Anda di halaman 1dari 3

QUIZ – 1: Kewirausahaan.

Nama: Aurellia
NIM: 202050190

Soal: 1. Design Thinking, sebagai suatu metodologi dengan pendekatan berbasis solusi untuk
memecahkan suatu permasalahan. Dalam perkembangannya metode ini sering digunakan di
berbagai bidang, termasuk dalam menghasilkan suatu ”ide produk” yang memberikan solusi
kreatif bagi suatu permasalahan konsumen. Coba jelaskan pernyataan tersebut dikaitkan
dengan proses menghasilkan suatu “ide produk” yang memberikan solusi kreatif bagi
suatu permasalahan konsumen, dan berikan contoh yang relevan ...!
Jawab:
- Wawancara / Observasi
Kita harus menanyakan kepada konsumen atau beberapa orang yg ingin kamu
selesaikan permasalahannya. Kita bisa mulai dengan cara mewawancarainya atau bisa
juga kita observasi secara kritis apa saja inti permasalahan dari beberapa hal yang ia
ceritakan. Kita juga harus mempelajari mengenai masalah yang konsumen kita
hadapi.
- Mencari tahu permasalahan-permasalahan yang konsumen kita hadapi
Setekah mengetahui dan mempelajari mengenai hal-hal tsb, kini saatnya kita untuk
mencari tahu apa yang konsumen kita butuhkan dalam menghadapi masalah tersebut.
Buatlah sebuah rangkuman atau kesimpulan dari permasalahan mereka beserta
solusinya.
- Mencari ide
Setelah mengetahui inti masalahnya, kini saatnya kita mencari ide untuk membuat
suatu produk dari permasalahan yang konsumen kita hadapi. Tak terlalu penting
sesempurna apa ide yang kita buat, yang paling penting adalah seberapa banyak
manfaat yang kita berikan bagi konsumen atau target market kita nantinya.
- Menyaring ide-ide
Dari sekian banyak ide yang kita temukan, kita harus memilih/menyaring lagi mana
ide yang paling cocok dan pantas untuk direalisasikan. Kita harus membuat hasil dari
final ide produk tsb, kemudian muncullah suatu produk percobaan atau biasanya bisa
disebut juga dengan sample.
- Percobaan
Kemudian kita akan mencoba produk kita pada segerombolan orang. Kita bisa
mencobanya kepada kerabat/teman terlebih dahulu, setelah mereka mencoba produk
tersebut kita baru bisa mengetahui nilai/review produk tersebut dari diri mereka
sendiri.

Contoh: Saya dan teman saya berniat menjual produk masker untuk wajah, atau bisa
juga disebut dengan organic mask. Sebelum mencoba untuk membuat bahan-bahan
organic untuk masker wajah tsb, saya melakukan wawancara kepada beberapa teman
saya yang sering menggunakan organic mask. Mulai dari varian rasa apa yang
biasanya mereka sukai, fungsi dari maskernya, lalu harga dari produk tersebut. Lalu
setelah melakukan wawancara, saya mencari tahu juga permasalahan apa yang
biasanya dihadapi oleh para konsumen organic mask, biasanya muka yang kusam,
sensitif, mudah berjerawat dibagian T zone, dll. Lalu bahan dari organic mask yang
akan saya jual adalah varian susu. Caranya cukup mudah yaitu kita hanya perlu
membeli bubuk susu dengan merek yang berkualitas, lalu dicampurkan dengan oat
meal, lalu dihaluskan dengan blender, dan produk sudah siap untuk melakukan proses
packaging dan dijual.

2. Dalam penyusunan konsep “pemasaran gerilya digital” (digital guerilla marketing)


perlu dikembangkan dengan berbasis tehnologi digital atau tehnologi internet, karena
itu kesuksesan strategi pemasaran gerilya tersebut dapat dikaitkan dengan strategi sukses
dalam bisnis internet yang dinyatakan oleh Rayport dan Sviokla (dalam Roberts, 2003)
disebutkan memiliki 3 dimensi yaitu “content, konteks dan infrastruktur.” Jelaskan
pernyataan tersebut, dan berikan contoh yang relevan ...!
Jawab:
• Konten memiliki pengertian sebagai apa yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Di
dalam konten ini, kita harus menonjolkan nilai yang dapat menjadi solusi permasalahan yang
dihadapi konsumen. Secara ringkasnya konten adalah solusi dari permasalahan yang dihadapi
pelanggan.

• Konteks memiliki pengertian sebagai car akita untuk melakukan penawaran kepada
konsumen dengan cara menampilkan nilai konten yang menarik, inovatif dan kreativ untuk
menarik minat konsumen. Dengan demikian dapat dijadikan sebagai unsur diferensiasi
produk yang kuat terhadap pesaing.
• Infrastruktur adalah factor penentu keberhasilan realisasi dari konten dan konteks
penawaran kepada pelanggan. Yang terdiri dari berbagai sumber daya seperti sumber daya
manusia, teknologi, kapasitas dan sumber daya lainnya yang dapat membuat penawaran
konten kepada para konsumen yang konsistten
Sebagai contoh kaitan konten, konteks dan infrastruktur dalam bisnis adalah aplikasi Gojek.
Gojek menghadirkan solusi bagi gaya hidup masyarakat perkotaan sebagai penerima dan
penyedia jasa. Permasalahan umum yang sering dihadapi masyarakat kota adalah sulitnya
mendapat transportasi yang cepat, mudah diakses dan harga bersahabat. Ini yang membuat
nadiem makarim sebagai pendiri gojek menciptakan apliksi ini
Konten yang ditawarkan adalah sebagai penghubung antara pelanggan yang membutuhkan
transportasi seperti motor, mobil atau pengantaran makanan dan jasa dengan para penyedia
jasa transportasi seperti mobil, motor dan kurir
Konteks yang diwujudkan dalam bentuk aplikasi yang tersedia di berbagai platform app store
dan playstore memberi kemudahan dan kenyamanan dalam pemesanan jasa ataupun
pembayarannya.
Infrastruktur yang terwujud dalam system pendukung aplikasi ini mulai dari teknologi
informasi yang digunakan seperti atribut helm, jaket dan identitas lainnya serta peralatan
penunjang lainnya. Dengan contoh Gojek ini dapat disimpulkan bahwa konten, konteks dan
infrastruktur tidak dapat dipisahkan, ketiganya menunjang terjadinya diferensiasi. Agar
diferensiasi menjadi kuat maka diperlukan integritas yang kuat dari ketiga unsur diatas.

Anda mungkin juga menyukai