Derivatif
Derivatif
BAB I
DERIVATIF (TURUNAN)
Pada bab ini akan dipaparkan pengertian derivatif suatu fungsi, beberapa sifat aljabar
derivatif, aturan rantai, dan derifativ fungsi invers.
A. Pengertian Derivatif
Pengertian derivatif fungsi f : [a, b] R di titik c [a, b] R dapat dijelaskan dalam definisi
berikut.
Definisi 1.1
Diberikan interval [a, b] R, fungsi f : [a, b] R, dan c [a, b]. Bilangan real L disebut
derivatif fungsi f di titik c, jika diberikan sembarang bilangan 0 terdapat bilangan 0 sehingga
untuk setiap x [a, b] dengan sifat 0 x – c berlaku
𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑐)
− 𝐿 < 𝜀.
𝑥−𝑐
Dalam hal ini fungsi f dikatakan terdiferensial (diferensiabel) di titik c dan ditulis 𝑓 ′ 𝑐 = L. Dengan
kata lain, derivatif fungsi f di titik c dapat dinyatakan sebagai limit:
𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑐)
𝑓 ′ 𝑥 = lim
𝑥→𝑐 𝑥−𝑐
jika limitnya ada.
Catatan: Secara umum konsep derivatif dikenakan pada suatu fungsi yang terdefinisi pada suatu
interval.
Jika derivatif fungsi f : [a, b] R ada di titik c [a, b], maka nilainya dinotasikan dengan 𝑓 ′ 𝑐 .
Dalam kasus fungsi 𝑓 ′ , sudah terbiasa untuk memandang 𝑓 ′ sebagai fungsi dari x. perhatikan
contoh berikut.
Teorema 1.2
Diberikan interval [a, b] R. Jika fungsi f : [a, b] R terdiferensial (mempunyai derivatif) di
titik c [a, b], maka fungsi f kontinu di titik c.
Bukti:
Ambil sembarang x [a, b], dengan x c. Perhatikan bahwa
𝑓 𝑥 −𝑓 𝑐
𝑓 𝑥 −𝑓 𝑐 = 𝑥−𝑐 .
𝑥−𝑐
Berdasarkan hipotesis bahwa fungsi f terdiferensial atau 𝑓 ′ ada, maka dengan menerapkan operator dan
sifat aljabar limit fungsi diperoleh
𝑓 𝑥 −𝑓 𝑐
lim 𝑓 𝑥 − 𝑓 𝑐 = lim 𝑥−𝑐
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥−𝑐
𝑓 𝑥 −𝑓 𝑐
lim 𝑓 𝑥 − lim 𝑓 𝑥 = lim lim 𝑥 − 𝑐
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥−𝑐 𝑥→𝑐
′
lim 𝑓 𝑥 − 𝑓 𝑐 = 𝑓 𝑐 . 0
𝑥→𝑐
lim 𝑓 𝑥 = 𝑓 𝑐
𝑥→𝑐
Kekontinuan fungsi f : [a, b] R di suatu titik tidak menjamin eksistensi derivatif fungsi di
titik tersebut. Contoh berikut memberikan penjelasan tentang hal ini.
Diberikan fungsi bernilai real f yang didefinisikan dengan
𝑓 𝑥 = 𝑥, ∀𝑥 ∈ 𝑅
Tunjukkan bahwa fungsi tersebut kontinu di 0. Selanjutnya tunjukkan bahwa 𝑓 ′ 0 tidak ada.
Jadi kekontinuan fungsi di suatu titik tidaklah menjadi syarat cukup eksistensi derivatif fungsi di
titik tersebut.
Selanjutnya diberikan sifat-sifat dasar dari derivatif yang sangat berguna dalam kalkulasi
derivatif dari beberapa kombinasi fungsi-fungsi terdiferensial.
Bukti:
Pada buku ini dibuktikan bagian a, c, dan d. Sedangkan bagian b yang cukup mudah buktinya
diserahkan kepada pembaca.
2 Thobirin – Herawan, Analisis Real II
Derivatif (Turunan)
Ambil sembarang interval [a, b] R, dan c [a, b]. Diketahui fungsi f : [a, b] R dan fungsi
g : [a, b] R keduanya terdiferensial di titik c.
a. Misalkan h = f, maka untuk setiap x [a, b] dengan x c diperoleh
𝑥 − 𝑐 𝛼𝑓 𝑥 − 𝛼𝑓 𝑐
=
𝑥−𝑐 𝑥−𝑐
𝑥 − 𝑐 𝛼𝑓 𝑥 − 𝛼𝑓 𝑐
lim = lim
𝑥→𝑐 𝑥−𝑐 𝑥→𝑐 𝑥−𝑐
𝑓 𝑥 −𝑓 𝑐
′ 𝑥 = 𝛼 lim 𝑥−𝑐
𝑥→𝑐
′
= 𝛼 𝑓 (𝑐)
𝑓
d. Misalkan = dan g 0, maka untuk setiap x [a, b] dengan x c diperoleh
𝑔
𝑓 𝑓
𝑥 − 𝑐 𝑔 𝑥 − 𝑔 𝑐
=
𝑥−𝑐 𝑥−𝑐
𝑓(𝑥) 𝑓(𝑐)
−
𝑔(𝑥) 𝑔(𝑐)
=
𝑥−𝑐
𝑓(𝑥) 𝑓 𝑐
− 𝑔 𝑥 𝑔(𝑐)
𝑔(𝑥) 𝑔 𝑐
=
(𝑥 − 𝑐)𝑔 𝑥 𝑔(𝑐)
𝑓 𝑥 𝑔 𝑐 − 𝑓(𝑐)𝑔 𝑥
=
(𝑥 − 𝑐)𝑔 𝑥 𝑔(𝑐)
𝑓 𝑥 𝑔 𝑐 − 𝑓 𝑐 𝑔 𝑐 + 𝑓(𝑐)𝑔 𝑐 − 𝑓(𝑐)𝑔 𝑥
=
(𝑥 − 𝑐)𝑔 𝑥 𝑔(𝑐)
𝑓 𝑥 −𝑓 𝑐 𝑔 𝑥 −𝑔 𝑐 1
= 𝑔 𝑐 − 𝑓(𝑐)
𝑥−𝑐 𝑥−𝑐 𝑔 𝑥 𝑔(𝑐)
𝑥 − 𝑐 𝑓 𝑥 −𝑓 𝑐 𝑔 𝑥 −𝑔 𝑐 1
lim = lim 𝑔 𝑐 − 𝑓(𝑐) lim
𝑥→𝑐 𝑥−𝑐 𝑥→𝑐 𝑥−𝑐 𝑥−𝑐 𝑥→𝑐 𝑔 𝑥 𝑔(𝑐)
1
′ (𝑐) = 𝑓 ′ (𝑐)𝑔 𝑐 − 𝑓 𝑐 𝑔′ (𝑐)
𝑔 𝑐 𝑔(𝑐)
𝑓
Karena = , maka diperoleh
𝑔
𝑓 ′ 𝑓 ′ 𝑐 𝑔 𝑐 − 𝑓(𝑐)𝑔′ 𝑐
(𝑐) =
𝑔 𝑔(𝑐) 2
Akibat 1.4
Jika 𝑓1 , 𝑓2 , 𝑓3 , … , 𝑓𝑛 masing-masing fungsi dari [a, b] R ke R dan terdiferensial di c [a, b],
maka
a. fungsi 𝑓1 + 𝑓2 + 𝑓3 + … + 𝑓𝑛 terdiferensial di titik c, dan
𝑓1 + 𝑓2 + 𝑓3 + … + 𝑓𝑛 ′ 𝑐 = 𝑓1 (𝑐) + 𝑓2 (𝑐) + 𝑓3 (𝑐) + … + 𝑓𝑛 (𝑐)
b. fungsi 𝑓1 𝑓2 𝑓3 … 𝑓𝑛 terdiferensial di titik c, dan
𝑓1 𝑓2 𝑓3 … 𝑓𝑛 ′ (𝑐) = 𝑓1′ 𝑐 𝑓2 𝑐 𝑓3 𝑐 … 𝑓𝑛 (𝑐) + 𝑓1 𝑐 𝑓2 ′ 𝑐 𝑓3 𝑐 … 𝑓𝑛 (𝑐) +
𝑓1 𝑐 𝑓2 𝑐 𝑓3′ (𝑐) … 𝑓𝑛 𝑐 + ⋯ + 𝑓1 𝑐 𝑓2 𝑐 𝑓3 𝑐 … 𝑓𝑛 ′(𝑐) (1.1)
Catatan:
Jika [a, b] R suatu interval dan f : [a, b] R fungsi, maka terdapat notasi lain yang sering
𝑑𝑓
digunakan untuk menyatakan derivatif fungsi f, sebagai contoh Df atau 𝑓 ′ atau (jika x variabel
𝑑𝑥
bebas atau f bukan fungsi implisit). Demikian halnya pada Teorema 1.3 bagian b dan c dapat pula
ditulis sebagai D(f + g) = Df + Dg dan D(f g) = (Df)g + f(Dg).
Bukti:
Misalkan e = f(c*), oleh karena g terdiferensial di f(c*) maka 𝑔′ 𝑒 ada. Selanjutnya
didefiniskan fungsi bernilai real G yang well-defined pada [c, d] dengan
𝑔 𝑦 − 𝑔(𝑒)
, 𝑦≠𝑒
𝑦−𝑒
𝐺 𝑦 =
𝑔′ (𝑒) , 𝑦=𝑒
𝑔 o 𝑓 𝑥 − 𝑔 o 𝑓 𝑐 ∗ = 𝑔 𝑓(𝑥) − 𝑔 𝑓(𝑐 ∗ )
=𝑔 𝑦 −𝑔 𝑒
=𝐺 𝑦 𝑦−𝑒
= 𝐺 𝑓(𝑥) 𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑐 ∗ )
= (𝐺 o 𝑓) 𝑥 𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑐 ∗ )
𝑔 o 𝑓 𝑥 − 𝑔 o 𝑓 𝑐∗ 𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑐 ∗ )
= (𝐺 o 𝑓) 𝑥
𝑥 − 𝑐∗ 𝑥 − 𝑐∗
Sering kita jumpai dalam kuliah kalkulus integral, notasi Df = 𝑓 ′ . Oleh karenanya aturan rantai
′
𝑔o𝑓 𝑐 = 𝑔′ 𝑓 𝑐 𝑓 ′ 𝑐
dapat pula ditulis
𝐷 𝑔o𝑓 = 𝐷 𝑔 o 𝑓 𝐷𝑓.
Contoh 1.6
1. Diberikan interval [a, b] R, jika fungsi f : [a, b] R terdiferensial pada [a, b] dan g(y) = yn
y R, n N
𝑛
𝑔o𝑓 𝑥 =𝑔 𝑓 𝑥 = 𝑓 𝑥 .
Oleh karenanya berdasarkan Teorema 1.5 diperoleh
′
𝑔o𝑓 𝑥 = 𝑔′ 𝑓 𝑥 𝑓 ′ 𝑥 , ∀𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏]
𝑛
𝐷 𝑓 𝑥 = 𝑔′ 𝑓 𝑥 𝑓 ′ 𝑥 (1.3)
′ 𝑛−1
Dapat dimengerti bahwa, jika g(y) = yn maka 𝑔 𝑦 = 𝑛𝑦 , oleh karenanya dari (1.3)
diperoleh
𝑛 𝑛−1 ′
𝐷 𝑓 𝑥 =𝑛 𝑓 𝑥 𝑓 𝑥 .
𝑛 𝑛−1
Misalkan f(x) = 2x, maka 𝐷 (2𝑥) = 2𝑛(2𝑥) . Dipersilakan pembaca untuk memberikan
contoh lain.
2. Diberikan interval [a, b] R, jika fungsi f : [a, b] R terdiferensial pada [a, b] dengan sifat
1
𝑓(𝑥) ≠ 0 dan 𝑓′(𝑥) ≠ 0 untuk setiap 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏]. Jika 𝑦 = , 𝑦 ≠ 0, dapat dimengerti
𝑦
1
bahwa ′ 𝑦 = − 𝑦 2 , 𝑦 ≠ 0. Oleh karenanya diperoleh
′
1 ′
𝑓′(𝑥)
𝑥 = o𝑓 𝑥 = ′ 𝑓 𝑥 𝑓 ′ 𝑥 = − .
𝑓 𝑓(𝑥) 2
Dengan menggunakan sifat aljabar derivatif, yaitu aturan pembagian untuk setiap x R
2𝑘+1 𝜋
dengan 𝑥 ≠ 2
untuk k bilangan bulat, selanjutnya diperoleh
𝑓(𝑥) sin 𝑥
𝑥 = = = tan 𝑥
𝑔(𝑥) cos 𝑥
Jadi
cos 𝑥 cos 𝑥 − (sin 𝑥)(− sin 𝑥)
′ 𝑥 = 𝐷 tan 𝑥 =
cos2 𝑥
2 2
cos 𝑥 + sin 𝑥 1
𝐷 tan 𝑥 = 2
= = sec 2 𝑥.
cos 𝑥 cos2 𝑥
2𝑘+1 𝜋
Demikian halnya untuk setiap x R dengan 𝑥 ≠ 2
untuk k bilangan bulat, diperoleh
1 0. cos 𝑥 − 1. (−sin 𝑥) sin 𝑥 1 sin 𝑥
𝐷 sec 𝑥 = 𝐷 = 2
= 2
= . = sec 𝑥 tan 𝑥
cos 𝑥 cos 𝑥 cos 𝑥 cos 𝑥 cos 𝑥
cos 𝑥 −sin 𝑥 sin 𝑥 − cos 𝑥 cos 𝑥
𝐷 cot 𝑥 = 𝐷 =
sin 𝑥 sin2 𝑥
−(sin 𝑥 + cos 2 𝑥)
2
=
sin2 𝑥
−1
= = − csc2 𝑥
sin2 𝑥
0 , 𝑥=0
Jika digunakan sifat aljabar derivatif, yaitu aturan perkalian titik (dot product) pada
Teorema 1.3 bagian c dan aturan rantai (Teorema 1.5) diperoleh
1 1
𝑓 ′ 𝑥 = 2𝑥 sin − cos , 𝑥 ≠ 0.
𝑥 𝑥
Jika 𝑥 = 0 tak satu pun dari aturan kalkulasi dapat digunakan. Konsekuensinya untuk
mencari derivatif di titik 0 digunakan definisi, sehingga diperoleh
𝑓 𝑥 − 𝑓(0)
𝑓 ′ 0 = lim
𝑥→0 𝑥−0
1
𝑥 2 sin
= lim 𝑥
𝑥→0 𝑥
1
= lim 𝑥 sin
𝑥→0 𝑥
=0
Jadi derivatif f, yaitu 𝑓 ′ ada di mana-mana. Namun fungsi 𝑓 ′ tidak punya limit di x = 0, oleh
karenanya 𝑓 ′ diskontinu di titik 0. Dengan demikian, suatu fungsi yang terdiferensial di
mana-mana, tidaklah selalu mempunyai fungsi turunan yang kontinu.
Teorema 1.7
Diberikan interval [a, b] R, dan f : [a, b] R fungsi monoton tegas (stricly monotone) dan
kontinu pada [a, b]. Diberikan [c, d] = f([a, b]) dan g : [c, d] R invers fungsi f yang monoton tegas
dan kontinu. Jika fungsi f terdiferensial di titik 𝑐 ∗ [a, b] dan 𝑓 ′ (𝑐 ∗ ) ≠ 0, maka fungsi g terdiferensial
di titik e = 𝑓(𝑐 ∗ ), lebih lanjut
1 1
𝑔′ 𝑒 = ′ ∗ = ′
𝑓 (𝑐 ) 𝑓 (𝑔 𝑒 )
Bukti:
Ambil sembarang y [c, d] dengan y ≠ e, selanjutnya didedifiniskan fungsi H : [c, d] R
dengan
𝑓 𝑔 𝑦 − 𝑓(𝑔 𝑒 )
𝐻 𝑦 =
𝑔 𝑦 − 𝑔(𝑒)
Diketahui g monoton tegas, selanjutnya mudah dimengerti bahwa untuk setiap y [c, d] dengan
y ≠ e, maka 𝑔(𝑦) ≠ 𝑔(𝑒), dengan kata lain H : [c, d] R well-define. Demikian halnya jika
𝑦 = 𝑓(𝑔 𝑦 ) dan 𝑒 = 𝑓(𝑔 𝑒 ) maka berdasarkan definisi fungsi H diperoleh
𝑦−𝑒
𝐻 𝑦 = .
𝑔 𝑦 − 𝑔(𝑒)
Mudah dimengerti bahwa untuk setiap y [c, d] dengan y ≠ e, maka H(y) ≠ 0. Selanjutnya
dibuktikan bahwa
lim 𝐻 𝑦 = 𝑓 ′ 𝑐 ∗ .
𝑦→𝑒
Diberikan bilangan 0 dan jika f terdiferensial di 𝑐 ∗ = g(e), maka terdapat bilangan 0 sehingga
untuk setiap x [a, b] dengan sifat 0 x – 𝑐 ∗ berlaku
𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑐 ∗ )
− 𝑓 ′ (𝑐 ∗ ) < 𝜀.
𝑥 − 𝑐∗
Karena g fungsi invers dari f, maka g bijektif, dengan kata lain g injektif dan surjektif. g injektif dan
𝑐 ∗ = 𝑔(𝑒), maka dari pembahasan sebelumnya dan berdasarkan (1.4), diperoleh; jika 0 y – e
maka 𝑔 𝑦 − 𝑔(𝑒) = |𝑔(𝑦) − 𝑐 ∗ | < 𝛿 untuk setiap y [c, d] .
Oleh karenanya untuk setiap y [c, d] dengan 0 y – e berakibat
𝑓 𝑔 𝑦 − 𝑓(𝑔 𝑒 )
𝐻 𝑦 − 𝑓′(𝑐 ∗ ) = − 𝑓′(𝑐 ∗ ) < 𝜀
𝑔 𝑦 − 𝑔(𝑒)
untuk sembarang 0. Jadi lim 𝐻 𝑦 = 𝑓 ′ 𝑐 ∗ .
𝑦→𝑒
𝑦−𝑒 𝑔(𝑦)−𝑔(𝑒) 1
Perhatikan bahwa karena y ≠ e maka 𝐻 𝑦 = 𝑔 𝑦 −𝑔(𝑒)
0, sehingga diperoleh 𝑦−𝑒
= 𝐻(𝑦) .
Dapat disimpulkan, untuk setiap y [c, d] dengan y ≠ e, berlaku
𝑔 𝑦 −𝑔 𝑒 1 1 1
𝑔′ 𝑒 = lim = lim = = ′ ∗ .
𝑦→𝑒 𝑦−𝑒 𝑦→𝑒 𝐻(𝑦) lim 𝐻(𝑦) 𝑓 (𝑐 )
𝑦→𝑒
Terbukti
1 1
𝑔′ 𝑒 = = .
𝑓 ′ (𝑐 ∗ ) 𝑓 ′ (𝑔 𝑒 )
Catatan:
Persyaratan 𝑓 ′ (𝑐 ∗ ) ≠ 0 pada Teorema 1.7 sangat penting . Faktanya, apabila 𝑓 ′ 𝑐 ∗ = 0
maka fungsi invers g tidak terdiferensial di e = 𝑓(𝑐 ∗ ). Artinya, jika g terdiferensial di titik e = 𝑓(𝑐 ∗ )
dan jika f invers fungsi g, maka dapat diterapkan Teorema 1.7 pada fungsi g untuk dapat
menyimpulkan bahwa fungsi f terdiferensial di titik 𝑐 ∗ = 𝑔(𝑒) dan diperoleh
1
𝑔′ 𝑒 = ′ ∗ 1 = 𝑔′ 𝑒 𝑓 ′ 𝑐 ∗ = 0.
𝑓 (𝑐 )
Nampak terjadi kontradiksi, oleh karena itu g tak terdiferensial di titik e = 𝑓(𝑐 ∗ ).
Teorema 1.8
Diberikan interval [a, b] R, dan f : [a, b] R fungsi monoton tegas (stricly monotone) pada
[a, b]. Diberikan [c, d] = f([a, b]) dan g : [c, d] R invers fungsi f. Jika fungsi f terdiferensial pada
[a, b] dan 𝑓 ′ (𝑐 ∗ ) ≠ 0 untuk setiap x [a, b] , maka fungsi g terdiferensial pada [c, d], lebih lanjut
1
𝑔′ 𝑦 = ′ = ∀𝑦 ∈ 𝑐, 𝑑 .
(𝑓 o 𝑔)(𝑦)
Contoh 1.9
1. Diberikan 𝑛 ∈ 𝑁 dengan n genap, I = [0, ∞) dan fungsi bernilai real f : I R yang didefinisikan
dengan 𝑓 𝑥 = 𝑥 𝑛 , ∀𝑥 ∈ 𝐼, dapat dibuktikan bahwa fungsi f naik tegas dan kontinu pada I.
1
Sehingga fungsi inversnya ada pada I, sehingga fungsi inversnya ada, yaitu 𝑔 𝑦 = 𝑦 𝑛 , ∀𝑦 ∈
[0, ∞). Fungsi g naik tegas dan kontinu pada [0, ∞). Lebih lanjut diperoleh 𝑓′ 𝑥 = 𝑛𝑥 𝑛−1 , ∀𝑥 ∈ 𝐼.
1
Oleh karenanya jika y 0, maka 𝑔 𝑦 = 𝑦 𝑛 ada, dan
1 1 1
𝑔′ 𝑦 = ′ = 𝑛−1 = 𝑛−1 .
𝑓 o 𝑔 (𝑦) 1
𝑛 𝑦𝑛 𝑛 𝑦 𝑛
2. Diberikan 𝑛 ∈ 𝑁 , n ganjil dengan sifat n 1, dan dua fungsi bernilai real F dan G berturut-turut
didefinisikan dengan
𝐹 𝑥 = 𝑥𝑛 , ∀𝑥 ∈ 𝑅
dan
1
𝐺 𝑦 = 𝑦𝑛 , ∀𝑦 ∈ 𝑅
Dapat dipahami bahwa G merupakan fungsi invers F. Berdasarkan nomor 1 telah ditemukan
1 − 𝑛−1 1 1
𝐺 ′ 𝑦 = 𝑦 𝑛 = 𝑦 𝑛 −1
𝑛 𝑛
untuk y 0 dan G tak terdiferensial di titik 0, akan tetapi terdiferensial di titik-titik lain.
𝑚
3. Diberikan 𝑟 = 𝑛
bilangan rasional positif, diberikan I = [0, ∞)dan fungsi bernilai real h
didefinisikan dengan h(x) = 𝑥 𝑟 , ∀𝑥 ∈ 𝐼. Fungsi h dapat dinyatakan sebagai komposisi fungsi-
1
fungsi f(x) = 𝑥 𝑚 , ∀𝑥 ∈ 𝐼 dan g(x) = 𝑥 𝑛 , ∀𝑥 ∈ 𝐼. Dapat dimengerti bahwa h(x) = (f o g)(x) ∀𝑥 ∈ 𝐼.
Dengan mengaplikasikan aturan rantai (Teorema 1.5) dan berdasrakan hasil nomor 1 atau
nomor 2, diperoleh
9 Thobirin – Herawan, Analisis Real II
Derivatif (Turunan)
1 𝑚 −1 1 1 −1
′ 𝑥 = 𝑓 ′ 𝑔 𝑥 𝑔′ 𝑥 = 𝑚 𝑥 𝑛 𝑥𝑛
𝑛
𝑚 𝑚 −1 1
= 𝑛
𝑥 𝑛 𝑥 𝑛 −1
𝑚 𝑚 1 1
= 𝑛
𝑥 𝑛 − 𝑛 𝑥 𝑛 −1
𝑚 𝑚
−1
= 𝑛
𝑥𝑛
𝜋 𝜋
4. Diberikan fungsi sinus, 𝑓 𝑥 = sin 𝑥 yang dibatasi pada pada domain I = − 2 , 2 . Jelas f naik
𝜋 𝜋 𝜋
tegas pada I. Pembaca tahu bahwa sin − 2 = − sin 2 = −1 dan sin 2 = 1. Selanjutnya diberikan
J = [–1, 1], perhatikan bahwa f : I J merupakan fungsi bijektif, akibatnya f mempunyai invers
𝜋 𝜋
yaitu 𝑓 −1 𝑥 = arcsin 𝑥. Dengan demikian, jika diberikan I = − 2 , 2 dan J = [–1, 1], maka
𝑦 = sin 𝑥 𝑥 = arcsin 𝑦.
Dapat dimengerti bahwa fungsi sinus terdiferensial pada I dengan
𝑑 (sin 𝑥)
= cos 𝑥, ∀𝑥 ∈ 𝐼.
𝑑𝑥
𝜋 𝜋
Selanjutnya untuk setiap 𝑥 ∈ − 2 , 2 nilai cos 𝑥 ≠ 0, maka berdasarkan Teorema 1.7 diperoleh
𝑑(arcsin 𝑦) 1 1
= =
𝑑𝑦 𝑑(sin 𝑥) cos 𝑥
𝑑𝑥
1
=
cos2 𝑥
1
=
1 − sin2 𝑥
1
=
1 − 𝑦2
untuk setiap 𝑦 ∈ (−1, 1)
𝑑(arcsin 𝑦)
Perlu dicatat bahwa 𝑑𝑦
tidak ada di titik –1 dan 1.
LATIHAN 1
1. Gunakan definisi derivatif fungsi untuk mencari derivatif beberapa fungsi bernilai real berikut
a. 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 , 𝑥 ∈ 𝑅
1
b. 𝑔 𝑥 = 𝑥 , 𝑥 ∈ 𝑅 − {0}
c. 𝑥 = 𝑥, 𝑥 ∈ 0, ∞
1
d. 𝜑 𝑥 = 𝑥
, 𝑥 ∈ 0, ∞
1
2. Buktikan bahwa 𝑓 𝑥 = 𝑥 3 , 𝑥 ∈ 𝑅 tak terdiferensial di titik x = 0
3. Buktikan Teorema 1.1 bagian b.
5. Menggunakan aturan rantai, tentukan derivatif beberapa fungsi bernilai real berikut
𝑥
a. 𝑓 𝑥 = 1+𝑥 2 , 𝑥 ∈ 𝑅
b. 𝑔 𝑥 = 5 − 2𝑥 + 𝑥 2 , 𝑥 ∈ 𝑅
𝑚
c. 𝑥 = sin 𝑥 𝑘 , 𝑚, 𝑘 ∈ 𝑁
𝜋
d. 𝜑 𝑥 = tan 𝑥 2 , 𝑥 < 2