E-book ini tidak untuk diperjual-belikan. Bisa didapatkan GRATIS dengan cara mengunjungi:
http://sihirkata.blogspot.com. Klik menu free e-book.
atau menjadi follower blog saya, untuk membaca update posting terbaru saya. Plus kamu juga akan paling
tahu duluan apabila ada sesuatu yang ingin saya bagikan dengan senang hati. Seperti e-book baru saya
atau karya teranyar saya… :)
CATATAN:
Tanpa bermaksud membuat pembaca bingung,
setelah ini, babak selanjutnya, lewat penuturan
Langit, cerita yang sebenarnya baru saja akan
bergulir...
“Wah, Anak Muda, kamu berhasil Aku kemudian menyerahkan mug itu pada si
menyelamatkan barang saya yang dicuri!” Si pria kakek di hadapanku. Ia menerimanya dengan
tua itu menghampiriku dengan napas tersengal. hati-hati seolah benda itu adalah keramik Dinasti
Namun wajahnya menampilkan ekspresi senang. Ming yang berharga ratusan juta. “Bukan ‘barang
“Terima kasih, terima kasih!” katanya lagi. Aku beginian’, tapi ini adalah bukti penemuan saya
Seketika kukebut sepeda motorku, kukatakan Di depanku sebuah lubang hitam menganga dan
pada Profesor Haris lewat tombol komunikasi di di dalamnya terdapat pusaran waktu yang
arloji penjelajah waktu pemberiannya untuk berputar-putar. Aku menerobos dengan
membuka portal waktu di ujung jalan di depanku kecepatan penuh ke dalamnya.
dan memindahkanku ke atap gedung kampus
Jingga.
Hah? Ia mengenalku. Ah, suara itu… “Sekarang, tolong, kemarilah! Kemarilah, Jingga!
Demi Tuhan, menjauhlah dari pagar pembatas
“Jangan melompat!” Ia melepaskan helmnya, itu…”
menatapku lekat-lekat. “Saya mohon, Jingga…
kemarilah!” “Apa itu benar? Ka-kamu dari masa depan...”
tanyaku tak percaya, tak mengerti, juga kaget.
Aku mengernyitkan dahi, “Langit?” gumamku. “Jangan mendekat!”
Iya, aku tak salah lihat. Dari mana ia tahu aku ada
di atas sini? Dan dari mana ia tahu aku akan “Baik! Ya, saya dari masa depan.” Langit berdiri
melompat… diam sejenak, tapi tak lantas menyerah begitu
saja. Sebisa mungkin ia tetap berusaha
“Kamu salah kalau beranggapan kalau gak ada menggeserkan langkahnya sedikit demi sedikit
orang di dunia ini yang peduli padamu… Saya untuk lebih mendekatiku. “Dan di masa depan
peduli! Saya sayang kamu, Jingga! Saya tahu kita duniaku seperti terbalik tanpamu…”
belum lama kenal, saya tahu mungkin saya gak
sepantasnya mengatakan ini padamu… tapi, sa- “He-hei… kamu gak sedang membodohiku ‘kan?”
saya rasa… saya gak bisa hidup tanpamu! Saya
telah berkelana menjelajah waktu dan itu hanya “Tentu saja, mana berani saya melakukannya!
untuk melihatmu tetap hidup…” Langit Lihat, saya gak memakai helm ‘kan? Saya takut
or join here:
ji