Anda di halaman 1dari 24

STANDAR PROFESIONAL

AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 530 (REVISI 2021)


SAMPLING AUDIT

Institut Akuntan Publik Indonesia


STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 530 (REVISI 2021)


SAMPLING AUDIT

Institut Akuntan Publik Indonesia


STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Standar Audit 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA


Office 8 Building Lantai 12 Unit 12I-12J
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Senopati Raya, Jakarta 12190, Indonesia.
Telp. : (021) 29333151, 72795445/46
Website : http://www.iapi.or.id
Email : info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id

Hak Cipta © 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerjemahan dan
pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersil dipidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerbitan, penggandaan dalam
segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua di atas yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah).

Institut Akuntan Publik Indonesia

Standar Audit 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

−Jakarta: IAPI, 2021


1 jil., 22 hlm, 15,5 x 24 cm

ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X

1. Standar Audit 530 (Revisi 2021) 2. Akuntan Pubik


I. Judul II. Institut Akuntan Publik Indonesia

ii
Sampling Audit

PENGANTAR

SA 530 (Revisi 2021), “Sampling Audit” telah disetujui oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021 dan berlaku efektif untuk audit atas laporan
keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

SA 530 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA)
sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing,
Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang
diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) – International
Federation of Accountants (IFAC).

Jakarta, 13 Juli 2021


Institut Akuntan Publik Indonesia
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I

Hendang Tanusdjaja Supervisi dari Dewan Pengurus

Handri Tjendra Ketua


Adeyana Widjaja Anggota
Andar Ramona Sinaga Anggota
Dedy Sukrisnadi Anggota
Eliza Fatima Anggota
Emmy Mutiarini Anggota
Kusumaningsih Angkawijaya Anggota
Lukmanul Arsyad Anggota
Nur Sigit Warsidi Anggota
Renie Feriana Anggota
Theodorus Bambang Dwi K.A. Anggota

iii SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

PENETAPAN DAN PENGESAHAN

Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA
530 (Revisi 2021), “Sampling Audit” dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.

Penetapan dan pengesahan SA 530 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada
persetujuan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021.

Jakarta, 19 Juli 2021


Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia

Tarkosunaryo Ketua Umum


Sapto Amal Damandari Ketua
Tia Adityasih Ketua
Hendang Tanusdjaja Ketua
Handoko Tomo Ketua
Aria Kanaka Ketua
Ellya Noorlisyati Ketua
Florus Daeli Ketua
Irhoan Tanudiredja Ketua
Johanna Gani Ketua
Syahril Ali Ketua
Rian Benyamin Surya Ketua
Sugeng Praptoyo Ketua
Steven Tanggara Ketua
Irwan Haswir Ketua
Palti FTH Siahaan Ketua

SA 530 (Revisi 2021) iv


Sampling Audit

STANDAR AUDIT 530 (REVISI 2021)


SAMPLING AUDIT
(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022)

DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup............................................................................................... 1-2
Tanggal Efektif ............................................................................................... 3
Tujuan .......................................................................................................... 4
Definisi ........................................................................................................ 5
Ketentuan
Desain, Ukuran, dan Pemilihan Unsur-Unsur Sampel untuk Diuji .................. 6-8
Pelaksanaan Prosedur Audit .......................................................................... 9-11
Sifat dan Penyebab Penyimpangan dan Kesalahan Penyajian ...................... 12-13
Pemroyeksian Kesalahan Penyajian .............................................................. 14
Pengevaluasian Hasil Sampling Audit ............................................................ 15
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Definisi ........................................................................................................... A1-A3
Desain, Ukuran, dan Pemilihan Unsur-Unsur Sampel untuk Diuji .................. A4-A13
Pelaksanaan Prosedur Audit .......................................................................... A14-A16
Sifat dan Penyebab Penyimpangan dan Kesalahan Penyajian ...................... A17
Pemroyeksikan Kesalahan Penyajian ............................................................ A18-A20
Pengevaluasian Hasil Sampling Audit ............................................................ A21-A23
Lampiran 1: Stratifikasi dan Pemilihan Nilai Tertimbangan
Lampiran 2: Contoh Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel
untuk Pengujian Pengendalian
Lampiran 3: Contoh Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel
untuk Pengujian Rinci
Lampiran 4: Metode Pemilihan Sampel

Standar Audit (SA) 530 (Revisi 2021), “Sampling Audit” harus dibaca bersamaan dengan SA
200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit”.

v SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

(Sengaja Dikosongkan)

SA 530 (Revisi 2021) vi


Sampling Audit

1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4
5 1. Standar Audit (SA) ini diterapkan ketika auditor telah memutuskan untuk
6 menggunakan sampling audit dalam pelaksanaan prosedur audit. Hal ini berkaitan
7 dengan penggunaan sampling statistik maupun nonstatistik ketika pendesainan dan
8 pemilihan sampel audit, pelaksanaan pengujian pengendalian, dan pengujian rinci,
9 serta pengevaluasian hasil sampel tersebut.
10
11 2. SA ini melengkapi SA 500 (Revisi 2021),1 yang berkaitan dengan tanggung jawab
12 auditor untuk mendesain dan melaksanakan prosedur audit untuk memeroleh bukti
13 audit yang cukup dan tepat sebagai dasar yang memadai untuk menarik kesimpulan
14 yang dipakai sebagai basis opini auditor. SA 500 (Revisi 2021) memberikan panduan
15 tentang berbagai cara yang tersedia bagi auditor untuk memilih unsur untuk
16 pengujian, yang salah satu diantaranya adalah sampling audit.
17
18 Tanggal Efektif
19
20 3. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
21 pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
22
23 Tujuan
24
25 4. Tujuan penggunaan sampling audit oleh auditor adalah untuk memberikan basis
26 yang memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan mengenai populasi yang
27 menjadi sumber pemilihan sampel.
28
29 Definisi
30
31 5. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:
32 (a) Sampling audit: Penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur
33 dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit
34 sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis
35 memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara
36 keseluruhan.
37 (b) Populasi: Keseluruhan set data yang merupakan sumber dari suatu sampel
38 yang dipilih dan auditor berkeinginan untuk menarik kesimpulan dari
39 keseluruhan set data tersebut.
40 (c) Risiko sampling: Risiko bahwa kesimpulan auditor yang didasarkan pada suatu
41 sampel dapat berbeda dengan kesimpulan jika prosedur audit yang sama
42 diterapkan pada keseluruhan populasi. Risiko sampling dapat menimbulkan
43 dua jenis kesimpulan yang salah:

1
SA 500 (Revisi 2021), “Bukti Audit”.

1 SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

1 (i) Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut lebih efektif


2 daripada kenyataannya, atau dalam suatu pengujian rinci, suatu
3 kesalahan penyajian material tidak ada padahal dalam kenyataannya
4 ada. Auditor lebih khawatir dengan tipe kesimpulan salah ini karena
5 kesalahan tersebut dapat memengaruhi efektivitas audit dan mempunyai
6 kemungkinan lebih besar untuk menyebabkan suatu opini audit yang
7 tidak tepat.
8 (ii) Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut kurang
9 efektif daripada kenyataannya, atau dalam suatu pengujian rinci, terdapat
10 kesalahan penyajian material, padahal kenyataannya tidak ada. Jenis
11 kesimpulan salah tersebut berdampak terhadap efisiensi audit yang
12 biasanya akan menyebabkan adanya pekerjaan tambahan untuk
13 menetapkan bahwa kesimpulan semula adalah tidak benar.
14 (d) Risiko nonsampling: Risiko bahwa auditor mencapai suatu kesimpulan yang
15 salah dengan alasan apapun yang tidak terkait dengan risiko sampling. (Ref:
16 Para. A1)
17 (e) Anomali: Suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan yang secara jelas
18 tidak mewakili kesalahan penyajian atau penyimpangan dalam suatu populasi.
19 (f) Unit sampling: Unsur-unsur individual yang membentuk suatu populasi. (Ref:
20 Para. A2)
21 (g) Sampling statistik: Suatu pendekatan sampling yang memiliki karakteristik
22 sebagai berikut:
23 (i) Pemilihan unsur-unsur sampel dilaksanakan secara acak; dan
24 (ii) Penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk
25 untuk mengukur risiko sampling.
26 Pendekatan sampling yang tidak memiliki karakteristik-karakteristik (i) dan (ii)
27 dianggap sebagai sampling nonstatistik.
28 (h) Stratifikasi: Proses pembagian suatu populasi ke dalam sub-sub populasi, yang
29 setiap sub tersebut merupakan suatu golongan unit-unit sampling dengan
30 karakteristik yang serupa (sering kali nilai moneternya).
31 (i) Kesalahan penyajian yang dapat diterima: suatu jumlah moneter yang
32 ditetapkan oleh auditor untuk memeroleh suatu tingkat asurans yang tepat
33 bahwa jumlah kesalahan penyajian yang ditetapkan oleh auditor tidak melebihi
34 kesalahan penyajian sesungguhnya di dalam populasi. (Ref: Para. A3)
35 (j) Tingkat penyimpangan yang dapat diterima: suatu tingkat penyimpangan dari
36 prosedur pengendalian internal yang telah ditetapkan yang ditentukan oleh
37 auditor untuk memeroleh tingkat asurans yang tepat bahwa tingkat
38 penyimpangan yang ditentukan oleh auditor tidak melebihi tingkat
39 penyimpangan sesungguhnya dalam populasi.
40
41 Ketentuan
42
43 Desain, Ukuran, dan Pemilihan Unsur-Unsur Sampel untuk Diuji
44
45 6. Ketika mendesain suatu sampel audit, auditor harus mempertimbangkan tujuan
46 prosedur audit dan karakteristik populasi yang menjadi sumber suatu sampel yang
47 akan diambil. (Ref: Para. A4-A9)

SA 530 (Revisi 2021) 2


Sampling Audit

1 7. Auditor harus menentukan suatu ukuran sampel yang cukup untuk mengurangi risiko
2 sampling sampai ke level rendah yang dapat diterima. (Ref: Para. A10-A11)
3
4 8. Auditor harus memilih unsur-unsur yang akan menjadi sampel sedemikian rupa
5 sehingga setiap unit sampling dalam populasi memiliki suatu peluang yang sama
6 untuk dipilih. (Ref: Para. A12-A13)
7
8 Pelaksanaan Prosedur Audit
9
10 9. Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang tepat untuk tujuan yang hendak
11 dicapai atas setiap unsur yang dipilih.
12
13 10. Ketika prosedur audit tidak dapat diterapkan pada unsur pilihan, auditor harus
14 melaksanakan prosedur tersebut pada suatu unsur pengganti. (Ref: Para. A14)
15
16 11. Ketika auditor tidak dapat menerapkan prosedur audit yang telah didesain, atau
17 prosedur alternatif lainnya yang sesuai, terhadap suatu unsur pilihan, auditor harus
18 menetapkan unsur tersebut sebagai suatu penyimpangan dari pengendalian yang
19 telah ditetapkan sebelumnya (dalam hal pengujian pengendalian) atau suatu
20 kesalahan penyajian (dalam hal pengujian rinci). (Ref: Para. A15-A16)
21
22 Sifat dan Penyebab Penyimpangan dan Kesalahan Penyajian
23
24 12. Auditor harus menginvestigasi sifat dan penyebab penyimpangan atau kesalahan
25 penyajian yang teridentifikasi serta menilai dampak yang mungkin terjadi terhadap
26 tujuan prosedur audit tersebut dan terhadap area audit lainnya. (Ref: Para. A17)
27
28 13. Dalam kondisi tertentu yang sangat jarang, ketika auditor mempertimbangkan bahwa
29 suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan yang ditemukan dalam suatu sampel
30 adalah suatu anomali, auditor harus memeroleh tingkat kepastian yang tinggi bahwa
31 kesalahan penyajian atau penyimpangan tersebut bukanlah mewakili populasi yang
32 bersangkutan. Auditor harus memeroleh tingkat kepastian seperti ini dengan
33 melaksanakan prosedur audit tambahan untuk memeroleh bukti audit yang cukup
34 dan tepat bahwa kesalahan penyajian atau penyimpangan tersebut tidak berdampak
35 terhadap unsur sisanya dalam populasi.
36
37 Pemroyeksian Kesalahan Penyajian
38
39 14. Untuk pengujian rinci, auditor harus memproyeksikan kesalahan penyajian yang
40 ditemukan dalam sampel ke populasi. (Ref: Para. A18-A20)
41
42 Pengevaluasian Hasil Sampling Audit
43
44 15. Auditor harus mengevaluasi:
45 (a) Hasil sampel; dan (Ref: Para. A21-A22)
46 (b) Apakah penggunaan sampling audit telah menyediakan basis yang memadai
47 untuk penarikan kesimpulan tentang populasi yang telah diuji. (Ref: Para. A23)

3 SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

1 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain


2
3 Definisi
4
5 Risiko Nonsampling (Ref: Para. 5(d))
6
7 A1. Contoh-contoh risiko nonsampling mencakup penggunaan prosedur audit yang tidak
8 tepat, interpretasi yang salah terhadap bukti audit, dan kegagalan untuk mengakui
9 suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan.
10
11 Unit Sampling (Ref: Para. 5(f))
12
13 A2. Unit sampling dapat berupa unsur-unsur fisik (sebagai contoh: cek yang tercantum
14 dalam slip penyetoran, entri kredit dalam rekening koran bank, faktur penjualan, atau
15 saldo debitur) atau unit moneter.
16
17 Kesalahan Penyajian yang Dapat Diterima (Ref: Para. 5(i))
18
19 A3. Ketika mendesain suatu sampel, auditor menentukan kesalahan penyajian yang
20 dapat diterima yang ditujukan ke risiko bahwa agregasi kesalahan penyajian yang
21 secara individual tidak material, menyebabkan kesalahan penyajian material dalam
22 laporan keuangan dan untuk menyediakan batas bagi kesalahan penyajian yang
23 kemungkinan tidak terdeteksi. Kesalahan penyajian yang dapat diterima adalah
24 penerapan materialitas pelaksanaan, seperti yang dijelaskan dalam SA 320 (Revisi
25 2021),2 terhadap suatu prosedur sampling tertentu. Kesalahan penyajian yang dapat
26 diterima kemungkinan memiliki jumlah yang sama atau jumlah yang lebih rendah
27 daripada materialitas pelaksanaan.
28
29 Desain, Ukuran, dan Pemilihan Unsur-Unsur Sampel untuk Diuji
30
31 Desain Sampel (Ref: Para. 6)
32
33 A4. Sampling audit memungkinkan auditor untuk memeroleh dan mengevaluasi bukti
34 audit tentang beberapa karakteristik unsur-unsur yang dipilih untuk membentuk atau
35 membantu dalam menarik kesimpulan tentang populasi yang menjadi asal sampel
36 tersebut. Sampling audit dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan
37 sampling secara statistik atau nonstatistik.
38
39 A5. Ketika mendesain suatu sampel audit, pertimbangan auditor mencakup tujuan
40 spesifik yang hendak dicapai dan kemungkinan kombinasi prosedur audit terbaik
41 untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Pertimbangan terhadap sifat bukti audit yang
42 dicari dan penyimpangan yang dapat terjadi atau kondisi terjadinya kesalahan
43 penyajian atau karakteristik lainnya yangberkaitan dengan bukti audit tersebut akan
44 membantu auditor dalam mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan suatu

2
SA 320 (Revisi 2021), “Materialialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit“,
paragraf 9.

SA 530 (Revisi 2021) 4


Sampling Audit

1 penyimpangan atau kesalahan penyajian dan tipe populasi yang digunakan dalam
2 sampling. Untuk memenuhi ketentuan dalam paragraf 9 SA 500 (Revisi 2021), ketika
3 melakukan sampling audit, auditor harus melaksanakan prosedur audit untuk
4 mendapatkan bukti bahwa populasi yang diambil sampelnya merupakan populasi
5 yang lengkap.
6
7 A6. Pertimbangan auditor tentang tujuan prosedur audit, sebagaimana yang diharuskan
8 dalam paragraf 6, mencakup suatu pemahaman yang jelas tentang apa yang
9 merupakan suatu penyimpangan atau kesalahan penyajian sehingga semua, dan
10 hanya, kondisi-kondisi yang relevan dengan tujuan prosedur audit tersebutlah yang
11 dimasukkan ke dalam evaluasi terhadap penyimpangan atau pemproyeksian
12 kesalahan penyajian. Sebagai contoh, dalam melakukan pengujian rinci yang
13 berkaitan dengan eksistensi piutang usaha, seperti melalui konfirmasi, pembayaran
14 yang dilakukan oleh pelanggan sebelum tanggal konfirmasi tetapi diterima beberapa
15 saat setelah tanggal konfirmasi tersebut tidak dianggap sebagai suatu kesalahan
16 penyajian. Selain itu, kesalahan posting antar-akun-akun pelanggan tidak akan
17 memengaruhi saldo piutang usaha secara keseluruhan, sehingga tidaklah tepat
18 untuk menganggap kesalahan ini sebagai suatu kesalahan penyajian dalam
19 mengevaluasi hasil sampel berdasarkan prosedur audit ini, walaupun mungkin
20 berdampak penting di area audit lainnya, seperti penilaian risiko kecurangan atau
21 kecukupan penyisihan piutang tidak tertagih.
22
23 A7. Dalam mempertimbangkan karakteristik suatu populasi untuk pengujian
24 pengendalian, auditor melakukan suatu penilaian estimasi tingkat penyimpangan
25 berdasarkan pemahaman auditor tentang pengendalian-pengendalian yang relevan
26 atau berdasarkan pemeriksaan atas sejumlah kecil unsur dalam populasi. Penilaian
27 ini dibuat dengan tujuan untuk mendesain suatu sampel audit dan untuk menetapkan
28 ukuran sampel. Sebagai contoh, jika tingkat penyimpangan diperkirakan sangat
29 tinggi, auditor biasanya tidak akan melakukan pengujian pengendalian. Demikian
30 pula, dalam pengujian rinci, auditor melakukan suatu penilaian tingkat kesalahan
31 penyajian yang diperkirakan terjadi dalam populasi. Jika kesalahan penyajian yang
32 diperkirakan tinggi, pemeriksaan 100% atas unsur tersebut atau pengambilan
33 sampel dalam jumlah besar untuk diperiksa mungkin merupakan hal yang tepat
34 ketika melakukan pengujian rinci.
35
36 A8. Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi yang menjadi sumber pengambilan
37 sampel, auditor mungkin menentukan bahwa stratifikasi atau pemilihan nilai
38 tertimbang (value-weighted selection) merupakan metode yang tepat. Lampiran 1
39 memberikan pembahasan lebih lanjut tentang stratifikasi dan pemilihan nilai
40 tertimbang (value-weighted selection).
41
42 A9. Keputusan untuk menggunakan pendekatan statistik atau nonstatistik dalam
43 sampling membutuhkan pertimbangan auditor; namun, ukuran sampel bukan
44 merupakan kriteria yang tepat untuk membedakan antara pendekatan statistik atau
45 nonstatistik.

5 SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

1 Ukuran Sampel (Ref: Para. 7)


2
3 A10. Tingkat risiko sampling yang auditor bersedia untuk menerimanya berdampak
4 terhadap ukuran sampel yang diperlukan. Makin kecil risiko yang auditor bersedia
5 untuk menerimanya, makin besar ukuran sampel yang diperlukan.
6
7 A11. Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan suatu formula berbasis statistik
8 atau melalui pertimbangan profesional. Lampiran 2 dan 3 menunjukkan pengaruh
9 yang dimiliki berbagai macam faktor dalam penentuan ukuran sampel. Jika
10 kondisinya sama, dampak faktor-faktor sebagaimana yang diidentifikasi dalam
11 Lampiran 2 dan 3 terhadap ukuran sampel akan sama tanpa mempertimbangkan
12 pendekatan yang dipilih, apakah pendekatan statistik atau nonstatistik.
13
14 Pemilihan Unsur untuk Diuji (Ref: Para. 8)
15
16 A12. Dengan sampling statistik, unsur-unsur dipilih dengan suatu cara yang setiap unit
17 sampling memiliki suatu probabilitas yang diketahui untuk dipilih. Dengan sampling
18 nonstatistik, pertimbangan auditor digunakan untuk memilih unsur yang dijadikan
19 sampel. Karena tujuan sampling adalah untuk menyediakan basis yang wajar bagi
20 auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi yang menjadi sumber sampel
21 yang dipilih, penting bagi auditor untuk memilih sampel yang representatif, dengan
22 memilih unsur sampel yang memiliki karakteristik tipikal populasi sehingga
23 keberpihakan dapat dihindari.
24
25 A13. Metode utama pemilihan sampel adalah penggunaan pemilihan acak, pemilihan
26 sistematik dan pemilihan sembarang (haphazard selection). Setiap metode ini akan
27 dibahas dalam Lampiran 4.
28
29 Pelaksanaan Prosedur Audit (Ref: Para. 10-11)
30
31 A14. Salah satu contoh ketika auditor perlu melakukan prosedur terhadap suatu unsur
32 pengganti adalah ketika sebuah cek yang telah dibatalkan dipilih sebagai sampel
33 dalam pengujian atas bukti otorisasi pembayaran. Jika auditor meyakini bahwa cek
34 tersebut telah dibatalkan dengan tepat sedemikian rupa sehingga bukan merupakan
35 suatu penyimpangan, maka suatu sampel pengganti yang telah dipilih dengan tepat
36 dapat diperiksa.
37
38 A15. Salah satu contoh ketika auditor tidak dapat menerapkan prosedur audit yang telah
39 didesain terhadap suatu unsur pilihan adalah ketika dokumentasi yang berkaitan
40 dengan unsur tersebut hilang.
41
42 A16. Contoh suatu prosedur alternatif yang sesuai dapat berupa pemeriksaan terhadap
43 penerimaan kas di periode kemudian dengan bukti-bukti pendukungnya dan unsur
44 yang dimaksudkan untuk diselesaikan jika tidak ada jawaban yang diterima dari
45 permintaan konfirmasi positif.

SA 530 (Revisi 2021) 6


Sampling Audit

1 Sifat dan Penyebab Penyimpangan dan Kesalahan Penyajian (Ref: Para. 12)
2
3 A17. Dalam menganalisis penyimpangan dan kesalahan penyajian yang teridentifikasi,
4 auditor dapat mengobservasi bahwa banyak yang memiliki karakteristik umum,
5 sebagai contoh, jenis transaksi, lokasi, lini produksi atau periode waktu. Dalam
6 kondisi demikian, auditor dapat memutuskan untuk mengidentifikasi semua unsur
7 yang memiliki karakteristik sama dalam suatu populasi dan memperluas prosedur
8 audit ke unsur-unsur tersebut. Di samping itu, penyimpangan maupun kesalahan
9 penyajian tersebut dapat merupakan kesengajaan dan dapat mengindikasikan
10 adanya kemungkinan kecurangan.
11
12 Pemroyeksian Kesalahan Penyajian (Ref: Para. 14)
13
14 A18. Auditor diharuskan untuk memproyeksikan kesalahan penyajian untuk suatu
15 populasi untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang skala kesalahan
16 penyajian, namun proyeksi ini tidak cukup untuk menentukan suatu jumlah yang
17 harus disesuaikan.
18
19 A19. Jika suatu kesalahan penyajian telah ditetapkan sebagai suatu anomali, maka hal itu
20 dapat dikeluarkan ketika memproyeksikan kesalahan penyajian ke populasi. Namun,
21 pengaruh yang ditimbulkan dari kesalahan penyajian tersebut, jika tidak dikoreksi,
22 maka masih perlu dipertimbangkan selain proyeksi kesalahan penyajian yang
23 nonanomali.
24
25 A20. Untuk pengujian pengendalian, tidak diperlukan proyeksi penyimpangan secara
26 eksplisit karena tingkat penyimpangan sampel juga merupakan tingkat
27 penyimpangan proyeksian untuk populasi secara keseluruhan. SA 330 (Revisi 2021)3
28 memberikan panduan ketika terdeteksi penyimpangan dari pengendalian yang
29 hendak diandalkan oleh auditor.
30
31 Pengevaluasian Hasil Sampling Audit (Ref: Para. 15)
32
33 A21. Untuk pengujian pengendalian, suatu tingkat penyimpangan sampel yang tinggi yang
34 tidak diharapkan dapat meningkatkan risiko kesalahan penyajian material yang telah
35 ditentukan, kecuali jika diperoleh bukti audit tambahan yang memperkuat penilaian
36 awal risiko tersebut. Untuk pengujian rinci, suatu jumlah kesalahan penyajian yang
37 tinggi yang tidak diharapkan dalam suatu sampel dapat menyebabkan auditor
38 meyakini bahwa terdapat kesalahan penyajian material dalam suatu golongan
39 transaksi atau saldo akun, kecuali bukti audit tambahan membuktikan tidak ada
40 kesalahan penyajian material.
41
42 A22. Dalam pengujian rinci, kesalahan penyajian proyeksian ditambah kesalahan
43 penyajian yang bersifat anomali, jika ada, merupakan estimasi kesalahan penyajian
44 terbaik dalam populasi. Jika kesalahan penyajian proyeksian ditambah kesalahan
45 penyajian yang bersifat anomali, jika ada, melebihi kesalahan penyajian yang dapat

3 SA 330 (Revisi 2021), “Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai”, paragraf 17.

7 SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

1 diterima, maka sampel yang diambil tidak dapat memberikan basis yang masuk akal
2 untuk penarikan kesimpulan tentang populasi yang telah diuji. Makin kecil perbedaan
3 antara perkiraan kesalahan penyajian proyeksian ditambah dengan kesalahan
4 penyajian yang bersifat anomali dengan kesalahan penyajian yang dapat diterima,
5 makin besar kemungkinan kesalahan penyajian sesungguhnya dalam populasi
6 melebihi kesalahan penyajian yang dapat diterima. Demikian juga jika kesalahan
7 penyajian proyeksian lebih besar daripada ekspektasi auditor tentang kesalahan
8 penyajian yang digunakan dalam menentukan ukuran sampel, auditor dapat
9 menyimpulkan adanya risiko sampling yang tidak dapat diterima yaitu bahwa
10 kesalahan penyajian sesungguhnya dalam populasi melebihi kesalahan penyajian
11 yang dapat diterima. Mempertimbangkan hasil prosedur audit lain dapat membantu
12 auditor untuk menentukan risiko bahwa kesalahan penyajian sesungguhnya dalam
13 suatu populasi melebihi kesalahan penyajian yang dapat diterima, dan risiko tersebut
14 dapat dikurangi jika diperoleh bukti audit tambahan.
15
16 A23. Ketika auditor menyimpulkan bahwa sampling audit belum dapat memberikan basis
17 yang wajar untuk penarikan kesimpulan tentang populasi yang diuji, auditor dapat:
18 • Meminta manajemen untuk menginvestigasi kesalahan penyajian yang telah
19 diidentifikasi dan potensi terjadinya kesalahan penyajian lebih lanjut serta
20 membuat penyesuaian yang diperlukan, atau
21 • Menyesuaikan sifat, saat, dan luas prosedur audit tambahan yang diperlukan
22 untuk mencapai tingkat asurans terbaik yang diharuskan. Sebagai contoh,
23 dalam hal pengujian pengendalian, auditor dapat menambah ukuran sampel,
24 melakukan pengujian terhadap pengendalian alternatif, atau mengubah
25 prosedur substantif yang terkait.
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

SA 530 (Revisi 2021) 8


Sampling Audit

1 Lampiran 1
2 (Ref: Para. A8)
3
4 Stratifikasi dan Pemilihan Nilai Tertimbang (Value-Weighted Selection)
5
6 Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi yang menjadi sumber pengambilan sampel,
7 auditor dapat memilih metode pemilihan stratifikasi atau nilai tertimbang. Lampiran ini
8 memberikan panduan bagi auditor tentang teknik pengambilan sampel dengan stratifikasi dan
9 nilai tertimbang.
10
11 Stratifikasi
12
13 1. Efisiensi audit dapat ditingkatkan mutunya jika auditor dapat melakukan stratifikasi
14 terhadap suatu populasi dengan cara membagi populasi tersebut ke dalam sub-sub
15 populasi yang memiliki karakteristik yang teridentifikasi. Tujuan stratifikasi adalah
16 untuk mengurangi keanekaragaman unsur-unsur yang terdapat dalam setiap strata
17 dan oleh karena itu ukuran sampel dapat dikurangi tanpa meningkatkan risiko
18 sampling.
19
20 2. Ketika melaksanakan pengujian rinci, populasi biasanya distratifikasi berdasarkan
21 nilai moneter. Hal ini memungkinkan pekerjaan audit lebih banyak diarahkan ke
22 unsur-unsur bernilai lebih besar yang berisi potensi kesalahan penyajian terbesar.
23 Demikian juga, sebuah populasi dapat distratifikasi berdasarkan karakteristik tertentu
24 yang menunjukkan kemungkinan risiko kesalahan penyajian yang lebih tinggi,
25 sebagai contoh, ketika melakukan pengujian atas penyisihan piutang tidak tertagih
26 untuk penilaian suatu piutang usaha, saldo akun tersebut dapat distratifikasi
27 berdasarkan umur piutang.
28
29 3. Hasil prosedur audit yang diterapkan terhadap unsur-unsur yang berasal dari sebuah
30 strata yang diambil sebagai sampel hanya dapat digunakan untuk memproyeksikan
31 unsur-unsur yang terdapat dalam strata tersebut. Untuk menarik kesimpulan
32 terhadap keseluruhan populasi, auditor harus mempertimbangkan risiko kesalahan
33 penyajian material yang berkaitan dengan strata lainnya yang membentuk suatu
34 keseluruhan populasi. Sebagai contoh, 20% dari unsur yang terdapat di dalam
35 sebuah populasi dapat merepresentasikan 90% nilai suatu saldo akun. Auditor dapat
36 memutuskan untuk memeriksa sampel dari 20% unsur tersebut. Auditor
37 mengevaluasi hasil pengujian sampel tersebut dan menarik kesimpulan atas 90%
38 nilai suatu saldo akun, terpisah dari 10% nilai sisa saldo akun tersebut (atas 10%
39 nilai sisa saldo akun tersebut, dapat dilakukan pengambilan sampel tambahan atau
40 bukti audit dengan cara lain atau bisa saja 10% nilai sisa itu dianggap sebagai tidak
41 material).
42
43 4. Jika suatu golongan transaksi atau saldo akun telah dibagi ke dalam strata, maka
44 kesalahan penyajian akan diproyeksikan untuk setiap strata secara terpisah.
45 Kesalahan penyajian yang telah diproyeksikan untuk setiap strata kemudian
46 dikombinasikan untuk mempertimbangkan dampak kesalahan penyajian yang
47 mungkin terjadi dalam keseluruhan golongan transaksi atau saldo akun.

9 Lampiran 1 SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

1 Pemilihan Nilai Tertimbang


2
3 5. Ketika melakukan pengujian rinci, merupakan hal yang efisien untuk
4 mengidentifikasikan unit sampling sebagai unit-unit moneter tersendiri yang
5 membentuk suatu populasi. Setelah memilih unit moneter spesifik dari sebuah
6 populasi, sebagai contoh, saldo piutang usaha, auditor kemudian dapat memeriksa
7 unsur tertentu, sebagai contoh, saldo individual yang mengandung unit-unit moneter
8 yang disebutkan di atas. Salah satu keunggulan pendekatan ini dalam penentuan
9 unit sampling adalah audit lebih diarahkan kepada unsur-unsur yang bernilai lebih
10 besar karena unsur-unsur tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk dipilih
11 sehingga dapat memperkecil ukuran sampel. Pendekatan ini dapat digunakan
12 bersamaan dengan metode pemilihan sampel sistematis (dijelaskan dalam Lampiran
13 4) dan pendekatan ini paling efisien dalam pemilihan unsur dengan menggunakan
14 pemilihan acak.
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

Lampiran 1 SA 530 (Revisi 2021) 10


Sampling Audit

Lampiran 2
(Ref: Para. A11)

Contoh Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel untuk Pengujian


Pengendalian

Faktor-faktor berikut dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan ukuran sampel
untuk pengujian pengendalian. Faktor-faktor ini, yang harus dipertimbangkan secara
bersamaan, menganggap bahwa auditor tidak memodifikasi sifat atau waktu pengujian
pengendalian atau dengan cara lain mengubah pendekatan pengujian pengendalian menjadi
prosedur substantif untuk merespons risiko yang telah dinilai.

PENGARUH
TERHADAP
FAKTOR
UKURAN
SAMPEL
1. Suatu peningkatan penilaian Naik Makin tinggi tingkat asurans yang
risiko auditor yang telah hendak diperoleh oleh auditor atas
memperhitungkan efektivitas operasi pengendalian,
pengendalian yang relevan. makin rendah risiko kesalahan
penyajian material yang dinilai oleh
auditor, dan makin besar ukuran
sampel yang diperlukan. Ketika
penilaian auditor atas risiko
kesalahan penyajian material
dalam tingkat asersi mencakup
suatu ekspektasi tentang
efektivitas operasi pengendalian,
auditor diharuskan untuk
melaksanakan pengujian
pengendalian. Demikian pula,
makin tinggi auditor mengandalkan
efektivitas operasi pengendalian
dalam penilaian risiko, makin besar
luas pengujian, oleh karena itu
ukuran sampel menjadi meningkat.
2. Suatu peningkatan dalam Turun Makin rendah tingkat
penyimpangan yang dapat penyimpangan yang dapat
diterima. diterima, makin besar ukuran
sampel yang diperlukan.
3. Suatu peningkatan dalam Naik Makin tinggi tingkat penyimpangan
tingkat penyimpangan yang yang diperkirakan terjadi, makin
diperkirakan terjadi dalam besar ukuran sampel yang
populasi yang akan diuji. diperlukan sehingga auditor dapat
membuat estimasi yang wajar
tentang tingkat penyimpangan

11 Lampiran 2 SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

PENGARUH
TERHADAP
FAKTOR
UKURAN
SAMPEL
yang sesunggguhnya. Faktor-
faktor relevan bagi auditor dalam
mempertimbangan tingkat
penyimpangan yang diperkirakan
terjadi mencakup pemahaman
auditor tentang bisnis klien
(khususnya, prosedur penilaian
risiko yang dilakukan untuk
memeroleh pemahaman tentang
pengendalian internal), perubahan
dalam personel atau pengendalian
internal, hasil prosedur audit yang
diterapkan dalam periode
sebelumnya, dan hasil prosedur
audit lain. Tingkat penyimpangan
pengendalian yang tinggi
umumnya hanya bisa sedikit, jika
ada, mengurangi risiko kesalahan
penyajian material yang telah
ditentukan.
4. Suatu peningkatan dalam Naik Makin tinggi tingkat asurans yang
tingkat asurans yang auditor auditor harapkan bahwa hasil
harapkan bahwa tingkat sampel benar-benar
penyimpangan yang dapat mencerminkan penyimpangan
diterima tidak melebihi tingkat yang terjadi dalam populasi, maka
penyimpangan yang makin besar ukuran sampel yang
sesungguhnya dalam populasi diperlukan.
5. Suatu peningkatan dalam Dampak yang Untuk populasi yang besar, ukuran
jumlah unit sampling dalam dapat aktual populasi sedikit berdampak,
populasi diabaikan jika ada, terhadap ukuran sampel.
Namun, dalam populasi yang kecil,
sampling audit tidak dapat
seefisien dibandingkan dengan
cara-cara alternatif dalam
pemerolehan bukti audit yang
cukup dan tepat.

Lampiran 2 SA 530 (Revisi 2021) 12


Sampling Audit

Lampiran 3
(Ref: Para. A11)

Contoh Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel untuk Pengujian Rinci

Faktor-faktor berikut dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan ukuran sampel
untuk pengujian rinci. Faktor-faktor ini, yang harus dipertimbangkan secara bersamaan,
menganggap bahwa auditor tidak memodifikasi sifat atau waktu pengujian pengendalian atau
dengan cara lain mengubah pendekatan pengujian pengendalian menjadi prosedur substantif
untuk merespons risiko yang telah dinilai.

PENGARUH
TERHADAP
FAKTOR
UKURAN
SAMPEL
1. Suatu peningkatan risiko yang Naik Makin tinggi risiko kesalahan
telah dinilai oleh auditor atas penyajian material yang dinilai
risiko kesalahan penyajian auditor, makin besar ukuran
material sampel yang diperlukan.
Penentuan risiko kesalahan
penyajian material oleh auditor
dipengaruhi oleh risiko bawaan dan
risiko pengendalian. Sebagai
contoh, jika auditor tidak
melakukan pengujian
pengendalian, penilaian risiko oleh
auditor tidak dapat dikurangi untuk
efektivitas operasi pengendalian
internal untuk asersi tertentu. Oleh
karena itu, untuk dapat mengurangi
risiko audit ke tingkat rendah yang
dapat diterima, auditor
memerlukan suatu tingkat risiko
deteksi yang rendah dan akan lebih
mengandalkan pada prosedur
substantif. Makin banyak bukti
audit yang diperolah dari pengujian
rinci (yaitu makin kecil risiko
deteksi), makin besar ukuran
sampel yang diperlukan.
2. Suatu peningkatan dalam Turun Makin auditor mengandalkan pada
penggunaan prosedur prosedur substantif lain (pengujian
substantif lain yang diarahkan rinci atau prosedur analitik
ke asersi yang sama. substantif) untuk mengurangi risiko
deteksi ke suatu tingkat yang dapat
diterima berkaitan dengan suatu
populasi tertentu, makin berkurang

13 Lampiran 3 SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

PENGARUH
TERHADAP
FAKTOR
UKURAN
SAMPEL
asurans yang diharuskan oleh
auditor dari sampling, oleh karena
itu, makin kecil ukuran sampel yang
diperlukan.
3. Suatu peningkatan tingkat Naik Makin besar tingkat asurans yang
asurans yang diharapkan oleh diharuskan oleh auditor bahwa
auditor bahwa kesalahan hasil sampel pada kenyataannya
penyajian yang dapat diterima mengindikasikan jumlah aktual
tidak melebihi kesalahan kesalahan penyajian dalam
penyajian aktual dalam populasi, makin besar ukuran
populasi sampel yang diperlukan.
4. Suatu peningkatan dalam Turun Makin rendah kesalahan penyajian
kesalahan penyajian yang yang dapat diterima, makin besar
dapat diterima ukuran sampel yang diperlukan.
5. Suatu peningkatan jumlah Naik Makin besar jumlah kesalahan
kesalahan penyajian yang penyajian yang diharapkan akan
diharapkan akan ditemukan ditemukan oleh auditor dalam
oleh auditor dalam populasi populasi, makin besar ukuran
sampel yang diperlukan untuk
membuat estimasi yang masuk
akal tentang jumlah kesalahan
penyajian aktual dalam populasi.
Faktor-faktor yang relevan dengan
pertimbangan auditor tentang
jumlah kesalahan penyajian yang
diharapkan mencakup seberapa
luas nilai-nilai unsur ditentukan
secara subjektif, hasil prosedur
penilaian risiko, hasil pengujian
pengendalian, hasil prosedur audit
yang diterapkan dalam periode
sebelumnya, dan hasil prosedur
substantif lain.
6. Stratifikasi populasi jika tepat Turun Jika terdapat suatu kisar lebar
(variabilitas) dalam ukuran moneter
unsur-unsur dalam populasi,
adalah lebih bermanfaat untuk
melakukan stratifikasi populasi
tersebut. Jika suatu populasi dapat
secara layak distratifikasi, ukuran
sampel agregat dari strata tersebut

Lampiran 3 SA 530 (Revisi 2021) 14


Sampling Audit

PENGARUH
TERHADAP
FAKTOR
UKURAN
SAMPEL
pada umumnya akan lebih sedikit
jika dibandingkan dengan ukuran
sampel yang diperlukan untuk
memeroleh tingkat risiko sampling
tertentu, apabila suatu sampel
diambil dari keseluruhan populasi.
7. Jumlah unit sampling dalam Dampaknya Untuk populasi yang besar, ukuran
populasi dapat aktual populasi memiliki sedikit, jika
diabaikan ada, dampak terhadap ukuran
sampel. Jadi, untuk populasi yang
kecil, sampling audit seringkali
kurang efisien sebagai cara
alternatif pemerolehan bukti audit
cukup dan tepat. (Namun, jika
menggunakan sampling unit
moneter, kenaikan nilai moneter
dalam populasi menaikkan ukuran
sampel, kecuali jika hal ini
diimbangi dengan kenaikan
proporsional dalam materialitas
untuk laporan keuangan secara
keseluruhan (dan, jika relevan,
tingkat materialitas untuk golongan
transaksi tertentu, saldo akun, atau
pengungkapan).

15 Lampiran 3 SA 530 (Revisi 2021)


Sampling Audit

1 Lampiran 4
2 (Ref: Para. A13)
3
4 Metode Pemilihan Sampel
5
6 Ada banyak metode untuk memilih sampel. Metode-metode utama adalah sebagai berikut:
7 (a) Pemilihan acak (diterapkan melalui pencipta angka acak atau random number
8 generators, sebagai contoh, tabel angka acak atau random number tables).
9 (b) Pemilihan sistematik, yang di dalamnya jumlah unit sampling dalam populasi dibagi
10 dengan ukuran sampel untuk memeroleh suatu interval sampling, sebagai contoh 50,
11 dan setelah menetapkan suatu titik awal dalam 50 unit sampling yang pertama, maka
12 setelah itu setiap sampling unit yang ke 50 akan dipilih. Meskipun titik awal dapat
13 ditentukan secara sembarang, pemilihan sampel akan lebih acak jika diambil dengan
14 menggunakan pencipta angka acak dengan komputer (computerized random number
15 generator) atau tabel angka acak (random number tables) Ketika menggunakan
16 pemilihan sistematik, auditor perlu menentukan bahwa unit sampling dalam populasi
17 tidak tersusun sedemikian rupa sehingga interval sampling sesuai dengan suatu pola
18 tertentu dalam populasi.
19 (c) Sampling Unit Moneter (monetary unit sampling) adalah suatu jenis pemilihan nilai
20 tertimbang (seperti dijelaskan dalam Lampiran 1) yang di dalamnya ukuran sampel,
21 pemilihan, dan mengevaluasi hasilnya dalam menarik kesimpulan jumlah moneter.
22 (d) Pemilihan sembarang, yang di dalamnya auditor melakukan pemilihan sampel tanpa
23 melalui suatu teknik yang terstruktur. Meskipun tidak menggunakan suatu teknik yang
24 terstruktur, auditor wajib menghindari keberpihakan yang disengaja atau yang dapat
25 diprediksi (sebagai contoh: menghindari kesulitan dalam menemukan unsur, atau selalu
26 memilih atau menghindari entri di awal atau di akhir halaman) dan dengan demikian
27 memastikan bahwa semua unsur yang terdapat dalam populasi memiliki peluang yang
28 sama untuk dipilih. Pemilihan sembarang tidak tepat ketika menggunakan sampling
29 statistik.
30 (e) Pemilihan secara blok melibatkan pemilihan suatu blok yang tersusun atas unsur-unsur
31 yang letaknya berdekatan dalam populasi. Pemilihan secara blok biasanya tidak dapat
32 digunakan dalam sampling audit karena sebagian besar populasi tersusun sedemikian
33 rupa sehingga unsur-unsur dalam sebuah urutan dapat diharapkan memiliki
34 karakteristik yang sama di antara mereka, tetapi berbeda dari unsur-unsur lain dalam
35 populasi. Walaupun dalam beberapa kondisi mungkin merupakan prosedur audit yang
36 tepat untuk memeriksa suatu blok unsur, teknik pemilihan sampel tersebut akan sangat
37 jarang digunakan jika auditor bermaksud untuk menarik kesimpulan yang valid tentang
38 keseluruhan populasi berdasarkan sampel tersebut.
39
40
41
42
43
44
45
46
47

Lampiran 4 SA 530 (Revisi 2021) 16


STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

STANDAR AUDIT 530 (REVISI 2021)


SAMPLING AUDIT

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)


Office 8 Building 12th Floor
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot#28
Senopati Raya Jl. Jend. Sudirman Kav. 52–53, Jakarta Selatan 12190
Telp. : (021) 2933 3151
Email : info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id
Website : www.iapi.or.id

Hak Cipta © 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai