Anda di halaman 1dari 28

PEMANFAATAN TEMULAWAK

UNTUK OBAT PENDAMPING HEPATITIS

Disusun Oleh:
Rossa Bella Adhina XIA4 / 24

SMA NEGERI 2 LUMAJANG


Jalan HOS Cokroaminoto No 159 Lumajang 67311
http://www.sman2-lmj.sch.id email: info@sman2-lmj.sch.id
Telp / Fax (0334) 881036

1
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Pemanfaatan Temulawak Untuk Obat


Pendamping Hepatitis
2. Nama : Rossa Bella Adhina
3. NIS : 152227
4. Asal Sekolah : SMA NEGERI 2 LUMAJANG
5. Alamat Email : bellaadhina@gmail.com
6. Alamat Rumah/No. HP : Jl. KH. Wahid Hasyim No.09 Lumajang
/ 082299909550
7. Nama Pembimbing : Drs. Sugeng Setyo Utomo
8. NIP Pembimbing : 19631025 198512 1 002

Menyetujui, Lumajang, 27 September 2016


Penulis Pembimbing

(Rossa Bella Adhina) (Drs. Sugeng Setyo Utomo)


NISN. 0004833778 NIP. 19631025 198512 1 002

Kepala sekolah,
SMA NEGERI 2 LUMAJANG

(Dra. Hj. Widowati Tjindarwasih)


NIP. 19570930 198103 2 006

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini yang
berjudul “TEMULAWAK SEBAGAI OBAT ALTERNATIF PENYAKIT
HEPATITIS” tanpa ada halangan suatu apapun dan dapat selesai pada waktunya.
Berbagai usaha dan upaya telah penulis lakukan untuk mendapatkan
informasi dan hasil untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini, namun tak ada
bangunan yang dapat berdiri tegak tanpa adanya sebuah pondasi, untuk itu penulis
mengucapkan terimaksih kepada:
1. Dra. Hj. Widowati Tjindarwasih, selaku kepala SMAN 2 Lumajang.
2. Drs. Sugeng Setyo Utomo guru pembimbing mata pelajaran Biologi yang
senantiasa memberikan arahan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini;
3. Orang tua tercinta, karena dorongan dan kasih sayang yang mereka berikan selalu
mengantarkanku untuk meraih impianku;
4. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan pihak lain yang telah
membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu penulis menyadari bahwa karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis selalu
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Lumajang, 27 September 2016


Penulis,

Rossa Bella Adhina

3
DAFTAR ISI

Lembaran Pengesahan……………………………………………………..2
Kata Pengantar .............................................................................................3
Daftar Isi.......................................................................................................4
Abstrak .........................................................................................................5

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….7
1.1 Latar Belakang ..................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….9


2.1 Tinjauan Tentang Temulawak............................................................9
2.1.1 Klasifikasi ..............................................................................9
2.1.2 Morfologi ...............................................................................9
2.1.2.1 Batang……………………………………………….10
2.1.2.2 Daun…………………………………………………10
2.1.2.3 Bunga………………………………………………..11
2.1.2.4 Rimpang……………………………………………..11
2.1.2.5 Akar…………………………………………………12
2.1.3 Ekologi....................................................................................12
2.1.4 Anatomi……………………………………………………...12
2.1.5 Kandungan………..................................................................13
2.2 Hepatitis………... ..............................................................................13
2.2.1 Pengertian Hepatitis…………………………………………13
2.2.2 Macam – macam penyakit hepatitis........................................13
2.2.3 Pencegahan .............................................................................15
2.3 Pengobatan Alternatif………………………………………………..16
2.4 Hubungan Temulawak Dengan Penyakit Hepatitis……….................18
2.5 Hipotesis .............................................................................................18

4
BAB III METODE PENULISAN …………………………………………...19

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………21

BAB V PENUTUP…………………………………………………………...27
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………...27
5.2 Saran……………………………………………………….................27

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......28

5
ABSTRAK

Hepatitis kronis merupakan masalah besar di dunia termasuk di Indonesia.


Bila seseorang terkena hepatitis kronis dapat berkembang progresif menjadi sirosis
hati dan akhirnya kanker hati pada 20-30% kasus. Tujuan pengobatan hepatitis
kronis adalah mengurangi peradangan hati dengan menghilangkan atau menekan
replikasi virus penyebab, sehingga kerusakan hati tidak berlanjut. Sampai saat ini
belum ada terapi yang optimal, maka para ahli mencoba terapi alternatif seperti
terapi herbal. Salah satu obat herbal yang sering digunakan dalam mengobati
gangguan hepar adalah temulawak. Bahan aktif dari berbagai spesies curcuma
tersebut adalah curcumin yang berperan sebagai hepatoprotektif. Efek kurkumin
sebagai antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai
antar ion superoksida (O2-) sehingga mencegah kerusakan sel hepar. Curcumin juga
mampu meningkatkan Gluthation S-Transferase (GST) dan mampu menghambat
beberapa faktor proinflamasi , ekspresi gen dan replikasi virus hepatitis B melalui
down-regulation dari PGC-1α, sehingga dapat disimpulkan bahwa curcumin dapat
dijadikan alternatif hepatoprotektor pada pasien hepatitis kronis.

6
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Secara


popular dikenal juga dengan istilah penyakit hati, sakit liver, atau sakit kuning.
HepatitiS dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab seperti virus, bakteri,
parasit, jamur, obat-obatan, bahan kimia, alkohol, cacing, gizi buruk, dan
autoimun. Penyakit hepatitis terbanyak disebabkan oleh virus.
Penyakit hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis masih
merupakan penyakit endemis di Indonesia. Sebagian besar hepatitis viral
disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, B, C, D, E, F, dan G (Dienstag and
Isselbacher, 2005). Sampai saat ini belum ditemukan obat spesifik untuk penyakit
hepatitis yang disebabkan oleh virus. Obat-obat yang selama ini diberikan untuk
pengobatan hepatitis umumnya hanya diketahui sebagai pengobatan simptomatis,
yaitu untuk meringankan gejala penyakit yang timbul disamping sebagai
pengobatan suportif atau promotif yang berguna untuk membantu kelangsungan
fungsi hati.
Oleh karena itu, berbagai penelitian terus dilakukan untuk mencari obat-
obat alternatif yang dapat digunakan sebagai hepatoprotektor. Hepatoprotektor
yaitu senyawa atau zat berkhasiat yang dapat melindungi sel-sel hati terhadap
pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati. Mekanisme obat hepatoprotektif
Antara lain dengan cara detoksikasi senyawa racun baik yang masuk dari luar
(eksogen) maupun yang terbentuk dalam tubuh (endogen) pada proses
metabolisme, meningkatkan regenerasi hati yang rusak, antiradang, dan sebagai
imunostimulator (Setiawan Dalimartha, 2005).
Berbagai tumbuhan obat telah terbukti berkhasiat hepatoprotektif seperti
temulawak, kunyit, meniran, daun sendok, pegagan, urang aring, dan lain-lain.
Tumbuhan obat ini dapat ditemukan di Indonesia, bahkan masyarakat dapat
menanam sendiri tumbuhan ini di halaman rumah mereka. Pengobatan dengan

7
tumbuhan obat memiliki banyak keuntungan, yaitu lebih murah, lebih berkhasiat,
mudah dibuat dan didapat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa kandungan yang terdapat pada temulawak untuk hepatitis ?
2. Bagaimana cara pengolahan temulawak untuk hepatitis?
3. Bagaimana cara penggunaan temulawak untuk hepatitis?
4. Apa manfaat temulawak untuk hepatitis?
1.3 Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahui macam penyakit hepatitis
2. Untuk mengetahui kandungan temulawak untuk hepatitis
3. Untuk mengetahui cara pengolahan temulawak untuk hepatitis
4. Untuk mengetahui cara penggunaan temulawak untuk hepatitis
5. Untuk mengetahui manfaat temulawak untuk hepatitis

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Temulawak


2.1.1 Klasifikasi Tanaman Temulawak

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Spermatophyta
 Sub Divisi : Angiospermae
 Kelas : Monocotyledonae
 Ordo : Zingiberales
 Famili : Zingiberaceae
 Genus : Curcuma
 Species : Curcuma xanthorrhiza ROXB
2.1.2 Ekologi dan Penyebaran
Tumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuh liar di bawah naungan di hutan
jati, di tanah yang kering dan di padang alang – alang , ditanam atau tumbuh liar
di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai 1500 m di atas permukaan
laut.
Sumatra : Temu lawak
Melayu : Koneng gede
Jawa : Koneng gede
Sunda : Temulawak
Madura : Temo labak
Indonesia : Temulawak
Species lain dari kerabat dekat temu lawak adalah tanaman temu ireng C.
aeruginosa ROXB, temu putih C. zeodaria ROSC., dan temu kunyit C. domestica
VAL.

9
2.1.3 Morfologi Tanaman
2.1.3.1 Batang

Batang temu lawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh


merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai
ketinggian 2 – 2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa
tanaman (anakan), dan tiap tanaman memiliki 2 – 9 helai daun.

2.1.3.2 Daun

Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar.


Lamina daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun
sekitar 50 – 55 cm, lebarnya + 18 cm, dan tiap helai daun melekat pada
tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur. Daun
berbentuk lanset memanjang berwana hijau tua dengan garis – garis coklat.
Habitus tanaman dapat mencapai lebar 30 – 90 cm, dengan jumlah anakan
perumpun antara 3 – 9 anak.

2.1.3.3 Bunga

10
Bunga tanaman temu lawak dapat berbunga terus-menerus
sepanjang tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe
erantha), atau dari samping batang semunya setelah tanaman cukup
dewasa. Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning
tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga + 3 cm
dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu ketiak
terdapat 3-4 bunga.

2.1.3.4 Rimpang

Rimpang induk temu lawak bentuknya bulat seperti telur, dan


berukuran besar, sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian samping
yang bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang
antara 3 – 4 buah. Warna rimpang cabang umumnya lebih muda dari pada
rimpang induk. Warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua
adalah kuning-kotor. Atau coklat kemerahan. Warna daging rimpang
adalah kuning atau oranye tua, dengan cita rasanya amat pahit, atau coklat
kemerahan berbau tajam, serta keharumannya sedang. Rimpang terbentuk
dalam tanah pada kedalaman + 16 cm. Tiap rumpun tanaman temu lawak
umumnya memiliki enam buah rimpang tua dan lima buah rimpang muda.

11
2.1.3.5 Akar

Sistem perakaran tanaman temu lawak termasuk akar serabut.


Akar-akarnya melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar sekitar
25 cm dan letaknya tidak beraturan.

2.1.3 Ekologi
Tumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuh liar di bawah naungan di hutan
jati, di tanah yang kering dan di padang alang – alang , ditanam atau tumbuh liar
di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai 1500 m di atas permukaan
laut.

2.1.4 Anatomi
Bagian yang digunakan sebagai air rebusan adalah bagian rimpang
tanaman temulawak. Karena di dalam rimpang temulawak mengandung banyak
sekali zat yang berguna untuk membantu menyembuhkan penyakit hepatitis yaitu,
polisakarida, minyak atsiri fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida,
foluimetik karbinol kurkumin. Kurkumin diketahui sebagai kandungan yang
banyak memberi manfaat terutama sebagai antihepatitis dan antioksidan.

2.1.5 Kandungan Tanaman


Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak
atsiri serta minyak lemak. Tepung merupakan kandungan utama,
jumlahnya bervariasi antara 48 – 54 % tergantung dari ketinggian tempat
tumbuhnya, makin tinggi tempat tumbuhnya makin rendah kadar
tepungnya. Selain tepung , temulawak juga mengandung zat gizi antara

12
lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti kalium
( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe), mangan (Mn ) dan
Kadmium ( Cd). Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam
rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut ” kurkumin” dan juga
protein ,pati, serta zat – zat minyak atsiri.Minyak atsiri temulawak
mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan
sineal. Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6% – 2,22% dihitung
berdasarkan berat kering. Berkat kandungan dan zat – zat minyak atsiri
tadi, diduga penyebab berkhasiatnya temulawak.
Kurkumin, kurkuminoid, P-toluilmetilkarbinol, seskuiterpen d-
kamper, mineral, minyak atsiri serta minyak lemak, karbohidrat, protein,
mineral seperti Kalium (K), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Besi (Fe),
Mangan (Mn), dan Kadmium (Cd).

2.2 Penyakit Hepatitis

2.2.1 Pengertian hepatitis

Hepatitis merupakan istilah untuk penyakit peradangan pada hati (liver).


Peradangan terjadi karena adanya toxin yang berada pada liver. Penyakit ini dapat
menyerang pada semua orang, tak terkecuali orang yang memiliki kekebalan
tubuh yang sangat baik. Hepatitis ini bisa berakibat fatal apabila tidak
ditanggulangi secara lanjut oleh si penderita. Hepatitis yang dialami penderita
selama kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, sedangkan hepatitis yang
dialami lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.

2.2.2 Macam penyakit hepatitis

Jenis-jenis hepatitis tergantung dari virus yang menyerang organ hati si


penderita. Selama ini hepatitis yang biasa kita kenal adalah Hepatitis A, B,
C, D, E, F, dan G. Berikut penjelasan dari masing-masing jenis hepatitis
tersebut :

13
2.2.2.1 Hepatitis A

Virus hepatitis A banyak terjadi melalui vecal oral. Hal ini terjadi
akibat buruknya tingkat kebersihan pengguna, terutama di Negara-negara
berkembang sering terjadi wabah ini yang penyebarannya melalui air dan
makanan. Hepatitis ini merupakan jenis hepatitis yang tidak terlalu
berbahaya karena jarnag menimbulkan kematian pada penderitanya.

2.2.2.2 Hepatitis B

Pada hepatitis ini penularannya tidak semudah pada hepatitis A


karena hepatitis jenis ini ditularkan melalui darah atau produk darah yang
sudah terinfeksi oleh penderita hepatitis B. Misal penularan melalui jarum
suntik yang digunakan bersama-sama, atau melalui hubungan intim
(heteroseksual maupun homoseksual). Hepatitis jenis ini biasanya
menahun sehingga penyakit ini termasuk hepatitis kronis.

2.2.2.3 Hepatitis C

Dari banyak kejadian hepatitis jenis ini 80% ditularkan akibat


transfusi darah dan bisa juga ditularkan melalui jarum suntik yang
digunakan bersama-sama. Penyakit jenis ini jarang terjadi melalui
hubungan seksual. Kebanyakan dari kejadian yang ada hepatitis jenis ini
juga tidak bisa dilihat secara kasat mata, kita tidak bisa secara langsung
penderita mengalami penyakit ini atau tidak karena tidak menampakkan
gejala-gejalanya.

2.2.2.4 Hepatitis D

Hepatitis ini merupakan rekan-infeksi dari virus hepatitis B,


sehingga virus pada hepatitis ini menyebabkan infeksi dari hepatitis B
lebih ganas (berat). Virus hepatitis ini biasanya dimiliki oleh para pecandu
narkoba.

14
2.2.2.5 Hepatitis E

Pada virus hepatitis ini wabahnya hamper mirip dengan hepatitis


A, biasanya juga terjadi pada Negara-negara terbelakang.

2.2.2.6 Hepatitis F

Beberapa ilmuwan professional percaya hepatitis jenis ini


merupakan mutasi dari virus hepatitis B. Jika hal ini terjadi maka resiko
dan cara penularannya sama dengan hepatitis B.

2.2.2.7 Hepatitis G

Pertama dijelaskan awal tahun 1996 Hepatitis G adalah penyebab


lain virus hepatitis potensial. Hepatitis G virus, telah diidentifikasi dan
mungkin menyebar melalui darah dan kontak seksual. Hal ini sekarang
diklasifikasi sebagai GVB-C. Sering kali pasien dengan hepatitis G
terinfeksi pada saat yang sama oleh virus hepatitis B atau C, atau
keduanya.

Ada keraguan tentang apakah itu menyebabkan hepatitis atau hanya


berhubungan dengan hepatitis, karena tidak muncul untuk mereplikasi terutama di
hati. Hal ini sekarang diklasifikasi sebagai GVB-C. Sering kali pasien dengan
hepatitis G terinfeksi pada saat yang sama oleh virus hepatitis B atau C, atau
keduanya.

2.4 Pencegahan Hepatitis


Berikut adalah pencegahan virus hepatitis :
- Imunisasi
Imunisasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah terinfeksi
penyakit hepatitis. Setelah di imunisasi, tubuh akan menghasilkan antibody yang
merupakan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis. Imunisasi hepatitis

15
bisa diberikan pada anak usia 2 – 18 tahun dan cukup sekali dalam seumur
hidupnya.
- Imunitas sementara
Ini sangat efektif diberikan kepada seseorang yang sering bepergian
terutama di wilayah endemic hepatitis ataupun di lingkungan dengan sanitasi yang
buruk. Antivirus yang diberikan akan bekerja efektif setelah 2 minggu
penggunaan.
- Menjaga kebersihan diri
- Tidak meminjam barang orang lain selama kita tidak yakin dengan
kondisi kesehatan orang yang bersangkutan.
- Setia pada pasangan dengan cara tidak melakukan hubungan seks
dengan berganti – ganti pasangan.
- Tidak melakukan donor darah bila kita sendiri terkena penyakit
hepatitis.
- Membersihkan ceceran darah.

2.3 Pengobatan Alternatif Lain

1. Brotowali

Ambillah 1 jari batang brotowali, dan 3 gelas air, serta 1 sendok


makan madu murni. Kemudian cara membuat ramuan Obat Hepatitis yang
Alami adalah potonglah batang brotowali setelah itu direbus dengan 3
gelas air sampai yang tersisa adalah 1 gelas saja. Jika sudah dingin, maka
saringlah dan ditambahkan dengan 1 sendok madu murni. Minumlah
ramuan ini 2 kali sehari, dan dosisnya adalah masing-masing setengah
gelas.

2. Bugenfil

Ambillah 9-15 gram bugenfil yang sudah terlebih dahulu


dikeringkan, kemudian 3 gelas air, dan 1 sendok makan madu murni. Cara
membuatnya adalah dengan membersihkannya terlebih dahulu, setelah itu

16
potonglah batang bugenfil tipis-tipis, dan kemudian dimasukkan ke dalam
panci email dan ditambahkan dengan 3 gelas air. Rebuslah sampai air yang
tersisa adalah 1 gelas saja. Kemudian jika sudah dingin, saringlah.
Minumlah Obat Hepatitis yang Alami ini dengan ditambahkan dengan
madu murni. Air saringan diminum paling tidak adalah 2 kali dalam
sehari, diminum di pagi dan sore hari dengan masing-masing dosisnya
adalah setengah gelas.

3. Daun pare

Ambillah segenggam daun pare segar, secangkir air matang, dan


juga garam secukupnya saja. Aturan pembuatannya adalah cucilah daun
pare terlebih dahulu, kemudian dibilas dengan air matang. Setelah itu
tumbuklah daun sampai halus dan ditambahkan dengan 1 cangkir air.
Aduklah dengan merata dan ditambahkan sedikit garam. Kemudian
saringlah ramuan Obat Hepatitis yang Alami itu minumlah di pagi hari
serta diminum sebelum makan. Sebaiknya resep ini tidak diminum oleh
ibu hamil karena akan berdampak terjadinya keguguran.

4. Tomat

Obat Hepatitis yang Alami dengan menggunakan dua buah tomat


yang masak, gula pasir secukupnya saja. Cara membuat Obat Hepatitis
yang Alami ini adalah dengan mencuci dan memotong buah tomat. Setelah
itu di rebus dengan air secukupnya saja. Jika sudah mendidih, maka
lumatkan dan digiling kemudian diperas. Air perasan tadi kemudian
ditambahkan dengan gula kemudian diminum dengan dosis 2 kali sehari.

5. Mengkudu

Ambillah tiga buah mengkudu matang dan segenggam kulit


mengkudu, selembar daun pisang, sepotong kain, cuka secukupnya saja.
Aturan pembuatan adalah cucilah buah mengkudu dicuci dan kemudian

17
diparut dan diperas dengan sepotong kain. Air perasan tadi diminum. Dan
untuk penggunaan luar, maka ulit mengkudu ditumbuk sampai halus,
setelah itu aduklah dengan sedikt cuka. Bungkus ramuan Obat Hepatitis
yang Alami tadi dengan daun pisang. Kemudian dipanaskan sebentar
diatas api atau juga langsung di kukus. Dan untuk kondisi yang hangat
maka tempelkanlah bungkusan tersebut pada daerah perut bagian kanan
atas, tempart dimana hati mengalami pembengkakan.

2.4 Hubungan Temulawak Dengan Penyakit Hepatitis


Penyakit hepatitis adalah penyakit yang menyerang organ hati.
Rimpang temulawak mengandung beberapa senyawa kimia antara lain
polisakarida, minyak atsiri fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida,
foluimetik karbinol kurkumin. Kurkumin diketahui sebagai kandungan yang
banyak memberi manfaat terutama sebagai antihepatitis dan antioksidan. Sehingga
temulawak dapat menyembuhkan hepatitis secara berangsur.

2.5 Hipotesis
Temulawak mengandung kurkumin yang bersifat hepatoprotektor (
melindungi hati dari zat toksik), antiradang, kolagogum, khloretik, dan
antioksidan. Sehingga dapat mengobati hepatitis.

18
BAB III METODE PENULISAN

3.1 Jenis Studi


Karya ilmiah ini merupakan karya tulis yang disusun berdasarkan
pada studi literatur yang ditulis dengan mencari teori yang relevan dengan
permasalahan yang ditentukan. Karya tulis ini disusun berdasarkan berbagai
pustaka yang berasal dari jurnal, internet dan buku. Referensi yang
diperoleh melalui studi literatur dijadikan pedoman teori untuk analisis
penggunaan temulawak untuk obat pendamping hepatitis.

3.2 Waktu dan Tempat Penulisan


Analisis dan penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan di rumah
penulis mulai tanggal 1 Februari 2017 sampai 13 Februari 2017.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh
melalui internet dan buku. Pengumpulan data pada internet dan buku penulis
lakukan guna memperkaya referensi dalam mendapatkan data yang akurat
dan terpercaya. Hal ini dilakukan dengan menjelajahi situs, buku, dan jurnal
tentang jenis – jenis penyakit hepatitis, cara mengatasi hepatitis , dan
temulawak. Semua data tersebut dirangkum dari poin-poin yang terpenting
untuk memudahkan pemahaman terhadap pembaca. Berdasarkan sumber
referensi, karya tulis ini mengangkat tentang bagaimana penggunaan bahan
herbal daun seledri karena kaya akan herbal, mutu, murah, dan mudah
diperoleh.

3.4 Dokumentasi
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi wawasan bahwa
pemanfaatan herbal temulawak akan sangat membantu dalam mengatasi
hepatitis. Banyaknya keluhan mengatasi hepatitis di masyarakat,
mengundang keinginan untuk menemukan solusi mengenai masalah ini.

19
Penulis berusaha untuk menjadi penginspirasi, bahwa di Indonesia
memungkinkan sekali dengan pemanfaat herbal menjadi obat yang dapat
kita gunakan.

3.5 Kerangka Berpikir


Hati merupakan organ yang rentan terhadap jejas metabolik,
toksik, sirkulasi, dan keganasan. Semua jejas pada hati menimbulkan gambaran
patologi yang sama yaitu terjadinya degenerasi dan akumulasi intraseluler,
nekrosis, inflamasi, regenerasi, dan fibrosis. Kerusakan hati yang disebabkan oleh
karbontetraklorida akan menimbulkan hepatotoksisitas yang khas yakni hati
berlemak, nekrosis, yang merupakan gambaran klasik hepatitis. Kerusakan hati
disebabkan oleh radikal bebas . Radikal bebas ini menyebabkan terjadinya
nekrosis hepatosit. Radikal bebas merupakan molekul yang mempunyai atom
yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini sangat reaktif dan dapat berikatan
dengan asam nukleat, protein, lipid, karbohidrat, berbagai substrat, metabolit,
hormon, transmiter, dan lain-lain. Antioksidan merupakan senyawa penting dalam
menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap radikal bebas yang
banyak terbentuk dalam tubuh. Dengan kata lain, antioksidan dapat
menyelamatkan sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan
dibagi menjadi antioksidan enzimatik (superoksid dismutase, katalase, dan
glutation peroksidase) dan antioksidan nonenzimatik (vitamin C, vitamin E).
Berdasarkan sumbernya, antioksidan dapat pula dibagi menjadi antioksidan
endogen dan eksogen. Temulawak mengandung polisakarida, minyak atsiri
fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida, foluimetik karbinol kurkumin.
Kurkumin sebagai kandungan yang banyak memberi manfaat terutama sebagai
antihepatitis dan antioksidan. Dengan itu pemberian ekstrak temulawak
diharapkan dapat digunakan sebagai pelindung hati terhadap radikal bebas
sehingga tidak merusak struktur sel-sel hati. Atau dengan kata lain, temulawak
dapat menyembuhkan hepatitis.

20
3.6 Cara Pengolahan Temulawak Sebagai Obat Pendamping

 Alat :
1. Pisau
2. Kompor
3. Panci
 Bahan :
1. Temulawak
2. Gula aren
3. Air
 Langkah kerja :

1. Kupas dan bersihkan 2-3 ruas rimpang temulawak sampai bersih


2. Potong tipis dan keringkan dengan cara di jemur
3. Setelah kering rimpang temulawak, kemudian tambahkan 250-500ml
rebus sampai mendidih
4. Tambahkan gula aren secukupnya
5. Setelah mendidih, tiriskan air rebusan
6. Minum secara teratur.

3.7 Dosis Pemakaian


Dosis dari ramuan ini bisa 3 x 250 ml ( pagi 1 gelas sedang, siang 1 gelas,
malam 1 gelas pada saat sebelum tidur ) atau 2 x 250 ml di minum secara teratur
selama 2 minggu, setelah pemakaian selama 2 minggu disarankan untuk dilakukan
check up.

21
BAB IV PEMBAHASAN

Temulawak adalah salah satu tumbuhan dari 19 jenis temu-temuan keluarga


Zingiberaceae yang tumbuh di Indonesia dan sudah lama dikenal sebagai tumbuhan
obat yang digunakan untuk menjaga kesehatan dan pengobatan tradisional penyakit
kuning dan gangguan hati, diare, sembelit, pegal linu, penambah nafsu makan,
pencuci darah, mengatasi gangguan sekresi empedu, pelancar ASI, dan lain-lain.
3.1 Khasiat dan Kegunaan Temulawak:
3.1.1 Sebagai hepatoprotektor
Penggunaan ekstrak Curcumae Rhizoma dosis tinggi dapat menurunkan
kadar SGOT dan SGPT. Sebuah uji klinis yang tidak begitu besar telah dilakukan
di Tanah Air untuk melihat manfaat kurkumin dalam memperbaiki fungsi hati.
Studi ini melibatkan sekitar 38 pasien gangguan hati atau memiliki nilai SGPT
dan SGOT di atas normal dari 5 area (Bogor, Bandung, Semarang, Solo,
Surabaya, Palembang dan Jakarta). Pasien diberikan gabungan kurkumin 25 mg,
essential phospholipid 100 mg, dan vitamin E 100 mg. Studi ini menggunakan
metoda seeding trial atau tanpa pembanding. Pengamatan dilakukan oleh sekitar
20 peneliti dalam periode Juli-Desember 1998.
Adapun parameter yang digunakan adalah nilai SGPT dan SGOT. SGPT
merupakan enzim yang diproduksi oleh hepatocytes, jenis sel yang banyak
terdapat di liver. Kadar SGPT dalam darah akan meningkat seiring dengan
kerusakan pada sel hepatocytes yang bisa terjadi karena infeksi virus hepatitis,
alkohol, obat-obat yang menginduksi terjadinya kerusakan hepatocytes, dan sebab
lain seperti adanya shok atau keracunan obat. Nilai SGPT yang dianggap normal
adalah 0-35 unit per liter (u/l). Peningkatan nilai SGPT 50 kali dari normal
menandakan rendahnya aliran darah pada hati, hepatitis, atau kerusakan sel hati
yang disebabkan oleh obat/senyawa kimia seperti CCl4. Peningkatan nilai SGPT
ringan sampai sedang dapat disebabkan oleh adanya hepatitis, sirosis, kanker pada
hati dan alkohol. Terkadang pada sirosis hanya terjadi peningkatan nilai SGPT 2-4
kali dari nilai normal.

22
Sementara SGOT banyak dijumpai pada organ jantung, hati, otot rangka,
pankreas, paru-paru, sel darah merah dan sel otak. Saat sel organ tersebut
mengalami kerusakan, maka SGOT akan dilepaskan dalam darah. Alhasil saat
pengukuran akan terlihat korelasi besarnya atau tingkat keparahan sel yang terjadi.
Nilai normal SGOT berkisar dari 3-45 unit per liter. Peningkatan nilai SGOT ini
dapat disebabkan oleh adanya hepatitis B. Pada hepatitis akut, peningkatan bisa
terjadi hingga 20 kali nilai normalnya.
Hasil studi menunjukkan, berdasarkan perhitungan statistik, terjadi
penurunan nilai SGOT dan SGPT yang signifikan. Setelah 14 hari terapi,
penurunan nilai SGOT dari total pasien mencapai hingga 2,89 kali, sedangkan
untuk SGPT mencapai 3,28 kali dibandingkan sebelum pengobatan. Hasil yang
tidak berbeda jauh juga ditemukan pada individu yang menderita hepatitis dan non
hepatitis. Pasien hepatitis mengalami penurunan SGOT sebanyak 3,48 kali dan
SGPT sebanyak 3,82 kali, dibandingkan sebelum pengobatan. Sedang pada
individu non hepatitis, terjadi penurunan SGOT sekitar 1,91 kali dan SGPT
sebanyak 2,15 kali.

3.1.2 Temulawak sebagai alternatif pengobatan gangguan fungsi hati


Hepatitis (peradangan hati) dan fatty liver (perlemakan hati). Kurkuminoid
temulawak (Kurkumin dan desmetoksikurkumin) berkhasiat mengobati gangguan
fungsi hati dan mencegah perlemakan sel-sel hati dengan mekanisme kerja dari
kurkumin sebenarnya dalam menyelamatkan “lambang romantisme” ini masih
belum jelas. Namun sebuah studi pada hewan percobaan melaporkan, kurkumin
secara kuat menghambat enzim cytochrome 4501A1/1A2 di hati. Enzim ini
merupakan isoenzim yang terlibat dalam bioaktivasi beberapa toksin termasuk
benzopyrene. Kurkumin ditemukan juga mencegah pembentukan ikatan kovalen
antara cytochrome P450 dan DNA. Dan, peneliti menyimpulkan bahwa kurkumin
bisa saja menghambat karsinogenesis oleh kimiawi dengan memodulasi fungsi
P450. Selain itu, kurkumin ditemukan juga menawarkan proteksi hati terhadap
toksisitas alkohol. Efek ini terbukti pada sebuah studi yang dilakukan pada tikus
yang diinduksi dengan etanol 25%. Tikus yang memperoleh kurkumin 80 mg/kg

23
BB mengalami penurunan kadar enzim hati dan produk reaktif asam tiobarbiturat.
Di samping itu, sebuah studi lainnya juga menunjukkan, kurkumin menurunkan
kerusakan hati melalui pengurangan peroksidasi lipid. Hal ini diamati pada tikus
yang hatinya telah diinduksi dengan zat besi. Masih berdasarkan studi pra klinis,
kurkumin dilaporkan juga meningkatkan aktifitas glutathione-S-transferase.
Enzim ini sangat penting dalam proses detoksifikasi.
Sejak awal abad XVI tumbuhan ini mulai dikenal dan popularitasnya terus
meningkat. Pada akhir abad XVI, temulawak sudah dikenal di Eropa dan saat ini
menjadi salah satu bahan dasar untuk fitoterapi di beberapa negara Eropa.
Berbagai penelitian ilmiah dan uji klinis telah dilakukan sejak beberapa dekade
terakhir ini, baik oleh ilmuwan di Indonesia maupun di dunia, dan hasilnya pada
umumnya mendukung pemakaian temulawak sebagai obat tradisional penyakit
kuning (hati).
Semua bagian dari temulawak berkhasiat, namun bagian yang paling
berharga adalah rimpangnya (umbinya). Rimpang temulawak ini mengandung
lebih dari 100 macam senyawa seperti amilase, fenolase, lemak, zat pati, mineral,
senyawa turunan fenol (kurkuminoid) dan minyak atsiri. Seperti umumnya
fitoterapi, senyawa-senyawa tersebut bekerja secara totalitas meningkatkan daya
tahan tubuh.
Dalam dunia fitoterapi, temulawak dikelompokkan sebagai “adaptogen”,
yaitu bahan tidak berbahaya, yang dapat mendorong peningkatan resistensi untuk
melawan racun atau yang dapat mempengaruhi secara fisik, kimia, dan biologi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa temulawak mempunyai efek menormalkan
jaringan yang terganggu.
Kandungan kimia rimpang temulawak adalah zat pati (sebagai kandungan
terbanyak, biasanya digunakan sebagai bahan makanan), kurkuminoid, dan
minyak atsiri. Dari hasil penelitian diketahui bahwa khasiat temulawak terutama
disebabkan oleh dua kandungan kimia utamanya, yaitu kurkuminoid dan minyak
atsiri.
Kurkuminoid temulawak ini adalah komponen pemberi warna kuning pada
rimpang temulawak, terdiri atas dua jenis senyawa yaitu kurkumin dan

24
desmetoksikurkumin yang berkhasiat menetralkan racun, menghilangkan rasa
nyeri sendi, meningkatkan sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan
trigeliserida darah, anti bakteri, serta dapat mencegah terjadinya perlemakan
dalam sel-sel hati dan sebagai anti oksidan penangkal senyawa-senyawa radikal
bebas yang berbahaya.
Minyak atsiri temulawak adalah cairan berwarna kuning/jingga yang
mempunyai rasa yang tajam dengan bau khas aromatik, terdiri atas 32 komponen
(senyawa turunan monoterpen dan seskuiterpen) yang secara umum bersifat
meningkatkan produksi getah empedu dan bersifat antiinflamatori. Kandungan
utama dalam minyak atsiri temulawak adalah: xanthorrhizol (21%), germakren,
isofuranogermakren, trisiklin, afla-aromadendren.
Sinergi antara zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri mempunyai
kemampuan mempercepat regenerasi sel-sel hati yang mengalami kerusakan
akibat pengaruh racun kimia. Mempunyai aktifitas kolagoga, yaitu meningkatkan
produksi dan sekresi empedu yang bekerja koleretik dan kolikonetik yang
berpengaruh pada hati, kandung empedu, dan pankreas. Meningkatkan
pengeluaran kolesterol melalui usus dan menurunkan kadar kolesterol hati
sehingga dapat mencegah dan memperbaiki perlemakan sel hati. Mengaktifkan
lipid peroksidase supaya memecahkan lipid di hati. Meningkatkan aktifitas
sitokrom P-450.
Minyak atsiri temulawak menghambat enzim siklooksigenase yang berperan
dalam perubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin aktif.
Efektifitas temulawak sebagai antihepatitis. Pemberian seduhan rimpang
temulawak sebesar 400, 800 mg/kg selama 6 hari serta 200, 400 dan 800 mg/kg
pada mencit selama 14 hari, mampu menurunkan aktivitas GPT-serum dosis
hepatotoksik parasetamol maupun mempersempit luas daerah nekrosis
parasetamol secara nyata. Daya antihepatotoksik tergantung pada besarnya dosis
maupun jangka waktu pemberiannya. Kurkumin memberikan efek hipolipidemia,
yang mencegah akumulasi asam lemak dalam hati yang mungkin timbul akibat
dari ketidak seimbangan sistem metabolisme dan steato hepatitis nonalkohol.

25
Selain melindungi dari hepatitis kronis, kurkumin juga bermafaat
mencegah karsinogenesis dan mempunyai efek antioksidan yang poten. Penelitian
lain menginformasikan bahwa kurkumin menurunkan ekspresi gen virus hepatitis
C (HCV) dengan cara menekan aktivasi Akt-SREBP-1, bukan oleh
jalur NF-kappa B. Kombinasi kurkumin dan IFN-alpha memberikan efek
penghambatan signifikan pada replikasi HCV. Hasil ini menunjukkan bahwa
kurkumin dapat menekan replikasi HCV in vitro dan berpotensi sebagai obat anti
HCV.17 Efek samping dan toksisitas. Pemberian ekstrak temulawak 200 mg/kg
BB dan 400 mg/kg BB pada mencit
mampu melindungi kerusakan hati mencit yang diinduksi formalin. Pada studi
toksisitas akut oral, ekstrak temulawak tidak menunjukkan efek toksik pada
mencit hingga dosis 5000 mg/kg BB.18

26
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB) adalah tanaman obat-obatan
yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Kandungan utama
rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri
atas kamfer, glukosida, turmerol,dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai
anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu
lawak memiliki efek farmakologi yaitu, antioksidan, hepatoprotektor (mencegah
penyakit hati), anti inflamasi (anti radang), kolagogum, dan khloretik. Sehingga
temulawak dapat menyembuhkan hepatitis secara berangsur.

5.2 Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca, orang-orang yang ingin
mengkaji tentang tanaman obat tradisional dan orang yang mengidap penyakit
hepatitis. Perebusan dengan air sebanyak 8 gelas hingga tersisa 4 gelas. Ramuan
di minum 1 jam sebelum makan sebanyak 3 kali sehari.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://setiah3121.wordpress.com/2013/05/15/pengertian-hepatitis-jenis-jenis-
cara-penyebaran-dan-cara-pencegahannya/

http://penyakithepatitis.org/obat-hepatitis-alami-yang-ampuh/

http://alfredkaemba86.blogspot.co.id/2015/07/tuntas-habis-hepatitis-dengan-
temulawak.html

http://sumira-mira.blogspot.co.id/2011/06/temu-lawak-curcuma-xanthorrhiza-
sebagai.html
http://www.anneahira.com/tanaman-obat/temulawak.htm
http://rwahyuningtyas.blogspot.com/2010/06/temulawak.html
http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/obat-alami-untuk-hepatitis/
https://riessya.wordpress.com/2009/05/12/temulawak-curcuma-xanthorrhiza/
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1219

28

Anda mungkin juga menyukai