AKUNTAN PUBLIK
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia.
ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X
ii
Prosedur Analitis
PENGANTAR
SA 520 (Revisi 2021), “Prosedur Analitis” telah disetujui oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021 dan berlaku efektif untuk audit atas laporan
keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
SA 520 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA)
sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing,
Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang
diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) – International
Federation of Accountants (IFAC).
Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA
520 (Revisi 2021), “Prosedur Analitis” dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
Penetapan dan pengesahan SA 520 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada
persetujuan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021.
DAFTAR ISI
Paragraf
Pendahuluan
Ruang Lingkup............................................................................................... 1
Tanggal Efektif ............................................................................................... 2
Tujuan .......................................................................................................... 3
Definisi ........................................................................................................ 4
Ketentuan
Prosedur Analitis Substantif ........................................................................... 5
Prosedur Analitis yang Membantu Ketika Membentuk Kesimpulan
Keseluruhan........................................................................................... 6
Investigasi Hasil Prosedur Analitis ................................................................. 7
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
Definisi Prosedur Analitis ............................................................................... A1-A3
Prosedur Analitis Substantif ........................................................................... A4-A16
Prosedur Analitis yang Membantu Ketika Membentuk Kesimpulan
Keseluruhan........................................................................................... A17-A19
Investigasi Hasil Prosedur Analitis ................................................................. A20-A21
Standar Audit (SA) 520 (Revisi 2021), “Prosedur Analitis” harus dibaca bersamaan dengan
SA 200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
Berdasarkan Standar Audit”.
(Sengaja Dikosongkan)
1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4
5 1. Standar Audit (SA) ini mengatur tentang penggunaan prosedur analitis oleh auditor
6 sebagai pengujian substantif (“prosedur analitis substantif”). SA ini juga mengatur
7 tanggung jawab auditor untuk melaksanakan prosedur analitis pada tahap akhir audit
8 yang akan membantu auditor pada waktu merumuskan suatu kesimpulan
9 keseluruhan atas laporan keuangan. SA 315 (Revisi 2021)1 berkaitan dengan
10 penggunaan prosedur analitis sebagai prosedur penilaian risiko. SA 330 (Revisi
11 2021) mencakup ketentuan dan panduan tentang sifat, saat, dan luas prosedur audit
12 untuk menilai risiko yang juga mencakup prosedur analitis substantif.2
13
14 Tanggal Efektif
15
16 2. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
17 pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
18
19 Tujuan
20
21 3. Tujuan auditor adalah:
22 (a) Untuk memeroleh bukti audit relevan dan andal ketika menggunakan prosedur
23 analitis substantif; dan
24 (b) Untuk mendesain dan melaksanakan prosedur analitis mendekati akhir audit
25 yang membantu auditor dalam merumuskan kesimpulan keseluruhan apakah
26 laporan keuangan konsisten dengan pemahaman auditor terhadap entitas.
27
28 Definisi
29
30 4. Untuk tujuan SA ini, istilah “prosedur analitis” berarti pengevaluasian terhadap
31 informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan antara data keuangan
32 dan data nonkeuangan. Prosedur analitis juga mencakup investigasi sebagaimana
33 yang diperlukan atas fluktuasi atau hubungan teridentifikasi yang tidak konsisten
34 dengan informasi relevan lain, atau yang berbeda dari nilai yang diekspektasikan
35 dalam jumlah yang signifikan. (Ref: Para. A1-A3)
36
37 Ketentuan
38
39 Prosedur Analitis Substantif
40
41 5. Ketika mendesain dan melaksanakan prosedur analitis substantif, tersendiri atau
42 dalam kombinasi dengan pengujian rinci, sebagai prosedur substantif berdasarkan
43 SA 330 (Revisi 2021),3 auditor harus: (Ref: Para. A4-A5)
1 SA 315 (Revisi 2021), “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”, paragraf 6(b).
2 SA 330 (Revisi 2021), “Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai”, paragraf 6 dan 18.
3 SA 330 (Revisi 2021), paragraf 18.
1 (a) Menentukan kesesuaian prosedur analitis substantif tertentu untuk asersi yang
2 tersedia, dengan memperhitungkan risiko kesalahan penyajian material yang
3 ditentukan, dan pengujian rinci, jika ada, untuk asersi-asersi tersebut;
4 (Ref: Para. A6-A11)
5 (b) Mengevaluasi keandalan data yang dijadikan dasar oleh auditor untuk
6 mengembangkan ekspektasi atas angka tercatat atau rasio, dengan
7 memperhitungkan sumber, keterbandingan, serta sifat dan relevansi informasi
8 yang tersedia, dan pengendalian atas penyusunannya; (Ref: Para. A12-A14)
9 (c) Mengembangkan suatu ekspektasi atas angka tercatat atau rasio dan
10 mengevaluasi apakah ekspektasi tersebut telah cukup akurat untuk
11 mengidentifikasi kesalahan penyajian yang, baik secara individu atau ketika
12 diagregasikan dengan kesalahan penyajian lainnya, dapat menyebabkan
13 terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan; dan (Ref:
14 Para. A15)
15 (d) Menentukan angka perbedaan antara angka tercatat dan nilai yang
16 diekspektasikan yang dapat diterima tanpa memerlukan investigasi lebih lanjut
17 sebagaimana yang diharuskan oleh paragraf 7. (Ref: Para. A16)
18
19 Prosedur Analitis yang Membantu Ketika Membentuk Kesimpulan Keseluruhan
20
21 6. Auditor harus mendesain dan melaksanakan prosedur analitis mendekati akhir audit
22 yang membantu auditor ketika membentuk kesimpulan keseluruhan tentang apakah
23 laporan keuangan telah disajikan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas.
24 (Ref: Para. A17-A19)
25
26 Investigasi Hasil Prosedur Analitis
27
28 7. Jika prosedur analitis yang dilakukan berdasarkan SA ini mengidentifikasi adanya
29 fluktuasi atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya atau
30 yang berbeda secara signifikan dengan nilai yang diekspektasikan, maka auditor
31 harus menginvestigasi perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut:
32 (a) Meminta keterangan kepada manajemen dan memeroleh bukti audit yang tepat
33 dan relevan dengan respons manajemen; dan
34 (b) Melaksanakan prosedur audit lainnya yang diperlukan sesuai dengan
35 kondisinya. (Ref: Para. A20-A21)
36
37 ***
38
39 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain
40
41 Definisi Prosedur Analitis (Ref: Para. 4)
42
43 A1. Prosedur analitis mencakup pertimbangan atas perbandingan informasi keuangan
44 entitas dengan, sebagai contoh:
45 Informasi komparatif periode lalu.
46 Hasil entitas yang diantisipasi, seperti anggaran atau prakiraan, atau
47 ekspektasi auditor, seperti estimasi penyusutan.
1 A7. Dalam beberapa kondisi, bahkan suatu model prediktif sederhana dapat efektif
2 sebagai prosedur analitis. Sebagai contoh, ketika suatu entitas memiliki sejumlah
3 karyawan dengan tingkat upah tetap selama periode pelaporan, auditor dapat
4 menggunakan data tersebut untuk estimasi jumlah beban gaji untuk periode tersebut
5 dengan tingkat akurasi yang tinggi, dan oleh karena itu, menyediakan bukti audit
6 untuk suatu akun signifikan dalam laporan keuangan dan mengurangi kebutuhan
7 untuk melakukan pengujian rinci atas beban gaji. Penggunaan rasio perdagangan
8 yang diakui secara luas (seperti marjin laba untuk berbagai entitas ritel yang berbeda)
9 seringkali dapat digunakan secara efektif dalam prosedur analitis substantif untuk
10 menyediakan bukti yang mendukung kewajaran jumlah yang tercatat.
11
12 A8. Jenis prosedur analitis yang berbeda menyediakan tingkat keyakinan yang berbeda.
13 Prosedur analitis melibatkan, sebagai contoh, prediksi jumlah pendapatan sewa
14 suatu bangunan yang terbagi atas apartemen-apartemen, dengan
15 mempertimbangkan harga sewa setiap apartemen, jumlah apartemen, dan tingkat
16 hunian apartemen, dapat menyediakan bukti yang persuasif dan dapat
17 menghilangkan kebutuhan untuk verifikasi lebih lanjut melalui pengujian rinci, selama
18 unsur-unsur tersebut diverifikasi dengan tepat. Sebaliknya, perhitungan dan
19 perbandingan persentase laba bruto sebagai suatu cara untuk mengonfirmasi jumlah
20 pendapatan dapat menyediakan bukti yang kurang persuasif, tetapi dapat
21 menyediakan koroborasi yang berguna ketika digunakan bersama dengan prosedur
22 audit lainnya.
23
24 A9. Penentuan ketepatan prosedur analitis substantif tertentu dipengaruhi oleh sifat
25 asersi dan penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian material. Sebagai
26 contoh, ketika terdapat defisiensi dalam pengendalian terhadap proses order
27 penjualan, auditor dapat lebih mengandalkan pengujian rinci daripada prosedur
28 analitis substantif untuk asersi yang terkait dengan piutang.
29
30 A10. Prosedur analitis substantif tertentu dapat juga dianggap tepat ketika pengujian rinci
31 dilakukan atas asersi yang sama. Sebagai contoh, ketika memeroleh bukti audit
32 tentang asersi penilaian untuk saldo piutang usaha, auditor dapat menerapkan
33 prosedur analitis terhadap umur piutang saldo pelanggan terkait sebagai tambahan
34 atas pengujian rinci terhadap penerimaan kas setelah tanggal neraca untuk
35 menentukan kolektibilitas piutang usaha.
36
37 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik
38
39 A11. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan secara individu yang secara
40 tradisional dipertimbangkan dalam audit entitas bisnis belum tentu selalu relevan
41 dalam audit entitas pemerintahan atau entitas sektor publik nonbisnis; sebagai
42 contoh, dalam banyak entitas sektor publik mungkin terdapat sedikit hubungan
43 langsung antara pendapatan dan pengeluaran. Selain itu, karena pengeluaran untuk
44 pembelian aset belum tentu dikapitalisasi, maka kemungkinan tidak terdapat
45 hubungan antara pengeluaran atas, sebagai contoh, persediaan dan aset tetap,
46 dengan angka aset-aset tersebut yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Di
47 samping itu, data industri atau statistik untuk tujuan perbandingan belum tentu
48 tersedia di sektor publik. Namun, hubungan-hubungan lainnya kemungkinan relevan,
1 sebagai contoh, perbedaan dalam biaya konstruksi jalan per kilometer atau jumlah
2 kendaraan yang diperoleh, dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang dihentikan
3 penggunaannya.
4
5 Keandalan Data (Ref: Para. 5(b))
6
7 A12. Keandalan data dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta bergantung pada
8 kondisi ketika data tersebut diperoleh. Oleh karena itu, hal-hal di bawah ini relevan
9 ketika menentukan apakah suatu data dapat diandalkan untuk tujuan pendesainan
10 prosedur analitis substantif:
11 (a) Sumber informasi yang tersedia. Sebagai contoh, informasi mungkin lebih
12 dapat diandalkan ketika informasi tersebut diperoleh dari sumber independen
13 di luar entitas;4
14 (b) Keterbandingan informasi yang tersedia. Sebagai contoh, data industri
15 kemungkinan perlu dilengkapi dengan data tambahan agar dapat dibandingkan
16 dengan data entitas yang memproduksi dan menjual produk khusus;
17 (c) Sifat dan relevansi informasi yang tersedia. Sebagai contoh, apakah anggaran
18 yang telah ditetapkan lebih merupakan hasil yang akan diekspektasikan
19 daripada merupakan tujuan yang akan dicapai; dan
20 (d) Pengendalian terhadap penyusunan informasi yang didesain untuk
21 memastikan kelengkapan, keakurasian, dan kevaliditasan. Sebagai contoh,
22 pengendalian terhadap penyusunan, penelaahan, dan pemeliharaan
23 anggaran.
24
25 A13. Auditor dapat mempertimbangkan untuk menguji efektivitas operasi pengendalian,
26 jika relevan, terhadap penyiapan informasi entitas yang digunakan oleh auditor
27 dalam melakukan prosedur analitis substantif sebagai respons terhadap risiko yang
28 dinilai. Ketika pengendalian tersebut efektif, pada umumnya auditor memiliki
29 keyakinan yang lebih besar atas keandalan informasi dan, oleh karena itu, juga atas
30 hasil prosedur analitis. Keefektivitasan operasi pengendalian terhadap informasi
31 nonkeuangan seringkali dapat diuji bersamaan dengan pengujian pengendalian
32 lainnya. Sebagai contoh, dalam menetapkan pengendalian terhadap pemrosesan
33 faktur penjualan, suatu entitas dapat menerapkan pengendalian terhadap pencatatan
34 unit yang dijual. Dalam kondisi tersebut, auditor dapat menguji efektivitas operasi
35 pengendalian terhadap pencatatan unit yang dijual bersamaan dengan pengujian
36 efektivitas operasi pengendalian terhadap pemrosesan faktur penjualan. Sebagai
37 alternatif, auditor dapat mempertimbangkan apakah informasi tersebut seharusnya
38 menjadi objek pengujian audit. SA 500 (Revisi 2021) menetapkan ketentuan dan
39 menyediakan panduan dalam menentukan prosedur audit yang akan dilakukan atas
40 informasi yang digunakan untuk prosedur analitis substantif.5
41
42 A14. Hal-hal yang dibahas dalam paragraf A12(a)-A12(d) adalah relevan tanpa
43 memerhatikan apakah auditor melaksanakan prosedur analitis substantif atas
44 laporan keuangan akhir periode entitas, atau pada suatu tanggal interim dan
45 merencanakan untuk melakukan prosedur analitis substantif untuk periode sisanya.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 (Sengaja Dikosongkan)
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48