Disusun Oleh:
1. Nurul Khasanah 21.01.0001
2. Rahmawati 21.01.0002
3. Sausan Daffa Larasati 21.01.0003
4. Eka Yuliani 21.01.0004
5. Eka Fitri Eni 21.01.0005
6. Alivia Nur Afifah Farah S. 21.01.0006
Penulis,
DAFTAR ISI
A.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantias amendahulukan kepentingan bangsa
dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan
nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam
rangka menghadap iberbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat,
berbangsa dan bernegara. Imlementasi wawasan nusantara bertujuan untuk
menerapkan wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari yang mencakup bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya,serta pertahanan nasional. Implementasiwawasan
nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air
secara utuh dan menyeluruh
Di bidang ekonomi, implementasi Wawasan Nusantara dilakukan melalui sistem
ekonomi yang diarahkan untuk kemakmuran rakyat. Ekonomi kerakyatan ini harus
menghindari free fight liberalism, etatisme, dan tidak dibenarkan adanya monopoli.
Implementasi wawasan nusantara di bidang ekonomi terdapat pada pemanfaatan
kekayaan alam di indonesia sambil menjaga kelestarian lingkungan hidupnya.
Kekayaan dan letak geografis Indonesia yang strategis dapat dimanfaatkan dengan
maksimal untuk perekonomian negara.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pembahasan tentang implementasi warga nusantara dalam kehidupan
ekonomi?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Pengertian implementasi
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada pancasila dan
berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakankehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.
2. Pengertian Wawasan Nusantara menurut Prof. DR. Wan Usman (Ketua program S-2 PKN-
UI) : “wawasan nusantara adalah cara pandangan bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai negara kepulawan dengan semua aspek kehidupan yang beragam” tersebut
disampaikannya pada waktu lokakarya Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional di
Lemhannas pada bulan Januari tahun 2000. Ia juga menjelaskan bahwa Wawasan Nusantara
merupakan Geopolitik Indonesia.
“cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai, strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.
Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, Wawasan Nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntunan bagi setiap individu bangsa Indonesia dalam
membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Karena itu, implementasi atau penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola
pikir, pola sikap, Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau kelompok sendiri.
Dengan kata lain, Wawasan Nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap,
dan bertindak dalam rangka, menghadapi, menyikapi atau menangani berbagai permasalahan
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Bidang Ekonomi
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah masing-masing dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
1) Hasil Pajak Bumi dan Bangunan, 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk daerah.
2) Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, 20% untuk pusat, 80% untuk daerah.
3) Hasil kehutanan, pertambangan umum dan perikanan, 20% untuk pusat dan 80% untuk
daerah.
4) Hasil minyak bumi, 85% untuk pusat, 15% untuk daerah dan gas alam, 70% untuk pusat
dan 30% untuk daerah. Bahkan, porsi daerah ditambah lagi dengan adanya “Dana Alokasi
Umum” yang dialokasikan untuk daerah-daerah dengan perimbangan tertentu, yang jumlah
totalnya adalah 25% dari penerimaan dalam negeri APBN, sebagai perimbangan. (Dikutip
dari berbagai sumber)
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Wawasan Nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan
bertindak dalam rangka, menghadapi, menyikapi atau menangani berbagai permasalahan
menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA