Menurut teori ini, kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. a. Contohnya, Semarang ibu kota Jawa Tengah. Pernyataan ini disebut benar apabila pada kenyataannya Semarang memang ibukota propinsi Jawa Tengah. Kebenarannya terletak pada pernyataan dan kenyataan. b. Dalam dunia sains, teori ini dapat digunakan dengan tujuan dapat mencapai suatu kebenaran yang dapat diterima oleh semua orang. Contoh, gunung dapat berjalan. Untuk membuktikan kebenaran pernyataan ini, harus diteliti dengan keilmuan yang lain, yaitu ilmu tentang gunung (geologi), ternyata gunung mempunyai kaki (lempeng bumi) yang bisa bergerak sehingga menimbulkan gempa bumi dan tsunami.
2. Kebenaran Berdasarkan Teori Koherensi
Teori ini berpendapat bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. a. Contohnya, semua manusia membutuhkan air, Ahmad adalah seorang manusia, Jadi, Ahmad membutuhkan air. b. Teori ini punya banyak kelemahan dan mulai ditinggalkan. Contohnya, astrologi mempunyai sistem yang sangat koheren, tetapi kita tidak menganggap astrologi benar.
3. Kebenaran Berdasarkan Teori Pragmatisme
Menurut teori pragmatis, kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis manusia. a. Contohnya, di UNINDRA Jakarta, prinsip kepraktisan dalam memperoleh pekerjaan telah mempengaruhi jumlah mahasiswa baru pada masing-masing Jurusan. Ilmu Pendidikan menjadi fovorit, karena menurut masyarakat, lulus dari Jurusan Ilmu Pendidikan bisa menjadi guru dan mendapatkan sertifikasi guru. b. Contoh lainnya, tentang wujud Tuhan yang Esa. Dalam al-Qur’an surat al- Baqarah 163-164, Allah menjelaskan tentang wujud-Nya yang Esa serta menjelaskan tentang penjelasan praktis terhadap pertanyaan tersebut.
4. Kbenaran Berdasarkan Teori Konvensi
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran adalah kesepakatan mayoritas baik kebenaran itu dikonvensikan sejak dulu atau baru. a. Contohnya, ketika kita menyatakan sesuatu hal disebut dengan “kursi” maka kita memiliki referen yang jelas yaitu sebuah benda yang memiliki empat kaki yang kemudian panjang kakinya sama panjang terdapat alas di atas yang digunakan seseorang untuk duduk. Sehingga pengetahuan ini adalah kebenaran karena memiliki ada referensi yang jelas. b. Contoh lainnya, “dengan ini, saya mengangkat kamu menjadi bupati Bantul.” Dengan pernyataan itu, tercipta sebuah realitas baru, yaitu realitas kamu sebagai bupati Bantul.