Setelah calon konsumen sadar dengan masalah yang mereka hadapi, bisa
mengambil kesempatan ini untuk menawarkan produk sebagai solusi.
Meskipun kedengarannya simple, tidak boleh melakukannya dengan
tergesa-gesa. Pastikan tujuan utama adalah untuk menawarkan solusi,
bukan untuk menjual produk dulu.
harus fokus pada manfaat, bukan fitur. Hal ini penting, karena motif
bisa mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Contohnya, bayangkan ingin membeli alat untuk bersih-bersih rumah,
lalu dihadapkan pada dua penawaran:
Fokus pada Fitur Fokus pada Manfaat
Click icon to add picture
Lain halnya dengan penawaran yang berfokus pada manfaat. Calon pembeli
bisa langsung mengerti kenapa mereka butuh produk tersebut. Mereka juga
tahu jelas manfaat yang ditawarkan produknya.
Oleh karena itu, selalu jelaskan manfaat dari setiap fitur yang ditawarkan.
Sehingga, calon konsumen bisa tahu apakah produknya bisa jadi solusi atas
permasalahan yang mereka alami.
• Pada tahap ini,konten tersebut menjelaskan cara produk atau jasa
yang ditawarkan menyelesaikan persoalan yang dihadapi calon
pembeli.
• Menampilkan testimoni konsumen lain yang terbukti telah terbantu
oleh produk atau layanan tersebut. Selanjutnya, tunjukkan secara
jelas manfaat dari produk atau layanan yang ditawarkan.
4. Action
Jika sampai pada tahap ini, berarti sudah berhasil membuat calon konsumen tertarik pada
suatu produk .
perlu mengarahkan mereka untuk melakukan pembelian.
Calon konsumen yang tertarik dengan konten di tiga tahap sebelumnya perlu diarahkan
kemana harus membeli produk sebagai solusi permasalahan mereka
Saat menerapkan action, harus memanfaatkan call-to-action, yaitu suatu kalimat ajakan
yang mengarahkan calon konsumen untuk melakukan sesuatu. Contohnya seperti:
• “Klik link ini untuk memesan!”
• “Tekan banner di bawah untuk melakukan pembelian”
• “Isi alamat email Anda untuk berlangganan!”
• Dan sejenisnya.