Anda di halaman 1dari 10

17 R ITME Volume 2 No.

1 Februari 2016
PEMBELAJARAN SENI BUDAYA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM
UPAYA MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA
DI SEKOLAH DASAR

Oleh
Dedi Rosala
sunaryodancetheatre@gmail.com
Departemen Pendidikan Seni Tari - FPSD
Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam pembelajaran Seni Budaya dapat membangun karakter yang
merupakan fondasi utama terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Tujuan artikel ini adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang teori pendidikan karakter yang
terkandung dalam kearifan lokal seni tari di lembaga Sekolah Dasar. Data-data yang dikaji dalam
artikel ini merupakan konseptual berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan. Hasil yang
ingin dicapai berlandaskan pada konsep pendidikan karakter yang berorientasi pada pendekatan moral
reasoning melalui pembelajaran pendidikan seni tari tercermin dalam toleransi, solidaritas, dan
kebersamaan.

Kata kunci : Nilai moral, pendidikan karakter, kearifan lokal


seni tari adalah salah satu materi yang termuat
PENDAHULUAN dalam mata

Pendidikan adalah usaha sadar dan pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan Sebagai seorang calon pendidik, maka
proses pembelajaran agar peserta didik secara diperlukan pengetahuan tentang seni drama
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk untuk anak usia SD. Keterampilan seorang guru
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dalam memahami karakteristik anak usia SD
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sangat diperlukan dalam menyampaikan materi
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan ini. Dalam pendidikan seni tari di sekolah umum
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU pada dasarnya adalah untuk memfasilitasi
Sikdiknas Pasal 1 Ayat 1). Di samping itu, fungsi berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa bukan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan untuk menjadikan siswa sebagai ahli seni tari
kemampuan dan membentuk watak serta sesuai dengan prinsip khusus yaitu prinsip yang
peradaban bangsa yang bermartabat dalam berkenaan tentang tujuan pendidikan. guru harus
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memilih tarian-tarian yang sesuai dengan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta tingkatannya dan mempunyai nilai atau pesan
didik agar menjadi manusia yang beriman, yang baik kepada siswa yang akan diajarkan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, selain itu memilih tarian yang mempunyai
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan nilai pendidikan, agar siswa mampu
menjadi warga negara yang demokratis serta
menyerap pelajaran seni tari dengan baik dan
bertanggung jawab (UU Sindiknas pasal 3).
Secara singkat, maka pendidikan dapat mampu menerapkan pesan yang terkandung
disimpulkan bahwa pendidikan dalam tarian-tarian tersebut hal ini sesuai
merupakan suatu usaha pendidik untuk dengan prinsip khusus yang berkenaan
menyalurkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai dengan pemilihan isi pendidikan. Dalam
yang berlaku di masyarakat kepada peserta didik. proses pembelajaran seni tari guru
Dalam hubungan itu, eksistensi dituntut untuk membaca kondisi siswa yang
pendidikan tidak dapat terlepas dari adanya beragam agar guru mengetahui apakah siswa
lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia salah suka dengan pendidikan seni tari atau
satunya adalah Sekolah Dasar (SD). Pendidikan tidak, jika tidak semua siswa menyukai seni
tari maka guru bisa mengkolaborasikan

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
18 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
berbagai seni tapi tujuannya tetap kepada
seni tari hal ini sesuai dengan prinsip khusus LandasanTeoretis
Setiap mata pelajaran mempunyai tujuan
yang berkenaan dengan pemilihan proses belajar tersendiri yang merupakan pejabaran kurikulum untuk
mengajar. Guru seni tari juga dalam pembelajarannya mencapai tujuan Nasional. Dalam hal ini Hamalik
sebaiknya menggunakan alat-alat yang canggih dan
(2005: 25) mengungkapkan mengenai tu juan mata
media yang mudah dimengerti oleh siswa, agar siswa
tidak jenuh dan lebih menyukai seni tari hal ini sesuai
pelajaran, yaitu: 1) menanamkan, memupuk dan
dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan
pemilihan media dan alat pengajaran. Guru seni tari dasar; 2) menanamkan, memupuk dan
pun dituntut untuk memberikan nilai kepada siswa mengembangkan kemampuan berpikir logis dan
dari proses yang telah dilakukan hal ini seesuai kritis, sehingga mampu memecahkan soal-soal
dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan yang dihadapinya dalam kehiduan sehari-hari,
pemilihan kegiatan penilaian. dan 3) menanamkan, memupuk, dan
Demikian pula apabila dikaitkan dengan mengembangkan sikap gotong royong, jujur,
pendidikan karakter adalah suatu usaha serta pecaya diri kepada diri sendiri.
pengembangan dan mendidik karakter seseorang,
Berkaitan dengan itu, memupuk dan
yaitu kejiwaan, akhlak dan budi pekerti sehingga
menjadi lebih baik. Pendidikan karakter adalah suatu memelihara penanaman nilai merupakan salah
sistem penanaman nilai-nilai karakter satu pendekatan pada tatanan nilai-nilai sosial
kepada siswa yang meliputi komponen pengetahuan, pada diri siswa. tujuan pendidikan nilai dalam
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk pendekatan ini adalah diterimanya nilai sosial
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Implementasinya tertentu oleh siswa dan berubahnya nilai-nilai
dalam pendidikan seni tari adalah guru, misalnya siswa yang tidak sesuai dengan sosial yang
mengajarkan tarian yang memiliki nilai moral yang diinginkan. Superka,et.al. (1976:71)
baik, guru bisa mengajarkan tari yang dapat mengungkapkan bahwa metode yang digunakan
menanamkan karakter pada siswa sehingga dalam pembelajaran ini antara lain adalah
memahami dalam menerapkannya dengan baik dalam
keteladanan, simulasi, permainan, dan lain-lain.
kehidupan sehari-harinya.
Perlu dipahami bahwa karakteristik siswa SD Siswa dituntut untuk menentukan nilainya sendiri
berbeda-beda sesuai dengan tingkat yang perlu diajarkan pada siswa lebih
perkembangannya. Perbedaan karakteristik siswa SD menekankan pada proses agar mereka dapat
tersebut secara global dibedakan antara siswa SD menemukan nilai-nilai mereka sendiri sesuai
kelas rendah dan tinggi. Kelompok tersebut dengan tempat dan periode zamannya.
mempunyai perbedaan yang tampak sekali, yang Berkenaan dengan itu, para pendidik di
dapat diamati pada kerakteristik gerak dan sekolah berperan dalam mengembangkan nilai
karakteristik tarinya. kepada peserta didik. Pada saat inilah nak-anak
Di tengah pusaran pengaruh hegemoni
memasuk dunia nilai yang ditandai dengan dapat
global tersebut, fenomena yang terjadi juga telah
mmbedakan antara baik dan buruk.
membuat lembaga pendidikan serasa kehilangan
ruang gerak. Selain itu, juga membuat semakin Pengembangan penaman nilai kepada anak-anak
menipisnya pemahaman peserta didik tentang sejarah dengan cara yang bersifat vebal atau tidak hanya
lokal serta tradisi budaya yang ada dalam masyarakat. bicara, tetapi juga memberi contoh perbuatan
Oleh karena itu, maka alangkah lebih baiknya jika yang baik bagi mereka. Pengembangan
diupayakan bagaimana caranya agar penanaman nilai seperti yang diungkapkan
keanekaragam budaya yang telah kita miliki tersebut Sinolongan (1997) bahwa pengembangan
bisa kita jaga dan kita lestarikan bersama. penanaman nilai dalam pendidikan tidak hanya
mengajarkan nilai dengan segala hapalan,
Rumusan Masalah melainkan mengembangkan ketaatan serta
Berangkat dari uraian di atas, permaslahan
keterampilan dalam peilaku bermoral.
yang berkaitan dengan pembelajaran seni budaya
khususnya dalam pembelajaran seni tari yang berbasis Sekaitan dengan itu, pendidik yang
kearifan lokal dalam membangun karakter siswa di dalam hal ini guru yang memberikan pengajaran
Sekolah Dasar perlu dirumuskan dalam bentuk di sekolah, Seni tarindang perlu menanamkan
pertangaan sebagai berikut. nilai yang menyentuh emosi dan keterlibatan
1. Apa yang dirancang dalam pembelajaran seni tari siswa dengan menggunakan strategi
di sekolah dasar? pembelajaran yang sesuai agar siswa akan mudah
2. Bagaimana penerapan seni tari berbasis muatan menangkap konsep nilai yang terkandung di
lokal dalam membangun karakter siswa di sekolah dalamnya. Misalnya, dalam hal dengan
dasar? menggunakan metode seperti cerita, simulasi,

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
19 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
dan imajinasi. Demikian pula dalam penanaman ekspresi. Ekspresi inilah yang dimaksud
nilai kebersamaan pada pembelajaran Seni tari di memunculkan berbagai jenis seni. Refleksi
sekolah apabila disimak dan dikaji di dalamnya kehidupan dituangkan melalui media seni dalam
terdapat kandungan nilai di dalamnya, yakni karya Seni tari, memiliki nilai yang dapat
dalam mengembangkan nilai kebersamaan dan ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari.
tenggang rasa. "Kebersamaan merupakan Di dalam Seni tari terdapat simbol-
strategi pembelajaran yang dikembangkan dapat simbol kehidupan yang memiliki makna
melalui permainan dan penghargaan atas mendalam dan nilai tentang hakikat hidup. Tari
kebersamaan. Tenggang rasa merupakan strategi sebagai simbol adalah sesuatu yang diciptakan
pembelajaran yang dikembangkan, dapat melalui manusia dan secara konvensional digunakan
pernyataan bermakna, permainan memperhatikan bersama, teratur, benar-benar dipelajari, sehingga
sesuatu (pemandangan), permaianan memberikan pengertian hakikat manusi, yaitu
memperhatikan orang lain" (Elmubarok, kerangka yng penuh arti untuk mengorientasikan
2008:36). dirinya kepada yang lain, kepada lingkungannya,
Dalam hubungan itu, pembelajaran Seni dan pada dirinya sendiri, sekaligus sebagai
tari di Sekolah Dasar melalui permainan anak- produk dan ketergantungan dalam interaksi
anak akan mampu menumbuhkembangkan sosial. Tari sebagai simbol dapat juga dSeni
penanaman kebersamaan pada peserta didik tarihami sebagai sistem penandaan. Artinya, tari
dalam cara berpikir aktif, positif, dan tidak terlepas dari beberapa aspek yang dapat
keterampilan yang memadai (income generating dilihat secara terperinci, antara lain: geraknya,
skills). Jika dikaji, permainan anak-anak iringannya, tempat, pola lantai, waktu, rias
memiliki potensi untuk menanamkan nilai moral busana, properti. Sistem penandaan semiotik ini
untuk melatih anak dalam bekerja sama, menurut Sumandiyo (2005:22-24) "di dalamnya
kebersamaan dalam memenuhi aturan main, mengandung makna harfiah, bersifat primer, dan
menghargai kawan dan lawan, serta kebersamaan langsung ditunjukkan menurut kesepakatan atau
yang dirasakan saat melakukan permainan serta konvensi yang dibentuk secara bersama oleh
mengembangkan motorik kasar. Seni dapat masyarakat atau budaya dimana simbol atau
dijadikan sebagai dasar pembelajaran di sekolah tanda itu berlaku".
formal. Perasaan estetik adalah suatu perasaan
Sejak awal tahun 1990, di Amerika dan yang berhubungan dengan nilai kebersamaan,
Eropa 'gerakan' pemanfaatan seni sebagai bagian baik yang berupa kebersamaan alam maupun
dari proses pembelajaran di sekolah formal sudah kebersamaan karya seni. Secara almiah
dimulai. Howard Gardner (1999:42-44) melalui sesunguhnya seseorang sudah mampu
teorinya Multiple Intellegences menawarkan menangkap, mengalami atau merasakan
adanya delapan jenis intelegensi, antara lain kebersamaan yang ada di sekitarnya. Secara
salah satunya adalah Bodily- Kinesthetic apresiatif anak Sekolah Dasar sudah mampu
Intelligences, melibatkan fisik dalam setiap merasakan dan menilai sesuatu objek (alam atau
aktivitas dan kemampuan dalam karya seni ) yang bersifat indah. Penilaian
memanipulasinya. Individu yang memiliki biasanya subjektif dan tergantung pada selera
intelegensi ini dapat menangani objek-objek dan masing-masing. Mereka sudah merasakan bunga
membuat gerakan-gerakan tubuh yang tepat mawar itu bagus, tarian itu indah meskipun
dengan mudahnya, seperti menari, melompat, kurang memperhatikan makna yang terkandung
menyentuh, menciptakan, mencoba di dalamnya. Secara ekspresif anak Sekolah
mensimulasikan, permainan, bemain peran, Dasar mampu pula mengekspresikan pengalaman
merakit/membongkar, indera peraba. estetiknya dalam bentuk-bentuk ekspresi yang
Berdasarkan pada teori tersebut, spontan, lugas, jujur, dan apa adanya sesuai
pembelajaran Seni tari pada dasarnya ditujukan dengan kepolosan pribadinya.
menumbuhkan kreativitas, mengarah kepekaan Atas dasar itu, permainan anak-anak
emosional dan sosial, menghaluskan budi, dan melalui pembelajaran Seni tari diharapkan
mencerdaskan penalaran. Selain itu, seni pun mampu mengekspresikannya ke dalam bentuk
adalah daya dasar untuk membangkitkan gerak tarian. Bentuk permainan anak dalam
kepekaan pancaindra manusia terhadap penelitian ini adalah yang bersumber dan
sekelilingnya. Hal ini seni tari dapat dipahami berpijak pada permainan tradisional anak.
dan dimaknai pula bahwa seni sebagai refleksi Permainan tradisional anak merupakan salah satu
kehidupan manusia yang dituangkan ke dalam genre atau bentuk foklor yang berupa permainan

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
20 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
anakanak yang beredar secara lisan di antara dinamika manusia Indonesia ke depan.
anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional Pendidikan nasional kita harus mampu
dan diwarisi turun temurun serta banyak membentuk manusia yang berintegritas tinggi
mempunyai variasi. Permainan tradisi ini ada dan berkarakter sehingga mampu melahirkan
yang menggunakan alat atau tanpa alat. anak- anak bangsa yang hebat dan bermartabat
James Dananjaya (1997) sesuai dengan spirit pendidikan yaitu
mengungkapkan bahwa sifat atau ciri dari memanusiakan manusia.
permainan tradisional anak sudah tua usianya, Membangun pendidikan di sekolah
tidak diketahui asulnya, siapa pencitanya, dan melalui kearifan lokal mengandung nilai-nilai
dari mana asalnya. Permaianan tradisional tidak yang relevan dan berguna bagi pendidikan. Oleh
lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu karena itu pendidikan berbasis kearifan lokal
peristiwa yang merupakan pewarisan dari dapat dilakukan dengan merevitalisasi budaya
generasi terdahulu yang dilakukan manusia lokal. Untuk mewujudkan negara Indonesia yang
(anak-anak) dengan tujuan mendapat maju dan bermartabat karena memiliki sebuah
kegembiraan. nilaitinggi, maka sekolah- sekolah di seluruh
Sementara itu, Wuryan, dkk. (2007:8) tanah air memrogram metobe pendidikan yang
permainan yang tumbuh di masyarakat etnis berbasis kepada kearifan lokal.
(wilayah Proivinsi dan Kabupaten) terdapat 20 Tujuan pendidikan karakter adalah
hingga 30 jenis permainan. Permainan tersebut berupa tanggapan individu, sosial, kultur yang
terdapat tiga golonan yaitu: permainan untuk melingkupinya, untuk dapat menempa diri
bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding menjadi sempurna sehingga potensi-potensi yang
(kompetitif), dan permainan yang bersifat ada di dalam dirinya berkembang secara penuh.
edukatif. Salah satu bentuk metode untuk Pentingnya tujuan pendidikan karakter sebagai
mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal (local pembentuk pedoman perilau, dengan cara
wisdom). Dalam konteks budaya maka dapat menyediakan ruang bagi figur keteladanan bagi
ditawarkan permainan tradisional yang di anak didik dan menciptakan sebuah lingkungan
dalamnya mengandung pesan-pesan moral yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa
sebagai identitas suku bangsa. Pesan-pesan moral kenyamanan, keamanan yang menbantu suasana
ini diterjemahkan ke dalam permainan untuk pengembangan diri satu sama
membedakan mana perilaku baik-buruk, serta lain. (Doni, 2010: 134)
berperan melatih anak mematuhi peraturan.
Kearifan lokal pada dasarnya dapat Seni Pendekatan Pembelajaran Pendidikan
tari dipandang sebagi suatu landasan bagi Karakter
pembentukan jati diri bangsa secara nasional. Keberhasilan proses pendidikan karakter
Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai antara lain dipengaruhi oleh ketetapan seorang
sumber acuan penciptaan baru melalui karya guru dalam memilih dan mengaplikasikan
seni. Motivasi dengan menggali kearifan lokal pendekatan dalam penanaman nilai-nilai
sebagai isu sentral secara umum adalah untuk karakter. Efektifitas proses pendidikan karakter
mencari, menetapkan identitas bangsa yang dipengaruhi oleh ketetapan pendekatan yang
mungkin hilang karena proses persilangan dipilih guru dalam mengajarkan materi. Ada
dialektis atau karena akulturasi dan tranformasi delapan pendekatan yang dapat digunakan dalam
yang telah, sedang, dan terus teradi sebagai mengajarkan pendidikan karakter, yaitu;
sesuatu yang tidak terelakan.Upaya menemukan evocation, inculcation, moral reasoning, value
identitas bangsa yang baru atas dasar kearifan clarification, value analysis, moral awareness,
lokal merupakan hal yang penting dalam commitment approach, dan union
penyatuan bangsa, menemukan kekuatan approach. (Zubaedi, 2011: 206)
komunitas baru, terutama dalam menghadapi Ada dua tujuan utama pendidikan moral
gelombang globalisasi yang dianggap menurut pendekatan ini: pertama, membantu
mengancam. peserta didik untuk menggunakan kemampuan
Dengan pendidikan yang berbasis berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam
pada local wisdom (kearifan lokal), maka kita menganalisis masalah-masalah sosial, yang
bisa optimis akan terciptanya pendidikan yang berhubungan dengan nilai moral tertentu. Kedua,
mampu memberi makna bagi kehidupan manusia membantu peserta didik untuk menggunakan
Indonesia. Artinya, pendidikan kemudian akan proses berpikir rasional dan analitik, dalam
mampu menjadi spirit yang bisa mewarnai

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
21 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
menghubung-hubungkan dan merumuskan yang cukup mendukung atau kondusif untuk
konsep tentang nilai-nilai. (Zubaedi, 2011: 210) memberikan rangsang auditif, visual, kinestetik,
gagasan dan peraba tidak meniru atau mencontoh
Strategi dan Metode Pembelajaran karya orang lain. Karya-karya tari kreatif
Pendidikan Karakter diberikan sebagai rangsangan dan sebatas
Proses pendidikan karakter kepada peserta pengetahuan bagi peserta didik. Peserta didik
didik pada saat ini lebih tepat menggunakan akan lebih bersemangat apabila suatu bahan yang
model pembelajaran yang didasarkan pada diajarkan sesuai dengan kebutuhan siswa didik.
interaksi sosial dan transaksi. Model Sumber belajar dapat berupa segala macam
pembelajaran interaksi sosial ini dilaksanakan alat/media atau situasi yang dapat membantu
dengan berlandaskan prinsip- serta memperkaya dan memperjelas pemahaman
prinsip: (Zubaedi, 2011: 230) peserta didik terhadap sesuatu yang sedang
a) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam dipelajarinya bahkan membantu siswa
belajar memperkaya pengalaman. Pada pelajaran Seni
b) Mendasarkan pada perbedaan individu Tari, media yang efektif adalah dengan
c) Mengaitkan teori dengan praktik mempraktikkan langsung bentuk tarian. Peserta
d) Mengembangkan komunikasi dan kerja sama didik pun diharapkan mampu menampilkan
dalam belajar bentuk tarian dengan baik dan benar.
e) Meningkatkan keberanian peserta didik dalam Kaitannya dengan program pengajaran
mengambil resiko dan belajar dari kesalahan seni tari adalah di dalam kurikulum sekolah
f) Meningkatkan pembelajaran sambil berbuat dasar diberikan kebebasan untuk memilih seni
dan bermain mana yang akan dijadikan mata pelajaran sesuai
g) Menyesuaikan pelajaran dengan taraf dengan kemampuan sekolah tersebut. Dalam
perkembangan kognitif yang masih pada taraf pendidikan seni tari, siswa akan lebih kreatif
operasi kongkrit. karena diberi kebebasan untuk mencari bahan
tentang tarian yang diajarkan. Pendidikan seni
Adapun ciri lain dari perkembangan karakter tari pun akan membuat siswa paham akan seni
siswa SD di antaranya adalah: tari yang ada di lingkungannya, karena dalam
 Mampu merasakan kasih sayang. kurikulum ini digunakan cara student
 Menuri sikap,nilai dan prilaku orang center sehingga keterlibatan siswa di dalam
lain. pelajaran semakin aktif.
 Menghargai,memberikan, dan menerima. Seperti juga dalam kurikulum Depdiknas (2013)
 Mencoba memahami orang lain berbunyi sebagai berikut.
dilingkungan sekitar. 1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi
 Anak mulai mengenal sopan santun. siswa baik secara individual maupun klasikal.
 Anak mengenal dan mempraktekan 2) Berorientasi pada hasil belajar (learning
aturan sekolah. outcomes) dan keberagamaan.
3) Penyampaian dalam pembelajaran
 Anak mulai mengenal otoritas seperti
menggunakan pendekatan dan metode yang
anak mau diperintah.
bervariasi.
 Anak memahami aturan, norma, da etika,
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga
seperti berdoa sebelum memulai
sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
pelajaran.
edukatif.
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil
PEMBAHASAN belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
Pendekatan pembelajaran tari yang
suatu kompetensi.
berorientasi pada children centre di sekolah pada
dasarnya mengacu pada prinsip-prinsip pada
prinsip-prinsip perkembangan anak yaitu salah Rancangan Penerapan Pembelajaran Seni
satunya siswa belajar dengan baik apabila Tari Berbasis Kearifan Lokal
Penerapan pembelajaran seni tari
kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan
berbasis kearifan lokal sesungguhnya
aman dan tentram secara psikologis.
mengandung banyak sekali keteladanan dan
Kondisi yang memungkinkan bagi peserta
kebijaksanaan hidup. Pentingnya kearifan lokal
didik dalam menciptakan produk tari kreatif
dalam pendidikan secara luas adalah bagian dari
ketika kondisi pribadi dan kondisi lingkungan
upaya meningkatkan ketahanan nasional kita

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
22 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
sebagai sebuah bangsa. Pendidikan karakter Sungguhpun usaha revitalisasi tersebut
bukan sekedar mengajarkan sesuatu yang benar seringkali mempunyai banyak kendala. Kendala
dan yang salah tetapi pendidikan karakter juga yang utama adalah bentuk seni tari pada masa
menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal silam tersebut seringkali sulit untuk beradaptasi
yang baik sehingga peserta didik menjadi paham dengan perkembangan sosial masyarakat,
(kognitif) tentang mana yang benar dan salah, akibatnya penampilan seni tari menjadi kegiatan
mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan yang bersifat ekslusif dan romantisme. Maka jika
biasa melakukannya (psikomotor). menampilkan selalu beroientasi pada ruang
Pembelajaran berbasis kearifan lokal waktu tertentu, sungguhpun tidak tidak memiliki
merupakan pembelajaran yang menempatkan konteks yang paralel dengan fungsi semula.
siswa sebagai pusat pembelajaran student Kearifan yang tersimpan dalam seni tari
centered daripada teacher centered. Hal ini pada masyarakat etnik merupakan sebuah
sejalan dengan pernyataan Suparno (dalam kekayaan masalalu yang bersifat historikal.,
Darlia 2010: 2) bahwa belajar bukan sekedar maka seni tari etnik yang dipelajari di berbagai
kegiatan pasif menerima materi dari guru, sekolah memiliki potensi sebagai media
melainkan proses aktif menggali pengalaman memahami keberadaan masyarakat etnik tertentu.
lama, mencari dan menemukan pengalaman baru Oleh sebab itu pendidikan seni tari tidak hanya
serta mengasimilasi dan menghubungkan antara sebagai ketrampilan semata yang selesai pada
keduanya sehingga membentuk makna. Makna waktu siswa dipresentasikan di depan puplik.
tercipta dari apa yang siswa lihat, dengar, Tetapi seni tari merupakan salah satu media
rasakan, dan alami. Untuk guru, mengajar adalah untuk belajar mengolah rasa, nilai-nilai filosofis,
kegiatan memfasilitasi siswa dalam religi,pandangan hidup, dan orentasi sosial. .
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya lewat Mempelajari sesuatu lewat seni tari
keterlibatannya. memang masih butuh diperjuangkan secara
Dalam dunia pendidikan pada dasarnya intensif, terutama bagi para guru. Guru seni tari
membutuhkan beberapa hal penting bagi berkewajiban memasilitasi siswa agar mereka
perkembangan individu. Perkembangan tersebut mempu mengadaptasi nilai-nilai masa lalu
secara umum meliputi; kreativitas, emosi, sebagai orentasi untuk mengembangkan potensi
intelektual, persepsi serta kemampuan untuk diri dan memberikan arti penting pada masa yang
berinteraksi dengan baik ditengah masyarakat. akan datang, maka belajar sesuatu melalu seni
Kesemuanya itu terkait erat dengan kecerdasan tari merupakan sebuah metode sosial yang
emosional. Terbentuknya integritas kepribadian bersifat universial dan historis.
siswa, antara lain dicirikan oleh kehalusan rasa, Pembelajaran berbasis kearifan lokal dipadu
sikap apresiatif, kreatif dan produktif salah dengan pembelajaran seni tari sangatlah cocok.
satunya diyakini sebagai hasil pembelajaran seni. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan seni-
Seni tari di berbagai lingkungan etnik di budaya yaitu agar siswa mampu
dunia tumbuh dan berkembang secara alami, mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
bahkan pertumbuhannya selalu mengikuti gerak keterampilan,serta kepekaan rasa estetis yang
sosial dari masyarakat atau komunitas terjadi dikehidupan siswa, sesuai dengan
pemangkunya. Pertumbuhan seni tari di kemampuan belajarnya. Pembelajaran berbasis
lingkungan etnik mempunyai fungsi revitalisasi kearifan lokal untuk menanamkan pendidikan
nilai-nilai pembentuk pola hidup. Oleh karena karakter dapat dilakukan dengan tiga cara
itu, banyak peneliti menemukan berbagai mengintegrasi ke mata pelajaran, melalui mata
kecenderungan seni tari memiliki nilai-nilai pelajaran muatan lokal dan melalui
kearifan lokal. pengembangan diri.
Kearifan lokal yang terkadung dalam seni 1. Mengintegrasikan ke Mata Pelajaran Seni
tari memiliki fungsi pondamental, yaitu Tari
membentuk mental sosial dari komunitasnya. Mengintegrasikan ke mata pelajaran seni
Oleh karenanya, nilai-nilai yang terkandung tari bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai
selalu digali dan atau diyakini memberikan pendidikan karakter di mata pelajaran sehingga
sumbangan pada generasi muda. Hal ini yang menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut
memberikan dorongan kuat bagi para dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam
pengembang seni tari untuk meyakinkan, bahwa tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui
nilai-nilai kearifan lokal yang telah membentuk proses pembelajaran, baik yang berlangsung di
sebuah komunitas pada masa lalu. dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
23 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan itu pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat
peserta didik menguasai kompetensi (materi) dilakukan dengan cara guru memberikan tugas
yang ditargetkan, juga dirancang untuk secara berkelompok mengobservasi dan
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/ mengidentifikasi budaya atau sumber daya yang
peduli, dan menginternalisasi nilai - nilai dan ada di lingkungan tempat tinggal. Melalui
menjadikannya perilaku. observasi langsung ke lingkungan guru memiliki
Pada setiap mata pelajaran di Sekolah beberapa tujuan untuk dimiliki siswa setelah
sebenarnya telah memuat materi-materi yang kegiatan berlangsung. Nilai karakter dan
berkaitan dengan pendidikan karakter. kemampuan yang diharapkan yaitujujur, disiplin,
Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter di kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
setiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi,
mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan,
ke dalam kompetensi dasar (KD) yang sesuai peduli sosial, dan tanggung jawab.
yang terdapat dalam Standar Isi (Permendiknas
No. 22 tahun 2006). Jumlah KD di setiap mata 3. Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
pelajaran yang dapat diintegrasikan nilai-nilai Kegiatan pengembangan diri meliputi
pendidikan karakter tentu berbeda, ada yang beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan
banyak dan ada yang sedikit. Selanjutnya minat dan bakat siswa, seperti Kegiatan ekstra
kompetensi dasar yang dapat diintegrasikan nilai- kurikuler (kewiraan melalui pramuka dan
nilai pendidikan karakter tersebut dikembangkan Paskibra), sedangkan manfaat dari pendidikan
pada silabus dan rencana pelaksanaan yang berbasis kepada kearifan lokal antara lain
pembelajaran (RPP). ialah:
Berdasarkan materi kelas standar  Melahirkan generasi- generasi yang
kompetensi (Mengenal sumber daya alam, kompeten dan bermartabat
kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di  Merefleksikan nilai- nilai budaya
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi) dan  Berperan serta dalam membentuk
kompetensi dasar (Mengenal aktivitas ekonomi karakter bangsa
yang berkaitan dengan sumber daya alam dan  Ikut berkontribusi demi terciptanya
potensi lain di daerahnya). Nilai karakter yang identitas bangsa
dapat dimunculkan yaitu jujur, disiplin, kerja  Ikut andil dalam melestarikan budaya
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin bangsa
tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, 4. Arti penting sebuah nilai
peduli sosial, dan tanggung jawab. Pemerintah hanya menetapkan standar
minimal kurikulum yang harus dipenuhi,
2. Mengintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran selanjutnnya kebijakan diberikan kepada masing-
Muatan Lokal masing sekolah, dalam hal ini memiliki tujuan
Muatan lokal merupakan kegiatan agar potensi setiap sekolah dapat menonjol,
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi sehingga tercipta kompetisi antarsekolah.
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi Masing-masing sekolah diharapkam dapat
daerah, termasuk keunggulan daerah atau disebut membuat silabus, kurikulum, dan indikator-
dengan kearifan lokal. Materi dipilih ditetapkan indikatornya sendiri, Meski menentukan silabus
berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan sendiri, namun standar kompetensi dan isinya
daerah, serta ketersediaan lahan, sarana harus sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.
prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran Oleh sebab itu, tujuan yang diharapkan
pembelajaran kearifan lokal adalah pelaksanaan muatan lokal sesuai dengan potensi
pengembangan penanaman nilai-nilai budaya sekolah/daerah secara khusus bernmanfaat bagi
sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai seni- peserta didik untuk : 1) mengenal dan menjadi
budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, lebih akrab dengan lingkungan alam, sposial dan
tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap budayanya, 2) memiliki pembekalan kemampuan
lingkungan, dan kerja sama. Penanaman nilai- dan ketrampilan serta pengetahuan mengenai
nilai seni-budaya tersebut diintegrasikan di daerahnya yang berguna bagi diri sendiri maupun
dalam proses pembelajaran yang dikondisikan lingkungan masyarakat pada umumnya, 3)
supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan
dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Selain

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
24 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku Dengan kata lain, fungsi sekolah terkait dengan
didaerahnya serta melestarikan dan upaya menumbuhkan nilai-nilai akademik, nilai-
mengembangkan nila-nilai luhur budaya nilai sosial dan nilai-nilai religius. Ketiga
setempat dalam rangka menunjang pembangunan kelompok nilai inilah yang sekarang menjadi
nasional. ibraka, olahraga, seni, kegiatan ilmiah wacana dengan istilah yang populer: kecerdasan
melalui olimpiade dan lomba mata pelajaran. intelektual, kecerdasan emosional dan
Metode yang bisa digunakan untuk kecerdasan spiritual.
pengenalan lingkungan dalam pembelajaran seni Dalam pendidikan seni tari di sekolah
tari yang berbasis pada kearifan lokal sebenarnya umum pada dasarnya adalah untuk memfasilitasi
sangatlah vareatif. Metoda lain yang dapat berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa bukan
dipraktekkan adalah lewat kegiatan bercerita atau untuk menjadikan siswa sebagai ahli seni tari
mendongeng, dengan menyertakan gambar, foto, sesuai dengan prinsip khusus yaitu prinsip yang
boneka, iringan musik, miniatur rumah adat, atau berkenaan tentang tujuan pendidikan. guru harus
barang bawaan guru yang menarik. Cara memilih tarian-tarian yang sesuai dengan
semacam ini sangat efektif untuk mendidik siswa tingkatannya dan mempunyai nilai atau pesan
di tingkat Kelompok Bermain, Taman Kanak- yang baik kepada siswa yang akan diajarkan
Kanak dan Sekolah Dasar. selain itu memilih tarian yang mempunyai nilai
pendidikan, agar siswa mampu menyerap
Pembelajaran Seni Tari dalam Pendidikan pelajaran seni tari dengan baik dan mampu
Karakter di Sekolah menerapkan pesan yang terkandung dalam
Sekolah merupakan lingkungan tarian-tarian tersebut hal ini sesuai dengan
mikrosistem. Bronfenbrenner (1979: 22) prinsip khusus yang berkenaan dengan pemilihan
mengatakan bahwa mikrosistem adalah sebuah isi pendidikan.
pola dari aktivitas, peran dan relasi interpersonal Pendidikan moral adalah suatu sistem
yang dialami oleh seseorang yang sedang penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa.
tumbuh berkembang di dalam setting tertentu Implemntasi dalam pembelajaran tari adalah guru
dengan karakteristik fisik khusus, yaitu suatu misalnya mengajarkan tarian yang memiliki nilai
lingkungan kehidupan yang di dalamnya seorang moral yang baik dalam kehidupan sehari-hari,
individu menghabiskan sebagian besar waktunya, seperti nilai kebersamaan, disiplin, dan
seperti keluarga, teman sebaya, sekolah dan percaya diri.
lingkungan tetangga. Di dalam mikrosistem ini,
seorang individu berinteraksi langsung dengan Nilai kebersamaan dalam Tari Kelompok
orang tua, guru-guru, teman sebaya dan yang
lain. Seorang anak bukan penerima pasif dari
pengalaman, tetapi bersifat interaksi timbal balik
dengan yang lain dan membentuk mikrosistem
masing-masing.
Sebagai sebuah mikrosistem, sekolah
diperkirakan mempunyai pengaruh yang kuat
yang dapat dilihat secara langsung dalam diri
subjek didik. Terlebih lagi di zaman sekarang,
ketika banyak orang tua menaruh harapan sangat
besar terhadap sekolah untuk menjadikan anak-
anaknya pintar dan baik. Sekolah yang baik tari kelompok (Sumber:http//blogspot.com.)
merupakan keniscayaan agar pengaruhnya
terhadap anak menjadi positif. Sekolah Tarian tersebut merupakan tari tradisi
merupakan bentuk pendidikan formal. yang ditampilkan secara kelompok. Mereka
Noeng Muhadjir (2003: 16-18) sangat disiplin dalam melakukan gerakan di
mengatakan bahwa ditinjau dari segi antropologi samping melatih rasa kepekaan irama gerak dan
kultural dan sosiologi, ada tiga fungsi utama iringan secara bersama-sama. Selain itu, mereka
pendidikan, yaitu menumbuhkan kreativitas juga dituntut untuk melatih keberanian tampil.
subjek-didik, menumbuhkembangkan nilai-nilai Pendekatan pembelajaran tari yang
insani dan Ilahi pada subjek didik dan satuan berorientasi pada siswa di sekolah, pada dasarnya
sosial masyarakat, dan meningkatkan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan
kemampuan kerja produktif pada subjek didik. anak yaitu salah satunya siswa belajar dengan

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
25 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta terhadap iringan. Oleh karena itu ciri gerak yang
merasakan aman dan tentram secara psikologis. ditujukan pada anak usia tersebut adalah:
Kondisi yang memungkinkan bagi siswa 1. Gerak agar mudah diingat
dalam menciptakan produk tari kreatif ketika 2. Menggunakan gerak anggota badan yang
kondisi pribadi dan kondisi lingkungan yang sesuai
cukup mendukung atau kondusif untuk 3. Memanfaatkan peralatan/properti sebagai alat
memberikan rangsang auditif, visual, kinestetik, peraga
gagasan dan peraba tidak meniru atau mencontoh 4. Gerakan yang mudah ditiru atau diekspresikan
karya orang lain. Karya-karya tari kreatif 5. Gerak yang selalu dilihat pada objek sehari-
diberikan sebagai rangsangan dan sebatas hari
pengetahuan, bagi peserta didik. Demikian yang dapat disampaikan melalui
Peserta didik yang dalam hal ini siswa, akan pembahasan ini.
lebih bersemangat apabila suatu bahan yang
diajarkan sesuai dengan kebutuhan siswa didik. Simpulan
Sumber belajar dapat berupa segala macam Pendidikan seni tari yang berbasis
alat/media atau situasi yang dapat membantu kepada kearifan lokal dapat dijadikan alternatif
serta memperkaya dan memperjelas pemahaman pembelajaran di sekolah dalam membangun
peserta didik terhadap sesuatu yang sedang karakter bangsa, antara lain ialah: Melahirkan
dipelajarinya bahkan membantu siswa generasi- generasi yang kompeten dan
memperkaya pengalaman. Pada pelajaran Seni bermartabat; Merefleksikan nilai- nilai budaya;
Tari, media yang efektif adalah dengan Berperan serta dalam membangun karakter
mempraktikkan langsung bentuk tarian. Peserta bangsa; Ikut berkonstribusi demi terciptanya
didik pun diharapkan mampu menampilkan identitas bangsa; Ikut andil dalam melestarikan
bentuk tarian dengan baik dan benar budaya bangsa
Dalam konteks pendidikan seni, hasil
seni dan budaya dapat dijadikan sebagai materi
pembelajaran untuk dihayati, dianalisa dan
selanjutnya sebagai pijakan dalam menciptakan
seni dan budaya yang baru dengan tidak
meninggalkan ciri dan budaya yang telah ada.
Selain sebagai landasan penciptaan, hasil seni
budaya bangsa dapat pula dijadikan sebagai
media untuk mengasah kepekaan yang
berhubungann dengan estetika. Jadi hasil-hasil
peradaban bangsa Indonesia yang telah ada
Tari bercerita (Sumber: http//blogspot.com.) sangat penting untuk diperhatikan, diresapi,
dihayati baik nilai filosofi kehidupan dan
Penanaman nilai moral toleransi pada keindahan yang tersimpan di dalamnya earifan
siswa melalui pembelajaran tari yakni saling lokal sesungguhnya mengandung banyak sekali
menghargai pendapat orang lain dengan cara keteladanan dan kebijaksanaan hidup.
salah satunya berdialog melalui tari kreatif. Tari Pentingnya kearifan lokal dalam pendidikan kita
kreatif adalah tarian yang dimainkan dengan secara luas adalah bagian dari upaya
pencarian ide-ide gerak dan alat yang penuh meningkatkan ketahanan nasional kita sebagai
nilai-nilai dan norma-norma yang berguna bagi sebuah bangsa. Pendidikan karakter bukan
siswa didik untuk memahami dan mencari sekedar mengajarkan sesuatu yang benar dan
keseimbangan gerak hasil pencarian menurut yang salah tetapi pendidikan karakter juga
kemampuan dengan penuh kesadaran atau tanpa menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal
adanya paksaan. Dengan kata lain peserta didik yang baik sehingga peserta didik menjadi paham
diarahkan untuk mencipta gerakan tari yang (kognitif) tentang mana yang benar dan salah,
kreatif secara bersama-sama. mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan
Untuk pengenalan tari kepada siswa, pada biasa melakukannya (psikomotor).
umumnya dilakukan untuk mendisplinkan dan Pendidikan karakter telah teridentifikasi
mempunyai rasa tanggung jawab saat berlatih 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila,
atau belajar. Kemampuan anak apada usia ini budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
sudah mampu mengingat gerak dan peka (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin,

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X
26 R ITME Volume 2 No. 1 Februari 2016
(5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Palmer Parker J. 2009. “Keberanian
Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Mengajar” Jakarta, Permata Puri Media.
Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Setiawan Benni. 2008. “Agenda Pendidikan
Menghargai Prestasi, (13) Nasional” Yokyakarta, Ar- Ruz Media Group.
Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Sumaatmadja, Nursid. (1998). Manusia dalam
Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan
Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab. Hidup. Bandung: Alfabeta.
Pembelajaran berbasis kearifan lokal Sumandiyo, Hadi.(2005). Sosiologi Tari.
dipadu dengan pembelajaran seni tari sangatlah Yogyakarta: Pustaka.
sesuai. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Undang- undang (UU) No 20 Tahun 2003
yaitu agar siswa mampu mengembangkan Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter.
untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi Jakarta: Kenana Prenada Media Group.
dikehidupan siswa, sesuai dengan kemampuan Sumber Internet
belajarnya. Pembelajaran berbasis kearifan lokal http://pangasuhbumi.com/article/20582/”pemulih
untuk menanamkan pendidikan karakter dapat an-lingkungan-dengan-kearifan-lokal”.html.
dilakukan.
http://tal4mbur4ng.blogspot.com/2010/07/”kearif
DAFTAR PUSTAKA an-lokal-guna-pemecahan-masalah”.html.

A, Doni Koesoema. (2010). Pendidikan


Karakter. Jakarta: Grasindo.
Blum, Lawrence A.. (2001). “Antirasisme,
Multikulturalisme, dan Komunitas Antar-
Ras” Yogyakarta: Tiara Wacana.
Bronfenbrenner, Urie. (1979). The ecology of
human development- Experiments by nature
and design. Diambil pada tanggal 18 Januari
2010 dari books.google.co.id
Depdikbud (2009). Pusat Kurikulum
Kementerian Pendidikan Nasional.
Depdikbud (2013). Pusat Kurikulum
Kementerian Pendidikan Nasional.
El Mubarok, Z. (2008). Membumikan Pendidikan
Nilai. Bandung: Alfabeta
Garnerd, Howard. (1999). Multiple Intellegences.
Alih Bahasa Alexander Sindoro. Batan
Centere: Interaksara.
Indrawati, Wuryan, dkk., (2007). Identifikasi
Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom)
Dalam permainan Tradisional Etnis Sunda.
Laporan Penelitian Jurusan Psikologi.
Bandung: LP. UPI.
Hamalik, Oemar. (2009). Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek . Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
James, Dananjya. (1997). Folklore Indonesia.
Jakarta: Indonesia.
Lickona, Thomas. (1991). Educating for
character – How our schools can teach
respect and responsibility. New York:
Bantam Books.
Noeng, Muhadjir. (2003). Ilmu pendidikan dan
perubahan sosial. Yogyakarta: Rake Sarasin.

RITME Jurnal Seni dan Desain Serta Pembelajarannya ISSN 1412 -653X

Anda mungkin juga menyukai