net/publication/256042361
Kartu Kredit dalam Hukum Syariah: Kajian terhadap Akad dan Persyaratannya
(Credit Card from an Islamic Perspectives: A Study of its Contracts and Term
of Agreement)
CITATIONS READS
0 8,380
1 author:
Azharsyah Ibrahim
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia
43 PUBLICATIONS 132 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Azharsyah Ibrahim on 25 April 2014.
Abstract Abstrak
The complexity in a single credit card Banyaknya pihak yang terlibat dalam
transaction escalates the differences of transaksi kartu kredit menimbulkan banyak
opinions among the Islamic scholars sekali perbedaan pendapat tentang
regarding the legitimacy of utilizing credit kebolehan penggunaan kartu kredit dalam
cards in Islam. Consequently, the scholars ajaran Islam. Akibatnya para fuqaha masih
have not yet fully agreed on the type and berbeda pendapat dalam menentukan jenis
number of ‘aqads (contracts) that can be dan jumlah akad yang bisa digunakan dalam
used in a credit card transaction. In general, transaksi kartu kredit. Menurut kebanyakan
however, most scholars agreed that using a pendapat, penggunaan kartu kredit
credit card in Islam is acceptable provided diperbolehkan dengan ketentuan akad yang
that the ‘aqads is not contradicting to the digunakan tidak bertentangan dengan hukum
Islamic law. This paper aims to elaborate Islam. Paper ini bertujuan untuk
phases of a single credit card transaction and mengelaborasi jenis-jenis atau tahapan-
the type of ‘aqads used in each phase. Using tahapan dalam suatu transaksi kartu kredit
qualitative approach and content analysis dan juga mencari jenis akad yang tepat
method, this study found that at least six untuk dipakai dalam setiap transaksi
types of ‘aqads could be used in credit card tersebut. Dengan menggunakan pendekatan
transactions, namely kafalah, wakalah, kualitatif and metode analisis isi, penulis
hawalah, murabaha, qardh, and ijarah menemukan bahwa sedikitnya enam akad
contract. bisa digunakan dalam setiap transaksi kartu
kredit, yaitu akad kafalah, akad wakalah,
Keywords: Credit Card, Business akad hawalah, akad murabahah, akad qardh,
Transaction, Term and Agreement dan akad ijarah.
Pendahuluan
Kartu kredit dewasa ini bukan lagi hanya sekedar gaya hidup, tetapi
merupakan kebutuhan bagi masyarakat modern untuk menunjang semua aktivitas
dalam kehidupannya sehari-hari. Semua keperluan bisnis maupun pribadi, mulai
dari membiayai perjalanan dinas, menjamu klien hingga biaya kelahiran si kecil,
belanja kebutuhan harian atau berlibur bersama keluarga tercinta, dapat di penuhi
oleh kartu kredit. Kartu kredit juga menjadi salah satu ciri dari gaya hidup modern
yang serba cepat dan efisien.1
1
Bank Negara Indonesia, Kartu Kredit: Memberi Makna dalam Setiap Transaksi, diakses pada
tanggal 15 Maret 2010 dari website: http://www.bni.co.id/KartuKredit/tabid/162/Default.aspx
2
Bank Negara Indonesia, BNI Hasanah Card, diakses pada tanggal 17 Maret 2010 dari website:
http://www.bni.co.id/Syariah/BNIHasanahCard/BNIHasanahCard/tabid/376/Default.aspx
3
Setiawan Budi Utomo, Hukum Kartu Kredit Syariah, diakses pada tanggal 20 Januari 2010 dari
website: http://www.dakwatuna.com/2009/hukum-kartu-kredit-syariah/
4
Sullivan, Arthur. & Steven M. Sheffrin (2003). Economics: Principles in Action. Upper Saddle
River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall. Hlm. 261. ISBN 0-13-063085-3.
5
Abdullah al-Mushlih & Shalah ash-Shawi, Hukum Kartu Kredit dalam Jual Beli, diakses pada
tanggal 20 Januari 2010 dari website: http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatanalisa&pa
rent_id=296&parent_section=an020&idjudul=295
6
Wikipedia, Credit Card, diakses pada tanggal 3 Maret 2010 dari website:
http://en.wikipedia.org/wiki/Credit_card
7
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (2006), Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
No: 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card
8
Ibid
9
Setiawan Budi Utomo, Hukum Kartu Kredit Syariah, diakses pada tanggal 20 Januari 2010 dari
website: http://www.dakwatuna.com/2009/hukum-kartu-kredit-syariah/
10
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, vol. V/130-161.
11
Institut Bankir Indonesia (IBI), Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah,
Jakarta: Penerbit Jembatan, 2002, hlm. 239
12
Rafiq Yunis al-Misry, Bitsaqah al-I’timan Dirasah Syar’iyyah ‘Amaliyah Mujazah, Majalah
Majma’, Jilid 1 (7), hlm. 411.
13
Muhammad Abdul Halim Umar, Jawanib al-Syariyyah wa al-Masrafiyah wa al-Muhasabah li
bitsaqat al-I’timan, Qahirah: Itrak li an-Nashr wa al-Tawzi, 1997, hlm. 66.
14
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (2006), Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
No: 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card
15
Nazaruddin AW, Credit Card Pada Institusi Keuangan Syariah dalam Kajian Fiqh Iqtishad,
Media Syariah, vol. VIII, 2007, hlm. 171 – 188.
و حدثنا يحيى بن يحيى قال قرأت على مالك عن نافع عن ابن عمر عن عائشة
أنها أرادت أن تشتري جارية تعتقها فقال أهلها نبيعكها على أن والءها لنا فذكرت
ذلك لرسول هللا صلى هللا عليه وسلم فقال ال يمنعك ذلك فإنما الوالء لمن أعتق
Dari Ibnu Umar, dari Aisyah, bahwa ia ingin membeli seorang budak
perempuan untuk dimerdekakan. Pemilik budak itu berkata: “Kami akan
menjualnya kepadamu, dengan syarat hak loyalitasnya untuk kami.” Lalu
Aisyah RA. menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW. dan beliau
bersabda: “Syarat itu tidak dapat menghalangimu, karena hak loyalitas itu
hanya untuk yang memerdekakan” (Shahih Muslim).
16
Abdullah al-Mushlih & Shalah ash-Shawi, Hukum Kartu Kredit dalam Jual Beli, diakses pada
tanggal 20 Januari 2010 dari website: http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatanalisa&pa
rent_id=296&parent_section=an020&idjudul=295
17
Abdullah al-Mushlih & Shalah ash-Shawi, Hukum Kartu Kredit dalam Jual Beli, diakses pada
tanggal 20 Januari 2010 dari website: http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatanalisa&pa
rent_id=296&parent_section=an020&idjudul=295
18
Abdullah al-Mushlih & Shalah ash-Shawi, Hukum Kartu Kredit dalam Jual Beli, diakses pada
tanggal 20 Januari 2010 dari website: http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatanalisa&pa
rent_id=296&parent_section=an020&idjudul=295
19
Ahmad Zain An-Najah, Konsultasi Fiqh Kontemporer: Hukum Menggunakan Kartu Kredit,
diakses pada tanggal 5 Maret 2010 dari website: http://www.hidayatullah.com/konsultasi/fiqih/
10434-hukum-menggunakan-kartu-kredit-
20
Hal tersebut diungkapkan oleh Assoc. Prof. Dr. Mohd. Daud Bakar dalam salah satu seminar
nasional di Kuala Lumpur pada tahun 2002. Daud Bakar, yang juga merupakan anggota Dewan
Syari’ah Nasional Malaysia merupakan salah satu orang yang tidak setuju dengan diberikan label
syari’ah pada kartu kredit.
21
Dodik Siswantoro, Kartu Kredit: Antara Kehalalan dan Kebaikannya, diakses pada tanggal 15
Maret 2010 dari website: http://www.hidayatullah.com/opini/artikel/ 1236-kartu-kredit:-antara-
kehalalan-dan-kebaikannya-
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya
janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”
Selain itu, DSN – MUI juga merujuk kepada Hadits Nabi S.A.W. antara
lain: “Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin
terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal
atau menghalalkan yang haram” (HR Tirmidzi). Kemudian, “Tidak boleh
membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain” (HR. Ibnu Majah
dan al-Daraquthni).
Selanjutnya pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Telah
dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w. jenazah seorang laki-laki untuk dishalatkan.
Rasulullah bertanya, ‘Apakah ia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Tidak’.
Maka, beliau menshalatkannya. Kemudian dihadap-kan lagi jenazah lain,
Rasulullah pun bertanya, ‘Apakah ia mempunyai utang?’ Mereka menjawab,
‘Ya’. Rasulullah berkata, ‘Shalatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri tidak mau
menshalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya menjamin utangnya, ya
Rasulullah’. Maka Rasulullah pun menshalatkan jenazah tersebut.”
Kemudian pada hadits riwayat Abu Daud, Tirmidzi dan Ibn Hibban:,
“Za’im (penjamin) adalah gharim (orang yang menanggung utang)”. , selanjutnya
Penutup
Pada bagian akhir tulisan ini akan diberikan beberapa kesimpulan yang
didasarkan pada kajian pendapat diatas disertai dengan analisis dari penulis
sendiri.
Secara umum, menurut kebanyakan pendapat dari ulama-ulama terkemuka
bahwa transaksi-traksaksi kartu kredit dapat dimasukkan kedalam akad kafalah,
wakalah, hawalah, qardh, dan ijarah. Akad-akad tersebut hukumnya boleh dan
penggunaannya disesuaikan dengan transaksi yang terjadi. Akan tetapi, jika dalam
praktik—baik syarat maupun unsur utama lainnya—masih terdapat unsur gharar,
ghubun dan riba, maka hukumnya menjadi haram. Wallahualam
Daftar Pustaka
Abdullah al-Mushlih & Shalah ash-Shawi, Hukum Kartu Kredit dalam Jual Beli,
diakses pada tanggal 20 Januari 2010 dari website: http://www.alsofwah.
or.id/index.php?pilih=lihatanalisa&parent_id=296&parent_section=an020
&idjudul=295
Ahmad Zain An-Najah, Konsultasi Fiqh Kontemporer: Hukum Menggunakan
Kartu Kredit, diakses pada tanggal 5 Maret 2010 dari website: