventricular block.Obat ini termasuk obat dengan TherapeuticWindow sempit (jarak antara MTC [Minimum Toxic Concentration] dan MEC [Minimum Effectiv Concentration] mempunyai jarak yang sempit. Artinya rentang antara kadar dalam darah yang dapat menimbulkan efek terapi dan yang dapat menimbulkan efek toksik sempit. Sehingga kadar obat dalam plasma harus tepat agar tidak melebihi batas MTC yang dapat menimbulkan efek toxic/keracunan).

Farmakokinetik Absorpsi

Concor Lebih dari 90% adalah obat dengan bersihan seimbang perantaraan obat lipofilik dan hidrofilik

Cardace Diabsorbsi lebih dari 55 % dari saluran pencernaan pada dosis oral dan bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh dosis oral Kadar plasma menurun dengan model trifasik. Penurunan dengan cepat merupakan fase distribusi ke kompartemen perifer,protein plasma dan jaringan (T = 24jam), fase kedua yaitu fase eliminasi menunujukkan fase klirens dari ramiprilat bebas (T =9-18 jam), fase terakhir adalah fase eliminasi yang menunjukkan fase Equilibrium(keseimbang an) antara peningkatan jaringan dan dissosiasi (T = >50 jam) Dimetabolisme di hati menjadi bentuk aktif ramiprilat Dieliminasi melalui ginjal.kira-kira 60% dosis tumggal ramipril ditemui pada urin, 40 % ditemui di feses termasuk ekskresi melalui empedu. Waktu paruh 3-17 jam

Keterangan Tidak ada interaksi

Distribusi

Volume distrubusi 3.21/kg dan pengikatan ke protein plasa adalah ~ 30%. Obat ini bias menyerap masuk ke dalam plasenta dan juga ke dalam susu ibu yang menglaktasi.

Tidak ada interaksi

Metabolisme

Mempunyai first-pass metabolism yang rendah dan bioavabilitas yang tinggi yaitu 90% Diekskresi melalui hepar dan ginjal dalam jumlah seimbang yaitu 50% melalui hepar dan selebihnya melalui ginjal.

Tidak ada interaksi

Ekskresi

Tidak ada interaksi

Farmakokinetik Absorpsi

Concor Lebih dari 90% adalah obat dengan bersihan seimbang perantaraan obat lipofilik dan hidrofilik

Digoxin 60-90% absorbsi secara diffusi pasif melalui bagian proksimal usus kecil yaitu duodenum and upper jejunum therapeutic index digoxin : narrow Bioavailability : 60 80% (tablet), 70 - 85% (oral elixir), atau 90 100% (kapsul)

Keterangan Tidak ada interaksi

lambat diabsorbsi dari saluran pencernaan, diperlambat dengan makanan Distribusi Volume distrubusi 3.21/kg dan pengikatan ke protein plasa adalah ~ 30%. Obat ini bisa menyerap masuk ke dalam plasenta dan juga ke dalam susu ibu yang menglaktasi. 20-30% terikat dengan protein dan didistribusi melalui darah digoxin berkonsentrasi di jaringan dengan distribution space yang berkorelasi dengan lean body weight berbanding total body weight. Digoxin didistribusi secara luas ke semua jaringan dan cairan tubuh,termasuk ke cerebrospinal fluid, walaupun pada kadar yang rendah berbanding jaringan tubuh lain. Juga didapati dalam ASI pada kadar yang sama dengan dalam serum Metabolism secara parsial di lambung, dan juga di hepar rata-rata 16% .Pada kira-kira 10% pasien yang mengambil digoxin, bisa terjadi metabolism digoxin oleh bakteri intestinal. Secara primer diekskresi melalui filtrasi glomerulus ke urin (50 70% dosis intravena bisa dijumpai tidah dirubah dalam urin). T1/2 : 36 48 jam; 3.5 to 5 hari pada pasien dengan gangguan fungsi renal Sebagian kecil diekskresi melalui hepar Tidak bisa dieliminasi melalui dialisis atau exchange transfusion karena hampir semua obat itu berada di jaringan dan tidak dalam darah. Tidak ada interaksi

Metabolisme

Mempunyai first-pass metabolism yang rendah dan bioavabilitas yang tinggi yaitu 90%

Tidak ada interaksi

Ekskresi

Diekskresi melalui hepar dan ginjal dalam jumlah seimbang yaitu 50% melalui hepar dan selebihnya melalui ginjal

Tidak ada interaksi

Farmakokinetik Absorpsi

Digoxin 60-90% absorbsi secara diffusi pasif melalui bagian proksimal usus kecil yaitu duodenum and upper jejunum therapeutic index digoxin : narrow Bioavailability : 60 - 80% (tablet), 70 - 85% (oral elixir), atau 90 - 100% (kapsul) lambat diabsorbsi dari saluran pencernaan, diperlambat dengan makanan 20-30% terikat dengan protein dan didistribusi melalui darah digoxin berkonsentrasi di jaringan dengan distribution space yang berkorelasi dengan lean body weight berbanding total body weight. Digoxin didistribusi secara luas ke semua jaringan dan cairan tubuh,termasuk ke cerebrospinal fluid, walaupun pada kadar yang rendah berbanding jaringan tubuh lain. Juga didapati dalam ASI pada kadar yang sama dengan dalam serum Metabolism secara parsial di lambung, dan juga di hepar rata-rata 16% .Pada kira-kira 10% pasien yang mengambil digoxin, bisa terjadi metabolism digoxin oleh bakteri intestinal. Secara primer diekskresi melalui filtrasi glomerulus ke urin (50 - 70% dosis intravena bisa dijumpai tidah dirubah dalam urin). T1/2 : 36 48 jam; 3.5 to 5 hari pada pasien dengan gangguan fungsi renal Sebagian kecil diekskresi melalui hepar Tidak bisa dieliminasi melalui dialisis atau exchange transfusion karena hampir semua obat itu berada di jaringan dan tidak dalam darah.

Cardace Diabsorbsi lebih dari 55 % dari saluran pencernaan pada dosis oral dan bioavaibilitasnya tidak dipengaruhi oleh dosis oral

Keterangan Tidak ada interaksi

Distribusi

Kadar plasma menurun dengan model trifasik. Penurunan dengan cepat merupakan fase distribusi ke kompartemen perifer,protein plasma dan jaringan (T = 2-4jam), fase kedua yaitu fase eliminasi menunujukkan fase klirens dari ramiprilat bebas (T =9-18 jam), fase terakhir adalah fase eliminasi yang menunjukkan fase Equilibrium(keseimbangan) antara peningkatan jaringan dan dissosiasi (T = >50 jam) Dimetabolisme di hati menjadi bentuk aktif ramiprilat

Tidak ada interaksi

Metabolisme

Tidak ada interaksi

Ekskresi

Dieliminasi melalui ginjal.kira-kira 60% dosis tumggal ramipril ditemui pada urin, 40 % ditemui di feses termasuk ekskresi melalui empedu. Waktu paruh 3-17 jam

Tidak ada interaksi

Farmakodinamik Mekanisme kerja

Concor Obat ini adalah generasi kedua -bloker yaitu kardioselektif dimana selektivitas -bloker terhadap reseptor 1 lebih tinggi yang akan menghambat katekolamin yang menimbulkan aktivasi adenilil siklase yang mengakibatkan peningkatan cAMP, yang selanjutnya mengaktivasi protein kinase dan menyebabkan penurunan kadar Ca2+ intraseluler dengan mengaktifkan pompa didalam sacraplasmic reticulum (SR) atau sel membran untuk mempompakan kalsium keluar dari dalam sel.

Cardace ACE inhibitor bersifat antagonis kepada ACE dengan menduduki reseptor AII angiotensin I, menghalang kerja ACE yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Maka ACE inhibitor menghalang konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, mengurangi level angiotensin II dalam darah. Dengan demikian tahanan perifer akan menurun (beban jantung berkurang) dan mencegah retensi NA+ yang di mediasi aldosteron dan ekspansi volume darah (mengurangi preload). Tonus simpatis juga meningkat , sehingga kadar epinephrine berkurang dan curah jantung bertambah Tahanan vaskuler perifer menurun (beban jantung berkurang) dan mencegah retensi Na+ yang dimediasi aldosteron dan ekspansi volume darah (mengurangi preload) Batuk, ruam kulit dan angioedema karena terjadi penumpukan bradikinin . Obat ini juga adalah teratogenik

Keterangan Tidak ada interaksi

Khasiat

Memperlambat denyut jantung sehingga dapat memperbaiki aliran darah koroner dan mengurangi konsumsi O2

Tiada ada interaksi

Efek samping

Obat ini umumnya ditolenransi baik tetapi efek samping serius terjadi terutama dengan dosis tinggi ialah bradikardia dan blok AV . Efek samping yang lain adalah fatigue, depresi atau impotensi.

Tidak ada interaksi

Farmakodinamik

Concor

Digoxin

Keterangan

Mekanisme kerja

Obat ini adalah generasi kedua -bloker yaitu kardioselektif dimana selektivitas -bloker terhadap reseptor 1 lebih tinggi yang akan menghambat katekolamin yang menimbulkan aktivasi adenilil siklase yang mengakibatkan peningkatan cAMP, yang selanjutnya mengaktivasi protein kinase dan menyebabkan penurunan kadar Ca2+ intraseluler dengan mengaktifkan pompa didalam sacraplasmic reticulum (SR) atau sel membran untuk mempompakan kalsium keluar dari dalam sel. Memperlambat denyut jantung sehingga dapat memperbaiki aliran darah koroner dan mengurangi konsumsi O2

menghambat pompa NaK ATPase yang menghasilkan peningkatan sodium intracellular yang menyebabkan lemahnya pertukaran sodim/kalium dan meningkatkan kalsium intracellular.

Tidak ada interaksi

Khasiat

Digoxin digunakan terutama untuk meningkatkan kemampuan memompa (kemampuan kontraksi) jantung dalam keadaan kegagalan jantung/congestive heart failure (CHF). pada pemakaian dosis tinggi, gangguan susunan syaraf pusat: bingung, tidak nafsu makan, disorientasi, gangguan saluran cerna: mual, muntah dan gangguan ritme jantung. Reaksi alergi kulit seperti gatalgatal, terjadinya ginekomastia (jarang) yaitu membesarnya payudara pria).

Tidak ada interaksi

Efek samping

Obat ini umumnya ditolenransi baik tetapi efek samping serius terjadi terutama dengan dosis tinggi ialah bradikardia dan blok AV . Efek samping yang lain adalah fatigue, depresi atau impotensi.

Tidak ada interaksi

Farmakodinamik

Digoxin

Cardace

Keterangan

Mekanisme kerja

menghambat pompa NaK ATPase yang menghasilkan peningkatan sodium intracellular yang menyebabkan lemahnya pertukaran sodim/kalium dan meningkatkan kalsium intracellular.

ACE inhibitor bersifat antagonis kepada ACE dengan menduduki reseptor AII angiotensin I, menghalang kerja ACE yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Maka ACE inhibitor menghalang konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, mengurangi level angiotensin II dalam darah. Dengan demikian tahanan perifer akan menurun (beban jantung berkurang) dan mencegah retensi NA+ yang di mediasi aldosteron dan ekspansi volume darah (mengurangi preload). Tonus simpatis juga meningkat , sehingga kadar epinephrine berkurang dan curah jantung bertambah Tahanan vaskuler perifer menurun (beban jantung berkurang) dan mencegah retensi Na+ yang dimediasi aldosteron dan ekspansi volume darah (mengurangi preload) Batuk, ruam kulit dan angioedema karena terjadi penumpukan bradikinin . Obat ini juga adalah teratogenik

Tidak ada interaksi

Khasiat

Efek samping

Digoxin digunakan terutama untuk meningkatkan kemampuan memompa (kemampuan kontraksi) jantung dalam keadaan kegagalan jantung/congestive heart failure (CHF). pada pemakaian dosis tinggi, gangguan susunan syaraf pusat: bingung, tidak nafsu makan, disorientasi, gangguan saluran cerna: mual, muntah dan gangguan ritme jantung. Reaksi alergi kulit seperti gatalgatal, terjadinya ginekomastia (jarang) yaitu membesarnya payudara pria).

Tidak ada interaksi

Tidak ada interaksi

Anda mungkin juga menyukai