Makalah Profesi Kesmas - Kel 5
Makalah Profesi Kesmas - Kel 5
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "PROFESI
KESEHATAN MASYARAKAT" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah “PENGANTAR ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT”. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang profesi dalam kesehatan masyarakat tersebut agar bisa menjadi pedoman
bagi kami dan para pembaca.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...……4
A. LATAR BELAKANG……………………………………………4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………..…..5
C. TUJUAN…………………………………………………………,.5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………...…………….6
A. PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT……………...6
B. PENGERTIAN PROFESI…………………….…………………6
C. PENGERTIAN PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT…7
D. PENGERTIAN KODE ETIK KESMAS…………………..…...8
E. BENTUK-BENTUK PROFESI KESMAS…………………....12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..…14
A. KESIMPULAN……………………………………………...…..14
B. SARAN……………………………….………………………….14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan dan Peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan, secara tegas telah
diatur profesi kesehatan masyarakat. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Tenaga kesehatan yang secara syah mempunyai kualifikasi sesuai dengan
bidangnya adalah : tenaga medis, keperawatan, kefarmasian, kesehatan
masyarakat, gizi, keterapian fisik, keteknisian medis (Pasal 2 (1) PP 32/1996).
Secara teoritis bahwa profesi kesehatan masyarakat sejajar dengan tenaga
kesehatan lainnya, seperti medis, perawat, dan lain-lain. Namun keberadaan
profesi kesehatan masyarakat di tengah-tengah masyarakat belum bayak
diperhitungkan (baik sektor pemerintah maupun swasta).
Sejarah kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh mitologi
Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Dikisahkan berdasarkan mitos Yunani
Asclepius adalah seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak
disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya, namun
Asclepius dapat mengobati penyakit dan bahkan dapat melakukan bedah
berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik. Higeia,
seorang asisten yang kemudian menjadi istrinya, juga telah melakukan
upayaupaya kesehatan dengan cara yang berbeda dengan Asclepius. Perbedaan
tersebut terletak pada cara pendekatan dalam menangani masalah kesehatan.
Perbedaan pendekatan yang dilakukan oleh Asclepius dan Higeia
mengakibatkan munculnya dua aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-
masalah kesehatan. Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu
terjadinya penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif
4
(pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi,
psikiater, dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit baik
fisik, psikis, mental, ataupun sosial. Sementara itu, kelompok kedua, seperti
halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan
penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit. Ke
dalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan
sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang (Notoatmodjo,
2007). Perbedaan pendekatan tersebut, pada perkembangan selanjutnya, seolah-
olah timbul garis pemisah menjadi dua kelompok profesi, yakni pelayanan
kesehatan kuratif (curative health care) dan pelayanan kesehatan pencegahan
(preventive health care).
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud dengan kesehatan masyarakat?
B. Apa yang dimaksud dengan profesi?
C. Apa yang dimaksud dengan profesi kesehatan masyarakat?
D. Apa yang dimaksud dengan kode etik profesi kesehatan
masyarakat?
E. Apa saja bentuk-bentuk profesi kesehatan masyarakat?
C. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang pengembangan profesi
kesehatan masyarakat.
B. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Pengertian kesehatan masyarakat
2. Pengertian profesi
3. Pengertian profesi kesehatan masyarakat
4. Pengertian kode etik profesi kesehatan masyarakat
5. Bentuk-bentuk profesi kesehatan masyarakat
5
6
BAB II
PEMBAHASAN
B. PENGERTIAN PROFESI
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa
Inggris "Profess", yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna
: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen".
Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya
memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang
khusus untuk bidang profesi tersebut.
7
Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kesehatan, keuangan, militer,
teknik desainer, tenaga pendidik. Seseorang yang berkompeten di suatu profesi
tertentu, disebut profesional. Walau demikian, istilah profesional juga digunakan
untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir.
Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk
pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya
tidak dianggap sebagai suatu profesi.
8
5. Etik profesi yang ditegakkan oleh suatu organisasi profesi.
Kualifikasi suatu pekerjaan sebagai sutau profesi adalah :
1. Mensyaratkan pendidikan teknis yang formal mengenai adekuasi
pendidikannya maupun mengenai kompetensi orang-orang hasil didikannya.
2. Penguasaan tradisi kultural dalam menggunakan keahlian tertentu serta
keterampilan dalam penggunaan tradisi.
3. Komplek okupasi/pekerjaan memiliki sejumlah sarana institusional
9
3. Pengembanan profesi harus selalu mengacu pada masyarakat sebagai
keseluruhan.
4. Agar persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat
10
Informasi yang ada sangat bebas dan langsung dapat diakses untuk keseluruhan.
Transparansi mengacu kepada ketersediaan dari informasi untuk komunitas umum
dan penjelasan tentang aturan-aturan pemerintah, regulasi dan keputusan.
4. Accountability (akuntabilitas)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung
jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali. Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu
tindakan yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut.
Contohnya : Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
menepati janjinya dalam usaha peningkatan dan perbaikan kesehatan di
masyarakat sesuai dengan program yang telah dibuat.
5. Confidentiality (kerahasiaaan)
Institusi kesehatan akan menjaga kerahasiaan informasi yang bisa
merugikan seseorang atau masyarakat. Aturan dalam nilai kerahasiaan ini adalah
bahwa informasi tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijin kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien
dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah. Setiap anggota harus
menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut
tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.
Contohnya : Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
merahasiakan segala bentuk data terkait dengan data survei yang bersifat pribadi
( tidak dipublikasikan ).
6. Objectivity (objektivitas)
11
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah
suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Nilai
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan
atau dibawah pengaruh pihak lain.
Contohnya : Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
memberikan pelayanan kesehatan seperti imunisasi, penyuluhan, pemberantasan
jentik-jentik pada semua lapisan masyarakat.
7. Respect fulness (rasa hormat)
Semakin seseorang memperoleh jabatan puncak, maka seseorang tersebut
secara tidak langsung juga memperoleh martabat dan rasa hormat yang tinggi dari
bawahannya. Namun begitu, bukan berarti seseorang dengan posisi puncak bisa
bersikap semena-mena terhadap bawahannya. Seorang pegawai juga berhak
menerima kebebasan dalam bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Contohnya : Seorang warga menetukan sikap untuk ikut
penyuluahan ataupun kegiatan kesehatan yang diselenggarakan oleh Sarjana
Kesehatan Masyarakat (SKM)
8. Obedience to the law (ketaatan pada hukum)
Sikap taat berarti menjaga, memelihara, tunduk atau patuh atas ketertiban
atau suatu ketentuan orang lain. Sikap taat diwujudkan dalam kemauan untuk
menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Dengan demikian, sikap taat
terhadap hukum adalah tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan yang
digariskan oleh hukum yang berlaku dengan memenuhi kewajiban yang
dibebankan dan tidak melanggar hal-hal yang dilarang dalam hokum
9. Loyality (loyalitas)
Suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik
terhadap pihak yang secara professional. Ini berarti ada pertimbangan tentang nilai
dan tujuan orang lain secara nilai dan tujuan sendiri. Hubungan profesional
dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan
masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama. Untuk
12
mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan pihak
yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan.
Contohnya : Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
menepati janjinya dalam usaha peningkatan dan perbaikan kesehatan di
masyarakat sesuai dengan program yang telah dibuat.
13
Sebagai Manager RS, Manager Rekam Medik, Manager Pemasaran RS,
Manager Asuransi Kesehatan, Bank Asuransi, Finance, Manager perusahaan
farmasi, Pemasaran Laboratorium dan alat kesehatan, puskesmas, dinas kesehatan
dan lembaga maupun organisasi sosial/non-profit dibidang kesehatan masyarakat.
7. Bidang Gizi Kesehatan Masyarakat
sebagai Manager Quality control pada perusahaan Food and Baverages,
Rumah Makan dan restaurant, supervisor HACCP pada berbagai perusahaan :
restaurant, hotel, supermarket, supplier makanan, konsultan gizi, catering.
8. Bidang Promosi Kesehatan Masyarakat:
Sebagai tenaga ahli ataupun management pengelola dalam
mensosialisasikan/promosi kesehatan di masyarakat seperti: Puskesmas, Dinas
Kesehatan, asuransi kesehatan, rumah sakit, gizi masyarakat, kesehatan
lingkungan dan lembaga-lembaga CSR perusahaan/institusi pemerintah maupun
swasta.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara teoritis bahwa profesi kesehatan masyarakat sejajar dengan tenaga
kesehatan lainnya, seperti medis, perawat, dan lain-lain. Namun keberadaan
profesi kesehatan masyarakat di tengah-tengah masyarakat belum bayak
diperhitungkan (baik sektor pemerintah maupun swasta).
Kode etik kesehatan masyarakat telah mengandung komponen nilai kode
etik dalam praktik kesehatan masyarakat. Ini merupakan sebuah panduan dari
nilai-nilai penting dan keyakinan yang dipakai dan diterima dalam perspektif
kesehatan masyarakat berdasarkan nilai kode etik tersebut.
Lingkungan saat ini, banyak sekali dihadapi dengan tantangan sebuah gaya
dan kebiasaan baru dunia luar. Hal ini membuat masyarakat memiliki pola hidup
baru yang sangat berpengaruh sekali dengan kesehatan di masa depan. Oleh
karena itu, aksebilitas kebijakan kesehatan mengenai asuransi dan manajemen
kesehatan serta pengendalian-pengendalian masalah ini yang harus dipelajari oleh
kesehatan masyarakat.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa dan lulusan kesehatan masyarakat diharapkan dapat
menjadi pionir ilmu kesehatan dan menjadi ahli-ahli kesehatan masyarakat yang
berkontribusi untuk masyarakat di Indonesia secara khusus dan masyarakat di
dunia secara umum. Menjadi penggiat berbagai acara kesehatan, melakukan
penyuluhan, memberikan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat, dan menjadi
sahabat bagi masyarakat terutama di bidang kesehatan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. dr. Eryati Darwin, PA (K). Dr. dr. Hardisman, MHID, DrPH. (2015).
Etika Profesi Kesehatan. Yogyakarta : Deepublish (CV BUDI UTAMA)
16