Cek
Cek
Kata Pengantar
E-mail: ashriady.abumuadz@gmail.com
Segala puji dan syukur karena dengan limpahan rahmat dan
karunia-Nya, maka kumpulan cerpen ini bisa diselesaikan hingga
dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Mamuju.
akhir. Adapun buku ini kami buat semenarik mungkin dan mudah
2009. Saat ini beliau bekerja sebagai
dimengerti oleh pembaca.
konsentrasi Epidemiologi selesai tahun
Semoga buku ini dapat jadi perpanjangan asa dan jadi
Program Pascasarjana UNHAS
penyemangat serta pengingat dalam perjuangan meraih mimpi.
Tamalatea Makassar tahun 2006,
Membentangkan asa setinggi angkasa.
Bone. Menyelesaikan kuliah S1 di STIK
Penulis menyadari apabila dalam penyusunan buku ini
SD sampai SMA diselesaikannya di
terdapat kekurangan, tetapi penulis meyakini sepenuhnya bahwa
Kabupaten Bone. Jenjang pendidikan
sekecil apa pun kekeliruannya tetap memberi manfaat. Akhir kata
terpencil di Kecamatan Awangpone
guna penyempurnaan buku ini, kritik dan saran dari pembaca
Bone, 25 Agustus 1984. Sebuah desa
sangat dinantikan.
Ashriady. Penulis lahir di Kajuara-
Apresiasi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak yang telah turut berpartisipasi dalam
penyusunan dan penyempurnaan buku ini.
Tentang Penulis
Tim Penulis
v
vi
Aisyah Firyal Maulidya ................................................................ 40
Cerita Lara: Setengah Gila
Tari Purwanti ................................................................................ 31
Asa dan Cinta, Kugenggam di Kanada
Wida Hernawati ........................................................................... 24
Mimpi Lengkara Meja Bundar
Eva Oktaviani............................................................................... 15
Harmi Sri Wulandari Harmin
Antara Cinta atau Cita-Cita
Melinda Wahyu Gianti .................................................................. 8
Keyakinan Terakhir
Pena Aksara .................................................................................... 1
Bintang; Keluar dari Zona Nyaman
amu ingin mengambil jurusan Sastra Indonesia agar bisa
menjadi penulis? Tidak usah! Jurusan itu tidak akan Daftar Isi ............................................................................ vi
memberimu pekerjaan. Ayah kan sudah bilang, ambil Kata Pengantar ................................................................... v
“K
jurusan farmasi saja, atau jika kamu sanggup Ayah akan
mendaftarkanmu ke kedokteran,” ujar ayah dengan air muka
penuh ketidaksetujuan saat aku mengutarakan keinginanku.
“Atau kamu mendaftar IPDN saja. Jika kamu bersekolah
di situ, ketika lulus nanti kamu tidak repot-repot lagi untuk
mencari kerja,” sela kakak pertamaku, Malik.
“Kamu itu beruntung. Punya kakak yang memberimu
petunjuk untuk memilih jurusan. Andai dulu aku tahu, aku pasti
Daftar Isi
mendaftar IPDN saja,” tambah Kakak mencoba melunakkan
hatiku yang kadung ingin menjadi seorang penulis.
“Nak, coba dengarkan apa yang ayah dan kakakmu
katakan. Jika kamu mengambil jurusan Sastra Indonesia, masa
depanmu tidak akan bagus sebab penulis tidak dipakai di sini.
92
vii Daftar Isi
Lihat suami Lastri, Nak. Ia lulusan sarjana sastra tapi sampai
Dahniar Arsyad ......................................................................... 127 sekarang masih menganggur. Sudah dua tahun ia tidak kunjung
Sarjana Tukang Gali Kubur mendapat pekerjaan.”
Mendengar perkataan ayah dan kakak, aku lantas terdiam.
Rhanty Fujiani Sapar................................................................. 122
Bingung. Aku bisa apa? Aku hanyalah gadis remaja berumur 17
Harapan tahun yang masih menggantungkan hidup pada orang tua. Aku
Raihanah Azka Reine Arifah ................................................... 115 tidak bisa membantah perkataan mereka karena tidak ingin dicap
Phalca sebagai anak pembangkang. Tapi apakah sesusah itu untuk
mewujudkan keinginanku? Aku hanya ingin mengambil jurusan
Nurhayanti Retnamasari........................................................... 108 yang aku sukai, bukan yang mereka sukai. Definisi sukses bukan
Pesan Terakhir Pak Wita hanya tergantung dari materi dan pekerjaan yang kita dapat, tetapi
Fally Avriantara ......................................................................... 101 bagaimana kamu menikmati prosesnya. Tapi kenapa harus aku
yang selalu dituntut?
Peluit Akhir yang Belum Dibunyikan
Sedari kecil aku selalu dituntut untuk menjadi juara kelas.
Harmi Sri Wulandari Harmin .................................................... 92 Bahkan di jenjang SMA sekali pun saat teman sebayaku asik
Mimpi Lengkara nongkrong dan bergaul sana-sini, aku selalu berada di rumah
Ashriady ........................................................................................ 83 dengan tumpukan buku. Kadang aku berpikir kenapa harus aku?
kedua kakak perempuanku tidak pernah dituntut seperti diriku.
Mereka bisa leluasa memilih jurusan yang mereka sukai.
Impian Tertinggi
Sekar Pawitralaksmi .................................................................... 76 Aku juga pernah memberitahu ayahku bahwa aku ingin
Impian Tania yang Hancur mengambil kursus menulis. Tapi langsung ditolak mentah-
Ilfinda Zaka Ochtafarela ............................................................ 68 mentah, dengan alasan menjadi penulis tidak akan memberiku
pekerjaan. Itu hanya akan membuang-buang waktu dan
Di Antara Waktu dan Ruang Saat Bersamamu mengganggu waktu belajarku. Alhasil keinginanku untuk kursus
Rahmawida Putri ......................................................................... 58 menulis harus aku kubur dalam-dalam.
Diawali Air Mata Diakhiri Canda Tawa Aku tak ingat kapan aku mulai menyukai dunia tulis-
menulis. Mungkin saat aku iseng mengikuti lomba penulisan
Ardhy Nur Ekasari...................................................................... 51
cerpen tingkat provinsi, dan ternyata itu membuahkan hasil yang
Sang Perangkai Kata memuaskan. Naskah yang kutulis ternyata berhasil menyabet
Nurul Hidayah ............................................................................. 44 juara. Dari situlah aku memiliki sesuatu yang benar-benar kusukai
Impian Bagas tanpa harus adanya paksaan dari Ayah maupun kakakku.
Mimpi Lengkara 93
Pena Aksara viii
Saat menulis aku merasa bebas. Aku bisa mengeluarkan
semua isi kepalaku ke dalam tulisan tanpa harus mendapatkan
penolakan atau ketidaksetujuan dari orang lain. Aku bisa
berimajinasi sendiri tanpa takut untuk dihakimi. Intinya saat
menulis aku merasa hidup tanpa harus memikirkan tuntutan
orang dewasa yang kian hari kian memaksaku untuk mengikuti
kemauan mereka.
Pagi ini aku duduk termenung di dalam kelas sendiri, masih
memikirkan perkataan ayah semalam yang menolak keras
keinginanku untuk menjadi penulis. Hingga aku tidak sadar
dengan kedatangan Nadia.
“Woy! Masih pagi kali, Ra. Udah ngelamun aja,”ujar Nadia.
Mendengar perkataan Nadia, aku lantas berbalik
melihatnya.
“Ha? Enggak kok. Gue nggak ngelamun.”
“Orang bodoh juga tau lo itu lagi ngelamun. Ada masalah
apa?”
Aku menghela napas sebelum menjelaskan kejadian
aireen ........................................................................................... 166
semalam yang membuatku melamun. Nadia yang mendengarkan Wake The Night with You
penjelasanku hanya mengangguk-angguk kepala. Azizah_Chicha ........................................................................... 154
“Jadi, intinya ayah lo nggak ngizinin lo buat ngambil Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018
jurusan sastra. Terus dia malah nyuruh lo buat ambil farmasi atau
kedokteran gitu?” tanya Nadia memastikan. Tiurma PT Simanjuntak STP MSi........................................... 146
Aku lantas menganggukkan kepala tanda setuju dengan Nada Sou Sou di Langit Katedral
perkataan Nadia. Ardhy Avrina Rachma .............................................................. 139
“Lo sama ayah lo itu kurang komunikasi. Ayah lo
Pelangi Selepas Hujan
sebenarnya cuman mau yang terbaik buat lo. Menurutnya dengan
lo masuk jurusan yang dia pilih, masa depan lo akan cerah. Hanya Mufrikha Imaroe Nusseiba ...................................................... 133
saja dia nggak mikirin lo bakal suka atau nggak. Coba deh, lo Melanjutkan Takdirku
94 Harmi Sri Wulandari Harmin
1
jelasin ke ayah lo. Kalau yang bakal jalanin itu lo bukan mereka,
seandainya lo ngambil jurusan yang mereka mau dan ujung-
ujungnya lo berhenti di tengah jalan kan lo juga yang rugi. Coba
jelasin aja dulu, jangan langsung patah semangat, masa gitu aja
aduk seisi kepala dan hatiku di pagi yang cerah ini. udah nyerah,” ujar Nadia dengan berapi-api.
diri dari ketinggian. Ah, Raka benar-benar berhasil mengaduk- Kadang aku sangat bersyukur bisa berteman dengan Nadia.
terhidang di depan mata, hingga akhirnya dipaksa menjatuhkan Dia adalah gadis pemberani, humble, dan mudah bergaul sehingga
tersusun, lalu mulai meniti satu demi satu anak tangga yang memiliki banyak teman. Sedangkan aku hanya memiliki beberapa
hati hanya dengan mengingatnya. Segala hal yang sudah teman, itu pun bisa dihitung jari.
bukan takut, tetapi rasanya sudah sangat hancur berkeping “Jadi lo rencana mau lanjut di mana?” Aku bertanya balik
ku masih termenung memikirkan kata-kata Raka. Aku pada Nadya.
Nadia hanya mengangkat bahu dan kemudian tertawa
A
kecil.
Aku lantas mengerutkan dahi. “Loh, enggak lanjut?”
-Saykoji, Jalan Panjang-
tanyaku.
masih panjang, garis akhir yang kupandang!”
“Gue nggak tau. Gue kasihan sama ibu harus banting
“Apa pun yang mereka bilang, tekadku takkan hilang, jalanku
tulang buat gue sama Aril. Tahun depan Aril udah masuk SMA,
dan jelas kebutuhan dia udah banyak. Kalau gue kuliah, beban ibu
gue bakalan nambah karena biayanya mahal. Aku nggak tega lihat
ibu harus banting tulang sampai larut malam buat menuhin
kebutuhan kita. Kayaknya gue cari kerja aja buat ngeringanin
Pena Aksara beban ibu,” jelasnya.
Mendengar perkataan Nadia, aku hanya bisa termangu.
Nadia adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, kedua kakaknya telah
Zona Nyaman
menikah dan memiliki keluarga sendiri. Ayahnya meninggal saat
dirinya berusia 12 tahun sehingga mereka harus dihidupi oleh
ibunya yang bekerja sebagai guru PNS di salah satu SMP Negeri.
Bintang; Keluar dari
Selain itu, ibunya juga menyambi sebagai penjahit. Mereka tidak
bisa mengandalkan gaji PNS ibunya yang tidak seberapa dengan
kebutuhan hidup mereka yang semakin hari semakin banyak.
Mimpi Lengkara 95
Harmi Sri Wulandari Harmin 96
“Kalau sudah besar nanti, kamu mau jadi apa, Rai?” tanya Ayah 'Pembahasan ini lagi'
sepulangnya dari kantor. napas panjang.
“Aku mau jadi bintang, Ayah! Seperti cerita di buku yang sering Mendengar perkataan Ibu Fatma membuatku menghela
Ayah bacakan,” jawab bocah lima tahun itu dengan mata berbinar, lalu ia sebesar itu dibuang sia-sia.”
naik ke pangkuan ayahnya. sekarang berubah fikiran? Ibu hanya menyayangkan jika bakat
“Hebat! Kamu mau jadi bintang apa?” tanya Ayah lagi. ya? Bahkan ibu yakin kamu bisa diterima di jurusan itu. Kenapa
“Aku mau jadi bintang dari semua bintang, yang paling terang dan Sastra Indonesia untuk memperdalam kemampuan menulismu,
disukai semua orang!” jawab bocah itu dengan antusias. “Bukannya waktu itu kamu bilang ingin masuk jurusan
“Baiklah, kalau begitu kamu harus mulai bersiap untuk menjadi jawaban dari pertanyaan seputar jurusan yang ingin kami masuki.
seorang bintang, Rai! Ayah yakin kamu pasti bisa.” Ayah membuat Apa benar?” tanya Bu Fatma sambil melihat kertas yang berisi
semangat semakin berkobar di dalam dadanya. “Begini, ibu lihat di sini kamu memilih jurusan Farmasi.
Ya, dialah Raina Azkiya. Putri tunggal dari keluarga Bapak “Ada apa ya, Bu?” tanyaku sembari menarik kursi.
Irawan Kusuma, seorang pengusaha sukses di bidang IT, dan Ibu merapikan mejanya.
Dwina Anggun. Sebagai ibu rumah tangga biasa, bundanya “Ah, iya. Ibu tadi manggil kamu,” jawab Ibu Fatma sambil
banyak menghabiskan waktu untuk menemani setiap tumbuh pekerjaannya saat mendengar perkataanku.
kembang Rai. Nama Raina sendiri merupakan gabungan dari Ibu Fatma yang sedang menulis langsung menghentikan
nama kedua orang tuanya, Irawan dan Dwina. “Ibu tadi manggil saya?” tanyaku memastikan.
Bunda selalu siap sedia kapan pun Rai membutuhkannya. Fatma.
Namun, takdir berkata lain. Ketika menginjak kelas 9, beliau jatuh “Assalamualaikum.” ucapku ketika memasuki ruangan Ibu
sakit. Rai baru saja sampai di rumah ketika mendapati Bunda ruangannya. Aku pun segera bergegas untuk menemui Ibu Fatma.
sedang meringis menahan nyeri di perutnya. Segera Rai dipanggil oleh Bu Fatma yang merupakan wali kelasku untuk ke
menghubungi Ayah. Dokter Indra yang juga merupakan tetangga siswi datang ke kelasku dan memberitahukan bahwa aku
Rai segera dimintai tolong untuk memeriksa bunda. Sayangnya, untuk menenangkan hati kami. Tapi tak lama kemudian seorang
saat Ayah sampai ke rumah, Bunda sudah tidak sadarkan diri. menyinggung soal kuliah. Kami mencoba membahas hal lain
Setelah itu, ayahnya dan Dokter Indra berbicara berdua di luar Setelah mendengar jawaban Nadia, aku tidak lagi
kamar. Rai tidak bisa mendengar obrolan mereka, ia terus saja jawab Nadia.
duduk di samping tempat tidur bunda dengan air mata berurai. mereka udah punya keluarga sendiri yang harus mereka biayain,”
Berbagai pikiran berkecamuk di kepalanya, dia takut! mereka walaupun mereka kakak gue sendiri. Gue juga mikir
Kenyataan itu datang mencekik hatinya saat Ayah “Gue nggak enak terus-terusan minta bantuan sama
menghampiri, lalu berjongkok di hadapannya. Bang Rizal sama Mbak Yuni nggak bisa bantu?” tanyaku.
“Tapi bukannya ibu lo mau lo itu lanjut kuliah? Emang
2 Pena Aksara
97 Mimpi Lengkara
M
Padahal, sekitar setengah jam lagi pertandingan akan dimulai. Ini
Bahkan, tak jarang putus di tengah jalan.
adalah pertandingan pertama di Grup B yang sangat tidak mudah
begitu saja, tanpa aturan, tanpa tujuan.
karena lawan yang kami hadapi adalah Tim Nasional Spanyol,
putih biru. Tulisan-tulisan yang mengalir
peraih medali emas cabang sepak bola putra pada Olimpiade
terbiasa menulis sejak duduk di bangku
Tokyo 2020. Walaupun usia mereka tidak berbeda jauh dengan
tangga biasa dengan sepasang buah hati, ia
pemain Indonesia, namun status sebagai pemain di klub besar
seperti Real Madrid atau Barcelona tentu menjadi pembeda
Pena Aksara - Seorang ibu rumah
dibandingkan dengan pemain-pemain kita yang hanya bermain di
liga lokal. Namun, hal itu tidak penting lagi. Sudah lama
Tentang Penulis Indonesia tidak tampil pada cabang olahraga sepak bola putra di
Olimpiade. Kesempatan berlaga di cabang sepak bola putra
101
8
Olimpiade merupakan prestasi tersendiri bagi negara seperti
memberi tawa dan memberi sambutan percakapan. Di sudut
Indonesia yang sepak bolanya masih belum beranjak maju dan
berkerumun di sudut lapangan. Entah dengan keluarga, saling
selalu dipenuhi dengan intrik kepentingan tertentu. Terakhir kali
Kuedarkan arah pandangku dan kulihat beberapa orang
Tim Nasional Sepakbola Indonesia berpartisipasi pada ajang
diam meski dipaksa.
multicabang terbesar di dunia ini adalah saat berlaga pada
awal ke rumah dan beristirahat, namun riuh di kepala tak berhenti
Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu negara kita mengejutkan
menunjukkan pukul delapan malam. Niat hati ingin pulang lebih
dunia dengan mampu menahan imbang salah satu tim terkuat Uni
keberhasilan, malah justru sebaliknya. Kulirik jam sudah
Soviet dengan skor imbang tanpa gol alias 0-0. Akan tetapi saat
Tidak ada perayaan apa pun, seperti hariku. Tidak ada kabar
dilakukannya pertandingan ulang, Indonesia dipermalukan
lun-alun kota tidak pernah sepi dari warna-warni lampu.
dengan skor 0-4.
A
Perjalananku hingga sampai di titik ini tidaklah mudah.
Berjuanglah sekali lagi, Tuhan ingin kamu bermimpi.
Mimpi dan impian untuk berkarir di dunia sepak bola sempat aku
Setiap pilihan punya resiko dan setiap mimpi punya kendala.
lupakan, tenggelam oleh rutinitas kerja khas pekerja pada kota- keluargamu.
kota besar yang hidup hanya untuk membayar segala macan keluargamu ataukah justru terpuruk karena tuntutan
tagihan, hingga kemudian seorang teman kerja membangkitkan gambaran apakah kamu akan berhasil dengan dukungan
kembali asa mimpi itu. berada atau cukup dengan ada. Tuhan juga tidak memberimu
Tuhan tidak memberimu pilihan, mau lahir di keluarga yang
JAKARTA, beberapa tahun yang lalu
Aku sangat menyukai sepak bola, meskipun jujur aku tidak terlalu
pandai memainkannya. Kecintaanku pada sepak bola bermula
ketika aku menonton tayangan pertandingan liga sepak bola
Inggris yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta di Melinda Wahyu Gianti
Indonesia. Pada setiap akhir pekan aku akan menyempatkan diri
untuk begadang meyaksikan pertandingan melalui layar kaca,
Keyakinan Terakhir
terutama bila tim kesayanganku Chelsea berlaga. Masa-masa itu
adalah masa yang indah. Liga-liga sepak bola Eropa masih
ditayangkan secara gratis lewat stasiun televisi free to air.
Selanjutnya, aku pun mulai mengikuti perkembangan sepak bola
Indonesia semenjak penampilam fenomenal Tim Nasional
Indonesia pada kejuaraan sepakbola antara negara di Asia
102 Fally Avriantara
9 Keyakinan Terakhir
Ah, sepertinya memang takdir tidak memihakku. Tenggara tahun 2005 yang melahirkan bocah ajaib dan kelak
karena pernah aku ciptakan ataukah takdir yang mendukungku? menjadi legenda bernama Boaz Salossa.
memenuhi kriteria dari keberhasilan? Apakah mimpiki yang salah Aku juga tidak pernah melupakan pengalaman ketika
keberhasilan? Dari sisi mana sehingga usahaku gagal untuk pertama kali menginjakkan kaki di dalam salah satu stadion
kegagalan bisa tidak mendapat kesempat untuk menyecap keramat nan bersejarah di Indonesia bernama Stadion Gelora
lemah di depannya. Bagaimana bisa aku yang selalu bangkit dari Bung Karno tahun 2009. Pada saat itu aku menyaksikan
Aku ingin menyangkal perkataannya. Aku ingin merasa pertandingan kualifikasi Piala Asia 2011 antara Timnas Indonesia
memberikan ketenangan yang memang sedang aku butuhkan. melawan Timnas Australia, yang mana Tim garuda mampu
yang indah buat kamu.” Winda merangkulku, berusaha menahan imbang negeri kangguru dengan skor kacamata. Aku
selalu bangkit dari kegagalan. Yakin deh, Tuhan lagi bikin rencana sangat terkesan dengan euforia supoter Timnas yang tiada henti
enggak gampang nyerah. Rea yang kukenal adalah orang yang meneriakkan dukungan dan yel-yel penyemangat. Sejak saat itu
kamu kecewa sama hasil lomba hari ini. Tapi, Rea yang kukenal aku memiliki impian yang mungkin bagi orang
“Hm, aku tahu kok apa yang sedang kamu rasain. Aku tahu kebanyakan sangat sederhana, tapi bagiku ini adalah
Aku menerimanya dan tanpa lama segera meneguknya. impian yang bermakna. Aku bertekad untuk bisa bekerja di
“Nih, minum dulu.” Jakarta agar aku suatu saat nanti bisa menjadi bagian dari
dan menyodorkannya padaku. federasi sepak bola Indonesia, untuk berharap bisa
Kemudian, ia sibuk membuka satu kaleng minuman dingin mendampingi Timnas Indonesia berlaga baik di dalam
saja. Tidak berucap apa pun. maupun luar negeri.
ucapnya yang kini sudah ada di sebelahku. Aku hanya meliriknya Perjalanan hidupku kemudian berlanjut di kota pelajar
“Sorry, ya, tadi jalanan macet, jadinya aku putar balik, deh,” Yogyakarta. Aku menempuh pendidikan tinggi hukum di salah
kutunggu. satu perguruan tinggi swasta di kota tersebut. Pada saat
Seseorang memanggilku. Aku yakin, dia adalah orang yang mengambil tugas akhir, aku memilih judul skripsi dengan
“Hai, Re!” menggabungkan materi dunia hukum dan dunia sepak bola. Aku
membicarakan suatu hal yang membaenggakan. mengambil penelitian tentang kekerasan suporter sepakbola.
yang di sebelahnya. Entahlah, mungkin mereka sedang Mengapa aku mengambil tema ini? Semua bermula ketika aku
bahagia seorang laki-laki dan sambutan senyuman dari wanita mengalami pengalaman empiris secara langsung. Suatu hari aku
menyerupai warna jingga yang lebih redup. Terlihat raut wajah menyaksikan secara langsung pertandingan antara klub lokal di
dipenuhi gerobak yang ditemarami lampu dengan warna yang kota Yogyakarta melawan salah satu klub sepakbola di Jawa
tertangkap oleh pendengaranku. Di sudut lainnya, deretan jalan Tengah. Pada saai itu aku menjadi saksi ketika tim tuan rumah
sekalipun dibarengi dengan tawa renyah yang ebebrapa kalah, dan suporter tim ruan rumah melampiaskan kekecewaan
lainnya, beberapa anak-anak sibuk berlarian ke sana dan ke sini dengan melakukan pengrusakan dan penganiayaan terhadap tim
Peluit Akhir yang Belum Dibunyikan 103
Melinda Wahyu Gianti 10
lawan. Berangkat dari pengalaman itu lah yang membuat aku pernah diizinkan untuk dipajang. Bagaimana bisa aku akan
tertarik untuk mengambil penelitian tentang kekerasan suporter dibandingkan di rumah. Semua karyaku di rumah juga tidak
sepakbola dari sudut pandang kriminologi dan hukum pidana. sekali lagi. Rasanya begitu menyesakkan ketika terus
Aku berhasil lulus dan mendapatkan pekerjaan pada Aku menggelengkan kepala. Aku tidak ingin berjuang
sebuah firma hukum di Jakarta. Aku belum berhasil mewujudkan sekaligus juga sayang padanya?
impianku untuk menjadi bagian dari federasi sepak bola, namun cara menatapnya juga begitu teduh. Bagaimana bisa aku iri
penghasilan yang kuterima selalu kusisihkan untuk menyaksikan Kumohon …,” pinta Winda. Sorot matanya tidak pernah riuh,
Timnas Indonesia berlaga secara langsung. Ada beberapa kendala. Berjuanglah sekali lagi, Tuhan ingin kamu bermimpi.
pertandingan Timnas yang aku lihat secara lansung. Aku ikut keluargamu. Setiap pilihan punya resiko dan setiap mimpi punya
menjadi saksi langsung ketika Indonesia berduel melawan Timnas dukungan keluargamu ataukah justru terpuruk karena tuntutan
Islandia sebagai pertandingan pertama yang digelar di Stadion memberimu gambaran apakah kamu akan berhasil dengan
Geloran Bung Karno hasil renovasi. Aku menyaksikan ketika keluarga yang berada atau cukup dengan ada. Tuhan juga enggak
Indonesia bermain imbang melawan Timnas Filipina pada “Re, Tuhan enggak memberimu pilihan, mau lahir di
kejuaraan AFF. Aku menjadi bagian dari puluhan ribu suporter Akhirnya semua yang kutahan bisa lolos begitu saja.
timnas ketika menyaksikan Garuda u-19 nyaris selangkah lagi hidupku.”
masuk ke Piala Dunia U-20, dan aku menjadi bagian dari mereka. Aku akan biarkan mereka untuk mengatur jalan
penonton yang berteriak kegirangan ketika Timnas Indonesia u- lomba ini tidak bisa kumenangi, aku akan menuruti apa keinginan
19 mempermalukan Hong Kong u-19 dan Timnas Senior pelukis sudah tidak bisa lagi kuperjuangkan. Aku sudah janji, jika
Indonesia mengalahkan Timnas Vanuatu. memadamkannya. Sekarang, semua impianku untuk menjadi
Pandemi datang melanda dunia. Aku belum lagi dapat rumah itu adalah rumah yang sellau terbakar. Air saja tidak bisa
menyaksikan Timnas Garuda berlaga. Lowongan pekerjaan pada mungkin pulang, tapi bukan rumah yang kutinggali. Seolah,
federasi sepak bola Indonesia tak kunjung tersedia. Perlahan aku menerimamu, mereka mendukungmu. Sedangkan aku? Aku
mulai melupakan mimpi itu. Keinginan untuk berkarir di dunia kamu pulang, ada rumah yang menyambutmu. Karena mereka
sepak bola sepertinya akan hilang dimakan usia. Namun, pada membayangkan bagaimana rasanya menjadi kamu. Seolah ketika
suatu hari sebuah peristiwa merubah segalanya. Pada saat jam Keluargaku dan keluargamu jelas berbeda. Aku pernah
makan siang di kantor, seorang teman kerja bernama Anasonvi “Win, aku tahu kamu senang dengan keberhasilanmu.
melakukan streaming melalui ponsel pintarnya menyaksikan final betul kamu sangat tidak menyukainya.”
ganda putri cabang olahraga bulutangkis pada olimpiade Tokyo mencapainya. Terlebih, kamu sering dibandingkan dan aku tahu
2020. Anasonvi menujukkan ekspresi kegembiraannya yang dengan jas ptuih dan obat-obatan tidaklah mudah untuk
meluap-luap ketika menjadi saksi saat pasangan ganda putri impian menjadi seorang pelukis di tengah keluarga yang suka
Indonesia meraih medali emas pada cabang olah raga “Nangis aja, Re. Aku tahu ini menyesakkan. Memiliki
104 Fally Avriantara
11 Keyakinan Terakhir
Bagaimana jika akhirnya takdir mimpiku adalah meledak hari ini? bulutangkis. Pada saat itu aku bisa merasakan getaran
waktunya. Bagaimana jika mimpiku memang waktunya meredup? kebahagiaan yang luar biasa ketika bisa melihat pahlawan
Mereka akan meledak tanpa diminta, karena memang itu sudah olahraga berhasil menempati podium pertama. Saat itu entah
“Win, bintang di atas sana juga akan redup pada waktunya. mengapa terucap janji lisanku kepada anasonvi bahwa aku akan
akan mengerti.” membawa Timnas Sepakbola Indonesia menjadi bagian dari
Tuhan dan kamu juga yakin sama diri sendiri, orang tuamu pasti kontingen Indonsia di Olimpiade Paris 2024. Anasonvi hanya
“Aku tahu itu pasti sulit. Tapi selama kamu yakin dengan tertawa manis.
membiarkan bulir bening itu menetes lagi. Hingga kemudian kesempatan itu datang. Aku bergabung
kalau mimpiku itu nyata.” Suaraku tercekat begitu saja. Aku pun menjadi salah satu anggota Komite Eksekutif pada bagian legal
smeyakinkan mereka? Mereka aja enggak pernah menganggap di federasi sepakbola di Indonesia. Aku bersama-sama dengan
“Tapi, mau sampai kapan, Win? Sampai kapan aku haru teman-teman lain di federasi sepak bola Indonesia berjuang
Mereka pasti akan luluh, kok.” dengan keras memperbaiki kualitas organisasi federasi, kompetisi
“Kamu masih bisa meyakinkan kedua orang tuamu lagi. dan Tim Nasional, sampai kami akhirnya dapat mengirimkan tim
yang bisa aku munculkan?” sepak bola ke Olimpiade Paris.
“Keadaan membuatku menyerah, Win. Harapan apalagi
lain.”
malah berjanji yanglain lagi dengan mengorbankan janjimu yang PARIS 2024
pernah berjanji bakal terus memperjuangkannya, tetapi sekarang Para pemain berbaris di lapangan. Kedua kesebelasan melakukan
merasa tidak layak untuk memperjuangkan mimpimu. Kamu dulu ritual suci menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya oleh
tidak layak mendapatkannya. Seperti kamu saat ini, Re, kamu Timnas Indonesia, dan Marcha Real oleh Timnas Spanyol.
tadinya layak untuk dapatkan bintang itu, sekarang, malah merasa Selanjutnya para pemain menempati posisi masing-masing,
menyerah karena sugesti kita sendiri. Kita jadi merasa yang bersiap untuk berlaga. Peluit dibunyikan oleh wasit, pertanda
buat menggapainya, tuh enggak akan ada yang berhasil. Kita babak pertama telah dimulai. Tidak lupa aku berdoa agar Timnas
enggak bisa kita gapai. Seolah apa pun perjuangan yang dilakukan Garuda mendapatkan hasil yang baik. Sebelum itu aku
“Mereka tinggi banget, yah, sampai-sampai kelihatan kayak mengabadikan beberapa gambar dan video yang langsung
Aku pun mendongak ke atas. kukirimkan ke Anasonvi, untuk membuktikan janjiku bahwa
“Re, coba deh lihat bintang di atas.” Indonesia ternyata mampu mengirimkan wakil di Olimpiade
cabang sepakbola putra. Selanjutnya impian baru terlintas di
benakku. Bagaimana kalau aku bawa juga anak-anak ini berlaga
mana? di Piala Dunia 2026 yang tuan rumahnya adalah Amerika Serikat,
berjuang lagi sedangkan motivasiku saja sudah hilang entah ke
Peluit Akhir yang Belum Dibunyikan 105
Fally Avriantara 106
Aku tidak bisa berbuat apa pun lagi, 'kan?” tanyaku pada Winda
dengan pasrah.
Kemudian, teleponku bergetar. Tanpa kusengaja, aku
melihat notifikasi email dari pihak penyelenggara lomba melukis
hari ini. Buru-buru kubuka email-nya dan melupakan segala
maluku yang sedih karena itu. Kumohon, ada kabar yang
membahagiakan, ya, pintaku sembari buru-buru membuka email.
Winda yang di sampingku juga ikut penasaran.
Seolah tak percaya dengan kabar itu, aku pun menangis haru.
Winda benar, Tuhan memang punya rencana yang lebih baik
untukku. Saat aku kehilangan harapan, Tuhan mendatangkan
Winda untuk menyisihkan sedikit keyakinan untukku.
“Win, aku mau berjuang lagi,” ucapku sembari memeluk
Winda. bisa terjadi selama peluit akhir belum dibunyikan?
Kanada, dan Meksiko? Bukankah dalam sepak bola semua masih
Minggu pagi ini, aku bersama Papa, Mama, dan keluarga Winda
mengunjungi Museum Lukisan Fin Colour untuk peresmian hasil
lukisan peserta lomba. Tidak mudah memang meyakinkan Mama
dan Papa untuk datang, namun seperti yang Winda bilang, aku
adalah Rea yang tidak gampang menyerah. Aku adalah Rea
Renitasa yang selalu berjuang untuk mimpinya.
Ma, Pa, Win, aku berjanji aku enggak akan menyia-nyiakan
pengorbanan yang kalian lakukan. Aku akan tetap bermimpi daan
dikerjakan berjudul Alam Pikiran Yunani. menjadi pelukis terkenal, tekadku dalam hati.
yang menghadiahkan Rahmi Rachim bukunya yang baru selesai “Hei, Re! Buruan ih masuk ke ruangan, jangan di pintu
buku hasil karyanya sendiri, terinspirasi dari Muhammad Hatta masuk mulu!” teriak Winda. Aku pun mengejar mereka dengan
impian untuk menghadiahkan orang yang disayanginya sebuah perasaan bahagia.
membaca buku. Baginya, buku adalah jendela dunia. Memiliki
dari tiga bersaudara yang senang meluangkan waktu untuk
ini bekerja di salah satu Firma Hukum di Jakarta. Anak pertama
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tahun 2016. Saat
Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum
Fally Avriantara, lahir di Medan tanggal 17 April 1993.
Tentang Penulis
Keyakinan Terakhir 13
Melinda Wahyu Gianti 14
Pesan Terakhir Pak Wita
Nurhayanti Retnamasari
Teng … tong … teng … tong …
el berbunyi, tanda jam pelajaran akan dimulai. Gerbang
sekolah mulai ditutup, siswa-siswi berlarian menuju ruang
kelas masing-masing. Hariku seperti biasanya, dibuka
dengan mengajar pelajaran IPA. Aku melangkahkan kaki untuk
B
menuju ke kelas sambil melihat langit biru. Terbersit dalam
Email : giantimelindawahyu@gmail.com
pikiran, ternyata sudah lama diriku berada di Kota Melayu.
Instagram : @wahyugianti
“Aya, masuk kelas mana?” sorak pria paruh baya yang
hubungi :
membawa tas ransel berwarna hitam berjalan di belakangku
juga mendengarkan musik. Ingin berkenalan lebih dekat, bisa
sambil tersenyum lebar.
delapan. Aktif menulis sejak tahun 2019 dan hobinya membaca
“Masuk kelaas 7-3. Duluan ya, Pak,” jawabku sambil
Melinda Wahyu Gianti, lahir di bulan ke sebelas tahun sembilan
berjalan terburu-buru.
Pria paruh baya itu bernama Wita Lengifana, biasa
dipanggil Pak Wita.
Tentang Penulis
108
15
yang hampir saja ditutup. Perkenalanku dengan Pak Wita terjadi 11 tahun yang lalu,
jam 4 pagi.” Dengan terus berlari aku memasuki pintu gerbang pada saat aku pindah mengajar. Kala itu aku hendak masuk ruang
“Wah, apakah aku terlambat lagi? Padahal sudah bangun guru, beliau menghampiriku.
profesinya. “Ibu guru IPA yang baru, ya? Salam kenal, saya Wita. Saya
mahasiswa sudah berbaris menggunakan kekhasan atribut juga guru IPA.”
selama ospek. Pukul 05.30 sudah harus tiba di kampus. Semua “Betul, Pak. Saya Cahaya Hastari,” jawabku.
kurang tidur karena banyak sekali tugas yang harus diselesaikan Pak Wita merupakan guru IPA yang berasal dari jurusan
bagi mahasiswa. Sudah hampir seminggu aku selalu merasa fisika. Sementara, aku pula berasal dari jurusan biologi. Berbagi
tepatnya di daerah Yogyakarta. Yogyakarta adalah kota impian dan berkolaborasi mengenai materi pelajaran adalah kegiatan
mahasiswi baru di salah satu perguruan ternama di Indonesia, yang biasa kami lakukan. Bertukar pikiran dan bercanda menjadi
Aku Bella, lengkapnya Bella Permata. Aku adalah rutinitas sambil menunggu waktu pulang tiba.
mukaku. Bel pun berbunyi, tanda berakhirnya pelajaran. Kursi di
diajak kompromi, akhirnya aku memaksakan untuk membasuh ruang guru pun menjadi terisi karena telah menyelesaikan
Dengan badan terhuyung dan bola mata yang tidak mau pekerjaan.
“Hoahhh, masih jam 4 ternyata.” “Ya, jangan dulu pulang yah Bapak ada perlu nih,” ucap
Sontak aku bangun mematikan alarm di jam wekerku. Pak Wita.
ring … Kring …” “Siap,” jawabku.
Pak Wita bercerita bahwa ekstrakurikuler yang dibinanya
“K
akan melaksanakan karyawisata dan Bu Una telah menemukan
lokasi yang tepat. Aku diajak untuk berpartisipasi. Kegiatan akan
dilaksanakan dua minggu yang akan datang. “
“Pak, Aya buatin spanduk, ya,” saranku sambil gembira.
Eva Oktaviani “Iya, silakan dibuat,” jawab Pak Wita.
Hari karyawisata pun tiba. Anggota klub sains
dikumpulkan dan diberi pengarahan oleh Kepala Sekolah agar
tetap menjaga nama baik sekolah, pergi bersama dan pulang
Antara Cinta atau Cita-Cita
bersama, serta tetap jaga kebersihan. Dilanjutkan dengan foto
bersama.
“Aya, sini kita foto semua,” perintah Pak Wita yang sudah
berkumpul dengan siswa anggota klub sains, Kepala Sekolah dan
Bu Una.
Pesan Terakhir Pak Wita 109
Eva Oktaviani 16
“Enggak usah, Aya dokumentasikan saja,” jawabku. aku kenalin deh,” ledek Hana.
Para siswa pun menaiki kendaraan yang telah disewa. Tiba- “Hei, kok melamun? Terpesona ya, dengan mereka. Nanti
tiba Pak Wita bertanya. tidak terrlalu dekat dengan cowok.
“Ya, di mana OIF UMSU?” berdampak buruk pada kuliahku, jadi aku membatasi diri untuk
“Lah, Bapak belum pernah ke sana? Ya udah, Aya spesial dalam hidupku. Aku selalu menganggap pacaran itu akan
berangkatnya sama Bapak aja, biar kita pake GPS,” jawabku. cowok. Maklumlah aku belum pernah pacaran atau ada sosok
Bu Una berangkat bersama siswa lain, sedangkan aku naik Aku memang agak risih saat ramai, apalagi dekat dengan
di roda dua kesayangan Pak Wita. banyak teman,” pungkasnya.
“Pak, berhenti, Pak!” Kebiasaanku yang berbicara terburu- karena berseberangan dengan indekos cowok. Enak 'kan bisa
buru. “Oh, itu tenang saja. Tempatku memang selalu ramai,
“Ada apa, Ya?” tanya Pak Wita terheran. acara apa?” tanyaku.
“Aya enggak pakai helm. Ini rumah saudara Aya. Biar “Han, kenapa ramai sekali tempatmu? Memangnya ada
pinjam helm dulu ke situ,” jawabku malu. sana.
“Oh, iya. Baiklah,” balas Pak Wita. Pak Wita melajukan mengerjakan tugas kelompok. Aku memang baru pertama kali ke
roda duanya mengikuti arahan sesuai dari GPS yang kulihat. indekos salah satu temanku yang bernama Hanna untuk
Bu Una dan para siswa telah sampai terlebih dahulu. teman baruku. Hari ini kuliah kosong. Jadi aku janjian pergi ke
Mereka sedang makan karena sudah waktunya makan siang. Pak Yogyakarta sudah aku jelajahi bersama dengan Merry dan teman-
Wita membantu dan memperhatikan setiap siswa yang Hari demi hari, bulan demi bulan, tentu liku kota
mengalami kesulitan. Aku sangat senang mengenalnya karena dia Merry.
pun meperlakukanku seolah anaknya sendiri. “Iya, Bell. Setiap hari selalu begadang. Akhirnya …,” balas
“Aya, makasih ya udah mau bantu Bapak kemarin. Oh, iya dan kebetulan kami satu jurusan sekarang.
gimana rencananya? Lanjut, 'kan?” tanya Pak Wita. kepada sahabatku di tengah barisan. Dia adalah sahabat SMA-ku
Aku pun kembali teringat bahwa aku ingin mengikuti “Syukurlah hari ini terakhir, aku lega banget, Mer,” bisikku
seleksi Beasiswa jenjang S2 ke Jakarta. “Bapak tahu kan, kalau sangat berbeda sekali seperti kala aku di bangku sekolah.
pandangan keluarga besar Aya itu perempuan enggak perlu belum apa-apa. Kuliah saja belum dimulai. Ospek ini memang
sekolah tinggi. Sekarang Aya malah disuruh cepat-cepat untuk pantai setelah acara ini dan berteriak lega. Hmm, padahal ini
nikah. Aya enggak bisa bilang apa-apa,” jawabku. Ini hari terakhir ospek. Rasanya seperti ingin berlari ke
“Ya, kamu wajib berbakti kepada orang tua. Tetapi, kamu Subuh,” jawabku dengan nada terengah.
kasih pandangan dulu terutama kepada orang tuamu. Setahun “Iya, Kak. Maaf, padahal aku sudah bangun dari jam empat
yang lalu, anak Bapak setelah tamat kuliah ingin membuka usaha seniorku.
online. Bapak larang karena pengalamannya belum ada. Bahkan, “Hmm, Bella. Hampir saja kamu, ya,” tutur salah satu
110 Nurhayanti Retnamasari
17 Antara Cinta atau Cita-Cita
kepadaku melalui Hanna. Ya, aku pun menanggapinya dengan Bapak suruh untuk melamar pekerjaan ke perusahaan. Ketika
Singkat cerita, sosok lelaki itu selalu menitipkan salam Anak bapak bilang “Ayah, yang penting mengizinkan dan
sudah sore. Permisi, ya.” mendoakan saja. Sisanya Valent yang usaha. Valent hanya perlu
sehingga aku hanya tersenyum.”Hmm, maaf Mas. Lain kali aja, ridho Ayah supaya usaha berkah!” Mendengar itu Bapak jadi
depan,” tuturnya. Aku menganggap ajakannya tidak serius, luluh dan Alhamdulillah sekarang lagi berkembang,” cerita Pak
“Boleh jalan bareng, nggak? Aku juga sekalian mau ke Wita.
Ini kan cowok yang waktu itu. Setelah tiga hari, aku tidak bertemu dengan Pak Wita.
kutemukan seorang lelaki berdiri di depan pagar. Informasi dari Bu Una ternyata Pak Wita sakit. Seminggu
tiba menyapaku. Aku terkejut, melihat sekeliling hanya kemudian, aku dan guru lainnya mengunjungi Pak Wita di rumah
“Hai, mau pulang, ya?” tanya seseorang cowok yang tiba- sakit. Ternyata Pak Wita memiliki penyakit kelenjar getah bening
“Oke, hati-hati, ya,” jawabnya. dan baru diketahui pihak sekolah. Bu Una bercerita dengan
ungkapku. istrinya mengenai penyakit yang diderita Pak Wita. Di sela
“Eh, siapa? Lain kali aja, ya. Aku capek banget hari ini,” perbincangan Pak Wita dengan Guru lainnya, beliau
Hanna. memanggilku.
“Bell, tunggu. Ada yang mau kenalan nih sama kamu,” ujar “Aya, sini!” perintah Pak Wita.
di depan komputer terus,”ujarku. Aku pun datang menghampirinya.
“Han, aku pulang dulu, ya. Sepertinya mataku sudah lelah “Apa kabar?”
komputernya Hana. “Baik, Pak,” jawabku dengan suara serak menahan tangis.
komputer, sehingga harus mengetik semua laporan di “Bapak, kenapa selama ini tak pernah cerita bahwa Bapak
untuk menyelesaikan tugas kampus. Aku belum memiliki sakit?” tanyaku.
Hampir setiap hari sepulang kuliah aku ke rumah Hana Senyuman diberikan Pak Wita sebagai jawaban. “Aya,
dia tidak menyapaku. Ah, sudahlah,” gumamku. kelak orang akan memberikan pendapat tentang mu, kamu harus
“Hmm, ada apa denganku? Kenapa dadaku begin? Padahal begini, kamu harus begitu. Tetapi, keputusan selalu ada di
namun sosok itu langsung masuk ke kamarnya. tanganmu sendiri. Karena kamu yang akan menjalani dan
dengan alis tebal dan dengan rambut dikuncir, ya lumayan manis, bertanggung jawab atas keputusanmu. Pesan Bapak, di dunia ini
Namun, pandanganku tertuju pada satu pria berkulit putih yang utama itu iman dan ilmu. Jika kamu punya iman maka akan
memperkenalkan aku dengan beberapa teman-temannya. di sayangi Tuhan dan orang. Dan jika kamu punya ilmu maka
beda jurusan dengan kita,” tambahnya. Akhirnya Hana kamu akan bertahan hidup. Jadi ingat iman dan ilmu, ya.”
“Sudah, ayo. Hitung-hitung nambah teman, mereka dari “Iya, Pak,” jawabku sambil tertunduk.
pungkasku. Tiga minggu sudah aku tidak bertemu dengan Pak Wita.
“Apaan sih, Han. Langsung ke kamarmu aja, deh, Kuberanikan diri untuk menghubunginya melalui panggilan
Pesan Terakhir Pak Wita 111
Eva Oktaviani 18
video. Dari raut wajahnya terlihat semakin membaik. Aku pun tak
ingin lama bercerita takut menggangu jam istirahatnya. Pada hari nyambung. Tiba-tiba, canda tawa berubah menjadi hening.
minggu di siang hari, suara ponselku berbunyi tanda panggilan Tutur bicaranya membuat nyaman dan “tik tok” kan kita menjadi
dari Ibu Ita yang juga rekan kerja di sekolah. dingin, tapi entah mengapa duduk di sebelahnya menjadi hangat.
“Aya, sudah dapat kabar tentang Pak Wita”? tanya Bu Ita. memberanikan diri untuk pergi dengannya. Cuaca memang agak
“Belum Bu, emang ada apa?” Sejujurnya aku juga belum makan dan akhirnya aku
“Pak Wita sudah tiada, saudara Ibu merupakan tetangga “Boleh kita pergi keluar sekedar untuk makan?” tawarnya.
Pak Wita. Dia bercerita jam 10.00 WIB Pak Wita sudah mahasiswa tahun kedua di perguruan tinggi yang sama denganku.
dinyatakan meninggal oleh dokter,” jawab Bu Ita. Aku pun Lelaki itu pun memperkenalkan dirinya. Ia betnama Dude,
terdiam sejenak dan merasa tak percaya, tetapi kuucapkan terima memberanikan diri untuk mengobrol sebentar di ruang tamu.
kasih karena telah memberikan informasi. Segera kuhubungi tidak enak untuk menolaknya kali ini. Akhirnya aku
anaknya dan ternyata peristiwa itu benar adanya. rambutnya yang khas diikat sudah berdiri di depanku. Tentu aku
Aku dan rekan guru lainnya menghadiri pemakaman Pak depan. Ya, betul sekali. Sosok manis berkulit putih itu dengan
Wita. Aku melihat Valent dari kejauhan dan kemudian teringat Langsung saja aku menutup telepon dan pergi ke halaman
cerita dari Pak Wita. Ku ucapkan terima kasih kepada keluarganya depan?” tanyaku memastikan, seraya mengulang dengan kaget.
dan mengatakan bahwa Pak Wita sudah seperti ayah yang mau “Aku sudah di depan, lho,” tambahnya. “Apa? Ada di
mendegarkan keluh kesah. Di perjalanan aku memikirkan menjawab apa.
perkataan Pak Wita. Aku memutuskan untuk menyampaikan sebentar?” ungkapnya. Aku terdiam sejenak, tentu bingung mau
keinginanku untuk melanjutkan pendidikan S2 kepada keluarga. “Hmm, Bella apa kabar? Boleh tidak kita bertemu
Setelah kuutarakan perasaan dan keinginan kepada Ayah dan Ibu, penasaran.
mereka pun menyetujuinya. jadi sudah tidak ingat. “Iya. Ada yang bisa dibantu, Mas?” tanyaku
Aku pun dinyatakan lulus administrasi. Tahapan aku kaget, sudah hampir dua bulan aku tidak main ke kos Hanna,
selanjutnya berupa seleksi tertulis dan wawancara yang harus teman sekosnya Hana, kita pernah bertemu,” jawabnya. Seketika
dilakukan secara langsung. Sehingga aku harus pergi ke Kota “Wa'alaikumussalam. Maaf ya, kalau aku ganggu. Aku
Jakarta. Maaf ini siapa, ya?” tanyaku dengan penasaran.
“Hati-hati di sana ya, Nak!” ucap ibuku. “Kurang tahu Mbak, dari cowok.” “Assalamualaikum.
“Iya, Bu. Doakan Aya supaya terwujud cita-cita,” jawabku “Dari siapa, Bu?” tanyaku.
sambil menyalami ayah dan ibu. “Mbak Bella, ada telepon,” kata ibu indekos.
Aku pun pergi menuju bandara. Dalam pesawat aku duduk ibu indekos.
bersandar ke jendela, melihat awan, dan teringat akan ucapan Pak dengan lelaki itu, akhirnya suatu hari aku menerima telepon dari
Wita. senyuman saja. Sudah hampir dua bulan dari pertemuan pertama
112 Nurhayanti Retnamasari
113 Pesan Terakhir Pak Wita
sosok laki-laki yang selama ini aku impikan. Sosok yang pintar,
tampan, dan berwawasan luas.
“Kita sudah sampai, Bell.”
“Eh, iya. Terima kasih ya, Mas. Terutama untuk ungkapan
perasaannya. Jujur aku sangat tersanjung malam ini. Terima kasih
untuk makan malamnya juga. Hmm … “ Sepertinya berat sekali
untukku utarakan.
“Mau bilang apa?” tanyanya.
Dengan menghela napas panjang, aku memberanikan diri.
“Aku akan coba memulai hubungan ini, tapi dengan syarat
hubungan ini tidak mengganggu kuliah masing-masing. Aku
punya impian dan Mas pasti punya impian, aku harap kita kelak
saling melengkapi,” jawabku. bersaudara. Memiliki hobi menulis.
Tanpa satu kata pun dia hanya dengan cepat turun dari Hakim Sihotang dan Nurmasiah Sinabang. Anak ke 2 dari 4
roda duanya dan mengucapkan terima kasih sambil tersenyum. Sumatera Utara. Putri dari Abdul
Keesokkan harinya hariku dimulai sangat berbeda. Semangat di UPT SMP Negeri 45 Medan,
kuliahku semakin membara. Seperti inikah yang namanya cinta Jawa Barat. Saat ini aktif sebagai Guru
pertama? Selalu ada cinta di setiap waktu. SMP Pertiwi Dayeuhkolot, Bandung,
Hubungan kami sangat harmonis, ternyata pacaran itu Medan. Pernah bekerja sebagai Guru di
kalau positif akan memberikan dampak yang baik pula. Mas Dude Pascasarjana Universitas Negeri
lebih dewasa 3 tahun dariku. Kami saling mendukung satu sama Lulus dari Pendidikan Biologi Program
lain dalam hal kuliah. Suatu ketika tibalah kelulusan Mas Dude, Pasundan, Bandung. Pada Tahun 2016
dan dia mengatakan akan bekerja di Jakarta. Tentu aku sangat Pendidikan Biologi, Universitas
sedih. Selama ini hari-hari diwarnai dengan kebersamaan, makan Pada Tahun 2007 Lulus dari Jurusan
bersama, mengerjakan tugas bersama, dan sekarang kami harus Bandung pada tanggal 13 Maret 1985.
menjadi hubungan long distance relationship, hubungan yang tidak Nurhayanti Retnamasari lahir di
pernah aku jalankan sebelumnya.
“Bell, aku harus pergi ke Jakarta. Tolong jaga baik-baik
kepercayaan Mas, ya,” serunya di depan stasiun berpamitan pada Tentang Penulis
ku. Dia punya impian ingin bekerja di perusahaan asing terkenal
di Jakarta. Sudah hampir setahun aku melalui hubungan ini
20 Eva Oktaviani
115
menemanimu belajar,” seru ibunya yang masuk sambil dengan baik, di tahun kedua ketika aku pun selesai studi tak lagi
benar dan giat, pasti bisa, kok. Ini Ibu buatkan cemilan buat kudengar kabar darinya. Nomornya pun tak bisa dihubungi. Kini
meminta semua nilai PTS-mu, Ra. Kalau kamu belajar dengan aku pun harus mengejar impianku dan kebetulan mendapatkan
“Sudah, jangan begitu. Masih mending Ayah tidak panggilan bekerja di ibukota. Terbesit di benakku apakah aku
pelajarannya di atas meja belajar yang jarang digunakannya. akan bertemu dengan cinta pertamaku kembali.
di dalam kamarnya. Dengan sangat malas, ia membuka buku Sudah sebulan aku di Jakarta. Aku tak pernah lupa kota itu.
“AAAA, BIKIN KESAL SAJA!” Sitra berteriak dengan kencang Yogyakarta kota impian, seribu kenangan, seribu kebahagian, dan
seribu kisahku terpatri dalam setiap jelajah jalan. Cinta pertama
yang sudah hampir aku jalani selama 5 tahun, apakah pupus
terjadi,” ucap sang ayah yang kemudian berlalu. seperti ini? Tiba-tiba lamunanku hilang. Ada panggilan masuk
bermain lagi minggu depan. Jika tidak, kamu tahu apa yang akan dari nomor yang tidak dikenal.
Jika nilaimu memuaskan, Ayah akan mengizinkanmu untuk “Halo, maaf ini siapa?” tanyaku.
Lama tak terdengar jawab dari ponsel dan jantungku mulai
sementara ibunya hanya menatap dalam diam.
seorang gadis yang sedang dimarahi oleh ayahnya,
A
“Baiklah, begini saja. Besok kamu ada ulangan harian, 'kan?
berdegup.
“Mas Dude,” tebakku dengan nada lirih.
“Apa kabar, Bell?” tanyanya.
ura dingin terasa pekat di tengah keluarga itu. Terlihat
Entah harus menjawab apa atau bertanya apa, seperti baru
pertama kali bertemu. Sakit namun juga rindu, akhirnya aku bisa
mendengar kembali suara sosok kulit putih itu.
“Aku memang bersalah tidak memberikan kabar apa pun
padamu, Bell. Aku sangat rindu. Aku terlalu fokus mengejar
impianku,” jelasnya.
Ternyata Mas Dude masih mengingatku. Lama aku
Raihanah Azka Reine Arifah terdiam, rasanya seperti mimpi bisa mendengar suaranyakembali.
“Mas, komunikasi itu sangat penting untuk membangun
Phalca sebuah hubungan. Tidak boleh memilih antara cinta atau cita-cita,
semua saling melengkapi. Komitmen adalah yang membuat
hubungan menjadi nyata dan bertahan. Tidakkah Mas berpikir
aku juga punya impian?”
Mas Dude hanya terdiam. “Cinta juga punya cita-cita,
namun janganlah sampai dedikasi menggantungkan rasa,”
M
tangan di telinga Sitra.
“Hei, yang benar saja. Kau membohongiku? Padahal aku
sudah membebaskanmu dari botol itu!” Nada batin Sitra
meninggi.
“Sebenarnya aku bisa keluar sendiri, sih. Sejak awal juga Wida Hernawati
aku tidak mengatakan ini gratis, lho. Kau sendiri yang
beranggapan seperti itu,” jawab Phalca terdengar santai.
“Baiklah, lagipula kau sudah sangat menolongku. Jadi,
Meja Bundar
berapa yang kamu mau, Phalca?” Gadis itu menarik napas
panjang. Ia tidak mau terkena karma karena melawan makhluk
seperti Phalca.
118 Raihanah Azka Reine Arifah
119 Phalca
mengabulkan apa pun permintaan manusia–tergantung kekuatan SMA pulang menjelang maghrib karena kesibukannya
bertransaksi dengan manusia, yang mana mereka bisa menghadapi ujian akhir.
umumnya, mereka bisa dibilang telah ditakdirkan harus Keluarga kecil kami selalu hangat di meja bundar
awal, meskipun kehidupan di dunia mereka layaknya manusia kesayangan kami. Meja yang terbuat dari kayu jati tua berumur
sebagai makhluk Gena memang terkadang menyulitkannya. Sejak puluhan tahun warisan nenekku yang sudah lama meninggal.
Ah, akhirnya bulan ini ia bisa merasa sedikit tenang. Hidup Ukiran dari Jepara terpahat apik dan rapi di bagian tengah dan
tersebut. pinggiran meja, Lapisan kaca pula melindungi permukaannya.
saja hanya makhluk sejenisnya yang bisa merasakan adegan Sementara itu, motif bunga mempercantik penampilannya
segera ditelannya jiwa tersebut, diiringi tawa yang kencang. Tentu ditambah dengan warna plituran coklat tua membuat mejanya
tubuhnya, melayang ke genggaman Phalca. Tanpa banyak bicara, tampak mengkilap seperti baru.
Tidaklah mereka ketahui jika jiwa Sitra telah meninggalkan “Ma, Rani pulang agak malam nanti, ya. Soalnya harus
kocar-kacir. mengikuti pemantapan dulu,” kata anakku suatu hari di telepon.
yang sedang melaju dengan sangat cepat, keadaan pun menjadi “Kakak hati-hati, ya. Jam berapa Kakak pulang?” tanyaku.
kekacauan di bawah sana; seorang remaja SMA tertabrak truk “Paling jam setengah delapan,” katanya lagi. “Oke Mam,
dengan 'mantan' klien-nya itu, dan tersenyum misterius melihat Rani akan hati-hati. Tenang saja.”
raya.” Phalca yang menyaksikan dari atas mematikan telepati Rani anak sulungku saat ini memang sedang giat-giatnya
cantik. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati saat berada di jalan mengikuti berbagai les tambahan. Impiannya untuk bisa masuk
“Terima kasih sudah mau menggunakan pelayananku, jurusan favorit di perguruan tinggi negeri di Bandung memacunya
berada di tengah jalan raya. untuk terus belajar. Seringkali kulihat saat sepertiga malam, ia
Tanpa sadar, langkah kakinya berhenti dengan dirinya yang masih sedang asyik dengan bukunya sambil tak lepas dari kain
di dalam hatinya, sangat terkejut dengan pernyataan makhluk itu. mukenanya. Kerap kali kulihat dengan khusunya dia duduk di
“Phalca, apa maksudmu? Jangan bercanda!” Sitra menjerit meja bundar kami sambil memainkan jari lentiknya yang tak
memberikanku satu nyawamu sebagai bayaran.” berhenti menggores tiap kertas dengan pensil kayunya.
“Tidak, yang kuminta bukan uang. Kau cukup Kesungguhannya memberi kekuatan padaku untuk berjuang
itu, dan makin mustahil jika ia harus meminta ke orang tuanya. bersamanya. Dalam setiap doa di sujudku tak pernah kuhentikan
kembali, was-was. Mana mungkin ia mempunyai uang sebanyak pinta pada Yang Kuasa agar impian anakku jadi kenyataan.
“Sa ... tu apa? A-apa maksudmu satu juta rupiah?” tanyanya “Ma, doakan ya. Hari ini Rani mau ujian,” katanya suatu
“Satu.” hari.
gemeteran. Rasa merinding kemudian terasa. “ Iya, Nak. Semoga kamu lulus,” jawabku.
Sitra. Kali ini cukup membuat gadis itu menjadi heran sekaligus Ya, kebahagian anakku jadi kebahagiaanku juga,
Tak lama, terdengar kembali jawaban halus di telinga kiri seandainya dia berhasil lulus dan diterima di kampus favorit dan
Meja Bundar 25
Raihanah Azka Reine Arifah 120
26 Wida Hernawati
121 Phalca
Meja Bundar 27
122
28 Wida Hernawati
29 Meja Bundar
sangat menyenangkan jika aku menjadi pemimpin dan bisa
melindungi mereka dari apa pun yang akan menyakiti mereka di
masa depan.
Aku ingin dicintai banyak orang, aku juga ingin bersinar
dengan caraku sendiri. Mimpi, aku berlatih setiap hari
menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggapaimu. Aku
sudah bekerja keras, tetapi aku selalu merasa terlalu keras
terhadap diri sendiri. Tetapi aku menikmatinya, aku menikmati
seluruh kegiatan yang bersangkutan denganmu.
Semua orang berhak bermimpi, tetapi terkadang mimpi
kita di anggap rendah oleh orang lain. Aku pernah bercerita
mengenai mimpiku. Seseorang mengatakan hal yang buruk
bahkan sampai mengatakan jika aku tidak akan bisa
menggapainya.
Aku bukan orang yang mudah terluka dengan ucapan
orang lain. Aku dididik dan tumbuh menjadi wanita yang kuat.
Aku tidak peduli seberapa banyak orang yang tidak menyukaiku
Jika pun hanya ada satu orang yang mendukungku, aku akan baik-
baik saja.
“Kau tahu? Aku mempunyai mimpi. Aku ingin mempunyai
grup penyanyi atau penari di masa depan,” ucapku bersemangat.
“Kau serius? Aku bahkan tidak pernah berpikir bahwa kau
memiliki mimpi seperti itu,” jawabnya sedikit tertawa remeh.
“Ada apa? Semua orang berhak bermimpi. Begitu pun
aku,” jawabku tegas.
“Baiklah, terserah kau saja. Tapi jika gagal jangan menyesal,
ya. Aku sudah memberi tahumu,” ucapnya membuatku sedikit
terkejut. Ternyata seperti ini kah sikap teman dekatku?
meja ini segala keluh kesah tersampaikan. “Aku tidak tahu darimana ucapanmu berasal, Aku juga
tersampaikan dalam hati. Juga perjuangan kami yang tak henti. Di tidak mengerti bagaimana bisa seorang teman mengucapkan kata-
Meja bundar jadi saksi, setiap kata dan doa yang kata menyedihkan seperti ini. Tapi kau tenang saja, aku akan
Harapan 123
Wida Hernawati 30
bekerja keras untuk menggapainya. Kau tidak perlu merasa
terbebani, aku akan mengurusnya sendiri,” jawabku berdiri dan
langsung berlalu pergi meninggalkannya sendiri.
Aku sedikit tidak paham, bagaimana bisa seorang teman
mengatakan hal seperti itu kepada temannya sendiri? Tetapi aku
tidak merasa sakit. Aku hanya akan bekerja lebih keras lagi dan
akan berlatih lebih keras untuk menunjukan bagaimana mimpu
itu terwujud.
Hari ini, bahkan aku berlatih menari dan bernyanyi lebih
dari 10 jam. Aku berlatih dengan keras, aku harus mengerjar apa
yang aku inginkan. Tidak ada yang membuahkan hasil tanpa
keringat. Keringat adalah pertanda bahwa seseorang benar-benar
menginginkan apa yang ia impikan.
Tetapi terkadang, aku harus bekerja keras sekaligus
menjaga kesehatan dan menjaga diriku di dalam waktu yang
bersamaan. Ayah dan ibuku selalu mengingatkan.
“Tolong jangan terlalu keras dengan dirimu sendiri.
Beristirahatlah dengan baik dan makanlah dengan makanan yang
enak.”
Pesan yang tidak pernah berubah setiap hari.
Mereka yang selalu mendukungku dengan baik, bahkan belajar untuk menulis.
mereka tidak pernah bosan mengirimku pesan setiap harinya. Jika Menggemari dunia tulis menulis dan terus
aku lelah, terkadang aku beristirahat di kamar sendirian dan tinggal di Cianjur Jawa Barat.
memikirkan sudah sejauh mana aku melangkah. Lalu, setelahnya Bandung Jawa Barat, namun sekarang
semangat itu kembali hadir. seorang ibu yang lahir dan besar di
Jalanku masih panjang, tetapi tidak ada tumpangan untuk Wida Hernawati. Penulis adalah
membawaku ke sana. Rasanya seperti akan hujan, beban hari ini
di atas bahuku yang bergetar. tapi aku selalu mengingat 'Bahkan
saat hujan badai datang, tetaplah berdiri. Bahkan jika aku terjatuh Tentang Penulis
dan lututku berdarah, tetaplah berdiri seperti ini.'
124 Rhanty Fujiani Sapar
31
Orang orang bilang akan ada satu sayap yang menolongmu
David setelah membukakan pintu dan mempersilahkan Rona ketika lelah. Senentara aku mempunyai dua sayap sekaligus
“Bagaimana kabarmu hari ini, Rona?” tanya Profesor bersamaku. Tidak ada yang bisa aku katakan jika masih ada yang
supervisornya. mendukungku dan mendorong semua impianku. Aku tidak ingin
paper yang menjadi persyaratan lulus dari kampusnya kepada mengecewakan mereka, aku akan memberikan hasil yang luar
Hari ini ia harus mempresentasikan hasil penelitian untuk major biasa di masa depan.
menarik napas, menahannya beberapa detik, lalu membuangnya. Tidak masalah jika ada yang membenciku atau tidak
berjalan sedikit terburu-buru menuju ruangan supervisornya. Ia menyukaiku, ini adalah kepribadianku untuk tidak merasa jatuh
Memasuki tahun ketiga perkuliahan di kampus impiannya, Rona atau sakit hati ketika mendapatkan kritikan ataupun kata kata
membersihkan jalan supaya dedaunan tidak menutup parit. buruk dari orang lain.
petugas kebersihan nampak kerepotan karena harus selalu sigap Terima kasih. Berkat kau aku menjadi seseorang yang lebih
sepanjang jalan memberikan nuansa damai dan tenang. Beberapa percaya diri dan berani mengekspresikan diri. Aku menjadi lebih
dengan menakjubkan. Beberapa dedaunan berjatuhan di semangat untuk bekerja keras, aku menjadi lebih semangat untuk
daun-daunnya menjadi warna kuning, oranye, dan merah mewujudkan impianku. Terkadang ucapan buruk orang lain bisa
University of Toronto Scarborough mulai mengubah membuat kita lebih berani, tidak semua kata kata buruk itu
emasuki musim gugur, pepohonan di area kampus menyakitimu.
Aku bersyukur, setidaknya masih ada satu atau dua orang
M
Toronto, September 2026
yang menyayangiku dengan benar. Aku juga bersyukur bisa
tumbuh menjadi gadis yang kuat dan berani bermimpi. Untuk
ketiga almarhum kakakku, aku akan berusaha untuk bisa berdiri
di atas panggung dan membuat kagum semua orang. Aku akan
Tari Purwanti berusaha, aku berjanji.
Bekerja keras adalah kesibukan semua orang dalam
hidupnya. Jangan merasa segala sesuatunya berjalan terlalu cepat
atau terlalu lambat karena ada waktu untuk semua orang. Aku
Kugenggam di Kanada
tidak ingin menyelesaikan ini dengan cepat, aku ingin menikmati
banyak waktu bahagia bersama orang lain. Jika ada yang
Asa dan Cinta,
menanyakan apa harapanku untuk beberapa tahun ke depan, aku
akan menjawab, “Aku harap aku bisa selalu dekat dengan
kebahagiaan dan orang-orang terdekatku selalu diberikan
kesehatan.”
Harapan 125
Rhanty Fujiani Sapar 126
32 Tari Purwanti
127
tinggi.
“A
pergi meninggalkan teman-temannya tanpa sepatah kata. Hatinya
Dengan berurai air mata, Gina langsung beranjak ketika Rona sedang memejamkan mata sejenak.
“Oh, iya. Silakan, Mas,” ujar Rona dan Nata berbarengan.
ku bukan tukang gali kubur!” pekik Gina dengan suara “Habis ambil test juga?” tanya laki-laki itu sambil
membuka bungkusan rokok yang baru saja ia ambil dari sakunya.
“Iya, Mas. Masnya juga baru selesai test?”
“Iya. Ikut test ini untuk apa? Beasiswa?”
“Iya, Mas. Kebetulan saya udah dapat LOA, tapi mau cari
beasiswanya dulu”
Dahniar Arsyad “Wah, hebat. Sama kalau begitu. Untuk S2 atau S3?”
“Untuk S3, Mas. Mas sendiri mau S2 atau S3?”
Sarjana Tukang Gali Kubur “S3 juga. Mau kuliah di mana?” ucapnya sambil senyum, Ia
terlihat ragu saat mau menyalakan koreknya.
“Gak apa-apa kok, Mas. Silakan kalau mau merokok,”
ucap Rona mempersilahkan. Nata hanya mengangguk.
“Oke. Makasih, ya,” ucapnya.
“Saya mau kuliah di Kanada, Mas. Kalau Mas?” tanya Rona
kembali.
“Saya juga mau kuliah di Kanada. Di kampus mana?” arkeolog dalam memecahkan misteri peradaban masa lampau
Rona terkejut, karena negara tujuan mereka sama, menjadi arkeolog. Film yang mengisahkan petualangan professor
kampusnya saja yang berbeda. Keduanya lalu berbincang-bincang Jones mengubah mimpi besarnya yang awalnya seorang jurnalis
sampai petang dan bertukar nomor kontak. sekolah menengah. Ketidaksengajaannya menonton film Indiana
Laki-laki itu bernama Rain. Kini Rona tahu, laki-laki yang Menjadi mahasiswa arkeologi adalah keinginan Gina sejak
duduk tidak jauh darinya itu adalah seorang dosen di salah satu
kampus swasta di Jawa Barat. Menjadi dosen adalah impian Rona
sejak masih sekolah. Ia ingin terus berada di lingkungan akademik pada kursinya.
dan dikelilingi oleh orang-orang luar biasa yang bisa membuatnya berbuat apa selain menyalahkan Mamand yang terduduk lesu
tertarik untuk berdiskusi kritis. Bagi Rona dunia akademik adalah berlalu pergi meninggalkan acara, mereka tidak tahu harus
dunianya, tempat ia merasa hidup dan mempunyai tujuan. temannya seketika menoleh ke arahnya. Melihat Gina yang
Setelah pertemuan itu, Rain sering menelepon Rona untuk menggebrak meja dengan kasar hingga membuat teman-
membicarakan persiapan beasiswa dan beberapa kali meminta “Sarjana Tukang Gali Kubur” membuat amarahnya meluap. Gina
bantuan Rona dalam mengerjakan tugas-tugasnya sebagai dosen, Mamand yang terus-terusan mengejeknya dengan sebutan
terutama dalam artikel ilmiah dan penelitian. Dalam pandangan untuk menenangkan hati yang mulai diselimuti amarah. Namun,
Rain, Rona adalah perempuan yang memiliki semangat yang ejekan teman-temannya. Gina berusaha menarik napas panjang
tinggi untuk belajar dan cepat menguasai hal-hal baru yang Rain memasang senyum masam. Ia sebisa mungkin tidak menggubris
ajarkan yang berkaitan dengan pekerjaan seorang dosen. Mendengar itu, Gina hanya bisa terdiam sembari
Meskipun perbedaan usia terpaut sepuluh tahun, serta status Rain yang ada di meja sebelah juga terlihat menahan tawa.
yang baru saja menjadi duda anak dua, sedangkan Rona hanyalah mantan Ketua OSIS diikuti tawa yang lain. Bahkan Lia dan Ayu
gadis berusia 26 tahun yang tidak pernah terlibat dalam hubungan jurusan tidak jelas. Nanti kerja di mana? Kuburan?” imbuh Rio,
jangka panjang, baik Rain maupun Rona merasa tidak ada minimal seperti Ayu yang jadi anak komunikasi. Ini malah pilih
perbedaan berarti di antara keduanya. Mereka menikmati “Harusnya kamu itu seperti Lia, masuk kedokteran atau
pertemanan itu. ejekan.
Rain sesekali mengajak Rona untuk bertemu untuk sengaja mengganti lirik lagu anak-anak tersebut dengan kalimat
berdiskusi, mengerjakan beberapa proyek penelitian bersama- Seketika suasana dibuat riuh oleh tingkah Mamand yang
sama. Ia bahkan mengajak Rona untuk belajar Bahasa Inggris di kebun Gina.”
bersama untuk meraih nilai yang diinginkan, setelah sebelumnya “Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam … menggali kubur
keduanya gagal mendapatkan skor minimum yang dipersyaratkan “Menanam Jagung”.
oleh penyelenggara beasiswa. Hal ini membuat Rain sempat menggali kubur sembari menyanyikan lagu dari Ibu Sud berjudul
putus asa dan hampir menyerah, terlebih karena kondisinya pada Sambil berdiri, Mamand dengan bungahnya mencontohkan cara
34 Tari Purwanti
35 Asa dan Cinta, Kugenggam di Kanada
tangannya sambil tersenyum. tersebut, menurut Gina adalah sesuatu yang mengagumkan.
Malam itu, untuk pertama kalinya Rain menggenggam Terlebih di kampung Gina, terdapat jejak-jejak peradaban masa
menjadi seorang dosen,” ucap Rona penuh harap. lampau yang jarang dijamah oleh manusia sekarang, salah satunya
“Aku juga berharap demikian, Mas. Aku sangat ingin adalah sebuah gua yang di dalamnya banyak ditemukan lukisan-
mengajari Rona dan menemani berlatih setiap hari sebelumnya. lukisan purba.
siang itu tidak terlepas dari bantuan Rain yang dengan giat “Nenek moyang kita yang bikin gambar-gambar di gua
di Indonesia. Keberhasilannya dalam menempuh microteaching itu,” jawab nenek ketika Gina menanyakan perihal lukisan yang
microteaching dalam sebuah seleksi dosen di sebuah kampus terbaik ada di dalam gua.
Siang sebelumnya, Rona baru saja menyelesaikan tahapan Nenek menuturkan bahwa dulunya nenek moyang
sebuah café waffle yang tidak jauh dari rumah Rona. manusia hidup di gua-gua, hidup berkelompok, dan mencari
mumpuni untuk menjadi seorang dosen,” ujar Rain malam itu, di makan di alam dengan cara berburu hewan dan meramu. Mereka
mendukungmu. Kamu benar-benar memiliki kapasitas yang mengembangkan peralatan sederhana berupa alat batu untuk
“Kamu harus berhasil menjadi dosen, Rona. Aku sangat membantu mereka berburu hewan-hewan besar. Selain itu,
depan mata. mereka juga belum mengenal ragam teknik memasak sehingga
beberapa kendala di kampus, akhirnya cita-citanya kini berada di makanan yang mereka dapatkan langsung dimakan secara mentah
keberhasilannya. Setelah tiga kali gagal menjalani test IELTS dan atau dibakar.
ternama di Kanada. Rain nampak sangat gembira dengan “Hidup mereka itu sangat primitif, enggak kayak
mendapatkan Letter of Acceptance (LOA) dari sebuah kampus kehidupan kita sekarang yang sudah modern,” ucap Nenek.
untuk merayakan keberhasilan mereka yang baru saja Gina menempuh pendidikan sarjananya di salah satu
Malam itu Rain sengaja datang ke Bandung dan menemui Rona perguruan tinggi di Kota Daeng, Makassar. Di awal perkuliahan,
Agustus 2023 Gina sempat ingin menyerah sebab masa orientasi mahasiswa
baru untuk jurusannya dipenuhi dengan kegiatan yang menguras
fisik. Gina yang tidak terbiasa dengan dunia olahraga dikuras
berguna untuk mendukung karir impiannya kelak. habis tenaganya oleh latihan yang berintensitas tinggi. Tak
untuk mempertajam kemampuan analisisnya yang tentu akan berhenti sampai di situ, Gina bersama teman seangkatannya juga
ajakan Rain untuk bergabung dalam proyek-proyek penelitiannya harus menjalani orientasi pengenalan lapangan dengan cara
baru saja lulus dari universitas, dengan senang hati menerima bertahan hidup selama seminggu di hutan. Berbekalkan peta,
Rona yang pada saat itu masih mencari pekerjaan karena ia kompas, dan peralatan tim maupun pribadi yang dimuat dalam
untuk meraih impiannya. tas carrier, mereka harus mampu mencapai tujuan akhir.
mengalahkan rasa kecewanya itu dan berusaha dengan lebih baik Beruntung, Gina bisa melewati masa-masa sulit tersebut.
saat itu sedang tidak baik-baik saja. Namun, ia berusaha
Sarjana Tukang Gali Kubur 129
Tari Purwanti 36
Kini, Gina telah menjadi seorang arkeolog yang bekerja di impiannya untuk menjadi dosen. Entah Rona harus bahagia atau
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) di ibukota. Yang ia usahakan hanyalah beasiswa untuk melanjutkan studi dan
Ia sering bepergian ke daerah-daerah Indonesia untuk melakukan pun. Ia sudah menyerahkan jiwanya seutuhnya kepada takdir.
riset termasuk di kampung Gina sendiri. Kedatangan Gina memulai kehidupan baru di sana tanpa penghakiman dari siapa
bersama timnya memantik rasa penasaran masyarakat terutama pernikahan. Yang ia harapkan adalah segera pergi ke Kanada dan
pemerintah daerah setempat. Seketika Gina menjadi selebriti menikah. Selama ini ia merasa jauh dari bayang-bayang tentang
dadakan karena media wara-wiri mewartakan hasil penemuan Rona membisu, Ia tidak mengira Rain akan mengajaknya
Gina bersama timnya yaitu lukisan gua tertua di dunia. “Ya. Maukah kamu jadi istriku?”
Sebelum menguak misteri lukisan gua tersebut, Gina mata Rain.
bersama timnya melakukan riset selama dua bulan. Mereka dibagi “Me-menikah?” tanya Rona, mencari kepastian dari kedua
menjadi dua tim. Satu tim bertugas mendata lukisan gua, sisanya tiba-tiba, setelah tiba di teras rumah Rona.
melakukan ekskavasi. Setiap hari, dari pagi sampai petang mereka “Setelah kita tiba di Kanada, ayo kita menikah,” ucap Rain
berjibaku di dalam gua dengan temuan ekskavasi yang berjumlah kirinya.
ribuan. Jumlah tersebut didapatkan karena kondisi temuan yang dan menghalangi air hujan menyentuh wajahnya dengan tangan
sudah terfragmentaris atau terpecah-pecah menjadi bagian yang Rona hanya tertawa saja melihat tingkah Rain, sambil menutupi
kecil. Setelahnya mereka akan menganalisis temuan dan menulis mengajaknya berlari menembus hujan, menuju rumah Rona.
laporan. Sementara itu, Gina bersama timnya meneliti lukisan gua “Ya udah, yuk.” Rain memegang tangan Rona dan
berupa gambar seekor babi dan anoa yang diburu oleh hujan juga?” Rona mengangguk.
sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan “Katanya sih, karena ibuku suka suara hujan. Kamu suka
menggunakan tombak dan tali. sedang memesan taksi online di smartphonenya.
Melalui identifikasi endapan kalsit yang terbentuk di atas “Mas, kenapa namamu Rain?” tanya Rona ketika Rain
lukisan dan penggunaan isotop seri Uranium untuk menentukan tutup.
umur dari lukisan tersebut, Gina bersama timnya berhasil waitress menghampiri dan mengatakan bahwa mereka akan segera
mengguncang dunia dengan hasil penemuan mereka. Hasil dating malam. Rain dan Rona bersegera keluar dari café ketika seorang
pada lukisan tersebut menunjukkan bahwa lukisan gua tertua di memiliki jam operasional sendiri yang harus tutup tepat jam 10
dunia bukan lagi di Gua El Castilo, Spanyol tetapi di Indonesia selagi menunggu hujan reda. Namun apa mau dikata, café
yaitu di kampung Gina sendiri. Melalui penemuan tersebut, Gina pengunjung café berharap dapat menetap lebih lama di dalam
dan timnya juga berhasil mematahkan stereotip selama ini yang genggaman. Malam itu, hujan turun dengan deras. Beberapa
menyatakan bahwa peradaban bangsa Eropa jauh lebih maju oleh Rona, sambil dengan kikuk melepaskan tangannya dari
dibandingkan bangsa lain. sama,” ucap Rain lagi, yang hanya disambut dengan senyuman
“Aku berharap kita bisa berangkat ke Kanada bersama-
130 Dahniar Arsyad
131 Sarjana Tukang Gali Kubur
Tentang Penulis
pandangan luas.
AC dengan kaca besar, sudah bawaan lahir dia suka ruang dengan
Tari Purwanti lahir
kami masih sendiri. Dan aku tahu juga bakal masuk ke ruang ber-
di Sumedang pada
Sudah melahirkan 5 kali tetap saja energinya seperti dulu, ketika
tanggal 24 November
Kuikuti langkahnya. Wanita ini benar-benar istimewa.
1993, gadis yang saat
saja sudah panas.”
ini berusia 27 tahun
“Oke, siap Bos. Duduk di dalam, yuk. Kalau di sini bentar
ini sudah tertarik
“Aku sudah memesan kopi.”
dengan isu-isu seputar
selalu menyenangkan bagiku.
keluarga, ekonomi
memperhatikan dengan senyum lega. Momen bersama Savina
dan psikologi sosial
yang sudah setengah jam lalu duduk manis di dalam cafe bis ini
sejak masuk jurusan Antropologi di Universitas Padjadjaran dan
gombrong motif strip, dan sandal jepit. Tidak seperti
K
biasanya, pikirku. Kali ini Savina terlihat sangat santai. Aku
melanjutkan studi di jurusan yang sama di Universitas Gadjah
Mada.
ulihat dia datang dengan motor bututnya, baju daster
Selain bergelut di dunia fiksi, ia juga aktif sebagai peneliti
sosial budaya dan menulis jurnal ilmiah. Karya-karya fiksinya
ditulis dalam blog pribadinya di alamat
http://mentaripurwa.wordpress.com. Sejak SMA,
ketertarikannya pada dunia kepenulisan membawanya pada
beberapa lomba dan mengantarkannya menjadi juara dan
Mufrikha Imaroe Nusseiba
mendapat beberapa penghargaan. Diantaranya yaitu: juara 2
lomba cerpen di sekolah tahun 2011, nominasi 100 cerpen terbaik
Melanjutkan Takdirku di lomba cerpen yang diadakan oleh Heart2Heart tahun 2013,
juara 2 lomba penulisan feature yang diadakan oleh Gatra pada
sosialisasi UMKM di UNPAD tahun 2013, dan masuk ke dalam
20 paper ilmah terbaik dan dibiayai oleh One Asia Foundation
Japan bekerjasama dengan UNPAD pada tahun 2016. Tulisan
fiksi pertamanya terbit dalam antologi cerpen yang berjudul :
Keluarga dan Segala Kisah Tentangnya.
H
versimu.
“Sav, mobilmu mana? Kamu tidak sedang bermasalah, 'kan
dengan suami kamu?”
“Enggaklah. Aku sengaja berangkat pagi sekali. Hari ini Aisyah Firyal Maulidya
aku ingin merasakan angin menyentuh kulitku, udara mengisi
rongga hidungku. Lama sekali aku tidak menikmati saat-saat
seperti ini. Sengaja kupakai sandal dan baju longgar untuk
Setengah Gila
menikmati semua ini. Biar bebas aja,” jelasmu sambil tertawa.
“Suamimu dan anak-anak sehat?”
Cerita Lara:
“Alhamdulillah, semua sehat. Tadinya mau diantar sama
Kang Ari, tapi kubilang ingin sekalian menghabiskan buku,
duduk santai sampai sore.”
134 Mufrikha Imaroe Nusseiba
135 Melanjutkan Takdirku
Impian Bagas
Nurul Hidayah
T
erik matahari menyengat kulit pemuda berkulit
kecoklatan itu, sesekali ia menyeka keringat yang
perlahan-lahan jatuh membasahi kerah bajunya.
Jemarinya sibuk menarik jala memasukkan ke dalam sampan.
Whatsapp : 0812. 3450.7097
“Bagas, masukkan ikan-ikannya ke dalam ember ini,”
perintah lelaki berkumis tebal itu.
Selamat menikmati …
“Baik, Yah,” ucap Bagas mematuhi lelaki yang
cerita Savina.
dipanggilnya dengan sebutan Ayah.
Selalu ada hikmah setiap kisah selalu ada dalam cerita, seperti
Mereka sibuk memasukkan ikan-ikan yang tertangkap di
membuat pembaca merasa rileks dan ikut menikmati suasananya.
jala ke dalam ember, hari ini tangkapan ikannya lumayan banyak.
yang berbeda. Latar cerita yang dibuat sesantai mungkin,
“Gas, udah jam 7. Kamu harus ke sekolah.”
akan menjadi sesuatu yang istimewa ketika ditulis dengan bahasa
“Ini dikit lagi, Yah.”
Saya Mufrikha Imaroe Nusseiba. Traveling dan semua momen
“Udah, gak papa. Biar Ayah saja,” ucap ayahnya. Bagas
menatap ayahnya sejenak, bagaimana bisa ia membiarkan ayahnya
mengerjakan sendiri dengan kondisi badan yang tak muda lagi? Tentang Penulis
44
139
Impian Bagas 45
Nurul Hidayah 46
aktivitas, aku membuka memori yang sudah dilewati enam tahun
yang lalu dan membuka lembaran satu persatu sambil tersenyum terdengar suara sesuatu terjatuh, Bagas tersentak kaget ia buru-
dan menangis membaca tulisannya. ujian nasional. Di tengah keseriusan Bagas belajar tiba-tiba
Enam tahun lalu, hal pertama yang aku buka memori masa telinga. Bagas duduk membaca buku pelajarannya. Besok ia akan
SMP yang mungkin akan menjadi luka tersakit yang pernah Langit mendung, sesekali terdengar suara petir memekakkan
dialami selama menjadi seorang pelajar. Ya, aku bukan lagi
menjadi anak yang sekolah di desa melainkan harus pergi ke kota
untuk mengejar mimpi-mimpinya bersekolah di tempat yang Bagas mengangguk dengan semangat.
bergengsi di kotanya. Sifatnya yang ceria seketika berubah dengan pernah Allah tinggalkan,” ucap ayah Bagas sambil tersenyum.
sering murung dan tidak ada semangat belajar sama sekali. Tapi ingat, orang yang selalu berserah diri kepada Allah tak akan
Sebuah tantangan yang sangat berat ketika harus “Nak, akan ada banyak rintangan yang kamu lalui nanti.
beradaptasi dengan lingkungan yang baru, di mana semua pergi.
orangnya berbeda dan memiliki sifat yang berbeda-beda. “Ya sudah kalau itu pilihannya,” ucapnya kemudian berlalu
Keadaan semakin membuat aku tidak nyaman ketika harus memasukkan ikan yang jadi pilihan ibu itu.
memasuki sebuah kelas yang tak punya teman, hanya dua orang “Insyaa Allah ada rezekinya, Bu,” kata ayah Bagas, mulai
yang menjadi teman baiknya dan mau mendengarkan cerita yang memilih ikan dan menatap Bagas
aku punya. “Tapi kan ada biaya yang lainnya,” ucap ibu itu berhenti
Mimpiku yang selalu indah seketika hancur di masa SMP, “Kan ada beasiswa, Bu,” jawabnya santai.
dituntut selalu menjadi serba bisa tapi tidak diterima lingkungan. ini Bagas tak marah ia tersenyum dengan percaya diri.
Menangis bukan hal yang selalu aku tunjukan di hadapan orang “Yakin, Bagas? Kedokteran mahal, lho,” katanya lagi. Kali
tuanya. Aku selalu menyembunyikan hal-hal yang membuat sedih dengan ekspresi bangga.
dihadapan keluarganya. Tiga tahun yang berat dilalui dengan “Insya Allah kedokteran, Bu.” Ayah Bagas menjawab
begitu banyak air mata setiap malam. Tidak ada yang paham “Mau ambil jurusan apa nanti?”
tentang isi hatiku, kecuali satu-satunya sahabatku yang bernama “Iya, Bu,” jawab Bagas dengan senyuman kecil.
Fania. Mungkin akua akan semakin hancur jika benar-benar tak sambil memilih-milih ikan.
ada yang peduli. “Eh, Bagas. Bentar lagi ujian, ya,” kata ibu itu berbicara
Memoriku kembali terbuka dan menangis tiba-tiba. Aku pembeli. Tidak lama ada seorang wanita yang mendekati mereka.
teringat pernah berkata sesuatu yang mungkin tidak seharusnya masih segar. Mari beli-mari beli!” teriak Bagas mencoba menarik
diucapkan dan berharap menjadi kata-kata yang terakhir kalinya “Ayo bapak-bapak, ibu-ibu. Ikannya masih baru-baru dan
di hidupku mengatakan seperti itu. tersenyum lebar. Bagas memgangguk setuju.
“Nah, ayo kita semangat jualinnya!” ucap ayahnya
140 Ardhy Avrina Rachma
141 Pelangi Selepas Hujan
Impian Bagas 47
Nurul Hidayah 48
dengan nilai yang mengecewakan dan pertama kali aku dipeluk bertuliskan nama laki-laki yang sangat ia hormati, yang ia cintai.
oleh ayahku selepas pengumuman. bau khasnya. Sesekali Bagas menghelus batu nisan yang
Hatiku hancur dan merasa gagal menjadi anak yang Bagas menatap ke arah tanah yang masih basah, tercium
membanggakan, menangis dan benar-benar takut tidak jasad suaminya.
mendapatkan sekolah yang aku inginkan selanjutkan untuk Ibunya tak mengucapan kata-kata lagi, ia hanya diam menatap
menerukan mimpinya. Namun, aku percaya bahwa aku punya yang bisa dia ucapkan hanya air mata yang terus mengalir deras.
Allah dan yakin pasti ada hal indah selepas banyak kesabaran yang diam menatap jasad ayahnya yang sudah terbaring kaku, tak ada
aku lewati. Yaa, aku gagal masuk sekolah dan jurusan yang “Gas ...” panggil ibunya dengan suara parau. Bagas hanya
menjadi harapan kedua orang tuaku kembali aku hancurkan. mendekati mereka, tangis ibunya terhenti ketika melihat Bagas.
Menangis sudah menjadi hal yang sering aku lakukan dan memeluk adiknya sambil terisak. Bagas melangkah perlahan
mungkin sudah terbiasa. Hingga suatu ketika aku buka salah satu sana, matanya mencari sosok ibunya. Ia dapati wanita itu tengah
surat yang diberikan oleh Vania. Langkahnya terhenti di depan rumahnya. Orang-orang ramai di
Dia mengatkan bahwa aku harus menjadi manusia lebih perasaannya berkecamuk, tak tahu harus berbuat apa.
kuat, tidak boleh cengeng karna aku sudah tidak satu sekolah lagi meninggalkan sekolah. Hatinya benar-benar terasa sakit
dengannya. Menjadi manusia kuat kembali beradaptasi di tersentak kaget. Ia merasa langitnya runtuh seketika, Bagas berlari
lingkungan baru dan teman-teman baru. Sekolah di SMA yang mendekati mereka dan memberikan kabar yang membuat Bagas
jauh dari perkiraanku, berfikir bahwa disini aku tak dapat Di sela-sela tangis bahagia mereka, seorang guru
mewujudkan mimpi-mimpiku yang indah dan mungkin SMA menangis terharu.
memiliki teman yang tidak sefrekuensi. “Selamat, Bagas!” ucap Roy memeluk Bagas sambil
Namun, ternyata di sana aku diterima dengan hangat dan di pipinya.
orang-orangnya bisa menerima aku apa adanya tidak perlu Kata pertama yang keluar dari mulutnya, air mata mengalir
menjadi siapa-siapa, canda tawa masa SMA yang begitu indah. “Alhamdulillah …”
Mimpiku kembali terbangun, dan dilanjutkan lagi. namanya. Bagas diam terpaku, ia hampir tak percaya.
Di kelas 10 SMA, aku berhasil mewujudkan salah satu mencari dengan liar. Matanya terpaku pada satu nama, itu
mimpi terbesarku; pergi ke salah satu kota yang indah dengan kencang. ia mencari namanya di papan pengumuman, matanya
menulis aku bisa berkunjung ke Kota Jepara. Kota yang unik Bagas meremas jemarinya, jantungnya berdegub
memiliki kesenian yang belum banyak orang tahu yaitu tenun. rumah.
Selain itu, memiliki pantai yang begitu tenang dan memberikan membuat Bagas tertawa kecil, lalu ia melangkah meninggalkan
kenyamanan pergi Bersama orang -orang yang sayang kepadaku “Insyaa Allah lulus!” lanjut ayahnya. Ucapan ayahnya
dan mereka begitu baik.empat hari dengan kehangatan. Ya mimpi ucap ayahnya. Bagas tersenyum lebar.
terbesar dalam hidupku adalah bisa keliling kedunia dan menulis. “Apa pun hasilnya, ayah sama ibu bangga sama kamu,”
142 Ardhy Avrina Rachma
49 Impian Bagas
Kelas 11 SMA, begitu indah teman-teman yang selalu
membuat aku tertawa setiap jenuh dengan pelajaran Setiap waktu
dapat tersenyum dan bercanda bersama sambil mengejar ambisi
yang masih menjadi impian dalam satu kelas. Memiliki teman
yang luar biasa baik dan satu frekuensi yang tidak aku rasakan
selama tiga tahun di SMA. Memiliki sahabat yang selalu siap
mendengarkan keluh kesah, guru, dan sekolah yang begitu
hangat. Ini zona nyamanku. Semua berjalan dengan indah dan
menyenangkan.
Apakah semudah itu pada masa adaptasiku? Tidak, aku
masih sering merasa ketakutan untuk memulai berkenalan
dengan orang baru dan memulai pembicaraan karena mereka
sudah berasal dari SMP yang sama sedangkan aku berbeda
sendiri. Namun, di hari kedua aku sekolah teman sebangkuku
memulai pembicaraan dan disitu aku merasa nyaman. Di hari
pertama SMA aku berjanji tidak akan peduli dengan orang-orang
yang menghalagi mimpiku dan harus mewujudkan mimpiku.
Benar, di luar dugaanku aku berhasil masuk 10 besar di
kehidupan selanjutnya. kelas untuk pertama kalinya, ibuku memelukku dan mengatakan
tak selamanya pahit. Akan ada pelangi yang indah menyambut aku harus rajin belajar. Aku juga bercita-cita untuk masuk siswa
kita cintai yang masih ada. Langit tak selamanya mendung, hidup eligible penerima SNMPTN (jalur raport). Aku semakin
kita harus bertahan dan melanjutkan hidup bersama orang yang semangat karena lingkungan yang mendukung. Selain itu, di masa
Memang tak mudah kehilangan orang yang kita cintai tapi SMA mengubahkku menjadi sosok yang jauh lebih dewasa di
agar kuat. mana aku tidak lagi menjadi manusia yang sering menangis.
ucapan Bagas, ibunya tersenyum seperti kekuatan untuknya juga Perubahan terbesarku berhasil meyakinkan kedua orang
mereka, Yah. Bagas janji,” ucap Bagas berusaha tegar. mendengar tuaku bahwa aku bisa, bisa dengan lingkungan baru dan mampu
nyerah, Yah. Bagas masih punya ibu dan Tania. Bagas akan jaga mewujudkan mimpi-mimpiku yang sudah lama kurangkai dalam
hadapi sampai Bagas menjadi dokter. Tapi Bagas gak akan doa-doa yang selalu aku panjatkan. Di masa SMA aku pun
“Yah, ini baru permulaan. Masih banyak yang akan Bagas berhasil bercerita tentang perlakuan lingkungan SMP-ku ke ibuku
itu tak bisa menyembunyikan tangisnya, Bagas merangkul ibunya. dan kakakku. Ibukku yang pertama mengatakan ibu yakin kamu
“Yah, Bagas lulus,” katanya pelan. Ibunya yang mendengar
Pelangi Selepas Hujan 143
Nurul Hidayah 50
bisa. Itu adalah dukungan terbesar yang membuat semangat
belajar masa SMAku yang terus meningkat.
Mimpi-mimpi terwujud menjadi ketua salah satu organisasi
di SMA-ku adalah hal yang menyenangkan berteman dengan
teman yang baik, bisa bergerak bebas tanpa tekanan dan paksaan
dari lingkungan. Salah satu mimpi terbesarku di SMA juga aku
berhasil wujudkan yaitu masuk eligible, dan diterima di Perguruan
Tinggi Negeri yang sudah menjadi salah satu impianku menjadi
pelajar.
“Dik, dik.”
Lamunanku terpecah seketika mendengar seseorang yang di akun instagram @nuurulhidayh.
memanggil aku ternyata memori yang mampu aku lewati enam ingat tak ada kata untuk menyerah. Temukan jejak Nurul Hidayah
tahun ini luar biasa. Aku juga belajar tentang tiga hal dari yang Motto hidup tak apa lelah hari ini, tak apa menangis hari ini tapi
telah aku alami. Hidayah menetap di Jakarta Timur bersama kakaknya. Memiliki
“Akan ada hal indah selepas banyak kesabaran, seperti traveling bersama keluarga keliling Indonesia. Kini Nurul
pelangi setelah hujan.” Konstruksi. Memiliki impian
“Lingkungna baru bukan berarti buruk bagimu, justru akan dengan jurusan Teknik Ekonomi
membuatmu semkin belajar tentang makna hidup dan belajar kuliah di Universitas Bung Hatta
menjadi lebih dewasa.” mendengarkan musik. Pernah
“Sahabat yang baik akan menemanimu dan mendukung menulis, membaca dan
setiap mimpimu.” tahun. Si melankolis yang gemar
Ini ceritaku, seorang Avra Kaira dan masih banyak mimpi- 1998, kini ia genap berumur 23
mimpi indah yang akan aku wujudkan selepas ini. Terima kasih Padang tepat pada tanggal 22 Juli
untuk orang-orang yang sudah membuat aku belajar tentang dengan sebutan Nuy. Lahir di Kota
kehidupan. Semoga aku dan kalian bisa mewujudkan mimpi kita orang terdekat biasa memanggil
dengan indah, Aamiin. NURUL HIDAYAH, orang-
Tentang Penulis
144 Ardhy Avrina Rachma
145 Pelangi Selepas Hujan
B
agaikan hujan di siang bolong, Ira tiba-tiba membuka
terbesarnya jangan jadi hanya
laptop mungilnya dan mulai menyusun huruf-huruf itu
Kota Purworejo. Motivasi
menjadi kata-kata. Satu kata, dua kata, kemudian
penelitan YSTC Jateng. Tinggal di
tersusunlah beberapa kalimat, lengkap dengan paragraf berurut
dan mengikuti beberapa event
nan cantik.
kegiatan penulisan karya ilmiah
“Aduh banyak ide, tapi rasanya tak bisa tertuang semua di
Di masa SMAnya aktif dalam
sini,” ucap Ira mengomel sendirian.
Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Tok… Tok… Tok… (Suara pintu diketuk terdengar dari
SD hingga saat ini. Bersekolah di
kamar Ira)
Memiliki hobi menulis semenjak
Ira masih enggan beranjak sampai akhirnya suara pintu
di Puworejo, 14 April 2003.
diketuk itu diikuti suara khas temannya. Ira bergegas
dipanggil Vina atau Ardhy. Lahir
membukakan pintu.
Ardhy Avrina Rachma biasa
“Eh, kamu ngapain ke sini? Aku lagi enggak bisa main,
nih,” tanya Ira segera.
Tentang penulis “Bukan ngajak main, Ra. Kemarin kamu katanya mau
minjem bukuku. Ini aku antar aja,” jawab teman Ira.
51
146
“OHHH‼! Maaf ya hari ini lagi enggak fokus banget, jadi Ku percaya kita kan bersama lagi
banyak lupa.” Ira berusaha mengingat-ingat. Mungkin satu hari nanti
Sepulangnya temannya itu, Ira tak melanjutkan tulisannya Andai dari surga kau lihat diriku
tadi. Dia justru asik membaca buku pinjaman itu. Buku itu Senyummu aku rindukan
memang sudah lama dinantikan Ira, buku tentang merangkai Di dalam waktu suka maupun duka
kata-kata menjadi penuh makna. Mencarimu dengan sepenuh hatiku
Seberkas cahaya di cakrawala
Selalu ku lakukan setiap malam
“Padahal menulis itu hal yang paling aku suka sejak kecil,
pada umat untuk menonton persiapan sakramen ekaristi. Mami tapi ketika jadi pekerjaan begini rasanya sulit sekali, ya. Ah, emang
segala detail acara menuju Katedral, hingga undangan terbuka ada ya pekerjaan yang gampang. HAHAHA!” Ira bicara sendiri.
berbagai media sosial. Bahkan Instragram dan facebook berisi Ira sempat dan masih mengalami pertentangan batin
ini sehingga posting segala macam pernak pernik hari bahagia di tentang dunia media yang selama ini dia tekuni. Ira selalu merasa
Mami mertua memang sangat senang dengan kabar pernikahan dunia media itu seru, yang mana kamu akan jadi orang tercepat
H-2 menuju hari bahagia yang tahu informasi, kamu bisa jadi agen penyebar informasi, dan
yang terpenting kamu bisa bahagia saat melakukannya.
Tapi, Ira juga mengerti. Dunia kadang tak seideal yang dia
pikirkan. Baru-baru ini dia menonton beberapa drama Korea,
membuat beberapa persiapan ditinjau ulang.
temanya mungkin tidak spesifik tentang dunia media, tapi
lancar. Keadaan kota yang lockdown karena pandemi covid-19
beberapa sedikit membahas peran media di dalamnya.
tunangannya.Tentu saja persiapan ini tidak semuanya berjalan
Ada satu drama Korea yang sangat mengulik industri
beberapa pekerjaan penting di luar kota demi tetap bersama Suki,
media, setelah menontonnya Ira langsung mengurungkan niat
kekasihnya adalah impiannya sejak lama. Bahkan dia rela menolak
untuk terjun lebih dalam ke dunia media. Takut. Itu yang dia
Sakura begitu bergembira, menikah di gereja Katedral bersama
selalu rasakan saat itu, bahkan saat ini.
persiapan pernikahan selama setahun ini mencapai puncaknya.
Ira tahu mengubah yang buruk tak akan semudah mengetik
Waktu pun serasa berlari begitu cepat. Tidak terasa
pesan di WhatsApp untuk gebetan. Ah, itu juga sulit, bukan? Iya,
“Ya, Rama.”
memang keduanya sulit.
“Baiklah, nanti check list kembali sebelum hari H.”
“Koster udah atur, Rama.”
“Lilin altar dan petugas lektor?”
“Sudah, Rama,” jawabku. Teman-teman Ira tentu mendukung apa pun keputusan Ira
sudah beres?” tanya Rama. nantinya. Apakah dia akan pindah haluan menjadi pegawai
“Bagaimana? Apa semua persiapan pernikahan kalian kantoran saja atau terus menekuni hobi menulisnya itu. Tak ada
yang benar-benar menentang.
Petrus teringat kembali.
memberkati pernikahan Sakura di Gereja Katedral St.
Bagaimana tidak? Kejadian sebelum Romo Abu
L Hanya saja, mungkin saja, mereka tak benar-benar ingin
mengatakan bahwa dunia media itu sekeras itu. Membenturkan
agu ini membuat air mata Sakura mengalir deras. idealisme yang kamu punya sebelum lulus kuliah dan setelah
bekerja pasti akan sangat sulit. Kamu mungkin akan goyah atau
Kuteringat padamu Nada Sou Sou akan terus bertahan.
Aku rindu (Aitakute), sangat rindu (Aitakute)
“Aduh ini media gini banget deh bikin judul, click bait
banget, udah gitu enggak nyambung banget sama isinya,” tulis tidak ada alasan untuk membatalkan pernikahan yang sudah
komentar teman Ira di sebuah akun media sosial. keluarga hadir karena masih berduka,” jawab Romo Abu. Karena
Ira mengiyakan pernyataan itu, tapi juga ingin sedikit “Tetap sesuai jadwal pemberkatan, walaupun tidak semua
menjawab bahwa memang mungkin saja ada strategi khusus cemas pada Romo Abu yang selalu kalem.
untuk beberapa media membuat judul artikelnya. Tapi tidak “Romo, bagaimana acara besok?” tanya Sakura penuh
sampai dengan cara click bait sih harusnya, batin Ira. terbunuhnya Devi, kakak perempuan satu-satunya Sakura.
“Eh, bukannya satu paragraf tuh minimal harus ada Berita besar keesokkan harinya adalah tentang
beberapa kalimat, ya? Kok media ini satu paragraf kalimatnya mengenaskan di tangan asisten rumah tangganya.
dikit banget,” tulis komentar warganet lainnya. akan menjadi Bridgesmaid di hari perrnikahannya telah tewas
Melihat banyak komentar yang semakin meremehkan Sakura pun terisak, kakak perempuan satu-satunya yang
industri media membuat Ira gerah sendiri. Bukan karena memang suaminya Kak Devi sehingga meracuninya.”
udara sedang panas-panasnya, tapi rasanya Ira juga kesal “Ternyata asisten rumah tangga itu menaruh hati pada
membaca komentar-komentar itu. “Astaga.”
Ira ingat seorang teman pernah mengatakan cibiran itu “Iya, asisten rumah tangganya yang baru.”
selalu datang karena ketidaktahuan akan sesuatu. Lihat saja, “Wanita?”
sebelum terjun ke sistemnya, kita hanya mampu menebak-nebak disidak polisi.”
sesuka hati. Seperti ketika kita tidak tahu rasa cabai, tapi sudah “Enggak ngerti ada wanita tersangka yang meracuni telah
menuduh cabai itu rasanya pedas. Kata siapa? Siapa tahu lidah “Devi punya musuh?”
kamu kuat dengan pedasnya cabai? jenis yang sama.”
“Ternyata polisi menemukan Kak Devi diracun dengan
Sakura.
Hari demi hari pasca lulus kuliah membuat kepala Ira semakin menjadi pecah porak poranda oleh jeritan tangis dan histeris
pusing saja. Ira tentu takut salah melangkah. Tak pernah ada Seisi rumah yang adem dan tenang menjelang hari bahagia
rumus pasti untuk menjalankan hidup ini. Bahkan semua hal “HAH?”
sekarang terasa seperti soal pilihan ganda saja, semuanya harus “Devi meninggal.”
penuh pilihan. “Kak Devi masih kerja, 'kan?”
“Aku daftar ke sini enggak, ya? Kayaknya gaya bahasanya “Devi …”
aku banget sih,” Ira bergumam sembari mengetik surat lamaran “Sakura, kenapa?”
via e-mail. dan suara histeris terdengar di ujung telepon.
mertua sangat alay, istilah generasi z. Tiba tiba telepon berbunyi
Medan
(editor) Singapore Piaget academy
From 2015 Advisory board Journal DOI: Ijsk.org
S
Riwayat pekerjaan
aya yang sedang memasuki dunia pertama dalam jenjang
tingkat perguruan tinggi merasa bahagia bercampur aduk
tatkala melihat nama saya terpampang di koran pada urutan ke-7.
ke 3 sebagai salah satu siswa SMA yang lulus ujian SPMB pada Angkasa ini merupakan buku
tahun 2005. Kala itu, ujian SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Telah menulis 6 buku dan buku
Baru) masih dilakukan secara langsung dengan mendatangi
tempat ujian sesuai dengan surat pemberitahuan lokasi ujian. Bandung Jawa Barat
Sehari sebelum ujian, saya masih bingung bagaimana ujian Jl Cukang Kaung Nomor 9
dapat diikuti dikarenakan baju putih hitam yang menjadi syarat 081370213203
wajib mengikuti ujian belum saya dapatkan dan lokasi ujian belum Simanjuntak STP MSi
pernah saya datangi. Tibalah hari ujian SPMB berlangsung, saya Tiurma Primadona Theodora
datang ke lokasi ujian dengan pakaian pinjaman tetangga dan
ditemani ojek yang membawa saya dengan tergesa-gesa.
Saat itu benar-benar merupakan kejadian sungguh luar Tentang Penulis
biasa bagi saya karena semua peserta ujian lain memandangi saya
dengan tatapan heran, karena pakaian yang saya pakai kebesaran
58
153 Nada Sou Sou di Langit Katedral
60 Rahmawida Putri
61 Diawali Air Mata Diakhiri Canda Tawa
PTN atas nama Rahmawida Putri mengelami kecelakaan dan keperluan mereka dalam wujud yang sederhana pula. Sejak awal
kaget dapat telpon dari rumah sakit, ada seorang mahasiswi dari menerima pesan dismartphone bahwa mereka sungguh-sungguh
“Alhamdulillah, kakak enggak kenapa-napa. Mama tadi ingin menjadi relawan di Palu. Aku memohon keterlibatan-Nya
semua pertanyaan yang saya ajukan tadi. untuk menolongku serta membimbingku. Yakin secara total
saya pun kembali menggenggam tangan saya dan menjawab bahwa mereka adalah orang terbaik yang bisa melengkapi
Setelah dokter dan suster meninggalkan ruangan, orang tua kebaikanku. Orang pilihan-Nya yang bisa berada di kediamanku.
tidak apa-apa.” Aku cuma bisa memberikan keterbatasanku yang terbaik
Bapak/Ibu sudah membaik, semoga segera memulih, ya. Sudah meskipun masih tahap teman baru. Janji ku kepada-Nya agar
dan memeriksa kondisi saya seraya berkata, “Alhamdulillah, anak bertanggung jawab penuh terhadap ke 6 orang tersebut. Aku yang
ruangan. Dokter dan suster pun segera mendatangi ruangan saya memberikan informasi secara berkesinambungan tentang kondisi
panggil suster!” teriak Papa di balik tirai pintu yang menutupi Tsunami Palu 2018 sehingga mereka harus mengantongi restu
“Alhamdulillah, sudah sadar. Segera panggil dokter, orang tua, istri, mempersiapkan mental & materi.
merta membuat orangtua saya menjawab semuanya. Senin, 8 Oktober 2018 melihat langsung 6 orang itu
Pertanyaan yang bertubi-tubi saya lontarkan tidak serta menjadi penumpang Hercules TNI AU membuatku lega
banyak orang di sini?” sekaligus sebagai bentuk apresiasiku kepada orang-orang yang
“Mama kenapa? Kok nangis? Saya ada di mana? Kenapa baru aku kenal. Aku harus memastikan apa yang aku usahakan
saya bertanya dengan lembut kepada mereka. dalam keadaan yang kondusif & masih dapat aku pantau. Cuma
bisa saya gerakkan, sembari membalas genggaman orangtua saya, itu kontribusi yang bisa aku lakukan. Alhamdulillah semua sesuai
sudah ada di samping saya. Sedikit demi sedikit tangan dan kaki apa yang aku pinta kepada-Nya. Mereka selalu dalam lindungan-
penuh, saya melihat semua saudara saya berikut orangtua saya Nya. Setelah mereka meninggalkan Makassar menuju Palu. Aku
sebenarnya apa yang terjadi. Hingga akhirnya kesadaran saya pun hanya bisa berkomunikasi dengan leadernya untuk mengetahui
kenapa banyak suara saudara yang saya kenal mengelilingi saya, bahwa mereka dalam pengawasan-Nya. Ahaa … ternyata ini
Dalam hati bertanya, kenapa orangtua saya menangis, mutiara pertama dari skenario-Mu yang diantarkan secara
mengusap lembut rambut yang tertutupi dengan jilbab. istimewa untukku. Yaitu masih bisa memberikan kebermanfaatan
suara tangis orangtua yang memegang erat tangan saya sembari tanpa memandang siapa orang itu. Baik orang yang telah lama aku
yang terjadi saat itu. Setelah beberapa lama berselang, terdengar kenal maupun orang yang baru aku kenal.
mengganggu pendengaran, masih belum sepenuhnya sadar apa Menjadi relawan pendidikan di lokasi berdampak bencana
bergemuruh di telinga. Banyak sapaan dokter, suster yang alam telah aku catat pada buku to do list yang belum pernah aku
Mata seperti enggan melihat dunia, namun suara gaduh lakukan. Justru bentuk kerelawanan yang pernah aku berikan
dengan jarum infus yang masih menempel di pergelangan tangan. ketika menjadi guru relawan di daerah pelosok & tertinggal. Aku
saya tidak tahu kapan saya tiba-tiba berada di sebuah rumah sakit pun mempersiapkan segala kebutuhanku untuk menjadi relawan
Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018 155
Azizah_Chicha 156
sedang dirawat. Papa dan Mama bergegas ke rumah sakit, dan Tetapi aku batal berangkat. Sehingga mengharuskanku untuk
ternyata setelah mendapat penjelasan dari dokter, Papa dan dari Makassar menuju Palu menggunakan pesawat komersil.
Mama baru mengetahui keadaan Kakak yang sedang frustasi Minggu, 28 Oktober 2018 adalah hari keberangkatanku
hingga hamper bunuh diri dengan berjalan sembarangan di Mama ku dengan nada yang lantang.
tengah jalan. Maafkan Papa dan Mama yang selama ini tidak Jadi, saatnya kamu memberikan kontribusi untuk Palu,” ucap
pernah memperhatikan apa yang terjadi sama Kakak. Mulai swasta. Namun kamu belum pernah mengajar di tenda darurat.
sekarang, apa pun yang menjadi beban pikiran Kakak, tolong bagi anak-anak di kota, di pelosok, sekolah pemerintah & sekolah
ceritakan pada kami agar kita bisa mencari solusi dari hal yang sangat kamu cintai. Kamu sudah pernah menjadi guru
permasalahan yang Kakak alami, jangan dibiarkan dan diam kamu berada di ujung benua Amerika. Silahkan pergi karena ini
seperti ini lagi ya, Sayang.” sudah ajalmu. Ya … pastinya ajal akan menjemputmu. Sekalipun
Setelah penjelasan yang panjang terurai dari bibir Mama, “Cha, ajal tidak mengenal tempat. Mau dimanapun jika itu
tangis pun pecah dan ruangan dipenuhi dengan isakan tangis bijak itu.
seluruh keluarga. Dalam hati merasa, keluarga adalah satu- sendirian. Di sana sama siapa? Ternyata tidak ditanyakan oleh wanita
satunya tempat kita bisa menumpahkan segala problematika bencana siapa yang menolongmu? Kamu mau tinggal dimana? Kamu pergi
kehidupan, merekalah orang pertama yang akan membantu dan jika mendapatkan pertanyaan seperti, Kamu perempuan jika ada
menolong kita disaat kita membutuhkan pertolongan. jika mama menahanku untuk tidak pergi. Aku sudah siap mental
Setelah seminggu berada di rumah sakit, saya pun Sembari menunggu jawaban dari mama. Aku sudah siap
diperbolehkan pulang dengan syarat tidak boleh melakukan Pintaku ke mama.”
kegiatan berat dan belum boleh melanjutkan kuliah, karena luka akibat tsunami. Di sana aku sama teman-teman yang baru.
di kepala akibat benturan pada kejadian kecelakaan yang lalu berinteraksi dengan orangtua & anak-anak yang masih trauma
menyebabkan saya sering pusing jika terlalu lama membaca dan relawan. Aku ingin mengajar di tenda darurat. Aku ingin
berpikir. Pemulihan berlanjut hingga tiga bulan ke depan, dan untuk ketemu mama. Aku mau ke Palu selama 12 hari jadi
selama tiga bulan itu pun saya mengambil cuti kuliah satu “Mah, aku memiliki cuti 12 hari. Maaf jika cuti ini bukan
semester, ada perasaan galau tatkala melihat adik saya sudah mulai mama.
masuk perguruan tinggi. mengizinkanku untuk pergi. Lalu terjadilah dialog antara aku dan
Perasaan resah itu pun menjadi semakin menjadi saat orang-orang yang belum bisa aku prediksi. Alhasil mama
melihat nilai yang diperoleh sangat baik. Ada rasa kecewa dalam selama 12 hari aku berada di lokasi berpotensi bencana dengan
diri kenapa saya harus mengalami kejadian ini, mengapa saya Perkiraanku mama tidak mengizinkan karena aku perempuan &
bolos dan terlalu memikirkan hal yang bersifat negatif hingga saya selama 12 hari. Kedua, aku meminta izin kepada mamaku.
tidak konsentrasi dalam melakukan hal apa pun juga, saat saya Human Resource Development (HRD) untuk memberikanku cuti
sedang merenung sendiri di kamar dengan menyimpan segala pendidik di Palu. Pertama, meminta izin kepada pimpinan &
62 Rahmawida Putri
157 Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018
S
menjadi candu bahwa relawan jika bepergian tak membutuhkan
SPPD (surat perintah perjalanan dinas). Relawan yang mampu
menjadikan orang asing menjadi saudara walaupun perjumpaan
yang sesaat dan sesat (darurat). Relawan yang tak sekedar kenagan
namun menjadi sejarah. Relawan yang kawan-kawannya
bertebaran dengan penuh kedermawanan yang menawan yang Ilfinda Zaka Ochtafarela
terikat dalam ukhuwah (persaudaraan). Relawan itu menawan
dengan kedemawanan beragam berkawan tak lekang oleh zaman.
Mutiara yang sesuai firman-Nya dalam Al-Isra:7 dengan
Ruang Saat Bersamamu
arti terjemahan:
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
Di Antara Waktu dan
sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,
(Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka
162 Azizah_Chicha
163 Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018
Bersungguh-sungguhlah menjadi aktor ketulusan yang siapapun Aku ingin menghentikan waktu supaya aku dapat terus
yang tetap terasa walaupun tak serumah namun sejiwa. memandangmu, banyak bercerita kepadamu, dapat menatap
seluruh arah tanpa diduga. Berikanlah kasih sayang untuknya matamu dan wajahmu lebih lama dan aku ingin terus dapat
lakukan sehingga mmemperoleh keberlimpahan cinta dari menggandeng tanganmu, aku ingin terus dapat
Lakukan apa yang kamu cintai, cintai apa yang kamu memperhatikanmu lebih dekat dan tidak terhalang dengan jarak
cukup menjadi pelakunya dan menjadi mulia dihadapan-Nya. dan ruang . Menghentikan waktu untuk dapat bercengkerama
nilainya sehingga bukan untuk ditransaksionalkan. Melainkan denganmu tapi aku tahu semua tidak ada yang abadi karena kamu
Cinta, kasih sayang dan ketulusan adalah hal tak terhingga memiliki impian yang berbeda sehingga jarak membuat kita jauh
dan benua yang berbeda. dan kemudian kita akhirnya sama sama menghilang ditelan
melewati ruang, waktu dan jarak sekalipun berada di samudera bayangan rindu yang tidak akan tersampaikan kembali.
Karenamu ketulusan yang sanggup menempuh dan Jika aku dapat melihat apa yang akan terjadi di masa
batin terdalam tanpa mengenal kasta, tahta dan harta. depan mungkin aku akan dapat menjadi seorang yang dapat
Karenamu kasih sayang yang mampu menyentuh ruang memprediksi dan memperhitungkan semuanya dengan sangat
kedamaian dan harmonisasi. baik. Seperti jika aku dapat melihat kejadian buruk yang akan
Karenamu cinta kita bisa meredam dendam, menikmati terjadi pada seseorang maka aku dapat melakukan sesuatu supaya
Selanjutnya, mari kita bersama menanti Mutiara-Nya…… cerita itu tidak sama dan tidak terulang untuk kedua kalinya.
dermawan., Terimakasih dr.Ar… Jika aku dapat melihat masa depan mungkin aku dapat
dihadapanku dengan senyuman yang menawan dari sosok mengubah cerita supaya tidak ada penyesalan atas apa yang terjadi
impianmu di kota tujuan tak engkau hiraukan hanya untuk tiba di masa sekarang dan aku dapat melakukanya dengan sangat baik
Ketinggalan pesawat, pakaian yang belum usai dipacking bahkan di masa lampau sehingga apa yang aku ingin dapat terjadi di waktu
menit sebelum menuju airport dengan beragam resiko. sekarang dan waktu yang akan datang. Tidak akan ada penyesalan
15 menit yang abadi tak lekang oleh waktu. Menyisahkan 15 jika kita dapat melakukanya dengan sangat baik dan tidak
giftnya yang sangat mempesona. 15 menit yang sungguh attractive. membuang buang waktu untuk segala sesuatu yang tidak dapat
yang membutuhkan durasi sekitar 15 menit dengan beragam bermanfaat dan menunjang untuk kehidupan ke depannya.
17.00 yang berlokasi di SDIT Bina Ilmi Lemabang. Perjumpaan Jika aku bisa melakukan time leap atau dapat berpindah ke
satunya berjumpa dengan dr.Ar di bumi Sriwijaya sekitar pukul ruang dan waktu yang kumau mungkin aku dapat terus bisa
relawan pendidik tsunami Palu 2018. Apa saja mutiara itu? Salah bersamamu hari ini. Aku masih ingat saat kamu selalu
Selanjutnya beragam mutiara aku terima pasca menjadi menghiburku di saat aku sedih dan saat kamu selalu hadir di saat
habisnya apa saja yang mereka kuasai. aku butuhkan tanpa harus memanggil manggil dan meminta
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis- bantuan. Kamu selalu hadir menemaniku tanpa perlu banyak kata
kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu kamu memahamiku lebih baik daripada diriku sendiri.
hidupnya. sekali. Hanya saja aku senang kamu sudah memaafkanku dan
kecil daripada laki-laki 17 tahun yang sedang pusing dengan memahamiku lebih baik daripada diriku sendiri.
Aku menatap Bima. Kadang, Bima kelihatan seperti anak Kamu terlalu baik untukku tapi aku, tidak ingin
jalanan aspal yang berlubang. Sambil tertawa-tawa. hubungan persahabatan ini rusak jika kita memiliki hubungan
mulai berputar-putar di sana, melangkahkan kaki-kakinya di serius dan kamu selalu sabar dengan segala jalan pikiranku, kamu
Bima maju ke depanku dan merentangkan tangan. Dia memang orang yang selalu bisa memahamiku lebih baik dan aku
pengen masuk seni teater.” senang bisa bertemu denganmu kembali walau hanya sebentar.
sawah sebelum masuk ke desa, Bima tiba-tiba berkata, “Aku Seandainya kamu tahu semenjak kepergianmu aku
Pulang sekolah, ketika kami menyusuri jalanan hening sekarang sadar bahwa ada sesuatu yang hilang dan yang hilang itu
kehabisan waktu dan melewati beberapa pertanyaan. adalah dirimu dan aku baru tersadar bahwa aku sudah mulai
sendiri. Bahkan waktu try out, dia adalah satu-satunya anak yang menyukaimu haanya saja kesempatan saat bertemu denganmu
detik baginya adalah waktu bersenang-senang dengan dirinya untuk keduakalinya tidak aku manfaatkan dengan baik lagi untuk
Bima mungkin selalu nampak santai setiap harinya. Setiap mengungkapkan semua perasaanku. Aku harap kamu bisa
“Bim!” panggilku. mendengar isi hatiku sekarang bahwa aku sangat rindu saat
main game dengan anak-anak yang duduk di belakang kami. bersamamu dalam waktu dan ruang yang sama.
Aku duduk di mejaku. Bima ada di sampingku, sedang Akhirnya impianku untuk bertemu denganmu kedua
jadi separuh hening. kalinya sudah terjadi, di antara waktu dan ruang yang sama saat
anak-anak di kels memengaruhi suasana kelas yang biasanya riuh bersamamu aku memiliki banyak pemahaman dan melihat
cepat. Mata-mata memerah karena kurang tidur dan kelelahan semuanya dengan sangat baik dalam sisi yang berbeda bukan dari
bimbel sepulang sekolah. Semuanya jadi rumit. Waktu berjalan pandanganku tapi pandangan dirimu juga. Aku merasa jadi lebih
nilai demi nilai. Melakukan perbaikan nilai, meminta remidial dan baik dan menjadi seseorang yang bahagia daripada sebelumnya.
Kami semua sibuk mendaftarkan diri ke universitas. Merekap Terima kasih sudah menjadi bagian dari cerita perjalananku, aku
Februari 2019, tahun lalu senang bisa bertemu denganmu pertama kali, aku senang
menghabiskan waktu waktuku saat bersamamu, aku senang saat
berada dalam ruang yang sama tanpa takut terpisah oleh jarak
dan mengambil jas almamater dan keluar kamar. yang berbeda saat itu.
Melupakan kata terakhir yang harus aku tulis, aku beranjak Semua terasa begitu menyenangkan dan menggembirakan
berjalan sangat cepat dari seharusnya. saat saat bersama denganmu dan aku baru menyadarinya bahwa
mengerjakan naskah teater. Aku meraung, kesal dengan hari yang kamu adalah bagian dari cerita dan orang yang berharga bagi
Pukul satu lebih dua puluh. Ini merupakan saatnya kami diriku selama ini dan kenapa aku baru menyadarinya saat dirimu
Aku menggeleng. Tersadar, aku melihat jam di dinding. sudah jauh dan hilang sehingga aku tidak bisa setiap waktu
H
Aku memutuskan berhenti di salah satu sisi jalan tepat di bawah
lampu. Aku duduk di sebelah kursi roda Bima, memandang
pendar bintang yang berkilauan dan juga bulan sabit yang malam
ini terang sekali. Aku memeluk lutut, menatap Bima dari bawah
sini. Sekar Pawitralaksmi
Wajah Bima yang pucat masih saja berseri. Kulit wajahnya
yang sewarna madu diterpa lampu jalanan, dan matanya
berkilauan karena bintang.
Impian Tania yang Hancur
Bima kadang kala bisa menjadi seseorang yang benar-benar
bisa aku cintai. Sebagai seorang kawan lama, sebagai seorang laki-
laki, dan sebagai seorang remaja tujuh belas tahun yang sedang
berjuang.
“Gimana sekolah?”
170 aireen
171 Wake The Night with You
78 Sekar Pawitralaksmi
173 Wake The Night with You
80 Sekar Pawitralaksmi
81 Impian Tania yang Hancur
Profil
Saku Buku Indonesia
Jadikan Buku Sebagai Saku Informasi
@sakubuku.id
Saku Buku merupakan platform sadar literasi yang berupaya
mewadahi kebutuhan penulis dan pembaca serta
menyemarakkan pertemuan keduanya.
Saku Buku mencoba hadir sebagai wadah apresiasi bagi
penulis untuk semakin semangat berbagi melalui beragam jenis
tulisan, baik fiksi maupun non fiksi pengetahuan.
bertanya keadaan Pak Beno dan keluarga.
Saku Buku juga mencoba menyediakan beragam bacaan
masih komunikasi dengan Tania, walaupun Tania sekedar
menjadi suami dan ayah yang baik. Sampai saat itu pun Pak Beno menarik bagi para pembaca yang membutuhkan banyak ide-ide
semakin sukses dan membuka cabang di kota-kota besar, juga baru, informasi dan pengetahuan serta hiburan menarik, tentu
Sedangkan perusahaan yang dipimpin oleh Pak Beno dengan materi yang telah dikurasi.
Sekarang, Marcella hanya bisa menyesali perbuatannya. Selain itu, Saku Buku hadir menjadi jembatan untuk
hamil tanpa dia tau siapa bapak anak yang ada di kandungannya. mempertemukan para ahli untuk berbagi inspirasi serta
seorang pengedar narkoba. Bukan hanya itu, Marcella ternyata motivasi dari tiap bidang yang ditekuni.
Sekar Pawitralaksmi 82
Adapun program-program Saku Buku antara lain:
1. Layanan Konsultasi Penerbitan
Memberikan pelayanan konsultasi gratis bagi sahabat
Saku Buku yang ingin mengetahui proses dan
kebutuhan penerbitan karya menjadi sebuah buku.
2. Diskusi dan Gelar Wicara
Menghadirkan beragam tokoh untuk berbagi
pengetahuan dan inspirasi bagi khalayak ramai seputar
4. Sang Detective (Novel Chat)
dunia kepenulisan dan literasi.
3. Hantu Villa (Good Novel)
3. Apresiasi Karya 2. Pengantin Jawa (Novel Life)
Menyediakan wadah bagi penulis untuk membagikan (HOTBUKU)
karyanya melalui kanal media yang dimiliki Saku Buku. Detective Valentino Sang Pemburu Kejahatan
4. Konten Kreatif Sosial Media 1. Kenangan yang Tak Terlupakan, Bus Malam Misterius,
Menyediakan konten-konten kreatif seputar Literasi diantaranya:
seperti review dan rekomendasi buku, profil penulis, Beberapa karyanya tersebar di beberapa platform menulis,
jajak pendapat dan sebagainya. 087831632877
5. Nulis Bareng melalui Whatsapp 082328323619/
Menyelenggarakan acara Nulis Bareng dan atau dan cerita pendek. Dapat dihubungi
sekaligus lomba penulisan yang ditujukan sebagain
mulai menekuni sebagai penulis novel
SPV Marketing BCA (2020). Saat ini
wadah aktualisasi penulis. Hasil dari program ini
BRI Life Cabang Solo (2018-2019) dan
nantinya akan diterbitkan dalam bentuk buku bersama. Pernah bekerja sebagai Unit Manager
Saku Buku Indonesia juga membuka peluang kolaborasi tepatnya di Jl Tantular, Condongcatur.
dan kerjasama dalam berbagai program di bidang literasi, berdomisili di Sleman, Yogyakarta,
seperti pelaksanaan dan bimbingan menulis buku bareng, Sekar Pawitralaksmi penulis yang
seminar dan diskusi, bedah buku, dan bentuk lainnya.
Tentang Penulis
sakubuku.id@gmail.com K @sakubuku.id Q
Sakubuku E Sakubuku.id t
@sakubukuID D 0857 2275 3823 L Impian Tertinggi
Pemesanan dan informasi kerjasama lebih lanjut hubungi:
Ashriady
S
etiap manusia memiliki impian, sebagaimana seorang orang
tua yang semenjak anaknya masih dalam kandungan bercita-
cita kelak lahir seorang anak yang akan menjadi generasi
penerus harapan keluarga. Sebuah peribahasa mengungkapkan
“harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading,
manusia mati meninggalkan nama.”
Peribahasa ini memberi makna bahwa setiap orang yang
sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan
perbuatannya di dunia. Meninggalkan nama dapat dimaknai
meninggalkan keturunan (anak-anak yang baik), telah dididik
melalui jerih payah dan tempaan yang panjang dari orang tuanya
sehingga kebaikan perilaku orang tuanya menular kepada anak-
anaknya. Terbentuk sebuah generasi yang melanjutkan kebaikan
orang tuanya selama di dunia walaupun orang tunya telah tiada
KATALOG (meninggal dunia).
83
Sebagai penulis, saya bersyukur telah ditakdirkan hidup di
tengah-tengah keluarga yang sederhana, yang telah melalui Ikuti terus program nulis bareng @sakubuku.id ya!
tempaan yang panjang dari orang tua kami. Ayah yang berprofesi Terima kasih telah membaca tulisan sampai akhir.
sebagai seorang guru SD dan Ibu yang hanya mengurusi rumah
tangga. Tempaan yang panjang kami maksudkan adalah proses
dimana kami dibentuk dalam keluarga yang hidup serba
berkecukupan. Label PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang melekat
pada profesi Ayah kami mungkin cukup untuk disyukuri -------------------------------
dibanding beberapa keluarga lainnya dengan sumber pendapatan -------------------------------
yang tidak tetap bahkan terkadang tidak jelas. Kondisi ini tidak -------------------------------
membuat keluarga kami bebas dari rintangan ekonomi. Hal ini -------------------------------
sangat terasa ketika saya dan kakak sulung memasuki dunia -------------------------------
perguruan tinggi. Hal ini diperparah ketika Allah menakdirkan -------------------------------
kami hanya dapat diterima di Perguruan Tinggi Swasta. -------------------------------
Keadaan ini tidak menyurutkan sedikit pun semangat Ayah -------------------------------
untuk membiayai kuliah kami. Kondisi penderitaan yang Ayah -------------------------------
rasakan sewaktu sekolah dahulu telah behasil mengantarkannya -------------------------------
mencapai impiannya menjadi seorang pegawai negeri. Hal inilah -------------------------------
yang memberikan motivasi besar agar anaknya kelak dapat
-------------------------------
mengenyam pendidikan bahkan ke jenjang yang lebih tinggi dari
-------------------------------
apa yang telah beliau peroleh.
Dengan motivasi tersebut, Ayah kami berusaha mengatur
-------------------------------
dengan baik pengelolaan keuangan dalam keluarga. Berusaha
menyisihkan sebagian gajinya untuk tabungan sekolah kami,
tentu hal ini turut mempengaruhi jumlah uang belanja yang
dialokasikan untuk Ibu kami. Kesabaran Ibu kami dalam
melakoni aktivitas cukup menjadi jawaban atas proses yang telah N.O.T.E
kami jalani hingga mencapai impian sampai saat ini.
84 Ashriady
Memulai pendidikan di tingkat SD (Sekolah Dasar) pada usia
yang cukup muda. Kala itu usiaku belum genap 6 tahun, tapi Ayah
sudah memutuskan untuk memasukkan aku ke sekolah agar
dapat memperkenalkan kondisi sekolah kepadaku lebih awal.
Jenjang TK yang tidak aku rasakan mungkin salah satu alasan para
orang tua memasukkan anaknya ke tingkat SD lebih awal
termasuk Ayah kami.
Kondisi yang sama mungkin hampir dirasakan oleh anak-
anak seusiaku atau seangkatan sekolah waktu itu, jangankan
berpikir tentang cita-cita, apabila ditanyakan tentang tujuan
sekolah saja, kami belum tahu menjawabnya. Kalau diibaratkan
seperti air mengalir, menjalani prosesnya apa adanya, bagiku
ketika bersekolah minimal saya akan banyak memiliki teman baru.
Keadaan ini sedikit mulai mengalami pergeseran ketika
berada di kelas 6 SD. Impianku untuk lulus SD dengan nilai
terbaik sudah mulai tertanam, dengan harapan kelak dapat
diterima di SMP Negeri di kota kami. Impian ini akhirnya harus
pupus, Ayahku belum memberikan izin untuk sekolah yang
letaknya jauh dari kampung kami.
Nilai Ebtanas Murni (NEM) terbaik di sekolah yang aku
kantongi harus mencukupkan diri dengan melanjutkan
pendidikan SMP Kecamatan di sebuah Desa yang tidak jauh dari
kampung kami. Alasan Ayah pada waktu itu cukup sederhana,
usiaku masih terbilang sangat mudah dengan postur tubuh yang
kecil sehingga belum layak untuk di lepas jauh-jauh dari orang
tua.
Menjalani aktivitas sekolah (SMP) di daerah, tidak
menyurutkan semangatku untuk belajar dengan tekun. Tak dapat
dipungkiri motivasi belajar anak-anak di daerah jauh berbeda
dengan anak-anak yang sekolah di kota dengan berbagai
dinamikanya, namun prestasi yang aku dapatkan selama di SMP
Impian Tertinggi 85
terbilang cukup baik bahkan selalu masuk dalam daftar 10 besar
terbaik di kelas.
Impianku untuk merasakan sekolah di kota belum pudar,
jika waktu SMP tidak diberikan izin oleh Ayah, berharap setelah
lulus dari SMP nanti dapat lanjut di sekolah SMA pavorit yang
ada di Kota Bone.
Seiring perjalanan waktu, aku pun berhasil melalui proses
pendikan SMP selama tiga tahun dan dinyatakan lulus dengan
nilai yang memuaskan. Aku pun berupaya mewujudkan impianku
dengan mendaftar di salah satu SMA Negeri di Kota Bone.
Setelah mendapat pertimbangan Ayah, aku pun memilih sekolah
tersebut untuk melanjutkan pendidikan tingkat SMA. Sekolah ini
juga merupakan sekolah dimana si sulung (kakak tertua) selesai
sampai akhirnya melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi.
Sekolah ini terkenal dengan penerapan peraturan yang ketat,
banyak hal yang diatur dalam sekolah ini seperti: panjang rambut,
model baju dan celana termasuk kedisiplinan datang dan pulang
di sekolah.
Situasi yang berbeda aku rasakan saat menjalani rutinitas
sekolah SMA di kota ini. Persaingan begitu ketat dan motivasi
belajar yang begitu tinggi ditampilkan oleh anak-anak kota.
Terkadang muncul perasaan minder dalam berinteraksi dengan
mereka, namun motivasiku cukup kuat ingin membuktikan
kepada Ayah bahwa anak yang sekolah dari kampung pun bisa
bersaing dengan anak-anak kota jika ada keinginan yang serius
untuk belajar. Sebenarnya prestasiku tidak terlalu buruk.
Walaupun tidak masuk 10 besar dalam kelas, namun nilaiku
cukup tinggi kalau dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas. Hal
inilah yang terus membuatku termotivasi dan memutusan untuk
memilih Jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) ketika berada di
bangku kelas 3 (Tiga) SMA.
86 Ashriady