Anda di halaman 1dari 51

MODUL MATAKULIAH

BIOSTATISTIK
“STATISTIK DESKRIPTIF”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Ns. Enok Sureskiarti.,M.Kep


NIDN : 1119108202

Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi


Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu watta

“alla yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis

dapat menyelesaikan Modul Statistik Deskriptif ini dengan baik.

Modul Statistik Deskriptif ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang

sederhana dan tujuan penulisan modul Statistik Deskriptif adalah untuk memudahkan

mahasiswa dan menjadi tambahan referensi untuk menyusun tugas akhir

Akhir kata semoga modul Statistik Deskriptif ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Balikpapan, 2019

Ns. Enok Sureskiarti.,M.Kep

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Pengertian Statistik........................................................................................... 1
B. Pengumpulan dan Pengolahan Data................................................................. 1
C. Cara Pengambilan Sampel ............................................................................... 2
D. Pembagian Data................................................................................................ 3
E. Skala Pengukuran Data .................................................................................... 4
F. Penyajian Data.................................................................................................. 4
BAB II DASAR-DASAR STATISTIK DESKRIPTIF ...................................................... 9
A. Distribusi Frekuensi ......................................................................................... 9
B. Ukuran Pemusatan............................................................................................ 12
BAB III UKURAN GEJALAPUSAT DATA YANG DIKELOMPOKKAN DAN
UKURAN DISPERSI ............................................................................................ 16
A. Ukuran Gejala Pusat Data Yang Dikelompokkan............................................ 16
B. Ukuran Dispersi................................................................................................ 19
BAB IV KEMIRINGAN, KERUNCINGAN DISTRIBUSI DATA DAN ANGKA
INDEKS ................................................................................................................. 23
A. Kemiringan Distribusi Data ............................................................................. 23
B. Ukuran Keruncingan Kurva (Kurtosis) ............................................................ 24
C. Angka Indeks.................................................................................................... 25
BAB V REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA ....................................................... 33
A. Pengertian Regresi dan Korelasi ...................................................................... 33
B. Analisa Regresi Sederhana............................................................................... 35
C. Analisa Korelasi Sederhana ............................................................................. 36
D. Koefisien Determinasi...................................................................................... 37

3
BAB VI ANALISA DATA BERKALA............................................................................. 39
A. Pengertian Analisa Data Berkala...................................................................... 39
B. Pengertian Data Berkala................................................................................... 39
C. Ciri-Ciri Trend Sekuler .................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 45

4
Modul Statistik Deskriptif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Statistika
Statistic atau ilmu statistik atau statitika adalah sebuah ilmu yang
mempelajari teknik-teknik pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan interpretasi
atau informasi data. Metode statistik adalah prosedur-prosedur yang digunakan
dalam pengumpulan, penyajian, analisis dan penafsiran data. Metode – metode
tersebut dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu
1. Statistik Dekriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan
informasi yang berguna.
2. InferensiaStatistik mencakup semua metode yang berhubungan dengan
analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau
penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan gugus data.
Dalam memecahkan masalah dengan cara statistik, lebih tepat jika
mengikuti tahapan yang lebih ilmiah. Langkah-langkah dasar dalam pemecahan
masalah secara statistik adalah
1. Mengidentifikasikan masalah atau peluang
2. Mengumpulkan fakta yang tersedia
3. Mengumpulkan data orisinil yang baru
4. Mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan data
5. Menyajikan data
6. Menganalisis data
Dalam menggunakan data sebagai dasar dalam pembuatan keputusan harus
memenuhi persyaratan data yang baik yaitu objektif , representatif (mewakili) dan
kesalahan kecil.
B. Pengumpulan Dan Pengolahan Data
Data statistik yang diharapkan adalah data yang dapat dipercaya dan tepat
waktu. Sebelum pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu harus diketahui
untuk apa data itu dikumpulkan. Apapun tujuan pengumpulan data adalah untuk
mengetahui :
1. Jenis elemen atau objek yang akan diteliti. Elemen adalah unit terkecil
dari objek penelitian.
2. Karateristik adalah sifat-sifat, ciri-ciri atau hal-hal yang dimiliki oleh
elemen. Nilai karateristik suatu elemen merupakan nilai variabel. Variabel
atau peubah ialah sesuatu yang nilainya dapat berubah atau berbeda.
Metode pengumpulan data dalam statistik ada dua cara yaitu
1. Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi
diselidiki satu persatu
Modul Statistik Deskriptif

2. Sampling adalah cara pengumpulan data apabila yang diselidiki hanya


elemen sampel dari suatu populasi.
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat
dibedakan satu sama lain karena karateristiknya. Misalnya seluruh karyawan
perusahaan.
Sampel adalah bagian dari populasi. Jika n adalah banyaknya elemen sampel
dan N adalah banyaknya elemen populasi maka n < N .
C. Cara Pengambilan Sampel
Ada 2 cara pengambilan sampel, cara acak (random) dan bukan acak
(nonrandom). Cara acak adalah syatu cara pemilihan sejumlah elemen dari
populasi untuk menjadi anggota sampel, dimana pemilihannya dilakukan
sedemikian rupa sehingga setiap elemen populasi mendapat kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara ini dianggap objektif karena
netral. Samplingnya disebut probability sampling.
Cara bukan acak adalah suatu cara pemilihan elemen-elemen dari populasi untuk
menjadi anggota sampel diaman setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang
sama untuk dipilih. Cara bukan acak ini lebih bersifat subjektif dan samplingnya
disebut nonprobability sampling.
Jenis-jenis pengambilan sampel :
1. Simple random sampling ialah sampling dimana pemilihan elemen populasi
dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen tersebut mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih. Metode ini tepat dipergunakan apabila
populasi homogen atau relatif homogen
2. Stratified random sampling ialah sampling dimana pemilihan elemen anggota
sampel dilakukan sebagai berikut :
a. Populasi dipecah menjadi populasi di pecah /dibagi menjadi populasi
yang lebih kecil disebut SRATUM. Pembuatan stratum harus homogen
Atau relatif homogen. Misalnya menjadi k stratum (k = 2,3 atau lebih)
b. Setia[ stratum diambil sampel secara acak, kemudian dibuat perkiraan
untuk mewakili stratum yang bersangkutan
3. Multistage random sampling yaitu sampling dimana pemilihan elemen anggota
sampel dilakukan secara bertahap (by stages)
Contoh :
Penelitian untuk mengetahui rata-rata upah karmatan yawan restoran padang di
seluruh ibukota propinsi.
Tahap 1. Memilih sampel Kota
Tahap 2. Memilih sampel restoran, dari kota yang terpilih
Tahap 3. Memilih sampel karyawan dari restoran yang terpilih
Xijk = upah karyawan ke k , restoran ke j dan kota ke i
Misalnya Salim dari arestoran SAIYO , kota Jakarta

4. Cluster Random Sampling ialah sampling dimana elemen terdiri dari elemen-
elemen yang lebih kecil disebut klaster (cluster). Contoh : Suatu penelitian
Modul Statistik Deskriptif

untuk mengetahui rata-rata kebutuhan modal pemilik toko di Jakarta. Pusat


pebelanjaan (mal) seperti pasar Baru, Glodok, PIM , Plaza Senayan, Mangga
Dua, dianggap sebagai klaster. Apabila Pasar Baru terpilih sebagai sampel
maka semua toko diteliti, pemiliknya ditanya jumlah modal yang dibutuhkan.

5. Systematic Random Sampling ialah sampling dimana pemilihan elemen


pertama dipilih secara acak (random) sedangkan elemen berikutnya dipilih
secara sistematis berjarak k, dimana k = N/n.

D. Pembagian Data

1. Menurut Sifatnya
a. Data Kualitatif adalah data yang tidak bisa dihitung dalam angka, tetapi
dapat diukur atau dikatagorikan dalam berbagai golongan
b. Data Kuantitatif adalah data yang berujud angka, terdiri dari data distrik
yaitu data yang berupa bilangan bulat yang biasanya berhubungan dengan
proses penghitungan. Sementara data kontinyu adalah data numerik yang
meliputi baik bilangan bulat maupun pecahan, dan biasanya berhubungan
dengan proses pengukuran.
2. Menurut Waktunya
a. Data silang (Cross Section) aialah data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu yang bisa menggambarkan keadaan pada waktu tersebut, misalnya
jumlah warga DKI Jakarta menurut asal dan agama pada tahun 2016
b. Data Berkala (Time Series) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
, misalnya data angka kematiandan kelahiran dari tahun ke tahun di Indonesia
yang cenderung membesar dan mengecil.
3. Cara Memperoleh
a. Data primer ialah data yang didapatkan langsung dari responden misalnya data
pegawai negeri sipil di BAKN
b. Data sekunder ialah data yang diambil dari dari data primer yang telah
diolah, untuk tujuan lain. Misalkan dara perkawinan antara umur 10 s/d 20
tahun diIndonesia yang diambil dari Kementrian Agama untuk tujuan
analisa perkawinan setiap suku bangsa di Indonesia.
4. Sumbernya
a. Data Internal adalah data yang dikumpulkan dari dalam perusahaan atau
suatu unit kegiatan ekonomi itu sendiri, yang pada umumnya meliputi
berbagai informasi seperti tingkat produksi, biaya produksi atau volume
penjualan
b. Data Eksternal adalah data yang dihasilkan dari luar perusahaan misalnya data
penjualan tingkat industri.

Syarat data yang baik adalah


1. Benar/Obyektif
2. Mewakili/wajar (representatif)
Modul Statistik Deskriptif

3. Dipercaya, kesalahan bakunya kecil


4. Tepat waktu
5. Relevan, data yang dikumpulkan ada hubungannya dengan permasalahan

E. Skala Pengukuran Data


Empat macam skala pengukuran dan data terdiri dari
1. Skala Nominal adalah skala yang diterapkan pada data yang hanya bisa dibagi
ke dalam kelompok-kelompok tertentu dan pengelompokan tersebut hanya
dilakukan untuk tujuan identifikasi. Misalnya kita bisa membuat kode
numerik untuk tiap kelompok terhadap data seperti sedan = 1, truk = 2, dan
bus = 3
2. Skala Ordinal adalah skala yang diterapkan pada data-data yang dapat dibagi
kedalam berbagai kelompok dan kita bisa membuat peringkat diantara
kelompok-kelompok tersebut. Misalnya kita bisa membuat kode untuk masing-
masing skala pengukuran seperti sangat bagus = 1, bagus = 2 dan kurang bagus
= 3. Kita tahu bahwa 1 memiliki peringkat lebih tinggi dari 2 dan 2 memiliki
peringkat lebih tinggi dari 3.
3. Skala interval adalah skala yang diterapkan pada data yang dapat dirangking
atau diperingkat dan dengan peringkat tersebut kita bisa mengetahui
perbedaan diantara peringkat-peringkat tersebut dan kita bisa menghitung
besarnya perbedaan
4. Skala Rasio adalah skala yang diterapkan pada data-data yang dapat
diranking atau diperingkat dan untuk peringkat-peringkat tersebut kita bisa
menjalankan operasi aritmetik. Contohnya Harga beras di Batam Rp 5.000
dan harga beras dijakarta Rp. 2.500

F. Penyajian Data
Cross Section Tabel
Penyajian dengan Tabel

Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut katagori-katagori.

1. Tabel satu arah ialah tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal atau
satu karateristik. Misalnya Produksi menurut varietasnya atau menurut hasil
panennya. Tabel dibawah ini adalah contohnya.
Modul Statistik Deskriptif

Sumber : (Supranto, 2016)

2. Tabel dua arah tabel yang menunjukan hubungan dua hal atau dua karateristik

Sumber : (Supranto, 2016)


Tabel diatas adalah contoh tabel dua arah. Data produksi kedelai menurut jenis
varietas dan daerah panen

3. Tabel tiga arah ialah tabel uang menunjukkan tiga hal atau tiga karateristik.

Sumber : (Supranto, 2016)


Tabel diatas adalah contoh tabel tiga arah. Produksi kedelai menurut jenis
varietas, daerah panen dan jenis tanah.
Modul Statistik Deskriptif

Bentuk Grafik
Data berkala (time series data) yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk mengetahui perkembangan suatu hal.
1. Grafik garis tunggal (single line chart) adalah grafik yang terdiri dari satu garis
untuk menggambarkan perkembangan (trend) dari suatu karateristik.

Sumber : (Supranto, 2016)

Gambar : Grafik Garis Tunggal Varietas Kedelai

2. Grafik garis berganda (multiple line chart) grafik yang terdiri dari beberapa
garis untuk menggambarkan perkembangan beberapa hal kejadian sekaligus.
Modul Statistik Deskriptif

Varietas

Sumber : (Supranto, 2016)


Gambar : Grafik Garis Berganda Varietas Kedelai

3. Grafik batangan
a. Grafik batangan tunggal (Single bar chart) adalah grafik yang terdiri
satu batangan untuk menggambarkan perkembangan (trend) dari satu
karateristk.

Sumber : (Supranto, 2016)


Gambar : Grafik Batang Varietas Kedelai

b. Grafik Batangan berganda (multiple bar chart) adalah grafik yang


terdiri beberapa batangan untuk menggambarkan beberapa kejadian
Modul Statistik Deskriptif

.
Sumber : (Supranto, 2016)
Gambar : Grafik Batang Varietas Kedelai

4. Grafik lingkaran , penggambaran ini akan lebih tepat, apabila hendak


mengetahui perbandingan nilai-nilai karateristik yang satu dengan yang lain
dan dengan keseluruhan

Sumber : (Supranto, 2016)


Gambar : Grafik lingkaran Varietas Kedelai

Latihan Soal-Soal
1. Berikan lima contoh populasi
2. Apa yang anda ketahui tentang sampel? Dari contoh no 1 berikan contoh
sampelnya
3. Terangkan perbedaan antara data primer dan data sekunder
4. Baik sampling bertingkat (Stratified sampling) mauoun sampling
berkelompok (clustered sampling) mengelompokan data-data dari suatu
polulasi. Jelaskan perbedaan utama diantara kedua metode sampling
tersebut!
5. Berikan contoh frafik garis tunggal dan grafik garis berganda
Modul Statistik Deskriptif

BAB II

DASAR-DASAR STATISTIKA DESKRIPTIF

A. Distribusi Frekuensi
Distribusi Frekuensi yaitu pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok
(kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap kelas.
1. Distribusi Frekuensi Kualitatif
Tabel 2.1 Data mengenai 50 orang pembeli Komputer

Toshiba Samsung Samsung Toshiba Toshiba

Samsung Samsung Hp Dell HP

Apple Apple Toshiba Apple Samsung

Hp Samsung Samsung Toshiba Hp

Dell Apple Apple Hp Samsung

Toshiba Apple Apple Hp Hp

Apple Apple Samsung Dell Samsung

Hp Toshiba Dell Samsung Aple

Hp Toshiba Hp Samsung Hp

Dell Apple Toshiba Apple Aple


Sumber : (Supranto, 2016)
Data pada tabel 2.1 merupakan data kualitatif 50 orang paembeli komputer dari lima
jenis perusahaan komputer. Dari data tersebut kesulitan untuk mengetahui dengan
cepat, jenis komputer, mana yang paling banyak diminati pembeli. Untuk itu perlu
disajikan dalam distribusi frekuensi.
Modul Statistik Deskriptif

Tabel 2.2 Dsitribusi Frekuensi Pembelian Komputer dari 5 merk

Merk Laptop Frekuensi

Apple 13

Samsung 12

Dell 5

Toshiba 9

Hp 11

Jumlah 50
Sumber: (Supranto, 2016)
Tabel 2.2 menyajikan hasil distribusi frekuensi yang dilakukan. Dari tampilan
tabel 2.2 dapat diketahui dengan cepat bahwa Apple merupakan jenis komputer
yang paling banyak peminatnya.

2. Distribusi Frekuensi data kuantitatif


Ada tiga hal yang perlu di perhatikan dalam menentukan kelas bagi distribusi
frekuensi untuk data kuantitatif, yaitu jumlah kelas, lebar kelas dan batas kelas.
a. Jumlah kelas
Jumlah kelas sebaiknya antara 7 dan 15 . Rumus untuk menentukan banyaknya
kelas sebagai berikut :
k = 1 + 3,322 log n
dimana k = banyak nya kelas
n = banyaknya nilai observasi

Rumus tersebut diberi nama Kriterium Sturge dan merupakan suatu perkiraan
tentang banyaknya kelas. Misalnya, data dengan n = 100, maka banyaknya kelas k
adalah sebagi berikut :
k = 1 + 3,322 log 100
= 1 + 3, 322 (2)
= 7,644
Jadi, banyaknya kelas sebaiknya 7

b. Interval Kelas
Disarankan interval atau lebar kelas adalah sama untuk setiap kelas. Untuk
menentukan besarnya kelas (panjang interval) digunakan rumus :
c = Xn –X1
k

Dimana : c = perkiraan besarnya (class width, class size, class length)


k = banyaknya kelas
Modul Statistik Deskriptif

Xn = Nilai observasi terbesar


X1 = Nilai observasi terkecil

75 86 66 86 50 78 66 79 68 60
80 83 87 79 80 77 81 92 57 52
58 82 73 95 66 60 84 80 79 63
80 88 58 84 96 87 72 65 79 80
86 68 76 41 80 40 63 90 83 94
76 66 74 76 68 82 59 75 35 34
65 63 85 87 79 77 76 74 76 78
75 60 96 74 73 87 52 98 88 64
76 69 60 74 72 76 57 64 67 58
72 80 72 56 73 82 78 45 75 56

Jumlah kelas

k = 1 + 3,322 log 100


= 1 + 3, 322 (2)
= 7,644
Jadi, banyaknya kelas sebaiknya 7

interval kelas c = 98 –34


7

c = 9,14 (9)

Menentukan Batas Kelas (Class Limits)

Batas Kelas adalah nilai-nilai terluar (terendah) atau tertinggi dari suatu kelas.
Langkah pertama dalam pembentukan kelas adalah menentukan batas-batas kelas
dari kelas terbawah (kelas pertama). Kelas-kelas yang akan kita buat dalam
distribusi frekuensi tersebut harus memuat seluruh data observasi yaitu nilai
observasi terendah akan masuk dalam kelas pertama dan nilai tertinggi dari
observasi tersebut akan masuk dalam kelas terakhir dari distribusi frekuensi

Kelas ke Batas Kelas Modal (Jumlah Rp) Frekuensi


1 30 – 39 2
2 40 – 49 3
3 50 – 59 11
4 60 – 69 20
5 70 – 79 32
6 80 – 89 25
7 90 – 99 7

Pembatas-pembatas Kelas (Class Boundaries)

Pembatas-pembatas kelas adalah nilai nilai khusus sepanjang sebuah skala


pengukuran yang memisahkan dua kelas yang berdampingan.
Modul Statistik Deskriptif

Tbk = bbk – 0,5 (skala terkecil)


Tak = bak + 0,5 (skala terkecil)

Tbk = Tepi batas kelas


Bbk = batas bawah kelas
Tak = Tepi atas kelas
Bak = Batas atas kelas

Kelas ke Batas Kelas Modal (Jumlah Rp) Pembatas-pembatas kelas


1 30 – 39 29,5 – 39,5
2 40 – 49 39,5 – 49,9
3 50 – 59 49,5 – 59,5
4 60 – 69 59,5 – 69,5
5 70 – 79 69,5 – 79,5
6 80 – 89 79,5 – 89,5
7 90 – 99 89,5 – 99,5

Jenis Distribusi Frekuensi

1. Distribusi Frekuensi Kumulatif


Adalah suatu daftar yang memuat frekuensi-frekuensi kumulatif, jika ingin
mengetahui banyaknya observasi yang ada diatas atau dibawah suatu nilai
tertentu
2. Distribusi Frekuensi Relatif
Adalah perbandingan daripada frekuensi masing-masing kelas dan jumlah
frekuensi seluruhnya dan dinyatakan dalam persen.

Distribusi Frekuensi komulatif kurang dari (dari atas) adalah suatu total
frekuensi dari semua nilai-nilai yang lebih kecil dari tepi bawah kelas pada
masing-masing interval kelasnya

Distribusi Frekuensi komulatif lebih dari (dari bawah) adalah suatu total
frekuensi dari semua nilai-nilai yang lebih besar dari tepi bawah kelas pada masing-
masing interval kelasnya

Distribusi Frekuensi komulatif relatifType equation here.


Adalah suatu total frekuensi dengan menggunakan presentasi

B. UKURAN PEMUSATAN
Modul Statistik Deskriptif

1. Rata-rata Hitung
Apabila kita mempunyai nilai variabel X1, sebagai hasil pengamatan atau
observasi sebanyak N kali yatu X1, X2....,Xn, maka

X = = 1/N x1 = 1/N x1+x2 +...+xN

2. Rata-rata Ukur/Geometri dari sejumlah N nilai data adalah akar pangkat N


dari hasil kali masing-masing nilai dari kelompok tersebut.

G = N √ X1,X2,...Xn atau
Log G = ( log x1)/N

3. Rata-rata Harmonis dari seperangkat data X1, X2, ..., Xn adalah kebalikan
rata-rata hitung dari kebalikan nilai-nilai data.

RH = N

(1/Xi)

4. Rata-rata tertimbang, jika nilai data X1 mempunyai timbangan Wi, adalah


𝑛
�𝑖�1

��=1
X=
𝑛

∑ �1
��=1

5. Median
Apabila ada sekelompok nilai sebanyak n diurutkan mulai dari yang terkecil
X1 sampai dengan yang terbesar Xn , maka nilai yang ada ditengah disebut
median (Med). Setengah (=50%) dari nilai lebih kecil atau sama dengan median,
tengah lainnya lebih besar atau sama dengan median.
Untuk n ganjil : N = 2k + 1
Untuk n genap : N = 2k

Contoh :
Ada 7 karyawan dengan upah perbulan masing-masing Rp.20.000, Rp.
80.000, Rp.75.000, Rp.60.000, Rp.50.000, Rp.85.000 dan Rp. 45.000.
Tentukan median upah karyawan tersebut!

Urutkan dahulu nilai terkecil sampai terbesar.


X1 = 20.000 X2 = 45.000 X3 = 50.000 X4 = 60.000 X5 = 75.000 X6 = 80.000
Dan X7 = 85.000
Modul Statistik Deskriptif

Tentukan nilai k dari 7 = 2k + 1


k= 3
Jadi Median = Med = Xk-1 = X4 = 60.000

Untuk n genap
X1 = 20.000 X2 = 45.000 X3 = 50.000 X4 = 60.000 X5 = 75.000 X6 = 80.000
X7 = 85.000 dan X9 = 90.000

Tentukan nilai k dari 8 = 2k


K=4
1
Jadi Median = Med = 2 (X4 +X5)
1
= 2 (60.000 + 75.000)
= 67.500

6. Modus
Adalah nilai kelompok tersebut yang mempunyai frekuensi tertinggi atau nilai
yang paling banyak terjadi didalam suatu kelompok nilai (Mod).

X F
2 2
5 1
7 1
9 3
10 2
11 1
12 1
18 1

Modus (Mod) = 9 sebab nilai observasi ini yang paling banyak atau
mempunyai frekuensi terbesar.

7. Kuartil
Adalah Fraktil yang membagi seperangkat data menjadi empat bagian yang
sama.
Kuartil :Q1 = nilai yang ke i(n+1) / 4 , i = 1,2,3

8. Desil
Adalah fraktil yang membagi seperangkat data menjadi sepuluh bagian yang
sama.
Desil : Di = nilai yang ke i(n+1)/10, i= 1,2,...,9

9. Persentil
Adalah fraktil yang membagi seperangkat data menjadi seratus bagian yang
sama
Persentil : Pi = nilai yang ke i(n+1)/100, i=1,2,...,99
Modul Statistik Deskriptif

LATIHAN SOAL-SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan distribusi frekuaensi?


2. Terdapat 40 orang yang ikut dalam paket wisata dengan informasi umur
mereka sebagai berikut :
77 68 63 84 58 64 59 69 70 77 71 65 71 55 65
60 60 61 58 72 78 71 84 62 55 57 56 80 76 69
66 71 72 70 69 64 58 67 79 68

a. Berapa jumlah kelas yang Anda sarankan


b. Berapa panjang/interval kelas yang baik menurut Anda
c. Berapa batas kelas bawah yang Anda rekomendasikan
d. Buatlah distribusi frekuensinya
3. Apa yang dimaksud dengan median dan modus?
4. Hitunglah rata-rata ukur (geometrik) dari data berikut
107, 132, 120, 110, 130, 126, 116, 122

5. Diperoleh data gaji pada saat pertama kali masuk kerja sebagai berikut
(dalam ribuan rupiah)
700 600 725 500 770
750 525 690 770 780
800 575 680 700 650
785 800 580 695 650
650 750 550 750 700
a. Berapa rata-rata gaji pada saat masuk?
b. Berapa median dari gaji pada saat masuk?
c. Berapa modusnya?
d. Berapa kuartil pertamanya?
e. Berapa kuartil ketiganya?
f. Berapa desil pertama dan kesembilan?
Modul Statistik Deskriptif

BAB III

UKURAN GEJALA PUSAT DATA YANG DIKELOMPOKKAN DAN


UKURAN DISPERSI

A. Ukuran Gejala Pusat Data yang Dikelompokkan


1. Rata-rata hitung
Rumusnya : x = ∑fiMi
∑ fi
f = frekuensi
m = titik tengah

contoh :
Berat badan 100 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas tahun 2013
disajikan dalam tabel berikut :

Berat Badan (kg) Banyaknya Mahasiswa (f)


60 – 62 5
63 – 65 18
66 – 68 42
69 – 71 27
72 – 74 8
Sumber : (Supranto, 2016)

Hitunglah rata-rata perkiraan berat per mahasiswa.


Berat Badan (kg) M f Mf
60 - 62 61 5 305
63 - 65 64 18 1.152
66 - 68 67 42 2.814
69 - 71 70 27 1.890
72 - 74 73 8 584
Jumlah ∑f = 100 ∑Mf = 6.745
Sumber : (Supranto, 2016)

M1 = 60 + 62 = 61, ......, M5 = 72 + 74 = 73
2 2
x = ∑fiMi
∑ fi

= 6.745
Modul Statistik Deskriptif

100
= 67,45

Jadi rata-rata perkiraan berat permahasiswa adalah 67,45 kg.

2. Median

Med = Lm + (N/2 - ∑f) . c


Fm

Keterangan :
Med = Median data kelompok
Lm = Tepi bawah kelas median
N = Jumlah frekuensi
∑f = Frekuensi kumulatif diatas kelas median
fm = frekuensi kelas median
c = interval kelas median

Hitunglah nilai median dari data berikut :


Kelas f
30 – 39 4
40 – 49 6
50 – 59 8
60 – 69 12
70 – 79 9
80 – 89 7
90 – 99 4
Jumlah 50
Sumber : (Supranto, 2016)

Penyelesaian :
N/2 = 50/2
= 25
f1 + f2 + f3 = 4 + 6 + 8 = 18 , dan untuk mencapai 25 masih kurang 7,
sehingga perlu ditambah dengan frekuensi kelas keempat. Jadi median terletak
pada kelas ke 4 yaitu kelas 60 – 69 setelah dikoreksi menjadi 59,5 – 69,6
c = 69,9 – 59,9
= 10

Lm = 59,5
N/2 = 25
(∑f1) = 18
fm = 12

Med = 59,5 +10(25 –18)


12
Med = 65,33
Modul Statistik Deskriptif

3. Modus

Mod = Lmo + c{ f1)0 }


(f1)0 + (f2)0
dimana,
Lo = nilai batas bawah sebenarnya, dari kelas yang memuat modus
fmo = frekuensi kelas yang memuat modus
(f1)o = fmo – f(mo-1) {selisih frekuensi kelas yang memuat modus
dengan frekuensi kelas sebelumnya (bawahnya) }

(f2)0 = fmo – f(mau+1) {selisih frekuensi kelas yang memuat modus


dengan frekuensi kelas sesudahnya (atasnya) }
c = besarnya jarak antara suatu kelas dengan kelas sebelumnya,
misalnya antara kelas kedua dengan kelas kesatu, kelas ketiga
dengan kelas kedua

Cari modus dari tabel frekuensi berikut :


Kelas f
30 – 39 4
40 – 49 6
50 – 59 8
60 – 69 12
70 – 79 9
80 – 89 7
90 – 99 4
Jumlah 50
Sumber: (Supranto, 2016)

Penyelesaian :
fmo = 12 merupakan frekuensi dari kelas yang memuat modus (nilai
tertinggi).
Kelas interval yang memuat modus, mempunyai nilai batas bawah ½ (59+60)
= 59,5
Nilai batas atas ½ (69 + 70) = 69,5
Jadi antara 59,5 – 69,5 terdapat observasi fmo = 12

C = 69,5 – 59,5
= 10
Lo = 59,5
f(mo-1) = 8
f(mo+1) = 9
(f1)o = 12 – 8 = 4
(f2)o = 12 – 9 = 3

Mod = Lmo + c{ f1)0 }


(f1)0 + (f2)0
Modul Statistik Deskriptif

mod = 59,5 + 10 ( 4 )
4+3

= 65,214

4. Kuartil
Q1 = Lo + c{iN/4 -(f1)0 }, i = 1,2,3
Fq

Lo = nilai batas bawah dari kelas yang memuat kuartil ke i


n = banyaknya observasi = jumlah semua frekuensi
(∑fi)o = jumlah frekuensi dari semua kelas sebelum kelas yang mengandung
kuartil
fq = frekuensi dari kelas yang mengandung kuartil ke i

c = besarnya keklas yang mengandung kuartil ke i atau jarak nilai batas


bawah (atas) dari suatu kelas terhadap nilai batas bawah (atas) kelas berikutnya

i = 1,2,3

in = i kali n

B. Ukuran Dispersi
Merupakan ukuran penyebaran suatu kelompok data terhadap pusat data.
1. Nilai Jarak
Apabila suatu kelompok nilai (data) sudah disusun menurut urutan yang terkecil
(X1) sampai dengan yang terbesar (Xn), maka untuk menghitung nilai jarak
dipergunakan rumus berikut :

Nilai Jarak = NJ = Xn – X1 atau Nilai Maksimum – Nilai Minimum

Untuk data dikelompokan, dapat dihitung dengan dua cara :


a. NJ = Nilai tengah kelas terakhir – Nilai tengah kelas pertama
b. NJ = Batas atas kelas terakhir – batas bawah kelas pertama

Berat badan 100 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas tahun 2013
disajikan dalam tabel berikut :

Berat Badan (kg) Banyaknya Mahasiswa (f)


60 – 62 5
63 – 65 18
66 – 68 42
69 – 71 27
72 – 74 8
Sumber : (Supranto, 2016)
Modul Statistik Deskriptif

Penyelesaian:
Cara 1 : Nilai tengah kelas terakhir= 72 + 74 = 73 kg
2
Nilai tengah kelas pertama = 60 + 62 = 61 kg
2

Maka : NJ = 73 – 61
= 12 kg

Cara 2 : Batas atas kelas terakhir = 74,5


Batas bawah kelas pertama = 59.5

NJ = 74,5 – 59,5
= 15 kg

2. Rata-Rata Simpangan
Merupakan jumlah nilai mutlak dari selisih semua nilai dengan nilai rata-rata
dibagi banyaknya data

RS = 1/n ∑ | Xi -
�| Keterangan :
RS = Simpangan Rata-Rata
X = Nilai data
� = Nilai rata-rata hitung
𝑓 = frekuensi kelas
𝑛 = Banyaknya data

3. Variansi (Variance)
Merupakan rata-rata kuadrat selisih atau kuadrat simpangan dari semua nilai
data terhadap rata-rata hitung.
a. Data tidak berkelompok

�� 2 = 1 ∑ ( X - � )2
𝑛−1
b. Data berkelompok

�� 2 = 1 ∑f ( X -
� )2
𝑛−1
Keterangan :
�� 2 = Variansi
X = Nilai data
� = Nilai rata-rata hitung
f = Frekuensi kelas (data berkelompok)
n = Banyaknya data

4. Simpangan baku
Merupakan akar pangkat dua dari variasi simpangan baku (S) = √ �� 2
Modul Statistik Deskriptif

5. Jangkauan kuartil

JK = ½ (Q3 – Q1)

Q1 = Kuartil pertama
Q3 = Kuartil ketiga

6. Jangkauan Persentil

𝐽𝑃10−90 = 𝑃90 - 𝑃10

P10 = persentil kesepuluh


P90 = persentil kesemblanpuluh

LATIHAN SOAL-SOAL

1. Dengan menggunakan distribusi frekuensi berikut :


Kelas Frekuensi
0 –4 2
5 –9 7
10 - 13 12
15 - 19 6
20 - 24 3

a. Tentukan jaraknya
b. Hitung deviasi standarnya
c. Berapa Variannya

2. Umur pekerja yang baru dipekerjakan dan belum mempunyai keahlian


dikelompokkan ke dalam distribusi berikut :
Umur (tahun) Banyaknya Pekerja
18 - 21 7
22 - 25 11
26 - 29 20
30 - 34 12

a. Hitung median umur pekerja


b. Apa arti nilai tersebut
c. Hitung modus umur pekerja
Modul Statistik Deskriptif

3. Nilai hasil ujian statistik mahasiswa AMIK BSI dikelompokkan sebagai


berikut :
Nilai kelas f
30 - 39 2
40 - 49 5
50 - 59 8
60 - 69 15
70 - 79 20
80 - 89 16
90 - 99 10

Hitung rata-rata, median dan modus

4. Dengan data soal No. 3 Hitung kuartil pertama, ketiga


5. Hitung desil kelima
Modul Statistik Deskriptif
Modul Statistik Deskriptif

BAB IV
KEMIRINGAN, KERUNCINGAN DISTRIBUSI DATA
DAN ANGKA INDEKS

A. Kemiringan Distribusi Data

Merupakan derajat ukuran dari ketidaksimetrisan (Asimetri) suatu distribusi data.


Kemiringan distribusi data terdapat 3 jenis, yaitu :
a. Simetris : menunjukkan letak nilai rata-rata hitung, median dan modus
berhimpit (berkisar disatu titik)
b. Miring ke kanan : mempunyai nilai modus paling kecil dan rata-rata
hitung paling besar
c. Miring kekiri : mempunyai nilai modus paling besar dan rata-rata hitung
paling kecil

Grafik Distribusi Kemiringan

SIMETRIS

Mod = Med = X

MIRING KE KANAN

Mod < Med < X

23
Modul Statistik Deskriptif

MIRING KE KIRI

X < Med < Mod

Rumus untuk menghitung derajat kemiringan distribusi data

Ukuran Tingkat Kemencengan (TK) menurut Pearson

TK = � - mod atau TK = 3 ( � -
med) S S
Dimana :

� = rata-rata
hitung mod = modus
S = simpangan baku

Ukuran Tingkat Kemencengan (TK) berdasarkan Momen ketiga

Data tidak berkelompok


��3 = 1 Σ (X1 - � )3
n�
�3

Data berkelompok

��3 = 1 Σfi (mi - � )3


n�
�3

Keterangan :

𝛼3 = Ukuran tingkat kemencengan


S = Simpangan baku
Xi = Nilai data ke – i
� = Nilai rata-rata
hitung fi = Frekuensi
kelas ke i
mi = nilai titik tengah kelas ke i
S = Simpangan baku
n = Banyaknya data
24
Modul Statistik Deskriptif

Jika 𝛼3 = 0 distribusi data simetris


𝛼3 < 0 distribusi data miring ke kiri
𝛼3 > 0 distribusi data miring ke kanan

Rumus Bowley, menggunakan nilai kuartil :

𝛼3 = Q3 + Q1 –2Q2
Q3 – Q1

Keterangan :
Q1 = Kuartil pertama
Q2 = Kuartil kedua
Q3 = Kuartil ketiga

Cara menentukan kemiringannya :


Jika Q3 – Q2 = Q2 – Q1 sehingga Q3 + Q1 – 2Q2 = 0 yang mengakibatkan 𝛼3 =
0, sebaliknya jika distribusi miring maka ada dua kemungkinan yaitu Q1 = Q2
atau Q2 = Q3 dalam hal ini Q1 = Q2 maka 𝛼3 = 1 dan untuk Q2 = Q3 maka 𝛼3 =
-1

B. Ukuran Keruncingan Kurva (Kurtosis)

Merupakan derajat atau ukuran tinggi rendahnya puncak suatu distribusi data
terhadap distribusi normalnya data. Ada 3 jenis derajat keuncingan, yaitu :
1. Leptokurtis : distribusi data yang puncaknya relatif tinggi

2. Mesokurtis : distribusi data yang puncaknya normal

25
Modul Statistik Deskriptif

3. Platikurtis : distribusi data yang puncaknya terlalu rendah dan terlalu


mendatar.

Derajat keruncingan distribusi data 𝛼4 dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :

Data tidak berkelompok

��4 = 1 Σ (X1 -
� )4
n�
�4

Data berkelompok

��4 = 1 Σ ���(mi - � )4
n�� 4

Keterangan :

��4 = Derajat keruncingan


Xi = Nilai data ke – i
� = nilai rata-rata
hitung fi = frekuensi
kelas ke -i
mi = nilai titik tengah kelas ke –i
S = Simpangan baku
n = banyaknya data
Jika 𝛼4 = 3 distribusi keruncingan data disebut mesokurtis
Jika 𝛼4 > 3 distribusi keruncingan data disebut leptokurtis
Jika 𝛼4 < 3 distribusi keruncingan data disebut platikurtis

C. Angka Indeks

1. Pengertian Angka Indeks


Adalah suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan
untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang sama (produksi, ekspor,
hasil penjualan, jumlah uang yang beredar dll).
26
Modul Statistik
Didalam membuatDeskriptif
angka indeks diperlukan dua macam waktu yaitu :

27
Modul Statistik Deskriptif

a. Waktu dasar (Baase Period) yaitu dimana suatu kegiatan (kejadian)


dipergunakan untuk dasar perbandingan
b. Waktu yang bersangkutan atau sedang berjalan (current period) yaitu
waktu dimana suatu kegiatan akan diperbandingkan terhadap kegiatan
pada waktu dasar.

Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam menentukan atau memilih waktu
dasar adalah
1. Waktu sebaiknya menunjukkan keadaan perekonomian yang stabil,
dimana harga tidak berubah dengan cepat sekali
2. Waktu sebaiknya usahakan paling lama 10 tahun atau lebih baik kurang
dari 5 tahun
3. Waktu di mana terjadi peristiwa penting
4. Waktu dimana tersedia data untuk keperluan pertimbangan, hal ini
tergantung pada tersedianya biaya untuk penelitian ( pengumpulan data)

SISTEMATIKA ANGKA INDEKS

ANGKA INDEKS

ANGKA INDEKS ANGKA INDEKS


SEDERHANA TERTIMBANG
✓ Bentuk Relatif ✓ Bentuk Relatif
✓ Bentuk Agregat ✓ Bentuk Agregat

✓ Angka Indeks Harga ✓ Angka Indeks Harga


✓ Angka Indeks Kuantitas ✓ Angka Indeks Kuantitas
✓ Angka Indeks Nilai ✓ Angka Indeks Nilai

28
Modul Statistik Deskriptif

Angka Indeks Sederhana Relatif Harga

Jika Pn adalah harga dari komoditas tunggal dalam periode tertentu dan Po adalah
harga komoditas tersebut dalam periode dasar, rumus umum untuk menghitung
indeks harga sederhana atau haga relatif adalah
�𝑡
It,o = ��
X 100%

Data harga dan kuantitas yang di konsumsi dari tiga komoditas disuatu kota tahun
2010 dan 2015

Komoditas Unit Kuota Harga rata2 Harga rata2 Konsumsi Konsumsi


Rp 2010 2015 perkapita perkapita
(juta)2010 (juta) 2015
Rokok 1 bungkus 2.500 3.000 11,6 10,1
Gula 1 kg 1.200 1.500 50,2 60,3
Beras 1 kg 2.600 3.200 35,9 50,2

Tabel diatas mencatat harga rata-rata dan konsumsi perkapita dati tiga komoditas
padatahun 2010 dan tahun 2015 dengan tahun 2010 sebagai tahun perbandingan.
Indeks harga sederhana untuk rokok dengan dasar data tersebut adalah :

��
I 2010/2015 = ��
X 100% = 3.000 X 100 = 120
2.500

Indeks harga 120 mengindikasikan bahwa harga 1 bungkus rokok adalah 20 persen
lebih tinggipada tahun 2015 dibandingkan tahun 2010. Begitu juga untuk Indkes
harga produk Gula dan Beras.

Angka Indeks Kuantitas Sederhana

Dengan tabel diatas indkes kuantitas sederhana untuk beras


𝑞�
I2015/2010 =��� X 100% = 50,2 X 100 = 140
35,9

Indeks kuantitas 140 ini mengindikasikan bahwa tahun 2015 jumlah konsumsi beras
adalah 140 persen dari jumlah konsumsi beras tahun 2010 atau mengalami kenaikan
sebesar 40 %. Kita juga bisa menghitung bahwa indeks kuantitas sederhana untuk
rokok dan gula.

29
Modul Statistik Deskriptif

Indeks Agregat Tidak Tertimbang

Indeks agregat tidak tertimbang digunakan untuk unit-unit yang mempunyai satuan
yang sama. Indkes ini diperoleh dengan jalan membagi hasil penjumlahan harga
pada waktu yang bersangkutan dengan hasil penjumlahan harga pada waktu dasar.
∑�𝑡
It,o = ∑��
X 100%

Rumus ini dapat dipergunakan bila barang-barang mempunyai satuan yang sama.
Sehingga tidak bisa untuk menghitung angka indkes produksi untuk 9 macam bahan
pokok karena satuannya berbeda.

Harga Barang menurut Jenisnya selama tahun 2005 – 2007 (dalam satuan)

Jenis barang Harga


2005 2006 2007
A 100 150 200
B 200 250 300
C 500 600 700
D 400 500 600
Jumlah 1.200 1.500 1.800

Indeks harga agregat tidak tertimbang untuk tahu 2006 dan 2007 dengan waktu
dasar 2005.
∑�𝑡
I06/05 = ∑��
X 100%
= 1.500 X 100%
1.200
= 125 %

Rumus Angka Indkes Sederhana Kuantitas Agregatif


∑�𝑡
It,o = ∑��
X 100%

Indeks Tertimbang

Indeks Agregat Tertimbang

Indeks Harga Agregat Tertimbang


1. Indkes Laspeyres

30
Modul Statistik Deskriptif

∑�𝑡� �
L = ∑����
X 100%

2. Indeks Pasche
∑�𝑡� 𝑡
P = ∑���𝑡
X 100%

Indeks Produksi Agregat Tertimbang


1. Indeks Laspeyres
∑�� � 𝑡
L = ∑����
X 100%

2. Indeks Pasche
∑�𝑡� 𝑡
P = ∑�𝑡��
X 100%

Hitunglah indeks harga agregatif tertimbang dengan menggunakan rumus


Laspeyres dan Paasche

Jenis barang Harga Produksi dalam satuan


2005 2006 2005 2006
A 691 2.020 741 937
B 310 661 958 1.499
C 439 1.000 39 30
D 405 989 278 400
E 568 1.300 2.341 3.242

Penyelesaian :
∑� 06 � 05
L06/05 = ∑�05�05
X 100%

= (2.020)(741)+(661)(958)+(1.000)(39)+(989)(278)+(1.300)(2.341) x 100%
(691)(741)+(310)(958)+(439)(39)+(405)(278)+(568)(2.341)
= 241,90%
∑� 06 �
P06/05 = X 100%
06
∑�05�0
6

= (2.020)(937)+(661)(1.499)+(1.000)(30)+(989)(400)+(1.300)(3.242) x 100%
(691)(937)+(310)(1.499)+(439)(30)+(405)(400)+(568)(3.242)

= 240,46%

31
Modul Statistik Deskriptif

Variasi dari Indeks HargaTertimbang

1. Indeks Fischer I= √𝐿ℎ𝑎��𝑎 � 𝑃ℎ𝑎��𝑎

2. Ndeks Drobisch I = ½ (L harga + P Harga)

Variasi dari Indeks Produksi Tertimbang

1. Indeks Fischer I = √𝐿���𝑑��𝑘�𝑖 � 𝑃���𝑑��𝑘�𝑖

2. Indeks Drobisch I = ½ (L produk + P Produk)

Dengan menggunakan data dari data diatas maka

L = 241, 90%
P = 240,47%

Dengan menggunakan rumus fischer

1. Indeks Fischer I = √𝐿ℎ𝑎��𝑎 � 𝑃ℎ𝑎��𝑎


= √241,90% � 240, 47%
= 241,18%

2. Indeks Drobisch I = ½ (L produk + P Produk)


= ½ ( 241,90 + 240,47)
= 241,18%

Kesimpulannya adalah bahwa ternyata rumus Fisher dan Dronbisch memberikan


hasil yang sama.

32
Modul Statistik Deskriptif

LATIHAN SOAL

Nilai hasil Ujian statistik mahasiswa dikelompokkan

Kelas Nilai F
30 - 39 2
40 – 49 5
50 – 59 8
60 – 69 15
70 – 79 20
80 – 89 16
90 - 99 10

1. Hitung rata-rata, median dan modus


2. Hitung tingkat kemencengan dan arah kemencengannya
3. Hitung tingkat keruncingannya.

Jenis barang Harga Produksi dalam satuan


2005 2006 2005 2006
A 300 315 35 25
B 100 125 4 10
C 500 600 1 2

4. Hitunglah indeks harga dan Produksi sederhana barang A, B dan C untuk


tahun 2006 dengan waktu dasar tahun 2005
5. Hitung indeks harga dan produksi agregatif tahun 2006 dengan waktu dasar
tahun 2005

33
Modul Statistik Deskriptif

BAB V
REGRESI DAN KORELASI SEDERHANA

A. Pengertian Regresi dan Korelasi

Regresi dan korelasi di gunakan untuk mempelajari pola dan mengukur


hubungan statistik antara dua atau lebih variabel. Jika digunakan hanya dua variabel
disebut regresi dan korelasi sederhana. Sedangkan bila digunakan lebih dari dua
variabel disebut regresi dan korelasi berganda.
Variabel yang akan diduga disebut variabel terikat (tidak bebas) atau
dependent variable, biasa dinyatakan dengan variabel Y. Sedangkan variabel yang
menerangkan perubahan variabel terikat disebut variabel bebas atau independent
variabel, biasa dinayatakn dengan variabel X. Apabila dua variabel X dan Y
mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat
dipergunakan untuk memperkirakan/ menaksir Y. Ramalan pada dasarnya
merupakan perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian .
Persamaan regresi (perkiraan/peramalan) dibentuk untuk menerangkan
pola hubungan variabel-variabel. Analisa korelasi di gunakan untuk mengukur
keeratan hubungan antara variabel-variabel.
Untuk menetukan persamaan hubungan antarvariabel , langkah-langkahnya adalah:
1. Mengumpulkan data dari variabel yang dibutuhkan misalnya X sebagai
variabel bebas dan Y adalah variabel tidak bebas
2. Menggmbarkan titik-titik pasangan (x,y) dalam sebuah sistem koordinat
bidang. Hasil dari gambar itu disebut Diagram Pencar

Contoh diagram pencar dapat dilihat pada gambar berikut.

34
Modul Statistik Deskriptif

Sumber : (Supranto, 2016)

Pola hubungan dari grafik-grafik tersebut. Pada Grafik a, b, c terlihat bahwa


peningkatan nilai y sejalan dengan peningkatan nilai x. Apabila nilai x meningkat,
maka nilai y pun meningkat, dan sebaliknya. Dari Grafik a sampai c, sebaran titik-
titik pasangan data semakin mendekati bentuk garis lurus yang menunjukkan
bahwa keeratan hubungan antara variabel x dan y semakin kuat (sinergis).
Hal yang sebaliknya terjadi pada Grafik d, e, dan f. Peningkatan nilai y tidak sejalan
dengan peningkatan nilai x .Peningkatan salah satu nilai menyebabkan penurunan
nilai pasangannya. Sekali lagi tampak bahwa kekuatan hubungan antara

35
Modul Statistik Deskriptif

kedua variabel dari d menuju f semakin kuat.


Berbeda dengan grafik sebelumnya, pada Grafik g tidak menunjukkan adanya pola
hubungan linier antara kedua variabel. Hal ini menandakan bahwa tidak ada korelasi
di antara kedua variabel tersebut. Terkahir, pada Grafik h kita bisa melihat adanya
pola hubungan di antara kedua variabel tersebut, hanya saja polanya bukan dalam
bentuk hubungan linier, melainkan dalam bentuk kuadratik.

Kegunaan dari diagram pencar adalah :


1. Membantu menunjukkan apakah terdapat hubungan yang bermanfaat antara
dua variabel
2. Membantu menetapkan tipe persamaan yang menunjukkan hubungan antara
kedua variabel tersebut.
3. Menentukan persamaan garis regresi atau mencari nilai-nilai konstan

B. Analisa Regresi Sederhana

Analisa regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu variabel
dependen yang digunakan untuk memprediksi atau meramalkan suatu nilai variabel
dependen berdasarkan variabel independen.

Persamaan garis regresi linier sederhana untuk sampel dengan menggunakan


metode Kuadrat Terkecil

y = a + bx

b = n∑XY- ∑X.∑Y
n∑� 2 - (∑X)2
� =
∑X
n

� =
∑Y
n

a = � -
b�

y = nilai yag diukur/dihitung pada variabel tidak bebas


x = nilai tertentu dari variabel bebas
a = intersep / perpotongan garis regresi dengan sumbu y
b = koefisien regresi / kemiringan dari garis regresi/ untuk mengukur kenaikan atau
penurunan y untuk setiap perubahan satu-satuan x/ untuk mengukur besarnya
pengaruh x terhadap y kalau x naik satu unit

Contoh soal
Misalnya X adalah persenyase kenaikan biaya periklanan dan Y adalah persentasi
kenaikan hasil penjualan. Berapakah besarnya ramalan persentase (%) kenaikan
penjualan kalau biaya iklan dinaikkan menjadi 15% (X=15)

36
Modul Statistik Deskriptif

X Y �2 XY
1 2 1 2
2 4 4 8
4 5 16 20
5 7 25 35
7 8 49 56
9 10 81 90
10 12 100 120
12 14 144 168
∑X = 50 ∑Y = 62 ∑� 2 = 420 ∑XY = 499
� = 6,25 � = 7,75

b = n∑XY- ∑X.∑Y
n∑� 2 - (∑X)2
= 8(499) –50 (62)
8(420) –(50)2
= 1,04

a = � -
b�
= 7,75 – 1,04 (6,25)
= 1,25

Y = a + bX
= 1,25 + 1,04X

Kalau X = 15, ramalan % kenaikan penjualan Y = 1,25 + 1,04 (15) = 16,85

C. Analisa Korelasi Sederhana


Analisa korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan keeratan hubungan antara
dua variabel melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi. Koefisien
korelasi linier (r) adalah ukuran hubungan linier antara dua variabel /peubah acak
X dan Y untuk mengukur sejauh mana titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis
lurus regresi.

r = n∑XY- ∑X∑Y
√{�∑� 2 − (∑�)2 }{�∑� 2 − (∑�)2 }

Jika b positif maka r positif dan jika b negatif maka r negatif.


Jika nilai r terletak Di -1≤ r ≤+1 , jika r mendekati +1 dan -1 maka terjadi korelasi
tinggi dan terjadi hubungan linier yang sempurna antara X dan Y. Jika r mendekati
0 hubungan liniernya sangat lemah atau tidak ada. Misalnya r = - 0,6 , menunjukkan
arah yang berlawanan , jika nilai X naik maka nilai Y turun, begitu pula sebaliknya.
Jika r = +0,6 menunjukkan arah yang sama , jika nilai X naik maka nilai Y juga
naik.

37
Modul Statistik Deskriptif

D. Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Koefisien determinasi adalah untuk


menyatakan proporsi keragaman total nilai-nilai peubah Y yang dapat dijelaskan
oleh nilai-nilai peubah X melalui hubungan linier tersebut. Contohnya r = 0,6 � 2 =
0,36 artinya 36% besarnya sumbangan X terhadap naik turunnya Y adalah 36 %
sedangkan 64% disebabkan oleh faktor lain.

X = Pendapatan perkapita (ribuan milliar rupiah)


Y = Pengeluaran konsumsi rumah tangga (ribuan milliar rupiah)

X Y �2 � XY
2
19 15 361 225 285
27 20 719 400 540
39 28 1.521 784 1.092
47 36 2.209 1.296 1.692
52 42 2.704 1.764 2.184
66 45 4.356 2.025 2.970
78 51 6.084 2.601 3.978
85 55 7.225 3.025 4.675
∑X=413 ∑Y=292 ∑� 2 = 25.189 ∑�2 = 12.120 ∑XY = 17.416

r = n∑XY- ∑X∑Y
√{�∑� 2 − (∑�)2 }{�∑� 2 − (∑�)2 }

r = 8(17.416) –(413)(292)
√{8(25.189) − (413)2 }{8(12.120) − (292)2 }

= 0,98

Kesimpulannya : Hubungan X dan Y sangat kuat dan positif. Besarnya sumbangan


pendapatan perkapita terhadap naik/turunnya pengeluaran konsumsi adalah

KP = � 2 = (0,98)2 = 0,96 = 96 %

38
Modul Statistik Deskriptif

LATIHAN SOAL

1. Tentukan apakah hubungan variabel X dan Y berikut (positif atau negatif)

X 2 4 3 8 9 10 13
Y 1 2 5 7 8 11 14

2. Hitung r dan � 2 nya. Intrepretasikan hasilnya


3. X = Nilai ujian matematika mahasiswa
Y = Nilai ujian statistik mahasiswa

X 7 6 8 9 10 5 4 9 7 3
Y 6 8 9 7 9 6 5 8 8 4

Dengan menggunakan persamaan regresi, berapa nilai satistik yang


diperoleh kalau nilai matematika yang dicapai sebesar 8,5?

4. Hitung � 2 dan apa artinya


5. Tulis persamaan regresi linier sederhana, berapa besarnya nilai regresi? Apa
arti nilai ini?

39
Modul Statistik Deskriptif

BAB VI
ANALISA DATA BERKALA

A¶ Pengertian Analisa Data Berkala

Data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan


perkembangan suatu kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
jumlah penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah kejahatan). Merupakan
serangkaian nilai-nilai variabel yang disusun berdasarkan waktu.

Data berkala adalah serangkaian data yang terdiri dari variabel Yi yang
merupakan serangkaian hasil obsevasi dan fungsi dari variabel Xi yang
merupakan variabel waktu yang bergerak secara seragam dan kearah yang sama,
dari waktu yang lampau ke waktu yang mendatang.

B¶ Komponen Data Berkala

Gerakan/ variasi data berkala terdiri dari empat macam sebagai berikut :
1. Gerakan Tren Jangka Panjang yaitu suatu gerakan yang menunjukkan arah
perkembangan secara umum (kecenderungan menaik/menurun). Contohnya
tren sekuler umumnya meliputi gerakan yang lamanya sekitar 10 tahun atau
lebih.
2. Gerakan/variasi siklis adalah gerakan jangka panjang di sekitar garis trend
(berlaku untuk data tahunan).
3. Gerakan/variasi musiman adalah gerakan yang mempunyai pola tetap dari
waktu kewaktu, misalnya meningkatnya harga makanan dan pakaian
menjelang hari raya Idul Fitri
4. Gerakan/variasi yang tidak teratur adalah gerakan/variasi yang sifatnya
sporadis, contohnya naik turunnya produksi akibat banjir yang datangnya
tidak teratur.

Kemakmuran resesi

Pemulihan

Depresi

Trend Jangka Panjang dan Gerakan Siklis

40
Modul Statistik Deskriptif

C. Ciri-ciri Tren Sekuler

Pengertian Trend ialah gerakan dalam deret berkala yang berjangka panjang,
lamban dan berkecenderungan menuju ke satu arah, arah menaik atau menurun.
Umumnya meliputi gerakan yang lamanya 10 tahun atau lebih.
Trend digunakan dalam melakukan peramalan (forecasting). Metode yang basanya
dipakai, antara lain adalah Metode Semi Average dan Metode Least Square

1. Metode Semi Average


Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Data dikelompokkan menjadi dua, masing-masing kelompok harus
mempunyai jumlah data yang sama. Kalau datanya ganjil hilangkan satu,
yaitu yang berada di tengah,
b. Masing-masing kelompok dicari rata-ratanya
c. Titik absis harus dipilih dari variabel X yang berada di tengah masing-
masing kelompok (tahun atau waktu yang di tengah
d. Untuk menentukan nilai trend linier untuk tahun-tahun tertentu dapat
dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + bX
a = �1 , Jika periode dasar berada pada kelompok
1 b = �2 , Jika periode dasar berada pada
kelompok 2

b= �2-
�1
n

y = data berkala (time series) = taksiran nilai tren


ao = nilai trend pada tahun dasar
b = rata-rata pertumbuhan nilai tren tiap tahun
x = variabel waktu (hari, minggu, bulan atau tahun)
n = jumlah data tiap kelompok

Tahun X Y’ Rata rata


2002 0 10.164,9
2003 1 11.169,2 �1 = 45.714,1 = 11.428
2004 2 12.054,6 4
2005 3 12.325,4
2006 4 12.842,2
2007 5 13.511,5 �2 = 55.384,6 = 13.846,2
2008 6 14.180,8 4
2009 7 14.850,1

Y = a + bX
11.428,5 = a + b(1,5) ......... (1)
13.846,2 = a + b(5,5) ......... (2)

a = 11.428,5 – 1,5b

41
Modul Statistik Deskriptif

13.846,2 = 11.428,5 – 1,5b + 5,5b


13.846,2 = 11.428,5 + 4b
4b = 2.417,7
b = 604,42
a = 11.428,5 – 1,5 (604,42)
a = 10 .521,87

sehingga Y = 10.521,89 + 604,42X (X = variabel waktu)

Dari persamaan di atas, diramalkan PDB untuk tahun 2010 dan 2011 sebagai
berikut :

PDB 2010 (X = 8) Y = 10.521,89 + 604,42 (8)


= 15.357,23
PDB 2011 (X = 9) Y = 10.521,89 + 604,42 (9)
= 15.961,65

2. Rata-rata Bergerak Tertimbang


a. Umumnya timbangan yang digunakan bagi rata-rata bergerak ialah koefisien
Binomial. Rata-rata bergerak per 3 tahun harus diberi koefisien Binomial. Rata-
rata bergerak per 3 tahun harus diberi koefisien 1, 2, 1 sebagai timbangannya.
b. Prosedur menghitung rata-rata bergerak tertimbang per 3 tahun sebagai berikut
:
1) Jumlahkan data tersebut selama 3 tahun berturut-turut secara tertimbang
2) Bagilah hasil penjumlahan tersebut dengan faktor pembagi 1+2+1 = 4.
Hasilnya diletakkan di tengah tengah tahun tersebut.

Data Penjualan PT. Malvinas

Tahun Y (= jutaan rupiah) Rata-rata bergerak 4 Rata-rata


tahun bergerak 5 tahun
1997 50,0
1998 36,5
1999 43,0 43,5
2000 44,5 40,7 42,6
2001 38,9 41,1 40,2
2002 38,1 38,5 39,4
2003 32,6 37,1 39,6
2004 38,7 37,8 38,0
2005 41,7 38,5 38,4
2006 41,1 38,8 37,6
2007 33,8

42
Modul Statistik Deskriptif

3. Metode Kuadrat Terkecil

Metode yang sering digunakan untuk meramalkan Y, karena perhitungannya lebih


teliti. Garis tren linier dapat ditulis sebagai persamaan garis lurus :

Y = a + bX
a = (∑Y) /2
b = (∑XY) / ∑� 2

Y = data berkala (time series data)


X = waktu (hari, minggu, bulan, tahun)
a = bilangan konstan/ nilai tren pada tahun dasar
b = koefisien arah (slope) = rata-rata kenaikan /pertumbuhan nilai tren tiap tahun

Untuk melakukan perhitungan, maka diperlukan niali tertentu pada variabel waktu
(X) sehingga jumlah nilai variabel waktu adalah nol atau ∑X = 0

Untuk n = 3, maka X1, X2, X3


-1 0 1

Untuk n = 4, maka X1, X2, X3, X4


-3 -1 1 3

Untuk n ganjil maka n = 2k + 1


2k = n – 1
k =n-1
2
X2 + 1 = 0
n =3 k = 3 –1 = 2/2 = 1
2
Xk + 1 = X2 = 0

Untuk n genap maka n = 2k


k = n/2
Xk +(k+1) = 0
X (k +(k+1)) = X5/2
2
= X 2,5

Yang dibagi 2 adalah (k +(k + 1))


n = 4 ----- k = n/2
= 4/2 = 2 ------- X2,5 = 0

43
Modul Statistik Deskriptif

Tahun X Y XY �2
2002 -7 10.164,9 -71.154,3 49
2003 -5 11.169,2 -55.846,0 25
2004 -3 12.054,6 -36.163,8 9
2005 -1 12.325,4 -12.325,4 1
2006 1 12.842,2 12.842,2 1
2007 3 13.511,5 40.534,5 9
2008 5 14.180,8 70.904,0 25
2009 7 14.850,1 103.950,7 49
∑Y =101.098,7 ∑XY = 52.741,9 ∑� 2 = 168
� = 12.637,34

Persamaan garis tren dengan menggunakan metode kuadrat terkecil


a = � = 12.637,34
b = (∑XY) / ∑� 2
= 52.741,9
168
= 313,94

44
Modul Statistik Deskriptif

LATIHAN SOAL

Tahun 1 2 3 4 5 6 7
Y 123 130 137 147 158 172 189

1. Dengan menggunakan rata-rata semi (semi average) caru trend nya

Produksi tahunan kayu berukuran besar dari sebuah perusahan kayu sejak tahun
2000 adalah sebagai berikut :
Tahun Produksi (000 ton)
2000 4
2001 8
2002 5
2003 8
2004 11
2005 9
2006 11
2007 14

2. Dari tabel diatas tentukan persamaan garis lurus (trend linier) dengan
metode kuadrat terkecil
3. Jika digunakan persamaan yang diperoleh berapa nilai perkiraan tahun
2008

Produksi tahunan perusahaan kayu yang diproduksi oleh perusahaan Woody sejak
tahun 2000
Tahun Produksi (000 ton)
2000 4
2001 8
2002 5
2003 8
2004 11
2005 9
2006 11
2007 14
2008 12
2009 15
2010 16
2011 19

4. Berdasarkan data tabel diatas tentukan rata-rata bergerak 3 tahunan


5. Berdasarkan data tabel diatas tentukan rata-rata bergerak 4 tahunan

45
Modul Statistik Deskriptif

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, D. A. (2012). ANALISIS HUBUNGAN CITRA IKLAN, CITRA MEREK,


DAN KEPRIBADIAN MEREK SABUN MANDI. BOGOR: IPB.

Hakim, Abdul. 2010. Statistika Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonisia.
Yogyakarta

Priyatno, Dwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. ANDI
OFFSET. Yogyakarta

Sanusi, Anwar (2011). Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Salemba Raya

Sarwono, Jonathan. 2013. Strategi Melakukan Riset Kuantitatif, Kualitatif,


Gabungan. Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Cetakan ke-
26). Bandung: Penerbit Alfabeta. Halaman x + 334. ISBN 979-8433-64-0

Supranto, J.2016. Statistik Teori dan Aplikasi. Penerbit Erlangga. Jakarta

46

Anda mungkin juga menyukai