Puji syukur kepada tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam
bentuk maupun isisnya yang sangat ederhana semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk,maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini merupakan tugas akhir matakuliah Histologi yang di ampu oleh : drh.
Olan Rahayu M.Vet Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan oleh sebab itu
kami berharap masukan yang bersifat membangun
TTD
BAB I
PENDAHULUAN
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu
fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang
biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari
berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adala
histopatologi.
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,
termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda:
jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.
Jaringan penyokong adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan
dan jaringan tulang yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi
tubuh,dan menguatkan bentuk tubuh
Alat gerak pada vertebrata meliputi alat gerak pasif berupa tulang dan alat
gerak aktif berupa otot. Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot, dan
persendian tulang.Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa
tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur tulang,
macam-macam tipe tulang serta hubungan tulang dengan proses bergeraknya
tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tulang
Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan
(rawan) dan tulang sejati (tulang). Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat
khusus, dan seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabut, dan
subtansi dasar. Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi
intersel atau matriks. Seperti jaringan ikat lain, tulang rawan berkembang dari
jaringan mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional.
Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matriks
kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini
termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku
dan kuat.
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam
matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam
mineral terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari
kerangka tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat
melekatnya otot kerangka.
Tulang merupakan jaringan terkeras dalam tubuh manusia yang berfungsi :
Menyusun kerangka tubuh manusia.
Menyokong struktur-struktur berdaging.
Melindungi sistem tuas yang melipat gandakan kekuatan selama kontraksi
otot rangka dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh.
d) Sel osteoprogenitor : Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu
dinamakan pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan
jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama
pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel
osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada
permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan
tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas.Sel – sel osteogenik selain
dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang
selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada
proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian, diferensiasi ini
dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah maka akan
berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah
akan menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula penelitian yang
menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel
osteoklas lebih – lebih pada permukaan dalam dari jaringan tulang.
Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer
mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang
sekunder tersusun secara teratur.
Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai
lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen
yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut
kolagen yang tersusun dalam lamellae(lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu
sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis
Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi
oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema
Haversi atau osteon.
Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau
kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen
berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen
yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang. Di antara masing-
masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan perekat.
2.1.6 Periosteum
Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat pada
fibrosa yang mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian
periosteum luar akan bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam
periosteum yang selanjutnya samapai ke dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam
periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik karena memiliki potensi membentuk
tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam proses
penyembuhan tulang.
2.1.7 Endosteum
Proses kalsifikasi tulang yang kompleks belum diketahui secara pasti, namun
disini akan dibahas garis besarnya. Kalsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari
proses metabolisme kalsium dan fosfat. Bahan-bahan mineral yang akan
diendapkan semula berada dalam aliran darah. Osteoblas berperan dalam
mensekresikan enzim alkali fosfatase. Dalam keadaan biasa, darah dan cairan
jaringan mengandung cukup ion fosfat dan kalsium untuk pengendapan kalsium
Ca3(PO4)2 apabila terjadi penambahan ion fosfat dan kalsium. Penambahan ion-ion
tersebut diperoleh dari pengaruh enzim alkali fosfatase dari osteoblas. Hal tersebut
juga dapat diperoleh dari pengaruh hormone parathyreoid dan pemberian vitamin D
atau pengaruh makanan yang mengandung garam kalsium tinggi.
Faktor lain yang harus diperhitungkan yaitu keadaan pH karena kondisi yang
agak asam lebih menjurus ke pembentukan garam CaHPO4 daripada Ca3(PO4)2.
Karena CaHPO4 lebih mudah larut, maka untuk mengendapkannya dibutuhkan
kadar fosfat dan kalsium yang lebih tinggi daripada dalam kondisi alkali untuk
mengendapkan Ca3(PO4)2 yang kurang dapat larut. Kenaikan kadar ion kalsium
dan fosfat setempat sekitar osteoblast dan khondrosit hipertrofi disebabkan sekresi
alkali fosfatase yang akan melepaskan fosfat dari senyawa organik yang ada di
sekitarnya.
Serabut kolagen yang ada di sekitar osteoblast akan merupakan inti pengendapan,
sehingga kristal-kristal kalsium akan tersusun sepanjang serabut.
Resorpsi tulang sama pentingnya dengan proses kalsifikasinya, karena
tulang akan dapat tumbuh membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru
dari permukaan luarnya yang dibarengi dengan pengikisan tulang dari permukaan
dalamnya.
Resorpsi tulang yang sangat erat hubungannya dengan sel-sel osteoklas,
mencakup pembersihan garam mineral dan matriks organic yang kebanyakan
merupakan kolagen. Dalam kaitannya dengan resorpsi tersebut terdapat 3
kemungkinan :
osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral yang disusul dengan
depolimerisasi molekul-molekul organic,
osteoklas menyebabkan depolimerisasi mukopolisakarida dan glikoprotein sehingga
garam mineral yang melekat menjadi bebas,
sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagen
Rupanya, cara yang paling mudah untuk osteoklas dalam membersihkan garam
mineral yaitu dengan menyediakan suasana setempat yang cukup asam pada
permukaan kasarnya. Bagaimana cara osteoklas membuat suasana asam belum
dapat dijelaskan. Perlu pula dipertimbangkan adanya lisosom dalam sitoplasma
osteoklas yang pernah dibuktikan.
2.2.1 Pertumbuhan Tulang
1) Zona Proliferasi : sel kartilago membelah diri menjadi deretan sel – sel
gepeng.
2) Zona Maturasi : sel kartilago tidak lagi membelah diri,tapi bertambah besar.
Karena luasnya gerakan dari diarthrosis maka diantara ujung – ujung tulang
berdekatan terdapat rongga yang dinamakan Cavum artikularis. Rongga ini
berdinding jaringan ikat padat.Kapsel pada sendi tersebut terdiri atas dua lapisan,
yaitu :
Cairan yang berada di dalam cavum synoviale dihasilkan oleh sel – sel
sinovial. Permukaan dalam dari lapisan sinovial biasanya dibatasi oleh sel – sel
berbentuk gepeng atau kuboid. Di bawah lapisan ini terdapat jaringan pengikat
longgar atau padat dan jaringan lemak. Sel –sel membran sinovial berasal dari
jaringan mesenkhim yang dipisahkan oleh substansi dasar.
2.3 Hasil Praktikum
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah dapat diketahui bahwa tulang merupakan
salah satu bagian terpenting dari tubuh hewan/manusia. Tulang terdiri dari 4 macam
sel serta matriks penyusun tulang. Pembagian jenis tulang didasarkan pada 3
macam, yakni bentuknya. Jenis penyusunya, dan histologinya. Sehingga dapat
memudahkan kita untuk lebih memahami dan mengetahui materi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, 2009. Tulang rawan dan keras. http://www. HISTOLOGI/My School Tulang
Rawan dan Tulang Keras.htm. diakses tanggal 30 Juni 2015.