Wa0018.
Wa0018.
Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu Pada
Program Studi Hukum Keluarga Islam Kelompok 3 Semester 1 Fakultas Syariah Dan
Hukum Islam IAIN Bone
Oleh :
Kelompok 6
IMELDA RUSTAM
NIM.742302023058
RAHMA INDRIANI S
NIM. 7423020230
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas petunjuk dan
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini belumlah sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini, agar kami bisa
Kami mengharapkan agar makalah ini, dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Kepada Allah dan Rasulnya kami mohon ampun jika dalam penulisan dan dalam
kuliah filsafat ilmu, kami ucapkan terima kasih atas bimbingannya dalam mata
kuliah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
B. Pengertian kekhilafan
5
C. Pengertian kekhilafan
iii
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA 9
iv
5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan gabungan antara pikiran secara rasional dan berpikir secara empiris.
Kedua cara berpikir tersebut
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan masalah
PEMBAHASAN
A. Teori Kebenaran
Telah dikatakan bahwa manusia bukan tidak sekedar ingin tahu, tetapi
ingin tahu kebenaran. Ia ingin memiliki pengetahuan yang benar.
Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya.
Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan
obyeknya. Inilah kebenaran obyektif. Seperti dikatakan Poedjawijatna.
pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang obyektif. Kalau saya
mengatakan bahwa di luar sedang hujan, proposisi itu benar jika apa yang
saya katakan memang sesuai dengan fakta. Jadi, ketika saya mengucapkan
kalimat itu, hujan sedang turun. Kalau hujan tidak turun, apalagi sedang
panas terik, maka proposisi itu tidak benar.
Teori-teori Kebenaran
7
Untuk menentukan apakah suatu pengetahuan memiliki nilai kebenaran
atau tidak, sangat tergantung pada cara kita memperolehnya. Apakah
melalui akal pikiran atau penginderaan? Sudah berkembang beberapa
perspektif yang menghasilkan berbagai jenis teori kebenaran dalam tradisi
filsafat. Ada empat jenis teori kebenaran yang berkembang, yaitu Teori
Korespondensi, Teori Koherensi, Teori Pragmatis, dan Teori Performatif.
1. Teori Korespondensi
8
aksioma karena sudah diyakini benar dan tidak perlu dibuktikan lagi.
Aksioma atau postulat dapat digunakan sebagai dasar untuk membuktikan
kebenaran pernyataan lain dalam disiplin ilmu matematika.
2. Teori Koherensi
9
karena bertentangan dengan postulat bahwa ikan hiu adalah jenis ikan air
asin dan tidak mungkin hidup di air tawar kolam alun-alun kota.
3. Teori Pragmatis
Teori pragmatis memiliki dasar kebenaran yang berbeda dengan dua teori
sebelumnya. Sementara teori korespondensi dan koherensi menempatkan
dasar kebenaran pada fakta obyektif dan konsistensi logis, teori pragmatis
menganggap kebenaran sebuah pernyataan terletak pada manfaat
praktisnya dalam memecahkan masalah kehidupan. Teori ini tidak hanya
berlaku dalam dunia empiris, namun juga dapat diterapkan pada obyek
pengetahuan metafisik. Teori pragmatis muncul sebagai kritik terhadap
pandangan kaum positivis yang menyatakan bahwa pernyataan metafisik
tidak memiliki makna karena tidak didasarkan pada fakta empiris.
10
4. Teori Performatif
Teori kebenaran performatif adalah hasil dari konsep J.L. Austin yang
membedakan antara ujaran konstatif dan ujaran performatif. Austin,
seorang tokoh filsafat analitik bahasa dari Inggris, menyatakan bahwa
pengujian kebenaran yang berbasis pada fakta, seperti yang terdapat dalam
teori korespondensi, hanya dapat diterapkan pada ujaran konstatif. Ucapan
konstatif mengandung pernyataan yang bisa dianggap konstan, sehingga ia
dapat diuji kebenarannya.
Salah satu contoh yang paling umum dari kebenaran performatif adalah
dalam penentuan awal bulan Ramadan. Meskipun penentuan ini
didasarkan pada fakta obyektif yaitu munculnya hilal sebagai awal
11
pergantian bulan, namun akses masyarakat awam untuk membuktikan
secara langsung melalui pengamatan inderawi terbatas. Oleh karena itu,
penentuan awal Ramadan bergantung pada otoritas yang dianggap
memiliki kompetensi atau wewenang dalam hal ini, yaitu pernyataan dari
Menteri Agama.
12
Ketik persamaan di sini.
13
B. TEORI KEKHILAFAN/KESALAHAN
14
selaluterkungkung dengan keterbatasan dirinya yang menyebabkan
dirinyatidak memahami segala sesuatu dengan baik.
2.Pengertian Kesalahan
Terjemahan : Setiap bani Adam berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang
berbuat dosa adalah yang bertaubat
15
1).Kesalahan Berfikir
•Kesalahan formal
•Kesalahan material
•Kesalahan Bahasa
16
Setiap kata dalam bahasa memiliki arti tersendiri, dan masing-masing kata
dalam sebuah kalimat mempunyai arti yang sesuaidengan keseluruhan arti
kalimatnya. Maka, meskipun katayang digunakan itu sama, namun dalam
kalimat yang berbeda,kata tersebut dapat bervariasi artinya.
Ketidakcermatan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat itu dapat
menimbulkan Kesalahan penalaran.
BAB 111
PENUTUP
17
A. Kesimpulan
1.Teori Korespondensi
2.Teori Koherensi
3.Teori Pragmatis
4.Teori Performatif
18
B. Saran
19