Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN MEDIUM RINGAN (MEME EDUKATIF DAN HUMOR

LINGKUNGAN) TERHADAP KEBERHASILAN UPAYA PENINGKATAN


ENVIROMENTAL AWARENESS

(Enviromental awareness)

Esai Ini Disusun Untuk Mengikuti Kompetisi Esai One Step Closer To Envengers
Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Pertamina

Disusun Oleh :

Nama : Fahrizal Sanggah Firmansyah


Nama Instansi : SMA Negeri 1 Babat

JL. RAYA NO. 1 SUMOWIHARJO BABAT

KABUPATEN LAMONGAN

PROVINSI JAWA TIMUR

2021
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fahrizal Sanggah Firmansyah


Intansi : SMA Negeri 1 Babat
Dengan ini menyatakan bahwa karya yang berjudul : “PEMANFAATAN
MEDIUM RINGAN (MEME EDUKATIF DAN HUMOR LINGKUNGAN)
TERHADAP KEBERHASILAN UPAYA PENINGKATAN ENVIROMENTAL
AWARENESS”.

Yang saya ajukan untuk dapat mengikuti Kompetisi One Step Closer To Envengers
Teknik Lingkungan Universitas Pertamina tersebut benar-benar merupakan karya
orisinal dan tidak mengandung unsur plagiat yang dibuat oleh penulis atau karya
orang lain serta belum pernah dipublikasikan, diikutsertakan pada event serupa,
maupun menjuarai lomba serupa sebelumnya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sadar
tanpa ada paksaan dari siapapun untuk keperluan pengajuan Kompetisi One Step
Closer To Envegers Teknik Lingkungan Universitas Pertamina. Jika terbukti
terdapat pelanggaran di dalamnya, maka kami siap didiskualifikasi dari kompetisi
ini sebagai bentuk tanggung jawab saya siap bertanggung jawab untuk menjalani
semua hukum terkait hak cipta.

Lamongan, 19 Agustus 2021

Yang Membuat Pernyataan,

(Fahrizal Sanggah
Firmansyah)
LEMBAR IDENTITAS DIRI
Lingkungan alam telah menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh
makhluk hidup untuk bertahan hidup. Keberadaannya merupakan bagian vital dari
keberlangsungan kehidupan di bumi ini, tanpa ada lingkungan alam yang terjaga
maka kehidupan manusia sebagai makhluk hidup pastinya juga ikut terancam.
Walaupun lingkungan memiliki pengaruh sepenting itu, akhir-akhir ini perusakan
lingkungan oleh manusia sendiri sangat memprihatinkan. Tebang liar, alih lahan,
membuang limbah sembarangan adalah sedikit dari ulah manusia yang terbukti
merusak keberadaan lingkungan. Manusia merupakan salah satu pelaku penyebab
kerusakan lingkungan, tanpa sadar dan peduli terhadap dampak apa yang dapat
mereka timbulkan ke depannya dapat merugikan mereka sendiri.

Ada sebuah disiplin ilmu, yang disebut sebagai teknik lingkungan. Pada studi ini
akan dipelajari berbagai solusi mengenai cara agar aktivitas manusia tidak
merugikan lingkungan dan tetap berjalan. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut
biasanya dikaitkan dengan prediksi terhadap masalah lingkungan yang mungkin
terjadi dan bagaimana manusia bisa mencegahnya. Teknik lingkungan ini tidak
hanya berkaitan dengan rekayasa teknologi untuk dijadikan solusi pemecahan
masalah lingkungan, akan tetapi juga memiliki ranah terhadap upaya pencegahan
yang bersifat persuasif. Biasanya sebelum kerusakan terjadi, peningkatan kesadaran
masyarakat dapat menjadi solusi yang prospektif. Bentuk kesadaran masyarakat
terhadap kelestarian lingkungan disebut sebagai environmental awareness.

Tindakan preventif terhadap perusakan lingkungan ini sangatlah diperlukan.


Karena pencegahan yang lebih dini dapat meminimalkan berbagai kemungkinan
terburuk dari kerusakan lingkungan. Alasan mengapa tindakan preventif sangat
penting, karena jika pada tahapan ini upaya yang dilakukan berhasil maka
akademisi atau aktivis teknik lingkungan tidak perlu susah payah memikirkan
solusi dari kerusakan lingkungan. Enviromental awareness akan secara otomatis
membangun kepedulian masyarakat dan membuat lingkungan menjadi lestari dan
terjaga dengan baik. Sehingga pada dasarnya pun seberapa tinggi kesadaran
masyarakat terhadap lingkungan juga menjadi salah satu misi penting bagi seorang
teknisi lingkungan.
Sebelum menangani masalah lingkungan, masyarakat harus mengetahui dampak
dari kerusakan lingkungan. Langkah pertama adalah menarik perhatian penonton,
mengirimkan pesan tentang dampak pencemaran dan perusakan lingkungan.
Kelemahan informasi dan pesan yang bermuatan pengetahuan lingkungan pada
akhir-akhir ini adalah penyajiannya yang kurang menarik sehingga sebagian besar
masyarakat enggan untuk memperhatikan informasi tersebut. Menggabungkan
humor dengan pengetahuan tentang lingkungan akan menyoroti masalah,
menciptakan kesan abadi. Schmidt (1994) menyatakan, “Kalimat-kalimat lucu
lebih baik diingat daripada kalimat non-humor pada tes ingatan bebas dan isyarat
dan pada ukuran ingatan kalimat dan ingatan kata.” Oleh karena itu, pesan komedi
tentang kerusakan lingkungan akan bergema di benak pendengar, tanpa sadar
mengingatkan diri sendiri akan isu yang sedang dihadapi. Akhirnya, pengingat
terus-menerus ini akan mengembangkan efek eksposur belaka terhadap
keberlanjutan, menghubungkan diri mereka dengan topik. Efek humor terhadap
perlindungan lingkungan ini akan lebih merangsang tekad untuk berkontribusi pada
gerakan ini.

Metode atau pendekatan dalam menyampaikan informasi sangatlah penting dan


tidak boleh dianggap remeh. Karena pada dasarnya upaya untuk meningkatkan
environmental awareness adalah bentuk persuasif kepada kognisi dari target aktivis
lingkungan yaitu masyarakat. Apabila Target tersebut sudah tidak menaruh atensi
pada informasi dan ajakan yang kita tawarkan maka tujuan dari upaya peningkatan
environmental awareness tidak akan tercapai. Sehingga konsep pengemasan materi
informasi sangatlah penting. Informasi harus dibuat tidak hanya melulu
memperhatikan unsur teori dan fakta yang kuat dan valid saja, tapi harus diimbangi
dengan kolaborasi terhadap daya tarik yang potensial untuk menarik perhatian
target.

Alih-alih hanya memberikan fakta dan angka, aktivis lingkungan harus


menggunakan humor dalam informasi atau konten mereka untuk secara efektif
menarik perhatian banyak orang. Karena beberapa penonton akan menganggap
ekologi membosankan, aktivis harus menggunakan humor untuk melibatkan
penonton. Oleh karena itu untuk menghadapi permasalahan ini penulis
merekomendasikan untuk memanfaatkan solusi pengemasan konten yang penulis
sebut sebagai media ringan. Nama tersebut merupakan akronim yang penulis buat
untuk pendekatan pengemasan informasi yang menarik. Kepanjangan dari bentuk
solusi tersebut adalah “meme edukatif dan humor lingkungan”.

Ada alasan mengapa penulis menyebut solusi ini sebagai media ringan. Karena
pendekatan ini dapat menyediakan media yang cukup ringan untuk dapat dipahami
oleh masyarakat. Dimana media akan dikemas dengan penampilan dan daya tarik
yang atraktif. Meme adalah bentuk parodi digital yang biasanya dibuat untuk media
hiburan jenaka, meme sangat digemari oleh banyak sekali masyarakat karena selalu
menampilkan ide yang dapat mengundang tawa. Meme pun juga sering kali kita
temui dan menjadi viral di media sosial. Bukti ketertarikan masyarakat terhadap
meme adalah jumlah likes konten berjenis meme selalu tinggi, contohnya pada akun
Instagram @dagelan atau @awreceh yang secara aktif mengupload konten meme,
mereka mendapat audiens yang sangat besar. Potens audiens yang luas inilah yang
penulis targetkan dapat mempermudah aktivis lingkungan untuk mengoptimalkan
environmental awareness dari masyarakat.

Jika kita bisa menggabungkan dan memodifikasi antara konten viral yang menarik
yang sudah terbukti dapat menarik banyak audiens dengan konten lingkungan yang
edukatif dan dianggap tidak menarik, kenapa tidak? Dengan ini kita dapat
mendapatkan konten yang menarik dan unik sekaligus mengedukasi, konten
menjadi tidak hanya sebatas menghibur belaka dengan nilai edukasi kosong.

Secara keseluruhan, humor memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan


kesadaran dan mengirimkan dorongan yang memotivasi orang untuk bertindak.
Namun, meningkatkan kesadaran saja tidak cukup. Aktivis lingkungan perlu lebih
meyakinkan orang-orang yang meragukan pemanasan global dengan menurunkan
respons defensif mereka. Pemanfaatan ini akan memberikan peningkatan potensial
dari sebuah informasi menjadi lebih informatif, edukatif dan mudah diingat.
Biasanya masyarakat mempunyai stereotip bahwa konten yang berat dan penuh
pengetahuan akan membosankan. Tapi konten unik dan lucu tanpa pengetahuan
akan menghibur mereka. Ini adalah sesuatu kekosongan yang diciptakan konten
menarik dibuat dan merupakan perilaku menyia-nyiakan potensi konten yang
padahal bisa digunakan untuk kedua-duanya yaitu menghibur sambil mengedukasi.
DAFTAR PUSTAKA

Apriati, Y., Azkia, L., & Alfisyah, A. (2021). Upaya Meningkatkan Kepedulian
Siswa MIN 5 Barito Kuala Terhadap Lingkungan Hidup Melalui Edukasi
Lingkungan. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 152.
https://doi.org/10.20527/btjpm.v3i2.3381
Rahmawati, R., Sugiarti, S., & Herlanti, Y. (2019). PENERAPAN SIKAP
KEPEDULIAN LINGKUNGAN DALAM MODEL SAINS TEKNOLOGI
MASYARAKAT DALAM KONSEP EKOLOGI DAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN. EDUSAINS, 8(2), 176–181.
https://doi.org/10.15408/es.v8i2.3730
Rasmilah, I. (2016). PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY UNTUK
MEMBENTUK KEPEDULIAN LINGKUNGAN. Jurnal Geografi Gea,
13(1). https://doi.org/10.17509/gea.v13i1.3312
Schmidt, S. R. (1994). Effects of humor on sentence memory. Journal of
Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition, 20(4), 953–
967. https://doi.org/10.1037/0278-7393.20.4.953
Suhardin, S. (2017). KEPEDULIAN LINGKUNGAN SISWA DITINJAU DARI
ASPEK PENGETAHUAN TENTANG KONSEP DASAR EKOLOGI
DAN GENDER. Jurnal Ilmiah Pendidikan Lingkungan Dan
Pembangunan, 18(02), 64–77. https://doi.org/10.21009/plpb.182.05
Wahyudin, U. (2017). STRATEGI KOMUNIKASI LINGKUNGAN DALAM
MEMBANGUN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP
LINGKUNGAN. Jurnal Common, 1(2).
https://doi.org/10.34010/common.v1i2.576
Zachariasz, R. (2016). PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU-IBU TENTANG
ISU-ISU LINGKUNGAN ANTARA STRATEGI PENYULUHAN OUT
GROUP VERSUS IN GROUP BERDASARKAN KEPEDULIAN
LINGKUNGAN. Jurnal Ilmiah Pendidikan Lingkungan Dan
Pembangunan, 17(01), 25–33. https://doi.org/10.21009/plpb.171.03

Anda mungkin juga menyukai