Anda di halaman 1dari 17

SISTEM KEKERABATAN

Yulianti Bakari, S.Sos.,MA


Pengantar Antropologi

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI JURUSAN SOSIOLOGI


FISIP UNIVERSITAS TADULAKO
• REFERENSI : Nurmansyah, Dkk. 2019.
Pengantar Antropologi (Sebuah Ikhtisar
Mengenal Antropologi). Bandar Lampung : CV.
Aura
• Koentjaraningrat, 1986. Pengantar
Antropologi. Jakarta: Aksara baru
Konsep
• Sistem kekerabatan merupakan bagian yang
sangat penting dalam struktur sosial
• Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem
kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur
sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
• Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang
terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan.
• Hukum adat kekerabatan adalah hukum adat
yang mengatur tentang bagaimana kedudukan
pribadi seseorang sebagai anggota kerabat,
kedudukan anak terhadap orangtua dan
sebaliknya kedudukan anak terhadap kerabat dan
sebaliknya dan masalah perwalian anak.
• Jelasnya hukum adat kekerabatan mengatur
tentang pertalian sanak, berdasarkan pertalian
darah (sekuturunan) pertalian perkawinan dan
perkawinan adat.
• Menurut Prof. Bushar Muhammad, SH
keturunan dapat bersifat :
a. Lurus, apabila orang seorang merupakan
langsung keturunan dari yang lain,
b. Menyimpang atau bercabang, apabila antara
kedua orang atau lebih terdapat adanya
ketunggalan leluhur
Dalam struktur masyarakat adat kita menganut
adanya tiga (3) macam sistem kekerabatan :

• Sistem kekerabatan parental/Bilateral


Menarik garis keturunan dari Ayah dan Ibu.
Contoh : Jawa, Madura, Sunda, Bugis,
Makassar
Anak menghubungkan diri dengan kedua
orangtuanya. Anak juga menghubungkan diri
dengan kerabat ayah-ibunya secara bilateral.
• Sistem kekerabatan Patrilineal Menarik garis
keturunan hanya dari satu pihak, Ayah saja.
Contoh : Batak, Bali, Ambon, Asmat, Dani.
Anak menghubungkan diri dengan ayahnya
(berdasarkan garis keturunan laki-laki).

Di dalam susunan masyarakat Patrilineal yang


berdasarkan garis keturunan bapak (laki-laki),
keturunan dari pihak bapak (laki-laki) dinilai
mempunyai kedudukan lebih tinggi serta hak-
haknya juga akan mendapatkan lebih banyak
• Sistem kekerabatan Matrilineal
Menarik garis keturunan hanya dari satu pihak,
Ibu saja. Contohnya : Minangkabau, Semando
Sistem kekerabatan ini anak juga
menghubungkan diri dengan kerabat ibu
berdasarkan garis keturunan perempuan secara
unilateral.
SISTEM PERKAWINAN
PERKAWINAN
• Perkawinan merupakan hal yang sakral bagi umat
manusia. Dengan adanya perkawinan, maka menjadi
sah suatu hubungan antar seorang laki-laki dan seorang
perempuan
• Arti perkawinan adalah hubungan permanen antara
laki-laki dan perempuan yang diakui sah oleh
masyarakat yang bersangkutan yang berdasarkan atas
peraturan perkawinan yang berlaku.
• Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa101
• Dalam Islam dinamakan nikah, artinya melakukan
suatu akad/perjanjian untuk mengikatkan diri
antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan untuk menghalalkan hubungan
kelamin antara keduanya dengan dasar sukarela
dan keridhoan kedua belah pihak untuk
mewujudkan suatu kebahagiaan hidup
berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan
ketenteraman dengan berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa
• Menurut Bechofen bahwa di seluruh dunia ini,
Evolusi Keluarga Berkembang melalui empat
tahapan ( Koentjaraningrat, 1980 ) yaitu
sebagai berikut :
1. Tahapan Promiskuitas, Dimana manusia
hidup serupa sekawan binatang
berkelompok, laki-laki dan wanita
berhubungan bebas sehingga melahirkan
keturunan tanpa ada ikatan
• Tahap Mathriarchate/ Matriarkat, Lambat laun
manusia semakin sadar akan hubungan ibu dan anak,
tetapi anak belum mengenal ayahnya melainkan hanya
masih mengenal ibunya.
• Tahap Patriarcha/ Patriarkat, Dimana ayahlah yang
menjadi kepala keluarga serta ayah yang mewarisi garis
keturunan.
• Tahap Parental/ Bilateral, Pada tahapan yang terakhir,
patriarchate lambat laun hilang dan berubah menjadi
susunan kekerabatan yang disebut Bachofen susunan
parental. Pada tingkat terakhir ini perkawinan tidak
selalu dari luar kelompok (exogami) tetapi juga dari
dalam kelompok yang sama (endogami).
SISTEM PERKAWINAN
Ada beberapa Sistem Perkawinan adalah sebagai berikut
:
❑ Sistem Endogami merupakan sistem yang mewajibkan
perkawinan dengan anggota sekelompok artinya
perkawinan dari suku, ras yang sama.
❑ Sistem Eksogami merupakan sistem yang melarang
perkawinan dengan anggota kelompok artinya
perkawinan dari suku, ras yang tidak sama. Eksogami
melingkupi heterogami dan homogami.
❑ Sistem Eleutherogami, berbeda dengan kedua sistem
diatas, yang memiliki larangan-larangan dan keharusan.
• Duvall & Miller (1985)103 menyebutkan
setidaknya terdapat 6 (enam) fungsi penting
dalam perkawinan, antara lain :
a) Menumbuhkan dan memelihara cinta serta
kasih sayang.
b) Menyediakan rasa aman dan penerimaan.
c) Memberikan kepuasan dan tujuan.
d) Menjamin kebersamaan secara terus-menerus.
e) Menyediakan status sosial dan kesempatan
sosialisasi.
f) Memberikan pengawasan dan pembelajaran
tentang kebenaran
• Tujuan Perkawinan diantaranya :
a) Menghalalkan hubungan kelamin untuk
memenuhi tuntutan hajat kemanusiaan.
b) Mewujudkan keluarga yang bahagia dengan
dasar kasih sayang.
c) Memperoleh keturunan yang sah.
d) Mempergiat mencari rejeki dan
memperbesar rasa tanggung jawab.
• Bentuk Perkawinan Menurut Pembayaran Mas
Kawin / Mahar.
• Mas kawin adalah suatu tanda kesungguhan hati
sebagai ganti rugi atau uang pembeli yang
diberikan kepada orang tua si pria atau si wanita
sebagai ganti rugi atas jasa membesarkan
anaknya, atau emberian dari calon mempelai pria
kepada calon mempelai wanita, baik berbentuk
barang, uang, atau jasa yang selama itu tidak
bertentangan dengan hukum islam, dalam Pasal 1
huruf d Kompilasi Hukum Islam hukumnya wajib,
yang menurut kesepakatan para ulama
merupakan salah satu syarat sah nya nikah

Anda mungkin juga menyukai