Anda di halaman 1dari 8

1. Int – kedai kopi , sore (17.

00)
Cast : gita, lingga, barista, waiters

Setiap hari menjelang senja turun gita memang selalu


kekedai kopi ini untuk melepaskan penat setelah pulang
kuliah.

Gita
Mas yang biasa ya.. + kue yang kemaren tuh enak mas
boleh..
(tersenyum)

Barista
Ok mba gita.. ditunggu ya..
(membalas senyum)

gita
ok mas..

gita pun berjalan mencari tempat duduk...

gita
duduk dan membuka leptopnya

waiters
hallo mba gita, ini pesanan nya latte dan black nastarnya
ya?

Gita
Oia mas makasi ya..

Waiters
Sekarang sendiri terus ya mba?

Gita
Oia rubi? biasa lah mas siklus cinta anak muda..

Waiters
(tersenyum)
Iya ya mba.
Oia kalau ada pesanan lagi dengan saya gerry ya mba gita.

Gita
Iya siap mas gerry
(tersenyum)
Gita-pun kembali menulis ceritanya yang ingin dia
selesaikan dan mempostingnya ke blog nya..

2. Int – kedai kopi , sore hari (17.00)


Cast : gita , waiters, barista, lingga, cameo

Gita yang sealu datang kekedai kopi setiap sore hari


dengan duduk sendiri dan selalu ditemani oleh leptopnya.
Suasana kedai kopi yang tidak begitu ramai, tenang untuk
menyelurkan hobinya gita. Yaitu menulis.

Gita
Mas yg biasa ya di atas..

Barista
Ok mba gita

Lingga
(melihat ke arah gita yang terburu – buru, berdiri
perlahan dan pindah duduk ke atas juga)

Waiters
Ini mba ya pesanannya, ada lagi mba?

Gita
Ini dulu aja ya mas..

Waiters
ok mba gita.

Lingga yang dari sisi lain bangku yang memang sebenarnya


selalu memperhatikan gita dari semenjak suka ke tempat
ini juga.
Lalu gita kembali untuk menulis apa yang memang menjadi
kebiasaannya disitu..

3. Int – kedai kopi , sore (18.00)


Cast : lingga, gita, waiters, barista

lingga yang pekerjaannya adalah design interior, dari


sepulang kerjanya dia juga selalu melimpir ke kedai kopi
ini untuk sekedar membackup data pekerjaannya satu hari
ini.

Lingga
Mas lattenya lagi ya mas.

Barista
Ok mas lingga, ditunnggu kaya biasa ya..

Lingga
Yaps.. disitu ya..
(menunjuk meja)

Lingga-pun duduk dan mengeluarkan leptopnya juga


kameranya untuk membackup datanya.
Namun gita yang juga sudah duduk juga di sisi meja lain
yang seperti biasa dengan leptopnya. Namun entah terfikir
apa oleh lingga dan lingga-pun mencabut kabel dari
kameranya.

Lingga
(mebidik gita dgn kameranya)

4. Int – kedai kopi , sore (17.00)


Cast : lingga , gita, rubi

Gita yang terlihat sedikit lesu dan sebari menulis dan


keadaan kedai kopi itu pun memang sedikit hening tidak
seperti biasanya.

Gita
(melihat leptop dan menulis)
“kita ini seperti halnya warna, setiap orang mempunyai
warna favoritenya masing – masing, mungkin kita bukan
warna favoritenya, namun percayalah akan ada seseorang
yang membutuhkan warna kita untuk menyelesaikan
lukisannya”

Dan saat itu gita terfikir dengan rubi yang duduk di


depannya.
Rubi
Git, kamu nulis apa sih? Serius banget sampe aku di
kacangin.. liat sini dong atau maen kemana yu?

Rubi
Git, nulis apaan sih? Sampe akunya ga digubris?

Gita
(muka murung dan membayangkan rubi lagi)

Insert scene
Ext – parkiran , siang
Cast : rubi, rere, gita

Rubi
(menepuk pundak gita)
Git, aku minta maaf. Mending kamu cari orang yang lebih
baik dari aku. Orang yang lebih ngerti kamu dan bisa
luangin waktunya buat kamu. karna aku sadar, kalau tempat
aku bukan disamping kamu..

Gita
(menghela nafas dan kembali melihat leptopnya lagi dan
kembali mengetik melanjtkan ceritanya)

Lingga
(melirik ke arah gita dengan tatapan bingung)

5. Int – kedai kopi, sore (18.00)


Cast : lingga, gita , waiters

Hari berlalu dan hampir setiap hari lingga terus


memperhatikan gita hanya melalui blognya saja, dan
setelah 2 minggu berlalu akhirnya lingga-pun memberanikan
diri untuk menghapiri gita..

Lingga
(berjalan menghampiri meja gita yang sedang duduk di
depan leptopnya)
Kopi dan senja itu lebih romantis dibanding hujan dan
pelangi.

Gita
(menoleh ke lingga dengan muka bingung)
Lingga
Itu salah satu kutipan tulisan di blok kamu kan?

Gita
(bingung dan senyum)
Hmm.. ya..

Waiters
Mas ini pesanannya saya taro dimana ya?

Gita
Disini aja mas, makasi ya..
(tersenyum ke waiters)
Mau duduk?
(menawarkan kepada lingga)

Lingga
Boleh?

Gita
Ya, gapapa silahkan..
Ko mas-nya bisa tau itu tulisan aku?
(bertanya bingung)

Lingga
Iya saya tau dari blognya kamu..
(tersenyum)

Gita
Masnya editor atau penerbit?
(muka bertanya)

Lingga
Oia saya belum kenain diri..
(mengulurkan tangan)
Saya lingga.. kamu gita kan? Dan saya bukan editor atau
penerbit, Cuma designer interior, Cuma saya perhatiin
kamu serimg kesini dan jadi sya tanya waiters.
(tersenyum)

Gita
Berarti aku gaperlu kenalin diri dong?
(tersenyum dan menjabat tanggan lingga)
Tapi jangan pake “saya” ya? Aga canggung kalau terlalu
formal.. aku gita, mas..
(senyum)
Lingga
Jangan panggil mas, umur kita gabegitu jauh ko. Panggil
nama aja.
(senyum)

Gita
Oia, lingga. Nama yang unik..
(senyum)

Lingga
Ya, makasi.. aku kira kamu orangnya introvert. Soalnnya
ngobrol dengan leptop terus..
(senyum)

Gita
Ya hampir semua orang bilang gitu. Bukannya sama juga
dengan leptop dan kameranya terus? Aku suka merhatiin
semua orang disini, soalnya seru semua kegiatannya..
Oia boleh tanya?

Lingga
Boleh.
(menatap ke gita)

Gita
Kenapa suka dengan tempat ini?

Lingga
Aku masih inget tulisan kamu yang bilang “senja dan kopi
itu lebih romantis dibanding hujan dan pelangi. Kalau
pelangi datang saat hujan sudah pergi, sedangkan senja
bersama kopi selalu selaras. Karna kamu percaya setiap
kopi selalu selaras dengan penikmatnya. Bener?

Gita
Hmm..
(mengangkukan kepala)

Lingga
Dan tempat ini cocok untuk menikmati itu dengan setiap
aktifitas yang ada. Kaya aku , kamu, dia, atau mereka
yang ada disini.
Plus karyawan disini asik, juga cepet hafal dengan orang-
orang yang sering kesini.
Gita
aku bayarin minumannya ya..? soalnya bisa hafal gitu..
(tersenyum)

Lingga
Ouh ga perlu git..

Gita
Haha bercanda, tapi emang bener banget yang kamu bilang
gimana dan siapa yang menikmatinya.. dan aku juga sama
menikmati itu..
(membenarkan rambut ke kuping & tersenyum)
Terus minuman kita sama, suka latte juga?

Lingga
Kalau aku pribadi sih karna gabegitu suka yang berat,
soalnya kerjaan aja udah berat. Kamu?

Gita
Bukannya ngikutin, sebenernya Cuma ingin meringankan
fikiran yang mumet aja makanya butuh yang ringan. Ya
hampir sama lah ya..
Oia, itu bawa kamera, suka foto?

Lingga
Ouh ini, kayanya kita ada sedikit kesamaan hobi, kalau
kamu suka tulis dengan apapun yang kamu lihat, kalau aku
lebih ke foto.. sekalian kerjaan juga..

Gita
Boleh liat? Kalau di bolehin tapi..

Lingga
Ya gapapa, sebentar..
(memberikan kameranya)
Nih, ngertikan caranya?

Gita
(tersenyum)
Aku ga gaptek ko..

Lingga
Tapi aku boleh liat beberapa draft yang kamu buat? Jadi
aku orang pertama yang liat tulisan kamu sebelum yang
lain.
(tersenyum)
Gita
Haha boleh, sebentar aku pilihin dulu ya..
(memilih cerita)
Yap ini..

Ternyata disaat beberapa foto yang di scrool gita, ada


foto dirinya yang sedang serius menulis

gita
Foto kamu bagus – bagus ternyata dan emang sedikit sama
mungkin konsepnya walaupun aku ga begitu ngerti tentang
dunia foto kaya gini..

Lingga
Ya kalau mau belajar ya ayoo..
(sembari melihat cerita gita dan membaca tulisan di
leptopnya)
“Tidak perlu takut untuk melangkah dan mengenal hal baru
juga pertahankan dirimu tetep seperti dirimu, karena
hidup ini terlalu sayang jika hanya mengenal satu hal
saja dalam hidupmu.”

Gita
(tersenyum)

Dan setelah kejadian itu mereka banyak berbicara tentang


diri mereka, bagaimana mereka dan hobinya.

- FIN –
(@RIZQIMISME)

Anda mungkin juga menyukai