Disusun Oleh:
Rossa Bella Adhina XIA4 / 24
1
LEMBAR PENGESAHAN
Kepala sekolah,
SMA NEGERI 2 LUMAJANG
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini yang
berjudul “TEMULAWAK SEBAGAI OBAT ALTERNATIF PENYAKIT
HEPATITIS” tanpa ada halangan suatu apapun dan dapat selesai pada waktunya.
Berbagai usaha dan upaya telah penulis lakukan untuk mendapatkan
informasi dan hasil untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini, namun tak ada
bangunan yang dapat berdiri tegak tanpa adanya sebuah pondasi, untuk itu penulis
mengucapkan terimaksih kepada:
1. Dra. Hj. Widowati Tjindarwasih, selaku kepala SMAN 2 Lumajang.
2. Drs. Sugeng Setyo Utomo guru pembimbing mata pelajaran Biologi yang
senantiasa memberikan arahan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini;
3. Orang tua tercinta, karena dorongan dan kasih sayang yang mereka berikan selalu
mengantarkanku untuk meraih impianku;
4. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan pihak lain yang telah
membantu dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu penulis menyadari bahwa karya
tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis selalu
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
3
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan……………………………………………………..2
Kata Pengantar .............................................................................................3
Daftar Isi.......................................................................................................4
Abstrak .........................................................................................................5
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….7
1.1 Latar Belakang ..................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................8
4
BAB III METODE PENULISAN …………………………………………...19
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………21
BAB V PENUTUP…………………………………………………………...27
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………...27
5.2 Saran……………………………………………………….................27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......28
5
ABSTRAK
6
BAB I PENDAHULUAN
7
tumbuhan obat memiliki banyak keuntungan, yaitu lebih murah, lebih berkhasiat,
mudah dibuat dan didapat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa kandungan yang terdapat pada temulawak untuk hepatitis ?
2. Bagaimana cara pengolahan temulawak untuk hepatitis?
3. Bagaimana cara penggunaan temulawak untuk hepatitis?
4. Apa manfaat temulawak untuk hepatitis?
1.3 Tujuan dan manfaat
1. Untuk mengetahui macam penyakit hepatitis
2. Untuk mengetahui kandungan temulawak untuk hepatitis
3. Untuk mengetahui cara pengolahan temulawak untuk hepatitis
4. Untuk mengetahui cara penggunaan temulawak untuk hepatitis
5. Untuk mengetahui manfaat temulawak untuk hepatitis
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza ROXB
2.1.2 Ekologi dan Penyebaran
Tumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuh liar di bawah naungan di hutan
jati, di tanah yang kering dan di padang alang – alang , ditanam atau tumbuh liar
di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai 1500 m di atas permukaan
laut.
Sumatra : Temu lawak
Melayu : Koneng gede
Jawa : Koneng gede
Sunda : Temulawak
Madura : Temo labak
Indonesia : Temulawak
Species lain dari kerabat dekat temu lawak adalah tanaman temu ireng C.
aeruginosa ROXB, temu putih C. zeodaria ROSC., dan temu kunyit C. domestica
VAL.
9
2.1.3 Morfologi Tanaman
2.1.3.1 Batang
2.1.3.2 Daun
2.1.3.3 Bunga
10
Bunga tanaman temu lawak dapat berbunga terus-menerus
sepanjang tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe
erantha), atau dari samping batang semunya setelah tanaman cukup
dewasa. Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning
tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga + 3 cm
dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu ketiak
terdapat 3-4 bunga.
2.1.3.4 Rimpang
11
2.1.3.5 Akar
2.1.3 Ekologi
Tumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuh liar di bawah naungan di hutan
jati, di tanah yang kering dan di padang alang – alang , ditanam atau tumbuh liar
di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai 1500 m di atas permukaan
laut.
2.1.4 Anatomi
Bagian yang digunakan sebagai air rebusan adalah bagian rimpang
tanaman temulawak. Karena di dalam rimpang temulawak mengandung banyak
sekali zat yang berguna untuk membantu menyembuhkan penyakit hepatitis yaitu,
polisakarida, minyak atsiri fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida,
foluimetik karbinol kurkumin. Kurkumin diketahui sebagai kandungan yang
banyak memberi manfaat terutama sebagai antihepatitis dan antioksidan.
12
lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti kalium
( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe), mangan (Mn ) dan
Kadmium ( Cd). Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam
rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut ” kurkumin” dan juga
protein ,pati, serta zat – zat minyak atsiri.Minyak atsiri temulawak
mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan
sineal. Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6% – 2,22% dihitung
berdasarkan berat kering. Berkat kandungan dan zat – zat minyak atsiri
tadi, diduga penyebab berkhasiatnya temulawak.
Kurkumin, kurkuminoid, P-toluilmetilkarbinol, seskuiterpen d-
kamper, mineral, minyak atsiri serta minyak lemak, karbohidrat, protein,
mineral seperti Kalium (K), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Besi (Fe),
Mangan (Mn), dan Kadmium (Cd).
13
2.2.2.1 Hepatitis A
Virus hepatitis A banyak terjadi melalui vecal oral. Hal ini terjadi
akibat buruknya tingkat kebersihan pengguna, terutama di Negara-negara
berkembang sering terjadi wabah ini yang penyebarannya melalui air dan
makanan. Hepatitis ini merupakan jenis hepatitis yang tidak terlalu
berbahaya karena jarnag menimbulkan kematian pada penderitanya.
2.2.2.2 Hepatitis B
2.2.2.3 Hepatitis C
2.2.2.4 Hepatitis D
14
2.2.2.5 Hepatitis E
2.2.2.6 Hepatitis F
2.2.2.7 Hepatitis G
15
bisa diberikan pada anak usia 2 – 18 tahun dan cukup sekali dalam seumur
hidupnya.
- Imunitas sementara
Ini sangat efektif diberikan kepada seseorang yang sering bepergian
terutama di wilayah endemic hepatitis ataupun di lingkungan dengan sanitasi yang
buruk. Antivirus yang diberikan akan bekerja efektif setelah 2 minggu
penggunaan.
- Menjaga kebersihan diri
- Tidak meminjam barang orang lain selama kita tidak yakin dengan
kondisi kesehatan orang yang bersangkutan.
- Setia pada pasangan dengan cara tidak melakukan hubungan seks
dengan berganti – ganti pasangan.
- Tidak melakukan donor darah bila kita sendiri terkena penyakit
hepatitis.
- Membersihkan ceceran darah.
1. Brotowali
2. Bugenfil
16
potonglah batang bugenfil tipis-tipis, dan kemudian dimasukkan ke dalam
panci email dan ditambahkan dengan 3 gelas air. Rebuslah sampai air yang
tersisa adalah 1 gelas saja. Kemudian jika sudah dingin, saringlah.
Minumlah Obat Hepatitis yang Alami ini dengan ditambahkan dengan
madu murni. Air saringan diminum paling tidak adalah 2 kali dalam
sehari, diminum di pagi dan sore hari dengan masing-masing dosisnya
adalah setengah gelas.
3. Daun pare
4. Tomat
5. Mengkudu
17
diparut dan diperas dengan sepotong kain. Air perasan tadi diminum. Dan
untuk penggunaan luar, maka ulit mengkudu ditumbuk sampai halus,
setelah itu aduklah dengan sedikt cuka. Bungkus ramuan Obat Hepatitis
yang Alami tadi dengan daun pisang. Kemudian dipanaskan sebentar
diatas api atau juga langsung di kukus. Dan untuk kondisi yang hangat
maka tempelkanlah bungkusan tersebut pada daerah perut bagian kanan
atas, tempart dimana hati mengalami pembengkakan.
2.5 Hipotesis
Temulawak mengandung kurkumin yang bersifat hepatoprotektor (
melindungi hati dari zat toksik), antiradang, kolagogum, khloretik, dan
antioksidan. Sehingga dapat mengobati hepatitis.
18
BAB III METODE PENULISAN
3.4 Dokumentasi
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi wawasan bahwa
pemanfaatan herbal temulawak akan sangat membantu dalam mengatasi
hepatitis. Banyaknya keluhan mengatasi hepatitis di masyarakat,
mengundang keinginan untuk menemukan solusi mengenai masalah ini.
19
Penulis berusaha untuk menjadi penginspirasi, bahwa di Indonesia
memungkinkan sekali dengan pemanfaat herbal menjadi obat yang dapat
kita gunakan.
20
3.6 Cara Pengolahan Temulawak Sebagai Obat Pendamping
Alat :
1. Pisau
2. Kompor
3. Panci
Bahan :
1. Temulawak
2. Gula aren
3. Air
Langkah kerja :
21
BAB IV PEMBAHASAN
22
Sementara SGOT banyak dijumpai pada organ jantung, hati, otot rangka,
pankreas, paru-paru, sel darah merah dan sel otak. Saat sel organ tersebut
mengalami kerusakan, maka SGOT akan dilepaskan dalam darah. Alhasil saat
pengukuran akan terlihat korelasi besarnya atau tingkat keparahan sel yang terjadi.
Nilai normal SGOT berkisar dari 3-45 unit per liter. Peningkatan nilai SGOT ini
dapat disebabkan oleh adanya hepatitis B. Pada hepatitis akut, peningkatan bisa
terjadi hingga 20 kali nilai normalnya.
Hasil studi menunjukkan, berdasarkan perhitungan statistik, terjadi
penurunan nilai SGOT dan SGPT yang signifikan. Setelah 14 hari terapi,
penurunan nilai SGOT dari total pasien mencapai hingga 2,89 kali, sedangkan
untuk SGPT mencapai 3,28 kali dibandingkan sebelum pengobatan. Hasil yang
tidak berbeda jauh juga ditemukan pada individu yang menderita hepatitis dan non
hepatitis. Pasien hepatitis mengalami penurunan SGOT sebanyak 3,48 kali dan
SGPT sebanyak 3,82 kali, dibandingkan sebelum pengobatan. Sedang pada
individu non hepatitis, terjadi penurunan SGOT sekitar 1,91 kali dan SGPT
sebanyak 2,15 kali.
23
BB mengalami penurunan kadar enzim hati dan produk reaktif asam tiobarbiturat.
Di samping itu, sebuah studi lainnya juga menunjukkan, kurkumin menurunkan
kerusakan hati melalui pengurangan peroksidasi lipid. Hal ini diamati pada tikus
yang hatinya telah diinduksi dengan zat besi. Masih berdasarkan studi pra klinis,
kurkumin dilaporkan juga meningkatkan aktifitas glutathione-S-transferase.
Enzim ini sangat penting dalam proses detoksifikasi.
Sejak awal abad XVI tumbuhan ini mulai dikenal dan popularitasnya terus
meningkat. Pada akhir abad XVI, temulawak sudah dikenal di Eropa dan saat ini
menjadi salah satu bahan dasar untuk fitoterapi di beberapa negara Eropa.
Berbagai penelitian ilmiah dan uji klinis telah dilakukan sejak beberapa dekade
terakhir ini, baik oleh ilmuwan di Indonesia maupun di dunia, dan hasilnya pada
umumnya mendukung pemakaian temulawak sebagai obat tradisional penyakit
kuning (hati).
Semua bagian dari temulawak berkhasiat, namun bagian yang paling
berharga adalah rimpangnya (umbinya). Rimpang temulawak ini mengandung
lebih dari 100 macam senyawa seperti amilase, fenolase, lemak, zat pati, mineral,
senyawa turunan fenol (kurkuminoid) dan minyak atsiri. Seperti umumnya
fitoterapi, senyawa-senyawa tersebut bekerja secara totalitas meningkatkan daya
tahan tubuh.
Dalam dunia fitoterapi, temulawak dikelompokkan sebagai “adaptogen”,
yaitu bahan tidak berbahaya, yang dapat mendorong peningkatan resistensi untuk
melawan racun atau yang dapat mempengaruhi secara fisik, kimia, dan biologi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa temulawak mempunyai efek menormalkan
jaringan yang terganggu.
Kandungan kimia rimpang temulawak adalah zat pati (sebagai kandungan
terbanyak, biasanya digunakan sebagai bahan makanan), kurkuminoid, dan
minyak atsiri. Dari hasil penelitian diketahui bahwa khasiat temulawak terutama
disebabkan oleh dua kandungan kimia utamanya, yaitu kurkuminoid dan minyak
atsiri.
Kurkuminoid temulawak ini adalah komponen pemberi warna kuning pada
rimpang temulawak, terdiri atas dua jenis senyawa yaitu kurkumin dan
24
desmetoksikurkumin yang berkhasiat menetralkan racun, menghilangkan rasa
nyeri sendi, meningkatkan sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan
trigeliserida darah, anti bakteri, serta dapat mencegah terjadinya perlemakan
dalam sel-sel hati dan sebagai anti oksidan penangkal senyawa-senyawa radikal
bebas yang berbahaya.
Minyak atsiri temulawak adalah cairan berwarna kuning/jingga yang
mempunyai rasa yang tajam dengan bau khas aromatik, terdiri atas 32 komponen
(senyawa turunan monoterpen dan seskuiterpen) yang secara umum bersifat
meningkatkan produksi getah empedu dan bersifat antiinflamatori. Kandungan
utama dalam minyak atsiri temulawak adalah: xanthorrhizol (21%), germakren,
isofuranogermakren, trisiklin, afla-aromadendren.
Sinergi antara zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri mempunyai
kemampuan mempercepat regenerasi sel-sel hati yang mengalami kerusakan
akibat pengaruh racun kimia. Mempunyai aktifitas kolagoga, yaitu meningkatkan
produksi dan sekresi empedu yang bekerja koleretik dan kolikonetik yang
berpengaruh pada hati, kandung empedu, dan pankreas. Meningkatkan
pengeluaran kolesterol melalui usus dan menurunkan kadar kolesterol hati
sehingga dapat mencegah dan memperbaiki perlemakan sel hati. Mengaktifkan
lipid peroksidase supaya memecahkan lipid di hati. Meningkatkan aktifitas
sitokrom P-450.
Minyak atsiri temulawak menghambat enzim siklooksigenase yang berperan
dalam perubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin aktif.
Efektifitas temulawak sebagai antihepatitis. Pemberian seduhan rimpang
temulawak sebesar 400, 800 mg/kg selama 6 hari serta 200, 400 dan 800 mg/kg
pada mencit selama 14 hari, mampu menurunkan aktivitas GPT-serum dosis
hepatotoksik parasetamol maupun mempersempit luas daerah nekrosis
parasetamol secara nyata. Daya antihepatotoksik tergantung pada besarnya dosis
maupun jangka waktu pemberiannya. Kurkumin memberikan efek hipolipidemia,
yang mencegah akumulasi asam lemak dalam hati yang mungkin timbul akibat
dari ketidak seimbangan sistem metabolisme dan steato hepatitis nonalkohol.
25
Selain melindungi dari hepatitis kronis, kurkumin juga bermafaat
mencegah karsinogenesis dan mempunyai efek antioksidan yang poten. Penelitian
lain menginformasikan bahwa kurkumin menurunkan ekspresi gen virus hepatitis
C (HCV) dengan cara menekan aktivasi Akt-SREBP-1, bukan oleh
jalur NF-kappa B. Kombinasi kurkumin dan IFN-alpha memberikan efek
penghambatan signifikan pada replikasi HCV. Hasil ini menunjukkan bahwa
kurkumin dapat menekan replikasi HCV in vitro dan berpotensi sebagai obat anti
HCV.17 Efek samping dan toksisitas. Pemberian ekstrak temulawak 200 mg/kg
BB dan 400 mg/kg BB pada mencit
mampu melindungi kerusakan hati mencit yang diinduksi formalin. Pada studi
toksisitas akut oral, ekstrak temulawak tidak menunjukkan efek toksik pada
mencit hingga dosis 5000 mg/kg BB.18
26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB) adalah tanaman obat-obatan
yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Kandungan utama
rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri
atas kamfer, glukosida, turmerol,dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai
anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu
lawak memiliki efek farmakologi yaitu, antioksidan, hepatoprotektor (mencegah
penyakit hati), anti inflamasi (anti radang), kolagogum, dan khloretik. Sehingga
temulawak dapat menyembuhkan hepatitis secara berangsur.
5.2 Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca, orang-orang yang ingin
mengkaji tentang tanaman obat tradisional dan orang yang mengidap penyakit
hepatitis. Perebusan dengan air sebanyak 8 gelas hingga tersisa 4 gelas. Ramuan
di minum 1 jam sebelum makan sebanyak 3 kali sehari.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://setiah3121.wordpress.com/2013/05/15/pengertian-hepatitis-jenis-jenis-
cara-penyebaran-dan-cara-pencegahannya/
http://penyakithepatitis.org/obat-hepatitis-alami-yang-ampuh/
http://alfredkaemba86.blogspot.co.id/2015/07/tuntas-habis-hepatitis-dengan-
temulawak.html
http://sumira-mira.blogspot.co.id/2011/06/temu-lawak-curcuma-xanthorrhiza-
sebagai.html
http://www.anneahira.com/tanaman-obat/temulawak.htm
http://rwahyuningtyas.blogspot.com/2010/06/temulawak.html
http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/02/obat-alami-untuk-hepatitis/
https://riessya.wordpress.com/2009/05/12/temulawak-curcuma-xanthorrhiza/
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1219
28