AKUNTAN PUBLIK
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.
ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X
ii
Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor
PENGANTAR
SA 620 (Revisi 2021), “Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor” telah disetujui oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021 dan berlaku efektif untuk audit
atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
SA 620 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA)
sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing,
Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang
diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) – International
Federation of Accountants (IFAC).
Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA
620 (Revisi 2021), “Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor” dan berlaku efektif untuk audit atas
laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
Penetapan dan pengesahan SA 620 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada
persetujuan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021.
DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup............................................................................................... 1-2
Tanggung Jawab Auditor terhadap Opini Audit .............................................. 3
Tanggal Efektif ............................................................................................... 4
Tujuan .......................................................................................................... 5
Definisi ........................................................................................................ 6
Ketentuan
Penentuan Kebutuhan Seorang Pakar Auditor............................................... 7
Sifat, Saat, dan Luas Prosedur Audit ............................................................. 8
Kompetensi, Kapabilitas, dan Objektivitas Pakar Auditor ............................... 9
Pemerolehan Suatu Pemahaman tentang Bidang Keahlian Pakar Auditor .... 10
Perjanjian dengan Pakar Auditor.................................................................... 11
Pengevaluasian atas Kecukupan Pekerjaan Pakar Auditor ............................ 12-13
Pengacuan ke Pakar Auditor dalam Laporan Auditor ..................................... 14-15
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Definisi Pakar Auditor .................................................................................... A1-A3
Penentuan Kebutuhan Seorang Pakar Auditor............................................... A4-A9
Sifat, Saat, dan Luas Prosedur Audit ............................................................. A10-A13
Kompetensi, Kapabilitas, dan Objektivitas Pakar Auditor ............................... A14-A20
Pemerolehan Suatu Pemahaman tentang Bidang Keahlian Pakar Auditor .... A21-A22
Perjanjian dengan Pakar Auditor.................................................................... A23-A31
Pengevaluasian atas Kecukupan Pekerjaan Pakar Auditor ............................ A32-A40
Pengacuan ke Pakar Auditor dalam Laporan Auditor ..................................... A41-A42
Lampiran: Pertimbangan untuk Kesepakatan antara Auditor dan Pakar
Eksternal Auditor
Standar Audit (SA) 620 (Revisi 2021), “Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor” harus dibaca
bersamaan dengan SA 200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit”.
(Sengaja Dikosongkan)
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4
5 1. Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor atas pekerjaan
6 individu atau organisasi dalam bidang keahlian selain akuntansi atau audit, ketika
7 pekerjaan tersebut digunakan untuk membantu auditor dalam memeroleh bukti audit
8 yang cukup dan tepat. SA ini tidak mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kondisi
9 ketika auditor internal secara individual menyediakan bantuan langsung kepada
10 auditor eksternal dalam pelaksanaan prosedur audit.
11
12 2. SA ini tidak mengatur tentang:
13 (a) Situasi ketika tim perikatan mengikutsertakan seorang anggota, atau
14 berkonsultasi dengan seorang individu atau organisasi dengan keahlian dalam
15 bidang khusus akuntansi atau audit, yang dijelaskan dalam SA 220 (Revisi
16 2021);1 atau
17 (b) Penggunaan pekerjaan seorang individu atau organisasi yang memiliki
18 keahlian dalam bidang selain akuntansi atau audit, yang pekerjaannya dalam
19 bidang tersebut digunakan oleh entitas untuk membantu entitas dalam
20 penyusunan laporan keuangan (pakar yang dipekerjakan oleh manajemen)
21 yang diuraikan dalam SA 500 (Revisi 2021).2
22
23 Tanggung Jawab Auditor terhadap Opini Audit
24
25 3. Auditor bertanggung jawab tunggal terhadap opini audit yang dinyatakan, dan
26 tanggung jawab tersebut tidak berkurang dengan penggunaan pekerjaan seorang
27 pakar auditor. Meskipun demikian, jika auditor menggunakan pekerjaan pakar
28 auditor, mengikuti SA ini, disimpulkan bahwa pekerjaan pakar tersebut memadai
29 untuk tujuan auditor tersebut, auditor mungkin dapat menerima temuan pakar atau
30 kesimpulan dalam bidang keahlian pakar sebagai bukti audit yang tepat.
31
32 Tanggal Efektif
33
34 4. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
35 pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
36
37 Tujuan
38
39 5. Tujuan auditor adalah:
40 (a) Untuk menentukan apakah perlu menggunakan pekerjaan seorang pakar
41 auditor; dan
42 (b) Jika menggunakan pekerjaan pakar auditor, untuk menentukan apakah
43 pekerjaan tersebut memadai untuk tujuan auditor.
1 SA 200 (Revisi 2021), “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan”, paragraf A11,
A21-A23.
2 SA 500 (Revisi 2021), “Bukti Audit”, paragraf A35-A49.
1 Definisi
2
3 6. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:
4 (a) Pakar auditor: Individu atau organisasi yang memiliki keahlian dalam suatu
5 bidang selain akuntansi atau audit, yang pekerjaannya dalam bidang tersebut
6 digunakan oleh auditor untuk membantu auditor tersebut dalam memeroleh
7 bukti audit yang cukup dan tepat. Seorang pakar auditor dapat merupakan
8 seorang pakar internalnya (seorang rekan3 atau staf, termasuk staf temporer
9 dari KAP atau jaringan KAP auditor tersebut) atau seorang pakar external.
10 (Ref: Para. A1-A3)
11 (b) Keahlian: Keterampilan, pengetahuan dan pengalaman dalam suatu bidang
12 tertentu.
13 (c) Pakar manajemen: Individu atau organisasi yang memiliki keahlian dalam
14 suatu bidang selain akuntansi atau audit, yang pekerjaannya dalam bidang
15 tersebut digunakan oleh entitas untuk membantu entitas dalam penyusunan
16 laporan keuangan.
17
18 Ketentuan
19
20 Penentuan Kebutuhan Seorang Pakar Auditor
21
22 7. Ketika keahlian di suatu bidang selain akuntansi atau audit diperlukan untuk
23 memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor harus menentukan apakah perlu
24 menggunakan pekerjaan seorang pakar auditor.
25 (Ref: Para. A4-A9)
26
27 Sifat, Saat, dan Luas Prosedur Audit
28
29 8. Sifat, saat, dan luas prosedur auditor yang berkaitan dengan ketentuan dalam
30 paragraf 9-13 akan bervariasi sesuai kondisinya. Dalam menentukan sifat, saat, dan
31 luas prosedur tersebut, auditor harus mempertimbangkan berbagai hal termasuk:
32 (Ref: Para. A10)
33 (a) Sifat dari hal yang berkaitan dengan pekerjaan pakar;
34 (b) Risiko kesalahan penyajian material dalam hal yang berkaitan dengan
35 pekerjaan pakar;
36 (c) Signifikansi pekerjaan pakar dalam konteks audit;
37 (d) Pengetahuan dan pengalaman auditor tentang pekerjaan yang dilakukan
38 sebelumnya oleh pakar tersebut; dan
39 (e) Apakah pakar tersebut tunduk pada kebijakan dan prosedur pengendalian
40 mutu KAP auditor. (Ref: Para. A11-A13)
41
42 Kompetensi, Kapabilitas, dan Objektivitas Pakar Auditor
43
44 9. Auditor perlu mengevaluasi apakah pakar auditor memiliki kompetensi, kapabilitas,
45 dan objektivitas yang diperlukan untuk tujuan auditor. Dalam hal pakar eksternal yang
3 “Rekan” dan “KAP” harus dibaca mengacu pada istilah yang setara dalam sektor publik, jika
relevan.
1 ketentuan pendidikan dan kompetensi bagi akuntan dan auditor mungkin dapat
2 membantu auditor dalam menerapkan pertimbangan tersebut.4
3
4 A3. Adalah perlu untuk menerapkan pertimbangan ketika mempertimbangkan
5 bagaimana ketentuan SA ini dipengaruhi oleh fakta bahwa pakar auditor dapat
6 merupakan individu atau organisasi. Sebagai contoh, ketika mengevaluasi
7 kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas pakar auditor, kemungkinan pakar tersebut
8 adalah sebuah organisasi yang auditor pernah menggunakannya, namun auditor
9 tersebut tidak memiliki pengalaman sebelumnya dengan pakar secara individual
10 yang ditunjuk oleh organisasi untuk perikatan tertentu tersebut; atau mungkin
11 sebaliknya, bahwa auditor tersebut mungkin sudah mengenal pekerjaan pakar
12 secara individual, namun tidak demikian dengan organisasi yang di dalamnya pakar
13 tersebut bekerja. Dalam kasus lainnya, baik atribut pakar secara individu dan atribut
14 manajerial organisasi (seperti sistem pengendalian mutu yang diterapkan oleh
15 organisasi) mungkin relevan dengan evaluasi auditor.
16
17 Penentuan Kebutuhan Seorang Pakar Auditor (Ref: Para. 7)
18
19 A4. Seorang pakar auditor mungkin diperlukan untuk membantu auditor dalam satu atau
20 lebih hal berikut:
21 • Pemerolehan suatu pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
22 pengendalian internalnya.
23 • Pengidentifikasian dan penilaian risiko-risiko kesalahan penyajian material.
24 • Penentuan dan penerapan respons menyeluruh untuk menilai risiko di tingkat
25 laporan keuangan.
26 • Desain dan pelaksanaan prosedur audit lanjutan untuk merespons risiko yang
27 telah dinilai pada tingkat asersi, yang terdiri dari pengujian pengendalian atau
28 prosedur substantif.
29 • Pengevaluasian kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh dalam
30 perumusan suatu opini atas laporan keuangan.
31
32 A5. Risiko kesalahan penyajian material dapat meningkat ketika keahlian dalam bidang
33 selain akuntansi diperlukan oleh manajemen dalam menyusun laporan keuangan,
34 sebagai contoh, karena hal ini dapat menunjukkan kompleksitas, atau karena
35 manajemen mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang bidang keahlian tersebut.
36 Jika dalam penyusunan laporan keuangan manajemen tidak memiliki keahlian yang
37 dibutuhkan, seorang pakar manajemen mungkin digunakan dalam merespons risiko
38 tersebut. Pengendalian yang relevan, termasuk pengendalian yang berkaitan dengan
39 pekerjaan seorang pakar manajemen, jika relevan, mungkin juga mengurangi risiko
40 kesalahan penyajian material.
41
42 A6. Ketika penyusunan laporan keuangan melibatkan penggunaan pakar dalam bidang
43 selain akuntansi, auditor yang memiliki keahlian dalam akuntansi dan audit, mungkin
44 tidak memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengaudit laporan keuangan tersebut.
45 Rekan perikatan diharuskan untuk meyakinkan dirinya bahwa tim perikatan, dan
1 pakar auditor yang bukan merupakan bagian dari tim perikatan, secara kolektif
2 memiliki kompetensi dan kapabilitas yang cukup untuk melaksanakan perikatan
3 audit.5 Selain itu, auditor diharuskan untuk memastikan sifat, saat, dan luas dari
4 sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perikatan tersebut.6 Penentuan
5 apakah auditor menggunakan pekerjaan pakar auditor, dan jika demikian, kapan dan
6 seberapa luas, membantu auditor dalam memenuhi ketentuan ini. Seiring dengan
7 kemajuan audit, atau berubahnya kondisi, auditor mungkin perlu untuk merevisi
8 keputusan sebelumnya tentang penggunaan pekerjaan pakar auditor.
9
10 A7. Seorang auditor yang bukan merupakan pakar dalam bidang relevan selain
11 akuntansi atau audit, mungkin dapat memeroleh pemahaman yang cukup dalam
12 bidang tersebut untuk melaksanakan audit tanpa menggunakan pakar auditor.
13 Pemahaman ini dapat diperoleh melalui, sebagai contoh:
14 • Pengalaman dalam mengaudit entitas yang mengharuskan keahlian tersebut
15 dalam penyusunan laporan keuangan.
16 • Pendidikan atau pengembangan profesional dalam bidang tertentu. Hal ini
17 dapat meliputi kursus formal, atau diskusi dengan individu yang memiliki
18 keahlian dalam bidang yang relevan dengan tujuan meningkatkan kapasitas
19 auditor itu sendiri dalam menghadapi permasalahan dalam bidang tersebut.
20 Diskusi seperti itu berbeda dengan konsultasi dengan seorang pakar auditor
21 tentang serangkaian kondisi spesifik yang dihadapi dalam perikatan yang di
22 dalamnya pakar diberi fakta yang relevan yang akan memungkinkan pakar
23 tersebut memberikan advis berdasar informasi tentang hal tertentu.7
24 • Mendiskusikan dengan auditor yang melaksanakan perikatan serupa.
25
26 A8. Namun, dalam kasus lain, auditor dapat menentukan adalah perlu, atau dapat
27 memilih, untuk menggunakan seorang pakar auditor dalam membantu untuk
28 memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat. Pertimbangan ketika memutuskan
29 apakah menggunakan seorang pakar auditor mencakup:
30 • Apakah manajemen telah menggunakan pakar manajemen dalam penyusunan
31 laporan keuangan (lihat paragraf A9).
32 • Sifat dan sigfinikansi hal tersebut, termasuk kompleksitasnya.
33 • Terdapat risiko kesalahan penyajian material dalam hal tersebut.
34 • Sifat prosedur yang diharapkan untuk merespons risiko yang teridentifikasi,
35 termasuk: pengetahuan auditor dan pengalaman dengan pekerjaan pakar
36 tersebut yang berkaitan dengan hal-hal tersebut; dan ketersediaan sumber
37 bukti audit alternatif.
38
39 A9. Ketika manajemen menggunakan seorang pakar manajemen dalam penyusunan
40 laporan keuangan, keputusan auditor apakah menggunakan seorang pakar auditor
41 juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
42 • Sifat, ruang lingkup, dan tujuan pekerjaan pakar manajemen.
43 • Apakah pakar manajemen dipekerjakan oleh entitas, atau oleh pihak yang
44 terikat dengan kontrak oleh entitas untuk menyediakan jasa yang relevan.
1 A20. Ketika pengevaluasian objektivitas pakar eksternal auditor, adalah relevan untuk:
2 (a) Meminta keterangan kepada entitas tentang adanya kepentingan atau
3 hubungan yang diketahui antara entitas dan pakar eksternal auditor yang
4 mungkin berdampak terhadap objektivitas pakar tersebut.
5 (b) Mendiskusikan dengan pakar tersebut tentang pengamanan yang dapat
6 diterapkan, termasuk ketentuan profesional yang berlaku bagi pakar tersebut;
7 dan mengevaluasi apakah pengamanan tersebut cukup untuk menurunkan
8 ancaman ke level yang dapat diterima. Kepentingan dan hubungan yang
9 mungkin relevan untuk dibahas dengan pakar auditor mencakup:
10 • Kepentingan keuangan
11 • Hubungan bisnis dan pribadi
12 • Penyediaan jasa lain oleh pakar tersebut, termasuk oleh organisasi
13 dalam hal pakar eksternal tersebut adalah suatu organisasi.
14
15 Dalam beberapa kondisi, merupakan hal yang tepat bagi auditor untuk
16 memeroleh pernyataan tertulis dari pakar eksternal auditor tentang adanya
17 kepentingan atau hubungan dengan entitas yang disadari oleh pakar tersebut.
18
19 Pemerolehan Suatu Pemahaman Tentang Bidang Keahlian Pakar Auditor (Ref: Para. 10)
20
21 A21. Auditor dapat memeroleh suatu pemahaman atas bidang keahlian pakar auditor
22 melalui cara yang dijelaskan dalam paragraf A7, atau melalui diskusi dengan pakar
23 tersebut.
24
25 A22. Aspek-aspek bidang keahlian pakar auditor yang relevan terhadap pemahaman
26 auditor dapat mencakup:
27 • Apakah bidang keahlian pakar tersebut mempunyai area khusus yang relevan
28 dengan audit (lihat paragraf A17).
29 • Apakah terdapat ketentuan profesional atau standar lain dan peraturan
30 perundang-undangan berlaku.
31 • Apakah asumsi dan metode, termasuk model jika relevan, digunakan oleh
32 pakar auditor, dan apakah hal-hal tersebut dapat diterima secara umum dalam
33 bidang keahlian pakar tersebut dan tepat untuk tujuan pelaporan keuangan.
34 • Sifat data atau informasi internal dan eksternal yang digunakan oleh pakar
35 auditor.
36
37 Perjanjian dengan Pakar Auditor (Ref: Para. 11)
38
39 A23. Sifat, ruang lingkup, dan tujuan pekerjaan pakar auditor dapat sangat bervariasi
40 sesuai dengan kondisinya, sama halnya dengan peran dan tanggung jawab auditor
41 dan pakar auditor, serta sifat, saat, dan luasnya komunikasi antara auditor dan pakar
42 auditor. Oleh karena itu diharuskan bahwa hal-hal tersebut disepakati antara auditor
43 dan pakar auditor, terlepas apakah pakar tersebut merupakan pakar ekternal atau
44 pakar internal yang ditunjuk auditor.
45
46 A24. Hal-hal sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf 8 dapat berdampak terhadap
47 tingkat kerincian dan formalitas kesepakatan antara auditor dan pakar auditor,
1 termasuk apakah lebih tepat untuk membuat kesepakatan dalam bentuk tertulis.
2 Sebagai contoh, faktor-faktor berikut dapat menyarankan perlunya suatu
3 kesepakatan yang lebih rinci dibandingkan dengan kondisi lain, atau untuk
4 kesepakatan dalam bentuk tertulis:
5 • Pakar auditor akan memiliki akses terhadap informasi entitas yang sensitif dan
6 rahasia.
7 • Peran atau tanggung jawab auditor dan pakar auditor berbeda dari yang
8 biasanya diekspektasikan.
9 • Berlaku peraturan perundang-undangan multi-yurisdiksi.
10 • Hal yang dituju oleh pekerjaan pakar auditor sangat kompleks.
11 • Auditor tidak pernah sebelumnya menggunakan pekerjaan yang dilakukan oleh
12 pakar tersebut.
13 • Semakin luasnya tingkat pekerjaan pakar auditor tersebut, dan signifikansinya
14 dalam konteks audit.
15
16 A25. Perjanjian antara auditor dan pakar eksternal yang ditunjuk auditor sering dalam
17 bentuk surat perikatan. Lampiran memuat daftar hal-hal yang dipandang perlu untuk
18 dicantumkan dalam surat perikatan, atau bentuk kesepakatan lain dengan pakar
19 eksternal yang ditunjuk auditor.
20
21 A26. Ketika tidak ada perjanjian tertulis antara auditor dan pakar eksternal yang ditunjuk
22 auditor, bukti kesepakatan tersebut dapat dicantumkan dalam, sebagai contoh:
23 • Memorandum perencanaan, atau kertas kerja terkait seperti program audit.
24 • Prosedur dan kebijakan KAP auditor. Dalam kondisi pakar internal yang
25 ditunjuk auditor, prosedur dan kebijakan yang ditetapkan yang diacu oleh pakar
26 tersebut, dapat mencakup kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
27 pekerjaan pakar tersebut. Luasnya dokumentasi dalam kertas kerja auditor
28 bergantung pada sifat kebijakan dan prosedur tersebut. Sebagai contoh, tidak
29 diharuskan dokumentasi dalam bentuk kertas kerja auditor jika KAP auditor
30 mempunyai protokol terperinci yang mencakup kondisi penggunaan pekerjaan
31 pakar tersebut.
32
33 Sifat, Ruang Lingkup, dan Tujuan Pekerjaan (Ref: Para. 11(a))
34
35 A27. Sering kali relevan ketika menyepakati sifat, ruang lingkup, dan tujuan pekerjaan
36 pakar auditor untuk mencantumkan pembahasan tentang standar kinerja teknis yang
37 relevan atau ketentuan lain profesional atau industri yang akan diikuti oleh pakar
38 tersebut.
39
40 Peran dan Tanggung Jawab (Ref: Para. 11(b))
41
42 A28. Kesepakatan tentang peran dan tanggung jawab auditor dan pakar auditor dapat
43 mencakup:
44 • Apakah auditor atau pakar auditor akan melakukan pengujian rinci atas data
45 sumber.
46 • Persetujuan bagi auditor untuk membahas temuan atau kesimpulan pakar
47 auditor dengan entitas dan pihak lain, dan memuat rincian temuan atau
1 kesimpulan pakar tersebut sebagai basis untuk modifikasi opini dalam laporan
2 auditor, jika diperlukan (lihat paragraf A42).
3 • Kesepakatan untuk memberikan informasi kepada pakar auditor atas
4 kesimpulan auditor tentang pekerjaan pakar tersebut.
5 Kertas Kerja
6
7 A29. Kesepakatan atas peran dan tanggung jawab masing-masing auditor dan pakar
8 auditor mungkin juga mencantumkan kesepakatan tentang akses ke, dan
9 penyimpanan terhadap, kertas kerja masing-masing. Ketika pakar auditor adalah
10 anggota dari tim perikatan, kertas kerja pakar tersebut menjadi bagian dari
11 dokumentasi audit. Sebaliknya, berdasarkan perjanjian, kertas kerja pakar eksternal
12 yang ditunjuk auditor menjadi milik mereka dan bukan merupakan bagian dari
13 dokumentasi audit.
14
15 Komunikasi (Ref: Para. 11(c))
16
17 A30. Komunikasi dua arah yang efektif memudahkan integrasi sifat, saat, dan luasnya
18 prosedur pakar auditor dengan pekerjaan lain atas audit, dan modifikasi yang tepat
19 terhadap tujuan pakar auditor selama audit. Sebagai contoh, ketika pekerjaan pakar
20 auditor berkaitan dengan kesimpulan auditor tentang suatu risiko signifikan, baik
21 laporan tertulis formal pada kesimpulan pekerjaan pakar tersebut maupun laporan
22 lisan selama pekerjaan berlangsung dapat merupakan komunikasi yang tepat.
23 Identifikasi rekan atau staf yang bertindak sebagai pendamping pakar auditor serta
24 prosedur komunikasi antara pakar tersebut dan entitas, membantu komunikasi tepat
25 waktu dan efektif, terutama untuk perikatan yang lebih besar.
26
27 Kerahasiaan (Ref: Para. 11(d))
28
29 A31. Adalah perlu untuk pengaturan tentang kerahasiaan dalam ketentuan etika yang
30 relevan yang berlaku bagi auditor maupun pakar auditor. Ketentuan tambahan dapat
31 ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Entitas dapat juga meminta
32 pengaturan kerahasiaan spesifik yang disepakati dengan pakar eksternal yang
33 ditunjuk auditor.
34
35 Pengevaluasian atas Kecukupan Pekerjaan Pakar Auditor (Ref: Para. 12)
36
37 A32. Evaluasi auditor atas kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas pakar auditor,
38 pengetahuan auditor atas bidang keahlian pakar auditor, dan sifat pekerjaan yang
39 dilaksanakan oleh pakar auditor, berdampak terhadap sifat, saat, dan luas prosedur
40 audit untuk mengevaluasi kecukupan pekerjaan pakar untuk tujuan auditor.
41
42 Temuan dan Kesimpulan Pakar Auditor (Ref: Para. 12(a))
43
44 A33. Prosedur spesifik untuk mengevaluasi kecukupan pekerjaan pakar auditor untuk
45 tujuan auditor dapat mencakup:
46 • Permintaan keterangan kepada pakar auditor.
47 • Menelaah kertas kerja dan laporan pakar auditor.
13 SA 540 (Revisi 2021), “Audit atas Estimasi Akuntansi dan Pengungkapan Terkait”, paragraf 8,
13 dan 15.
1 dan tepat mengenai asumsi dan metode manajemen, hal tersebut juga membantu
2 auditor ketika pengevaluasian asumsi dan metode yang digunakan oleh pakar
3 auditor.
4
5 A37. Ketika pekerjaan seorang pakar auditor melibatkan penggunaan asumsi dan metode
6 signifikan, faktor yang relevan untuk evaluasi auditor atas asumsi dan metode
7 tersebut mencakup apakah hal-hal tersebut:
8 • Diterima secara umum dalam bidang keahlian pakar auditor;
9 • Konsisten dengan ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku;
10 • Dependen pada penggunaan model khusus; dan
11 • Konsisten dengan yang dipakai oleh manajemen, jika tidak, alasan dan
12 dampak, perbedaan tersebut.
13
14 Data Sumber yang Digunakan oleh Pakar Auditor (Ref: Para. 12(c))
15
16 A38. Ketika pekerjaan seorang pakar auditor melibatkan penggunaan data sumber yang
17 signifikan terhadap pekerjaan pakar tersebut, prosedur berikut dapat digunakan
18 untuk menguji data tersebut:
19 • Verifikasi terhadap data awal, termasuk pemerolehan pemahaman atas, dan
20 jika dapat diterapkan pengujian, pengendalian internal atas data tersebut dan,
21 jika relevan, transmisinya kepada pakar tersebut.
22 • Penelaahan data atas kelengkapan dan konsistensi internal.
23
24 A39. Dalam banyak kondisi, auditor dapat menguji data sumber. Namun, dalam kondisi
25 yang lain, ketika sifat data sumber yang digunakan oleh pakar auditor bersifat sangat
26 teknis dalam kaitannya dengan bidang keahlian pakar tersebut, pakar tersebut dapat
27 menguji data sumber tersebut. Jika pakar auditor telah menguji data sumber,
28 permintaan keterangan kepada pakar, atau supervisi atau penelaahan atas
29 pengujian yang dilakukan oleh pakar mungkin merupakan cara yang tepat bagi
30 auditor untuk mengevaluasi relevansi, kelengkapan, dan keakuratan data tersebut.
31
32 Pekerjaan yang Tidak Memadai (Ref: Para. 13)
33
34 A40. Ketika auditor menyimpulkan bahwa pekerjaan pakar auditor tidak memadai untuk
35 tujuan auditor dan auditor tidak dapat menyelesaikan hal tersebut melalui prosedur
36 audit tambahan yang diharuskan oleh paragraf 13, yang mungkin melibatkan
37 pekerjaan lanjutan yang dilakukan oleh pakar tersebut dan auditor, atau termasuk
38 mempekerjakan atau melakukan perikatan dengan pakar lain, mungkin diperlukan
39 untuk menyatakan suatu opini modifikasian dalam laporan auditor berdasarkan SA
40 705 (Revisi 2021) karena auditor tidak memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat.14
14 SA 705 (Revisi 2021), “Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Independen Auditor”, paragraf
6(b).
1 Lampiran
2 (Ref: Para. A25)
3
4 Pertimbangan untuk Kesepakatan antara Auditor dan Pakar Eksternal yang
5 Ditunjuk Auditor
6
7 Lampiran ini merupakan daftar hal-hal yang menjadi pertimbangan auditor untuk dicantumkan
8 dalam kesepakatan dengan pakar eksternal yang ditunjuk auditor. Daftar berikut hanya
9 ilustrasi dan tidak memberikan gambaran yang menyeluruh; hal ini hanya dimaksudkan
10 sebagai panduan yang dapat digunakan bersamaan dengan pertimbangan yang diuraikan
11 dalam SA ini. Apakah mencantumkan beberapa hal-hal tertentu dalam kesepakatan
12 bergantung pada kondisi dalam perikatan tersebut. Daftar ini juga dapat membantu dalam
13 mempertimbangkan hal-hal yang dicantumkan dalam kesepakatan dengan pakar internal
14 yang ditunjuk auditor.
15
16 Sifat, Ruang Lingkup, dan Tujuan Pekerjaan Pakar Eksternal yang Ditunjuk Auditor
17
18 • Sifat dan ruang lingkup prosedur yang dilaksanakan oleh pakar eksternal yang ditunjuk
19 auditor.
20 • Tujuan pekerjaan pakar eksternal yang ditunjuk auditor dalam konteks pertimbangan
21 materialitas dan risiko tentang hal yang berhubungan dengan pekerjaan pakar eksternal
22 auditor, dan jika relevan, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
23 • Terdapat standar kinerja teknis yang relevan atau ketentuan profesional atau industri
24 lain yang akan dipatuhi oleh pakar eksternal yang ditunjuk auditor.
25 • Asumsi dan metode, termasuk model jika relevan, yang akan digunakan oleh pakar
26 eksternal yang ditunjuk auditor, dan wewenangnya.
27 • Tanggal efektif tentang, atau jika relevan, periode pengujian untuk, hal pokok yang
28 berkaitan dengan pekerjaan pakar eksternal yang ditunjuk auditor, dan ketentuan
29 tentang peristiwa setelah tanggal pelaporan.
30
31 Peran dan Tanggung Jawab Auditor dan Pakar Eksternal yang Ditunjuk Auditor
32
33 • Standar audit dan akuntansi yang relevan, serta ketentuan peraturan perundang-
34 undangan.
35 • Persetujuan dari pakar eksternal yang ditunjuk auditor tentang penggunaan laporan
36 pakar oleh auditor, termasuk pengacuan ke laporan tersebut, atau pengungkapan
37 laporan tersebut kepada pihak lain, sebagai contoh pengacuan ke laporan pakar
38 tersebut dalam basis untuk suatu opini modifikasian dalam laporan auditor, jika perlu,
39 atau pengungkapan laporan pakar tersebut kepada manajemen atau komite audit.
40 • Sifat dan luas penelaahan auditor terhadap pekerjaan pakar eksternal yang ditunjuk
41 auditor.
42 • Apakah auditor atau pakar eksternal yang ditunjuk auditor akan menguji data sumber.
43 • Akses pakar eksternal yang ditunjuk auditor terhadap catatan, berkas, personel, dan
44 pakar yang melakukan perikatan dengan entitas tersebut.
45 • Prosedur untuk berkomunikasi antara pakar eksternal yang ditunjuk auditor dan entitas.
46 • Akses auditor dan pakar eksternal yang ditunjuk auditor terhadap kertas kerja satu sama
47 lainnya.
1 • Kepemilikan dan pengendalian atas kertas kerja selama dan setelah perikatan,
2 termasuk adanya ketentuan penyimpanan dokumen.
3 • Tanggung jawab pakar eksternal yang ditunjuk auditor untuk melaksanakan pekerjaan
4 dengan keahlian dan kecermatan.
5 • Kompetensi dan kapabilitas pakar eksternal yang ditunjuk auditor untuk melaksanakan
6 suatu pekerjaan.
7 • Harapan bahwa pakar eksternal yang ditunjuk auditor akan menggunakan semua
8 pengetahuannya yang relevan dengan audit atau, jika tidak, akan menginformasikan
9 kepada auditor.
10 • Adanya pembatasan atas asosiasi pakar eksternal yang ditunjuk auditor terhadap
11 laporan auditor.
12 • Adanya kesepakatan untuk menginformasikan pakar eksternal yang ditunjuk auditor
13 atas kesimpulan auditor tentang pekerjaan pakar tersebut.
14
15 Komunikasi dan Pelaporan
16
17 • Metode dan frekuensi komunikasi, termasuk:
18 o Bagaimana temuan atau kesimpulan pakar eksternal yang ditunjuk auditor akan
19 dilaporkan (laporan tertulis, laporan lisan, masukan yang diberikan secara
20 berkelanjutan kepada tim perikatan, dll).
21 o Identifikasi individu spesifik dalam tim perikatan yang akan bertindak sebagai
22 penghubung dengan pakar eksternal yang ditunjuk auditor.
23 • Kapan pakar eksternal auditor akan menyelesaikan pekerjaan dan melaporkan temuan
24 atau kesimpulan kepada auditor.
25 • Tanggung jawab pakar eksternal yang ditunjuk auditor untuk mengomunikasikan
26 dengan segera adanya potensi terjadinya penundaan dalam penyelesaian pekerjaan,
27 dan adanya potensi kurang terbuka atau pembatasan atas temuan atau kesimpulan
28 pakar tersebut.
29 • Tanggung jawab pakar eksternal yang ditunjuk auditor untuk mengomunikasikan
30 dengan segera adanya pembatasan dari entitas terhadap akses pakar terhadap catatan,
31 berkas, personel, atau pakar yang melakukan perikatan dengan entitas.
32 • Tanggung jawab pakar eksternal yang ditunjuk auditor untuk mengomunikasikan
33 kepada auditor semua informasi yang diyakini oleh pakar tersebut relevan dengan audit,
34 termasuk adanya perubahan dalam kondisi yang sebelumnya telah dikomunikasikan.
35 • Tanggung jawab pakar eksternal yang ditunjuk auditor untuk mengomunikasikan kondisi
36 yang dapat memunculkan ancaman terhadap objektivitas pakar tersebut, dan adanya
37 pengamanan yang relevan yang dapat menghilangkan atau menurunkan ancaman
38 tersebut ke level yang dapat diterima.
39
40 Kerahasiaan
41
42 • Kebutuhan pakar auditor untuk mengobservasi ketentuan kerahasian, termasuk:
43 o Ketentuan kerahasiaan dalam ketentuan etika yang relevan yang berlaku bagi
44 auditor.
45 o Ketentuan tambahan yang mungkin dapat ditentukan oleh peraturan perundang-
46 undangan yang berlaku, jika ada.
47 o Ketentuan spesifik tentang kerahasiaan yang diminta oleh entitas, jika ada.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 (Sengaja Dikosongkan)
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47