Anda di halaman 1dari 13

106

ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

Kualitas Interaksi Sosial antara Penjual dan Pembeli di Taman Pintar Book Store
Yogyakarta

Amestia Prasinata Panggabean


Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Amestia01@gmail.com atau amestia.prasinata2015@student.uny.ac.id

Abstract. The seller and the buyer’s social interaction occurred because of the mutual influence
and benefit relationship on both sides. The seller need the buyer to buy their commodity, and
the buyer needs the seller to provide commodity and services they needed. The objective of this
research is to show the difference in social interaction quality at the morning, afternoon, and
evening. This research used quantitative research method to 8 female subjects aged between
21-29 years old. Data collection method are observation and interview. Quotation technique are
behaviour tallying and charting for 3 hours as a sample based on 11 indicators and 6 intervals.
The type of interview is survey interview. Data analysis method is descriptive quantitative. The
result of this research shows 11 indicators used to assess the interaction of the seller with the
highest percentage social interaction occurred at the afternoon that is 34,43%, and 4 main
factorsaffecting social interaction between the seller and buyer.
Keywords: social interaction, buyer, seller
Abstrak. Interaksi sosial antara penjual dan pembeli terjadi karenahubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi dan menguntungkan. Penjual membutuhkan pembeli untuk membeli
barang dagangannya, dan pembeli membutuhkan penjual untuk menyediakan barang dan jasa
yang dibutuhkan. Tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan kualitas interaksi sosial pada
pagi, siang, dan sore hari. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif terhadap 8
subjek dengan usia antara 21 sampai 29 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Metode
pengumpulan data adalahobservasi dan wawancara. Teknik pencatatan behavior tallying and
charting selama 3 jam sebagai sampel berdasarkan 11 indikator dan 6 interval. Jenis
wawancara yang dilakukan adalah wawancara survey. Analisis data menggunakan deskriptif
kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan ada 11 indikator yang digunakan untuk menilai interaksi
yang dilakukan oleh penjual dengan persentase interaksi sosial tertinggi terjadi pada siang hari
yaitu 34,43%, serta 4 faktor utama yang mempengaruhi interaksi sosial antara penjual dan
pembeli.
Kata kunci: interaksi sosial, pembeli, penjual

PENDAHULUAN
Interaksi sosial timbul karena manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan
selain sebagai makhluk individual, juga hubungan dengan orang lain. Dorongan
merupakan makhluk sosial. Manusia atau motif sosial inilah yang mendorong
sebagai makhluk individual mempunyai manusia untuk mencari manusia lainnya
dorongan atau motif untuk mengadakan untuk mengadakan hubungan atau
hubungan dengan dirinya sendiri, mengadakan interaksi sosial (Walgito,
sedangkan manusia sebagai makhluk sosial 2003). Hal ini sesuai dengan ajaran
107
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli (competition), kontravensi, pertikaian,


filsafat Yunani kuno yang menyatakan pertentangan atau conflict.
dalam ajarannya bahwa manusia adalah Interaksi yang terjadi antara penjual
zoon politicon, yang artinya manusia itu dan pembeli, baik itu di pasar tradisional
sebagai makhluk sosial yang pada maupun pasar modern adalah bentuk
dasarnya selalu ingin ‘bergaul’ dalam transaksi perdagangan. Hal ini
masyarakat (Herimanto& Winarmo, 2008). menunjukkan bahwa interaksi sosial antara
Kecenderungan manusia untuk penjual dan pembeli tergolong kepada
berhubungan dengan orang lain, interaksi sosial asosiatif dengan bentuk
mendorong terjadinya komunikasi dua arah kerja sama (cooperation). Cooley
yang mengandung aksi dan reaksi (Fatnar (Soekanto, 2012) mengatakan bahwa kerja
& Anam, 2014). Aksi dapat diartikan suatu sama adalah proses apabila orang
tindakan atau perbuatan yang dilakukan menyadari bahwa mereka mempunyai
seseorang, sedangkan reaksi adalah suatu kepentingan-kepentingan yang sama dan
respon terhadap keberadaan orang lain. pada saat yang bersamaan mempunyai
Tanpa adanya aksi dan reaksi, maka cukup pengetahuan dan pengendalian
interaksi sosial tidak terjadi. Interaksi sosial terhadap diri sendiri untuk memenuhi
hanya akan dapat berlangsung antara kepentingan tersebut. Hal ini sesuai dengan
pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua tujuan penjual dan pembeli melakukan
belah pihak. Interaksi contohnya ketika dua interaksi untuk memenuhi kebutuhan-
orang wanita berada di tempat yang sama kebutuhan atau kepentingan-kepentingan
dan duduk bersebelahan, tidak ada tutur yang sama.
kata, tidak ada jabat tangan atau bentuk Defenisi interaksi sosial tidak hanya
perilaku yang melibatkan kontak fisik, tetapi berfokus pada perilaku atau tindakan yang
tanpa diketahui salah satu wanita tersebut dapat diobservasi atau dapat diamati, tetapi
merasa terganggu dengan aroma parfum terjadi apabila manusia mengadakan
wanita di sebelahnya, dan secara perlahan- hubungan yang secara langsung
lahan mengubah posisi duduknya, hal ini berpengaruh terhadap system syarafnya
juga merupakan interaksi sosial karena sebagai akibat dari hubungan yang
telah memberikan rangsangan atau dimaksud (Herimanto &Winarmo, 2008).
stimulus dan mengubah perasaan dari Menurut Herimanto dan Winarno
orang yang bersangkutan. (2008), interaksi sosial memiliki ciri-ciri yaitu
Menurut Herimanto dan Winarno pelakunya lebih dari satu orang; Ada
(2008), ada dua sifat interaksi sosial, yaitu komunikasi antarpelaku melalui kontak
interaksi sosial asosiatif dan interaksi sosial sosial; Memiliki maksud dan tujuan, terlepas
disosiatif. Interaksi sosial asosiatif adalah dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
bentuk interaksi sosial yang memiliki sifat dengan yang diperkirakan oleh pelaku; Ada
positif, seperti kerja sama (cooperation), dimensi waktu yang akan menentukan sikap
akomodasi (accomodation), asimilasi aksi yang sedang berlangsung.
(assimilation), akulturasi (aculturation), dan Adapun syarat terjadinya interaksi
paternalism, sedangkan interaksi sosial sosial menurut Soekanto (2012) adalah
disosiatif adalah bentuk interaksi sosial apabila memenuhi 2 syarat, yaitu kontak
yang bersifat negatif, seperti persaingan sosial dan komunikasi sosial.
108
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

Kata “kontak” (Inggris: “contact") konsumen yang berasal dari produsen.


berasal dari bahasa Latin yaitu con atau Upaya ini dilakukan tentu untuk
cun yang artinya bersama-sama, dan tango menghubungkan sekaligus memberikan
yang artinya menyentuh. Dalam pengertian keuntungan antara konsumen dan
sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi produsen Konsumen akan bisa memenuhi
melalui interaksi atau hubungan fisik, kebutuhanya dan produsen bisa
sebab orang bisa melakukan kontak sosial memperoleh laba dari hasil
dengan pihak lain tanpa menyentuh pihak penjualannya. Beberapa kegiatan yang
lain yang terlibat. Kontak social juga dapat dilakukan oleh penjual adalah mencari
diartikan sebagai gejala sosial yang saling pembeli, mempengaruhi pembeli, serta
berhubungan, berhadapan, bertatap muka memberi arahan agar pembeli bisa
antara dua individu. Kontak dapat bersifat menyesuaikan kebutuhannya dengan
primer dan sekunder. Kontak primer terjadi produk yang ditawarkan dengan ikatan
ketika ada kontak langsung dengan cara perjanjian harga dan menguntungkan
berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan kedua belah pihak.
sebagainya. Kontak sekunder terjadi Bentuk-bentuk penjualan oleh penjual
dengan perantara, misalnya melalui ini bisa dikelompokkan menjadi penjualan
telepon, radio, TV, dan sebagainya. tunai cash), penjualan kredit dan penjualan
Komunikasi sosial adalah proses tender, penjualan ekspor dan penjualan
memberikan tafsiran pada perilaku orang titipan. Secara keseluruhan dari penjualan
lain yang berwujud pembicaraan, gerak- ini dipengaruhi oleh kondisi atau daya beli
gerik badaniah atau sikap, atau perasaan- pasar. Ini disebabkan oleh faktor barang
perasaan apa yang ingin disampaikan yang tersedia, harga yang ditawarkan, dan
orang tersebut. Dengan tafsiran pada syarat penjualan. Dari segi penjualan juga
orang lain, seseorang memberi reaksi tak terlepas dari modal si penjual. Modal
berupa tindakan terhadap maksud orang tersebut berupa kemampuan untuk lebih
lain tersebut. Secara singkat diartikan mengenalkan produk pada konsumen
sebagai cara penyampaian pesan dari satu dengan berbagai cara.
pihak ke pihak yang lain sehingga terjadi Parise, Guinan, dan Kafka (2016)
pengertian bersama. menunjukkan bahwa penjual harus mampu
Sama halnya dengan interaksi sosial menjelaskan produk yang ditawarkannya
lainnya, interaksi sosial di pasar juga dengan baik dan interaktif, untuk dapat
merupakan proses yang sangat penting membuat konsumenmerasa tidak terpaksa,
dan pasti terjadi. interaksi sosial yang “nyambung” dengan yang ditawarkan
seperti ini sering dikatakan interaksi antara penjual dan merasa sesuaidengan yang
penjual dan pembeli. Interaksi sosial antara dibutuhkan secara kognitif dan emosional.
penjual dan pembeli dilataberlakangi oleh Tentu saja hal ini akan terjadi apabila ada
kebutuhan yang sejalan. Penjual interaksi yang baik antara penjual maupun
membutuhkan pembeli untuk membeli pembeli. Interaksi sosial yang baik sangat
barang dagangannya, dan pembeli berperan penting dalam pengambilan
membutuhkan penjual untuk membeli keputusan pembeli untuk membeli suatu
barang atau jasa. Hubungan ini lah yang barang. Claudiu-catalin & Dorian-Laurentiu
disebut hubungan timbal balik atau saling (2014) menunjukkan bahwa terdapat dua
mempengaruhi antara penjual dan pembeli. faktor yang memengaruhi konsumen dalam
Penjual adalah orang yang melakukan membeli produk yaitu faktor intrinsik yang
sebuah akifitas pemasaran yang ditujukan berasal dari diri sendiri dan juga faktor
untuk menyampaikan barang kepada ekstrinsik yang berasal dari luar diri
109
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

sendiri/lingkungan seperti rekomendasi dari pelanggan merupakan suatu bentuk


teman. perilaku konsumen yang mengarah pada
Kata Pembeli berasal dari Bahasa kemungkinan pembelian ulang,
Inggris, yaitu consumer, yang menurut meningkatnya loyalitas pada harga, dan
KBBI diartikan sebagai seseorang atau memberikan rekomendasi pada pihak lain
sesuatu perusahaan yang membeli barang (Foster dan Cadogan, dalam Bastian,
tertentu atau menggunakan jasa tertentu, 2014).
atau seseorang yang mengunakan suatu Sandstrom and Dunn (2014)
persediaan atau sejumlah barang. Ada juga mengatakan bahwa Interaksi sosial juga
yang mengartikan setiap orang yang memungkinkan terjadinya perubahan
menggunakan barang ataujasa”.Pembeli dalam suatu ikatan antar dua pihak. Ikatan
adalah orang yang melakukan sebuah yang awalnya lemah dapat berubah
bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan menjadi ikatan yang kuat melalui interaksi
dan mendapatkan barang/jasa. Nilai sosial yang terus menerus terjadi dalam
manfaat barang tersebut akan dinikmati kurun waktu yang lama. Interaksi sosial di
oleh pembeli itu sendiri. Bentuk bentuk pasar juga memungkinkan terjadinya
pembelian berdasarkan pembayarannya perubahan ikatan antara penjual dan
juga hampir sama dengan penjualan. pembeli. Ikatan yang awalnya hubungan
Karena dua proses ini terjadi dalam suatu ‘bisnis’ antara penjual dan pembeli, dapat
waktu dan satu kesepakatan, maka berubah menjadi hubungan yang lebih
pembelian ini bisa saja dilakukan secara intim, seperti pertemanan atau munculnya
tunai ataupun pembayaran kemudian. rasa kekeluargaan, tergantung kepada
Menurut Sandstrom dan Dunn (2014), waktu yang dibutuhkan dan juga kualitas
interaksi sosial juga dapat membangun interaksi sosial yang terjadi antar dua
kepercayaan antara kedua pihak, termasuk pihak.
penjual dan pembeli. Kepercayaan akan Bagaimana jika ternyata data yang
terbentuk melalui interaksi antara satu dilapangan justru berbeda dengan
pihak dengan pihak yang lainnya secara teorinya? Bagaimana jika suatu interaksi
terus menerus. Kepercayaan menurut sosial itu justru tidak dapat mengubah
Rousseau et al. (dalam wahyudi, Milla, dan suatu hubungan bisnis menjadi hubungan
Muluk, 2017), adalah wilayah psikologis yang lebih kuat? Apakah hal ini bisa saja
yang merupakan perhatian untuk menerima terjadi? Jawabannya semua mungkin saja
apa adanya berdasarkan harapan terhadap terjadi.
perilaku yang baik dari orang lain. Belakangan ini, pertumbuhan
Kepercayaan ini lah yang nantinya dapat penggunaan internet di Indonesia
mempengaruhi loyalitas konsumen atau meningkat pesat dari 78 juta di tahun 2014
pembeli terhadap penjual. Morgan dan menjadi 132,7 juta di tahun 2016 selain
Hunt (dalam Aryani dan Rosinta, 2010) kegiatan browsing, chating, membuka e-
mengatakan bahwa tingginya kepercayaan mail, membaca berita, download konten,
akan dapat berpengaruh terhadap dan bermain game, sebagian besar netizen
menurunnya kemungkinan untuk menggunakan internet untuk mengakses
melakukan perpindahan terhadap penjual social media yaitu sebesar 97,4% dan
lainnya, atau sering disebut dengan 63,5% nya pernah melakukan transaksi
loyalitas. Kepercayaan dapat online. Pesatnya penggunaan internet
mempengaruhi loyalitas (Bastian, 2014). untuk mengakses internet dan transaksi
Menurut Reichheld dan Sasser (dalam jual beli online berdampak pada perubahan
Aryani dan Rosinta, 2010), Loyalitas cara perdagangan yang tadinya dilakukan
110
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

secara tradisional dengan tatap muka dan hari? Atau interaksi sosial yang terjadi
pembayaran tunai, berkembang menjadi justru stagnan atau tidak mengalami
penjualan melalui website atau disebut juga perubahan?
e-commerce dengan berbagai macam Penelitian ini telah menjawab
bentuk pembayaran seperti transfer ATM, pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui
internet banking, paypal, rekening observasi dan wawancara survey yang
bersama, dan beberapa metode dilakukan di Taman Pintar Book Store atau
pembayaran lainnya. Artinya interaksi yang lebih dikenal dengan nama Shopping
sosial yang terjadi antara penjual yang Center, yang berlokasi di kompleks Taman
sebelumnya terjadi secara tradisional, yaitu Pintar, Yogyakarta. Salah satunya adalah
melibatkan 2 syarat terjadinya interaksi menjawab pertanyaan apakah ada
sosial, kini hanya melibatkan 1 syarat saja, perubahan interaksi sosial antara penjual
yakni komunikasi sosial. Dan itu terus saja dan pembeli di pagi hari, di siang hari, dan
berlanjut hingga menjadi suatu fenomena di sore hari atau justru mengalami stagnan
yang sering disebut fenomena belanja atau menetap. Hasil penelitian ini juga akan
online. menunjukkan beberapa indikator interaksi
Hal ini lah yang mendorong sosial yang terjadi dalam ruang lingkup
dilakukannya penelitian ini, adalah untuk pasar atau antara penjual dan pembeli.
menilai kualitas interaksi sosial yang terjadi Indikator tersebut diharapkan mampu
antara penjual dan pembeli di Taman menjadi sumber referensi bagi ilmu sosial
Pintar Book Store Yogyakarta. Suatu pusat untuk peneliti-peneliti selanjutnya, sebab
perbelanjaan buku di Yogyakarta yang saat ini belum ada penelitian yang
masih terlepas dari bisnis transaksi jual beli menjelaskan secara khusus mengenai
online. Penelitian ini bertujuan untuk interaksi sosial dinilai berdasarkan
menilai kualitas interaksi sosial antara indikator-indikator interaksi sosial.
penjual dan pembeli terlepas dari adanya
pengaruh e-commerce atau bisnis online. METODE PENELITIAN
akan tetapi, meskipun terlepas dari bisnis Penelitian ini bersifat mix method,
online, interaksi sosial di Taman Pintar karena memadukan pendekatan kualitatif
Book Store Yogyakarta tidak dapat berjalan dan kuantitatif dalam hal metodologi (seperti
begitu saja. Ada beberapa faktor lain yang dalam tahap pengumpulan data),
dapat mempengaruhi proses interaksi memadukan dua pendekatan dalam semua
sosial, seperti waktu atau cuaca panas
tahapan proses penelitian ini. Penelitian ini
yang membuat penjual tidak ingin
berfokus pada pengumpulan data yang
berinteraksi dengan pembeli dan
sebagainya. Lalu bagaimana interaksi terukur, menggunakan angka-angka, serta
sosial yang terjadi antara penjual dan melakukan kuantifikai atas perilaku yang
pembeli? terlihat. Metode pengumpulan data yang
Dapatkah penjual dan pembeli digunakan melalui wawancara dan
melakukan interaksi sosial terlepas dari observasi. Lokasi Penelitian dilakukan di
beberapa kendala yang dapat menghambat Taman Pintar Book Store atau yang lebih
interaksi sosial? Atau justru sebaliknya dikenal dengan nama Shopping Center,
kualitas interaksi sosial yang terjadi antara yang berlokasi di kompleks Taman Pintar,
penjual dan pembeli justru menurun akibat Yogyakarta.
dari kendala-kendala tersebut? Lalu Jenis Wawancara yang dilakukan
adakah perbedaan interaksi sosial yang adalah wawancara survey. Wawancara
terjadi pada pagi hari, siang hari dan sore surveydilakukan kepada 8 subjek untuk
111
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

diminta memberikan penilaian terhadap 20 utama peneliti pada hari pertama adalah
indikator yang telah dibuat atau interaksi antara subjek dengan pembeli
memberikan tambahan apabila ada yang datang ke tokonya selama 1 jam di
indikator lain yang perlu ditambahkan. Ke pagi hari, lalu 1 jam di siang hari, dan
20 indikator dikembangkan berdasarkan 2 terakhir 1 jam di sore hari. Peneliti
syarat terjadinya interaksi sosial menurut menggunakan indikator-indikator yang telah
Soekanto (2012), yaitu kontak sosial dan dibuat dan dianalisis berdasarkan pendapat
komunikasi sosial. Penilaian dari 8 penjual para penjual di Taman Pintar Book Store
menggunakan kategori penilaian dengan sebagai indikator penilaian interaksi sosial
skor 1 = tidak penting, skor 2 = rata-rata; yang terjadi.
skor 3 = penting; skor 4 =sangat penting). Pada observasi pertama, observasi
Indikator yang skor rata‐ratanya dibawah 3 hanya berfokus pada pencatatan frekuensi
dieliminasi. interaksi yang dilakukan subjek dengan 1
Delapan subjek juga diminta untuk pembeli yang datang ketokonya, artinya
menuliskan pendapatnya tentang faktor- apabila ada 2 pembeli yang datang ke toko
faktor yang dapat mempengaruhi interaksi subjek, maka peneliti hanya akan
sosial antara mereka dan penjual. Faktor- mengobservasi 1 orang pembeli saja,
faktor tersebut nantinya akan digunakan sedangkan 1 orangnya lagi akan diabaikan.
dalam menganalisis penyebab apabila Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat
terjadi perubahan persentase pada tiap-tiap setiap perkembangan interaksi yang terjadi
data (data pagi, data siang, dan data sore), antara subjek dengan pembeli berdasarkan
baik itu meningkat ataupun menurun. setiap interval, yaitu 1 menit pertama, 2
Observasi dilakukan dengan menit berikutnya, 3 menit berikutnya, 4
menggunakan 2 jenis observasi yang menit berikutnya, 5 menit berikutnya, dan 6
berbeda, yaitu nonparticipant observation menit berikutnya sehingga total ada 21
dan participant observation. Nonparticipant menit dengan 6 interval.
observation adalah jenis observasi yang Observasi kedua adalah jenis observasi
tidak melibatkan observer atau observer participant observation atau melibatkan
tidak mengambil bagian dalam aktivitas subjek. Observasi kedua dikombinasikan
yang dilakukan oleh observee, sedangkan dengan wawancara survey. Wawancara
participant observation adalah observasi survey yang dilakukan oleh peneliti adalah
yang melibatkan observer dalam aktivitas dengan menanyakan pendapat subjek
yang dilakukan oleh observe (Kusdiyati & mengenai faktor-faktor yang dapat
Fahmi, 2015). Observasi dilakukan dengan mempengaruhi interaksi sosial mereka
menggunakan 2 jenis observasi yang dengan pembeli, yang kemudian dianalisi
berbeda, karena data yang ingin diperoleh dengan data yang diperoleh dari 8 subjek
berbeda. pertama. Hal ini ditujukan untuk melihat
Observasi pertama menggunakan jenis faktor-faktor apa saja yang dapat
nonparticipant observation terhadap 1 mempengaruhi interaksi sosial antara
subjek dengan teknik pencatatan penjual dan pembeli.
menggunakan behavior tallying and charting Subjek yang diteliti adalah 8 penjual
yang dilakukan selama 3 jam sebagai yang diwawancarai dan 1 penjual yang
sampel (pagi 1 jam, siang 1 jam, sore 1 diobservasi di Taman Pintar Book Store.
jam). Objek amatan yang menjadi fokus Usia subjek antara 21 sampai 29 tahun dan
112
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

semua berjenis kelamin perempuan. menggunakan V aiken Berdasarkan data


Delapan subjek yang diwawancarai dan yang diperoleh melalui wawancara survey
diminta penilaiannya mengenai ke 20 dengan 8 subjek, terdapat 11 indikator yang
indikator interaksi sosial yang telah dibuat memiliki nilai rata-rata 3 ke atas dengan
sebelumnya, dan menuliskan beberapa indeks minimal v aiken > 0,3. Ke-11
faktor-faktor yang menurut subjek dapat indikator tersebut terbagi berdasarkan 2
mempengaruhi proses interaksi sosial syarat utama terjadinya interaksi sosial
antara penjual dan pembeli. Sedangkan menurut Soekanto (2012), yaitu kontak
untuk 1 subjek diobservasi berdasarkan sosial dan komunikasi sosial.
indikator, interval, dan waktu (pagi, siang, Kontak sosial terdapat 5 indikator yaitu
sore). kontak mata, mendekat, tersenyum,
Teknik pengambilan sample adalah mengangguk, dan menggekeng, sedangkan
Nonprobability Sampling untuk 8 subjek. komunikasi sosial terdapat 6 indikator
Teknik Nonprobability Sampling adalah yaitumenyapa, bertanya, berbincang,
teknik pengambilan sampel yang tertawa, negosiasi, dan transaksi.
didasarkan pada kondisi/karakteristik
tertentu yang khusus (necessary condition) HASIL DAN PEMBAHASAN
yang telah ditetapkan oleh peneliti (Dantes, Berdasarkan data yang diperoleh
2012). Jenis Nonprobability Sampling yang melalui wawancara survey dengan 8 subjek,
digunakan adalah purposive sampling, yaitu terdapat 11 indikator memiliki nilai rata-rata
teknik penarikan sampel didasarkan pada 3 ke atas dengan yang indeks minimal v
ciri atau karakteristik (tujuan) yang telah aiken > 0,3. Ke-11 indikator tersebut terbagi
ditetapkan peneliti sebelumnya (Dantes, berdasarkan 2 syarat utama terjadinya
2012). interaksi sosial menurut Soekanto (2012),
Keabsahan data dengan cek dan ricek yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial.
antar metode analisis data menggunakan Kontak sosial terdapat 5 indikator yaitu
deskriptif kuantitatif, karena berusaha kontak mata, mendekat, tersenyum,
menggambarkan atau mendeskripsikan mengangguk, dan menggekeng, sedangkan
suatu fenomen atau peristiwa secara komunikasi sosial terdapat 6 indikator yaitu
sistematis sesuai dengan apa adanya. menyapa, bertanya, berbincang, tertawa,
Sedangkan untuk analisis indikator adalah negosiasi, dan transaksi.

Table 1.
Subject’s Background

S1 S2 S3 S4 S5 S5 S7 S8 S9

Initials AN CS HS OF LO CS AS KF MA
Age (years old) 24 21 29 22 26 27 22 25 24
Sex F F F F F F F F F
113
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

Table 2.
Indikator Interaksi Sosial

syarat Indikator V Aiken Mean


Kontak Sosial Kontak Mata 0.96 3.88
Mendekat 0.83 3.50
Tersenyum 0.83 3.50
Mengangguk 0.88 3.63
Menggeleng 0.83 3.50
Menyapa 0.92 3.75
Bertanya 0.92 3.75
Berbincang 0.79 3.38
Komunikasi Sosial
Tertawa 0.75 3.25
Negosiasi 0.79 3.38
Transaksi 1 4
Indeks Min V Aiken 0.72
menyapa merupakan indikator tertinggi
Tabel 2 menjelaskan bahwa indikator kedua dan ketiga berdasarkan V Aiken dan
dengan V Aiken tertinggi adalah 1,00 yaitu rata-rata (mean). Fokus utama observasi
pada indikator transaksi dan indikator pada hari pertama adalah mencatat
dengan V Aiken terendah adalah 0,75 yaitu frekusensi interaksi sosial yang dilakukan
indikator tertawa, demikian juga subjek tiap interval per 1 pembeli pada 1
berdasarkan rata-rata setiap indikator yang jam di pagi hari, 1 jam di siang hari, 1 jam di
diperoleh menunjukkan transaksi memiliki sore hari. Hasil observasi yang diperoleh
rata-rata (mean) tertinggi dan tertawa dibagi menjadi 3 data, yaitu data pagi, data
dengan rata-rata (mean) terendah. siang, dan data sore.
Sedangkan kontak mata, bertanya, dan
Table 3.
Persentase (%) Indikator Interaksi Sosial Pagi Hari

Indikator Interval 1 Interval 2 Interval 3 Interval 4 Interval 5 Interval 6


Kontak mata 18.18 25.00 24.00 14.29 18.75 18.18
Mendekat 13.64 22.22 16.00 10.71 6.25 9.09
Tersenyum 9.09 11.11 8.00 7.14 6.25 9.09
Menyapa 11.36
Bertanya 22.73 16,67 20.00 10.71 12.50 9.09
Berbincang 2.27 8.33 12.00 14.29 6.25 9.09
Tertawa 7.14 6.25 9.09
Mengangguk 18.18 11.11 16.00 10.71 12.50 9.09
Menggeleng 4.55 2.78 4.00 10.71 12.50 9.09
Negosiasi 10.71 12.50 9.09
114
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

Transaksi 2.78 3.57 6.25 9.09


Min 2.27 2.78 4.00 3.57 6.25 9.09
Max 22.73 25.00 24.00 14.29 18.75 18.18

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada pagi pada interval 1, transaksi pada interval 2,
hari, indikator yang paling banyak dilakukan menggeleng pada interval 3, transaksi pada
oleh subjek kepada pembeli pada tiap interval 4, transaksi pada interval 5, dan
interval berdasarkan persentase tiap selain kontak mata dan menyapa, semua
interval adalah kontak mata. Indikator yang indikator di interval 6 memiliki persentase
paling sedikit dilakukan adalah berbincang yang sama-sama rendah, yaitu 9,09.

Table 4.
Persentase (%) Indikator Interaksi Sosial Siang Hari

Indikator Interval 1 Interval 2 Interval 3 Interval 4 Interval 5 Interval 6


Kontak mata 20.27 34.62 27.59 25.00 34.04 17.95
Mendekat 4.05 11.54 8.62 7.69 2.13 5.13
Tersenyum 5.41 9.62 5.17 3.85 2.13
Menyapa 20.27
Bertanya 20.27 17.31 22.41 9.62 12.77 7.69
Berbincang 8.62 15.38 6.38 10.26
Tertawa 1.92 2.13 7.69
Mengangguk 20.27 15.38 20.69 7.69 14.89 5.13
Menggeleng 9.46 7.69 3.45 13.46 19.15
Negosiasi 1.72 11.54 6.38 25.64
Transaksi 3.85 1.72 3.85 20.51
Min 4.05 3.85 172 1.92 2.13 5.13
Max 20.27 34.62 27.59 25.00 34.04 25.64

Tabel 4 menunjukkan bahwa indikator adalah mendekat pada interval 1, transaksi


yang paling banyak terjadi pada siang hari pada interval 2, transaksi dan negosiasi
di setiap interval adalah kontak mata. pada interval 3, tertawa pada interval 4 dan
Indikator yang paling sedikit dilakukan 5, dan mengangguk pada interval 6.

Tablel 5.
Persentase (%) Indikator Interaksi Sosial Sore Hari

Indikator Interval 1 Interval 2 Interval 3 Interval 4 Interval 5 Interval 6


Kontak mata 18.03 22.22 28.57 13.89 19.05 33.33
Mendekat 11.48 13.89 4.76 11.11 9.52
115
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

Tersenyum 19.67 11.11 14.29 13.89 9.52 16.67


Menyapa 13.11 2.78
Bertanya 18.03 22.22 9.52 5.56 4.76
Berbincang 2.78 14.29 8.33
Tertawa 4.76 19.44 4.76
Mengangguk 11.48 16.67 9.52 8.33 16.67
Menggeleng 8.20 8.33 4.76 2.78 19.05
Negosiasi 4.76 5.56 19.05 16.67
Transaksi 4.76 11.11 14.29 16.67
Min 8.20 2.78 4.76 2.78 4.76 16.67
Max 19.67 22.22 28.57 19.44 19.05 33.33

Tabel 5 menunjukkan bahwa indikator Hasil penelitian menunjukkan bahwa


yang paling banyak terjadi pada sore hari ada perbedaan antara interaksi sosial di
pada interval 2, interval 3 dan interval 6 pagi hari, siang hari, dan sore hari, dengan
adalah kontak mata, sedangkan pada persentase tertinggi ada pada siang hari.
interval 1 tersenyum, interval 4 tertawa, dan Pada pagi hari, persentase interaksi sosial
interval 5 kontak mata, menggeleng, dan yang terjadi adalah 31,61%, pada siang hari
mengangguk. Indikator yang paling sedikit sebesar 34,43%, dan sore hari sebesar
dilakukan adalah menggeleng pada interval 33,95%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
1, menyapa pada interval 2, mendekat, peningkatan interaksi sosial sebesar 2,82%
tertawa, menggeleng, negosiasi, dan dari pagi hari ke siang hari, dan akan
transaksi pada interval 3, menggeleng pada kembali mengalami penurunan pada sore
interval 4, bertanya dan tertawa pada hari sebesar 0.47% meskipun masih lebih
interval 5, dan tersenyum, mengangguk, besar 2,34% dibandingkan padaa pagi hari.
negosiasi, dan transaksi pada interval 6.

Persentase Rata-Rata Interaksi Sosial antara Penjual dan


Pembeli
Pagi Siang Sore

Sore Pagi
34% 32%

Siang
34%

Gambar 1.
Persentase (%) Rata-Rata Interaksi Sosial antara Penjual dan Pembeli
116
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

Gambar 2.
Perubahan Interaksi Sosial Pagi Hari, Siang Hari, dan Malam Hari

Perubahan ini, bisa saja dipengaruhi dapat menjadi alasan mengapa


oleh beberapa faktor-faktor dalam interaksi interaksi sosial di siang hari lebih
sosial. Berdasarkan hasil hasil wawancara tinggi, tetapi justru beberapa
survey yang dilakukan kepada 8 subjek dan indikator seperti mendekat,
hasil observasi pada hari kedua terhadap tersenyum, berbincang dan tertawa
subjek yang diobservasi sebelumnya di hari justru menurun pada siang hari,
pertama, ditemukan bahwa: karena indikator-indikator ini sangat
1. Faktor Jumlah pengunjung (ramai dipengaruhi oleh mood atau
sepinya pengunjung) faktor perasaan penjual.
pertama yang mempengaruhi 4. Faktor pembeli, biasanya pembeli
interaksi sosial, itulah mengapa yang merupakan orang dewasa
persentase pada pagi lebih dilayani dibandingkan pembeli
2. hari lebih rendah dibandingkan pada yang merupakan anak-anak, hal ini
siang dan sore hari, karena pada menunjukkan adanya seleksi yang
pagi hari jumlah pengunjung yang dilakukan oleh penjual terhadap
datang di Taman Pintar Book Store pembeli yang datang ke tokonya.
lebih sedikit dari pada di siang dan 5. Faktor kelelahan juga dapat
sore hari. mempengaruhi keinginan penjual
3. Faktor cuaca, seperti hujan atau untuk berinteraksi dengan pembeli.
panas dapat mempengaruhi mood Hal ini dibuktikan melalui data
atau perasaan para penjual dan observasi yang menunjukkan
menghadapi pembeli, atau bahwa persentase interaksi sosial
sebaliknya sikap pembeli terhadap mengalami penurunan di sore hari,
para penjual. Mood atau perasaan tetapi tetap lebih tinggi
ini berdasarkan hasil wawancara dibandingkan pagi hari karena
menunjukkan dapat mempengaruhi jumlah pengunjung di sore hari
interaksi sosial mereka. Hal ini tetap lebih banyak dibandingkan
pagi hari.
117
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

SIMPULAN Hasil lain dari penelitian ini juga


menunjukkan ada perbedaan interaksi
Berdasarkan hasil penelitian yang sosial antara penjual dan pembeli di pagi,
dilakukan terhadap 8 subjek melalui siang, dan sore hari, dengan persentase
wawancara survey dan dengan analisis V tertinggi terjadi pada siang hari. Adanya
Aiken, ditemukan 11 indikator yang dapat perbedaan persentase interaksi sosial
digunakan untuk menilai interaksi sosial antara penjual dan pembeli, baik itu
antara penjual dan pembeli. Ke-11 indikator peningkatan atau penurunan, dapat
tersebut adalah: Kontak mata, bertanya, dipengaruhi 4 faktor utama, yaitu jumlah
mendekat, mengangguk, tersenyum, pengunjung (ramai atau sepi), faktor cuaca
berbincang, menggeleng, negosiasi, (panas atau hujan), faktor pembeli (usia,
menyapa, tertawa dan terakhir adalah jenis kelamin, sifat), faktor kelelahan. Hal ini
melakukan transaksi. Ke-11 indikator diperoleh berdasarkan hasil wawancara.
interaksi sosial yang ditemukan dalam Ke-4 faktor utama ini dapat dijadikan
penelitian ini dapat digunakan sebagai sebagai variabel ekstraneous yang harus
landasan teori untuk penelitian selanjutnya. diperhatikan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, D., & Rosinta, F. (2010). Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan
dalam membentuk loyalitas pelanggan bisnis & birokrasi. Jurnal Ilmu Administrasi dan
Organisasi. 7(2). 114-126.
Bastian, D, A. (2014). Analisa pengaruh citra merek (brand image) dan kepercayaan merek
(brand trust) terhadap loyalitas merek (brand loyalty) ades pt. ades alfindo putra setia.
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. 2(1). 1-9.
Claudiu-Catalin, M., & Dorian-Laurentiu, F. (2014). Radical brand extensions and consumer
profile - a new perspective on innovation and consumer innovativeness. Procedia -Social
and Behavioral Sciences. 109. 108-112.
Dantes, N. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta. Andi Offset.

Fatnar, N, V., & Anam, C. (2014). Kemampuan interaksi sosial antara remaja yang tinggal di
pondok pesantren dengan yang tinggal bersama keluarga. Jurnal Fakultas Psikologi.
2(2). 71-75.
Herimanto., & Winarmo. (2008). Ilmu sosial & budaya dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kusdiyati, S., Fahmi, I. (2015). Observasi Psikologi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Myers, D, G. (2012). Social psychology. New York: Mc Graw Hill Education


Parise, S., Guinan, P. J., & Kafka, R. (2016). Solving the crisis of immediacy: How digital
technology can transform the customer experience. Business Horizons (2016). Retrieved
March 4, 2016, from http://dx.doi.org/10.1016/
Sandstrom, G, M., & Dunn, E, W. (2014). Social interactions and well-being: The Surprising
Power of Weak Ties. Personality and Social Psychology Bulletin. Retrieved November
29, 2014http://psp.sagepub.com/
Soekanto, S. (2012). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada.
118
ISSN :2541450X (online) Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. 2 No. 2 2017

Wahyudi, J., Milla, M, N., & Muluk, H. (2017). Persepsi Keadilan Sosial dan Kepercayaan
Interpersonal sebagai Prediktor Kepercayaan Politik pada Mahasiswa di Indonesia.
Jurnal Psikologi Sosial 15(1). 59-71.
Waluya, B. (2007). Sosiologi: Menyelami fenomena sosial di masyarakat. Bandung: PT Setia
Purna Inves.

Anda mungkin juga menyukai