Pondasi 2 ELLYM

TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II
PERENCANAAN ABUTMENT JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG
A. Ketentuan Soal
1) Karakteristik Tanah 1
γ = 19 KN/m3
φ = 33 °
γ' = 8.5 KN/m3
c = 0 KN/m3
γair = 10 KN/m3
2) Karakteristik Tanah 2
γ = 16 KN/m3
φ = 27 °
γ' = 8.2 KN/m3
c = 0 KN/m3
γair = 10 KN/m3
3) Karakteristik Tanah di Bawah Poer (Rerata)

γ = 16.3 KN/m3
γ' = 7.8 KN/m3
4) Dimensi Aboutment
H1 = 2.75 m
H2 = 8.75 m
H3 = 1.50 m
H4 = 2.25 m
H5 = 0.90 m
B1 = 1.50 m
B2 = 6.50 m
5) Panjang Aboutment tegak lurus bidang gambar L = 9.25 m
6) Tiang Pancang dari beton ( γbeton = 24 KN/m3 , F'c = 25 Mpa )

Dengan tampang lingkaran diameter ( 0.45 m )
7) Besar gaya pada perletakan

P ( Beban tetap ) = 90 KN
H ( Beban Sementara ) = 16.5 KN
q ( Beban Merata ) = 7 KN/m2
8) Pasir halus berdasarkan pada kedalaman ( 10 - 15 m )
9) Data pengujian SPT : Grafik A
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN 1
B. Kedalaman Tiang Pancang Rencana
Dari Grafik SPT (terlampir) di peroleh kedalam pemancangan tiang adalah pada keda-laman 30
m, karena daya dukung tanah dianggap cukup kuat untuk menahan dan men-dukung beban
yang ada.
1) Pengolahan data SPT
a. Koreksi Overburden Normally Consolidated
(Pasir Halus) dan (Pasir Kasar)
2 3
CN = Po CN = Po
1 + 2 +
Pr Pr
Dimana :
CN = Nilai koreksi Overburden

Po = Tekana Overburden efektif (KN/m 3)
Pr' = Tekanan efektif referensi = 100 KN/m2
= CN x N'
b.
Koreksi pada tanah pasir sangat halus atau pasir berlanau yang terendam air Jika nilai
N lebih besar dari 15, maka nilai N harus direduksi / dikoreksi men-jadi N' dengan
N' = 15 + 1/2 ( N - 15 )
Tabel 1. Koreksi Nilai N-SPT. (Lanjutan)
Depth δy = Po'
N N' CN N' = CN x N
(m)
1.00 6.00 1.0 x 18.5 18.50 1.69 10.13
2.00 12.00 18.50 + ( 1.0 x 18.5 ) 37.00 1.46 17.52
3.00 25.00 20.00 37.00 + ( 1.0 x 8.5 ) 45.50 1.37 34.36
4.00 37.00 26.00 45.50 + ( 1.0 x 8.5 ) 54.00 1.30 48.05
5.00 40.00 27.50 54.00 + ( 1.0 x 8.5 ) 62.50 1.23 49.23
6.00 21.00 18.00 62.50 + ( 1.0 x 8.5 ) 71.00 1.17 24.56
7.00 16.00 15.50 71.00 + ( 1.0 x 8.5 ) 79.50 1.11 17.83
8.00 10.00 79.50 + ( 1.0 x 8.5 ) 88.00 1.06 10.64
9.00 10.00 88.00 + ( 1.0 x 8.2 ) 96.20 1.02 10.19
10.00 14.00 96.20 + ( 1.0 x 8.2 ) 104.40 0.98 13.70
11.00 16.00 15.50 104.40 + ( 1.0 x 8.2 ) 112.60 0.94 15.05
12.00 17.00 16.00 112.60 + ( 1.0 x 7.8 ) 120.40 0.91 15.43
13.00 22.00 18.50 120.40 + ( 1.0 x 7.8 ) 128.20 0.88 19.28
TEKNIK SIPIL
14.00 28.00 21.50 128.20 + ( 1.0 x 7.8 ) 136.00 0.85 23.73

15.00 43.00 29.00 136.00 + ( 1.0 x 7.8 ) 143.80 0.82 35.27
16.00 37.00 26.00 143.80 + ( 1.0 x 7.8 ) 151.60 0.85 31.45
17.00 32.00 23.50 151.60 + ( 1.0 x 7.8 ) 159.40 0.83 26.56
18.00 35.00 25.00 159.40 + ( 1.0 x 7.8 ) 167.20 0.82 28.70
19.00 24.00 19.50 167.20 + ( 1.0 x 7.8 ) 175.00 0.80 19.20
20.00 15.00 15.00 175.00 + ( 1.0 x 7.8 ) 182.80 0.78 11.70
21.00 26.00 182.80 + ( 1.0 x 7.8 ) 190.60 0.77 20.02
22.00 29.00 190.60 + ( 1.0 x 7.8 ) 198.40 0.75 21.75
23.00 24.00 19.50 198.40 + ( 1.0 x 7.8 ) 206.20 0.74 17.76
24.00 44.00 29.50 206.20 + ( 1.0 x 7.8 ) 214.00 0.72 31.68
25.00 43.00 29.00 214.00 + ( 1.0 x 7.8 ) 221.80 0.71 30.53
26.00 42.00 28.50 221.80 + ( 1.0 x 7.8 ) 229.60 0.70 29.40
27.00 35.00 25.00 229.60 + ( 1.0 x 7.8 ) 237.40 0.69 24.15
28.00 31.00 23.00 237.40 + ( 1.0 x 7.8 ) 245.20 0.67 20.77
29.00 29.00 22.00 245.20 + ( 1.0 x 7.8 ) 253.00 0.66 19.14
30.00 30.00 22.50 253.00 + ( 1.0 x 7.8 ) 260.80 0.65 19.50
31.00 37.00 26.00 260.80 + ( 1.0 x 7.8 ) 268.60 0.64 23.68
32.00 46.00 30.50 268.60 + ( 1.0 x 7.8 ) 276.40 0.63 28.98
Dengan melihat grafik SPT terlampir, maka sampai kedalaman 30 m, tanah dapat
dibagi menjadi 6 lapisan :
◙ Kedalaman 1 - 5 m = Lapisan Tanah I
◙ Kedalaman 5 - 9 m = Lapisan Tanah II
◙ Kedalaman 9 - 15 m = Lapisan Tanah III
◙ Kedalaman 15 - 20 m = Lapisan Tanah IV
◙ Kedalaman 20 - 25 m = Lapisan Tanah V
◙ Kedalaman 25 - 30 m = Lapisan Tanah VI
TEKNIK SIPIL
Tabel 2. Hubungan Nilai N dan φ

Kedalaman Nilai N
Lapisan Kepadatan Sudut Gesek φ
(m) rata-rata
I 1- 5 31.86 Pasir padat 36.5
II 5- 9 22.49 Pasir sedang 33.8
III 9- 15 18.95 Pasir sedang 32.8
IV 15 - 20 23.52 Pasir sedang 34.1
V 20 - 25 13.09 Pasir sedang 31.0
VI 25 - 30 26.21 Pasir sedang 34.9
Dari tabel diatas di dapat nilai N' rata-rata kedalaman di bawah poer sampai ujung
tiang (Tiang Pancang)
N' rerata = 22.69
φ' rerata = 33.87 ° → Dari Tabel Hubungan φ dan
N-SPT (Peck, 1974) (Tabel terlampir)
Ujung tiang pancang pada kedalaman 30 m atau
19.00 m di bawah poer
C. Kapasitas Dukung Ijin Yang Terhadap Gaya Desak (Qa)

1) Tahanan Gesek Ultimit (Qs)
Menurut Vetic (1976) dan Korisel (1961) di anggap tekanan Overburden Po' = γ x h adalah
konstan pada kedalaman kritis (Zc) antara 10d - 20d.
Dalam hal ini Zc di ambil 12d maka dengan diameter d = 0.45 m, kedalaman kritisnya :
Zd = 12 x d
= 12 x 0.45 -11,00
= 5.4 m
Jadi setelah kedalaman 5.4 m, ZC = 5,4 m
Po' bernilai konstan sebesar :
Po' = Zc x γ'
-15,00 31,20 Kn / m²
= 5.4 m x 8.2 KN/m3 44,28 Kn / m²
-16,40
= 44.28 KN/m2
-23,00 44,28 Kn / m²
Untuk kedalaman 15 m
Po = γ' di bawah poer x h
= 7.8 x 4.00 = 31.20 KN/m2 -25,00 44,28 Kn / m²
Rumus tahanan gesek tiang adalah :

Qs = ∑ As x kd x tanδ x Po
-30,00 44,28 Kn / m²
Dimana :
As = Luas Selimut tiang
kd = Koefesien tekanan tanah yang bergantung pada kondisi tanah
δ = φd' = Sudut gesek efektif antara dinding tiang dan tanah = 0.75 φ'
Po =
Tekanan efektif (Vertikal) rerata sepanjang tiang yang besarnya sama de-ngan
tekanan Overburden untuk Z ≤ Zc dan tekanan Vertikal kritis untuk Z ≥ Zc.
TEKNIK SIPIL
Tabel 3. Hubungan Sudut Gesek dan Koefesien Tekanan Tanah

Kedalaman
Lapisan kd δ (Tiang Beton) kd x tanδ
(m)
I 1- 5 1 27.37 0.52
II 5- 9 1.5 25.38 0.71
III 9- 15 1.5 24.62 0.69
IV 15 - 20 1.5 25.61 0.72
V 20 - 30 1.5 26.20 0.74
Dari data di atas di buat tabel sebagai berikut :

Tabel 4. Nilai Qs dan Fs
Po Qs Fs
Kedalaman (m) As (m2) kd x tanδ Ket.
(KN/m 2)
(KN )
(KN/m2)
11.00 - 15 5.66 0.69 15.60 60.92 10.76 OK
15 - 16.40 1.98 0.72 37.74 53.80 27.17 OK
16.4 - 20 5.09 0.72 44.28 162.28 31.88 OK
20 - 30 14.14 0.74 44.28 463.33 32.77 OK
∑ = 26.87 740.33
Dari tabel dapat diketahui Fs maksimun:

Fs = 32.77 KN/m2 ≤ 107 KN/m2 → OK
2) Tahanan Ujung Ultimit (Qd)
Persamaan tahanan ujung ultimit untuk tiang pancang yang terletak di dalam ta-nah pasir
jenuh menurut Brom adalah :
Qb = Ab x Pb x Nq
Dimana :
Qb = Tahanan Ujung Ultimit (KN)
Ab = Luas dasat tiang (m2)
Pb = Tekanan Vertikal Efektir pada ujung tiang (KN/m 2)
Nq = Faktor kapasitas dukung
Untuk tahanan ujung di ambuk N rata-rata → φ (10D dari ujung tiang ke atas dan 4D
dari ujung tiang ke bawah).
Nrata-rata = φ = 33.87 ° (pada ujung tiang) maka :
L/d = 42.22
Dari grafik hubungan Nq dan φ di dapat Nq = 32 (Grafik Terlampir)
sehingga :
Qb = Ab x Pb x Nq
= ( 1/4 π 0.45 2 ) x 44.28 x 32
= 225.45 KN
Qb 225.45
Fbmax = = = 1409.06
Ab 0.16
Fbmax = 1409.06 KN/m2 ≤ 10700 KN/m2 → OK
Qb Qs
Qa = + - wtiang
SF1 SF2
TEKNIK SIPIL
Dimana :
Qa = Kapasitas dukung ijin tentang terhadap gaya gesek (KN)
wtiang = Berat Tiang yang tertanam dalam tanah (KN)
SF = Angka aman ( SF1 = 3 : SF1 = 1.5 )
wtiang = γbeton x Ab x Ltiang

= 24 x 0.16 x 19.00
= 72.96 KN
Qb Qs 225.45 740.33
Maka : Qa = + - wtiang = + - 72.96
SF1 SF2 3 1.5
= 495.74 KN/Tiang
3) Kapasitas Dukung ijin terhadap gaya tarik (Ta)

Menurut Metode Coyle dan Castella (1981)
Qs
Ta = + ( 0.9 x wtiang )
5
740.33
= + ( 0.9 x 72.96 )
5
= 148.07 + 65.66
= 213.73 KN/Tiang
4) Kapasitas dukung ijin tiang terhadap gaya lateral (Ha)

Kapasitas momen tiang berdasarkan momen pengangkatan tiang, sedangkan ka-pasitas
tanah berdasarkan rumus :
Mmax = γ' x d x L 3 x Kp
Dimana :
γ' = Berat volume tanah (Saturated) lapisan tanah asli (γ' = 8.2 KN/m3)
d = Diameter tiang = 0.45 m
L = Panjang tiang pancang di bawah pile cap = 19.00 m
Kp = Koefesien tanah pasif
φ °
Kp = tan2 ( 45 + ) → φ di bawah poer = 33.87
2
33.87
= tan2 ( 45 + )
2
= 3.52
Maka : Mmax = γ' x d x L 3 x Kp = 8.2 x 0.45 x 19.00 3 x 3.52

= 89090.18 KNm
Momen pengangkatan tiang yang terjepit (tertanam 0.6 m)

Maka panjang batang 19.00 + 0.6 = 19.60 m
a. Pengangkatan 2 titik digunakan saat pabrikan dan perletakan tiang di truk

q = wtiang / L = 72.96 / 19.00 = 3.84 KN/m
.1. Mmax = 0.021 x q x L 2
= 0.021 x 3.84 x 19.60 2
= 30.98 KNm
TEKNIK SIPIL
1 2
.2. Mmax = xqxL
32
= 1 2
x 3.84 x 19.60
32
= 46.10 KNm
b. Pengangkatan satu ujung tiang

1 2
.1. Mmax = xqxL
18
= 1 2
x 3.84 x 19.60
18
= 81.95 KNm
Digunakan Mmax = 81.95 KNm
Dikarenakan Mmax y < My yaitu 81.95 KNm < 89090.18 KNm

Maka digunakan pengangkatan suatu ujung tiang dengan M max y = 1/8 q L , sehingga
2
tiang mengalami keruntuhan terlebih dahulu sehingga diasumsikan sebagai tiang

pancang dengan ujung jepit.
2 x My
Hu = Hu
e + 0.55
d x γ' x Kp
2 x 81.95
Hu = Hu
e + 0.55
0.5 x 8.2 x 3.52
163.90
Hu =
0.14 Hu
3
Hu 2 = 1170.71
^ ( 2 / 3 )
Hu = 1170.71
Hu = 111.08
Hu 111.08
Maka Hu = = = 74.05 KN/Tiang
1.5 1.5
Keterangan :
Pada pelaksanaan di lapangan, pengangkatan tiang dengan tali di ujung tiang

sangatlah jarang dilakukan karena selain memungkinkan tali a-kan terlepas
atau putus, juga mengganggu pada saat pemancangan (pe-numbukan). Oleh
karena itu ketahanan tiang dalam menajan momen pengangkatan (My) harus
benar-benar diperhatikan baik dalam pelak-sanaan maupun dalam
perhitungan, karena sangat berpengaruh pada perhitungan Hl dan Ha pada
tiang.
TEKNIK SIPIL
D. Perencanaan Fondasi Tiang

Dari hasil perhitungan di dapat :
Qa = 495.74 KN/Tiang
Ta = 213.73 KN/Tiang
Ha = 74.05 KN/Tiang
Koefesien tekanan tanah aktif (Ka)

Tanah I Tanah II
φ φ
Ka1 = tan2 ( 45 - ) Ka2 = tan2 ( 45 - )
2 2
33 27
= tan2 ( 45 - ) = tan2 ( 45 - )
2 2
= 0.29 = 0.38
Koefesien tekanan tanah pasif (Kp)

Tanah I Tanah II
φ φ
Kp1 = tan2 ( 45 + ) Kp2 = tan2 ( 45 + )
2 2
33 27
= tan2 ( 45 + ) = tan2 ( 45 + )
2 2
= 3.39 = 2.66
Gaya-gaya horizontal yang bekerja
q = 7 kN/m3
P = 90 kN
Jembatan
1.50
2.00
2.75 Ea2
Ea1
H = 16.5 kN
8.75
8.75
5.75
1.50
Ea4 Ea3
6.00
Ea5
Ea6 1.50
Ea9 Ea8 Ea7 Ep1 Ep2 Ep3

Ea10 2.25
0.90
3.25
6.50
TEKNIK SIPIL
3.25
6.50
Tabel 5. Gaya Horizontal Akibat Tekanan Tanah Aktif
Lengan Momen
No Gaya Aktif (KN)
(m) (KNm)
1 Ea1 = q x Ka1 x h1 x L
= 7 x 0.29 x 2.75 x 9.25 9.63 497.29
= 51.64
2 Ea2 = 1/2 x γ1 x Ka1 x h1 2 x L

= 1/2 x 19 x 0.29 x 2.75 2 x 9.25 9.17 1720.75
= 187.65
= 7 x 0.29 x 6.00 x 9.25 5.25 591.52
= 112.67
4 Ea4 = ( h1 x γ1 ) x Ka1 x h2 x L
= ( 2.75 x 18.5 ) x 0.29 x 6.00 x 9.25 5.25 4298.86
= 819
5 Ea5 = 1/2 x γ1' x Ka1 x h2 2 x L

= 1/2 x 8.5 x 0.290 x 6.00 2 x 9.25 4.25 1744.29
= 410.42
6 Ea6 = 1/2 x h2 x γw x L
= 1/2 x 8.25 2 x 10 x 9.25 2.75 8656.70
= 3147.89
= 7 x 0.38 x 2.25 x 9.25 1.13 62.56
= 55.36
8 Ea8 = ( h1 x γ1 ) x Ka2 x h3 x L
= ( 2.75 x 18.5 ) x 0.38 x 2.25 x 9.25 1.13 454.67
= 402.36
9 Ea9 = ( h2 x γ1' ) x Ka2 x h3 x L

= ( 6.00 x 8.5 ) x 0.38 x 2.25 x 9.25 1.13 455.79
= 403.35
10 Ea10 = 1/2 x γ2' x Ka2 x h3 2 x L

= 1/2 x 8.2 x 0.380 x 2.25 2 x 9.25 0.75 54.72
= 72.96
∑Ea = 5663.13 ∑Ma = 18537.15
TEKNIK SIPIL
Tabel 6. Gaya Horizontal Akibat Tekanan Tanah Pasif

Lengan Momen
No Gaya Pasif (KN)
(m) (KNm)
1 Ep1 = ( H3 x γw ) x Kp2 x h3 x L
= ( 1.50 x 10.0 ) x 2.66 x 2.25 x 9.25 1.13 938.37
= 830.42
2 = 1/2 x γ2' x Kp2 x h3 2 x L

= 1/2 x 8.2 x 2.66 x 2.25 2 x 9.25 1.13 577.10
= 510.71
3 Ep3 = 1/2 x h42 x γw x L

= 1/2 x 3.75 2 x 10 x 9.25 1.25 812.99
= 650.39
∑Ep = 1991.52 ∑Mp = 2328.46
Yang digunakan ∑E = ∑Ea - ∑Ep = 5663.13 - 1991.52 = 3671.61 KN

∑P = ∑Ma - ∑Mp = 18537.15 - 2328.46
= 16208.69 KNm
Gaya-gaya vertikal yang bekerja
q = 9 KN/m²
2.2 0 0.9
P = 90 KN
Jembatan
0
0.20
.5
1
W1
N = 15 KN
.0
3 0
W3
W9
0.3 0
W2
W10
1.80
.5
6 0
W4
.0
6 0
W11
.0
1 0
W13
W12 W14
W6
5
W5 W7
.2
2
.2
1 0
W8
W15
W16
3.10
8.00
TEKNIK SIPIL
W15
W16
3.10 TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II

8.00
Tabel 7. Gaya Vertikal Akibat Berat Tanah dan Berat Sendiri Aboutment
Lengan Momen
No Gaya Aktif (KN)
(m) (KNm)
1 W 1 = A x γb x L
= ( 0.9 x 2 ) x 24 x 9.25 -1.20 -479.52
= 399.60
2 W2 = A x γb x L
= ( 1/2 x 0.9 x 0.75 ) x 24 x 9.25 -1.05 -78.68
= 74.93
3 W3 = A x γb x L
= ( 0.2 x 0.3 ) x 24 x 9.25 -0.65 -8.66
= 13.32
4 W4 = A x γb x L
= ( 7.25 x 1.50 ) x 24 x 9.25 0.00 0.00
= 2414.25
5 W5 = A x γb x L
= ( 1/2 x 2.50 x 1.35 ) x 24 x 9.25 -1.58 -591.92
= 374.63
6 W6 = A x γb x L
= ( 1.50 x 1.35 ) x 24 x 9.25 0.00 0.00
= 449.55
7 W7 = A x γb x L
= ( 1/2 x 2.5 x 1.35 ) x 24 x 9.25 1.58 591.92
= 374.63
8 W8 = A x γb x L
= ( 6.50 x 0.90 ) x 24 x 9.25 0.00 0.00
= 1298.70
9 W9 = A x γ1 x L
= ( 1.60 x 2.75 ) x 18.5 x 9.25 -2.45 -1844.73
= 752.95
10 W10 = A x γ1 x L
= ( 1/2 x 0.9 x 0.75 ) x 18.5 x 9.3 -1.35 -77.96
= 57.75
11 W11 = A x γ1' x L
= ( 2.50 x 6.00 ) x 8.5 x 9.25 -2.00 -2358.76
= 1179.38
TEKNIK SIPIL
12 W12 = A x γ2' x L
= ( 1/2 x 2.50 x 1.35 ) x 8.2 x 9.3 -2.42 -309.76
= 128.00
13 W13 = A x γw x L
= ( 2.50 x 1.50 ) x 10.0 x 9.25 2.00 693.76
= 346.88
14 W14 = A x γ2' x L
= ( 1/2 x 2.5 x 1.35 ) x 8.2 x 9.3 2.42 309.76
= 128.00
15 W15 = A x γw x L
= ( 6.50 x 3.75 ) x 10 x 9.3 0.00 0.00
= 2254.69
16 W16 = A x γ2' x L
= ( 1/2 x 6.50 x 4.50 ) x 10 x 9.3 1.08 1461.03
= 1352.81
17 P =P xL
= 90 x 9.3 0.00 0.00
= 832.50
18 q = ( q x l ) xL
= ( 7 x 1.60 ) x 9.3 -2.45 -253.82
= 103.60
∑P = 12536.17 ∑M = -2947.34
Dari perhitungan beban vertikal dan momen ditinjau sepanjang bentang 9.3 m
diperoleh :
Beban total yang bekerja akibat beban tetap dan berat sendiri aboutment
= 12536.17 KN
Momen total yang bekerja akibat beban tetap dan berat sendiri aboutment
= -2947.34 KNm
Dari perhitungan tekanan tanah lateral, ditinjau sepanjang bentang 9.25 m

di peroleh Tekanan tanah aktif yang bekerja
= 5663.13 KN (Momen yang terjadi akibat tanah aktif)
Ditinjau dari dasar poer = 18537.15 KNm
Tekanan tanah pasir yang bekerja = 1991.52 KN
Momen yang terjadi akibat tekanan tanah pasif ditinjau dari dasar poer
= 2328.46 KNm
∑V = 12536.17 KN
∑Elateral = 3671.61 KN
∑Mtotal = 12536.17 + ( -2947.34 ) = 9588.83 KNm
TEKNIK SIPIL
Jumlah tiang yang dibutuhkan :

∑V 12536.17
n= = = 25.29
Qa 495.74
1) Perencanaan Tiang Simetris

Digunakan dalam perencanaan tiang = 35 tiang
Jarak antar tiang minimal yang diambil 2.5 D - 6 D
Jarak tiang ke tepi poer di ambil antara 0.5 - 1 m
- Jarak antar tiang (S horizontal) = 1.375 m
- Jarak antar tiang (S vertikal) = 1.375 m
- Jarak antar tiang ke tepi poer (horizontal) = 0.5 m
- Jarak antar tiang ke tepi poer (vertikal) = 0.5 m
0.50
1 8 15 22 29
1.50
2 9 16 23 30
1.50
3 10 17 24 31
1.50
4 11 18 25 32
1.50
5 12 19 26 33
1.50
5.00
6 13 20 27 34
1.50
7 14 21 28 35
0.50
0.50 1.75 1.75 1.75 1.75 0.50

4.00
Karena simetris titk berat tiang ditengah-tengah

Ko = 3.25 m dari tepi tiang
∑x2 = 7 ( -2.75 ) 2 + 7 ( -1.38 ) 2 + 7 ( 1.38 ) 2 + 7 ( 2.75 ) 2
= 52.9375 + 13.2344 + 13.2344 + 52.9375

= 132.3
Kontrol terhadap Beban Tetap
∑V = 12536.17 KN
∑Mtotal = 9588.83 KNm
Untuk Baris I (tiang 1-7)

V ∑My x -x1 12536.17 9588.83 x ( -2.75 )
V1 = P1 = + = +
n ∑x 2
35 132.34
P1 = 158.93 KN/tiang < Qa = 495.74 KN/Tiang → OK
TEKNIK SIPIL
Untuk Baris II (tiang 8-14)

V ∑My x -x2 12536.17 9588.83 x ( -1.38 )
V2 = P2 = + = +
n ∑x 2
35 132.34
Untuk Baris III (tiang 15-21)

V ∑My x -x3 12536.17 9588.83 x ( 0.00 )
V3 = P3 = + = +
n ∑x 2
35 132.34
Untuk Baris IV(tiang 22-28)

V ∑My x -x4 12536.17 9588.83 x ( 1.38 )
V4 = P4 = + = +
n ∑x2 35 132.34
Untuk Baris V(tiang 29-35)

V ∑My x -x5 12536.17 9588.83 x ( 2.75 )
V5 = P5 = + = +
n ∑x2
35 132.34
P5 = 557.42 KN/tiang > Qa = 495.74 KN/Tiang → Tdk OK
Kontrol Horizontal
H = ∑Elateral = 3671.61 KN
∑Elateral 3671.61
H yang terjadi = =
n 35
= 104.90 KN/tiang > Ha = 74.05 KN/Tiang → Tdk OK
Sehingga diperlukan tiang miring

Digunakan tiang miring dengan kemiringan m : 1 = 3 : 1
Gaya dasar terbesar pada tiang baris V
Pv = 557.42 KN/tiang
P 557.42
PH = 5v = = 185.81 KN/tiang
m 3
H = 3671.61 - ( 7 x 185.8 )
= 2370.94 KN
∑Elateral 2370.94
H yang terjadi = =
n 35
= 67.74 KN/tiang < Ha = 74.05 KN/Tiang → OK
Cek gaya vertikal pada bidang miring

V 2
Baris V P5 = 5 x m + 1
m
557.42 2
= 3 + 1
3
= 587.57 KN/tiang > Qa = 495.74 KN/Tiang → Tdk OK
TEKNIK SIPIL
Kontrol terhadap Beban Sementara

∑V = 12536.17 KN
H = 17 KN
∑Mhorizontal = ∑Mtotal + ( ∑M x H )
= 9588.83 + ( -17 x 9.50 x 9.3 )
= 8138.89 KNm
V ∑My x -x1
Baris I V1 = P1 = +
n ∑x2
12536.17 8138.890 x ( -2.8 )
= +
35 132.34
P1 = 189.06 KN/tiang < 1.5 Qa = 743.61 KN/Tiang → OK
V ∑My x -x2
Baris II V2 = P2 = +
n ∑x2
12536.17 8138.89 x ( -1.38 )
= +
35 132.34
V ∑My x -x3
Baris III V3 = P3 = +
n ∑x2
12536.17 8138.89 x ( 0.00 )
= +
35 132.34
V ∑My x -x4
Baris IV V4 = P4 = +
n ∑x2
12536.17 8138.89 x ( 1.38 )
= +
35 132.34
V ∑My x -x5
Baris V V5 = P5 = +
n ∑x2
12536.17 8138.89 x ( 2.75 )
= +
35 132.34
TEKNIK SIPIL
Gaya lateral yang di terima tiap tiang

∑Mtotal = ∑Elateral + ( H x Bentang Aboutment)
= 3671.61 + ( -17 x 9.3 )
= 3518.99 KN
∑Etotal 3518.99
H yang terjadi = =
n 35
H = 100.54 KN/tiang < 1.5 Ha = 111.08 KN/Tiang → OK
Pada Beban tetap, Tiang Miring pada baris V = 7 Tiang
2) Perencanaan Tiang Asimetris

Digunakan dalam perencanaan tiang = 33 tiang
Jarak antar tiang minimal yang diambil 2.5 D - 6 D
Jarak tiang ke tepi poer di ambil antara 0.5 - 1 m
- Jarak antar tiang (S horizontal) = 1.38 m
- Jarak antar tiang (S vertikal) = 1.38 m
- Jarak antar tiang ke tepi poer (horizontal) = 0.5 m
- Jarak antar tiang ke tepi poer (vertikal) = 0.5 m
0.50
1 6 13 20 27
1.50
2 7 14 21 28
1.50
8 15 22 29
1.50
3 9 16 23 30
1.50
10 17 24 31
1.50
5.00
4 11 18 25 32
1.50
5 12 19 26 33
0.50
0.50 1.75 1.75 1.75 1.75 0.50

4.00
Titik berat susunan tiang baris I

33 x0 = ( 4 x 0 ) + ( 7 x 1.38 ) + ( 7 x 2.8 ) + ( 7 x 4.125 ) + ( 7 x 6 )
33 x0 = 0 + 10 + 19 + 29 + 38.5
96
x0 =
33
x0 = 2.92 m
TEKNIK SIPIL
Dari tepi poer (sebelah kiri) = 0.5 + 2.92 = 3.42 m

2 2
∑x = 4 ( -2.92 ) + 7 ( -1.55 ) 2 + 7 ( -0.17 ) 2 + 7 ( 1.21 ) 2
+ 7 ( 2.58 ) 2
= 34.11 + 16.71 + 0.20 + 10.16 + 46.59

= 107.77
Tabel 7. Gaya Vertikal
Lengan Momen
No Gaya Aktif (KN)
(m) (KNm)
1 W1 = 399.60 -1.37 -547.45
2 W2 = 74.93 -1.22 -91.41
3 W3 = 13.32 -0.82 -10.92
4 W4 = 2414.25 -0.17 -410.42
5 W5 = 374.63 -1.75 -655.60
6 W6 = 449.55 -0.17 -76.42
7 W7 = 374.63 1.41 528.23
8 W8 = 1298.70 -0.17 -220.78
9 W9 = 752.95 -2.62 -1972.73
10 W10 = 57.75 -1.52 -87.78
11 W11 = 1179.38 -2.17 -2559.25
12 W12 = 128.00 -2.59 -331.52
13 W13 = 346.88 1.83 634.79
14 W14 = 128.00 2.25 288.00
15 W15 = 2254.69 -0.17 -383.30
16 W16 = 1352.81 0.91 1231.06
17 W17 = 832.50 -0.17 -141.53
18 W18 = 103.60 -2.62 -271.43
∑P = 12536.17 ∑M = -5070.26
Berat sendiri aboutment + beban vertikal = 12536.17 KN

Momen akibat beban aboutment + beban vertikal = -5070.26 KNm
∑Mtotal = 12536.17 + ( -5070.26 ) = 7465.91 KNm
Kontrol terhadap Beban Tetap

∑V = 12536.17 KN
Untuk Baris I (tiang 1-5)

V ∑My x -x1 12536.17 7465.91 x ( -2.9 )
V1 = P1 = + = +
n ∑x 2
33 107.77
TEKNIK SIPIL
Untuk Baris II (tiang 6-12)

V ∑My x -x2 12536.17 7465.91 x ( -1.5 )
V2 = P2 = + = +
n ∑x 2
33 107.77
Untuk Baris III (tiang 13-19)

V ∑My x -x3 12536.17 7465.91 x ( -0.2 )
V3 = P3 = + = +
n ∑x 2
33 107.77
Untuk Baris IV(tiang 20-26)

V ∑My x -x4 12536.17 7465.91 x ( 1.21 )
V4 = P4 = + = +
n ∑x2 33 107.77
Untuk Baris V(tiang 27-33)

V ∑My x -x5 12536.17 7465.91 x ( 2.58 )
V5 = P5 = + = +
n ∑x2
33 107.77
P5 = 558.62 KN/tiang > Qa = 495.74 KN/Tiang → Tdk OK
Kontrol Horizontal
H = ∑Elateral = 3671.61 KN
∑Elateral 3671.61
H yang terjadi = =
n 33
= 111.26 KN/tiang > Ha = 74.05 KN/Tiang → Tdk OK
Sehingga diperlukan tiang miring

Digunakan tiang miring dengan kemiringan m : 1 = 3 : 1
Gaya dasar terbesar pada tiang baris V
Pv = 558.62 KN/tiang
P 558.62
PH = 5v = = 186.21 KN/tiang
m 3
H = 3671.61 - ( 7 x 186.21 )
= 2368.14 KN
∑Elateral 2368.14
H yang terjadi = =
n 33
Di tambah jumlah tiang miring pada baris IV

P4v = 463.36 KN/tiang
P 463.36
PH = 4v = = 154.45 KN/tiang
m 3
H = 3671.61 - ( 7 x 154.45 ) - ( 7 x 154.45 )

= 1509.31 KN
TEKNIK SIPIL
∑Elateral
1509.31
H yang terjadi = =
n 33
Cek gaya vertikal pada bidang miring
V4 2
Baris IV P4 = x m + 1
m
463.36 2
= 3 + 1
3
= 488.42 KN/tiang < Qa = 495.74 KN/Tiang → OK
V5 2
Baris V P5 = x + 1 m
m
558.62 2
= 3 + 1
3
= 588.84 KN/tiang > Qa = 495.74 KN/Tiang → Tdk OK
Kontrol terhadap Beban Sementara

∑V = 12536.17 KN
H = 17 KN
∑Mhorizontal = ∑Mtotal + ( ∑M x H )
= 7465.91 + ( -17 x 9.50 x 9.25 )
= 6015.97 KNm
V ∑My x -x1
Baris I V1 = P1 = +
n ∑x2
12536.17 6015.97 x ( -2.9 )
= +
33 107.77
V ∑My x -x2
Baris II V2 = P2 = +
n ∑x2
12536.17 6015.97 x ( -1.5 )
= +
33 107.77
V ∑My x -x3
Baris III V3 = P3 = +
n ∑x2
12536.17 6015.97 x ( -0.2 )
= +
33 107.77
TEKNIK SIPIL
V ∑My x -x4
Baris IV V4 = P4 = +
n ∑x2
12536.17 6015.97 x ( 1.21 )
= +
33 107.77
V ∑My x -x5
Baris V V5 = P5 = +
n ∑x2
12536.17 6015.97 x ( 2.58 )
= +
33 107.77
Gaya lateral yang di terima tiap tiang

∑Mtotal = ∑Elateral + ( H x Bentang Aboutment)
= 3671.61 + ( -17 x 9.25 )
= 3518.99 KN
∑Etotal 3518.99
H yang terjadi = =
n 33
H = 106.64 KN/tiang < 1.5 Ha = 111.08 KN/Tiang → OK
Diperlukan Tiang Miring

Pada Beban tetap, Tiang Miring pada baris V = 7 Tiang pada baris IV = 7 Tiang
D. Depleksi Tiang Vertikal Gaya Lateral

Menentukan kategori tiang pada tanah granuler dengan ujung tiang dianggap jepit
F'c = 25 Mpa
Ep = 4700 x F'c
= 4700 x 25
= 23500 Mpa
Ip = Momen Inersia penampang Tiang

1 4
= ( ) π d
64
1 4
= ( ) π 0.45
64
= 2.01 x 10 -3 m4
Nilai nh yang digunakan adalah nh rata-rata dari 5 lapisan tanah.
Kedalaman
Lapisan Kepadatan nh (KN/m3)
(m)
I 1- 5 Pasir padat 7275
II 5- 9 Pasir sedang 7275
III 9- 15 Pasir sedang 7275
IV 15 - 20 Pasir sedang 7275
V 25 - 30 Pasir sedang 19400
TEKNIK SIPIL
Panjang tiang masuk ke dalam tanah adalah dari kedalaman 11.00 - 30 m maka
nh yang dirata-ratakan adalah dari kedalaman 11.00 - 30 m, sehingga
nh =
dimana :
Li = Tebal tanah pada lapisan ke-i
nhi = Nilai nh pada lapisan ke-i
nh rata-rata = 9700 KN/m3
[ Ep nhx Ep ]
1/5
α=
9700
=[ ]
1/5
23500 x 2.01 x 10 -3
= 2.9
αL= 2.9 x 19.00

= 55.1 > 4 (maka termasuk tiang panjang)
Defleksi maksimun yang terjadi

0.93 Ha
yo =
[nh 3/5 x ( Ep x Ep ) 3/5 ]
0.93 x 74.05
= [ 9700 3/5 x ( 23500 x 2.01 x 10 -3 ) 3/5 ]
68.87
= [ 246.64 x 10.11 ]
= 0.03 < 1 cm → OK
1) Efesiensi Kelompok Tiang Simetris

θ = arc tan d/s
0.45
= arc tan
1.2
= 20.56 °
( n' - 1 ) m + ( m - 1 ) n'
Eg = 1 - θ
90 x m x n'
Dimana :
m = Jumlah baris tiang
n' = Jumlah tiang dalam satu baris
° ( 7 - 1 ) 5 + ( 5 - 1 ) 7
Eg = 1 - 20.56
90 x 5 x 7
= 1 - 0.38
= 0.62
Kapasitas Kelompok tiang

= Eg x n x Qa
= 0.62 x 35 x 495.74
= 10757.56 < ∑V = 12536.17 KN → Tdk OK
TEKNIK SIPIL
2) Efesiensi Kelompok Tiang Asimetris

θ = arc tan d/s
0.45
= arc tan
1.2
= 20.56 °
( n' - 1 ) m + ( m - 1 ) n'
Eg = 1 - θ
90 x m x n'
Dimana :
m = Jumlah baris tiang
n' = Jumlah tiang dalam satu baris
° ( 7 - 1 ) 5 + ( 5 - 1 ) 7
Eg = 1 - 20.56
90 x 5 x 7
= 1 - 0.38
= 0.62
Kapasitas Kelompok tiang

= Eg x n x Qa
= 0.62 x 33 x 495.74
= 10142.84 < ∑V = 12536.17 KN → Tdk OK
Jadi jumlah tiang diameter 0.45 m :
Simetris = 35 tiang, dimana 28 tiang tegak dan 7 tiang miring
Asimetris = 33 tiang, dimana 19 tiang tegak dan 14 tiang miring
Dapat digunakan untuk mendukung aboutment dan beban yang terjadi.
Catatan :
Pada pelaksanaan dilapangan, pada tiang miring sering dipakai m : 1 dengan nilai m
= 5-10. Karena berhubungan dengan pelaksanaanya. Jika semakin miring tiang (m <
2,5), kama pelaksanaannya akan semakin susah. Dengan nilai m > 2,5, maka jumlah
tiang miring akan semakin banyak.
TEKNIK SIPIL
Soal 2 :
Perencanaan Turap dan Angkur
(Sheet Pile and Tie Rod)
TEKNIK SIPIL
PERENCANAAN TURAP
Ketentuan Soal :
q = 9 kN/m²
H3 = 1.50 M H1 =2.75 M Tanah I
3
h=28
5mm
869 mm
Blok Angkur Beton

A B
4
87m
2m
Profil Baja U
250.90.9.13
Turap Baja
Baja Angkur
4
H=30
.5M
m.a.t
2
H=85
.7M
m.a.t m.a.t
Tanah II
Dasar Galian
H1 : Kedalaman Tie Rod = 2.75 m

H2 : Kedalaman muka air tanah (m.a.t) = 8.75 m
H3 : Jarak muka tanah I ke dasar galian = 1.50 m
H4 : Jarak muka tanah II ke dasar galian = 3.00 m
1) Karakteristik tanah I 2) Karakteristik tanah II

γ = 18.5 kN/m3 γ = 16.5 kN/m3
o o
ϕ = 33 ϕ = 26
γ' = 9.0 kN/m3 γ' = 8.2 kN/m3
c = 0 kN/m3 c = 0 kN/m3
γair = 10 kN/m3
3) Beban merata, q= 9 kN/m2
4) Parameter lain :
H1 = 2.75 m
H2 = 8.75 m
H3 = 1.50 m
TEKNIK SIPIL
H4 = 3.00 m
5) σ Turap baja = 233 MN/m
2
6) Tipe Turap Baja : LARSSEN & HOESCH

7) Wale (balok horizontal) : dipakai profil baja U 250 . 90 . 9 . 13
DITANYAKAN :
1) Rencanakan panjang turap yang masuk kedalam tanah (tekanan tanah dengan menggunakan teori
Rankine) ;
2) Rencanakan dimensi batang angker dari baja bulat jika angkur dipasang setiap jarak ≥ 3 m (σ angkur = 1000
kg/cm2) ;
3) Rencanakan dimensi balok angker yang berada didalam tanah;
4) Rencanakan panjang angker ;
5) Gambar tampak atas (1 : 50), depan (1 : 50) dan tampak samping (1 : 50), turap tersebut;
6) Gambar detail interlock antar turap (1 : 20) dan balok angker (1 : 20).
PENYELESAIAN :
I. ANALISIS GAYA YANG BEKERJA PADA TURAP
Koefisien tekanan tanah aktif (Ka) Koefisien tekanan tanah pasif (Kp)
Ka1 = tg 2 ( 45 - φ / 2 ) Kp1 = tg 2 ( 45 + φ / 2 )
= tg 2 ( 45 - 33 / 2 ) = tg 2 ( 45 + 33 / 2 )
= 0.29 = 3.39
Ka2 = tg 2 ( 45 - φ / 2 ) Kp2 = tg 2 ( 45 + φ / 2 )
= tg 2 ( 45 - 26 / 2 ) = tg 2 ( 45 + 26 / 2 )
= 0.39 = 2.56
q = 9 kN/m²
H1 = 2.75 m
H3 = 1.50 m Tanah I
TEKNIK SIPIL A B
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN Profil Baja U Ea1
Blok Angkur Beton 31
5m
250.90.9.13
28.7
Ea2 Baja Angkur

H
H4 = 3.00 m m.a.t
q = 9 kN/m²
H1 = 2.75 m
H3 = 1.50 m Tanah I
A B
Blok Angkur Beton
Profil Baja U Ea1
28 5m
.7 250.90.9.13
H
Ea2 Baja Angkur
H4 = 3.00 m m.a.t
Turap Baja
Ea5 Tanah II
Dasar Galian
Tanah II
Ea3 Ea4
Ea6
Ea7
Ep1
Gambar 1 : Diagram gaya akibat tekanan tanah aktif & pasif
a. Tekanan Tanah Aktif
- Ea1 = q * Ka1 * H2 * 1
- Ea2 = 0.5 * γ1 * Ka1 * H22 * 1
- Ea3 = q * Ka2 * ( H3 - H2 + do ) * 1
- Ea4 = ((H3 - H2)* γ2 ) * Ka2 * ( H4 + do ) * 1
- Ea5 = 0.5 * γ2 * (H3 - (H2+H4))2 * 1
- Ea6 = ( H4* γ2 ) * Ka2 * ( H4+ do ) * 1
- Ea7 = 0.5 * γ2 * Ka2 * ( H4+ do )2
TEKNIK SIPIL
Tabel 1. Gaya dan Momen akibat tekanan tanah aktif
Lengan terhadap
Gaya yang bekerja (kN)
A (m)
Ea1 9 x 0.29 x 8.8 x 1 = 22.84 4.38
Ea2 0.5 x 18.50 x 0.29 x ( 8.8 ) 2 x 1 = 205.38 5.83
Ea3 9 x 0.39 x ( 1.5 - 8.8 + do ) x 1 = -25.45 + 3.51 do -10.3 + do / 2
Ea4 ( -7.3 x 8.2 ) x 0.39 x ( 3 + do ) = -69.56 + -23.19 do -10.3 + do / 2
Ea5 0.5 x 9 x ( 1.5 - 11.8 ) 2 x 1 = 472.78 -6.83
Ea6 ( 3.0 x 8.2 ) x 0.39 x ( 3.0 + do ) = 28.78 + 9.59 do 3 + 1/2 do
Ea7 0.5 x 8.2 x 0.39 x ( 3.0 + do ) 2 = 14.39 + 9.59 do + 1.60 do 2 3 + 2/3 do
Momen Terhadap A (kN/m)

Ea1 100.04
Ea2 1197.37
Ea3 1.76 do 2 + -48.70 do + 260.86
Ea4 -11.60 do 2 + 202.92 do + 712.99
Ea5 472.78
Ea6 4.80 do 2 + 43.16 do + 86.34
Ea7 1.07 do 3 + 11.19 do 2 + 38.36 do + 43.17
∑Ma = 1.07 do 3 + 6.15 do 2 + 235.74 do + 2873.55
b. Tekanan Tanah Pasif

- Ep = 0.5 * γ2 * Kp2 * do2
Tabel 2. Gaya dan Momen akibat tekanan tanah pasif
Lengan terhadap A
Gaya yang bekerja (kN) (m)
Momen terhadap A (kN/m)
Ep 0.5 x 8.2 x 2.56 x do 2 10.5 do 2 11.76 + 2/3 do 123.43 do 2 + 7.00 do 3
∑Mp = - ( 123.43 do 2 + 7.00 do 3 ) kN/m (berlawanan arah jarum jam)

= -123.43 do 2 -7.00 do 3 kN/m
∑Ma = 0 → ∑M aktif + ∑M pasif = 0

3 2
( 1.07 do + 6.15 do + 235.74 do + 2873.55 ) = 0
3 x1.2 = 2-b± b²-4ac
( -7.00 do + -123.43 do ) = 2a
0 +
3 2
-5.93 do + -117.28 do + 235.74 do + 2873.55 = 0
Dengan cara coba-coba (trial & error), didapat nilai do :
TEKNIK SIPIL
do = 1.955 m
TEKNIK SIPIL
Untuk mendapat nilai d, dikalikan faktor pengali 1,2 . do - 1,4 . do

d = 1.3 x do
= 1.3 x 1.955 m
= 2.54 m
Jadi, panjang turap yang masuk ke tanah adalah 2.54 m , sehingga panjang turap yang dibutuhkan
adalah :
Panjang total Turap = 1.50 m + 2.54 m
= 4.04 m
II. PERENCANAAN PROFIL TURAP
Mengacu pada gambar turap sebelumnya dengan diagram momen yang sama, maka untuk menentukan ∑M
total adalah dengan mengganti d = x
∑M total = ∑Ma + ∑Mp

= -5.93 x 3 -117.28 x 2 + 235.74 x + 2873.55
Letak momen maksimum dapat diperoleh dengan mendeferensialkan persamaan momen total diatas
terhadap x
dx ∑M total
= 0
dx
-17.79 x2 -234.56 x + 235.74 = 0
dengan menggunakan rumus ABC :
diperoleh :
x1 = 0.94 m (Memenuhi)
x2 = -14.12 m (Tidak Memenuhi)
Maka ∑M max. = -5.93 x ( 0.94 ) 3 -117.28 x ( 0.94 ) 2 + 235.74 x 0.94 + 2873.55

= 2986.59 kN.m
Digunakan turap baja dengan profil LARSSEN dengan σ turap baja = 233 MN/m2, maka diperoleh :
∑M max. 2986.59
W = = = 12.82 x 10 -3 m3 = 12820 cm3
σ turap baja 233 x 10 3
dengan W adalah Widerstands Moment.
TEKNIK SIPIL
a) Dari tabel profil turap LARSSEN, digunakan profil LARSSEN 43 dengan :

W = 1660 cm³ > 12820.00 cm³
dengan dimensi :
b = 500 mm
h = 420 mm
t = 12 mm
s = 12 mm
Gambar 2 : Profil Turap Larssen 43
b) Dari tabel profil turap HOESCH, digunakan profil HOESCH 1605, dengan :
W = 1700 cm3 > 12820.00 cm
3
dengan dimensi :
b = 575 mm
h = 350 mm
t = 9.2 mm
s = 8.1 mm
Gambar 3 : Profil Turap Hoesch 1605
III. PENENTUAN DIAMETER BAJA ANGKUR
Tabel 3. Gaya dan Momen akibat tekanan tanah aktif
Gaya yang Bekerja (kN)

Ea1 9 x 0.29 x 8.8 x 1 22.84
Ea2 0.5 x 18.5 x 0.290 x ( 8.8 ) 2 x 1 205.38
Ea3 9 x 0.39 x ( 1.5 - 8.8 + 1.96 ) x 1 -18.59
Ea4 ( -7.3 x 8.2 ) x 0.390 x ( 3.0 + 1.96 ) x 1 -114.88
Ea5 0.5 x 9 x ( 1.5 - ### ) 2 x 1 472.78
Ea6 ( 3.0 x 8.2 ) x 0.390 x ( 3.0 + 1.96 ) 47.54
Ea7 0.5 x 8.2 x 0.390 x ( 3.0 + 1.96 ) 2 39.26
∑Ea = 654.33
Gaya dan Momen akibat tekanan tanah Pasif

∑Ep = 0.5 x 8.2 x 2.56 x ( 2.54 ) 2
= 67.80 kN
TEKNIK SIPIL
# Turap LARSSEN
Karena jarak antar angkur 3 m, maka batang angkur menerima beban :

a. Akibat tekanan tanah aktif b. Akibat tekanan tanah pasif
Ra = 3.0 x ∑Ea Rp = 3 x ∑Ep
= 3 x 654.33 = 3 x 67.80
= 1962.99 kN = 203.40 kN
∑PB = 0
∑PB = ∑Paktif - ∑Ppasif
0 = 1962.99 - 203.40 - T
T = 1759.59 kN
( Ket: 1 Kg/cm
2
σangkur = 1000 Kg/cm2 = 10 kN/cm2 = 0.1 N/mm2 )
σangkur = T / As
1759.59
σangkur =
1/4 π d 2
1759.59
10 =
1/4 π d 2
d = 14.97 cm ~ 15.0 cm d = diameter baja angkur
# Turap HOESCH
Karena jarak antar angkur 3,45 m, maka batang angkur menerima beban :
a. Akibat tekanan tanah aktif b. Akibat tekanan tanah pasif
Ra = 3.45 x ∑Ea Rp = 3.45 x ∑Ep
= 3.45 x 654.33 = 3.45 x 67.80
= 2257.44 kN = 233.91 kN
∑PB = 0
∑PB = ∑Paktif - ∑Ppasif
0 = 2257.44 - 233.91 - T
T = 2023.53 kN
σangkur = 1000 Kg/cm2 = 10 kN/cm2 ( Ket: 1 Kg/cm2 = 0.1 N/mm2 )
σangkur = T / As
2023.53
σangkur =
1/4 π d 2
2023.53
10 =
1/4 π d 2
d = 16.06 cm ~ 10 cm d = diameter baja angkur
TEKNIK SIPIL
IV. PERENCANAAN BLOK ANGKUR
h
H
Pp Pa
Tanah I
? = 18,5 kN/m³
f = 33°
?' = 9,0 kN/m³
c = 0 kN/m³
Gambar 4. Diagram gaya akibat tekanan tanah aktif dan pasif pada blok angkur
Asumsi : h = 0.75 m
H = 2.7 m
Jika h ≤ H/3, maka dianggap tinggi papan angkur = H

h ≤ 2.7 / 3 = 0.90 Dianggap tekanan tanah aktif dan pasif setinggi H
0.75 ≤ 0.90 . . . OK
Rumus penentuan blok angker :
T ≤ L (Pp - Pa) + 1/3 . Ko .γ . (√Kp + √Ka) . H3 . Tgφ
dimana :
T = Kapasitas Ultimit blok angkur pendek
L = Panjang blok angkur
Pa & Pp = Tekanan pasif & aktif total
Ko = Koefisien tekanan tanah pada saat diam ( diambil 0,4 )
γ = Berat volume tanah
Kp & Ka = Koefisien tekanan tanah aktif dan pasif
H = Kedalaman dasar blok angkur terhadap permukaan tanah
φ = Sudut gesek dalam tanah
Pp = 1/2 . H2 . γ1 . Kp1 . 2 . . . Teori Rankine (1857)

= 1/2 x 2.7 2 x 18.5 x 3.39 x 2
= 457.19 kN
Pa = 1/2 . H2 . γ1 . Ka1 . 2 . . . Teori Rankine (1857)
= 1/2 x 2.7 2 x 18.5 x 0.29 x 2
= 39.11 kN
TEKNIK SIPIL
1759.59 ≤ L x ( 457.19 - 39.11 ) + 1/3 x 0.4 x 19 x (√ 3.39 + √ 0.29 ) x

x 2.7 3 x tg 33 °
1759.59 ≤ 493.11 x L
1759.59
≤ L
493.11
L ≥ 3.57 m
maka diambil L = 0.5 m
1759.59 ≤ 493.11 x ( 0.5 )
1759.59 ≤ 246.56 . . . Tdk OK
Digunakan :
h = 0.75 m Tinggi blok angkur H - h = 2.7 - 0.75
H = 2.7 m = 1.95 m
V. MENENTUKAN PANJANG BAJA ANGKUR
Letak angkur harus teletak pada zone tanah yang stabil. Blok angkur bekerja penuh jika :
1. Daerah aktif turap yang akan runtuh tidak memotong bidang longsor blok angkur
2. Blok angkur terletak dibawah garis yang ditarik dari ujung bawah turap yang membuat sudut φ terhadap
horizontal
a = 2/3 x d (untuk metode ujung tetap)

= 2/3 x 2.54 m
= 1.69 m
Dari penggambaran secara skalatis diperoleh panjang batang angkur yang digunakan = 15 m
Ket : Panjang batang angkur sebaiknya dibatasi 12 - 15 m saja.
TEKNIK SIPIL
H1=1,5m Tan h1
A
E a1
H2 = 4 , m ProfilBaj U
250.9 9.13
AngkurBaj
TurapBaj E a2
TEKNIK SIPIL
Ea5 m.at
A
E a1
H2 = 4 , m ProfilBaj U
250.9 9.13
AngkurBaj
TurapBaj E a2
Ea5 m.at
m.at m.at
H3= 8,5m
Tan h2
H4 = 4 m
Das rGali n Ea3 Ea4

Ea6
TEKNIK SIPIL
1 9 17 25 3 UN IV ER SIT A SD A Y NU
A A IK H SA NU D IN
FAK ULT ASTEK NIK
Ju rusan Tekn ikSipil
2 10 18 26 34
M at aK u lia h:
RE KA Y AS P O ND AS I
3 11 19 27 35
D os en :
B B
4 12 20 28 36
AGUS FIR DIAN SYA H, S.T .,M En g

A si ste n Do sen :
5 13 21 29 37
6 14 2 30 38
MUL YO NO
D iG am b ar :
7 15 23 31 39 AZW AR HA TM A
TS B.0863 0018
C at at n: P ar af :
8 16 24 32 40
Na ma G am ba r Sk al
DE NAH SUSU NA N
1: 50
Ket: TIA NG SI ME TRI S
DEN AH SU UNA TIN AN GSI ME TRIS Kemi ring anTiang Mi ring 1:5
Gam ba r3.Su sun anTia ngSime tris
Skal a1:5 0 Pa nja ngTiang Pan can g= 18,0 0 No.LBR Kod eK rtas J umla hLB R
0 1 A3 1 3 1 9 17 2 5 3
0,5m
1,4m
2 10 18 2 6 34
1,4m 4,5m
3 1 19 2 7 35
1,4m
4 12 20 2 8 36
1,4m 9 m
5 13 21 2 9 37
1,4m
6 14 2 3 0 38
1,4m
7 15 23 3 1 39
1,4m
8 16 24 3 2 40
0,5m
0, 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 0, 5m
3, 5m
7m
q=5 kN/m ²
Gam ba r4.Su sun anTia ngAsim etr is

H1=1, 5m T anh 1
A
0,5m
1 7 15 2 3 3 1
E a1
H2= 4, 4m Pr ofilBajU
25 0.913
Angk urBaj 1,4m
TurapB aj Ea2 2 8 16 2 4 32
1,4m
Ea5 m.a .t
m. a.t m.a .t 3 9 17 2 5 3
H 8,53 m=
1,4m
10 18 2 6 34
Tanh 2
1,4m 9 m
1 19 2 7 35
H4= 4m
1,4m
4 12 20 2 8 36
1,4m 4, 5m
5 13 21 2 9 37
1,4m
Da sarG alin E a3 Ea4
E a6
6 14 2 3 0 38
0,5m
0, 1,5m 1,5m 1,5m 1,5m 0, 5m
Ea7 3, 6m
7m
Ep1
E:\pelacu r\logpenti \Copyfunida.JP G
1 9 17 25 3 UNIVERSITASDAYANU
IKHSANUD IN
A A FAKU LT AS TEK NI K
Ju rus an Te kn ikSip il
2 10 18 26 34
Ma ta Ku li ah :
REKAYAS PONDASI
3 1 19 27 35 Do s e n:
B B
4 12 20 28 36
AGUS FI RDIA NSYAH,S.T.,M.Eng

As i st e n D os e n:
5 13 21 29 37
6 14 22 30 38
MULYONO
Di G a mb ar :
7 15 23 31 39 AZWAR HATMA
STB.08 63 0018
Ca t at a n: P ar a f:
8 16 24 32 40
N ama Ga mb ar S k a la
DENAHSUSUNAN
1 :50
Ket: IT ANGSIMETRIS
DE NAH SU SU NAN TIA NG SIM ET RI S Kem irn gan Ti an gMir in g1 :5
Ska la 1:50
Gamb ar 3 .Sus un a nTia n gS ime tri s
Pa nja ng Tia ng Pa nc an g= 18,0 0 No. LB R Kod eKer tas Ju mla h LBR
01 A3 13 1 9 17 25 3
0 ,5m
1 ,14m
2 10 18 26 34
1 ,14m4,5 m
3 1 19 27 35
1 ,14m
4 12 20 28 36
1 ,14m 9m
5 13 2 1 29 37
1 ,14m
6 14 2 30 38
1 ,14m
7 15 2 3 31 39
1 ,14m
8 16 24 32 40
0 ,5m
0,5m 1,5 m 1 ,5m 1,5m 1,5 m 0,5m
3,5 m
7m
q= 5k N/ m²
Gamb ar 4 .Sus un a nTia n gAsi metr is

H 1= 1,5 m T an ah 1
A
0,5 m
1 7 15 23 31
Ea1
H2= 4, 4m P rofilBaj aU
250.9 9.13
Ang kur Baj 1,4 m
Tu rap Baj Ea 2 2 8 16 24 32
1,4 m
Ea5 m.a. t
m.a .t m. a.t 3 9 17 25 3
H3= 8,5 m
1,4 m
10 18 26 34
Ta na h2
1,4 m 9m
1 19 27 35
H4= 4m
1,4 m
4 12 20 28 36
1,4 m 4,5m
5 13 2 1 29 37
TEKNIK SIPIL
1,4 m
Dasa rGalia n Ea3 Ea 4
Ea 6
6 14 2 30 38
0,5 m
31
0,5m 1,5 m 1 ,5m 1,5m 1,5 m 0,5m
Ea7 3,6 6m
7m
Ep1
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

= 3.51 x ( -7.3 + do ) =
= -25.448 + 3.51 do
E:\pelacu r\logpenti \Copyfunida.JP G
1 9 17 25 3 UNIVERSITASDAYANU
A A IKHSANUD IN
FAKU LT AS TEK NI K
uJ rus an Te kn ikSip il
2 10 18 26 34
Ma ta Ku li ah :
REKAYAS PONDASI
3 1 19 27 35 Do s e n:
B B
4 12 20 28 36
AGUS FI RDIA NSYAH,S.T.,M.Eng
As i st e n D os e n:
5 13 21 29 37
1.599
6 14 22 30 38
MULYONO
Di G a mb ar :
7 15 23 31 39 AZWAR HATMA
STB.08 63 0018
Ca t at a n: P ar a f:
8 16 24 32 40
N ama Ga mb ar S k a la
DENAHSUSUNAN
1 :50
Ket: IT ANGSIMETRIS
DE NAH SU SU NAN TIA NG SIM ET RI S Kem irn gan Ti an gMir in g1 :5
Gamb ar 3 .Sus un a nTia n gS ime tri s
Ska la 1:50 Pa nja ng Tia ng Pa nc an g= 18,0 0 No. LB R Kod eKer tas Ju mla h LBR
01 A3 13 1 9 17 25 3
0 ,5m
1 ,14m
2 10 18 26 34
1 ,14m5 m
3 1 19 27 35
18.07 + 9.768.do + 1.
1 ,14m
4 12 20 28 36
1 ,14m 9m
5 13 2 1 29 37
1 ,14m
6 14 2 30 38
1 ,14m
7 15 2 3 31 39
1 ,14m
8 16 24 32 40
0 ,5m
0,5m 1,5 m 1 ,5m 1,5m 1,5 m 0,5m
3,5 m
7m
-25.450 083do3 + 25.855do2 + 240

q= 5k N/ m²
Gamb ar 4 .Sus un a nTia n gAsi metr is

H 1= 1,5 m T an ah 1
A
0,5 m
1 7 15 23 31
H2= 4, 4m P rofilBaj aU
250.9 9.13
Ea1
Ang kur Baj 1,4 m
Ea 2
Tu rap Baj 2 8 16 24 32
1,4 m
Ea5 m.a. t
m.a .t m. a.t 3 9 17 25 3
H3= 8,5 m
1,4 m
10 18 26 34
Ta na h2
6.86 +
1,4 m 9m
1 19 27 35
H4= 4m
1,4 m
4 12 20 28 36
1,4 m 4,5m
5 13 2 1 29 37
Dasa rGalia n Ea3 Ea 4

Ea 6
1,4 m
6 14 2 30 38
0,5 m
0,5m 1,5 m 1 ,5m 1,5m 1,5 m 0,5m
Ea7 3,6 6m
7m
Ep1
-18.6
Hasil substitusi nilai do = 2841.86529887
TEKNIK SIPIL
5 2 10
TEKNIK SIPIL
2.54
a = 2/3 d = 1.69 m
62.50
-66.73895254
Hasil substitusi x1 = 0
3031.11944
TEKNIK SIPIL
TEKNIK SIPIL
TEKNIK SIPIL
TEKNIK SIPIL
q=5 kN/m²
H1 = 1,5 m Tanah 1
A
H2 = 4,2 m ProfilBaj U Ea1 Angkur Baja

250.90.13
Turap Baja Ea2
Ea5 m.a.t
m.a.t m.a.t
H3 = 8,5 m
T a na h 2
H4 = 3,5 m
Dasar Galian Ea3 Ea4 Ea6
Ea7
Ep1
TEKNIK SIPIL
H4 = 3,5 m

Dasar Galian Ea3 Ea4 Ea6
Ea7
Ep1
TEKNIK SIPIL
18.07 + 9.768.do + 1.32do2

083do3 + 25.855do2 + 240.67do + 628.337
TEKNIK SIPIL
= #REF!
TEKNIK SIPIL
TEKNIK SIPIL
TEKNIK SIPIL
do = 4.15
#REF!
TEKNIK SIPIL
aedd
af
aff

Pondasi 2 ELLYM

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Pondasi 2 ELLYM

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II

PERENCANAAN ABUTMENT JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG

3) Karakteristik Tanah di Bawah Poer (Rerata)

5) Panjang Aboutment tegak lurus bidang gambar L = 9.25 m

6) Tiang Pancang dari beton ( γbeton = 24 KN/m3 , F'c = 25 Mpa )

7) Besar gaya pada perletakan

8) Pasir halus berdasarkan pada kedalaman ( 10 - 15 m )

9) Data pengujian SPT : Grafik A

B. Kedalaman Tiang Pancang Rencana

1) Pengolahan data SPT

a. Koreksi Overburden Normally Consolidated

(Pasir Halus) dan (Pasir Kasar)

CN = Nilai koreksi Overburden

Tabel 1. Koreksi Nilai N-SPT. (Lanjutan)

14.00 28.00 21.50 128.20 + ( 1.0 x 7.8 ) 136.00 0.85 23.73

◙ Kedalaman 1 - 5 m = Lapisan Tanah I

◙ Kedalaman 5 - 9 m = Lapisan Tanah II

◙ Kedalaman 9 - 15 m = Lapisan Tanah III

◙ Kedalaman 15 - 20 m = Lapisan Tanah IV

◙ Kedalaman 20 - 25 m = Lapisan Tanah V

◙ Kedalaman 25 - 30 m = Lapisan Tanah VI

Tabel 2. Hubungan Nilai N dan φ

C. Kapasitas Dukung Ijin Yang Terhadap Gaya Desak (Qa)

Rumus tahanan gesek tiang adalah :

Tabel 3. Hubungan Sudut Gesek dan Koefesien Tekanan Tanah

Dari data di atas di buat tabel sebagai berikut :

Dari tabel dapat diketahui Fs maksimun:

Fbmax = 1409.06 KN/m2 ≤ 10700 KN/m2 → OK

wtiang = γbeton x Ab x Ltiang

3) Kapasitas Dukung ijin terhadap gaya tarik (Ta)

4) Kapasitas dukung ijin tiang terhadap gaya lateral (Ha)

Maka : Mmax = γ' x d x L 3 x Kp = 8.2 x 0.45 x 19.00 3 x 3.52

Momen pengangkatan tiang yang terjepit (tertanam 0.6 m)

a. Pengangkatan 2 titik digunakan saat pabrikan dan perletakan tiang di truk

b. Pengangkatan satu ujung tiang

Digunakan Mmax = 81.95 KNm

Dikarenakan Mmax y < My yaitu 81.95 KNm < 89090.18 KNm

tiang mengalami keruntuhan terlebih dahulu sehingga diasumsikan sebagai tiang

Pada pelaksanaan di lapangan, pengangkatan tiang dengan tali di ujung tiang

D. Perencanaan Fondasi Tiang

Koefesien tekanan tanah aktif (Ka)

Koefesien tekanan tanah pasif (Kp)

Gaya-gaya horizontal yang bekerja

Ea9 Ea8 Ea7 Ep1 Ep2 Ep3

Tabel 5. Gaya Horizontal Akibat Tekanan Tanah Aktif

2 Ea2 = 1/2 x γ1 x Ka1 x h1 2 x L

5 Ea5 = 1/2 x γ1' x Ka1 x h2 2 x L

9 Ea9 = ( h2 x γ1' ) x Ka2 x h3 x L

10 Ea10 = 1/2 x γ2' x Ka2 x h3 2 x L

Tabel 6. Gaya Horizontal Akibat Tekanan Tanah Pasif

2 = 1/2 x γ2' x Kp2 x h3 2 x L

3 Ep3 = 1/2 x h42 x γw x L

Yang digunakan ∑E = ∑Ea - ∑Ep = 5663.13 - 1991.52 = 3671.61 KN

Gaya-gaya vertikal yang bekerja

3.10 TUGAS BESAR REKAYASA PONDASI II

Dari perhitungan tekanan tanah lateral, ditinjau sepanjang bentang 9.25 m

Jumlah tiang yang dibutuhkan :

1) Perencanaan Tiang Simetris

0.50 1.75 1.75 1.75 1.75 0.50

Karena simetris titk berat tiang ditengah-tengah

= 52.9375 + 13.2344 + 13.2344 + 52.9375

Untuk Baris I (tiang 1-7)

Untuk Baris II (tiang 8-14)