SA 330
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia dan Penerbit Salemba Empat.
iii
(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),
atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini
dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)
DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup.................................................................... 1
Tanggal Efektif .................................................................... 2
Tujuan ...................................................................................... 3
Definisi .................................................................................... 4
Ketentuan
Respons Keseluruhan ........................................................ 5
Prosedur Audit sebagai Respons terhadap
Risiko Kesalahan Penyajian Material
yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi.......................... 6-23
Kecukupan Penyajian dan Pengungkapan . ...................... 24
Evaluasi terhadap Kecukupan dan Ketepatan Bukti Audit. 25–27
Dokumentasi ...................................................................... 28–30
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Respons Keseluruhan ........................................................ A1–A3
Prosedur Audit sebagai Respons terhadap
Risiko Kesalahan Penyajian Material
yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi.......................... A4–A58
Kecukupan Penyajian dan Pengungkapan......................... A59
Evaluasi terhadap Kecukupan dan Ketepatan Bukti Audit. A60–A62
Dokumentasi........................................................................ A63
Standar Audit (”SA”) 330, “Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah
Dinilai” sebaiknya dibaca bersamaan dengan SA 200, “Tujuan Keseluruhan
Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit.”
iv
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4 1. Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung jawab
5 auditor untuk merancang dan menerapkan respons terhadap
6 risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan
7 dinilai oleh auditor berdasarkan SA 3151 dalam suatu audit
8 atas laporan keuangan.
9
10 Tanggal Efektif
11 2. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
12 periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari
13 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas
14 selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain
15 Emiten.
16
17
18 Tujuan
19
20 3. Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit cukup
21 dan tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan
22 penyajian material, melalui pendesainan dan penerapan
23 respons yang tepat terhadap risiko tersebut.
24
25
26 Definisi
27
28 4. Untuk tujuan SA ini, istilah-istilah berikut mempunyai arti yang
29 dijelaskan seperti di bawah ini:
30 (a) Prosedur substantif: Suatu prosedur audit yang dirancang
31 untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada
32 tingkat asersi. Prosedur substantif terdiri dari:
33 (i) Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo
34 akun, dan pengungkapan); dan
35 (ii) Prosedur analitis substantif.
36 (b) Pengujian pengendalian: Suatu prosedur audit yang
37 dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi
38 pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan
39
40
41 SA 315, “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material
1
SA 330.1
SA 330.2
1 Pengujian Pengendalian
2 8. Auditor harus merancang dan melaksanakan pengujian
3 pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan
4 tepat terhadap efektivitas operasi pengendalian yang relevan
5 jika:
6 (a) Penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian
7 material pada tingkat asersi mencakup suatu harapan
8 bahwa pengendalian beroperasi secara efektif (contoh,
9 auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas
10 operasi pengendalian dalam penentuan sifat, saat, dan
11 luas prosedur substantif); atau
12 (b) Prosedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit
13 yang cukup dan tepat pada tingkat asersi. (Ref: Para.
14 A20–A24)
15
16 9. Dalam merancang dan melaksanakan pengujian
17 pengendalian, auditor harus memperoleh bukti audit yang
18 lebih meyakinkan ketika auditor ingin lebih mengandalkan
19 efektivitas pengendalian. (Ref: Para. A25)
20
21 Sifat dan Luas Pengujian Pengendalian
22 10. Dalam merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian,
23 auditor harus:
24 (a) Melaksanakan prosedur audit lain yang dikombinasikan
25 dengan permintaan keterangan untuk memperoleh
26 bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian,
27 termasuk:
28 (i) Bagaimana pengendalian tersebut diterapkan pada
29 waktu yang relevan selama periode audit;
30 (ii) Konsistensi penerapannya;
31 (iii) Oleh siapa atau dengan cara apa pengendalian
32 tersebut diterapkan. (Ref: Para. A26–A29)
33 (b) Menentukan apakah pengendalian yang diuji bergantung
34 pada pengendalian lain (pengendalian tidak langsung)
35 dan, jika demikian, apakah perlu untuk memperoleh bukti
36 audit yang mendukung efektivitas operasi pengendalian
37 tidak langsung tersebut. (Ref: Para. A30–A31)
38
39 Saat Pengujian Pengendalian
40 11. Ketika auditor bermaksud untuk mengandalkan pada
41 pengendalian, auditor harus menguji pengendalian tersebut
42 untuk waktu tertentu, atau sepanjang periode yang diaudit,
SA 330.3
SA 330.4
SA 330.5
SA 330.6
SA 330.7
SA 330.8
SA 330.9
SA 330.10
SA 330.11
1 Saat
2 A11. Auditor dapat melaksanakan pengujian pengendalian atau
3 prosedur substantif pada suatu tanggal interim atau pada akhir
4 periode. Untuk risiko kesalahan penyajian material yang lebih
5 tinggi, kemungkinan besar auditor memutuskan akan lebih
6 efektif untuk melaksanakan prosedur substantif pada saat
7 lebih mendekati, atau pada saat akhir periode dibandingkan
8 pada tanggal yang lebih awal, atau untuk melaksanakan
9 prosedur audit tanpa pemberitahuan atau pada waktu yang
10 tidak dapat diprediksi (misalnya, pelaksanaan prosedur audit
11 pada lokasi pilihan tanpa pemberitahuan sebelumnya). Hal
12 ini sangat relevan pada saat mempertimbangkan respons
13 terhadap risiko atas kecurangan. Misalnya, auditor dapat
14 menyimpulkan, pada saat risiko kesalahan penyajian yang
15 disengaja atau manipulasi teridentifikasi, prosedur audit untuk
16 memperluas kesimpulan audit dari tanggal interim sampai
17 dengan akhir periode tidak akan efektif.
18
19 A12. Di lain pihak, pelaksanaan prosedur audit sebelum akhir
20 periode dapat membantu auditor mengidentifikasi hal-hal
21 signifikan pada tahap awal audit, sehingga auditor dapat
22 memecahkan masalah tersebut dengan bantuan manajemen
23 atau mengembangkan suatu pendekatan audit yang efektif
24 untuk mengatasi hal tersebut.
25
26 A13. Lebih lanjut, prosedur audit tertentu dapat dilaksanakan hanya
27 pada saat atau setelah akhir periode, misalnya:
28 • Pencocokan laporan keuangan dengan catatan
29 akuntansi;
30 • Pemeriksaan penyesuaian yang dibuat selama
31 penyusunan laporan keuangan; dan
32 • Prosedur untuk merespons suatu risiko bahwa, pada
33 akhir periode, entitas mungkin telah menandatangani
34 kontrak penjualan yang tidak semestinya, atau transaksi
35 yang mungkin belum terselesaikan.
36
37 A14. Faktor relevan lebih lanjut yang berdampak terhadap
38 pertimbangan auditor ketika melaksanakan prosedur audit
39 mencakup hal-hal berikut ini:
40 • Lingkungan pengendalian.
41 • Ketika informasi relevan tersedia (misalnya, arsip elektronik
42 dapat dihapus melalui penumpukan tulisan setelah
SA 330.12
SA 330.13
SA 330.14
SA 330.15
SA 330.16
SA 330.17
SA 330.18
SA 330.19
SA 330.20
SA 330.21
SA 330.22
1 A45. Sifat risiko dan asersi merupakan hal yang relevan untuk
2 merancang pengujian rinci. Misalnya, pengujian rinci yang
3 terkait dengan asersi keberadaan atau keterjadian dapat
4 melibatkan pemilihan dari pos yang terdapat dalam laporan
5 keuangan dan memperoleh bukti audit yang relevan. Di lain
6 pihak, pengujian rinci yang terkait dengan asersi kelengkapan
7 dapat melibatkan pemilihan dari pos yang diharapkan ada
8 di dalam laporan keuangan yang relevan dan melakukan
9 investigasi apakah pos tersebut telah dimasukkan.
10
11 A46. Oleh karena penilaian risiko kesalahan penyajian material
12 mempertimbangkan pengendalian internal, luas prosedur
13 substantif mungkin perlu ditingkatkan pada saat hasil pengujian
14 pengendalian tidak memuaskan. Namun, penambahan luas
15 prosedur audit hanya tepat dilakukan jika prosedur audit
16 tersebut relevan dengan risiko spesifik.
17
18 A47. Dalam merancang pengujian rinci, luas pengujian secara
19 umum biasanya mempertimbangkan ukuran sampel. Namun,
20 masalah lainnya juga relevan untuk diperhatikan, termasuk
21 di dalamnya apakah lebih efektif untuk melakukan pengujian
22 dengan cara lain. Lihat SA 500.6
23
24 Pertimbangan Apakah Prosedur Konfirmasi Eksternal Dilaksanakan
25 (Ref: Para. 19)
26 A48. Prosedur konfirmasi eksternal sering kali relevan ketika
27 ditujukan ke asersi yang berkaitan dengan saldo akun dan
28 unsurnya, tetapi tidak terbatas pada saldo akun dan unsurnya
29 tersebut. Misalnya, auditor dapat meminta konfirmasi eksternal
30 tentang syarat-syarat perjanjian, kontrak, atau transaksi antara
31 entitas dengan pihak lain. Prosedur konfirmasi eksternal juga
32 dapat dilakukan untuk mendapatkan bukti audit tentang
33 tidak adanya beberapa kondisi. Misalnya, suatu permintaan
34 mungkin khusus untuk mendapatkan penegasan tidak adanya
35 “perjanjian tambahan (side agreement)” yang mungkin relevan
36 untuk asersi pisah batas pendapatan entitas. Situasi lainnya
37 di mana prosedur konfirmasi eksternal mungkin merupakan
38 bukti audit yang relevan dalam merespons risiko yang telah
39 dinilai atas kesalahan penyajian material mencakup:
40
41
42 6
SA 500, “Bukti Audit,” paragraf 10.
SA 330.23
SA 330.24
SA 330.25
SA 330.26
SA 330.27
SA 330.28
SA 330.29
SA 330.30