Tugas Struktur Kayu
Tugas Struktur Kayu
A. Latar Belakang
Ketergantungan pada jenis-jenis kayu komersil tersebut menyebabkan penggunaan
kayu menjadi tidak efisien dan kurang menguntungkan. Upaya untuk tetap memenuhi jumlah
permintaan yang terus meningkat yaitu dengan mengganti jenis kayu komersil dengan jenis
kayu lain yang memiliki kualitas sama dengan jenis kayu komersil.
Kelemahan yang dimiliki kayu non komersil yaitu mudah terserang oleh faktor
perusak, baik faktor biologis maupun non biologis. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan
suatu perlakuan khusus, salah satunya yaitu dengan melakukan finishing. Finishing yaitu
melapisi bagian permukaan kayu dengan bahan berasal dari cat. Selain itu dilakukan perbaikan
terhadap sifat-sifat tertentu dari jenis kayu non komersil yang diharapkan dapat menjadi
produk subsitusi dari jenis kayu komersil yang bermutu tinggi ( Amarullah, 2005).
1. Dipping (celup) .Lebih dikenal juga dengan istilah perendaman. Bahan finishing diletakkan
dalam suatu bejana/tangki kemudian benda kerja dicelupkan ke dalam tangki tersebut.
Proses in bertujuan agar seluruh permukaan benda kerja, terutama pada bagian sudut &
tersembunyi bisa terlapisi bahan finishing. Seperti pada gambar 1
5. Shower (curah) Metode ini diimplementasikan pada mesin finishing curtain(tirai), bahan
finishing dicurahkan ke permukaan benda kerja dengan volume dan kecepatan tertentu
sehingga membentuk lapisan tipis di atas permukaan benda kerja. Cara pengeringannya
tergantung bahan finishing yang digunakan. Kebanyakan digunakan oleh pabrik flooring
(parket) atau furniture indoor lainnya yang memakai papan buatan.
6. Rolling. Prinsipnya sama dengan roller yang dipakai untuk mengecat tembok, tetapi yang
dimaksud disini adalah alat aplikasi sebuah mesin roller yang seluruh permukaannya
terbalut dengan bahan finishing cair dan benda kerja (papan) mengalir di bawahnya. Hanya
roller bagian atas yang terbalut dengan bahan finishing, sedangkan roller bagian bawah
hanya berfungsi untuk mengalirkan benda kerja ke dalam mesin. Jenis bahan finishing yang
digunakan adalah UV lacquer,melamine,NC lacquer.Seperti pada gambar 5.
b. Jenis Pancaran
Jenis pancaran harus sesuai dengan kedudukan dan bentuk benda kerja.
Pancaran datar dan tegak dipakai untuk benda lebar serta kedudukannya vertical dan
mendatar, sedang untuk benda sempit (kecil) digunakan pancaran yang bundar atau
vertical, dengan gerakan penyemprotan yang cepat seperti gambar-8
( Gambar 8 ) Jenis Pancaran
c. Jarak Semprot
Jarak semprot antara ujung pistol dengan permukaan benda kerja, umumnya 15-20
cm. Bila jarak semprot terlalu kecil, serta volume keluaran tidak disesuaikan, akan
timbul cat yang meleleh atau mengalir kebawah. Bila jarak pistol terlalu jauh, partikel
cat menjadi kering sebelum menempel dipermukaan kayu atau benda kerja, lihat
gambar-9 :
d. Sudut Semprot
Pistol semprot sedapat mungkin diarahkan tegak lurus pada benda kerja. Pistol semprot
yang miring mengakibatkan penyemprotan cat tidak merata.
Hanya gerakan pistol yang sejajar dan tegak lurus dengan bidang semprot menjamin
hasil penyemprotan yang merata, gambar – 10
( Gambar 12 ) Melamine
2. Teak Oil
Teak oil adalah bahan dasar finishing kayu yang sangat sederhana dan mudah cara
aplikasinya.
karena teak oil tidak membentuk film dan cara penggunaannya cukup dengan membasahi
kain ( kain yang berbahan kaos ) dengan teak oil tersebut.
kemudian mengoleskannya pada furniture yang akan di finishing,atau bisa juga dengan cara
melumuri memakai kuas,dengan demikian teak oil akan masuk kedalam pori-pori kayu.
Setelah itu diamkan beberapa saat kmudian dibersihkan menggunakan lap kain yang kering.
Finishing dengan bahan dasar teak oil ini sangat sederhana dalam penggunaannya dan
hasilnya tidak tahan lama, tidak tahan terhadap air dan cepat pudar sehingga membutuhkan
pengulangan olesan teak oil kembali.
( Gambar 14 ) Pernis
4. Politure
Finishing berbahan dasar shellac (serlak) adalah finishing mebel yang banyak digunakan
oleh para pengrajin mebel dari dulu sampai sekarang. Shellac wujutnya berupa serpihan
berwarna kuning, dan ada juga yang berupa batangan, shellak dicairkan dengan
menggunakan alkohol atau spirtus.
Aplikasi finishing berbahan dasar shellak ini bisa dikerjakan dengan cara disemprotkan
menggunakan spry gun / spet, juga bisa dilakukan secara manual. Pengerjaan manualnya
bisa menggunakan kuas atau kain kaos yaitu membasahi kain (kain berbahan kaos ) dan
memoleskan pada permukaan mebel secara berkala, sehingga mendapatkan lapisan tipis /
film. Semakin banyak polesan yang kita lakukan secara berkala dan berulang ulang akan
membuat politure ini semakin tebal dan indah.
( Gambar 15 ) Politure
5. Cat Bakaran
Finishing bakaran adalah finishing barag-barang mebel yang proses kegiatannya dengan
menyemburkan api ke permukaan kayu / berang mebel menggunakan alat penyembur api
dengan jarak kurang lebih 50 cm dari alat agar kondisi barang lebih aman dan hasilnya baik.
Kemudian barang yang sudah dibakar disikat dengan sikat baja yang halus dan dibilas
dengan air hingga debu bakaran hilang dan serat kayu nampak menonjol, setelah kering
dilanjutkan dengan pewarnaan dan pewarnaannya memakai bermacam macam warna cat
mobil dan lanjutkan dengan cat tembok warna hitam untuk mengisi pori pori kayu.
Setelah kering lakukan pembersihan cat tembok dengan air sampai bersih hingga tertinggal
yang masuk kedalam pori-pori kayu, diamkan setelah kering lakukan penyemprotan
tampilan akhir. Dan untuk lapisan akhir menggunakan melamine atau pernis yang berfungsi
sebagai pelindung dari goresan, juga berfungsi sebagai penguat warna cat.
( Gambar 16 ) Cat NC / PU
7. Politur Air / aqua politure
Politur air / qua politur merupakan pewarnaan kayu yang bersifat transparan,tidak menutup
dekorasi / serat kayu. Finishing politur air saat ini banyak diminati para pengrajin mebel
dengan pertimbangan mudah pengaplikasiannya dan harganya relatif murah karena
pengencernya berbahan dasar air. Beberapa jenis politur air yang banyak tersedia di toko
bangunan diantaranya, Mowilex water based, Balezo wood stain, Propan aqua politure dll.
2. Pelapis transparan sangat cocok digunakan untuk jenis kayu yang memiliki serat alami
yang halus dan indah sehingga dengan menggunakan pelapis transparan ini keindahan dari
kayu masih tampak jelas. Tetapi dari ke empat jenis pelapis di atas, Anda perlu
memperhatikan sirkulasi udara pada ruangan Anda jika Anda menggunakan pelapis
melamine.
3. Sedangkan sistem melamine lapisan film bersifat lebih rapat dan datar menutup semua
permukaan pori-pori kayu (close pore )
Daftar Pustaka
1. Agus Sunaryo, (1995). Peningkatan Produktivitas Bagian Finishing Melalui Aspek
Aplikasi. Semarang: Pusat Pengembangan & Pelatihan Industri Kayu (PPPIK-PIKA).
2. Agus Sunaryo. ( 1997).Reka Oles Mebel Kayu, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
3. Derrick, Crump (1993). The Complete Guide to Wood Finishes. Australia:
Simon& Shuster
4. http://www.tentangkayu.com/2008/01/jenis-bahan-finishing-kayu.htm
5. http://www.tentangkayu.com/2008/01/aplikasi-finishing-kayu-saat-ini.html
6. Dumanauw, J. F. 2003. Mengenal Kayu. Kanisius. Yogyakarta.
7. H. Lanz. “ Fachkunde Tischler, Mobel fur Buro, Haus und Garten “ Mannheim
8. Khoilid. Bahan Ajar “ Finishing Sistim Melamin “ PPPPTK Medan
9. Meiji. “ Buku Manual Spraygun “
10. Propan Raya. PT. “ Brosur Finishing Melamin Kayu dan Rotan “
11. Sunaryo. Agus.. “ Reka Oles Mebel Kayu “. Kanisius Yogyakarta.
12. https://www.klikteknik.com/blog/berbagai-macam-bahan-digunakan-saat-finishing-
kayu.html