Anda di halaman 1dari 6

BALANITIS

1. DEFINISI
Balanitis berasal dari bahasa Yunani yaitu balanos yang berarti biji. Balanitis adalah
peradangan pada kelenjar penis. Biasanya penyakit ini muncul akibat kebersihan yang buruk
yang menyebabkan bakteri ataupun jamur bersarang sehingga timbullah penyakit tersebut.
Kondisi ini tidak berbaya namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderita
(Lisboa, dkk 2009).
Balanitis mengacu pada infeksi kepala atau glans penis. Gejala yang dapat terjadi adalah
pembengkakan dan pada glans penis terdapat ruam kemerahan, gatal, nyeri dan rasa
terbakar. (Njomnag Soh P, 2015)

2. EPIDEMIOLOGI
Balanitis dapat terjadi pada semua umur. Balanitis mempengaruhi sekitar 4 % dari
pra-pubertas laki-laki dan sekitar 3% dari pria yang tidak bersunat. Hal ini sering terjadi
pada anak-anak di bawah usia 4 tahun. Tidak ada angka kematian yang dikaitkan
dengan balanitis (Djuanda, Adhi. 2007).

3. ETIOLOGI
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya balanitis, antara lain:
(Purnomo, B. 2014.)
1) Tidak menjaga kebersihan alat kelamin
Menjaga kebersihan alat kelamin adalah sesuatu hal yang penting dan harus selalu
diperhatikan. Pada seorang laki – l aki terutama bagi mereka yang belum di sunat apabila
tidak menjaga kebersihan alat kelaminnya dengan baik maka akan
menyebabkan terbentuknya smegma. Smegma adalah cairan yang berwarna putih
yang terbentuk dibawah lapisan kulup pada ujung alat kelamin yang tidak di sunat.
Smegma terbentuk dari kombinasi antara kelenjar minyak sebaceus dan sel kulit
mati yang terkumpul dibawah kulup penis. Sebenarnya minyak yang di hasilkan
smegma secara alami di sekresi oleh tubuh untuk melumasi alat kelamin dan
menjaganya dari rasa kering. Namun apabila tidak dibersihkan akan menjadi
tempat tumbuhnya bakteri yang menyebabkan terjadinya infeksi pada daerah tersebut.
2) Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual terkadang dapat menyebabkan terjadinya balanitis,
terutama jika seseorang menderita peradangan pada saluran kemih (uretra).
Berbagai macam  penyakit infeksi menular seksual seperti herpes genital, clamidia atau
gonore dapat menyebabkan terjadinya balanitis. Gejala yang muncul pada balanitis
akibat infeksi menular seksual adalah rasa nyeri saat berkemih dan keluar cairan dari
uretra.
3) Infeksi Menular Nonseksual
Berbagai macam mikroba yang normalnya hidup pada kulit dapat menimbulkan
penyakit infeksi. Penyebab utama terjadinya balanitis akibat infeksi menular
nonseksual adalah jamur jenis Candida  sp. Candida sp merupakan jenis jamur yang
menyebabkan infeksi pada vagina dan keputihan pada wanita.
Selain jamur, beberapa jenis bakteri juga dapat menyebabkan balanitis pada anak-
anak maupun laki-laki dewasa. Infeksi lebih mudah terjadi jika seseorang memiliki
kondisi sebagai berikut.
a. Menderita diabetes. Kandungan gula pada urin dapat menjadi sumber makanan
bagi bakteri. Jika setelah kencing sisa urin pada penis tidak dibersihkan dengan
baik akan menyebabkan timbulnya bakteri yang dapat menimbulka infeksi salah
satunya balanitis.
b. Menderita fimosis. Fimosis adalah suatu keadaan yang menyebabkan kulup
(preputium) tidak bisa ditarik sehingga kepala penis tidak bisa dibersihkan.
Kondisi ini umumnya terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun.

4) Alergi dan Iritasi


Kulit kepala penis sangat sensitif dan dapat bereaksi terhadap berbagai senyawa
kimia dan zat lain. Beberapa hal yang dapat menimbulkan iritasi pada kepala penis
adalah:
a. Sel kulit mati, keringat, dan urin yang terdapat di bawah kulup.
b. Beberapa jenis sabun dan desinfektan.
c. Menggosok dan mencuci kepala penis secara berlebihan.
d. Kondom, spermasida, lubrikan yang digunakan saat berhubungan seksual.
e. Senyawa kimia yang terkena pada tangan dapat terkena pada penis jika tidak
dibersihkan dengan baik.
f. Deterjen atau sabun cuci yang terkena di celana dalam.
4. GEJALA KLINIS
Balanitis ditandai dengan membengkaknya kulup, nyeri, rasa terbakar, nyeri saat
kencing, terkadang disertai keluarnya cairan nanah dari penis. Jika kulup dalam keadaan
terbalik dapat terlihat preputium dan kemacetan pada kepala penis, bengkak dan pada
kondisi serius dapat menyebabkan borok kecil erosi dan ada cairan nanah.
(Njomnang,dkk,2015)
Gejala klinis balanitis juga dipengaruhi oleh etiologi dari balinitis diantaranya:
1) Balanitis Candida Albicans 
Dijumpai adanya bentol merah pada kulup atau kepala penis, dari luar terlihat halus, tepi
bentolan merah agak jelas, pada keadaan akut dapat terjadi erosi dan eksudasi.
2) Balanitis Trichomonas 
Dijumpai papula dan bentol merah pada kepala penis, yang makin membesar, pada
bagian tepinya terlihat jelas, pada bentolan merah dibagian atasnya terdapat bisul air
yang besar kecil dan pada kondisi akhir terjadi erosi.
3) Balanitis Superficial Akut 
Kemerahan pada kulup, bengkak, nyeri, rasa terbakar dan gatal-gatal pada kepala penis.
Jika kulup dibalik/dibuka akan terlihat pada bagian dalam kulup dan kepala penis
terjadi erosi hiperemia, eksudat, dan bahkan perahan. Setelah infeksi sekunder akan
terlihat adanya bisul kecil, keluarnya cairan purulen putih yang berbau, jika
bergesekan pada pakaian dalam akan merasa sakit, pasien juga akan merasakn ruang
geraknya terbatas.
4) Balanitis luka bernanah berbentuk cincin 
Dijumpai adanya bentol merah pada kepala penis dan kulup yang semakin lama
semakin membesar dan berbentuk cincin, luka bernanahnya terlihat dangkal.
(Njomnang,dkk,2015 dan Price, S. Wilson L. 2014. )
5. DIAGNOSIS
Balanitis biasanya dapat didiagnosis selama pemeriksaan fisik karena sebagian besar
gejala balanitis dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik. Pada saat pemeriksaan fisik akan
ditemukan adanya tanda-tanda kemerahan dan peradangan pada kepala penis. Metode
diagnosis lain yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis balanitis adalah mengambil sampel
dengan cotton swab untuk menentukan keberadaan mikroba yang menimbulkan infeksi dan
inflamasi. Ketika penyebab balanitis adalah kondisi kulit kronis, maka dokter akan
melakukan biopsi dengan cara mengambil jaringan kecil dari penis kemudian memeriksanya
di bawah mikroskop untuk mengetahui penyebab balanitis (Price, SA. 2005.)

6. TERAPI
Pengobatan balanitis tergantung pada jenis pathogen yang menyebabkan terjadinya
balanitis. Beberapa pengobatan yang dapat diberikan diantaranya (Lisboa, C, dkk, 2009) :
1) Iritasi kulit: Jika balanitis disebabkan karena iritasi kulit yang disebabkan oleh
kebersihan yang buruk, biasanya diberikan kortikosteroid topikal. Krim ini bukan untuk
menyembuhkan, hanya ndigunakan untuk meredakan pembengkakan dan nyeri.
2) Infeksi jamur: Jika balanitis disebabkan karena infeksi jamur, maka diberikan krim
anti jamur atau obat anti jamur oral. Contoh yang dapat diberikan adalah nistatin,
miconazol, fluconazol, dam imadiazol.
3) Infeksi bakteri: Jika balanitis disebabkan karena infeksi bakteri, maka pengobatan
yang dianjurkan adalah antibiotik oral.
4) Khitan. Jika balanitis sudah sering berulang dan penderita memiliki kondisi fimosis
maka pengobatan yang terbaik adalah khitan (sunat).

Selain terapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
balanitis. Diantaranya:

1) Bersihkan penis secara rutin setiap hari hindari penggunaan sabun berlebihan didaerah
penis, sebagai pengganti sabun dapat menggunakan moisturizer/krim pelembap atau
mandi dengan air hangat. Untuk orang yang belum dikhitan, pastikan untuk
membersihkan kepala penis dan dibilas menggunakan air. Setelah dibersihkan,
keringkan kepala dan badan penis sebelum menggunakan celana dalam.
2) Jika gejala balanitis berkaitan dengan penggunaan kondom, gunakan kondom khusus
yang dibuat untuk kulit sensitif.
3) Jika bekerja menggunakan senyawa kimia berbahaya, pastikan mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum buang air kecil.
4) Menggunakan kondom pada saat melakukan aktivitas seksual dengan pasangan baru.
5) Mengontrol kondisi diabetes dan penyakit kronis lain yang mungkin berdampak pada
balanitis.
6) Mengurangi berat badan jika mengalami obesitas.
7) Tidak melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan seks.
(Purnomo, B. 2014 dan Price, S. Wilson L. 2014)

7. PROGNOSIS
Prognosis balanitis adalah dubia ad bonam (baik). Yang paling penting untuk mencegah
terjadinya penyakit ini adalah menjaga kebersihan di seputar alat kelamin (Djuanda, Adhi.
2007)
DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta. FKUI


2. Purnomo, B. 2014. Dasar-dasar Urologi. Edisi Ketiga. Jakarta. Sagung Seto.
3. Doenges, Marilyin. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
4.  Njomnang, Soh P, Vidal F, Huyghe E, Gourdy P, Halimi JM, Bouhanick B. JM, Bouhanick
B. Kemih dan  Infeksi  Infeksi Genitalial Pada Pasien Dengan Diabetes: Bagaimana Untuk
Mendiagnosa dan  Bagaimana Memperlakukan Diabetes Metab. 2015
5. Price, S. Wilson L. 2014. Patofisiologi Konsep Klinis   Proses-Proses Penyakit. Volume (2).
Edisi Keenam. Jakarta. EGC
6. Price, SA. 2005. Patofisilogi. Jakarta. EGC
7. Lisboa, C. Fereira A. Rasende C. Penyakit Menular Balanitis: Manajemen Klinis, Fitur  Klinis
dan Laboratorium Int J Dematol. 2009

Anda mungkin juga menyukai