Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI PELAKSANAAN PENELITIAN

OLEH:
LIZANA HARIYANTI, S.Pd.
NIP. 1989090520142005

LIZANA HARIYANTI, S.Pd.


NIP. 198909052014032005

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEPEMUDAAN
SDN 1 PEMENANG BARAT
2019
“Peningkatan Karakter Siswa Kelas V SDN 1 Pemenang Barat melalui Integrasi
Metode Bercerita dengan Diorama”

Pendidikan yang mengubah perilaku dan meningkatkan potensi sumber daya manusia di
era milenial ini pula sudah banyak ditransfer secara digital, tapi sayangnya tidak dibarengi
dengan pendidikan karakter. Penerapan ilmu pengetahuan sangat perlu diimbangi dengan
pendidikan karakter agar siswa-siswa dapat memahami, mengembangkan karakter serta
memahami potensi dirinya. Dengan begitu, pendidikan yang sudah diselenggarakan di
sekolah dapat mewujudkan pribadi yang memiliki pengetahuan dan memahami arti nilai-nilai
kehidupan dan perbedaan yang ada di dalamnya serta norma-norma yang harus dihormati
dan dijunjung tinggi.
Namun, faktanya di lapangan, seringkali dijumpai penyimpangan moral atau siswa yang
kurang berkarakter di lingkungan sekolah, baik itu dari segi religius, sosial, maupun
kepribadian siswa. Adapun bentuk penyimpangan moral yang secara nyata ditemukan
peneliti di SDN 1 Pemenang Barat secara garis besar adalah perilaku siswa yang seringkali
ribut saat pembelajaran berlangsung, mencela dan memotong pembicaraan guru, tidak
mendengarkan penjelasan guru, mengejek atau membuli teman, tidak mengerjakan tugas
yang diberikan guru, tidak mau bekerjasama dalam kelompok, menyepelekan perintah guru
pada saat mengerjakan tugas, serta kurang peduli terhadap lingkungan.
Berpijak pada masalah tersebut, maka diperlukan inovasi dan teknologi dalam pendidikan
yaitu berupa integrasi metode dan media pembelajaran. Metode yang digunakan adalah siswa
menceritakan proses siklus daur air dengan bahasa sendiri. Metode ini diharapkan dapat
mengembangkan budaya literasi peserta didik. Metode bercerita diawali dengan menulis
cerita secara mandiri mengenai siklus daur air kemudian mengemukakan hasilnya secara
lisan dalam kelompok, anggota kelompok lain menanggapi serta memberikan saran kepada
setiap penyaji cerita, dan sebagai tambahannya setiap kelompok akan mempresentasikan
cerita terbaik di depan kelas. Cerita yang ditulis dikontekstualkan sesuai dengan budaya dan
sosial di lingkungan sekitar.
Sedangkan media digunakan agar pembelajaran dapat efektif dan menyenangkan. Media
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah diorama terbuka siklus daur air. Dalam
pembuatannya guru melibatkan siswa agar siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya, serta
dalam penyajiannya siswa secara mandiri menggunakan diorama siklus daur air sambil
bercerita. Materi siklus daur air merupakan materi ilmiah yang erat kaitannya dengan hakikat
Sang Pencipta yang dapat meningkatkan karakter religius pada peserta didik. Dengan
demikian, berbagai karakter sudah mulai terbentuk mulai dari tahap pembuatan media,
penyajian materi yang berpusat pada siswa, dan penulisan cerita sesuai konteks budaya.
Selain itu, kompetensi pembelajaran seperti kreatif, kritis, kolaboratif, dan komunikatif, bisa
dimunculkan.
Karakter secara etimologis berasal dari bahasa latin yaitu character, yang berarti membat
tajam. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan,
akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Menurut
Gunawan, dalam buku yang berjudul Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi,
karakter juga diartikan sebagai tabiat atau kebiasaan. Secara umum, karakter dikaitkan
dengan sifat khas, sifat istimewa, atau pola tingkah laku seseorang yang membedakannya
dengan orang lain.
Kemendiknas yang menggagas program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),
menjelaskan pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-
nilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya, sebagai
anggota masyarakat, warga negara religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. PPK sebagai
bentuk program dari Kemendiknas, menggagas empat dimensi karakter esensial yang
dikembangkan yaitu:
a. Etika, yang bertujuan untuk mengolah hati agar dapat mewujudkan individu yang
memiliki kerohanian mendalam, beriman, dan bertaqwa.
b. Literasi, yang bertujuan untuk mengolah ketajaman pikiran agar dapat mewujudkan
individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajar sepanjang
hayat.
c. Kinestetik, yang bertujuan untuk mengolah fisik dan raga agar menjadi individu
yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara.
d. Estetika, yang bertujuan untuk mengolah rasa agar menjadi individu yang memiliki
integritas moral, rasa berkesenian, dan berkebudayaan.

Metode bercerita merupakan salah satu bagian dari sastra. Menurut Depdiknas (2004),
pengertian metode bercerita adalah cara bertutur kata dalam penyampaian cerita atau
memberikan penjelasan kepada anak secara lisan. Dalam upaya memperkenalkan ataupun
memberikan keterangan hal baru pada anak. Metode bercerita merupakan salah satu cara
yang digunakan guru untuk memberi pengalaman belajar kepada anak. Cerita yang
disampaikan harus mengandung pesa, nasihat, dan informasi yang bisa ditangkap oleh anak,
sehingga anak bisa dengan mudah memahami cerita juga meneladani hal baik yang
terkandung dalam isi cerita yang disampaikan.
Diorama adalah suatu kotak yang di dalamnya berisi dengan tiruan pemandangan
atau suatu benda yang lengkap dengan sesuatu yang berada di sekitarnya. Kesemuanya
tersebut dibuat lebih kecil daripada keadaan aslinya. Diorama biasanya digunakan dalam
menggambarkan kejadian dan atau suatu proses supaya yang melihatnya tertarik untuk
memahami isi tersebut.
Dalam penelitian ini, adapun diorama yang digunakan berbentuk bentang alam,
lengkap dengan laut, sungai, pemukiman, pegunungan, awan, dan hujan untuk
menjelaskan proses daur air.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan integrasi metode bercerita dengan diarama
untuk meningkatkan karakter siswa kelas V SDN 1 Pemenang Barat Tahun Pelajaran
2019/2020. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Pemenang Barat yang
berjumlah 34 orang siswa yang terdiri dari 20 siswa dan 14 siswi.
Dalam penelitian data tentang karakter siswa diperoleh melalui lembar observasi.
Begitu pula untuk data aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru diperoleh dari
lembar observasi. Adapun tes tulis yang dilaksanakan diakhir siklus dan penilaian lembar
observasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 1 kali
pertemuan (pembelajaran). Siklus 1 dan siklus 2 berturut-turut dilaksanakan pada tanggal 26-
27 Agustus 2019 yang dilaksanakan sebanyak 4x35 menit.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada siklus I meliputi:
1. Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Siklus I
a) Kegiatan awal
Untuk diketahui bersama, salah satu program SDN 1 Pemenang Barat yaitu
melakukan kegiatan literasi berupa membaca buku nonteks pelajaran selama 15
menit sebelum bel pembelajaran dimulai. Setelah bel pembelajaran dimulai, guru
membimbing siswa baris-berbaris di depan kelas sambil mengecek kehadiran
siswa lalu masuk dengan tertib. Setelah itu, guru memantau kegiatan pembiasaan
dengan mengajak do’a bersama, melafalkan teks Pancasila, tepuk PPK, dan
melafalkan Asmaul Husna. Kemudian guru mengkondisikan kelas agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Kegiatan dilanjutkan dengan
menginformasikan penggunaan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu
metode bercerita mengunakan diorama, setelah itu baru menyampaikan tujuan
Pembelajaran.
b) Pada kegiatan Inti
Pada kegiatan inti guru menghadapkan siswa pada situasi baru dengan
menampilkan sebuah diorama yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode bercerita dan menggunakan
diorama daur air. Cerita yang digunakan berupa narasi dan deskripsi tentang
siklus daur air yang berlatar di daerah Pemenang. Di setiap proses siklus daur air,
guru mengulang secara serentak istilah-istilah sambil menunjukkan bendera kecil
yang ditancapkan pada diorama, seperti evaporasi, transpirasi, kondesasi, dan
presipitasi.
Selesai bercerita, guru memberikan pertanyaan kepada sebagian siswa yang
berkaitan dengan diorama yang ditampilkan, selanjutnya siswa diberikan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan. Jika siswa kesulitan untuk menjawab
pertanyaan, guru memberikan arahan agar siswa memahami pertanyaan dan bisa
menjawab pertanyaan, sedangkan siswa lain memberikan tanggapan atas jawaban
temannya.
Setelah itu, guru membagi siswa dalam kelompok kemudian membagikan
materi tiap kelompok untuk dibaca sebagai penguatan materi dan menguatkan
karakter gemar membaca. Siswa membuat teks cerita secara mandiri di dalam
kelompok. Guru mengarahkan siswa membuat cerita berbentuk narasi – deskrip
atau eksplanasi ilmiah. Setelah guru mengecek semua kelompok, siswa diminta
membaca kembali teks cerita yang dibuat secara bergiliran di dalam kelompok.
Setiap kelompok mempresentasikan cerita tentang siklus daur air menggunakan
diorama di depan kelas secara bergiliran. Guru memberikan reward kepada
kelompok pasangan yang bekerja solid dan bagus selama pembelajaran.
Sebelum pelajaran berakhir, guru memberikan soal evaluasi terkait materi
untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari. Selanjutnya guru mengidentifikasi siswa yang telah menguasai atau
belum menguasai materi yang telah dipelajari dengan melihat hasil tes siswa.

c) Pada Kegiatan akhir


Pada kegiatan akhir, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari. Guru memberikan skor atas penguaasaannya terhadap bahan
ajar kemudian memberikan penghargaan kepada pasangan yang memperoleh
prestasi tertinggi. Setelah itu, guru mememberikan pesan-pesan moral kepada
siswa dan menginformasikan kepada siswa materi yang akan dipelajari
dipertemuan berikutnya. Kemudian pada akhir proses pembelajaran guru
memberi salam sebagai penutup pembelajaran.

2. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer pada lembar
observasi karakter, aktivitas belajar siswa, maupun aktivitas mengajar guru pada
siklus 1 sudah dilaksanakan dengan baik. Tetapi Indikator ketercapaian yang meliputi
lembar observasi aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa belum tercapai pada
siklus I, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Pelaksanaan pada siklus I
mempunyai saran-saran, kekurangan, serta kelebihan sebagai bentuk optimalisasi pada
siklus ke II, yang dijabarkan sebagai berikut:
a) Observasi karakter siswa
 Sebelum memulai suatu kegiatan, siswa melafalkan doa disertai artinya
sebelum dan sesudah memulai kegiatan.
 Patuh dalam melaksanakan ajaran agama Islam karena semua siswa dan guru
beragama Islam.
 Guru bersama siswa membacakan salah satu ayat al-Qur’an yang berkaitan
dengan air dan penciptaan bumi sebagai wujud karakter yang mengakui
kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta.
 Siswa dipantau dan ditegaskan untuk mengerjakan sendiri tugas yang
diberikan pendidik agar tidak menjiplak tugas orang lain, dan
 Guru mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan apa
yang diyakininya walaupun berbeda dengan pendapat teman.
 Guru mendorong siswa berfikir dan bersikap untuk menghargai bahasa,
budaya dan lingkungan fisik Indonesia dengan menjadikan pemenang sebagai
latar cerita
 Saat bekerja sama, siswa selalu diingatkan untuk bersikap rukun dengan
teman/tidak rasis;
 Siswa dibimbing dan dimotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh
 Siswa selalu dihimbau untuk mementingkan kepentingan kelompok daripada
kepentingan pribadi.
 Dalam bekerja sama, siswa yang sudah selesai diharapkan membimbing teman
sekelompok dalam menyelesaikan tugas dan permasalahan dalam diskusi.
 Siswa selalu dihimbau untuk menghargai perbedaan pendapat teman saat
berdiskusi
 Mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, siswa diminta untuk
selalu menjaga kebersihan kelas dan sekolah serta menggunakan peralatan
sekolah dengan hemat.
 Pada saat evaluasi dan diskusi, siswa diminta untuk mengerjakan tugas dengan
sungguh-sungguh.
 Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa diajak untuk mengembangkan
kemampuan berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru serta menangkap
materi pelajaran dengan baik.
 Pada saat mendengar guru bercerita, siswa diingatkan untuk mendengarkan
penjelasan guru serta, begitu pula pada saat presentasi teman sekelas.
 Untuk menanamkan karakter gemar membaca, guru membimbing siswa untuk
membaca secara intensif, kemudian bertanya baik pada guru maupun saat
diskusi dan presentasi untuk.
 Untuk mengasah rasa percaya diri siswa, siswa diberi kesempatan untuk maju
di depan kelas baik untuk presentasi maupun menjadi model dalam
pembelajaran.
 Dalam kerja kelompok, siswa diharapkan memberi semangat dan menjadi
teladan bagi teman, serta memiliki keberanian terhadap kebenaran.
 Selama kegiatan belajar-mengajar di sekolah, guru menekankan pada siswa
akan hak dan kewajibannya sama dengan teman.

b) Lembar observasi aktivitas belajar siswa


Berdasarkan hasil observasi siswa diperoleh hasil yang maksimal pada
kegiatan berikut
 Saat mendengarkan penjelasan guru mengenai metode bercerita menggunakan
media diorama, siswa terlihat cukup tenang dan mendengarkan penjelasan
guru.
 Saat metode bercerita dilaksanakan atau dipraktikkan suasana kelas menjadi
tegang tetapi guru menciptakan suasana kelas menjadi tidak tegang sehingga
suasana kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
 Siswa terlibat aktif dalam pelaksanaan proses pembelajaran karena siswa
ditunjuk oleh guru untuk memberikan jawaban ataupun tanggapan atas
pertanyaan yang diberikan oleh guru.

c) Berdasarkan hasil observasi belajar siswa, diperoleh hasil yang kurang


maksimal pada kegiatan sebagai berikut:
 Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi pelajaran.
 Ketika pembagian kelompok suasana kelas menjadi tidak kondusif karena ada
beberapa siswa yang tidak setuju dengan anggota kelompoknya.
 Ketika siswa melakukan presentasi ada beberapa siswa yang kurang percaya
diri.
 Kurangnya interaksi siswa dalam menanyakan materi yang belum jelas dalam
proses pembelajaran.
 Ada bebrapa siswa yang kurang mampu dalam menyimpulkan hasil kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.

d) Lembar observasi aktivitas mengajar guru, diperoleh hasil yang maksimal pada
kegiatan-kegiatan berikut:
 Kelengkapan yang dibutuhkan untuk mengajar seperti RPP dan bahan-bahan
seperti media gambar sudah disiapkan dengan baik
 Pemberian apersepsi dan motivasi sudah dilaksanakan dengan baik.
 Penyampaian langkah pembelajaran sudah dilaksanakan dengan sangat baik.
 Saat melakukan tanya jawab, timbal balik antara guru dan siswa sudah cukup
baik.
 Dalam menutup pelajaran, aktivitas guru dilaksanakan cukup baik.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar guru diperoleh hasil
yang kurang maksimal pada kegiatan-kegiatan berikut:

 Masih kurangnya kemampuan guru dalam penguasaan kelas.


 kurangnya pengorganisasian kelompok dalam menjelaskan tugas dan batasan
waktu dalam mengerjakan tugas.
 Guru kurang mampu untuk membuat siswa lebih percaya diri dalam
mempresentasikan hasil diskusinya.
 Guru masih kurang mampu untuk mengajak siswa dalam menyimpulkan hasil
kegiatan belajar.
Dari hasil observasi tersebut, muncul gagasan peneliti untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika. Gagasan-gagasan peneliti
yang akan dilakukan pada pembelajaran siklus II dilaksanakan melalui langkah
perbaikan yang akan dilakukan pada proses pembelajaran siklus I adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

 Meminta siswa agar lebih serius ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.


 Membimbing siswa agar lebih bekerjasama dan menghargai temannya.
 Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih percaya diri ketika melakukan
presentasi.
 Membimbing siswa mengenai bagaimana cara menyimpulkan materi
pembelajaran dengan baik.

3. Pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Siklus II


a) Kegiatan awal
Setelah siswa melakukan kegiatan literasi berupa membaca buku nonteks
pelajaran selama 15 menit sebelum bel pembelajaran dimulai, guru membimbing
siswa baris-berbaris di depan kelas sambil mengecek kehadiran siswa lalu masuk
dengan tertib. Setelah itu, guru memantau kegiatan pembiasaan dengan mengajak
do’a bersama, melafalkan teks Pancasila, tepuk PPK, dan melafalkan Asmaul
Husna. Kemudian guru mengkondisikan kelas agar kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif. Kegiatan dilanjutkan dengan menginformasikan
penggunaan metode pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode bercerita
mengunakan diorama, setelah itu baru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Pada kegiatan Inti


Pada kegiatan inti guru menghadapkan siswa pada situasi baru dengan
menampilkan sebuah diorama yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode bercerita dan menggunakan
diorama daur air. Cerita yang digunakan berupa narasi dan deskripsi tentang
manfaat air bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan, serta tumbuhan. Materi
selanjutnya juga tentang sikap/perilaku yang mempengaruhi siklus daur air yang
berlatar di daerah Pemenang. Di setiap manfaat air, siklus siswa maju secara
bergiliran untuk mencari bendera-bendera kecil yang ditancapkan pada bagian
diorama, seperti gambar tokoh kartun Upin dan Ipin sebagai representasi dari
manusia, bebek sebagai representasi hewan, serta pohon kelapa sebagai
representasi dari tumbuhan. Untuk materi tentang perilaku yang mempenagruhi
siklus daur air, dibagi 2, yaitu perilaku positif dan negatif. Apabila perilaku
positif, maka akan siswa menancapkan pada kantong cinta yang sudah disediakan
dalam diorama, sedangkan apabila perilaku negatif maka akan ditancapkan pada
kantong cinta retak yang sudah disediakan juga di dalam diorama.
Selesai bercerita dan mengajak siswa ikut terlibat dalam menggunakan
diorama, guru memberikan pertanyaan kepada sebagian siswa yang berkaitan
dengan diorama yang ditampilkan, selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan. Jika siswa kesulitan untuk menjawab pertanyaan, guru
memberikan arahan agar siswa memahami pertanyaan dan bisa menjawab
pertanyaan, sedangkan siswa lain memberikan tanggapan atas jawaban temannya.
Setelah itu, guru membagi siswa dalam kelompok kemudian membagikan
materi tiap kelompok untuk dibaca sebagai penguatan materi dan menguatkan
karakter gemar membaca. Siswa membuat teks cerita secara mandiri di dalam
kelompok. Guru mengarahkan siswa membuat cerita berbentuk narasi – deskripsi
atau eksplanasi ilmiah. Setelah guru mengecek semua kelompok, siswa diminta
membaca kembali teks cerita yang dibuat secara bergiliran di dalam kelompok.
Setiap kelompok mempresentasikan cerita tentang siklus daur air menggunakan
diorama di depan kelas secara bergiliran. Guru memberikan reward kepada
kelompok pasangan yang bekerja solid dan bagus selama pembelajaran.
Sebelum pelajaran berakhir, guru memberikan soal evaluasi terkait materi
untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari. Selanjutnya guru mengidentifikasi siswa yang telah menguasai atau
belum menguasai materi yang telah dipelajari dengan melihat hasil tes siswa.

c) Pada Kegiatan akhir


Pada kegiatan akhir, guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Guru memberikan skor atas penguaasaannya
terhadap bahan ajar kemudian memberikan penghargaan kepada pasangan yang
memperoleh prestasi tertinggi. Setelah itu, guru mememberikan pesan-pesan
moral kepada siswa dan menginformasikan kepada siswa materi yang akan
dipelajari dipertemuan berikutnya. Kemudian pada akhir proses pembelajaran
guru memberi salam sebagai penutup pembelajaran.

4. Refleksi Siklus II
Indikator keberhasilan kinerja meliputi peningkatan skor karakter siswa, aktivitas
mengajar guru dan belajar siswa sudah terpenuhi sesuai dengan indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan. Awalnya kriteria karakter siswa meningkat dari kriteria cukup
baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II. Untuk aktivitas belajar siswa juga
meningkat dari 5 orang dengan kategari sangat baik dan 3 orang berkategori baik pada
siklus I menjadi 26 orang berkategori sangat baik dan 5 orang berkategori baik pada
siklus kedua. Bukan hanya aktivitas siswa yang meningkat tetapi aktivitas mengajar
gurupun meningkat dari baik menjadi sangat baik. Demikian pula pada hasil evaluasi
belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, yaitu 79%pada siklus I
menjadi 91% pada siklus II. Berdasarkan data tersebut, maka penelitian ini dikatakan
berhasil pada siklus II.
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
 Siswa menjadi lebih memperhatikan dan menghormati guru ketika sedang
menjelaskan ataupun berbicara.
 Siswa lebih berani mengajukan pertanyaan bila ada yang belum jelas/belum
mengerti.
 Siswa menjadi lebih aktif dalam merespon pertanyaan.
 Siswa lebih serius dalam mengerjakan tugas kelompok.
 Aktivitas siswa dengan siswa, aktivitas siswa dan guru menjadi lebih aktif.
 selalu memberikan motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam belajar.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya
tentang materi pelajaran.
 Dalam menutup pelajaran guru telah melakukan refleksi agar menjadi lebih baik
dari sebelumya.

Anda mungkin juga menyukai