NIM : 212019021
Kelas : M
AIDA adalah akronim dari Attention, Interest, Desire dan Action. Sederhananya AIDA adalah model yang
digunakan dalam pemasaran untuk menggambarkan langkah-langkah yang dilalui pelanggan dalam
proses pembelian suatu produk.
Bila dilihat dari sejarahnya, model AIDA mulai dikembangkan untuk pertama kalinya oleh seorang
pengusaha asal Amerika bernama Elias St. Elmo Lewis pada tahun 1898.Pada saat itu Lewis memang
sering membuat strategi-strategi periklanan yang sukses, meskipun pola pemasaran di tahun tersebut
masih menggunakan teknik door to door. Dalam model AIDA ini, Lewis mulai membuat teori bahwa
dalam melakukan strategi pemasaran harus mampu menarik perhatian, mempertahankan minat,
menciptakan hasrat dan kemudian menimbulkan tindakan.
Saat membuat pesan iklan yang akan ditampilkan kepada calon konsumen, tim marketing harus mampu
membuat pemasaran yang menarik perhatian. Tujuannya supaya merek lebih dikenal oleh calon
pelanggan atau terjadinya brand awareness. Biasanya konten yang menarik berisi pesan yang
kontradiktif, provokatif dan informatif. Seperti apa konten copywriting yang menarik itu?
Selain itu diperlukan juga keseimbangan dalam konten tersebut, sebab bila terlalu menarik mampu
mengaburkan pesan konten yang sesungguhnya. Contoh AIDA dalam pesan pemasaran:
Sasaran periklanan dalam fase kedua ini tercapai apabila pelanggan terlibat aktif dengan iklan tersebut
melalui ketertarikan dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Melalui fase kedua dalam AIDA ini
pula biasanya seorang marketer harus mampu menganalisis untuk mengetahui siapa sasaran target
iklan, apa yang penting bagi mereka, apa kebutuhan mereka, serta solusi apa yang dapat bisa
ditawarkan melalui produk atau layanan tersebut. Biasanya informasi analisis seperti ini bisa marketer
dapatkan melalui alat analisis web atau media sosial seperti Google Analytics atau Facebook Analytics.
Contoh AIDA fase kedua adalah saat user selalu mengunjungi situs dan membaca artikel tentang ulasan
power bank, mungkin user tersebut berencana untuk membeli power bank.
Sementara itu pengaplikasian copywriting yang tepat dalam fase kedua ini ditunjukkan dengan
menuliskan 300 kata pertama dalam copywriting web yang menarik. Dengan begitu kamu mampu
mempertahankan minat user.
Sementara fase ketiga dari model AIDA adalah tentang desire atau keinginan. Ini berkaitan tentang niat
pembelian yang konkret dari calon pelanggan.Dalam copywriting sendiri ada tiga model untuk
menimbulkan keinginan pada pelanggan di antaranya:
Contoh penulisan copywriting tentang produk penurun berat badan, kamu sebaiknya memperlihatkan
foto saat pelanggan masih gemuk dan sesudah pelanggan menjadi kurus. Dengan pengaplikasian
langkah-langkah tersebut, calon pelanggan bisa menjadi yakin untuk membeli produk.
4. Action (Tindakan)
Bila pengiklan telah berhasil menimbulkan minat dari calon pelanggan, maka langkah terakhir dalam
pengaplikasian model AIDA ini harus berujung pada sebuah tindakan yang mampu menggerakkan user
melakukan pemesanan dan transaksi produk. Pengaplikasian AIDA dalam proses copywriting di fase
terakhir ini harus menunjukkan ajakan untuk bertindak.
Contoh pengaplikasian model AIDA dalam produk adalah saat kamu menuliskan konten seperti ini:
2. Ayo lakukan pemesanan properti hari ini, hari Senin harga naik
Penjelasan:
1. Pada kalimat pertama, Eiger menggunakan kalimat attention yang berisi manfaat produk. (Tas laptop
15” namun tetap ringkas)
2. Selanjutnya, mereka menarik interest dengan menjelaskan bahwa calon konsumen bisa mendapatkan
tas bermuatan laptop 15” dengan diskon spesial.
3. Agar pembaca tergugah untuk membeli, kalimat desire menjelaskan berbagai fitur produknya. Mulai
dari kompartemen laptop yang luas, hingga modelnya yang cocok untuk sekolah atau kuliah.
4. Pada akhirnya, pembaca diajak untuk langsung action dengan mengunjungi website mereka. Ajakan
ini diperkuat dengan adanya promo cashback bagi para pembeli.