Anda di halaman 1dari 94

Ilmu Biologi yang aku gemari sejak duduk di bangku SD

merupakan modal yang dapat digunakan untuk meraih impianku


kelak, jika Allah menakdirkan melanjutkan pendidikan di jenjang
Perguruan Tinggi. Pada waktu itu, belum terlintas sama sekali
tentang cita-citaku untuk menjadi guru atau pengajar di sekolah
sebagaimana profesi Ayah. Meskipun sekilas Ayah kami
terkadang menceritakan pengalamannya menjadi guru dengan
harapan dapat memotivasi kami mengikuti jejak beliau.
Setelah melalui proses selama 3 (tiga) tahun, aku pun
dinyakan lulus dari SMA dan bersiap-siap untuk melanjutkan
kuliah di Perguruan Tinggi. Harapan yang besar agar dapat kuliah
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama di Kota Makassar harus
pupus di tengah jalan. Program IPC yang saya pilih waktu itu
tidak membuahkan hasil, tiga jurusan (peminatan) yang saya pilih
tidak menghasilkan kelulusan satu pun.
Kondisi ini betul-betul menjadikanku terpuruk, tidak tahu
entah mau berbuat apalagi. Motivasi kedua orang tua kami betul-
betul menambah semangat, “Nak, jika belum rezeki di kampus negeri,
ya tidak apa-apa. Nanti kuliah di Perguruan Tinggi Swasta saja. Negeri
atau swasta itu sama saja, tergantung kamunya, mau belajar yang tekun
atau tidak.” Ayah menghampiriku.
“Baik, Ayah,” jawabku singkat.
Kata-kata yang dilontarkan Ayah saat itu betul-betul
menghujam di dadaku. Kucoba mendaftarkan diri di sebuah
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Makassar. Kampus tersebut
mengelola beberapa program studi di bidang Kesehatan
Masyarakat. Setelah melalui beberapa tahapan seleksi, akhirnya
kampus tersebut mengeluarkan pengumuman kelulusan
mahasiswa baru.
Informasi yang tak kuduga sebelumnya kembali
menghampiri, setelah membaca berulang-ulang hasil
Impian Tertinggi 87
pengumuman di kampus tersebut, saya tidak mendapati namaku
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
sebagai calon mahasiswa yang lulus seleksi. Tiba-tiba mataku dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tertuju pada bagian akhir lembaran pengumuman tersebut, 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
nampak namaku terpampang di nomor urut kedua sebagai dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda
peserta lulus cadangan. 9 ayat (l) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial
Kondisiku saat itu betul-betul tidak karuan, tidak jelas arah, Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
seperti orang kebingungan yang level tinggi. “Ya Rabb, apa dosa banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
hamba? Begitu berat ujian yang engkau timpakan padaku saat ini.” dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial
Ujian datang bertubi-tubi, kegagalan demi kegagalan Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal
datang silih berganti, ibarat sudah terjatuh tertimpa tangga pula. 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak
Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
Saat itu saya betul-betul merasa menjadi anak yang paling tidak dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
berguna bagi orang tua. Perjuangan orang tua yang tak kenal lelah dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
demi menyekolahkan kami, kini saya bayar dengan informasi-
Pasal 113
informasi kegagalan, sungguh aku sangat memahami kondisi yang Ketentuan Pidana
mereka rasakan.
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setelah melalui beberapa tahapan, alhamdulillah akhirnya deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
aku pun diterima secara resmi menjadi mahasiswa di PTS Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
Pasal 1
tersebut. Kucoba menutup rapat-rapat pintu kegagalan yang telah Lingkup Hak Cipta
kurasakan dan mencoba memulai lembaran baru, membenahi diri
TENTANG HAK CIPIA
menjadi seorang mahasiswa di bidang kesehatan. Meskipun saat NOMOR 28 TAHUN 2014
itu, impianku untuk meneruskan profesi Ayah sebagai pengajar UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
belum terbayangkan sama sekali.
Apakah dengan jurusan yang saya akan geluti ini akan
mengantarkanku menjadi seorang pegawai di Dinas Kesehatan,
puskesmas atau instansi kesehatan lainnya? Entahlah, biarkan
waktu yang akan menjawabnya.
Proses demi proses aku lalui dalam kampus tersebut. Selain
kuliah, kuluangkan waktu untuk terlibat aktif dalam berbagai
organisasi kemahasiswaan sampai level yang paling tinggi di
tingkat kampus yaitu di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Penguatan-penguatan keorganisasian yang aku peroleh di kampus
88 Ashriady
ini telah banyak merubah cara berpikirku sebagai seorang
mahasiswa. Empat tahun lebih menjalani aktifitas kuliah dan
keterlibatan dalam organisasi kampus akhirnya tak terasa
mengantarkanku menuju ke tahap penyelesaian tugas akhir. Gelar
sarjana yang aku raih tepat waktu cukup mendatangkan
kebahagiaan di tengah keluarga kami. Ayah pun kembali
menyarankan agar aku melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih
tinggi yaitu jenjang S2 (Strata Dua).
Menjalankan aktivittas sebagai seorang mahasiswa S2, berharap
dapat memiliki penghasilan tambahan untuk mengurangi beban
Tim Penulis Saku Buku Indonesia
biaya pendidikan yang masih ditanggung orang tua. Sambil kuliah,
tak lupa aku meluangkan waktu untuk mengikuti beberapa tes
penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di beberapa
Kabupaten di Sulawesi Selatan. Seingatku telah 5 (lima) kali tes
CPNS saya ikuti dengan formasi S1 namun tak juga membuahkan
Sekumpulan Cerita Pendek hasil. Setelah gelar Magister aku raih yang murni dibiayai oleh
orang tua akhirnya memberikan beban tersendiri dalam diriku.
Dengan tetap optimis di sela-sela aktivitas sebagai seorang
dosen swasta, tetap saya luangkan waktu untuk mengikuti tes
penerimaan dosen di beberapa Kementerian. Proses demi proses
aku jalani sampai akhirnya menjalani tes yang ke-3 (tiga) kalinya
menggunakan ijazah Magister. Kali ini aku coba di Kementerian
Kesehatan dengan formasi Dosen Poltekkes. Alhamdulillah,
berkat pertolongan Allah, setelah mengalami berbagai kegagalan-
kegagalan dalam setiap tes yang aku jalani, akhirnya Allah
memberikan hadiah terindah di usiaku yang ke-30 tahun yaitu
lulus menjadi seorang dosen di Perguruan Tinggi Negeri.
Berita ini cukup membuat keluarga kami berbahagia,
terutama Ayah yang telah banyak berjuang selama ini. Impian
Impian Tertinggi 89
Ayah di dunia ini terwujud, telah berhasil mengantarkan anaknya
menjadi seorang dosen negeri. Sesuai dengan harapannya
melahirkan generasi yang mattola pallallo (keberhasilan orang tua
adalah ketika mampu menjadikan anaknya sukses melebihi
dirinya).
Selang beberapa waktu setelah aku menjalani aktivitas Isi di luar tanggung jawab percetakan
sebagai seoarang pengajar di PTN. Melalui ujian penyakit yang penerbit.
ditimpakan kepada Ayah, akhirnya harus melalui jalur operasi Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
yang kemudian mengantarkan Ayah menuju tidur panjangnya.
Ayah kami telah mencapai impiannya di dunia dengan sukses ISBN: 978-623-5886-01-5
menyekolahkan 3 (tiga) orang anaknya sampai jenjang PT dan
akhinya mendapatkan pekerjaan yang layak. Ayah kami memang viii + 178 hlm; 14 x 20 cm
telah sukses menggapai impiannya sebagai sosok Kepala Rumah Cetakan Pertama, Desember 2021
Tangga namun kami anaknya belum sempat memberikan
kebaikan kepadanya hingga Allah memanggilnya pulang untuk No. Telp: +62 857-2275-3823 / +62 896-7700-5271
istirahat dari lelah panjangnya mengurus anak-anaknya di dunia. Facebook: Sakubuku
Impian kami yang tertinggi adalah meneruskan cita-cita Instagram: @sakubuku.id
Ayah, menjaga amanah ilmu yang dia titip kepada kami, amanah Email: sakubuku.id@gmail.com
SAKUBUKU INDONESIA
yang telah beliau bangun dengan jerih payah dan cucuran-
Tim Redaksi:
cucuran keringatnya. Jika Allah berkehendak, akan aku lanjutkan
perjuangan Ayah dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang Desain Sampul: Inayatur Rizqiyah
lebih tinggi lagi. Bahkan lebih dari itu, kami memiliki impian kelak Penata Letak: Hamda Alfansuri
keluarga kami dikumpulkan di tempat yang terbaik yaitu di Penyunting: Chrisania Sharon Vircilia
SurgaNya Allah Subhanahu Wata’ala, kelak kita akan berbagi
kisah bagaimana perjalanan kehidupan keluarga setelah Ayah Tim Penulis Saku Buku Indonesia
pergi meninggalkan kami, aamiin ... ANGK(A)SA
Diselesaikan di Mamuju, 21 Safar 1443 H/ 28 September
2021 M
90 Ashriady
91 Impian Tertinggi

Kata Pengantar

E-mail: ashriady.abumuadz@gmail.com
Segala puji dan syukur karena dengan limpahan rahmat dan
karunia-Nya, maka kumpulan cerpen ini bisa diselesaikan hingga
dosen tetap di Poltekkes Kemenkes Mamuju.
akhir. Adapun buku ini kami buat semenarik mungkin dan mudah
2009. Saat ini beliau bekerja sebagai
dimengerti oleh pembaca.
konsentrasi Epidemiologi selesai tahun
Semoga buku ini dapat jadi perpanjangan asa dan jadi
Program Pascasarjana UNHAS
penyemangat serta pengingat dalam perjuangan meraih mimpi.
Tamalatea Makassar tahun 2006,
Membentangkan asa setinggi angkasa.
Bone. Menyelesaikan kuliah S1 di STIK
Penulis menyadari apabila dalam penyusunan buku ini
SD sampai SMA diselesaikannya di
terdapat kekurangan, tetapi penulis meyakini sepenuhnya bahwa
Kabupaten Bone. Jenjang pendidikan
sekecil apa pun kekeliruannya tetap memberi manfaat. Akhir kata
terpencil di Kecamatan Awangpone
guna penyempurnaan buku ini, kritik dan saran dari pembaca
Bone, 25 Agustus 1984. Sebuah desa
sangat dinantikan.
Ashriady. Penulis lahir di Kajuara-
Apresiasi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak yang telah turut berpartisipasi dalam
penyusunan dan penyempurnaan buku ini.
Tentang Penulis
Tim Penulis

v
vi
Aisyah Firyal Maulidya ................................................................ 40
Cerita Lara: Setengah Gila
Tari Purwanti ................................................................................ 31
Asa dan Cinta, Kugenggam di Kanada
Wida Hernawati ........................................................................... 24
Mimpi Lengkara Meja Bundar
Eva Oktaviani............................................................................... 15
Harmi Sri Wulandari Harmin
Antara Cinta atau Cita-Cita
Melinda Wahyu Gianti .................................................................. 8
Keyakinan Terakhir
Pena Aksara .................................................................................... 1
Bintang; Keluar dari Zona Nyaman
amu ingin mengambil jurusan Sastra Indonesia agar bisa
menjadi penulis? Tidak usah! Jurusan itu tidak akan Daftar Isi ............................................................................ vi
memberimu pekerjaan. Ayah kan sudah bilang, ambil Kata Pengantar ................................................................... v
“K
jurusan farmasi saja, atau jika kamu sanggup Ayah akan
mendaftarkanmu ke kedokteran,” ujar ayah dengan air muka
penuh ketidaksetujuan saat aku mengutarakan keinginanku.
“Atau kamu mendaftar IPDN saja. Jika kamu bersekolah
di situ, ketika lulus nanti kamu tidak repot-repot lagi untuk
mencari kerja,” sela kakak pertamaku, Malik.
“Kamu itu beruntung. Punya kakak yang memberimu
petunjuk untuk memilih jurusan. Andai dulu aku tahu, aku pasti
Daftar Isi
mendaftar IPDN saja,” tambah Kakak mencoba melunakkan
hatiku yang kadung ingin menjadi seorang penulis.
“Nak, coba dengarkan apa yang ayah dan kakakmu
katakan. Jika kamu mengambil jurusan Sastra Indonesia, masa
depanmu tidak akan bagus sebab penulis tidak dipakai di sini.
92
vii Daftar Isi
Lihat suami Lastri, Nak. Ia lulusan sarjana sastra tapi sampai
Dahniar Arsyad ......................................................................... 127 sekarang masih menganggur. Sudah dua tahun ia tidak kunjung
Sarjana Tukang Gali Kubur mendapat pekerjaan.”
Mendengar perkataan ayah dan kakak, aku lantas terdiam.
Rhanty Fujiani Sapar................................................................. 122
Bingung. Aku bisa apa? Aku hanyalah gadis remaja berumur 17
Harapan tahun yang masih menggantungkan hidup pada orang tua. Aku
Raihanah Azka Reine Arifah ................................................... 115 tidak bisa membantah perkataan mereka karena tidak ingin dicap
Phalca sebagai anak pembangkang. Tapi apakah sesusah itu untuk
mewujudkan keinginanku? Aku hanya ingin mengambil jurusan
Nurhayanti Retnamasari........................................................... 108 yang aku sukai, bukan yang mereka sukai. Definisi sukses bukan
Pesan Terakhir Pak Wita hanya tergantung dari materi dan pekerjaan yang kita dapat, tetapi
Fally Avriantara ......................................................................... 101 bagaimana kamu menikmati prosesnya. Tapi kenapa harus aku
yang selalu dituntut?
Peluit Akhir yang Belum Dibunyikan
Sedari kecil aku selalu dituntut untuk menjadi juara kelas.
Harmi Sri Wulandari Harmin .................................................... 92 Bahkan di jenjang SMA sekali pun saat teman sebayaku asik
Mimpi Lengkara nongkrong dan bergaul sana-sini, aku selalu berada di rumah
Ashriady ........................................................................................ 83 dengan tumpukan buku. Kadang aku berpikir kenapa harus aku?
kedua kakak perempuanku tidak pernah dituntut seperti diriku.
Mereka bisa leluasa memilih jurusan yang mereka sukai.
Impian Tertinggi
Sekar Pawitralaksmi .................................................................... 76 Aku juga pernah memberitahu ayahku bahwa aku ingin
Impian Tania yang Hancur mengambil kursus menulis. Tapi langsung ditolak mentah-
Ilfinda Zaka Ochtafarela ............................................................ 68 mentah, dengan alasan menjadi penulis tidak akan memberiku
pekerjaan. Itu hanya akan membuang-buang waktu dan
Di Antara Waktu dan Ruang Saat Bersamamu mengganggu waktu belajarku. Alhasil keinginanku untuk kursus
Rahmawida Putri ......................................................................... 58 menulis harus aku kubur dalam-dalam.
Diawali Air Mata Diakhiri Canda Tawa Aku tak ingat kapan aku mulai menyukai dunia tulis-
menulis. Mungkin saat aku iseng mengikuti lomba penulisan
Ardhy Nur Ekasari...................................................................... 51
cerpen tingkat provinsi, dan ternyata itu membuahkan hasil yang
Sang Perangkai Kata memuaskan. Naskah yang kutulis ternyata berhasil menyabet
Nurul Hidayah ............................................................................. 44 juara. Dari situlah aku memiliki sesuatu yang benar-benar kusukai
Impian Bagas tanpa harus adanya paksaan dari Ayah maupun kakakku.
Mimpi Lengkara 93
Pena Aksara viii
Saat menulis aku merasa bebas. Aku bisa mengeluarkan
semua isi kepalaku ke dalam tulisan tanpa harus mendapatkan
penolakan atau ketidaksetujuan dari orang lain. Aku bisa
berimajinasi sendiri tanpa takut untuk dihakimi. Intinya saat
menulis aku merasa hidup tanpa harus memikirkan tuntutan
orang dewasa yang kian hari kian memaksaku untuk mengikuti
kemauan mereka.
Pagi ini aku duduk termenung di dalam kelas sendiri, masih
memikirkan perkataan ayah semalam yang menolak keras
keinginanku untuk menjadi penulis. Hingga aku tidak sadar
dengan kedatangan Nadia.
“Woy! Masih pagi kali, Ra. Udah ngelamun aja,”ujar Nadia.
Mendengar perkataan Nadia, aku lantas berbalik
melihatnya.
“Ha? Enggak kok. Gue nggak ngelamun.”
“Orang bodoh juga tau lo itu lagi ngelamun. Ada masalah
apa?”
Aku menghela napas sebelum menjelaskan kejadian
aireen ........................................................................................... 166
semalam yang membuatku melamun. Nadia yang mendengarkan Wake The Night with You
penjelasanku hanya mengangguk-angguk kepala. Azizah_Chicha ........................................................................... 154
“Jadi, intinya ayah lo nggak ngizinin lo buat ngambil Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018
jurusan sastra. Terus dia malah nyuruh lo buat ambil farmasi atau
kedokteran gitu?” tanya Nadia memastikan. Tiurma PT Simanjuntak STP MSi........................................... 146
Aku lantas menganggukkan kepala tanda setuju dengan Nada Sou Sou di Langit Katedral
perkataan Nadia. Ardhy Avrina Rachma .............................................................. 139
“Lo sama ayah lo itu kurang komunikasi. Ayah lo
Pelangi Selepas Hujan
sebenarnya cuman mau yang terbaik buat lo. Menurutnya dengan
lo masuk jurusan yang dia pilih, masa depan lo akan cerah. Hanya Mufrikha Imaroe Nusseiba ...................................................... 133
saja dia nggak mikirin lo bakal suka atau nggak. Coba deh, lo Melanjutkan Takdirku
94 Harmi Sri Wulandari Harmin
1
jelasin ke ayah lo. Kalau yang bakal jalanin itu lo bukan mereka,
seandainya lo ngambil jurusan yang mereka mau dan ujung-
ujungnya lo berhenti di tengah jalan kan lo juga yang rugi. Coba
jelasin aja dulu, jangan langsung patah semangat, masa gitu aja
aduk seisi kepala dan hatiku di pagi yang cerah ini. udah nyerah,” ujar Nadia dengan berapi-api.
diri dari ketinggian. Ah, Raka benar-benar berhasil mengaduk- Kadang aku sangat bersyukur bisa berteman dengan Nadia.
terhidang di depan mata, hingga akhirnya dipaksa menjatuhkan Dia adalah gadis pemberani, humble, dan mudah bergaul sehingga
tersusun, lalu mulai meniti satu demi satu anak tangga yang memiliki banyak teman. Sedangkan aku hanya memiliki beberapa
hati hanya dengan mengingatnya. Segala hal yang sudah teman, itu pun bisa dihitung jari.
bukan takut, tetapi rasanya sudah sangat hancur berkeping “Jadi lo rencana mau lanjut di mana?” Aku bertanya balik
ku masih termenung memikirkan kata-kata Raka. Aku pada Nadya.
Nadia hanya mengangkat bahu dan kemudian tertawa

A
kecil.
Aku lantas mengerutkan dahi. “Loh, enggak lanjut?”
-Saykoji, Jalan Panjang-
tanyaku.
masih panjang, garis akhir yang kupandang!”
“Gue nggak tau. Gue kasihan sama ibu harus banting
“Apa pun yang mereka bilang, tekadku takkan hilang, jalanku
tulang buat gue sama Aril. Tahun depan Aril udah masuk SMA,
dan jelas kebutuhan dia udah banyak. Kalau gue kuliah, beban ibu
gue bakalan nambah karena biayanya mahal. Aku nggak tega lihat
ibu harus banting tulang sampai larut malam buat menuhin
kebutuhan kita. Kayaknya gue cari kerja aja buat ngeringanin
Pena Aksara beban ibu,” jelasnya.
Mendengar perkataan Nadia, aku hanya bisa termangu.
Nadia adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, kedua kakaknya telah
Zona Nyaman
menikah dan memiliki keluarga sendiri. Ayahnya meninggal saat
dirinya berusia 12 tahun sehingga mereka harus dihidupi oleh
ibunya yang bekerja sebagai guru PNS di salah satu SMP Negeri.
Bintang; Keluar dari
Selain itu, ibunya juga menyambi sebagai penjahit. Mereka tidak
bisa mengandalkan gaji PNS ibunya yang tidak seberapa dengan
kebutuhan hidup mereka yang semakin hari semakin banyak.
Mimpi Lengkara 95
Harmi Sri Wulandari Harmin 96

“Kalau sudah besar nanti, kamu mau jadi apa, Rai?” tanya Ayah 'Pembahasan ini lagi'
sepulangnya dari kantor. napas panjang.
“Aku mau jadi bintang, Ayah! Seperti cerita di buku yang sering Mendengar perkataan Ibu Fatma membuatku menghela
Ayah bacakan,” jawab bocah lima tahun itu dengan mata berbinar, lalu ia sebesar itu dibuang sia-sia.”
naik ke pangkuan ayahnya. sekarang berubah fikiran? Ibu hanya menyayangkan jika bakat
“Hebat! Kamu mau jadi bintang apa?” tanya Ayah lagi. ya? Bahkan ibu yakin kamu bisa diterima di jurusan itu. Kenapa
“Aku mau jadi bintang dari semua bintang, yang paling terang dan Sastra Indonesia untuk memperdalam kemampuan menulismu,
disukai semua orang!” jawab bocah itu dengan antusias. “Bukannya waktu itu kamu bilang ingin masuk jurusan
“Baiklah, kalau begitu kamu harus mulai bersiap untuk menjadi jawaban dari pertanyaan seputar jurusan yang ingin kami masuki.
seorang bintang, Rai! Ayah yakin kamu pasti bisa.” Ayah membuat Apa benar?” tanya Bu Fatma sambil melihat kertas yang berisi
semangat semakin berkobar di dalam dadanya. “Begini, ibu lihat di sini kamu memilih jurusan Farmasi.
Ya, dialah Raina Azkiya. Putri tunggal dari keluarga Bapak “Ada apa ya, Bu?” tanyaku sembari menarik kursi.
Irawan Kusuma, seorang pengusaha sukses di bidang IT, dan Ibu merapikan mejanya.
Dwina Anggun. Sebagai ibu rumah tangga biasa, bundanya “Ah, iya. Ibu tadi manggil kamu,” jawab Ibu Fatma sambil
banyak menghabiskan waktu untuk menemani setiap tumbuh pekerjaannya saat mendengar perkataanku.
kembang Rai. Nama Raina sendiri merupakan gabungan dari Ibu Fatma yang sedang menulis langsung menghentikan
nama kedua orang tuanya, Irawan dan Dwina. “Ibu tadi manggil saya?” tanyaku memastikan.
Bunda selalu siap sedia kapan pun Rai membutuhkannya. Fatma.
Namun, takdir berkata lain. Ketika menginjak kelas 9, beliau jatuh “Assalamualaikum.” ucapku ketika memasuki ruangan Ibu
sakit. Rai baru saja sampai di rumah ketika mendapati Bunda ruangannya. Aku pun segera bergegas untuk menemui Ibu Fatma.
sedang meringis menahan nyeri di perutnya. Segera Rai dipanggil oleh Bu Fatma yang merupakan wali kelasku untuk ke
menghubungi Ayah. Dokter Indra yang juga merupakan tetangga siswi datang ke kelasku dan memberitahukan bahwa aku
Rai segera dimintai tolong untuk memeriksa bunda. Sayangnya, untuk menenangkan hati kami. Tapi tak lama kemudian seorang
saat Ayah sampai ke rumah, Bunda sudah tidak sadarkan diri. menyinggung soal kuliah. Kami mencoba membahas hal lain
Setelah itu, ayahnya dan Dokter Indra berbicara berdua di luar Setelah mendengar jawaban Nadia, aku tidak lagi
kamar. Rai tidak bisa mendengar obrolan mereka, ia terus saja jawab Nadia.
duduk di samping tempat tidur bunda dengan air mata berurai. mereka udah punya keluarga sendiri yang harus mereka biayain,”
Berbagai pikiran berkecamuk di kepalanya, dia takut! mereka walaupun mereka kakak gue sendiri. Gue juga mikir
Kenyataan itu datang mencekik hatinya saat Ayah “Gue nggak enak terus-terusan minta bantuan sama
menghampiri, lalu berjongkok di hadapannya. Bang Rizal sama Mbak Yuni nggak bisa bantu?” tanyaku.
“Tapi bukannya ibu lo mau lo itu lanjut kuliah? Emang

2 Pena Aksara
97 Mimpi Lengkara

“Kamu harus ikhlas ya, Sayang. Bunda mungkin tidak akan


Dia begitu karena khawatir akan masa depanmu.” sanggup untuk membuka matanya lagi–”
bicarakan baik-baik sama Ayah. Ibu yakin ayahmu akan mengerti. “Bunda kenapa? Tolong jawab Rai, Ayah ...,” Rai
baik untuk kamu. Kalau soal jurusan yang Ayah mau, nanti kita memotong pembicaraan ayahnya.
“Ibu bakal dukung apa pun keputusan kamu selama itu Namun, bukan sebuah jawaban yang ia dapatkan. Ayah
Mendengar pertanyaanku, Ibu lantas tersenyum. langsung memeluk erat dengan tangis yang tertahan.
sastra?” tanyaku hati-hati. “Innaalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun …, tepat saat azan Asar
“Bu, apa Ibu bakal dukung aku kalau memilih jurusan berkumandang, 15.18 WIB.” Dokter Indra berkata tanpa diminta
“Ada apa? Ibu tahu ada yang mengganjal di pikiranmu.” menjelaskan.
“Belum lapar, Bu.” Sejak itu, tidak ada lagi Raina si Bintang diantara para
“Kenapa nggak gabung makan tadi?” tanya ibuku. bintang. Saat kelulusan tiba, namanya berhasil nongkrong di
berdiri di baliknya. deretan sepuluh peringkat terbawah.
tiba pintu kamarku terbuka dan menampakkan sosok ibu yang
untuk berbicara dengan Ayah. Dalam keheningan kamar, tiba-
ini. Aku sedang menguatkan hati dan mempersiapkan mental Seperti itulah kisahku. Aku, Raina Azkiya. Bukan perkara mudah
Aku sengaja melewatkan makan malam bersama keluarga malam untuk melanjutkan langkah setelah kepergian bunda. Waktu terus
bergulir, tanpa terasa sepuluh tahun sudah meniti detik demi
detik dengan langkah terseok. Ayah dengan susah payah
kembali membuncah dalam diriku. membagi waktunya untukku dan kewajibannya mencari nafkah di
Setelah mendengar saran Bu Fatma, secercah harapan luar rumah. Beberapa kali Ayah sempat mengenalkan seseorang
hari ke hati.” yang bersedia menjadi pengganti Bunda untukku. Namun, tentu
ayahmu. Ibu yakin beliau pasti setuju jika kamu menjelaskan dari saja aku tidak pernah bisa menggantikan bunda dengan siapa pun.
tenggelam begitu saja. Saran Ibu coba bicarakan baik-baik dengan “Kalian berhak untuk bahagia, Ra. Cobalah untuk mulai
penulis terkenal. Sangat disayangkan kalau bakatmu harus berdamai dengan keadaan, tidak ada yang salah. Semua yang
diasah sedikit lagi. Ibu yakin kamu pasti akan menjadi seorang terjadi memang sudah menjadi jalan takdir yang sudah ditentukan
bicarakan lagi dengan ayahmu? Kamu itu punya bakat lo, tinggal Yang Maha Kuasa. Delapan tahun mengenalmu, kurasa aku bisa
sangat penting di setiap langkah kita. Tapi apa kamu tidak bisa paham apa yang paling kamu takutkan. It’s ok, Ra. Tidak ada yang
dengan keinginan orang tua. Bagaimana pun restu orang tua salah saat kita terjatuh, tidak apa-apa jika kita salah mengambil
“Aduh … susah juga kalau keinginanmu tidak sejalan langkah. Yang terpenting adalah bagaimana kita melanjutkan
Indonesia, Bu. Ayah menyuruhku untuk memilih Farmasi saja.” langkah setelah itu semua terjadi.” Raka berusaha memberikan
“Ayahku tidak setuju kalau aku masuk jurusan Sastra

Bintang; Keluar dari Zona Nyaman 3


Pena Aksara 4
Seketika senyum lebar terbit di bibirku. Dalam hati, aku
yakin akan memenangkan hati Ayah. Ibu lalu mengajakku menuju
ruang keluarga untuk berbicara kepada Ayah. dengan gaya yang khas,” lanjut Raka.
“Yah! Lengkara mau bicara sama Ayah,” ucap Ibu saat absurd yang enggak jelas. Kamu selalu bisa menyampaikannya
kami sudah tiba di ruang keluarga. paling bahagia saat menulis. Entah itu tulisan serius atau tulisan
“Ada apa, Lengkara?” tanya Ayah. “Dari semua talent yang kamu punya, aku bisa lihat kamu
“Ayah. aku akan masuk jurusan Sastra Indonesia!” menyodorkan ponselnya.
Mendengar perkataanku, Ayah menggeleng. “Ayah kan “Coba kamu mulai dari sini,” ucap Raka sambil
sudah bilang, jurusan yang kamu pilih itu tidak akan membuat hingga tidak ada kesempatan untuk bintang bersinar.
masa depanmu cerah, Lengkara!” Aku masih ragu. Seolah waktu yang aku lalui selalu siang,
“Tapi yang menjalani semuanya nanti aku, bukan ayah atau itu,” ucap Raka dengan senyum dan tatapan teduhnya.
pun kakak. Jika aku memilih jurusan yang Ayah mau tapi ujung- menjadi lebih dari apa yang kamu lakukan sekarang. Aku yakin
ujungnya aku berhenti di tengah jalan, yang rugi bukan hanya aku, sudah sangat hebat bertahan selama ini, dan kamu bisa untuk
tapi juga keluarga kita. Kunci kesuksesan bukan sekadar dari tentu bukan untuk menjadikan bintangnya meredup, 'kan? Kamu
materi dan jabatan, tapi bagaimana aku dapat menikmati semua cukup untuk Sang Bintang bersinar lagi. Usaha Bunda selama ini
prosesnya. Percuma aku punya jabatan dan juga pekerjaan bagus “Udah sepuluh tahun 'kan, Ra? Kayaknya udah lebih dari
jika aku tidak menikmatinya. Itu semua akan sia-sia, Yah. Jadi Raka tahu itu. Dia mengusap kepalaku.
tolong, support Lengkara untuk mewujudkan cita-cita Lengkara. Mengingat Bunda selalu menghadirkan kabut di mataku,
Aku cuman butuh restu dari Ayah, biarkan aku berdiri di atas kaki siap.”
aku kali ini dan apapun konsekuensi yang akan aku dapat ke Bunda. Jadi ketika beliau tiba-tiba pergi, aku bener-bener enggak
depannya aku akan terima itu. Tapi satu hal yang harus Ayah salahnya, dulu aku terlalu menggantungkan segalanya sama
percaya, aku pasti nggak akan ngecewain Ayah.” Aku Abang ngalamin sendiri, susah.” Aku menghela napas, “Mungkin
menjelaskan sembari berusaha menahan tangis. “Kalau ngomong doang mah gampang, Bang. Coba kalo
“Biarkan kali ini Lengkara menentukan pilihannya. Sudah other, right?!” Raka selalu bisa mematahkan alibi yang aku susun.
cukup kita memaksakan kehendak kepada dia. Hal yang Lengkara dengarkan ceritanya, pendapatnya, masukannya. You have each
bilang itu betul. Bukan kita yang akan menjalani semua itu tapi Aku tau kamu sayang banget 'kan sama Ayah? Coba mulai
dia. Jadi biarkan dia kali ini menentukan apa yang dia suka.” Ibu “Cobalah untuk bisa lebih dekat lagi dengan ayahmu, Ra.
membenarkan perkataanku. Bang,” elakku.
Ayah terdiam sesaat setelah mendengarkan perkataanku “Masalahnya, aku enggak tahu harus mulai dari mana,
dan juga ibu. Namun tidak lama setelah itu anggukan samar dan denganku.
juga senyum Ayah sudah cukup membuatku senang. Aku tahu masukan sebagai salah satu dari tidak banyak orang yang dekat
98 Harmi Sri Wulandari Harmin
99 Mimpi Lengkara

Aku meneliti tampilan ponselnya. Sebuah sayembara


menulis, dengan hadiah utama satu buah laptop yang aku
inginkan.
“Wow, laptop ini, Bang!” Seketika mataku membulat
sempurna.
“Yup! Dell XPS 13, kamu bisa banget jadiin pemicu untuk
mulai mengambil langkah baru, Ra. Apa pun hasilnya nanti, yang
penting kamu sudah berani keluar dari zona nyamanmu sekarang
ini,” ucap Raka lagi.
“Hmm, aku nulis apa ya, Bang?” tanyaku.
“Apa pun yang kamu rasakan. Temanya 'kan healing. Pas
buat kamu coba mengeluarkan segala yang terpendam selama ini.
Selain heal-nya dapat, semoga aja hadiah utamanya juga.” Raka
menggerak-gerakkan alisnya.
“Bisa aja kamu, Bang.” Aku tertawa menanggapi
tingkahnya.
“Harus bisa, dong! Persiapan buat masa depan,” katanya
sambil mengedipkan sebelah matanya. Aku hanya mencibir.
“Jadi Abang pagi-pagi ke sini cuma buat ngasih lihat ini
doang?” tanyaku.
“Ya ngga cuman, Ra. Ini adalah pertempuran antara hidup
dan mati!” jawabnya berapi-api.
“Ikan kali ah digoreng, mati.” Aku menjulurkan lidah.
“Seriusan, Ra. Ibarat kata, ini baru pembukaannya doang.
Intinya belum sampai,” katanya.
Aku mengerutkan kening, “maksudnya?”
“Ayah ada enggak, Ra?” tanya Raka lagi.
“Ada di dalam, paling juga di teras belakang ngobrol sama
serta orang-orang di sekelilingku yang selalu mendukungku. ikan-ikannya.” Kebiasaan Ayah memang begitu di hari liburnya.
tidak mengecewakannya, pun Ibu yang sudah percaya kepadaku “Aku … mau ketemu Ayah. Boleh, nggak?” Ada sedikit
masih ada keraguan di diri Ayah, tapi aku akan memastikan untuk kegugupan tersirat dari cara bicaranya.

Bintang; Keluar dari Zona Nyaman 5


Pena Aksara 6
Tentang Penulis
Harmi Sri Wulandari lahir di
Masamba, Sulawesi Selatan pada
21 Juli 2004. Perempuan yang
akrab disapa Harmi atau Cii ini
adalah seorang pecinta mie, boba,
dan alpukat kocok. Selain itu, ia
juga seorang Astrophile.
Merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara yang saat ini sedang
duduk di bangku kelas XII SMA.
Hobinya yaitu membaca dan
menulis cerpen. Kecintannya
pada dunia tulis-menulis dimulai pada 2020 setelah terinspirasi
oleh beberapa cerita di Wattpad. Dan Mimpi Lengkara adalah
cerita pertamanya. Dapat dihubungi melalui akun Instagram
hrmi_s.wlndri
sampai akhirnya kami berdua tiba di hadapan Ayah.
Raka tak menghiraukan ucapanku, dia terus melangkah
apa lagi.
“Lho, Bang? Tapi, kan …,” Aku tidak tahu harus berkata
menemui ayah.
Raka sambil berdiri dan menarik tanganku untuk ikut dengannya
“Abang mau minta anaknya buat dibawa ke KUA,” ucap
pinjam uang, ya?” candaku.
“Ih, tumben-tumbenan amat minta izin. Abang mau
100 Harmi Sri Wulandari Harmin
7 Bintang; Keluar dari Zona Nyaman
Peluit Akhir yang
Belum Dibunyikan
Fally Avriantara
WA : 0857-7149-2289 (wa only)
Surel : mutiarafilia@gmail.com
IG : mutiara_afilia
Penulis bisa disapa melalui beberapa akun berikut
PARIS, 2024
ataku terus tertuju kepada para pemain di lapangan yang
yang tanpa disadari kian menggunung.
sedang melakukan pemanasan. Aku duduk di barisan kursi
utamanya adalah writing for healing, mengeluarkan sampah emosi
naratama bersama dengan beberapa perwakilan petinggi
mempertemukannya dengan berbagai komunitas literasi. Tujuan
federasi sepak bola negara lainnya. Suasana stadion masih sepi.
Pandemi yang datang, kemudian

M
Padahal, sekitar setengah jam lagi pertandingan akan dimulai. Ini
Bahkan, tak jarang putus di tengah jalan.
adalah pertandingan pertama di Grup B yang sangat tidak mudah
begitu saja, tanpa aturan, tanpa tujuan.
karena lawan yang kami hadapi adalah Tim Nasional Spanyol,
putih biru. Tulisan-tulisan yang mengalir
peraih medali emas cabang sepak bola putra pada Olimpiade
terbiasa menulis sejak duduk di bangku
Tokyo 2020. Walaupun usia mereka tidak berbeda jauh dengan
tangga biasa dengan sepasang buah hati, ia
pemain Indonesia, namun status sebagai pemain di klub besar
seperti Real Madrid atau Barcelona tentu menjadi pembeda
Pena Aksara - Seorang ibu rumah
dibandingkan dengan pemain-pemain kita yang hanya bermain di
liga lokal. Namun, hal itu tidak penting lagi. Sudah lama
Tentang Penulis Indonesia tidak tampil pada cabang olahraga sepak bola putra di
Olimpiade. Kesempatan berlaga di cabang sepak bola putra
101
8
Olimpiade merupakan prestasi tersendiri bagi negara seperti
memberi tawa dan memberi sambutan percakapan. Di sudut
Indonesia yang sepak bolanya masih belum beranjak maju dan
berkerumun di sudut lapangan. Entah dengan keluarga, saling
selalu dipenuhi dengan intrik kepentingan tertentu. Terakhir kali
Kuedarkan arah pandangku dan kulihat beberapa orang
Tim Nasional Sepakbola Indonesia berpartisipasi pada ajang
diam meski dipaksa.
multicabang terbesar di dunia ini adalah saat berlaga pada
awal ke rumah dan beristirahat, namun riuh di kepala tak berhenti
Olimpiade Melbourne 1956. Saat itu negara kita mengejutkan
menunjukkan pukul delapan malam. Niat hati ingin pulang lebih
dunia dengan mampu menahan imbang salah satu tim terkuat Uni
keberhasilan, malah justru sebaliknya. Kulirik jam sudah
Soviet dengan skor imbang tanpa gol alias 0-0. Akan tetapi saat
Tidak ada perayaan apa pun, seperti hariku. Tidak ada kabar
dilakukannya pertandingan ulang, Indonesia dipermalukan
lun-alun kota tidak pernah sepi dari warna-warni lampu.
dengan skor 0-4.

A
Perjalananku hingga sampai di titik ini tidaklah mudah.
Berjuanglah sekali lagi, Tuhan ingin kamu bermimpi.
Mimpi dan impian untuk berkarir di dunia sepak bola sempat aku
Setiap pilihan punya resiko dan setiap mimpi punya kendala.
lupakan, tenggelam oleh rutinitas kerja khas pekerja pada kota- keluargamu.
kota besar yang hidup hanya untuk membayar segala macan keluargamu ataukah justru terpuruk karena tuntutan
tagihan, hingga kemudian seorang teman kerja membangkitkan gambaran apakah kamu akan berhasil dengan dukungan
kembali asa mimpi itu. berada atau cukup dengan ada. Tuhan juga tidak memberimu
Tuhan tidak memberimu pilihan, mau lahir di keluarga yang
JAKARTA, beberapa tahun yang lalu
Aku sangat menyukai sepak bola, meskipun jujur aku tidak terlalu
pandai memainkannya. Kecintaanku pada sepak bola bermula
ketika aku menonton tayangan pertandingan liga sepak bola
Inggris yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta di Melinda Wahyu Gianti
Indonesia. Pada setiap akhir pekan aku akan menyempatkan diri
untuk begadang meyaksikan pertandingan melalui layar kaca,
Keyakinan Terakhir
terutama bila tim kesayanganku Chelsea berlaga. Masa-masa itu
adalah masa yang indah. Liga-liga sepak bola Eropa masih
ditayangkan secara gratis lewat stasiun televisi free to air.
Selanjutnya, aku pun mulai mengikuti perkembangan sepak bola
Indonesia semenjak penampilam fenomenal Tim Nasional
Indonesia pada kejuaraan sepakbola antara negara di Asia
102 Fally Avriantara
9 Keyakinan Terakhir
Ah, sepertinya memang takdir tidak memihakku. Tenggara tahun 2005 yang melahirkan bocah ajaib dan kelak
karena pernah aku ciptakan ataukah takdir yang mendukungku? menjadi legenda bernama Boaz Salossa.
memenuhi kriteria dari keberhasilan? Apakah mimpiki yang salah Aku juga tidak pernah melupakan pengalaman ketika
keberhasilan? Dari sisi mana sehingga usahaku gagal untuk pertama kali menginjakkan kaki di dalam salah satu stadion
kegagalan bisa tidak mendapat kesempat untuk menyecap keramat nan bersejarah di Indonesia bernama Stadion Gelora
lemah di depannya. Bagaimana bisa aku yang selalu bangkit dari Bung Karno tahun 2009. Pada saat itu aku menyaksikan
Aku ingin menyangkal perkataannya. Aku ingin merasa pertandingan kualifikasi Piala Asia 2011 antara Timnas Indonesia
memberikan ketenangan yang memang sedang aku butuhkan. melawan Timnas Australia, yang mana Tim garuda mampu
yang indah buat kamu.” Winda merangkulku, berusaha menahan imbang negeri kangguru dengan skor kacamata. Aku
selalu bangkit dari kegagalan. Yakin deh, Tuhan lagi bikin rencana sangat terkesan dengan euforia supoter Timnas yang tiada henti
enggak gampang nyerah. Rea yang kukenal adalah orang yang meneriakkan dukungan dan yel-yel penyemangat. Sejak saat itu
kamu kecewa sama hasil lomba hari ini. Tapi, Rea yang kukenal aku memiliki impian yang mungkin bagi orang
“Hm, aku tahu kok apa yang sedang kamu rasain. Aku tahu kebanyakan sangat sederhana, tapi bagiku ini adalah
Aku menerimanya dan tanpa lama segera meneguknya. impian yang bermakna. Aku bertekad untuk bisa bekerja di
“Nih, minum dulu.” Jakarta agar aku suatu saat nanti bisa menjadi bagian dari
dan menyodorkannya padaku. federasi sepak bola Indonesia, untuk berharap bisa
Kemudian, ia sibuk membuka satu kaleng minuman dingin mendampingi Timnas Indonesia berlaga baik di dalam
saja. Tidak berucap apa pun. maupun luar negeri.
ucapnya yang kini sudah ada di sebelahku. Aku hanya meliriknya Perjalanan hidupku kemudian berlanjut di kota pelajar
“Sorry, ya, tadi jalanan macet, jadinya aku putar balik, deh,” Yogyakarta. Aku menempuh pendidikan tinggi hukum di salah
kutunggu. satu perguruan tinggi swasta di kota tersebut. Pada saat
Seseorang memanggilku. Aku yakin, dia adalah orang yang mengambil tugas akhir, aku memilih judul skripsi dengan
“Hai, Re!” menggabungkan materi dunia hukum dan dunia sepak bola. Aku
membicarakan suatu hal yang membaenggakan. mengambil penelitian tentang kekerasan suporter sepakbola.
yang di sebelahnya. Entahlah, mungkin mereka sedang Mengapa aku mengambil tema ini? Semua bermula ketika aku
bahagia seorang laki-laki dan sambutan senyuman dari wanita mengalami pengalaman empiris secara langsung. Suatu hari aku
menyerupai warna jingga yang lebih redup. Terlihat raut wajah menyaksikan secara langsung pertandingan antara klub lokal di
dipenuhi gerobak yang ditemarami lampu dengan warna yang kota Yogyakarta melawan salah satu klub sepakbola di Jawa
tertangkap oleh pendengaranku. Di sudut lainnya, deretan jalan Tengah. Pada saai itu aku menjadi saksi ketika tim tuan rumah
sekalipun dibarengi dengan tawa renyah yang ebebrapa kalah, dan suporter tim ruan rumah melampiaskan kekecewaan
lainnya, beberapa anak-anak sibuk berlarian ke sana dan ke sini dengan melakukan pengrusakan dan penganiayaan terhadap tim
Peluit Akhir yang Belum Dibunyikan 103
Melinda Wahyu Gianti 10
lawan. Berangkat dari pengalaman itu lah yang membuat aku pernah diizinkan untuk dipajang. Bagaimana bisa aku akan
tertarik untuk mengambil penelitian tentang kekerasan suporter dibandingkan di rumah. Semua karyaku di rumah juga tidak
sepakbola dari sudut pandang kriminologi dan hukum pidana. sekali lagi. Rasanya begitu menyesakkan ketika terus
Aku berhasil lulus dan mendapatkan pekerjaan pada Aku menggelengkan kepala. Aku tidak ingin berjuang
sebuah firma hukum di Jakarta. Aku belum berhasil mewujudkan sekaligus juga sayang padanya?
impianku untuk menjadi bagian dari federasi sepak bola, namun cara menatapnya juga begitu teduh. Bagaimana bisa aku iri
penghasilan yang kuterima selalu kusisihkan untuk menyaksikan Kumohon …,” pinta Winda. Sorot matanya tidak pernah riuh,
Timnas Indonesia berlaga secara langsung. Ada beberapa kendala. Berjuanglah sekali lagi, Tuhan ingin kamu bermimpi.
pertandingan Timnas yang aku lihat secara lansung. Aku ikut keluargamu. Setiap pilihan punya resiko dan setiap mimpi punya
menjadi saksi langsung ketika Indonesia berduel melawan Timnas dukungan keluargamu ataukah justru terpuruk karena tuntutan
Islandia sebagai pertandingan pertama yang digelar di Stadion memberimu gambaran apakah kamu akan berhasil dengan
Geloran Bung Karno hasil renovasi. Aku menyaksikan ketika keluarga yang berada atau cukup dengan ada. Tuhan juga enggak
Indonesia bermain imbang melawan Timnas Filipina pada “Re, Tuhan enggak memberimu pilihan, mau lahir di
kejuaraan AFF. Aku menjadi bagian dari puluhan ribu suporter Akhirnya semua yang kutahan bisa lolos begitu saja.
timnas ketika menyaksikan Garuda u-19 nyaris selangkah lagi hidupku.”
masuk ke Piala Dunia U-20, dan aku menjadi bagian dari mereka. Aku akan biarkan mereka untuk mengatur jalan
penonton yang berteriak kegirangan ketika Timnas Indonesia u- lomba ini tidak bisa kumenangi, aku akan menuruti apa keinginan
19 mempermalukan Hong Kong u-19 dan Timnas Senior pelukis sudah tidak bisa lagi kuperjuangkan. Aku sudah janji, jika
Indonesia mengalahkan Timnas Vanuatu. memadamkannya. Sekarang, semua impianku untuk menjadi
Pandemi datang melanda dunia. Aku belum lagi dapat rumah itu adalah rumah yang sellau terbakar. Air saja tidak bisa
menyaksikan Timnas Garuda berlaga. Lowongan pekerjaan pada mungkin pulang, tapi bukan rumah yang kutinggali. Seolah,
federasi sepak bola Indonesia tak kunjung tersedia. Perlahan aku menerimamu, mereka mendukungmu. Sedangkan aku? Aku
mulai melupakan mimpi itu. Keinginan untuk berkarir di dunia kamu pulang, ada rumah yang menyambutmu. Karena mereka
sepak bola sepertinya akan hilang dimakan usia. Namun, pada membayangkan bagaimana rasanya menjadi kamu. Seolah ketika
suatu hari sebuah peristiwa merubah segalanya. Pada saat jam Keluargaku dan keluargamu jelas berbeda. Aku pernah
makan siang di kantor, seorang teman kerja bernama Anasonvi “Win, aku tahu kamu senang dengan keberhasilanmu.
melakukan streaming melalui ponsel pintarnya menyaksikan final betul kamu sangat tidak menyukainya.”
ganda putri cabang olahraga bulutangkis pada olimpiade Tokyo mencapainya. Terlebih, kamu sering dibandingkan dan aku tahu
2020. Anasonvi menujukkan ekspresi kegembiraannya yang dengan jas ptuih dan obat-obatan tidaklah mudah untuk
meluap-luap ketika menjadi saksi saat pasangan ganda putri impian menjadi seorang pelukis di tengah keluarga yang suka
Indonesia meraih medali emas pada cabang olah raga “Nangis aja, Re. Aku tahu ini menyesakkan. Memiliki
104 Fally Avriantara
11 Keyakinan Terakhir
Bagaimana jika akhirnya takdir mimpiku adalah meledak hari ini? bulutangkis. Pada saat itu aku bisa merasakan getaran
waktunya. Bagaimana jika mimpiku memang waktunya meredup? kebahagiaan yang luar biasa ketika bisa melihat pahlawan
Mereka akan meledak tanpa diminta, karena memang itu sudah olahraga berhasil menempati podium pertama. Saat itu entah
“Win, bintang di atas sana juga akan redup pada waktunya. mengapa terucap janji lisanku kepada anasonvi bahwa aku akan
akan mengerti.” membawa Timnas Sepakbola Indonesia menjadi bagian dari
Tuhan dan kamu juga yakin sama diri sendiri, orang tuamu pasti kontingen Indonsia di Olimpiade Paris 2024. Anasonvi hanya
“Aku tahu itu pasti sulit. Tapi selama kamu yakin dengan tertawa manis.
membiarkan bulir bening itu menetes lagi. Hingga kemudian kesempatan itu datang. Aku bergabung
kalau mimpiku itu nyata.” Suaraku tercekat begitu saja. Aku pun menjadi salah satu anggota Komite Eksekutif pada bagian legal
smeyakinkan mereka? Mereka aja enggak pernah menganggap di federasi sepakbola di Indonesia. Aku bersama-sama dengan
“Tapi, mau sampai kapan, Win? Sampai kapan aku haru teman-teman lain di federasi sepak bola Indonesia berjuang
Mereka pasti akan luluh, kok.” dengan keras memperbaiki kualitas organisasi federasi, kompetisi
“Kamu masih bisa meyakinkan kedua orang tuamu lagi. dan Tim Nasional, sampai kami akhirnya dapat mengirimkan tim
yang bisa aku munculkan?” sepak bola ke Olimpiade Paris.
“Keadaan membuatku menyerah, Win. Harapan apalagi
lain.”
malah berjanji yanglain lagi dengan mengorbankan janjimu yang PARIS 2024
pernah berjanji bakal terus memperjuangkannya, tetapi sekarang Para pemain berbaris di lapangan. Kedua kesebelasan melakukan
merasa tidak layak untuk memperjuangkan mimpimu. Kamu dulu ritual suci menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya oleh
tidak layak mendapatkannya. Seperti kamu saat ini, Re, kamu Timnas Indonesia, dan Marcha Real oleh Timnas Spanyol.
tadinya layak untuk dapatkan bintang itu, sekarang, malah merasa Selanjutnya para pemain menempati posisi masing-masing,
menyerah karena sugesti kita sendiri. Kita jadi merasa yang bersiap untuk berlaga. Peluit dibunyikan oleh wasit, pertanda
buat menggapainya, tuh enggak akan ada yang berhasil. Kita babak pertama telah dimulai. Tidak lupa aku berdoa agar Timnas
enggak bisa kita gapai. Seolah apa pun perjuangan yang dilakukan Garuda mendapatkan hasil yang baik. Sebelum itu aku
“Mereka tinggi banget, yah, sampai-sampai kelihatan kayak mengabadikan beberapa gambar dan video yang langsung
Aku pun mendongak ke atas. kukirimkan ke Anasonvi, untuk membuktikan janjiku bahwa
“Re, coba deh lihat bintang di atas.” Indonesia ternyata mampu mengirimkan wakil di Olimpiade
cabang sepakbola putra. Selanjutnya impian baru terlintas di
benakku. Bagaimana kalau aku bawa juga anak-anak ini berlaga
mana? di Piala Dunia 2026 yang tuan rumahnya adalah Amerika Serikat,
berjuang lagi sedangkan motivasiku saja sudah hilang entah ke
Peluit Akhir yang Belum Dibunyikan 105
Fally Avriantara 106

Aku tidak bisa berbuat apa pun lagi, 'kan?” tanyaku pada Winda
dengan pasrah.
Kemudian, teleponku bergetar. Tanpa kusengaja, aku
melihat notifikasi email dari pihak penyelenggara lomba melukis
hari ini. Buru-buru kubuka email-nya dan melupakan segala
maluku yang sedih karena itu. Kumohon, ada kabar yang
membahagiakan, ya, pintaku sembari buru-buru membuka email.
Winda yang di sampingku juga ikut penasaran.

Seolah tak percaya dengan kabar itu, aku pun menangis haru.
Winda benar, Tuhan memang punya rencana yang lebih baik
untukku. Saat aku kehilangan harapan, Tuhan mendatangkan
Winda untuk menyisihkan sedikit keyakinan untukku.
“Win, aku mau berjuang lagi,” ucapku sembari memeluk
Winda. bisa terjadi selama peluit akhir belum dibunyikan?
Kanada, dan Meksiko? Bukankah dalam sepak bola semua masih

12 Melinda Wahyu Gianti


107 Peluit Akhir yang Belum Dibunyikan

Malam ini, aku belajar satu hal. Tuhan memang tidak


pernah pilih kasih. Ia selalu membantu makhluk-Nya yang
berusaha. Semustahilnya mimpi jika keyakinan terakhirnya pada
Tuhan, tunggulah waktunya, Ia akan membuktikannya. Dengan
ini, aku akan mencoba meyakinkan orang tuaku lagi. Aku ingin
berjuang lagi untuk mimpiku.

Minggu pagi ini, aku bersama Papa, Mama, dan keluarga Winda
mengunjungi Museum Lukisan Fin Colour untuk peresmian hasil
lukisan peserta lomba. Tidak mudah memang meyakinkan Mama
dan Papa untuk datang, namun seperti yang Winda bilang, aku
adalah Rea yang tidak gampang menyerah. Aku adalah Rea
Renitasa yang selalu berjuang untuk mimpinya.
Ma, Pa, Win, aku berjanji aku enggak akan menyia-nyiakan
pengorbanan yang kalian lakukan. Aku akan tetap bermimpi daan
dikerjakan berjudul Alam Pikiran Yunani. menjadi pelukis terkenal, tekadku dalam hati.
yang menghadiahkan Rahmi Rachim bukunya yang baru selesai “Hei, Re! Buruan ih masuk ke ruangan, jangan di pintu
buku hasil karyanya sendiri, terinspirasi dari Muhammad Hatta masuk mulu!” teriak Winda. Aku pun mengejar mereka dengan
impian untuk menghadiahkan orang yang disayanginya sebuah perasaan bahagia.
membaca buku. Baginya, buku adalah jendela dunia. Memiliki
dari tiga bersaudara yang senang meluangkan waktu untuk
ini bekerja di salah satu Firma Hukum di Jakarta. Anak pertama
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tahun 2016. Saat
Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum
Fally Avriantara, lahir di Medan tanggal 17 April 1993.

Tentang Penulis

Keyakinan Terakhir 13
Melinda Wahyu Gianti 14
Pesan Terakhir Pak Wita
Nurhayanti Retnamasari
Teng … tong … teng … tong …
el berbunyi, tanda jam pelajaran akan dimulai. Gerbang
sekolah mulai ditutup, siswa-siswi berlarian menuju ruang
kelas masing-masing. Hariku seperti biasanya, dibuka
dengan mengajar pelajaran IPA. Aku melangkahkan kaki untuk
B
menuju ke kelas sambil melihat langit biru. Terbersit dalam
Email : giantimelindawahyu@gmail.com
pikiran, ternyata sudah lama diriku berada di Kota Melayu.
Instagram : @wahyugianti
“Aya, masuk kelas mana?” sorak pria paruh baya yang
hubungi :
membawa tas ransel berwarna hitam berjalan di belakangku
juga mendengarkan musik. Ingin berkenalan lebih dekat, bisa
sambil tersenyum lebar.
delapan. Aktif menulis sejak tahun 2019 dan hobinya membaca
“Masuk kelaas 7-3. Duluan ya, Pak,” jawabku sambil
Melinda Wahyu Gianti, lahir di bulan ke sebelas tahun sembilan
berjalan terburu-buru.
Pria paruh baya itu bernama Wita Lengifana, biasa
dipanggil Pak Wita.
Tentang Penulis
108
15
yang hampir saja ditutup. Perkenalanku dengan Pak Wita terjadi 11 tahun yang lalu,
jam 4 pagi.” Dengan terus berlari aku memasuki pintu gerbang pada saat aku pindah mengajar. Kala itu aku hendak masuk ruang
“Wah, apakah aku terlambat lagi? Padahal sudah bangun guru, beliau menghampiriku.
profesinya. “Ibu guru IPA yang baru, ya? Salam kenal, saya Wita. Saya
mahasiswa sudah berbaris menggunakan kekhasan atribut juga guru IPA.”
selama ospek. Pukul 05.30 sudah harus tiba di kampus. Semua “Betul, Pak. Saya Cahaya Hastari,” jawabku.
kurang tidur karena banyak sekali tugas yang harus diselesaikan Pak Wita merupakan guru IPA yang berasal dari jurusan
bagi mahasiswa. Sudah hampir seminggu aku selalu merasa fisika. Sementara, aku pula berasal dari jurusan biologi. Berbagi
tepatnya di daerah Yogyakarta. Yogyakarta adalah kota impian dan berkolaborasi mengenai materi pelajaran adalah kegiatan
mahasiswi baru di salah satu perguruan ternama di Indonesia, yang biasa kami lakukan. Bertukar pikiran dan bercanda menjadi
Aku Bella, lengkapnya Bella Permata. Aku adalah rutinitas sambil menunggu waktu pulang tiba.
mukaku. Bel pun berbunyi, tanda berakhirnya pelajaran. Kursi di
diajak kompromi, akhirnya aku memaksakan untuk membasuh ruang guru pun menjadi terisi karena telah menyelesaikan
Dengan badan terhuyung dan bola mata yang tidak mau pekerjaan.
“Hoahhh, masih jam 4 ternyata.” “Ya, jangan dulu pulang yah Bapak ada perlu nih,” ucap
Sontak aku bangun mematikan alarm di jam wekerku. Pak Wita.
ring … Kring …” “Siap,” jawabku.
Pak Wita bercerita bahwa ekstrakurikuler yang dibinanya

“K
akan melaksanakan karyawisata dan Bu Una telah menemukan
lokasi yang tepat. Aku diajak untuk berpartisipasi. Kegiatan akan
dilaksanakan dua minggu yang akan datang. “
“Pak, Aya buatin spanduk, ya,” saranku sambil gembira.
Eva Oktaviani “Iya, silakan dibuat,” jawab Pak Wita.
Hari karyawisata pun tiba. Anggota klub sains
dikumpulkan dan diberi pengarahan oleh Kepala Sekolah agar
tetap menjaga nama baik sekolah, pergi bersama dan pulang
Antara Cinta atau Cita-Cita
bersama, serta tetap jaga kebersihan. Dilanjutkan dengan foto
bersama.
“Aya, sini kita foto semua,” perintah Pak Wita yang sudah
berkumpul dengan siswa anggota klub sains, Kepala Sekolah dan
Bu Una.
Pesan Terakhir Pak Wita 109
Eva Oktaviani 16
“Enggak usah, Aya dokumentasikan saja,” jawabku. aku kenalin deh,” ledek Hana.
Para siswa pun menaiki kendaraan yang telah disewa. Tiba- “Hei, kok melamun? Terpesona ya, dengan mereka. Nanti
tiba Pak Wita bertanya. tidak terrlalu dekat dengan cowok.
“Ya, di mana OIF UMSU?” berdampak buruk pada kuliahku, jadi aku membatasi diri untuk
“Lah, Bapak belum pernah ke sana? Ya udah, Aya spesial dalam hidupku. Aku selalu menganggap pacaran itu akan
berangkatnya sama Bapak aja, biar kita pake GPS,” jawabku. cowok. Maklumlah aku belum pernah pacaran atau ada sosok
Bu Una berangkat bersama siswa lain, sedangkan aku naik Aku memang agak risih saat ramai, apalagi dekat dengan
di roda dua kesayangan Pak Wita. banyak teman,” pungkasnya.
“Pak, berhenti, Pak!” Kebiasaanku yang berbicara terburu- karena berseberangan dengan indekos cowok. Enak 'kan bisa
buru. “Oh, itu tenang saja. Tempatku memang selalu ramai,
“Ada apa, Ya?” tanya Pak Wita terheran. acara apa?” tanyaku.
“Aya enggak pakai helm. Ini rumah saudara Aya. Biar “Han, kenapa ramai sekali tempatmu? Memangnya ada
pinjam helm dulu ke situ,” jawabku malu. sana.
“Oh, iya. Baiklah,” balas Pak Wita. Pak Wita melajukan mengerjakan tugas kelompok. Aku memang baru pertama kali ke
roda duanya mengikuti arahan sesuai dari GPS yang kulihat. indekos salah satu temanku yang bernama Hanna untuk
Bu Una dan para siswa telah sampai terlebih dahulu. teman baruku. Hari ini kuliah kosong. Jadi aku janjian pergi ke
Mereka sedang makan karena sudah waktunya makan siang. Pak Yogyakarta sudah aku jelajahi bersama dengan Merry dan teman-
Wita membantu dan memperhatikan setiap siswa yang Hari demi hari, bulan demi bulan, tentu liku kota
mengalami kesulitan. Aku sangat senang mengenalnya karena dia Merry.
pun meperlakukanku seolah anaknya sendiri. “Iya, Bell. Setiap hari selalu begadang. Akhirnya …,” balas
“Aya, makasih ya udah mau bantu Bapak kemarin. Oh, iya dan kebetulan kami satu jurusan sekarang.
gimana rencananya? Lanjut, 'kan?” tanya Pak Wita. kepada sahabatku di tengah barisan. Dia adalah sahabat SMA-ku
Aku pun kembali teringat bahwa aku ingin mengikuti “Syukurlah hari ini terakhir, aku lega banget, Mer,” bisikku
seleksi Beasiswa jenjang S2 ke Jakarta. “Bapak tahu kan, kalau sangat berbeda sekali seperti kala aku di bangku sekolah.
pandangan keluarga besar Aya itu perempuan enggak perlu belum apa-apa. Kuliah saja belum dimulai. Ospek ini memang
sekolah tinggi. Sekarang Aya malah disuruh cepat-cepat untuk pantai setelah acara ini dan berteriak lega. Hmm, padahal ini
nikah. Aya enggak bisa bilang apa-apa,” jawabku. Ini hari terakhir ospek. Rasanya seperti ingin berlari ke
“Ya, kamu wajib berbakti kepada orang tua. Tetapi, kamu Subuh,” jawabku dengan nada terengah.
kasih pandangan dulu terutama kepada orang tuamu. Setahun “Iya, Kak. Maaf, padahal aku sudah bangun dari jam empat
yang lalu, anak Bapak setelah tamat kuliah ingin membuka usaha seniorku.
online. Bapak larang karena pengalamannya belum ada. Bahkan, “Hmm, Bella. Hampir saja kamu, ya,” tutur salah satu
110 Nurhayanti Retnamasari
17 Antara Cinta atau Cita-Cita
kepadaku melalui Hanna. Ya, aku pun menanggapinya dengan Bapak suruh untuk melamar pekerjaan ke perusahaan. Ketika
Singkat cerita, sosok lelaki itu selalu menitipkan salam Anak bapak bilang “Ayah, yang penting mengizinkan dan
sudah sore. Permisi, ya.” mendoakan saja. Sisanya Valent yang usaha. Valent hanya perlu
sehingga aku hanya tersenyum.”Hmm, maaf Mas. Lain kali aja, ridho Ayah supaya usaha berkah!” Mendengar itu Bapak jadi
depan,” tuturnya. Aku menganggap ajakannya tidak serius, luluh dan Alhamdulillah sekarang lagi berkembang,” cerita Pak
“Boleh jalan bareng, nggak? Aku juga sekalian mau ke Wita.
Ini kan cowok yang waktu itu. Setelah tiga hari, aku tidak bertemu dengan Pak Wita.
kutemukan seorang lelaki berdiri di depan pagar. Informasi dari Bu Una ternyata Pak Wita sakit. Seminggu
tiba menyapaku. Aku terkejut, melihat sekeliling hanya kemudian, aku dan guru lainnya mengunjungi Pak Wita di rumah
“Hai, mau pulang, ya?” tanya seseorang cowok yang tiba- sakit. Ternyata Pak Wita memiliki penyakit kelenjar getah bening
“Oke, hati-hati, ya,” jawabnya. dan baru diketahui pihak sekolah. Bu Una bercerita dengan
ungkapku. istrinya mengenai penyakit yang diderita Pak Wita. Di sela
“Eh, siapa? Lain kali aja, ya. Aku capek banget hari ini,” perbincangan Pak Wita dengan Guru lainnya, beliau
Hanna. memanggilku.
“Bell, tunggu. Ada yang mau kenalan nih sama kamu,” ujar “Aya, sini!” perintah Pak Wita.
di depan komputer terus,”ujarku. Aku pun datang menghampirinya.
“Han, aku pulang dulu, ya. Sepertinya mataku sudah lelah “Apa kabar?”
komputernya Hana. “Baik, Pak,” jawabku dengan suara serak menahan tangis.
komputer, sehingga harus mengetik semua laporan di “Bapak, kenapa selama ini tak pernah cerita bahwa Bapak
untuk menyelesaikan tugas kampus. Aku belum memiliki sakit?” tanyaku.
Hampir setiap hari sepulang kuliah aku ke rumah Hana Senyuman diberikan Pak Wita sebagai jawaban. “Aya,
dia tidak menyapaku. Ah, sudahlah,” gumamku. kelak orang akan memberikan pendapat tentang mu, kamu harus
“Hmm, ada apa denganku? Kenapa dadaku begin? Padahal begini, kamu harus begitu. Tetapi, keputusan selalu ada di
namun sosok itu langsung masuk ke kamarnya. tanganmu sendiri. Karena kamu yang akan menjalani dan
dengan alis tebal dan dengan rambut dikuncir, ya lumayan manis, bertanggung jawab atas keputusanmu. Pesan Bapak, di dunia ini
Namun, pandanganku tertuju pada satu pria berkulit putih yang utama itu iman dan ilmu. Jika kamu punya iman maka akan
memperkenalkan aku dengan beberapa teman-temannya. di sayangi Tuhan dan orang. Dan jika kamu punya ilmu maka
beda jurusan dengan kita,” tambahnya. Akhirnya Hana kamu akan bertahan hidup. Jadi ingat iman dan ilmu, ya.”
“Sudah, ayo. Hitung-hitung nambah teman, mereka dari “Iya, Pak,” jawabku sambil tertunduk.
pungkasku. Tiga minggu sudah aku tidak bertemu dengan Pak Wita.
“Apaan sih, Han. Langsung ke kamarmu aja, deh, Kuberanikan diri untuk menghubunginya melalui panggilan
Pesan Terakhir Pak Wita 111
Eva Oktaviani 18
video. Dari raut wajahnya terlihat semakin membaik. Aku pun tak
ingin lama bercerita takut menggangu jam istirahatnya. Pada hari nyambung. Tiba-tiba, canda tawa berubah menjadi hening.
minggu di siang hari, suara ponselku berbunyi tanda panggilan Tutur bicaranya membuat nyaman dan “tik tok” kan kita menjadi
dari Ibu Ita yang juga rekan kerja di sekolah. dingin, tapi entah mengapa duduk di sebelahnya menjadi hangat.
“Aya, sudah dapat kabar tentang Pak Wita”? tanya Bu Ita. memberanikan diri untuk pergi dengannya. Cuaca memang agak
“Belum Bu, emang ada apa?” Sejujurnya aku juga belum makan dan akhirnya aku
“Pak Wita sudah tiada, saudara Ibu merupakan tetangga “Boleh kita pergi keluar sekedar untuk makan?” tawarnya.
Pak Wita. Dia bercerita jam 10.00 WIB Pak Wita sudah mahasiswa tahun kedua di perguruan tinggi yang sama denganku.
dinyatakan meninggal oleh dokter,” jawab Bu Ita. Aku pun Lelaki itu pun memperkenalkan dirinya. Ia betnama Dude,
terdiam sejenak dan merasa tak percaya, tetapi kuucapkan terima memberanikan diri untuk mengobrol sebentar di ruang tamu.
kasih karena telah memberikan informasi. Segera kuhubungi tidak enak untuk menolaknya kali ini. Akhirnya aku
anaknya dan ternyata peristiwa itu benar adanya. rambutnya yang khas diikat sudah berdiri di depanku. Tentu aku
Aku dan rekan guru lainnya menghadiri pemakaman Pak depan. Ya, betul sekali. Sosok manis berkulit putih itu dengan
Wita. Aku melihat Valent dari kejauhan dan kemudian teringat Langsung saja aku menutup telepon dan pergi ke halaman
cerita dari Pak Wita. Ku ucapkan terima kasih kepada keluarganya depan?” tanyaku memastikan, seraya mengulang dengan kaget.
dan mengatakan bahwa Pak Wita sudah seperti ayah yang mau “Aku sudah di depan, lho,” tambahnya. “Apa? Ada di
mendegarkan keluh kesah. Di perjalanan aku memikirkan menjawab apa.
perkataan Pak Wita. Aku memutuskan untuk menyampaikan sebentar?” ungkapnya. Aku terdiam sejenak, tentu bingung mau
keinginanku untuk melanjutkan pendidikan S2 kepada keluarga. “Hmm, Bella apa kabar? Boleh tidak kita bertemu
Setelah kuutarakan perasaan dan keinginan kepada Ayah dan Ibu, penasaran.
mereka pun menyetujuinya. jadi sudah tidak ingat. “Iya. Ada yang bisa dibantu, Mas?” tanyaku
Aku pun dinyatakan lulus administrasi. Tahapan aku kaget, sudah hampir dua bulan aku tidak main ke kos Hanna,
selanjutnya berupa seleksi tertulis dan wawancara yang harus teman sekosnya Hana, kita pernah bertemu,” jawabnya. Seketika
dilakukan secara langsung. Sehingga aku harus pergi ke Kota “Wa'alaikumussalam. Maaf ya, kalau aku ganggu. Aku
Jakarta. Maaf ini siapa, ya?” tanyaku dengan penasaran.
“Hati-hati di sana ya, Nak!” ucap ibuku. “Kurang tahu Mbak, dari cowok.” “Assalamualaikum.
“Iya, Bu. Doakan Aya supaya terwujud cita-cita,” jawabku “Dari siapa, Bu?” tanyaku.
sambil menyalami ayah dan ibu. “Mbak Bella, ada telepon,” kata ibu indekos.
Aku pun pergi menuju bandara. Dalam pesawat aku duduk ibu indekos.
bersandar ke jendela, melihat awan, dan teringat akan ucapan Pak dengan lelaki itu, akhirnya suatu hari aku menerima telepon dari
Wita. senyuman saja. Sudah hampir dua bulan dari pertemuan pertama
112 Nurhayanti Retnamasari
113 Pesan Terakhir Pak Wita

“Bella, aku ingin membicarakan hal yang serius. Ini adalah


ungkapan hatiku yang sebenarnya sudah lama aku pendam sejak
pertemuan pertama, kerinduan ini semakin memuncak ketika
bayangmu tak pernah lagi kulihat,” jelasnya.
“Aku selalu menanyakan sosokmu dari Hann. Nomor
teleponmu, aktivitasmu, dan …” Tiba-tiba dia menghentikan
pembicaraannya. Ini sangat aneh, perasaanku tidak menentu.
Jantungku sudah mulai seperti suara kuda berlari, berdegup
sangat kencang. Aku memberanikan diri untuk berbicara.
“Tapi 'kan kita belum pernah saling mengenal. Apa ini
tidak terlalu cepat?”
“Ya, aku suka padamu. Tak perlu menunggu waktu lama
untuk meyakinkan hatiku.”
Malam itu, bintang menjadi saksi, rembulan seraya
tersenyum menyapaku. Seperti menemani dua insan penuh
dambaan. Aku terdiam sejenak. “Inikah namanya Love at The First
Sight? Memangnya ada? Apakah aku juga suka padanya? Kenapa
hatiku dag dig dug? Bukankah aku punya impian tidak akan
pacaran selama kuliah?” gumamku.
“Hei, Bell. Kok melamun?” tanya Dude.
“Eh, iya Mas. Jujur aku kaget banget. Apakah ini harus
dibalas sekarang?” tanyaku.
“Aku tidak akan memaksa, Bell. Aku akan tunggu sampai
waktunya kamu mau mengungkapkan perasaanmu,” imbuhnya.
Akhirnya malam itu dia bercerita banyak tentang jati dirinya.
Impian hidupnya cerita cinta dan cita-cita kelak. Malam sudah
mulai larut, Mas Dude pun mengantarku pulang.
seolah menyampaikan pesan untuk Pak Wita. “Apa yang harus aku katakan nanti, ya? gumamku.
menasehati Aya. Aya bakal ingat pesan Bapak.” Hatiku berkata Tak terasa sepanjang jalan aku selalu bergumam berpikir
yang baru. Terima kasih Bapak sudah mau mendengarkan dan apa yang harus aku jawab. Aku belum pernah merasakan
“Pak, Aya berangkat ya untuk mewujudkan impian Aya perasaan ini sebelumnya. Inikah cinta pertamaku? Ini adalah

Antara Cinta atau Cita-Cita 19


Nurhayanti Retnamasari 114

sosok laki-laki yang selama ini aku impikan. Sosok yang pintar,
tampan, dan berwawasan luas.
“Kita sudah sampai, Bell.”
“Eh, iya. Terima kasih ya, Mas. Terutama untuk ungkapan
perasaannya. Jujur aku sangat tersanjung malam ini. Terima kasih
untuk makan malamnya juga. Hmm … “ Sepertinya berat sekali
untukku utarakan.
“Mau bilang apa?” tanyanya.
Dengan menghela napas panjang, aku memberanikan diri.
“Aku akan coba memulai hubungan ini, tapi dengan syarat
hubungan ini tidak mengganggu kuliah masing-masing. Aku
punya impian dan Mas pasti punya impian, aku harap kita kelak
saling melengkapi,” jawabku. bersaudara. Memiliki hobi menulis.
Tanpa satu kata pun dia hanya dengan cepat turun dari Hakim Sihotang dan Nurmasiah Sinabang. Anak ke 2 dari 4
roda duanya dan mengucapkan terima kasih sambil tersenyum. Sumatera Utara. Putri dari Abdul
Keesokkan harinya hariku dimulai sangat berbeda. Semangat di UPT SMP Negeri 45 Medan,
kuliahku semakin membara. Seperti inikah yang namanya cinta Jawa Barat. Saat ini aktif sebagai Guru
pertama? Selalu ada cinta di setiap waktu. SMP Pertiwi Dayeuhkolot, Bandung,
Hubungan kami sangat harmonis, ternyata pacaran itu Medan. Pernah bekerja sebagai Guru di
kalau positif akan memberikan dampak yang baik pula. Mas Dude Pascasarjana Universitas Negeri
lebih dewasa 3 tahun dariku. Kami saling mendukung satu sama Lulus dari Pendidikan Biologi Program
lain dalam hal kuliah. Suatu ketika tibalah kelulusan Mas Dude, Pasundan, Bandung. Pada Tahun 2016
dan dia mengatakan akan bekerja di Jakarta. Tentu aku sangat Pendidikan Biologi, Universitas
sedih. Selama ini hari-hari diwarnai dengan kebersamaan, makan Pada Tahun 2007 Lulus dari Jurusan
bersama, mengerjakan tugas bersama, dan sekarang kami harus Bandung pada tanggal 13 Maret 1985.
menjadi hubungan long distance relationship, hubungan yang tidak Nurhayanti Retnamasari lahir di
pernah aku jalankan sebelumnya.
“Bell, aku harus pergi ke Jakarta. Tolong jaga baik-baik
kepercayaan Mas, ya,” serunya di depan stasiun berpamitan pada Tentang Penulis
ku. Dia punya impian ingin bekerja di perusahaan asing terkenal
di Jakarta. Sudah hampir setahun aku melalui hubungan ini

20 Eva Oktaviani
115

menemanimu belajar,” seru ibunya yang masuk sambil dengan baik, di tahun kedua ketika aku pun selesai studi tak lagi
benar dan giat, pasti bisa, kok. Ini Ibu buatkan cemilan buat kudengar kabar darinya. Nomornya pun tak bisa dihubungi. Kini
meminta semua nilai PTS-mu, Ra. Kalau kamu belajar dengan aku pun harus mengejar impianku dan kebetulan mendapatkan
“Sudah, jangan begitu. Masih mending Ayah tidak panggilan bekerja di ibukota. Terbesit di benakku apakah aku
pelajarannya di atas meja belajar yang jarang digunakannya. akan bertemu dengan cinta pertamaku kembali.
di dalam kamarnya. Dengan sangat malas, ia membuka buku Sudah sebulan aku di Jakarta. Aku tak pernah lupa kota itu.
“AAAA, BIKIN KESAL SAJA!” Sitra berteriak dengan kencang Yogyakarta kota impian, seribu kenangan, seribu kebahagian, dan
seribu kisahku terpatri dalam setiap jelajah jalan. Cinta pertama
yang sudah hampir aku jalani selama 5 tahun, apakah pupus
terjadi,” ucap sang ayah yang kemudian berlalu. seperti ini? Tiba-tiba lamunanku hilang. Ada panggilan masuk
bermain lagi minggu depan. Jika tidak, kamu tahu apa yang akan dari nomor yang tidak dikenal.
Jika nilaimu memuaskan, Ayah akan mengizinkanmu untuk “Halo, maaf ini siapa?” tanyaku.
Lama tak terdengar jawab dari ponsel dan jantungku mulai
sementara ibunya hanya menatap dalam diam.
seorang gadis yang sedang dimarahi oleh ayahnya,
A
“Baiklah, begini saja. Besok kamu ada ulangan harian, 'kan?
berdegup.
“Mas Dude,” tebakku dengan nada lirih.
“Apa kabar, Bell?” tanyanya.
ura dingin terasa pekat di tengah keluarga itu. Terlihat
Entah harus menjawab apa atau bertanya apa, seperti baru
pertama kali bertemu. Sakit namun juga rindu, akhirnya aku bisa
mendengar kembali suara sosok kulit putih itu.
“Aku memang bersalah tidak memberikan kabar apa pun
padamu, Bell. Aku sangat rindu. Aku terlalu fokus mengejar
impianku,” jelasnya.
Ternyata Mas Dude masih mengingatku. Lama aku
Raihanah Azka Reine Arifah terdiam, rasanya seperti mimpi bisa mendengar suaranyakembali.
“Mas, komunikasi itu sangat penting untuk membangun
Phalca sebuah hubungan. Tidak boleh memilih antara cinta atau cita-cita,
semua saling melengkapi. Komitmen adalah yang membuat
hubungan menjadi nyata dan bertahan. Tidakkah Mas berpikir
aku juga punya impian?”
Mas Dude hanya terdiam. “Cinta juga punya cita-cita,
namun janganlah sampai dedikasi menggantungkan rasa,”

Antara Cinta atau Cita-Cita 21


Eva Oktaviani 22
meletakkan piring berisi gorengan dan kue di atas meja belajar
Sitra, dan berlalu setelah mengecup rambut putri semata
wayangnya.
Sitra semakin bosan. Alih-alih memakan cemilan yang
dibuat sang ibu, Sitra justru membuka bungkusan cemilan yang ia
beli di sekolah. Namun, secuil cahaya bergerak dan membesar,
terlihat keluar dari bungkusan yang dibuka Sitra. Hampir saja
dirinya berteriak ketika melihat seorang lelaki di hadapannya.
Seperti ada kekuatan magis, ketakutannya mensirna.
“Salam perkenalan, terima kasih sudah membebaskanku
dari tempat sempit itu. Aku Phalca, makhluk bernama Gena.”
Dengan cepat, ia mengangkat dan mencium tangan kanan Sitra.
“Ge-gena?” Sitra mengernyitkan matanya, dan terkejut
dengan sikap makhluk itu.
“Tidak perlu dipikirkan. Kau cari info tentangnya di mana
pun takkan ketemu.” Phalca melepaskan tangannya, dan tiba-tiba
menghilang begitu saja.
“Ka-kau di mana? Jangan main-main denganku!”
“Aku ada di depanmu. Asal tahu saja, menampakkan
wujud di depan manusia itu menguras tenaga kami. Tenang saja,
aku tidak ada maksud untuk bermain denganmu, hanya ingin
mengucapkan terima kasih sudah melepaskanku. Katakan, apa
yang sedang sangat kau inginkan saat ini?” Phalca kembali
menampakkan wujudnya sambil terbang mengelilingi tubuh Sitra, menjadi warna dalam hidupku.
dan kembali menghilang dari pandangan. cita-cita. Terima kasih untuk semua rangkaian cerita, biarlah
“Huwa, keren! Berarti aku boleh meminta apa saja?” Mata mengangkasa. Mencari dambaan yang bisa menghargai cinta dan
Sitra berbinar. terakhirku. Aku pun akan terus menggapai impian jauh tinggi
“Tentu saja, apa pun itu. Kau tinggal sebutkan,” balas melengkapi, dia adalah cinta pertamaku, namun bukan cinta
Phalca. Meskipun tidak lagi melihatnya, Sitra dapat merasakan ataukah cita-cita? Itu bukanlah pilihan. Bagai sisi mata uang saling
aura misteri di sekelilingnya. untuk kembali. Semuanya menjadikan aku lebih dewasa. Cinta
“Wah, asyik! Begini, Pha-Phalca. Aku mau ...” tambahku. Aku menutup teleponnya. Dia selalu memintaku
116 Raihanah Azka Reine Arifah
23 Antara Cinta atau Cita-Cita
“Ya, baiklah. Aku akan membuka kembali telepati kita
sesuai waktu yang sudah ditentukan. Tenang saja, seorang Phalca
tidak akan mengingkari janji. Dadah ...”
Setelah mendengar permintaan Sitra, koneksi telepati pun
terputus. Gadis itu pun tidak lagi merasakan adanya aura
misterius di sekitarnya. Sementara hatinya sangat senang, semoga
ini bukan mimpinya belaka.
“A, C, E, B, B, A, D, B, E, D, C, A, B, E dan D.”
eva_oktavianii. Sesuai dengan janji Phalca, ia kembali membuka telepati di
Puisi dan Cerpen adalah hobi saya. Kenal lebih dekat di IG waktu ulangan harian Sitra. Tentu tanpa menampakkan dirinya.
Universitas Indonesia. Menulis “Keren! Bagaimana dengan esainya?” Sitra semakin tidak
Keperawatan Anak di sabar.
melanjutkan studi Ners Spesialis “Manusia memang tidak suka sabar, ya. Hah, dengarkan
terhadap passion anak, baik-baik. Nomor satu esai jawabannya ...”
sebagai Dosen. Kecintaannya Sejam berlalu, waktu menjawab sudah habis. Kertas
Keperawatan Lubuklinggau jawaban pun sudah Sitra kumpulkan dengan perasaan bercampur
Kemenkes Palembang Prodi aduk. Buru-buru ia membuka buku paket.
ini Sehari-hari aktif di Poltekkes Ajaib! Jawaban dari Phalca benar-benar mirip dengan yang
lalu tepatnya 10 Oktober. Saat ada di bukunya. Dengan begini Sitra tidak perlu tegang. Ia hanya
kota Palembang 36 tahun yang perlu menunggu seminggu lagi, ketika bertemu kembali dengan
menyayangi kami. Dilahirkan di pelajaran PPKn.
dari suami terhebat yang sangat Hingga hari pembagian hasil ulangan harian pun datang.
orang putra Dova terkasih, istri Detak jantung Sitra masih terasa sangat kuat. Meskipun yakin,
Eva Oktaviani, ibu dari dua keringat dingin tetap terasa di kulitnya, sembari menunggu
namanya dipanggil.
“Sitra Dyandra Reaya.” Segera ia bangkit dari duduknya
Tentang Penulis dan berjalan pelan ke depan meja guru.
“Tidak disangka. Nilaimu sangat membaik, Sitra. Selamat,
pertahankan dan tingkatkan, ya!”
Phalca 117
24
bahkan terkadang anak sulungku yang sudah duduk di kelas 3
Sekolah telah usai. Selama perjalanan pulang sekolah, hati Sitra sulung dan anak bungsuku baru pulang sekolah menjelang sore,
seperti berbunga-bunga. Setelah ia menunjukkan hasil ulangan Toko kecil yang menghidupi kami setiap harinya. Sementara anak
harian ini, semoga Ibu dan Ayah memperbolehkannya kembali menjaga toko kecil kami yang jaraknya satu jam dari rumah kami.
bermain. Dalam diam, sebuah senyuman terukir di bibirnya. jauh jaraknya dari rumah kami. Suamiku pula harus bekerja
Orang itu, entah sebenarnya manusia atau memang makhluk masing-masing. Aku harus mengajar di sekolah negeri yang tidak
'Gena' seperti yang dikatakannya, dia telah sangat menolongnya. Maklumlah, saat siang kami disibukkan dengan kesibukan
Rasanya sangat menyenangkan. makan malam.
“Yoo, bagaimana kabarmu? Tidak terasa sudah seminggu, siang hari kami tidak punya waktu untuk berkumpul seperti saat
ya. Semua berjalan dengan lancar, bukan?” Sosok yang sempat saat itulah kami bisa merasakan kebersamaan. Ya, karena saat
dipikirkannya kembali membuka telepati dengannya. meja ini adalah hal sangat istimewa bagi kami karena hanya pada
“Ah, Phalca! Terima kasih, berkat bantuanmu aku tidak Tempat ini begitu hangat, hangat cinta kami. Makan malam di
perlu ketakutan saat menjawab soal. Hasil ulanganku juga istimewa, namun terasa nikmat bagi kami saat menyantapnya.
meningkat, sesuai dengan nilai yang aku mau.” Senyuman Sitra makan malam. Walaupun hidangannya tidak terlalu
mengembang. Sementara matanya tampak awas melihat jalan menjadi saksi kami selalu bertemu dan berkumpul saat
raya, ingin menyeberang. eja bundar, tempat kami menyatukan hati. Meja yang
“Baik, waktunya pembayaran.” Terdengar suara tepuk

M
tangan di telinga Sitra.
“Hei, yang benar saja. Kau membohongiku? Padahal aku
sudah membebaskanmu dari botol itu!” Nada batin Sitra
meninggi.
“Sebenarnya aku bisa keluar sendiri, sih. Sejak awal juga Wida Hernawati
aku tidak mengatakan ini gratis, lho. Kau sendiri yang
beranggapan seperti itu,” jawab Phalca terdengar santai.
“Baiklah, lagipula kau sudah sangat menolongku. Jadi,
Meja Bundar
berapa yang kamu mau, Phalca?” Gadis itu menarik napas
panjang. Ia tidak mau terkena karma karena melawan makhluk
seperti Phalca.
118 Raihanah Azka Reine Arifah
119 Phalca

mengabulkan apa pun permintaan manusia–tergantung kekuatan SMA pulang menjelang maghrib karena kesibukannya
bertransaksi dengan manusia, yang mana mereka bisa menghadapi ujian akhir.
umumnya, mereka bisa dibilang telah ditakdirkan harus Keluarga kecil kami selalu hangat di meja bundar
awal, meskipun kehidupan di dunia mereka layaknya manusia kesayangan kami. Meja yang terbuat dari kayu jati tua berumur
sebagai makhluk Gena memang terkadang menyulitkannya. Sejak puluhan tahun warisan nenekku yang sudah lama meninggal.
Ah, akhirnya bulan ini ia bisa merasa sedikit tenang. Hidup Ukiran dari Jepara terpahat apik dan rapi di bagian tengah dan
tersebut. pinggiran meja, Lapisan kaca pula melindungi permukaannya.
saja hanya makhluk sejenisnya yang bisa merasakan adegan Sementara itu, motif bunga mempercantik penampilannya
segera ditelannya jiwa tersebut, diiringi tawa yang kencang. Tentu ditambah dengan warna plituran coklat tua membuat mejanya
tubuhnya, melayang ke genggaman Phalca. Tanpa banyak bicara, tampak mengkilap seperti baru.
Tidaklah mereka ketahui jika jiwa Sitra telah meninggalkan “Ma, Rani pulang agak malam nanti, ya. Soalnya harus
kocar-kacir. mengikuti pemantapan dulu,” kata anakku suatu hari di telepon.
yang sedang melaju dengan sangat cepat, keadaan pun menjadi “Kakak hati-hati, ya. Jam berapa Kakak pulang?” tanyaku.
kekacauan di bawah sana; seorang remaja SMA tertabrak truk “Paling jam setengah delapan,” katanya lagi. “Oke Mam,
dengan 'mantan' klien-nya itu, dan tersenyum misterius melihat Rani akan hati-hati. Tenang saja.”
raya.” Phalca yang menyaksikan dari atas mematikan telepati Rani anak sulungku saat ini memang sedang giat-giatnya
cantik. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati saat berada di jalan mengikuti berbagai les tambahan. Impiannya untuk bisa masuk
“Terima kasih sudah mau menggunakan pelayananku, jurusan favorit di perguruan tinggi negeri di Bandung memacunya
berada di tengah jalan raya. untuk terus belajar. Seringkali kulihat saat sepertiga malam, ia
Tanpa sadar, langkah kakinya berhenti dengan dirinya yang masih sedang asyik dengan bukunya sambil tak lepas dari kain
di dalam hatinya, sangat terkejut dengan pernyataan makhluk itu. mukenanya. Kerap kali kulihat dengan khusunya dia duduk di
“Phalca, apa maksudmu? Jangan bercanda!” Sitra menjerit meja bundar kami sambil memainkan jari lentiknya yang tak
memberikanku satu nyawamu sebagai bayaran.” berhenti menggores tiap kertas dengan pensil kayunya.
“Tidak, yang kuminta bukan uang. Kau cukup Kesungguhannya memberi kekuatan padaku untuk berjuang
itu, dan makin mustahil jika ia harus meminta ke orang tuanya. bersamanya. Dalam setiap doa di sujudku tak pernah kuhentikan
kembali, was-was. Mana mungkin ia mempunyai uang sebanyak pinta pada Yang Kuasa agar impian anakku jadi kenyataan.
“Sa ... tu apa? A-apa maksudmu satu juta rupiah?” tanyanya “Ma, doakan ya. Hari ini Rani mau ujian,” katanya suatu
“Satu.” hari.
gemeteran. Rasa merinding kemudian terasa. “ Iya, Nak. Semoga kamu lulus,” jawabku.
Sitra. Kali ini cukup membuat gadis itu menjadi heran sekaligus Ya, kebahagian anakku jadi kebahagiaanku juga,
Tak lama, terdengar kembali jawaban halus di telinga kiri seandainya dia berhasil lulus dan diterima di kampus favorit dan

Meja Bundar 25
Raihanah Azka Reine Arifah 120

jurusan favorit juga, pasti biaya kuliahnya tidaklah murah.


Kegelisahan menyelinap di hatiku. Aku tahu masuk ke jurusan
favorit itu adalah impian terbesar anak sulungku. Tapi biayanya
mungkin tidak cukup satu tahun gajiku sebagai guru honorer.
Sementara gaji suamiku hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari kami. Kondisi keuangan kami memang
sedang dalam keadaan tidak terlalu baik. Sejak tiga tahun lalu
usaha suamiku hampir mengalami kebangkrutan. Usaha yang membutuhkan, makhluk Gena tidak akan punah.
dijalaninya sedang kembang kempis antara hidup enggan mati tak semakin kerepotan. Karena selagi masih ada manusia yang
mau. Lantas bagaimana kami harus membiayai kuliah anakku? sosok sepertk Sitra banyak yang menjadi rajin, Phalca akan
Saat itu pun akhirnya terjadi juga. Malam itu saat jerih payahnya sendiri. Sayangnya, apa boleh buat. Lagipula jika
“konfrensi meja bundar”–sebutan kami saat obrolan makan bisa membaik berkatnya sendiri. Ia bisa meraih impian dengan
malam–anak sulungku berteriak histeris ketika membaca setidaknya ketika ia mau belajar bersungguh-sungguh, nilainya
notifikasi di hp yang sedari tadi tidak pernah jauh darinya. sebenarnya bisa mengejar nilainya. Tidak mesti sempurna,
“Aaaaaaaa ...” teriaknya kencang. Genangan air memenuhi Sitra, seandainya gadis itu mau lebih berusaha ia
matanya yang bulat. dongeng terkenal di dunia manusia berjudul Aladin.
“Ada apa, Kak?” tanyaku dan suami kaget. makanan itu pun adalah akalnya begitu membaca salah satu
“Ma, Pa. Aku lulus diterima di kedokteran.” Matanya kebenarannya. Sejak awal, dirinya yang berada di dalam kemasan
berkaca-kaca sambil menunjukkan tulisan di hpnya. berusaha untuk tidak mengatakan kebohongan, juga
“Selamat, Anda Lulus.” kejadian menyebabkan Phalca tidak mau melakukannya. Ia selalu
Aku dan suamiku berpandangan, tatapan penuh bahagia Walaupun sebenarnya mereka bisa saja berbohong, suatu
juga resah. Seolah mata kami mengisyaratkan yang sama, dalam keadaan sangat genting, bahkan nyawa pun bukan masalah.
bagaimana ini? Bagaimana membiayainya? Namun, kami tetap manusia tidak menyetujuinya. Kecuali ketika mereka benar-benar
tersenyum. Bayaran yang sangat mahal tentu banyak membuat
“Selamat, anakku.” Kuhampiri dan kupeluk dia. klien jika tidak mau menghilang selamanya.
“Selamat, ya,” seru suamiku dengan suara beratnya sambil untuk mereka yang tak punya simpanan jiwa harus segera mencari
menepuk bahu anak sulungnya. terhitung untuk bulan berikutnya. Karena itu setiap bulannya
“Selamat ya, Kak!” ucap adiknya sambil memeluk jika dalam bulan yang sama ada dua klien atau lebih, akan
kakaknya. manusia sama dengan satu bulan masa hidup makhluk Gena, dan
Rasa haru memenuhi ruang makan kecil kami, di meja nyawa dari pemohon untuk mereka bisa hidup. Satu nyawa
bundar yang penuh makna. Anak sulungku menunduk dan terus makhluk Gena itu sendiri–dan mendapatkan bayaran berupa

26 Wida Hernawati
121 Phalca

mengalirkan air mata sambil menyantap sayur bayam di


depannya. Sambil sesekali mengusap air mata dipipinya.
“Sudah sih, Kak. Jangan menangis. Kan kakak sudah lulus
diterima di jurusan yang jadi impian kakak.” Si bungsu sedikit usil
pada kakaknya.
“Ih, adik.” Si sulung tampak malu.
Kembali aku bersitatap dengan suamiku. Tak sepatah kata
pun keluar dari bibir kami. Kami berbicara dalam diam.
“Pa, bagaimana ini?” tanyaku pada suamiku saat kami
berdua di dalam kamar.
“Iya, Ma. Mau gimana lagi? Kita harus biarkan Rani dengan
cita-cita dan impiannya. Kasihan kalau harus tidak diambil. Dia
sudah berjuang keras. Kalau masalah uang biar nanti kita
usahakan,” jawab suamiku yakin.
“ Iya, Pa. Tapi berapa banyak yang harus kita sediakan?
Sementara untuk kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan.” Aku
memperingatkan.
“Ma, yakinlah kalau rezeki enggak akan salah arah.
Percayalah pada Allah yang Maha Pemberi Rezeki. Mungkin jalan
ini sudah jadi rezeki anak kita. Pasti Allah akan memberi jalan,”
raihanah.ara7310@gmail.com jawabnya.
terbuka lewat akun IG-nya: @_yukoharu atau juga lewat email: Alunan You are the love of my life karya George Benson
dan juga asal dari anime itu sendiri. Dapat dihubungi dengan mengiringi malam kami, membawa pikiran kami menjelajah
SMA di sana. Selain literasi, ia juga menyukai serba-serbi anime mencari cara untuk anak kami. Bagaimanapun dia harus
berdomisili di ibukota Indonesia dan menjadi siswi di salah satu mendapatkan angan dan impiannya. Sejatinya itulah perjuangan
Raihanah Azka Reine Arifah. Seorang penulis yang saat ini orang tua untuk anaknya. Malam terasa semakin panjang,
keheningan menemani kami dalam diam.
“Ma, Pa. Kalau biaya masuk ke jurusan itu terlalu mahal,
Tentang Penulis enggak apa-apa kok dibatalkan saja. Biar Kaka cari kampus dan
jurusan lain.” Anak sulungku angkat suara ketika suatu hari saat
kami berkumpul di meja makan kesayangan.

Meja Bundar 27
122

“Jangan berkata begitu, Nak. Teruskan saja. Kamu tak


usah risau dengan biaya, akan kami usahakan. Tenang saja,” penyanyi atau penari yang memiliki lebih dari dua anggota, akan
kataku padanya. membutuhkan kerja sama tim. Aku bermimpi ingin menjadi
“Papa akan mencari cara mendapatkan uang untuk biaya berharap di masa depan aku memiliki pekerjaan yang
kuliahmu. Mudah-mudahan ada rezekinya, ya,” tambah suamiku. Aku selalu ingin melindungi orang-orang di sekitarku. Aku
Sementara kami berbincang sambil menonton TV yang sedangkan aku tidak.
letaknya tak jauh dari meja bundar kami, terdengar dering HP permasalahan yang datang menghambat mimpi mereka,
suamiku. sangat menyedihkan jika mereka dapat menyelesaikan
“Siapa ini?” tanyanya. berkembang dengan baik di luar sana sedangkan aku tidak. Akan
Aku memperhatikan suamiku, mencuri dengar apa yang juga ingin. Akan sangat menyakitkan jika mereka tumbuh dan
sedang dibicarakannya. Aku mendengar sejumlah uang yang jadi Semua orang bekerja keras. Semua orang berusaha, aku
bahan pembicaraan. kemarin.
“Dari siapa, Pa?” tanyaku penuh ingin tahu. selalu ingin tumbuh dengan baik dan menjadi lebih baik dari hari
“Alhamdulillah, Ma. Akhirnya …” kata suamiku sambil
menatap anak sulungku.
“Toko kecil kita akhirnya laku.”
Mimpi, aku sudah bekerja keras untuk mendapatkanmu. Aku
H
temani aku yang masih terlalu muda untuk menggapaimu.
terasa baik baik saja ketika bermimpi. Tolong tetap di sini,
“Pah …” ucapku antara senang dan bingung. Senang ai, Mimpi. Aku senang mempunyai mimpi, semuanya
karena akhirnya dapat memenuhi biaya kuliah anakku. Bingung
karena memikirkan masa depan kami, bagaimana kami hidup,
karena dari toko kecil itulah kami hidup. Kami saling
berpandangan. Suamiku menggenggam erat tanganku. Ia paham
apa yang kupikirkan dan menjadi kekhawatiranku.
Genggamannya yang erat memberi kekuatan padaku, Rhanty Fujiani Sapar
keyakinan akan suamiku, bahwa ia bisa menjadi masa depanku
dan anak-anak kami, bahwa ia suami dan ayah yang bisa Harapan
diandalkan. Aku hanya bisa mengangguk. Kami menatapi satu-
satu wajah anak-anak kami, anak-anak yang akan menjadi masa
depan kami di hari tua nanti. Tatap penuh harap dan doa agar
senantiasa Tuhan memberikan rahmat dan memberi limpahan
rezeki pada mereka.

28 Wida Hernawati
29 Meja Bundar
sangat menyenangkan jika aku menjadi pemimpin dan bisa
melindungi mereka dari apa pun yang akan menyakiti mereka di
masa depan.
Aku ingin dicintai banyak orang, aku juga ingin bersinar
dengan caraku sendiri. Mimpi, aku berlatih setiap hari
menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggapaimu. Aku
sudah bekerja keras, tetapi aku selalu merasa terlalu keras
terhadap diri sendiri. Tetapi aku menikmatinya, aku menikmati
seluruh kegiatan yang bersangkutan denganmu.
Semua orang berhak bermimpi, tetapi terkadang mimpi
kita di anggap rendah oleh orang lain. Aku pernah bercerita
mengenai mimpiku. Seseorang mengatakan hal yang buruk
bahkan sampai mengatakan jika aku tidak akan bisa
menggapainya.
Aku bukan orang yang mudah terluka dengan ucapan
orang lain. Aku dididik dan tumbuh menjadi wanita yang kuat.
Aku tidak peduli seberapa banyak orang yang tidak menyukaiku
Jika pun hanya ada satu orang yang mendukungku, aku akan baik-
baik saja.
“Kau tahu? Aku mempunyai mimpi. Aku ingin mempunyai
grup penyanyi atau penari di masa depan,” ucapku bersemangat.
“Kau serius? Aku bahkan tidak pernah berpikir bahwa kau
memiliki mimpi seperti itu,” jawabnya sedikit tertawa remeh.
“Ada apa? Semua orang berhak bermimpi. Begitu pun
aku,” jawabku tegas.
“Baiklah, terserah kau saja. Tapi jika gagal jangan menyesal,
ya. Aku sudah memberi tahumu,” ucapnya membuatku sedikit
terkejut. Ternyata seperti ini kah sikap teman dekatku?
meja ini segala keluh kesah tersampaikan. “Aku tidak tahu darimana ucapanmu berasal, Aku juga
tersampaikan dalam hati. Juga perjuangan kami yang tak henti. Di tidak mengerti bagaimana bisa seorang teman mengucapkan kata-
Meja bundar jadi saksi, setiap kata dan doa yang kata menyedihkan seperti ini. Tapi kau tenang saja, aku akan
Harapan 123
Wida Hernawati 30
bekerja keras untuk menggapainya. Kau tidak perlu merasa
terbebani, aku akan mengurusnya sendiri,” jawabku berdiri dan
langsung berlalu pergi meninggalkannya sendiri.
Aku sedikit tidak paham, bagaimana bisa seorang teman
mengatakan hal seperti itu kepada temannya sendiri? Tetapi aku
tidak merasa sakit. Aku hanya akan bekerja lebih keras lagi dan
akan berlatih lebih keras untuk menunjukan bagaimana mimpu
itu terwujud.
Hari ini, bahkan aku berlatih menari dan bernyanyi lebih
dari 10 jam. Aku berlatih dengan keras, aku harus mengerjar apa
yang aku inginkan. Tidak ada yang membuahkan hasil tanpa
keringat. Keringat adalah pertanda bahwa seseorang benar-benar
menginginkan apa yang ia impikan.
Tetapi terkadang, aku harus bekerja keras sekaligus
menjaga kesehatan dan menjaga diriku di dalam waktu yang
bersamaan. Ayah dan ibuku selalu mengingatkan.
“Tolong jangan terlalu keras dengan dirimu sendiri.
Beristirahatlah dengan baik dan makanlah dengan makanan yang
enak.”
Pesan yang tidak pernah berubah setiap hari.
Mereka yang selalu mendukungku dengan baik, bahkan belajar untuk menulis.
mereka tidak pernah bosan mengirimku pesan setiap harinya. Jika Menggemari dunia tulis menulis dan terus
aku lelah, terkadang aku beristirahat di kamar sendirian dan tinggal di Cianjur Jawa Barat.
memikirkan sudah sejauh mana aku melangkah. Lalu, setelahnya Bandung Jawa Barat, namun sekarang
semangat itu kembali hadir. seorang ibu yang lahir dan besar di
Jalanku masih panjang, tetapi tidak ada tumpangan untuk Wida Hernawati. Penulis adalah
membawaku ke sana. Rasanya seperti akan hujan, beban hari ini
di atas bahuku yang bergetar. tapi aku selalu mengingat 'Bahkan
saat hujan badai datang, tetaplah berdiri. Bahkan jika aku terjatuh Tentang Penulis
dan lututku berdarah, tetaplah berdiri seperti ini.'
124 Rhanty Fujiani Sapar
31
Orang orang bilang akan ada satu sayap yang menolongmu
David setelah membukakan pintu dan mempersilahkan Rona ketika lelah. Senentara aku mempunyai dua sayap sekaligus
“Bagaimana kabarmu hari ini, Rona?” tanya Profesor bersamaku. Tidak ada yang bisa aku katakan jika masih ada yang
supervisornya. mendukungku dan mendorong semua impianku. Aku tidak ingin
paper yang menjadi persyaratan lulus dari kampusnya kepada mengecewakan mereka, aku akan memberikan hasil yang luar
Hari ini ia harus mempresentasikan hasil penelitian untuk major biasa di masa depan.
menarik napas, menahannya beberapa detik, lalu membuangnya. Tidak masalah jika ada yang membenciku atau tidak
berjalan sedikit terburu-buru menuju ruangan supervisornya. Ia menyukaiku, ini adalah kepribadianku untuk tidak merasa jatuh
Memasuki tahun ketiga perkuliahan di kampus impiannya, Rona atau sakit hati ketika mendapatkan kritikan ataupun kata kata
membersihkan jalan supaya dedaunan tidak menutup parit. buruk dari orang lain.
petugas kebersihan nampak kerepotan karena harus selalu sigap Terima kasih. Berkat kau aku menjadi seseorang yang lebih
sepanjang jalan memberikan nuansa damai dan tenang. Beberapa percaya diri dan berani mengekspresikan diri. Aku menjadi lebih
dengan menakjubkan. Beberapa dedaunan berjatuhan di semangat untuk bekerja keras, aku menjadi lebih semangat untuk
daun-daunnya menjadi warna kuning, oranye, dan merah mewujudkan impianku. Terkadang ucapan buruk orang lain bisa
University of Toronto Scarborough mulai mengubah membuat kita lebih berani, tidak semua kata kata buruk itu
emasuki musim gugur, pepohonan di area kampus menyakitimu.
Aku bersyukur, setidaknya masih ada satu atau dua orang

M
Toronto, September 2026
yang menyayangiku dengan benar. Aku juga bersyukur bisa
tumbuh menjadi gadis yang kuat dan berani bermimpi. Untuk
ketiga almarhum kakakku, aku akan berusaha untuk bisa berdiri
di atas panggung dan membuat kagum semua orang. Aku akan
Tari Purwanti berusaha, aku berjanji.
Bekerja keras adalah kesibukan semua orang dalam
hidupnya. Jangan merasa segala sesuatunya berjalan terlalu cepat
atau terlalu lambat karena ada waktu untuk semua orang. Aku
Kugenggam di Kanada
tidak ingin menyelesaikan ini dengan cepat, aku ingin menikmati
banyak waktu bahagia bersama orang lain. Jika ada yang
Asa dan Cinta,
menanyakan apa harapanku untuk beberapa tahun ke depan, aku
akan menjawab, “Aku harap aku bisa selalu dekat dengan
kebahagiaan dan orang-orang terdekatku selalu diberikan
kesehatan.”
Harapan 125
Rhanty Fujiani Sapar 126

untuk duduk di mejanya. Ruangan itu selalu memiliki aroma musk


yang khas sejak Rona pertama kali menginjakkan kakinya di
kampus ini. Baunya tidak berubah bahkan setelah beberapa bulan
Rona tinggalkan sejak liburan semester. Hampir seluruh ornamen
yang ada di ruangan itu berwarna cokelat dengan lampu hias
menggantung di tengah ruangan. Di samping meja Profesor
terdapat lemari yang lebih banyak berisi buku-buku, dan hanya
terdapat satu foto Profesor David yang tidak begitu terlihat
istimewa.
“Tak pernah lebih baik dari hari ini, Profesor. Bagaimana
kabarmu?” jawab Rona dengan antusias. Ia merasa percaya diri
dengan hasil penelitiannya karena sejak awal Profesor David
tertarik dengan penelitiannya, bahkan beberapa kali Profesor
David sengaja datang ke Indonesia untuk melihat secara
langsung bagaimana Rona melakukan penelitian, meskipun
penelitiannya itu hanya berlangsung beberapa bulan saja.
“Saya sangat sehat, karena croissant hari ini sangat lezat. Ah,
saya membawakannya untukmu, ujar Profesor David sambil
mengangkat paper bag yang Ia taruh tidak jauh dari tempatnya
duduk dan menyerahkannya kepada Rona.
“Wah senang sekali. Terima kasih, Profesor!” ucap Rona
seraya menerima bingkisan itu. Keduanya lalu berdiskusi panjang @hi_raniran
mengenai penelitian yang telah dilakukan oleh Rona. Setelah puas berjudul dariku olehku untukku. Akun instagramnya
dengan diskusi kritis yang selalu memantik keingintahuan, adalah penulis pendatang baru yang membuahkan satu buku yang
akhirnya penelitiannya mendapatkan respon yang positif untuk tinggal di Cianjur, Jawa Barat. Hobi menulis dan memanah. Ia
sidang akhir. Rona berpamitan kepada Profesor David segera Rhanty Fujiani Sapar. Perempuan kelahiran tahun 2004 ini
setelah diskusinya selesai, untuk menjemput seorang teman yang
datang dari Indonesia.
Tentang Penulis

32 Tari Purwanti
127

Bandung, Maret 2022


tanya Mamand, teman sekelas Gina dengan nada mengejek. “Gimana?” tanya Nata, adik perempuan Rona yang sedari tadi
“Arkeologi? jurusan apa itu? Gali-gali kubur, bukan?” menunggunya keluar dari ruangan setelah melaksanakan ujian
“Jurusanku tidak se-madesu itu,” batin Gina. Bahasa Inggris untuk persyaratan beasiswa yang telah lama ia
berarti jurusannya tidak dibutuhkan. idam-idamkan. Rona segera menyandarkan punggungnya di sofa
diminati, dan kurang hypes seperti jurusan lainnya, namun bukan empuk yang ada di tempat kursus itu.
jurusan yang ia pilih. Jurusannya memang kurang terkenal, kurang “Pusing, aku enggak yakin tadi pas sesi listening. Skornya
merundungnya, bahkan mencemooh dirinya hanya karena besar enggak, ya?” jawab Rona sambil membuka tutup botol
Gina tak habis pikir mengapa teman-temannya begitu gencar minumannya. Rasanya Ia lelah sekali setelah beberapa jam
masa awal perkuliahan malah berujung pilu yang mendera batin. menjalani ujian. Sejujurnya ia tidak begitu percaya diri dan merasa
diisi dengan canda-tawa berikut obrolan hangat mengenai masa- kurang sehat selama beberapa hari ini, namun ia merasa saat ini
mengingat perkataan mereka. Reuni angkatan yang seharusnya waktu yang tepat untuk mengambil ujian karena tahun depan Ia
seakan teriris sembilu dan napasnya memburu hebat kala berencana melanjutkan studi.
“Permisi, saya ikut duduk di sini, ya,” ucap sebuah suara

tinggi.
“A
pergi meninggalkan teman-temannya tanpa sepatah kata. Hatinya
Dengan berurai air mata, Gina langsung beranjak ketika Rona sedang memejamkan mata sejenak.
“Oh, iya. Silakan, Mas,” ujar Rona dan Nata berbarengan.
ku bukan tukang gali kubur!” pekik Gina dengan suara “Habis ambil test juga?” tanya laki-laki itu sambil
membuka bungkusan rokok yang baru saja ia ambil dari sakunya.
“Iya, Mas. Masnya juga baru selesai test?”
“Iya. Ikut test ini untuk apa? Beasiswa?”
“Iya, Mas. Kebetulan saya udah dapat LOA, tapi mau cari
beasiswanya dulu”
Dahniar Arsyad “Wah, hebat. Sama kalau begitu. Untuk S2 atau S3?”
“Untuk S3, Mas. Mas sendiri mau S2 atau S3?”
Sarjana Tukang Gali Kubur “S3 juga. Mau kuliah di mana?” ucapnya sambil senyum, Ia
terlihat ragu saat mau menyalakan koreknya.
“Gak apa-apa kok, Mas. Silakan kalau mau merokok,”
ucap Rona mempersilahkan. Nata hanya mengangguk.
“Oke. Makasih, ya,” ucapnya.
“Saya mau kuliah di Kanada, Mas. Kalau Mas?” tanya Rona
kembali.

Asa dan Cinta, Kugenggam di Kanada 33


Dahniar Arsyad 128

“Saya juga mau kuliah di Kanada. Di kampus mana?” arkeolog dalam memecahkan misteri peradaban masa lampau
Rona terkejut, karena negara tujuan mereka sama, menjadi arkeolog. Film yang mengisahkan petualangan professor
kampusnya saja yang berbeda. Keduanya lalu berbincang-bincang Jones mengubah mimpi besarnya yang awalnya seorang jurnalis
sampai petang dan bertukar nomor kontak. sekolah menengah. Ketidaksengajaannya menonton film Indiana
Laki-laki itu bernama Rain. Kini Rona tahu, laki-laki yang Menjadi mahasiswa arkeologi adalah keinginan Gina sejak
duduk tidak jauh darinya itu adalah seorang dosen di salah satu
kampus swasta di Jawa Barat. Menjadi dosen adalah impian Rona
sejak masih sekolah. Ia ingin terus berada di lingkungan akademik pada kursinya.
dan dikelilingi oleh orang-orang luar biasa yang bisa membuatnya berbuat apa selain menyalahkan Mamand yang terduduk lesu
tertarik untuk berdiskusi kritis. Bagi Rona dunia akademik adalah berlalu pergi meninggalkan acara, mereka tidak tahu harus
dunianya, tempat ia merasa hidup dan mempunyai tujuan. temannya seketika menoleh ke arahnya. Melihat Gina yang
Setelah pertemuan itu, Rain sering menelepon Rona untuk menggebrak meja dengan kasar hingga membuat teman-
membicarakan persiapan beasiswa dan beberapa kali meminta “Sarjana Tukang Gali Kubur” membuat amarahnya meluap. Gina
bantuan Rona dalam mengerjakan tugas-tugasnya sebagai dosen, Mamand yang terus-terusan mengejeknya dengan sebutan
terutama dalam artikel ilmiah dan penelitian. Dalam pandangan untuk menenangkan hati yang mulai diselimuti amarah. Namun,
Rain, Rona adalah perempuan yang memiliki semangat yang ejekan teman-temannya. Gina berusaha menarik napas panjang
tinggi untuk belajar dan cepat menguasai hal-hal baru yang Rain memasang senyum masam. Ia sebisa mungkin tidak menggubris
ajarkan yang berkaitan dengan pekerjaan seorang dosen. Mendengar itu, Gina hanya bisa terdiam sembari
Meskipun perbedaan usia terpaut sepuluh tahun, serta status Rain yang ada di meja sebelah juga terlihat menahan tawa.
yang baru saja menjadi duda anak dua, sedangkan Rona hanyalah mantan Ketua OSIS diikuti tawa yang lain. Bahkan Lia dan Ayu
gadis berusia 26 tahun yang tidak pernah terlibat dalam hubungan jurusan tidak jelas. Nanti kerja di mana? Kuburan?” imbuh Rio,
jangka panjang, baik Rain maupun Rona merasa tidak ada minimal seperti Ayu yang jadi anak komunikasi. Ini malah pilih
perbedaan berarti di antara keduanya. Mereka menikmati “Harusnya kamu itu seperti Lia, masuk kedokteran atau
pertemanan itu. ejekan.
Rain sesekali mengajak Rona untuk bertemu untuk sengaja mengganti lirik lagu anak-anak tersebut dengan kalimat
berdiskusi, mengerjakan beberapa proyek penelitian bersama- Seketika suasana dibuat riuh oleh tingkah Mamand yang
sama. Ia bahkan mengajak Rona untuk belajar Bahasa Inggris di kebun Gina.”
bersama untuk meraih nilai yang diinginkan, setelah sebelumnya “Cangkul, cangkul, cangkul yang dalam … menggali kubur
keduanya gagal mendapatkan skor minimum yang dipersyaratkan “Menanam Jagung”.
oleh penyelenggara beasiswa. Hal ini membuat Rain sempat menggali kubur sembari menyanyikan lagu dari Ibu Sud berjudul
putus asa dan hampir menyerah, terlebih karena kondisinya pada Sambil berdiri, Mamand dengan bungahnya mencontohkan cara

34 Tari Purwanti
35 Asa dan Cinta, Kugenggam di Kanada
tangannya sambil tersenyum. tersebut, menurut Gina adalah sesuatu yang mengagumkan.
Malam itu, untuk pertama kalinya Rain menggenggam Terlebih di kampung Gina, terdapat jejak-jejak peradaban masa
menjadi seorang dosen,” ucap Rona penuh harap. lampau yang jarang dijamah oleh manusia sekarang, salah satunya
“Aku juga berharap demikian, Mas. Aku sangat ingin adalah sebuah gua yang di dalamnya banyak ditemukan lukisan-
mengajari Rona dan menemani berlatih setiap hari sebelumnya. lukisan purba.
siang itu tidak terlepas dari bantuan Rain yang dengan giat “Nenek moyang kita yang bikin gambar-gambar di gua
di Indonesia. Keberhasilannya dalam menempuh microteaching itu,” jawab nenek ketika Gina menanyakan perihal lukisan yang
microteaching dalam sebuah seleksi dosen di sebuah kampus terbaik ada di dalam gua.
Siang sebelumnya, Rona baru saja menyelesaikan tahapan Nenek menuturkan bahwa dulunya nenek moyang
sebuah café waffle yang tidak jauh dari rumah Rona. manusia hidup di gua-gua, hidup berkelompok, dan mencari
mumpuni untuk menjadi seorang dosen,” ujar Rain malam itu, di makan di alam dengan cara berburu hewan dan meramu. Mereka
mendukungmu. Kamu benar-benar memiliki kapasitas yang mengembangkan peralatan sederhana berupa alat batu untuk
“Kamu harus berhasil menjadi dosen, Rona. Aku sangat membantu mereka berburu hewan-hewan besar. Selain itu,
depan mata. mereka juga belum mengenal ragam teknik memasak sehingga
beberapa kendala di kampus, akhirnya cita-citanya kini berada di makanan yang mereka dapatkan langsung dimakan secara mentah
keberhasilannya. Setelah tiga kali gagal menjalani test IELTS dan atau dibakar.
ternama di Kanada. Rain nampak sangat gembira dengan “Hidup mereka itu sangat primitif, enggak kayak
mendapatkan Letter of Acceptance (LOA) dari sebuah kampus kehidupan kita sekarang yang sudah modern,” ucap Nenek.
untuk merayakan keberhasilan mereka yang baru saja Gina menempuh pendidikan sarjananya di salah satu
Malam itu Rain sengaja datang ke Bandung dan menemui Rona perguruan tinggi di Kota Daeng, Makassar. Di awal perkuliahan,
Agustus 2023 Gina sempat ingin menyerah sebab masa orientasi mahasiswa
baru untuk jurusannya dipenuhi dengan kegiatan yang menguras
fisik. Gina yang tidak terbiasa dengan dunia olahraga dikuras
berguna untuk mendukung karir impiannya kelak. habis tenaganya oleh latihan yang berintensitas tinggi. Tak
untuk mempertajam kemampuan analisisnya yang tentu akan berhenti sampai di situ, Gina bersama teman seangkatannya juga
ajakan Rain untuk bergabung dalam proyek-proyek penelitiannya harus menjalani orientasi pengenalan lapangan dengan cara
baru saja lulus dari universitas, dengan senang hati menerima bertahan hidup selama seminggu di hutan. Berbekalkan peta,
Rona yang pada saat itu masih mencari pekerjaan karena ia kompas, dan peralatan tim maupun pribadi yang dimuat dalam
untuk meraih impiannya. tas carrier, mereka harus mampu mencapai tujuan akhir.
mengalahkan rasa kecewanya itu dan berusaha dengan lebih baik Beruntung, Gina bisa melewati masa-masa sulit tersebut.
saat itu sedang tidak baik-baik saja. Namun, ia berusaha
Sarjana Tukang Gali Kubur 129
Tari Purwanti 36
Kini, Gina telah menjadi seorang arkeolog yang bekerja di impiannya untuk menjadi dosen. Entah Rona harus bahagia atau
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) di ibukota. Yang ia usahakan hanyalah beasiswa untuk melanjutkan studi dan
Ia sering bepergian ke daerah-daerah Indonesia untuk melakukan pun. Ia sudah menyerahkan jiwanya seutuhnya kepada takdir.
riset termasuk di kampung Gina sendiri. Kedatangan Gina memulai kehidupan baru di sana tanpa penghakiman dari siapa
bersama timnya memantik rasa penasaran masyarakat terutama pernikahan. Yang ia harapkan adalah segera pergi ke Kanada dan
pemerintah daerah setempat. Seketika Gina menjadi selebriti menikah. Selama ini ia merasa jauh dari bayang-bayang tentang
dadakan karena media wara-wiri mewartakan hasil penemuan Rona membisu, Ia tidak mengira Rain akan mengajaknya
Gina bersama timnya yaitu lukisan gua tertua di dunia. “Ya. Maukah kamu jadi istriku?”
Sebelum menguak misteri lukisan gua tersebut, Gina mata Rain.
bersama timnya melakukan riset selama dua bulan. Mereka dibagi “Me-menikah?” tanya Rona, mencari kepastian dari kedua
menjadi dua tim. Satu tim bertugas mendata lukisan gua, sisanya tiba-tiba, setelah tiba di teras rumah Rona.
melakukan ekskavasi. Setiap hari, dari pagi sampai petang mereka “Setelah kita tiba di Kanada, ayo kita menikah,” ucap Rain
berjibaku di dalam gua dengan temuan ekskavasi yang berjumlah kirinya.
ribuan. Jumlah tersebut didapatkan karena kondisi temuan yang dan menghalangi air hujan menyentuh wajahnya dengan tangan
sudah terfragmentaris atau terpecah-pecah menjadi bagian yang Rona hanya tertawa saja melihat tingkah Rain, sambil menutupi
kecil. Setelahnya mereka akan menganalisis temuan dan menulis mengajaknya berlari menembus hujan, menuju rumah Rona.
laporan. Sementara itu, Gina bersama timnya meneliti lukisan gua “Ya udah, yuk.” Rain memegang tangan Rona dan
berupa gambar seekor babi dan anoa yang diburu oleh hujan juga?” Rona mengangguk.
sekelompok figur setengah manusia dan setengah hewan “Katanya sih, karena ibuku suka suara hujan. Kamu suka
menggunakan tombak dan tali. sedang memesan taksi online di smartphonenya.
Melalui identifikasi endapan kalsit yang terbentuk di atas “Mas, kenapa namamu Rain?” tanya Rona ketika Rain
lukisan dan penggunaan isotop seri Uranium untuk menentukan tutup.
umur dari lukisan tersebut, Gina bersama timnya berhasil waitress menghampiri dan mengatakan bahwa mereka akan segera
mengguncang dunia dengan hasil penemuan mereka. Hasil dating malam. Rain dan Rona bersegera keluar dari café ketika seorang
pada lukisan tersebut menunjukkan bahwa lukisan gua tertua di memiliki jam operasional sendiri yang harus tutup tepat jam 10
dunia bukan lagi di Gua El Castilo, Spanyol tetapi di Indonesia selagi menunggu hujan reda. Namun apa mau dikata, café
yaitu di kampung Gina sendiri. Melalui penemuan tersebut, Gina pengunjung café berharap dapat menetap lebih lama di dalam
dan timnya juga berhasil mematahkan stereotip selama ini yang genggaman. Malam itu, hujan turun dengan deras. Beberapa
menyatakan bahwa peradaban bangsa Eropa jauh lebih maju oleh Rona, sambil dengan kikuk melepaskan tangannya dari
dibandingkan bangsa lain. sama,” ucap Rain lagi, yang hanya disambut dengan senyuman
“Aku berharap kita bisa berangkat ke Kanada bersama-
130 Dahniar Arsyad
131 Sarjana Tukang Gali Kubur

sedih mendengar ajakan itu, terlebih ajakan itu datang dari


seseorang yang ia hormati lebih sebagai atasan, dari pada sebagai
rekan. Selain itu, status keduanya yang berbeda membuat Rona
tidak pernah berpikir untuk menikah dengan Rain. Di usianya
saat ini, Ia tidak berpikir untuk menjadi ibu tiri dari dua orang
anak.
“Maaf, Mas. Aku tidak bisa menjawabnya saat ini. Aku
perlu waktu untuk mencerna ini semua.”

Toronto, September 2026


Penerbangan menuju Toronto mengalami keterlambatan
karena permasalahan teknis. Beruntungnya, keterlambatan itu
hanya satu setengah jam saja. Rona berkali-kali mengecek email
yang masuk, bertanya-tanya apakah orang yang ditunggunya
sudah tiba di Kanada atau belum. Sebuah tangan tiba-tiba
menyodorkan kopi hangat ke depan wajah Rona. Rona
mendongak untuk mencari tahu siapa pemilik tangan itu.
“Do you miss me?” tanya laki-laki itu.
Rona segera berdiri dan memeluk Rain dengan erat.
Matanya berkaca-kaca. Setelah tiga tahun tidak bertemu sejak
lakukan yaitu menjadi yang terbaik di bidang yang kita pilih. kejadian itu, akhirnya ia kini dapat kembali melihat Rain dan
memberikan yang terbaik untuk kita. Hanya satu yang perlu kita mendekapnya dalam pelukan hangat.
menghargai pekerjaan yang kita lakoni, pekerjaan tersebut akan “I miss you so badly,” ucap Rona di antara tangis harunya.
Namun Gina percaya bahwa ketika kita mencintai dan “I know that, I know that,” balas Rain sambil mengelus
mereka yang berseragam, berduit, dan memiliki kedudukan. kepala Rona.
masyarakat kita umumnya lebih menghargai dan menghormati “Kenapa baru datang? Aku udah nunggu 3 tahun, Mas,”
dianggap tidak memiliki masa depan yang cerah. Memang tanya Rona sambil menghapus air matanya.
acap kali dipandang sebelah mata, dicemooh, dirundung, dan “Banyak hal terjadi. Sebagai pria dewasa, aku harus
lalui selama ini. Hanya karena ia memilih jalan yang berbeda, ia bertanggung jawab atas semua itu,” jawab Rain. Rona tentu ingin
Gina hanya bisa tersenyum menang atas apa yang telah ia

Asa dan Cinta, Kugenggam di Kanada 37


Tari Purwanti 38
Tentang Penulis
Dahniar Arsyad Kaluma,
lahir pada 26 November
silam. Merupakan alumnus S1
Jurusan Arkeologi Universitas
Hasanuddin dan S2 Jurusan
Antropologi Budaya
Universitas Gadjah Mada.
Kiwari, perempuan yang
melabeli dirinya sebagai
“Pluviophile” tersebut tengah
mengembangkan sebuah
project sosial bernama
Kamputo yang berfokus pada
isu-isu politik, sosial, dan
budaya. Bersama teman-temannya, Ia juga membangun Rumah
Baca Kamputo untuk meningkatkan tradisi baca dan budaya
literasi anak-anak di kampungnya. Cita-citanya yang belum
terwujud adalah menggarap novel dan buku dongeng untuk anak- menangis dan langsung dibalas pelukan bahagia oleh Rain.
anak. Tidak memiliki akun Instagram sehingga sering dianggap “Yes, I do. I want to be your wife,” ucap Rona yang masih
kampungan oleh teman-temannya. pertanyaanku waktu itu?”
tercapai,” ucap Rain bangga. “Jadi, gimana jawaban kamu soal
sedang menuju sidang akhir. Selamat ya, akhirnya cita-citamu
mau jadi dosen di salah satu universitas terbaik di Indonesia, dan
“Aku dapat kabar dari Nata, katanya kamu sekarang sudah
menikmati momen bersama dengan Rain.
tahu masalah yang dihadapi Rain, tapi untuk saat ini ia hanya ingin
132 Dahniar Arsyad
133

Tentang Penulis
pandangan luas.
AC dengan kaca besar, sudah bawaan lahir dia suka ruang dengan
Tari Purwanti lahir
kami masih sendiri. Dan aku tahu juga bakal masuk ke ruang ber-
di Sumedang pada
Sudah melahirkan 5 kali tetap saja energinya seperti dulu, ketika
tanggal 24 November
Kuikuti langkahnya. Wanita ini benar-benar istimewa.
1993, gadis yang saat
saja sudah panas.”
ini berusia 27 tahun
“Oke, siap Bos. Duduk di dalam, yuk. Kalau di sini bentar
ini sudah tertarik
“Aku sudah memesan kopi.”
dengan isu-isu seputar
selalu menyenangkan bagiku.
keluarga, ekonomi
memperhatikan dengan senyum lega. Momen bersama Savina
dan psikologi sosial
yang sudah setengah jam lalu duduk manis di dalam cafe bis ini
sejak masuk jurusan Antropologi di Universitas Padjadjaran dan
gombrong motif strip, dan sandal jepit. Tidak seperti
K
biasanya, pikirku. Kali ini Savina terlihat sangat santai. Aku
melanjutkan studi di jurusan yang sama di Universitas Gadjah
Mada.
ulihat dia datang dengan motor bututnya, baju daster
Selain bergelut di dunia fiksi, ia juga aktif sebagai peneliti
sosial budaya dan menulis jurnal ilmiah. Karya-karya fiksinya
ditulis dalam blog pribadinya di alamat
http://mentaripurwa.wordpress.com. Sejak SMA,
ketertarikannya pada dunia kepenulisan membawanya pada
beberapa lomba dan mengantarkannya menjadi juara dan
Mufrikha Imaroe Nusseiba
mendapat beberapa penghargaan. Diantaranya yaitu: juara 2
lomba cerpen di sekolah tahun 2011, nominasi 100 cerpen terbaik
Melanjutkan Takdirku di lomba cerpen yang diadakan oleh Heart2Heart tahun 2013,
juara 2 lomba penulisan feature yang diadakan oleh Gatra pada
sosialisasi UMKM di UNPAD tahun 2013, dan masuk ke dalam
20 paper ilmah terbaik dan dibiayai oleh One Asia Foundation
Japan bekerjasama dengan UNPAD pada tahun 2016. Tulisan
fiksi pertamanya terbit dalam antologi cerpen yang berjudul :
Keluarga dan Segala Kisah Tentangnya.

Asa dan Cinta, Kugenggam di Kanada 39


40
“Sav, aku ingin mengatakan aku sayang kamu, tapi aku takut tidak
bisa membuatmu bahagia.”
diemban memang banyak sekali, tapi apalah daya kami yang
“Suatu saat, Ky. Ketika kamu menyukai seseorang, jangan
yang mengaji tapi juga sekolah luar pesantren. Tugas yang
pernah takut apa pun. Ketakutanmu adalah modal terbesarmu,
diriku dan kawan-kawanku multi sebab kami bukan hanya santri
paling tidak kamu berusaha untuk membuatnya bahagia. Tetapi
seorang santriwati yang multi, bukan multitelenta. Aku menyebut
untukku kali ini, aku masih ingin sendiri dulu. Kasihkan ke yang
Mungkin karena kebanyakan pikiran. Wajar karena aku adalah
lain saja.”
Benar saja, yang baru saja kurenungkan terjadi. Aku gila.
Jawabanmu selalu bijak. Aku mengenalmu sebagai
berjajaran. Sekian renungku pagi ini.
mahasiswa yang cerdas, kreatif, penuh ide yang tidak biasa.
memikirkan penciptaan karena bisa menyebabkan kegilaan yang
Penolakanmu sama sekali tidak membuatku tersinggung.
keagungan Tuhan, namun pernah ada larangan terlalu dalam
Kegiatanmu di luar membuatmu tidak ada waktu untuk
tumbuhan. Begitu syahdunya cara orang-orang menyaksikan
bersenang-senang. Entah apa yang kaupikirkan, mungkin
rupa berbagai warna kulit manusia dan hewan, serta dedaunan
introvert-mu membuatmu nyaman dengan banyak kegiatan.
manusia itu sendiri. Tentang cara Tuhan mengatur sedemikian
“Hari ini ada acara ke mana?”
semua makhluk, jarang terlintas pada pikiran-pikiran
“Ingin duduk santai menghabiskan buku yang kemarin
manusia. Entah bagaimana Yang Kuasa menciptakan
kubeli dari Gramedia.”
idup memang indah, berbagai macam pandangan
Selalu seperti itulah kau meluangkan waktu, me time

H
versimu.
“Sav, mobilmu mana? Kamu tidak sedang bermasalah, 'kan
dengan suami kamu?”
“Enggaklah. Aku sengaja berangkat pagi sekali. Hari ini Aisyah Firyal Maulidya
aku ingin merasakan angin menyentuh kulitku, udara mengisi
rongga hidungku. Lama sekali aku tidak menikmati saat-saat
seperti ini. Sengaja kupakai sandal dan baju longgar untuk
Setengah Gila
menikmati semua ini. Biar bebas aja,” jelasmu sambil tertawa.
“Suamimu dan anak-anak sehat?”
Cerita Lara:
“Alhamdulillah, semua sehat. Tadinya mau diantar sama
Kang Ari, tapi kubilang ingin sekalian menghabiskan buku,
duduk santai sampai sore.”
134 Mufrikha Imaroe Nusseiba
135 Melanjutkan Takdirku

berbakat dalam meringankan beban pikiran. Berlagak santai


“Sav, menurutmu aku harus bertahan?” padahal tugas sudah berhasil menyerupai gunung. Banyak sekali.
selalu seperti itu. Namaku Lara, pagi ini aku seperti biasa. Belajar via daring
rupanya. Yap, kamu masih seperti dulu, bertindak dengan hati, di pesantren. Setelah malam hari aku berpikir terlalu dalam
meminta ijin ke kasir untuk membeli dagangan bapak asongan tentang ‘penciptaan’, paginya aku pusing. Melihat soal kimia yang
memang tidak boleh membawa makanan dari luar. Savina dikirimkan guruku saja langsung membuatku menitihkan air
Kulihat kasir mengucapkan terima kasih. Aturan cafe mata. Aku takut tidak bisa mengerjakannya.
“Mbak, ini kerupuk. Bawa pulang juga tidak apa-apa.” Pikiranku kalut, kalang kabut lalu kutelpon ibuku dan
Kau bawa kerupuk ke kasir. memintanya kemari.
perseteruan uang kembalian. Savina, kamu masih seperti dulu. “Bu, aku bingung cara untuk menyelesaikan tugas ini.”
asongan dan menyerahkan sejumlah uang. Sepertinya terjadi Begitulah kiranya suaraku dalam panggilan dengan nada
dibicarakannya. Tak lama dia keluar memanggil pedagang bergetar. Tak lama ibuku langsung menuju pesantren karena
Kulihat dia berjalan ke kasir, entah apa yang sedang pesantren dan rumahku jaraknya tidak sampai menyebrang pulau.
alasan terbesarmu dan fokuslah untuk itu. Sebentar, ya.” Ibu lantas memelukku, mengusap pipiku dengan bibir yang
mencari tapi, maka akan ada seribu alasan, bahkan lebih. Fokus merapalkan doa dan nasihat kalbu.
“Abaikan tapimu. Sudah kukatakan sebelumnya, jika kamu Beberapa waktu kemudian aku mulai tenang. Ibuku lantas
“Tapi, Sav …,” berbicara dengan ketua pesantren guna menitipkan aku. Dosakah
“Nah, sudah nemu alasan.” aku jika mendengar pembicaraan mereka?
“Anak.” Kujawab pertanyaanmu dengan sigap. “Lara ini tidak biasa-biasanya mengeluh soal tugas.
membuatmu bertahan sampai sekarang?” Terutama karena saya ibunya dan tahu seberapa kemampuan
terlama, berlaku seumur hidup sampai akhirat. Apa yang anak saya. Tolong ya, Mba. Ini anaknya memang pemikir dan
alasan dan mengabaikan 1000 kekurangan. Menikah itu ibadah pendiam, tolong diajak bicara biar tidak sedih dan melamun saja.”
“Ky, jika kamu ingin bertahan, kamu hanya butuh satu Ya, aku Lara. Pandai menganalogikan keramaian dan
karena aku tahu, kamu manusia terpositif yang pernah kukenal.” kesepian karena itu yang sering kurasa. Berpikir dalam-dalam dan
yang kadang membuatku tak kuat. Bertemu denganmu kali ini, melampauinya hingga pikiranku musnah. Kacau, tidak bisa
Rumah tanggaku tak semulus dirimu. Istriku ingin banyak hal terarah. Jika diteruskan berpikir begini bisa-bisa banyak kisah
“Aku harus bagaimana ya, Sav? Aku iri melihatmu, Sav. yang kutulis
'kan?” Lara yang sudah terlalu lara jika meneruskan cerita.
ceritakan? Mana mungkin tidak ada apa-apa ngajak janjian di luar, Meskipun cerita itu mengandung motivasi dan makna jeru, kalau
“Kamu sendiri apa kabar? Ada sesuatukah yang ingin kau kata orang Jawa. Intinya, jangan terlalu berpikir dalam semua hal.
“Oke, baiklah kalau begitu.”

Cerita Lara: Setengah Gila 41


Aisyah Firyal Maulidya 42
“Yes. You have to survive, not for anyone, but for yourself. Dan
lihat nanti efeknya yang luar biasa untuk sekelilingmu. Perbaiki
dulu mindsetmu. Belum waktunya menuntut orang lain, meskipun
dia istrimu, anakmu, atau anak buahmu. Duh, terlalu serius kita.”
Kami pun tertawa.
“Terus, kalau kamu tidak bertahan, maumu apa? Berpisah?
Kamu kira kamu akan lebih baik? Contoh saja, anak kamu. Tidak
sama sekali, mereka akan tertekan dan malu karena orang tuanya
berpisah. Bahkan kamu sendiri tidak akan nyaman selamanya.
Itulah kenapa bercerai itu paling dibenci Allah.”
Entah kenapa kata-kata Savina yang terakhir ini sangat
menyentuhku. Entah bagian yang mana, tetapi ingin rasanya saat
ini aku pulang dan meminta maaf ke istriku.
“Sav, aku pulang dulu, ya.”
“Lheeeee lheeeee lheeeee, gak sopan. Ini kerupuknya sekalian
dibawa. Bilang aja, kulihat ada orang di jalan jualan kerupuk
kesukaanmu, maka kubeli. Pasti dia akan senang.”
Seperti biasa, ekspresi wajah lucunya dibuat-buat sengaja
ingin membuatku tersenyum bahagia. Kuhabiskan kopi dan
kubawa kerupuk hasil ngopi hari ini.
“Nih, oleh-oleh dari Spore, biasanya anak-anak suka.”
Gantungan kunci yang kaukemas rapi, tahu sekali cara untuk
menyenangkan anak-anak.
Savina …
Aku lupa, selama ini hanya memikirkan dunia, memikirkan
istriku yang kurasa kurang segala tindak tanduknya. Sedangkan
aku? Selalu menunututnya tanpa berpikir apa yang kudapatkan lain sekedarnya, namun pandailah menangkap makna.”
dari mereka. Kata-katamu seolah mengingatkanku. Bahwa, “Tulis cerita hidupmu seindah yang kaumau. Baca cerita orang
selama ini aku melupakan surga.
Pernikahan adalah sebuah perjuangan. Seperti ketika Allah tahu kapan kita bahagia.” Sesederhana itulah ceritaku.
mencapai cita-cita, pernikahan pun butuh sebuah effort yang tidak Pernah kudengar kata mutiara “Ikuti alurnya, jalani prosesnya dan
136 Mufrikha Imaroe Nusseiba
43 Cerita Lara: Setengah Gila
mudah. Pantang menyerah karena yang didepan mata surga.
Selama ini aku lupa dengan-Nya. Aku hanya memikirkan diriku
sendiri, merasa benar di atas segalanya.
Terima kasih wanita berdaster, sahabat sejatiku, lanjutkan
melahap bukumu hari ini. Sementara aku akan memulai hidup
baru dengan orang-orang terkasihku. Oh iya, Savina. Hari ini
kamu sok tahu, istriku sukanya bakso. Akan kubelikan bakso saja
sambil jalan, kerupukmu biar kumakan sendiri.
“Kita sambung lagi besok ya, Sav. Assalamualaikum.”
Kutinggalkan dirimu yang melepaskanku sambil berdiri.
“Hati-hati, jangan senyum-senyum sendiri di jalan, ya.”
Ah, Savina. Kamu tahu saja.
ingin berbincang bisa cek akun instagram @aisyfryl_
selenggarakan Dewan Kesenian Malang dan Banjarmasin. Jika
namun barusaja beruntung. Masuk pada antologi Puisi yang di
pesantren di kota yang berbeda. Karyanya masih amatiran,
Almaarif Singosari namanya. Penulis juga berdomisili di
mengenyam pendidikan di bangku MA di suatu kota. MA
Aisyah Firyal Maulidya, lahir pada tanggal 5 Mei 2005. Tengah
Tentang Penulis
Melanjutkan Takdirku 137
Mufrikha Imaroe Nusseiba 138

Impian Bagas
Nurul Hidayah

T
erik matahari menyengat kulit pemuda berkulit
kecoklatan itu, sesekali ia menyeka keringat yang
perlahan-lahan jatuh membasahi kerah bajunya.
Jemarinya sibuk menarik jala memasukkan ke dalam sampan.
Whatsapp : 0812. 3450.7097
“Bagas, masukkan ikan-ikannya ke dalam ember ini,”
perintah lelaki berkumis tebal itu.
Selamat menikmati …
“Baik, Yah,” ucap Bagas mematuhi lelaki yang
cerita Savina.
dipanggilnya dengan sebutan Ayah.
Selalu ada hikmah setiap kisah selalu ada dalam cerita, seperti
Mereka sibuk memasukkan ikan-ikan yang tertangkap di
membuat pembaca merasa rileks dan ikut menikmati suasananya.
jala ke dalam ember, hari ini tangkapan ikannya lumayan banyak.
yang berbeda. Latar cerita yang dibuat sesantai mungkin,
“Gas, udah jam 7. Kamu harus ke sekolah.”
akan menjadi sesuatu yang istimewa ketika ditulis dengan bahasa
“Ini dikit lagi, Yah.”
Saya Mufrikha Imaroe Nusseiba. Traveling dan semua momen
“Udah, gak papa. Biar Ayah saja,” ucap ayahnya. Bagas
menatap ayahnya sejenak, bagaimana bisa ia membiarkan ayahnya
mengerjakan sendiri dengan kondisi badan yang tak muda lagi? Tentang Penulis

44
139

Tapi ia harus sekolah demi cita-citanya, Bagas menyalami tangan


mampu menambah kehangatan. Sebelum aku melakukan ayahnya dan berpamitan pergi ke sekolah.
menyenangkan. Di pagi itu udara sejuk dihirupku. Sinar surya Bulan ini adalah bulan menuju kelulusan, banyak hal yang
Itulah aku, yang baru saja menyelsaikan masa SMA yang Bagas khawatirkan; ia takut tak dapat lulus dan menggapai cita-
saja beranjak dewasa membuka mata dari tidurnya yang panjang. citanya, dan ia takut membuat orangtuanya kecewa.
Suara alarm berbunyi di hari itu, seorang gadis yang baru “Gas, udah mutusin mau ambil jurusan apa?” tanya
TRING TRING… pemuda berambut ikal itu.
kembali untuk meneruskan langkah mimpinya. “Aku tetap sama keputusan aku, Roy.” Bagas tersenyum
mimpinya di dalam sebuah buku dairy, buku itu hari ini dibuka kecil.
apa saja mimpinya. Selain itu aku selalu menuliskan mimpi- “Kamu yakin? Kedokteran lho, Gas.” Roy mencoba
selalu diucapkan sebelum tidur. Hanya aku dan Allah yang tahu memastikan kembali
bahagia dan paling bisa menyembunyikan mimpi-mimpi yang “Emang kenapa, Roy? Enggak pantes?” tanya Bagas
lingkungan pertemanannya. Sudah terbiasa untuk pura-pura menatap Roy
“Bukan gitu, aku kan sahabat kamu. Aku dukung kamu
dan kenyaman entah dari lingkungan keluarganya mau pun di
paling bisa memecahkan suasana hangat, menyenangkan,
teman-temannya di masa SMA. Aku memang anak yang
A aja, cuma kan aku gak mau aja nanti orang-orang pada ngeledekin
kamu karena ....”
vra, panggilan yang selalu disenangi saat bertemu dengan “Karena aku cuma anak seorang nelayan?” potong Bagas.
Roy hanya diam.
“Roy, aku gak mikirin omongan mereka. Keberhasilan kita
gak ditentuin dari mana kita lahir, siapa orang tua kita, apa
pekerjaan mereka. Tapi dari kita sendiri, gimana cara kita
mencapai keberhasilan itu,” jelas Bagas. Ucapan Bagas membuat
Ardhy Avrina Rachma Roy tersenyum.
“Hebat kamu, Gas. Aku dukung kamu.” Roy merangkul
Pelangi Selepas Hujan pundak Bagas. Tak ada yang tak mungkin di dunia ini kalau kita
berusaha maksimal, itu yang selalu Bagas yakini di hidupnya.
Mungkin akan banyak orang-orang yang mencoba mematahkan
impiannya tapi ia tak akan menyerah karena itu.
Tak lama lagi ujian nasional akan dilangsungkan. Hal ini
membuat Bagas belajar lebih giat. Pagi ini Bagas membantu
ayahnya menjual ikan hasil tangkapan mereka ke pasar.

Impian Bagas 45
Nurul Hidayah 46
aktivitas, aku membuka memori yang sudah dilewati enam tahun
yang lalu dan membuka lembaran satu persatu sambil tersenyum terdengar suara sesuatu terjatuh, Bagas tersentak kaget ia buru-
dan menangis membaca tulisannya. ujian nasional. Di tengah keseriusan Bagas belajar tiba-tiba
Enam tahun lalu, hal pertama yang aku buka memori masa telinga. Bagas duduk membaca buku pelajarannya. Besok ia akan
SMP yang mungkin akan menjadi luka tersakit yang pernah Langit mendung, sesekali terdengar suara petir memekakkan
dialami selama menjadi seorang pelajar. Ya, aku bukan lagi
menjadi anak yang sekolah di desa melainkan harus pergi ke kota
untuk mengejar mimpi-mimpinya bersekolah di tempat yang Bagas mengangguk dengan semangat.
bergengsi di kotanya. Sifatnya yang ceria seketika berubah dengan pernah Allah tinggalkan,” ucap ayah Bagas sambil tersenyum.
sering murung dan tidak ada semangat belajar sama sekali. Tapi ingat, orang yang selalu berserah diri kepada Allah tak akan
Sebuah tantangan yang sangat berat ketika harus “Nak, akan ada banyak rintangan yang kamu lalui nanti.
beradaptasi dengan lingkungan yang baru, di mana semua pergi.
orangnya berbeda dan memiliki sifat yang berbeda-beda. “Ya sudah kalau itu pilihannya,” ucapnya kemudian berlalu
Keadaan semakin membuat aku tidak nyaman ketika harus memasukkan ikan yang jadi pilihan ibu itu.
memasuki sebuah kelas yang tak punya teman, hanya dua orang “Insyaa Allah ada rezekinya, Bu,” kata ayah Bagas, mulai
yang menjadi teman baiknya dan mau mendengarkan cerita yang memilih ikan dan menatap Bagas
aku punya. “Tapi kan ada biaya yang lainnya,” ucap ibu itu berhenti
Mimpiku yang selalu indah seketika hancur di masa SMP, “Kan ada beasiswa, Bu,” jawabnya santai.
dituntut selalu menjadi serba bisa tapi tidak diterima lingkungan. ini Bagas tak marah ia tersenyum dengan percaya diri.
Menangis bukan hal yang selalu aku tunjukan di hadapan orang “Yakin, Bagas? Kedokteran mahal, lho,” katanya lagi. Kali
tuanya. Aku selalu menyembunyikan hal-hal yang membuat sedih dengan ekspresi bangga.
dihadapan keluarganya. Tiga tahun yang berat dilalui dengan “Insya Allah kedokteran, Bu.” Ayah Bagas menjawab
begitu banyak air mata setiap malam. Tidak ada yang paham “Mau ambil jurusan apa nanti?”
tentang isi hatiku, kecuali satu-satunya sahabatku yang bernama “Iya, Bu,” jawab Bagas dengan senyuman kecil.
Fania. Mungkin akua akan semakin hancur jika benar-benar tak sambil memilih-milih ikan.
ada yang peduli. “Eh, Bagas. Bentar lagi ujian, ya,” kata ibu itu berbicara
Memoriku kembali terbuka dan menangis tiba-tiba. Aku pembeli. Tidak lama ada seorang wanita yang mendekati mereka.
teringat pernah berkata sesuatu yang mungkin tidak seharusnya masih segar. Mari beli-mari beli!” teriak Bagas mencoba menarik
diucapkan dan berharap menjadi kata-kata yang terakhir kalinya “Ayo bapak-bapak, ibu-ibu. Ikannya masih baru-baru dan
di hidupku mengatakan seperti itu. tersenyum lebar. Bagas memgangguk setuju.
“Nah, ayo kita semangat jualinnya!” ucap ayahnya
140 Ardhy Avrina Rachma
141 Pelangi Selepas Hujan

buru berlari ke sumber suara dan mendapati ayahnya terbaring di


yang tak bisa menerimaku. Aku berhasil melewati masa SMP lantai sambil memegangi dadanya.
kuhadapi tapi aku juga harus beradaptasi terhadap lingkungan “Buuuuu, ayah!” teriak Bagas mulai panik. Mendengar
tak tahu bahwa tak hanya masalah pendidikan yang harus suara itu ibu Bagas berlari menghampiri.
mengatakan tak pantas sekolah di tempat itu. Sakit sekali, mereka “Panggil Pak Darmi!” perintah ibunya, Bagas berlari
Ada salah satu saudara yang juga merendahkan aku dan mencari Pak Darmi, pamannya. Setelah itu, Pak Darmi segera ke
saja merendahkan aku. Seperti bukan anak sendiri, sakit sekali. rumah mereka membawa ayah Bagas ke rumah sakit. Ayah Bagas
tidak pernah bangga terhadapku dan tak pernah memujiku, selalu dinyatakan harus dirawat di rumah sakit, ini membuat keluarga
Tidak hanya itu. Setiap kali menerima nilai raport, ayahku Bagas merasa sedih. Selama ini ayahnya tampak sehat-sehat saja
muka-muka orang yang selalu merendahkanku. tiba-tiba sakit seperti ini.
nilaiku yang tak bisa masuk ranking 25 besar dan selalu dihantui “Bu, Bagas akan berhenti sekolah,” ucap Bagas menatap
aku buruk di mata mereka. Masa SMP yang cukup cepat dan ayahnya yang tengah terlelap.
teman, tetapi tenyata semua orang di sekeliling sudah mengaggap “Ngomong apa kamu? Ayahmu sangat senang ketika
tetap tersenyum. Hingga suatu ketika aku ingin sekali menambah mengetahui kamu mau menjadi seorang dokter.”
bersikap dewasa dengan keadaan jalan yang aku tempuh untuk “Bu, mau bayar pakai apa kuliah Bagas? Ayah sakit, Bu,”
Hari berat yang selalu aku lewati berusaha tegar dan kata Bagas. Tak disadari pipinya terasa hangat.
sayang denganku. “Masih ada ibu, Gas. Ibu yang cari uang.” Ibunya mengelus
melainkan untuk diriku sendiri dan orang-orang yang masih pelan rambut anaknya, Bagas menggeleng lemah.
mimpi yang harus aku wujudkan. Bukan untuk siapa-siapa, “Ingat, Nak. Ayah akan sedih kalau tahu niat kamu ini.
Seketika semua suasana pecah dan masih ada mimpi- Gas, akan banyak rintangan yang kamu lalui kedepannya. Tapi
Kamu harus yakin tentang hal itu.” Dia menarik tanganku. ingat, ibu, ayah, dan Tania akan ada untuk kamu terutama Allah.
“Ada aku di sini dan siap menjadi tempatmu bercerita. Gas, iringi setiap langkah kamu karena Allah,” kata ibunya
sembari terus menangis. memeluk Bagas yang tampak begitu rapuh.
dan teman-temanki tak akan membutuhkan aku,” ucapku Tak terasa ujian nasional sudah berlalu, kelulusan juga
peduli denganku. Mungkin lebih baik aku pergi saja, toh keluarga sudah diumumkan dan Bagas dinyatakan lulus dari sekolanya.
“Aku sudah tidak punya siapa-siapa dan tidak ada yang Hari ini Bagas akan ke sekolahnya untuk mengetahui hasil
dengan sangat erat. beasiswa kedokterannya. Bagas merapihkan pakaiannya lalu
“Kamu jangan bilang seperti itu.” Fania memelukku berjalan menghapiri ayah dan ibunya yang tengah duduk di ruang
gedung SMP. tengah. Ya, kini ayahnya telah sembuh dan dibolehkan pulang.
bumi,” ucapku sambil memeluk Fania sore itu di lantai tiga “Bagas berangkat, Yah, Bu,” ucap Bagas menyalami tangan
“Aku sudah tidak kuat lagi. Aku ingin menghilang dari keduanya. Orangtuanya mengangguk sambil tersenyum.

Impian Bagas 47
Nurul Hidayah 48
dengan nilai yang mengecewakan dan pertama kali aku dipeluk bertuliskan nama laki-laki yang sangat ia hormati, yang ia cintai.
oleh ayahku selepas pengumuman. bau khasnya. Sesekali Bagas menghelus batu nisan yang
Hatiku hancur dan merasa gagal menjadi anak yang Bagas menatap ke arah tanah yang masih basah, tercium
membanggakan, menangis dan benar-benar takut tidak jasad suaminya.
mendapatkan sekolah yang aku inginkan selanjutkan untuk Ibunya tak mengucapan kata-kata lagi, ia hanya diam menatap
menerukan mimpinya. Namun, aku percaya bahwa aku punya yang bisa dia ucapkan hanya air mata yang terus mengalir deras.
Allah dan yakin pasti ada hal indah selepas banyak kesabaran yang diam menatap jasad ayahnya yang sudah terbaring kaku, tak ada
aku lewati. Yaa, aku gagal masuk sekolah dan jurusan yang “Gas ...” panggil ibunya dengan suara parau. Bagas hanya
menjadi harapan kedua orang tuaku kembali aku hancurkan. mendekati mereka, tangis ibunya terhenti ketika melihat Bagas.
Menangis sudah menjadi hal yang sering aku lakukan dan memeluk adiknya sambil terisak. Bagas melangkah perlahan
mungkin sudah terbiasa. Hingga suatu ketika aku buka salah satu sana, matanya mencari sosok ibunya. Ia dapati wanita itu tengah
surat yang diberikan oleh Vania. Langkahnya terhenti di depan rumahnya. Orang-orang ramai di
Dia mengatkan bahwa aku harus menjadi manusia lebih perasaannya berkecamuk, tak tahu harus berbuat apa.
kuat, tidak boleh cengeng karna aku sudah tidak satu sekolah lagi meninggalkan sekolah. Hatinya benar-benar terasa sakit
dengannya. Menjadi manusia kuat kembali beradaptasi di tersentak kaget. Ia merasa langitnya runtuh seketika, Bagas berlari
lingkungan baru dan teman-teman baru. Sekolah di SMA yang mendekati mereka dan memberikan kabar yang membuat Bagas
jauh dari perkiraanku, berfikir bahwa disini aku tak dapat Di sela-sela tangis bahagia mereka, seorang guru
mewujudkan mimpi-mimpiku yang indah dan mungkin SMA menangis terharu.
memiliki teman yang tidak sefrekuensi. “Selamat, Bagas!” ucap Roy memeluk Bagas sambil
Namun, ternyata di sana aku diterima dengan hangat dan di pipinya.
orang-orangnya bisa menerima aku apa adanya tidak perlu Kata pertama yang keluar dari mulutnya, air mata mengalir
menjadi siapa-siapa, canda tawa masa SMA yang begitu indah. “Alhamdulillah …”
Mimpiku kembali terbangun, dan dilanjutkan lagi. namanya. Bagas diam terpaku, ia hampir tak percaya.
Di kelas 10 SMA, aku berhasil mewujudkan salah satu mencari dengan liar. Matanya terpaku pada satu nama, itu
mimpi terbesarku; pergi ke salah satu kota yang indah dengan kencang. ia mencari namanya di papan pengumuman, matanya
menulis aku bisa berkunjung ke Kota Jepara. Kota yang unik Bagas meremas jemarinya, jantungnya berdegub
memiliki kesenian yang belum banyak orang tahu yaitu tenun. rumah.
Selain itu, memiliki pantai yang begitu tenang dan memberikan membuat Bagas tertawa kecil, lalu ia melangkah meninggalkan
kenyamanan pergi Bersama orang -orang yang sayang kepadaku “Insyaa Allah lulus!” lanjut ayahnya. Ucapan ayahnya
dan mereka begitu baik.empat hari dengan kehangatan. Ya mimpi ucap ayahnya. Bagas tersenyum lebar.
terbesar dalam hidupku adalah bisa keliling kedunia dan menulis. “Apa pun hasilnya, ayah sama ibu bangga sama kamu,”
142 Ardhy Avrina Rachma
49 Impian Bagas
Kelas 11 SMA, begitu indah teman-teman yang selalu
membuat aku tertawa setiap jenuh dengan pelajaran Setiap waktu
dapat tersenyum dan bercanda bersama sambil mengejar ambisi
yang masih menjadi impian dalam satu kelas. Memiliki teman
yang luar biasa baik dan satu frekuensi yang tidak aku rasakan
selama tiga tahun di SMA. Memiliki sahabat yang selalu siap
mendengarkan keluh kesah, guru, dan sekolah yang begitu
hangat. Ini zona nyamanku. Semua berjalan dengan indah dan
menyenangkan.
Apakah semudah itu pada masa adaptasiku? Tidak, aku
masih sering merasa ketakutan untuk memulai berkenalan
dengan orang baru dan memulai pembicaraan karena mereka
sudah berasal dari SMP yang sama sedangkan aku berbeda
sendiri. Namun, di hari kedua aku sekolah teman sebangkuku
memulai pembicaraan dan disitu aku merasa nyaman. Di hari
pertama SMA aku berjanji tidak akan peduli dengan orang-orang
yang menghalagi mimpiku dan harus mewujudkan mimpiku.
Benar, di luar dugaanku aku berhasil masuk 10 besar di
kehidupan selanjutnya. kelas untuk pertama kalinya, ibuku memelukku dan mengatakan
tak selamanya pahit. Akan ada pelangi yang indah menyambut aku harus rajin belajar. Aku juga bercita-cita untuk masuk siswa
kita cintai yang masih ada. Langit tak selamanya mendung, hidup eligible penerima SNMPTN (jalur raport). Aku semakin
kita harus bertahan dan melanjutkan hidup bersama orang yang semangat karena lingkungan yang mendukung. Selain itu, di masa
Memang tak mudah kehilangan orang yang kita cintai tapi SMA mengubahkku menjadi sosok yang jauh lebih dewasa di
agar kuat. mana aku tidak lagi menjadi manusia yang sering menangis.
ucapan Bagas, ibunya tersenyum seperti kekuatan untuknya juga Perubahan terbesarku berhasil meyakinkan kedua orang
mereka, Yah. Bagas janji,” ucap Bagas berusaha tegar. mendengar tuaku bahwa aku bisa, bisa dengan lingkungan baru dan mampu
nyerah, Yah. Bagas masih punya ibu dan Tania. Bagas akan jaga mewujudkan mimpi-mimpiku yang sudah lama kurangkai dalam
hadapi sampai Bagas menjadi dokter. Tapi Bagas gak akan doa-doa yang selalu aku panjatkan. Di masa SMA aku pun
“Yah, ini baru permulaan. Masih banyak yang akan Bagas berhasil bercerita tentang perlakuan lingkungan SMP-ku ke ibuku
itu tak bisa menyembunyikan tangisnya, Bagas merangkul ibunya. dan kakakku. Ibukku yang pertama mengatakan ibu yakin kamu
“Yah, Bagas lulus,” katanya pelan. Ibunya yang mendengar
Pelangi Selepas Hujan 143
Nurul Hidayah 50
bisa. Itu adalah dukungan terbesar yang membuat semangat
belajar masa SMAku yang terus meningkat.
Mimpi-mimpi terwujud menjadi ketua salah satu organisasi
di SMA-ku adalah hal yang menyenangkan berteman dengan
teman yang baik, bisa bergerak bebas tanpa tekanan dan paksaan
dari lingkungan. Salah satu mimpi terbesarku di SMA juga aku
berhasil wujudkan yaitu masuk eligible, dan diterima di Perguruan
Tinggi Negeri yang sudah menjadi salah satu impianku menjadi
pelajar.
“Dik, dik.”
Lamunanku terpecah seketika mendengar seseorang yang di akun instagram @nuurulhidayh.
memanggil aku ternyata memori yang mampu aku lewati enam ingat tak ada kata untuk menyerah. Temukan jejak Nurul Hidayah
tahun ini luar biasa. Aku juga belajar tentang tiga hal dari yang Motto hidup tak apa lelah hari ini, tak apa menangis hari ini tapi
telah aku alami. Hidayah menetap di Jakarta Timur bersama kakaknya. Memiliki
“Akan ada hal indah selepas banyak kesabaran, seperti traveling bersama keluarga keliling Indonesia. Kini Nurul
pelangi setelah hujan.” Konstruksi. Memiliki impian
“Lingkungna baru bukan berarti buruk bagimu, justru akan dengan jurusan Teknik Ekonomi
membuatmu semkin belajar tentang makna hidup dan belajar kuliah di Universitas Bung Hatta
menjadi lebih dewasa.” mendengarkan musik. Pernah
“Sahabat yang baik akan menemanimu dan mendukung menulis, membaca dan
setiap mimpimu.” tahun. Si melankolis yang gemar
Ini ceritaku, seorang Avra Kaira dan masih banyak mimpi- 1998, kini ia genap berumur 23
mimpi indah yang akan aku wujudkan selepas ini. Terima kasih Padang tepat pada tanggal 22 Juli
untuk orang-orang yang sudah membuat aku belajar tentang dengan sebutan Nuy. Lahir di Kota
kehidupan. Semoga aku dan kalian bisa mewujudkan mimpi kita orang terdekat biasa memanggil
dengan indah, Aamiin. NURUL HIDAYAH, orang-
Tentang Penulis
144 Ardhy Avrina Rachma
145 Pelangi Selepas Hujan

Sang Perangkai Kata


Ardhy Nur Ekasari
tentang kehidupan, kesabaran dan menjadi kebermanfaatan.
baik. Hidup adalah belajar
walaupun tidak diperlakukan
orang lain, tapi tetaplah baik
karena diperlaukan baik dengan

B
agaikan hujan di siang bolong, Ira tiba-tiba membuka
terbesarnya jangan jadi hanya
laptop mungilnya dan mulai menyusun huruf-huruf itu
Kota Purworejo. Motivasi
menjadi kata-kata. Satu kata, dua kata, kemudian
penelitan YSTC Jateng. Tinggal di
tersusunlah beberapa kalimat, lengkap dengan paragraf berurut
dan mengikuti beberapa event
nan cantik.
kegiatan penulisan karya ilmiah
“Aduh banyak ide, tapi rasanya tak bisa tertuang semua di
Di masa SMAnya aktif dalam
sini,” ucap Ira mengomel sendirian.
Poltekkes Kemenkes Surakarta.
Tok… Tok… Tok… (Suara pintu diketuk terdengar dari
SD hingga saat ini. Bersekolah di
kamar Ira)
Memiliki hobi menulis semenjak
Ira masih enggan beranjak sampai akhirnya suara pintu
di Puworejo, 14 April 2003.
diketuk itu diikuti suara khas temannya. Ira bergegas
dipanggil Vina atau Ardhy. Lahir
membukakan pintu.
Ardhy Avrina Rachma biasa
“Eh, kamu ngapain ke sini? Aku lagi enggak bisa main,
nih,” tanya Ira segera.
Tentang penulis “Bukan ngajak main, Ra. Kemarin kamu katanya mau
minjem bukuku. Ini aku antar aja,” jawab teman Ira.

51
146

“OHHH‼! Maaf ya hari ini lagi enggak fokus banget, jadi Ku percaya kita kan bersama lagi
banyak lupa.” Ira berusaha mengingat-ingat. Mungkin satu hari nanti
Sepulangnya temannya itu, Ira tak melanjutkan tulisannya Andai dari surga kau lihat diriku
tadi. Dia justru asik membaca buku pinjaman itu. Buku itu Senyummu aku rindukan
memang sudah lama dinantikan Ira, buku tentang merangkai Di dalam waktu suka maupun duka
kata-kata menjadi penuh makna. Mencarimu dengan sepenuh hatiku
Seberkas cahaya di cakrawala
Selalu ku lakukan setiap malam

Ira, seorang perempuan muda yang cepat bosan, sedang sibuk


Memohon pada bintang benderang
Kuteringat padamu Nada Sou Sou
mendefinisikan mimpinya. Dia kadang merasa sangat yakin, tapi
Sisa jejakmu akan kucari
sering juga tidak percaya diri. Ira sudah lama melakukan hobinya Walau kenangan bersamamu kan pudar
itu, untuk menyusun huruf-huruf di sebuah kertas putih. Kuingat selalu senyummu
Nantinya, huruf-huruf itu akan menari-nari jika sudah Hujan mentari datang silih berganti
dirangkai menjadi kata-kata. Lebih indahnya lagi, kata-kata itu Pelipur lara disaat ku terjatuh
akan bernyanyi ketika sudah menjadi rangkaian kalimat. Ah, Semangatmu hidup di hatiku
jangan ditebak, sudah pasti mereka akan melakukan penampilan Kubisikkan kata terima kasih
ciamik ketika sudah menjadi untaian paragraf. Kubuka lembaran album kenangan
“Hari ini kenapa enggak ada ide sama sekali, ya?” ujar Ira
yang lagi-lagi mengomel sendirian.
Tiba-tiba, ada notifikasi masuk ke handphone mungilnya.
Belum sempat Ira membaca, pesan itu sudah diurungkan oleh
sang pengirim pesan. Tiurma PT Simanjuntak STP MSi
“Kenapa harus ada fitur urungkan pesan, sih? Bikin sebal
saja.” Langit Katedral
Ira masih di depan laptop, mematung, menatap kosong
Microsoft Word yang terbuka sejak tadi pagi. Dia merasa sangat Nada Sou Sou di
tidak bisa menulis apa pun hari itu. Perasaan kesal yang selalu
menghantuinya sejak mendapatkan pekerjaan sebagai seorang
penulis.

52 Ardhy Nur Ekasari


147 Nada Sou Sou di Langit Katedral

“Padahal menulis itu hal yang paling aku suka sejak kecil,
pada umat untuk menonton persiapan sakramen ekaristi. Mami tapi ketika jadi pekerjaan begini rasanya sulit sekali, ya. Ah, emang
segala detail acara menuju Katedral, hingga undangan terbuka ada ya pekerjaan yang gampang. HAHAHA!” Ira bicara sendiri.
berbagai media sosial. Bahkan Instragram dan facebook berisi Ira sempat dan masih mengalami pertentangan batin
ini sehingga posting segala macam pernak pernik hari bahagia di tentang dunia media yang selama ini dia tekuni. Ira selalu merasa
Mami mertua memang sangat senang dengan kabar pernikahan dunia media itu seru, yang mana kamu akan jadi orang tercepat
H-2 menuju hari bahagia yang tahu informasi, kamu bisa jadi agen penyebar informasi, dan
yang terpenting kamu bisa bahagia saat melakukannya.
Tapi, Ira juga mengerti. Dunia kadang tak seideal yang dia
pikirkan. Baru-baru ini dia menonton beberapa drama Korea,
membuat beberapa persiapan ditinjau ulang.
temanya mungkin tidak spesifik tentang dunia media, tapi
lancar. Keadaan kota yang lockdown karena pandemi covid-19
beberapa sedikit membahas peran media di dalamnya.
tunangannya.Tentu saja persiapan ini tidak semuanya berjalan
Ada satu drama Korea yang sangat mengulik industri
beberapa pekerjaan penting di luar kota demi tetap bersama Suki,
media, setelah menontonnya Ira langsung mengurungkan niat
kekasihnya adalah impiannya sejak lama. Bahkan dia rela menolak
untuk terjun lebih dalam ke dunia media. Takut. Itu yang dia
Sakura begitu bergembira, menikah di gereja Katedral bersama
selalu rasakan saat itu, bahkan saat ini.
persiapan pernikahan selama setahun ini mencapai puncaknya.
Ira tahu mengubah yang buruk tak akan semudah mengetik
Waktu pun serasa berlari begitu cepat. Tidak terasa
pesan di WhatsApp untuk gebetan. Ah, itu juga sulit, bukan? Iya,
“Ya, Rama.”
memang keduanya sulit.
“Baiklah, nanti check list kembali sebelum hari H.”
“Koster udah atur, Rama.”
“Lilin altar dan petugas lektor?”
“Sudah, Rama,” jawabku. Teman-teman Ira tentu mendukung apa pun keputusan Ira
sudah beres?” tanya Rama. nantinya. Apakah dia akan pindah haluan menjadi pegawai
“Bagaimana? Apa semua persiapan pernikahan kalian kantoran saja atau terus menekuni hobi menulisnya itu. Tak ada
yang benar-benar menentang.
Petrus teringat kembali.
memberkati pernikahan Sakura di Gereja Katedral St.
Bagaimana tidak? Kejadian sebelum Romo Abu
L Hanya saja, mungkin saja, mereka tak benar-benar ingin
mengatakan bahwa dunia media itu sekeras itu. Membenturkan
agu ini membuat air mata Sakura mengalir deras. idealisme yang kamu punya sebelum lulus kuliah dan setelah
bekerja pasti akan sangat sulit. Kamu mungkin akan goyah atau
Kuteringat padamu Nada Sou Sou akan terus bertahan.
Aku rindu (Aitakute), sangat rindu (Aitakute)

Sang Perangkai Kata 53


Tiurma PT Simanjuntak STP MSi 148

“Aduh ini media gini banget deh bikin judul, click bait
banget, udah gitu enggak nyambung banget sama isinya,” tulis tidak ada alasan untuk membatalkan pernikahan yang sudah
komentar teman Ira di sebuah akun media sosial. keluarga hadir karena masih berduka,” jawab Romo Abu. Karena
Ira mengiyakan pernyataan itu, tapi juga ingin sedikit “Tetap sesuai jadwal pemberkatan, walaupun tidak semua
menjawab bahwa memang mungkin saja ada strategi khusus cemas pada Romo Abu yang selalu kalem.
untuk beberapa media membuat judul artikelnya. Tapi tidak “Romo, bagaimana acara besok?” tanya Sakura penuh
sampai dengan cara click bait sih harusnya, batin Ira. terbunuhnya Devi, kakak perempuan satu-satunya Sakura.
“Eh, bukannya satu paragraf tuh minimal harus ada Berita besar keesokkan harinya adalah tentang
beberapa kalimat, ya? Kok media ini satu paragraf kalimatnya mengenaskan di tangan asisten rumah tangganya.
dikit banget,” tulis komentar warganet lainnya. akan menjadi Bridgesmaid di hari perrnikahannya telah tewas
Melihat banyak komentar yang semakin meremehkan Sakura pun terisak, kakak perempuan satu-satunya yang
industri media membuat Ira gerah sendiri. Bukan karena memang suaminya Kak Devi sehingga meracuninya.”
udara sedang panas-panasnya, tapi rasanya Ira juga kesal “Ternyata asisten rumah tangga itu menaruh hati pada
membaca komentar-komentar itu. “Astaga.”
Ira ingat seorang teman pernah mengatakan cibiran itu “Iya, asisten rumah tangganya yang baru.”
selalu datang karena ketidaktahuan akan sesuatu. Lihat saja, “Wanita?”
sebelum terjun ke sistemnya, kita hanya mampu menebak-nebak disidak polisi.”
sesuka hati. Seperti ketika kita tidak tahu rasa cabai, tapi sudah “Enggak ngerti ada wanita tersangka yang meracuni telah
menuduh cabai itu rasanya pedas. Kata siapa? Siapa tahu lidah “Devi punya musuh?”
kamu kuat dengan pedasnya cabai? jenis yang sama.”
“Ternyata polisi menemukan Kak Devi diracun dengan
Sakura.
Hari demi hari pasca lulus kuliah membuat kepala Ira semakin menjadi pecah porak poranda oleh jeritan tangis dan histeris
pusing saja. Ira tentu takut salah melangkah. Tak pernah ada Seisi rumah yang adem dan tenang menjelang hari bahagia
rumus pasti untuk menjalankan hidup ini. Bahkan semua hal “HAH?”
sekarang terasa seperti soal pilihan ganda saja, semuanya harus “Devi meninggal.”
penuh pilihan. “Kak Devi masih kerja, 'kan?”
“Aku daftar ke sini enggak, ya? Kayaknya gaya bahasanya “Devi …”
aku banget sih,” Ira bergumam sembari mengetik surat lamaran “Sakura, kenapa?”
via e-mail. dan suara histeris terdengar di ujung telepon.
mertua sangat alay, istilah generasi z. Tiba tiba telepon berbunyi

54 Ardhy Nur Ekasari


149 Nada Sou Sou di Langit Katedral

Ira kembali sibuk merapikan surat lamaran dan


Selanjutnya dilanjutkan dengan kesepakatan perkawinan. portofolio miliknya. Tak sabar dia ingin mengirimkan lamaran ke
“Ya, saya bersedia.” berbagai media.
mereka sesuai dengan hukum Kristus dan Gereja-Nya?” “Portofolioku juga sudah lumayan banyak, tapi masih
anak-anak yang dianugerahkan Allah kepada kalian, dan mendidik belum yakin apakah aku akan benar-benar terjun ke dunia media.
“Bersediakah kalian dengan penuh kasih sayang menerima Takut!” Ira melanjutkan, tapi tetap saja mengirim e-mail itu.
“Ya, saya bersedia.” Seminggu, dua minggu, tak ada kabar juga. Suatu hari, Ira
hidup?” Rama melanjutkan. tak sengaja membuka spam e-mail. Ah, ini dia balasan lamaranku. Ira
untuk saling mengasihi dan saling menghormati sepanjang kegirangan, tapi tak lama kemudian dia kembali cemberut.
“Selama menjalani perkawinan nanti, bersediakah kalian “Ditolak lagi, ditolak lagi. Eh, tapi e-mail yang ini
“Ya, sungguh,” jawab Suki dan Sakura bersamaan. bersahabat banget, ya. Penuh feedback gitu. Pasti senang deh kalau
ikhlas hendak meresmikan perkawinan ini?” bisa bergabung di sini,” ucap Ira merelakan.
Perempuan), sungguhkah kalian dengan hati bebas dan tulus Sudah berpuluh-puluh e-mail lamaran dikirimkan Ira, dari
mempelai. “Suki (Mempelai Pria) dan Sakura (Mempelai yang memang fokus tentang menulis hingga yang-mungkin-Ira-
Setelah dibuka, Rama menanyakan kesiapan kedua bisa lakukan. Sempat dia bergabung untuk magang, tapi tak
niat itu di hadapan Gereja.” berlangsung lama karena ternyata ketahanan kerja yang dimiliki
kewajiban hidup perkawinan. Kini saya minta kalian menyatakan Ira tak sekuat itu. Halah, padahal tidak memenuhi target saja, bisik Ira
Semoga kalian saling mempercayai dan melaksanakan kewajiban- pada diri sendiri.
serta memperkuat kalian dengan Sakramen Perkawinan ini. Suatu pagi yang mendung, gerimis sedang malu-malu
menguduskan kalian dalam pembaptisan dan kini Ia memperkaya muncul, tapi akhirnya hujan turun begitu derasnya. Seperti setiap
melimpah bagi cinta kalian sebagai suami-istri. Ia telah harinya, rutinitas Ira adalah mengecek kotak masuk e-mail-nya.
peristiwa penuh rahmat ini. Kristus memberikan berkat Kalau dibalas, Ira senang. Kalau tidak pun, Ira akan berusaha
saudara-saudari seiman hadir juga di sini untuk menyaksikan senang. Mungkin di antara teman-temannya Ira tidak terlihat
mengikat diri dalam hidup perkawinan. Para pelayan Gereja dan begitu berambisi. Tapi dia selalu berusaha memenuhi target yang
untuk menerima berkat Tuhan, karena kalian berniat untuk saling dia buat, meskipun targetnya tidak setinggi teman-temannya yang
ibadat, “Mempelai yang berbahagia, kalian datang di tempat ini sekarang sudah sukses. Sudahlah, hidup jangan pakai standar
Hari perkawinan pun tiba. Romo Abu membuka pengantar kesuksesan orang lain, mantra Ira setiap melihat temannya meraih
prestasi.
“Wah, ternyata ini ada berita baik. Aku diterima. Yeay,
baiknya. akhirnya aku diterima!” Ira berteriak kegirangan.
menuju hari H, maka Sakura pun berusaha tegar menyambut hari

Sang Perangkai Kata 55


Tiurma PT Simanjuntak STP MSi 150

Tak lama kemudian muncul pesan ke WhatsApp Ira,


bergegas Ira membaca pesan itu. Meskipun singkat tapi sangat ✜
berharga. hidup saya.
“Mbak, perkenalkan saya Ari dari tim redaksi Media Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang
Enigma ingin menyampaikan kontrak kerja untuk Mbak Ira. Bisa dengan segala kekurangan dan kelebihanmu.
langsung dibaca dan ditandatangani jika sudah sepakat ya, Mbak. suka dan duka, sehat dan sakit,
Mohon dikirimkan ke saya paling lambat tiga hari lagi.” Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang,
Ira segera membaca kontrak kerja itu. Hari yang paling menjadi suami saya.
dinantikan itu pun datang. Tantangan di depan sudah menanti. Suki (Mempelai Pria)
Huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat, hingga paragraf-paragraf niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu
itu akan membuat Ira bahagia sekaligus pusing. Sakura (Mempelai Perempuan),
Ira memutuskan untuk bekerja di Media Enigma itu. Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya
Seperti makna enigma itu sendiri yang penuh teka-teki dan ✜
misteri. Bahkan garis takdir Ira sekarang masih dipenuhi tanda hidup saya.
tanya. Apakah pertentangan batinnya tentang dunia media masa Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang
kini dan idealismenya akan baik-baik saja? dengan segala kekurangan dan kelebihanmu.
Bak pisau bermata dua, menulis bisa jadi anugerah suka dan duka, sehat dan sakit,
sekaligus musibah. Sebagai seorang penulis, Ira harus berhati-hati Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang,
dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat bahkan paragraf. Ira menjadi isteri saya.
masih belum tahu banyak hal tentang dunia media. Hal ini Sakura (Mempelai Perempuan)
membuat Ira yakin untuk tetap terjun ke dunia media. dengan niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu
Ira percaya masih ada harapan untuk dunia media yang Suki (Mempelai Pria),
katanya sekarang sudah jauh dari kata ideal. Mungkin bukan Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya
sekarang, mungkin bukan Ira, tapi Ira yakin masih banyak sang ✜
perangkai kata yang akan memperjuangkan segala kebaikan tangan mereka.
tentang media itu sendiri. dimulai oleh mempelai laki-laki. Imam meletakkan stola di atas
kanan, dan bergantian mengucapkan janji masing-masing,
Kedua mempelai saling berhadapan, berjabat tangan
kesepakatan kalian di hadapan Allah dan Gereja-Nya.”
ini, silakan kalian saling berjabatan tangan kanan dan menyatakan
Rama membuka, “Untuk mengikrarkan perkawinan kudus

56 Ardhy Nur Ekasari


57 Sang Perangkai Kata
Kedua mempelai telah berikrar kesepakatan perkawinan,
lalu dilanjutkan dengan penerimaan kesepakatan perkawinan
tersebut.
Rama melanjutkan, “Atas nama Gereja Allah, di hadapan
para saksi dan umat Allah yang hadir di sini, saya menegaskan
bahwa perkawinan yang telah diresmikan ini adalah perkawinan
Katolik yang sah. Semoga bagi kalian berdua Sakramen ini
menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan. Yang dipersatukan
Allah, janganlah diceraikan manusia.”
Sakura menangis bahagia dan kali ini bercampur sedih. Teringat
akan kakaknya, Devi yang tidak bisa menghadiri pesta pernikahan
ini. Ada Nada Sou Sou di Katedral melihat pada Angkasa yang
tinggi. Pada hari bahagianya itu, tangisan bahagia dan kesedihan
sepanjang masa. menyatu pada Sakura.
mengabadikannya menjadi museum kata-kata yang indah
untuk menulis, menangkap sejarah melalui kata-kata,
Ungkapan itu pun diamini Eka dan membuatnya selalu ingin
untuk keabadian”, begitu kata Pramoedya Ananta Toer.
berita yang terjadi di kampus saat itu. “Menulis adalah bekerja
ekstrakurikuler majalah. Selain menulis cerpen, Eka juga menulis
terjadi di sekitar dia. Saat di SMA dan kuliah, Eka mengikuti
kecil Eka senang dalam menceritakan kejadian-kejadian yang
cerpen. Eka merupakan lulusan Fisika ITB tahun 2020. Sejak
Ardhy Nur Ekasari atau kerap dipanggil Eka ini gemar menulis
Tentang Penulis
Ilustrasi foto Devi keracunan di ICU rumah sakit
Nada Sou Sou di Langit Katedral 151
Tiurma PT Simanjuntak STP MSi 152

Medan
(editor) Singapore Piaget academy
From 2015 Advisory board Journal DOI: Ijsk.org

Diawali Air Mata sentani

Diakhiri Canda Tawa


17 lecturer biotech Stiper Thomas Aquinas
From year 2015- Honourable Health Papua

Rahmawida Putri 2011 – 17 Lecture Faculty of Public


From January Biochemistry Cendrawasih University ,
Contract
IGCSE International School jakarta
2017-2020 Teacher UN & Raffles Christians
tahun sebagai Tempat

S
Riwayat pekerjaan
aya yang sedang memasuki dunia pertama dalam jenjang
tingkat perguruan tinggi merasa bahagia bercampur aduk
tatkala melihat nama saya terpampang di koran pada urutan ke-7.
ke 3 sebagai salah satu siswa SMA yang lulus ujian SPMB pada Angkasa ini merupakan buku
tahun 2005. Kala itu, ujian SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Telah menulis 6 buku dan buku
Baru) masih dilakukan secara langsung dengan mendatangi
tempat ujian sesuai dengan surat pemberitahuan lokasi ujian. Bandung Jawa Barat
Sehari sebelum ujian, saya masih bingung bagaimana ujian Jl Cukang Kaung Nomor 9
dapat diikuti dikarenakan baju putih hitam yang menjadi syarat 081370213203
wajib mengikuti ujian belum saya dapatkan dan lokasi ujian belum Simanjuntak STP MSi
pernah saya datangi. Tibalah hari ujian SPMB berlangsung, saya Tiurma Primadona Theodora
datang ke lokasi ujian dengan pakaian pinjaman tetangga dan
ditemani ojek yang membawa saya dengan tergesa-gesa.
Saat itu benar-benar merupakan kejadian sungguh luar Tentang Penulis
biasa bagi saya karena semua peserta ujian lain memandangi saya
dengan tatapan heran, karena pakaian yang saya pakai kebesaran

58
153 Nada Sou Sou di Langit Katedral

dan terbalik. Saat itu memang saya sedang terburu-buru karena


baju pinjaman baru saya dapatkan di pagi hari sebelum berangkat
ke lokasi ujian.
Ujian pun berlangsung dengan sangat khidmat, semua
peserta ujian lainnya sudah bersiap dengan peralatan tempurnya,
sementara saya masih sibuk mencari peralatan tempur yang akan
digunakan untuk mengisi lembar ujian yang masih harus
menggunakan pensil 2B. Ujian pun dimulai dengan perlengkapan
seadanya. Ruang ujian benar-benar sangat hening, sepi, dan tanpa
suara sedikit pun.
Panitia yang mengawasi ujian SPMB kala itu ada seorang
ibu muda dan lelaki tampan yang kadang mengganggu
konsentrasi saya saat lelaki tersebut menyodorkan daftar
kehadiran pada saya. Rasanya seperti sedang didatangi oleh
pangeran yang memberikan sejuta pertanyaan yang kemudian
hancur tatkala mengetahui bahwa lelaki tersebut ternyata
merupakan suami dari ibu muda pengawas ujian tersebut.
Setelah ujian selesai, rasa cemas, takut, khawatir bergelut
dalam pikiran saya. Keinginan untuk menjadi seorang bidan saat
itu sangat tinggi sehingga tidak ada hal lain yang dipelajari selain
ilmu kebidanan.
Tibalah hari pengumuman kelulusan SPMB. Saya mencari
semua sumber untuk mengetahui hasil kelulusan yang
mencantumkan nama saya. Pengumuman hasil ujian SPMB telah
Lecturer banyak beredar di surat kabar, sehingga hari itu juga saya meminta
2000 biochemistry izin kepada orang tua untuk keluar rumah sekedar mencari surat
Since Oktober Permanent School of health kabar yang mengumumkan hasil ujian SPMB. Sudah lima surat
kabar saya telusuri, namun hasil pengumuman ujian SPMB belum
2007 medan ada yang mencantumkan nama saya. Hingga surat kabar keenam
saya baca dengan ogah-ogahan karena merasa sudah tidak ada
From january Sci teacher Sekolah tinggi sari mutiara
2010
From Juni 2008- Head lab, sci teach St bellarminus jakarta harapan lulus SPMB tahun 2005. Saat mata sudah merasa letih

Diawali Air Mata Diakhiri Canda Tawa 59


154

memandangi kata-kata yang berbaris di halaman surat kabar,


beragam keterbatasan sehingga aku hanya bisa mengakomodir
terselip nama saya Rahmawida Putri pada salah satu halaman
(dr. Anto, dr.Ar). Tentunya aku adalah manusia yang memiliki
surat kabar tersebut, yang menyatakan bahwa saya lulus dalam
pria berkacamata yang ditakdirkan menjadi dokter multitasking
ujian SPMB Tahun 2005 dan berhasil masuk pada pilihan kedua,
Lin). 1 perempuan dengan kemampuan sebagai bidan (Via) & 2
yakni lulus pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Saleh, om Hasan. 1 wanita yang berprofesi sebagai perawat (Kak
Alam Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Medan.
terdiri dari 2 bapak yang memiliki keahlian sebagai jurnalis (om
Walaupun ada sedikit rasa kecewa terbesit dalam dada, namun
dengan mereka yang super murah hati. Mereka berjumlah 6 orang
rasa syukur yang tak terhingga terucap dan tanpa sadar bulir air
Tsunami Palu 2018 menjadikan ruang untuk bisa bertemu
mata membasahi pipi hingga terasa pada bibir.
pernah terjadi dimasa lalu.
Tibalah hari saat saya Rahmawida Putri, sering dipanggil
Relawan yang sebelumnya jangankan ketemu, kenal pun tidak
dengan sebutan “Kakak” oleh orang tua. Saya anak pertama dari
lapangan) untuk tim relawan yang berasal dari kota Batam.
lima bersaudara telah sah menyandang predikat “mahasiswa”
menduga menjadi pemandu sekaligus korlap (koordinasi
pada Universitas Negeri Medan jurusan Pendidikan Biologi. Saat
pembagian kelas saya dikelompokkan pada kelas B yang banyak
berisikan mahasiswa bertalenta dan punya daya juang tinggi
dalam meraih impian.
menimpa Palu dan sekitarnya di tahun 2018. Aku tak pernah
menyimpan banyak mutiara dibalik Tsunami yang M
bandara Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Namun juga
utiara Sis Al-jufrie bukan secara kebetulan menjadi nama
Bulan pun berlalu, semester awal perkuliahan saya lalui
dengan lancar dan baik. Namun, dalam perjalanan perkuliahan
pada semester dua, saya merasa jenuh dengan kegiatan
perkuliahan yang monotoh, tugas yang seabrek, dan teman-teman
yang mulai membuat “geng” di kelas tersebut. Keadaan semakin
bertambah rumit dan kacau tatkala saya mulai sering bolos kuliah
Azizah_Chicha
dan lebih memilih melarikan diri dari tugas serta menjelajah ke
berbagai wisata alam di daerah Sumatera Utara. Semua hal yang
membuat saya terjerumus dalam hitamnya pergaulan telah Tsunami Palu 2018
terjamah, hingga beberapa mata kuliah yang saya ambil
mendapatkan nilai E karena saya jarang sekali mengikutinya dan Mutiara Dibalik
bahkan hanya mengikuti ujiannya saja. Akhirnya keterpurukan
pun mulai menerpa hidup saya. Saya bagaikan raga tak bernyawa,
semakin ganas permasalahan menggerogoti tubuh saya, sampai

60 Rahmawida Putri
61 Diawali Air Mata Diakhiri Canda Tawa
PTN atas nama Rahmawida Putri mengelami kecelakaan dan keperluan mereka dalam wujud yang sederhana pula. Sejak awal
kaget dapat telpon dari rumah sakit, ada seorang mahasiswi dari menerima pesan dismartphone bahwa mereka sungguh-sungguh
“Alhamdulillah, kakak enggak kenapa-napa. Mama tadi ingin menjadi relawan di Palu. Aku memohon keterlibatan-Nya
semua pertanyaan yang saya ajukan tadi. untuk menolongku serta membimbingku. Yakin secara total
saya pun kembali menggenggam tangan saya dan menjawab bahwa mereka adalah orang terbaik yang bisa melengkapi
Setelah dokter dan suster meninggalkan ruangan, orang tua kebaikanku. Orang pilihan-Nya yang bisa berada di kediamanku.
tidak apa-apa.” Aku cuma bisa memberikan keterbatasanku yang terbaik
Bapak/Ibu sudah membaik, semoga segera memulih, ya. Sudah meskipun masih tahap teman baru. Janji ku kepada-Nya agar
dan memeriksa kondisi saya seraya berkata, “Alhamdulillah, anak bertanggung jawab penuh terhadap ke 6 orang tersebut. Aku yang
ruangan. Dokter dan suster pun segera mendatangi ruangan saya memberikan informasi secara berkesinambungan tentang kondisi
panggil suster!” teriak Papa di balik tirai pintu yang menutupi Tsunami Palu 2018 sehingga mereka harus mengantongi restu
“Alhamdulillah, sudah sadar. Segera panggil dokter, orang tua, istri, mempersiapkan mental & materi.
merta membuat orangtua saya menjawab semuanya. Senin, 8 Oktober 2018 melihat langsung 6 orang itu
Pertanyaan yang bertubi-tubi saya lontarkan tidak serta menjadi penumpang Hercules TNI AU membuatku lega
banyak orang di sini?” sekaligus sebagai bentuk apresiasiku kepada orang-orang yang
“Mama kenapa? Kok nangis? Saya ada di mana? Kenapa baru aku kenal. Aku harus memastikan apa yang aku usahakan
saya bertanya dengan lembut kepada mereka. dalam keadaan yang kondusif & masih dapat aku pantau. Cuma
bisa saya gerakkan, sembari membalas genggaman orangtua saya, itu kontribusi yang bisa aku lakukan. Alhamdulillah semua sesuai
sudah ada di samping saya. Sedikit demi sedikit tangan dan kaki apa yang aku pinta kepada-Nya. Mereka selalu dalam lindungan-
penuh, saya melihat semua saudara saya berikut orangtua saya Nya. Setelah mereka meninggalkan Makassar menuju Palu. Aku
sebenarnya apa yang terjadi. Hingga akhirnya kesadaran saya pun hanya bisa berkomunikasi dengan leadernya untuk mengetahui
kenapa banyak suara saudara yang saya kenal mengelilingi saya, bahwa mereka dalam pengawasan-Nya. Ahaa … ternyata ini
Dalam hati bertanya, kenapa orangtua saya menangis, mutiara pertama dari skenario-Mu yang diantarkan secara
mengusap lembut rambut yang tertutupi dengan jilbab. istimewa untukku. Yaitu masih bisa memberikan kebermanfaatan
suara tangis orangtua yang memegang erat tangan saya sembari tanpa memandang siapa orang itu. Baik orang yang telah lama aku
yang terjadi saat itu. Setelah beberapa lama berselang, terdengar kenal maupun orang yang baru aku kenal.
mengganggu pendengaran, masih belum sepenuhnya sadar apa Menjadi relawan pendidikan di lokasi berdampak bencana
bergemuruh di telinga. Banyak sapaan dokter, suster yang alam telah aku catat pada buku to do list yang belum pernah aku
Mata seperti enggan melihat dunia, namun suara gaduh lakukan. Justru bentuk kerelawanan yang pernah aku berikan
dengan jarum infus yang masih menempel di pergelangan tangan. ketika menjadi guru relawan di daerah pelosok & tertinggal. Aku
saya tidak tahu kapan saya tiba-tiba berada di sebuah rumah sakit pun mempersiapkan segala kebutuhanku untuk menjadi relawan
Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018 155
Azizah_Chicha 156

sedang dirawat. Papa dan Mama bergegas ke rumah sakit, dan Tetapi aku batal berangkat. Sehingga mengharuskanku untuk
ternyata setelah mendapat penjelasan dari dokter, Papa dan dari Makassar menuju Palu menggunakan pesawat komersil.
Mama baru mengetahui keadaan Kakak yang sedang frustasi Minggu, 28 Oktober 2018 adalah hari keberangkatanku
hingga hamper bunuh diri dengan berjalan sembarangan di Mama ku dengan nada yang lantang.
tengah jalan. Maafkan Papa dan Mama yang selama ini tidak Jadi, saatnya kamu memberikan kontribusi untuk Palu,” ucap
pernah memperhatikan apa yang terjadi sama Kakak. Mulai swasta. Namun kamu belum pernah mengajar di tenda darurat.
sekarang, apa pun yang menjadi beban pikiran Kakak, tolong bagi anak-anak di kota, di pelosok, sekolah pemerintah & sekolah
ceritakan pada kami agar kita bisa mencari solusi dari hal yang sangat kamu cintai. Kamu sudah pernah menjadi guru
permasalahan yang Kakak alami, jangan dibiarkan dan diam kamu berada di ujung benua Amerika. Silahkan pergi karena ini
seperti ini lagi ya, Sayang.” sudah ajalmu. Ya … pastinya ajal akan menjemputmu. Sekalipun
Setelah penjelasan yang panjang terurai dari bibir Mama, “Cha, ajal tidak mengenal tempat. Mau dimanapun jika itu
tangis pun pecah dan ruangan dipenuhi dengan isakan tangis bijak itu.
seluruh keluarga. Dalam hati merasa, keluarga adalah satu- sendirian. Di sana sama siapa? Ternyata tidak ditanyakan oleh wanita
satunya tempat kita bisa menumpahkan segala problematika bencana siapa yang menolongmu? Kamu mau tinggal dimana? Kamu pergi
kehidupan, merekalah orang pertama yang akan membantu dan jika mendapatkan pertanyaan seperti, Kamu perempuan jika ada
menolong kita disaat kita membutuhkan pertolongan. jika mama menahanku untuk tidak pergi. Aku sudah siap mental
Setelah seminggu berada di rumah sakit, saya pun Sembari menunggu jawaban dari mama. Aku sudah siap
diperbolehkan pulang dengan syarat tidak boleh melakukan Pintaku ke mama.”
kegiatan berat dan belum boleh melanjutkan kuliah, karena luka akibat tsunami. Di sana aku sama teman-teman yang baru.
di kepala akibat benturan pada kejadian kecelakaan yang lalu berinteraksi dengan orangtua & anak-anak yang masih trauma
menyebabkan saya sering pusing jika terlalu lama membaca dan relawan. Aku ingin mengajar di tenda darurat. Aku ingin
berpikir. Pemulihan berlanjut hingga tiga bulan ke depan, dan untuk ketemu mama. Aku mau ke Palu selama 12 hari jadi
selama tiga bulan itu pun saya mengambil cuti kuliah satu “Mah, aku memiliki cuti 12 hari. Maaf jika cuti ini bukan
semester, ada perasaan galau tatkala melihat adik saya sudah mulai mama.
masuk perguruan tinggi. mengizinkanku untuk pergi. Lalu terjadilah dialog antara aku dan
Perasaan resah itu pun menjadi semakin menjadi saat orang-orang yang belum bisa aku prediksi. Alhasil mama
melihat nilai yang diperoleh sangat baik. Ada rasa kecewa dalam selama 12 hari aku berada di lokasi berpotensi bencana dengan
diri kenapa saya harus mengalami kejadian ini, mengapa saya Perkiraanku mama tidak mengizinkan karena aku perempuan &
bolos dan terlalu memikirkan hal yang bersifat negatif hingga saya selama 12 hari. Kedua, aku meminta izin kepada mamaku.
tidak konsentrasi dalam melakukan hal apa pun juga, saat saya Human Resource Development (HRD) untuk memberikanku cuti
sedang merenung sendiri di kamar dengan menyimpan segala pendidik di Palu. Pertama, meminta izin kepada pimpinan &

62 Rahmawida Putri
157 Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018

gundah dalam hati, adik saya mengetuk pintu dan membuyarkan


lamunan saya, dia izin masuk untuk mengambil buku yang pernah
rutinitasku selama 12 hari. saya pinjam, saat dia melihat tulisan tangan saya tentang
penyintas yang berada di hamparan tenda. Seperti ini gambaran keinginan melanjutkan kuliah, dia yang tadinya menurut saya
guru. Siang hingga sore ikut rombongan dr.Anto mengunjungi adalah saingan saya ternyata dari dia pula-lah motivasi saya
disekolah mulai pukul 7.30 hingga 11.00 berada di tenda sebagai muncul kembali, dia memberikan semangat dan dorongan
pekerjaan di Cafe keluarga dr.Anto kemudian memulai aktivitas kepada saya untuk kembali bangkit dari keterpurukan, menata
Bangun sebelum waktu sholat subuh. Ikut menyelesaikan kembali kehidupan saya, memulai kembali masa depan yang
leaderku. Begitu sempurna pengaturan-Mu. sudah saya rusak sendiri.
untuk tim dr.Anto sedangkan di mutiara kedua beliau sebagai Ternyata pikiran negatif saya membuat semua impian saya
fase pada mutiara pertama. Di mutiara pertama aku menjadi leader hancur. Saya harus bisa menerima semua saran dan kritik dari
ini mutiara kedua yang ketentuannya aku harus menyelesaikan siapapun, saya harus bisa membuka serta menata kembali
Keluarga menyenangkan yang berhati lapang & besar. Ternyata semuanya dari awal. Dan jangan pernah menganggap orang
melakukan aktivitas dirumah maupun dilokasi pengungsian. disekitarmu yang lebih baik darimu adalah pesaingmu, jadikanlah
aku. Tidak menganggap aku sebagai orang asing. Bersama-sama dia sebagai motivasimu meraih mimpi yang sempat hancur.
diketahui dimana keberadaanku. Keluarganya terbuka dengan Walaupun puing-puing kehancuran itu masih akan berbekas di
dr.Anto sehingga jika aku menghilang dari rumah mudah hati tapi semangat meraih impian dapat menyatukan kembali
sedangkan aku sebagai follower. Seluruh aktivitasku sepengetahuan puing-puing tersebut hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh
aku kenal. Selama di Palu dr.Anto yang menjadi leaderku bahkan dapat lebih kuat dari sebelumnya.
berada dikediamannya bersama anggota keluarganya yang baru Lima tahun perjalanan saya dalam menjalani perkuliahan,
salah 1 dokter yang multitasking (dr.Anto). Selama 12 hari aku dan akhirnya saya pun dapat menyelesaikan program sarjana saya
dipenuhi dengan kedamaian dan kebahagiaan. Dijemput oleh dengan penuh perjuangan. Saya akhirnya mampu mendapatkan
Senin, 29 Oktober 2018 pukul 07.30 Aku tiba di Palu gelar Sarjana Pendidikan pada tahun 2010. Saat itu usia saya sudah
hadapanku secara bertubi-tubi selama 12 hari. memasuki 23 tahun, usia yang menurut saya masih cukup muda
kelapangan. Aku Cuma yakin bahwa kejutan-Nya akan tiba di untuk dapat bersaing di dunia kerja. Setelah ijazah sarjana saya
yang begitu kuat sehingga pikiran, perasaan & sikap (3P) penuh terima, saya langsung mencoba untuk melamar pekerjaan di satu
Menjala kebaikan bukan menyendok kebaikan menjadi nutrisi sekolah yang berbasis Islam. Walaupun sebelum saya mendapat
untuk mengujiku apakah aku tetap pergi dengan keterbatasanku? ijazah, saya sudah bekerja menjadi seorang tutor (pengajar) di
kualitas yang tak terhingga. Ya Rabb aku yakin ini bentuk ujian-Mu beberapa bimbingan belajar, dan sudah menjadi tutor pada
biaya tiket pesawat. Di balik kuantitas yang terhitung terdapat beberapa privet les rumahan. Perjuangan saya mendapatkan
membeli tiket pesawat lagi. Secara kuantitas terhitung berapa pekerjaan pada suatu sekolah masih diuji dengan banyaknya surat

Diawali Air Mata Diakhiri Canda Tawa 63


Rahmawida Putri 64
Menjadi pengajar ditenda tersebut.”
Hari pertama mengajar ditenda anak-anak memanggilku dengan belum mengerti maksud Bapak mengenai surat rekomendasi
kakak. Akupun bingung mengapa aku dipanggil “kakak”. Padahal telah menerima saya sebagai guru di sekolah ini, tapi saya masih
aku telah memperkenalkan diri bahwa aku adalah gurunya. Hal “Sebelumnya saya berterima kasih kepada Bapak karena
tersebut aku maklumi karena masih hari perkenalan dan aku spontan saya menjawab.
orang asing di lingkungan sekolah. Akupun sungguh fokus kala satu sekolah swasta yang cukup terkenal di Medan. Secara
mendengarkan mereka bercerita tentang bagaimana tertegun, saya masih belum menyangka, saya bisa diterima di salah
menyelamatkan diri dari tsunami dan harapan mereka setelah Sesaat setelah mendengar ucapan Kepala Sekolah saya
pasca tsunami. Mengajar di kelas dengan lingkungan belajar yang Apakah Bu Rahmawida Putri bersedia?”
kondusif pastinya tingkat kesulitannya lebih kecil ketimbang surat rekomendasi melanjutkan kuliah pada jenjang Pascasarjana.
mengajar ditenda dengan kondisi para siswa yang masih trauma. lagi ke sekolah esok hari dengan membawa materai dan membuat
Ukuran tenda tak berimbang dengan jumlah siswa yang Saya juga meminta kepada Ibu Rahmawida Putri untuk kembali
begitu banyak mengakibatkan suasana belajar yang kurang diterima untuk menjadi salah satu staf pengajar di sekolah ini.
kondusif. Seperti kebisingan, konsentrasi mudah teralihkan dan lamaran Anda, Bu Rahmawida, atas izin Allah SWT, Anda
seluruh penghuni tenda kepanasan. Biarpun tenda yang “Setelah saya menerima surat tersebut dan membaca surat
digunakan berskala internasional. Tenda tak dapat menggantikan dibaca,
ruangan kelas. Selain itu bahan ajar sangat terbatas yang saya belum tahu apa maksudnya. Setelah surat lamaran saya
dikarenakan buku pelajaran rusak akibat tsunami. Kondisi yang ruangannya dan meminta surat lamaran yang saya bawa. Saat itu
serba terbatas apalagi ditambah dengan ketersediaan guru yang sekolah tujuan, saya pun kemudian diminta untuk masuk ke
belum lengkap. surat tersebut. Dan setelah surat tersebut dibaca oleh kepala
Keterbatasan bukan keniscayaan untuk berhenti belajar. memberikannya kepada Kepala Sekolah yang menjadi tujuan dari
Belajar menjadi hak dasar bagi anak yang tak dapat dihilangkan Saya pun dengan cepat menerima surat tersebut dan
bahkan tergantikan. Belajar menjadi rutinitas pendidikan yang sekolah swasta yang cukup terkenal di Medan.
selalu dihidupkan. Melalui belajar para siswa mampu saya untuk saya berikan kepada kepala sekolah dari salah satu
menghidupkan harapan bahwa setelah kesulitan dibarengi dengan Kepala sekolah memberikan suatu surat rekomendasi kepada
kemudahan, setelah kesedihan pasti hadir keceriaan. Seni jatuh, disaat itulah pertolongan Allah SWT datang menghampiri.
mengelola rasa trauma agar tidak berada diambang batas normal terima, lamaran saya pun masih ditolak, namun saat saya merasa
dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang kreatif dan dengan kepala sekolah di sana. Saat itu kejadian yang sama saya
menyenangkan. Seperti bernyanyi, menggambar, bercerita, salah satu sekolah swasta di daerah Deli Tua, saya bertemu
bergerak dan melakukan diskusi. Namanya saja anak-anak yang saya. Di saat saya melamar pekerjaan menjadi seorang guru pada
selalu istimewa dengan empatinya, kreativitasnya walaupun lamaran saya yang ditolak, namun Allah SWT masih menyayangi
158 Azizah_Chicha
159 Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018

Saya takut kalau ucapan Bapak Kepala Sekolah mungkin


para Siswa dengan lisan yang jelas. hanya meminta membuatkan surat rekomendasi melanjutkan
bukan ibu. Kakak masih muda sedangkan ibu sudah tua,” ucap kuliah, bukan menawarkan untuk melanjutkan kuliah kepada
yang santai & tidak berseragam. Makanya kami memanggil kakak saya.
kakak masih muda, tidak memakai make-up, mengenakan pakaian Setelah jawaban singkat saya lontarkan, Kepala Sekolah
Pakaian yang digunakan adalah seragam yang resmi. Sedangkan kemudian tersenyum dan memberikan contoh surat rekomendasi
lipstip, wajahnya didandani. Ibu-ibu yang sudah tua usianya. untuk melanjutkan kuliah. “Saya memberikan kesempatan
“Ibu guru itu adalah seperti guru kami yang memakai kepada Bu Rahmawida Putri untuk melanjutkan kuliah
mengert?” pintaku kepada Siswa. Pascasarjana, hal ini saya lakukan agar Bu Rahmawida dapat
Bisakah kalian menambah penjelasan supaya ibu bisa lebih menggapai impian menjadi seorang Dosen. Mungkin inilah batu
“Nak, ibu belum memahami apa yang telah kalian jawab. loncatan Bu Rahmawida Putri untuk meraih impian. Allah SWT
diberikan kepadaku sehingga aku bertanya lagi kepada anak-anak. mempertemukan kita melalui teman saya (Kepala Sekolah pada
Aku belum memahami sepenuhnya jawaban yang Sekolah di Deli Tua) dengan tujuan memberikan peluang kepada
pada ibu guru kami,” jawab para Siswa. Bu Rahmawida Putri untuk berkarya dan menggapai tujuan.
kakak karena bukan ibu guru yang seperti kami jumpai sebelumya Semoga dengan surat rekomendasi yang saya berikan ini, Bu
“Sejak mengajar disekolah ini kami memanggil dengan Rahmawida dapat bergabung dengan perguruan tinggi yang saya
dilihat oleh visualnya. kelola.”
menyadarkanku bahwa siswa menjawab berdasarkan apa yang Mata saya terbelalak, saya kaget dan syok. Saya tidak bisa
Lalu siswa menjawab secara bergantian yang berkata apa-apa dan hanya bisa meneteskan air mata.
kalian?” tanyaku kepada anak-anak. “Terima kasih banyak atas semua kesempatan yang Bapak
kakak? Bukankah sejak awal ibu memperkenalkan sebagai guru berikan kepada saya. Semoga Allah SWT memberikan
dan terbaik. Mengapa kalian sejak awal memanggil ibu dengan kemudahan bagi saya untuk dapat melanjutkan kuliah pada
kalian. Jawablah secara jujur. Jawaban kalian semua adalah benar jenjang Pascasarjana. Insyaa Allah jika saya sudah menyelesaikan
“Anak-anak, ibu akan melontarkan pertanyaan kepada kuliah nanti, saya siap untuk bergabung dengan perguruan tinggi
kepada para murid-murid. Bapak. Terima kasih banyak, Pak.”
berulang-ulang. Sehingga aku memutuskan untuk bertanya Hanya ucapan itu yang bisa saya utarakan saat itu sambal
memanggilku kakak biarpun aku sudah mengajar mereka berkaca-kaca dan terbata-bata. Alhamdulillah ya Allah.
Akibat aku yang masih penasaran dengan mereka mengapa Kehidupan yang awalnya penuh dengan air mata, kini Engkau
dan siap aku suruh untuk membeli jajanan di kantin. membalasnya dengan tawa canda. Hingga akhirnya pada tahun
berlomba-lomba menawarkan kebaikannya untuk berbagi bekal 2016 hingga sekarang, saya pun kini sudah menjadi seorang dosen
kepanasan didalam tenda. Bila jam istirahat telah tiba. Siswa seperti impian dan cita-cita saya. Walaupun saya tidak bergabung

Diawali Air Mata Diakhiri Canda Tawa 65


Rahmawida Putri 66
Mendengar itu semua membawaku menyembunyikan
tawaku. Buah pikiran mereka yang mengandung kreativitas dan
inovatif. Jawaban yang begitu sederhana dan polos. Jawaban
mereka betul berdasarkan kontekstual dan apa yang dilihat oleh
mata mereka sangat berbeda dengan wujud guru yang acapkali
dijumpai disekolah. Pantas saja mereka kurang respon jika aku
memanggil nak. Mereka lebih respon jika aku memanggil adek.
Selama menangani anak-anak di tenda mereka tidak
mengalami trauma yang akut. Justru mereka mampu berfikir yang
inovatif. Hal ini dapat aku ketahui dari sikap dan gambar-gambar
yang telah ia buat yang kemudian diceritakan kepadaku.
“Ini gambar apa nak? Mengapa kamu menggambar ini?”
tanyaku kepada murid-murid.
“Ini gambar kota Palu setelah tsunami menerjang.
Tsunami meluluhlantahkan Palu. Namun itu semua telah terjadi.
Saatnya Palu bangkit, tanpa ketakutan dan tak ada lagi tangisan.”
Kompak anak-anak melontarkannya.
Umumnya di halaman pertama anak-anak menggambar
Kota Palu yang telah diterjang tsunami. Di halaman kedua anak- impian. Semoga cerita ini menjadi inspirasi kita bersama.
anak menggambar penampakan alam dan sosial yang teratur. berpikiran positif menjadi salah satu modal utama dalam meraih
“Bisa dong kalian jelaskan kenapa menggambar ini!” tersebut yang akan menyesatkan kita. Maka selalu optimis dan
pesanku kepada mereka. Karena di balik semua pikiran negatif kita, ternyata pikiran negatif
“Setelah gelombang Tsunami membuat banyak orang berpikiran negatif tentang kehidupan yang belum kita jalani.
meninggal, pepohonan hanyut, jembatan kuning (ikon Palu) membantu kita dari gelapnya kehidupan. Jangan pernah
terbelah, PGM (Palu Grand Mall) dihantam air pantai Talise, yang sangat dalam. Masih akan ada tangan yang terulur untuk
gedung sekolah rusak dan jalan berpindah tempat. Saya mau buat cobaan menerpamu bahkan hingga menjatuhkanmu pada jurang
bangunan yang lebih kuat lagi sehingga jika tsunami datang lagi. pribadi saya ini, bahwa jangan pernah menyerah saat ujian dan
Gedung, pohon & jembatan tidak akan rusak. Saya bersama Banyak hikmah yang dapat kita ambil dari pengalaman
teman-teman, Guru & keluarga tetap ceria,” ucap para Siswa yang yang lalu.
penuh semangat. Kepala Sekolah sudah meninggalkan kita semua di tahun 2012
pada Perguruan Tinggi Bapak Kepala Sekolah, karena Bapak
160 Azizah_Chicha
67 Diawali Air Mata Diakhiri Canda Tawa
Setelah sesi menggambar usai dilanjutkan dengan sesi
rahmawidaputri0@gmail.com, dan hp/wa. 081375021606. menceritakan pengalaman ketika tsunami mendatangi mereka.
luas. Penulis dapat di hubungi melalui email : Mereka menceritakan bagaimana bisa selamat. Saat itu sebagian
memperluas wawasan dan memberi pengetahuan kepada masyarakat dari mereka bersama orangtua, tidak bersama orangtua,
inilah penulis mengembangkan karya-karyanyauntuk dapat melaksanakan sholat maghrib di Mesjid.
berkarya dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Dari keinginan Berikut penuturan anak-anak saat menyelamtakan diri.
merupakan anak 1 dari 5 bersaudara yang memiliki keinginan untuk “Saat itu aku bersama jamaah sedang di Mesjid untuk
berbentuk buku sudah di edarkan melalui google book. Penulis melaksanakan sholat maghrib, mengaji. Seperti itu rutinitasku.
nasional terakreditasi serta prossiding. Sedangkan untuk karena Awalnya tanah bergetar sampai mengakibatkan kami di Mesjid
mengisi waktu luang. Artikel jurnal penulis sudah dimuat pada jurnal kehilangan keseimbangan. Kuat sekali getaran tanahnya. Kami
memiliki kesibukan untuk menulis artikel jurnal dan buku untuk seperti di blender & di dribble layaknya bola. Jiika kami berdiri,
Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang. Penulis juga duduk, akan kehilangan keseimbangan. Akupun terjatuh. Oleh
karenanya aku tiarap sambil memohon ampun, menyebut asma-
tahun 2014. Penulis sekarang bertugas sebagai Dosen Farmasi di
Medan mengambil Program Studi Pendidikan Biologi dan lulus
Nya guna memohon pertolongan-Nya. Disusul dengan listrik
tahun 2010 dan Pendidikan Pascasarjana di Universitas Negeri
yang padam sehingga gelap gulita. Begitu ramai suara orang yang
Medan mengambil Program studi Pendidikan Biologi dan lulus
sedang berteriak. Setelah itu, aku bersama teman-temanku (anak-
Pendidikan berikutnya penulis tempuh di Universitas Negeri
Menengah Atas (SMA) Al-Ulum Medan dan lulus tahun 2005.
anak) mendapatkan pertolongan dari kakek yang menggunakan
13 Medan dan lulus tahun 2002. Kemudian dilanjutkan di Sekolah pakaian berwarna Putih. Kakek itu entah siapa, darimana muncul
melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dihadapanku & teman-temanku. Kakek mengarahkan kami untuk
dan lulus tahun 1999. Setelah lulus SD, penulis melewati jalanan yang aman. Karena pertolongan kakek sehingga
Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 01 Medan kami bisa bertemu orangtua kami. Lalu, kakek itu menghilang,”
Hayati, M.Pd. Penulis memulai pendidikan di ujar anak-anak dengan ekspresi bergelora menceritakan kejadian
Bapak H. Umar Khartib, M.Pd dan Ibu Hj. Lela tersebut.
Anak pertama dari lima bersaudara pasangan “Baiklah, sesi terakhir akan usai. Izinkan ibu memberikan
Sumatera Utara, pada tanggal 15 Agustus 1988. pendapat mengenai kenyataan yang kalian alami. Semua yang ada
Rahmawida Putri, M.Pd lahir di Medan, dihadapan ibu adalah anak hebat yang berani & bangkit untuk
selalu ceria. Allah Swt Maha Pengasih & Maha Penyayang
sehingga setelah tsunami terjadi. Allah Swt menjadikan kita
Tentang Penulis semua bisa senyum dan tertawa bahagia. Infrastruktur mulai
dibenahi dan dibangun kembali. Dimanapun dan kapanpun kita
senantiasa meminta pertolongan-Nya agar rasa takut pergi jauh.
Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018 161
68
Hanya Allah Swt yang kuasa melindungi kita semuanya. Hari ini
ibu akan pamit dari hadapan kalian. InsyaAllah kita berjumpa lagi meninggalkanku dan sekarang kita terpisah oleh jarak dan ruang.
dengan keadaan yang lebih baik,” ujarku sebagai kalimat pamit. tetap disini bersamaku, menemaniku dan tidak pergi
Di masa lampau selama berkeliling mengajar. Siswa Banyak hal yang ingin aku hentikan. Aku ingin dirimu
memanggilku dengan ibu bukan kakak. Tetapi berbeda dengan di dengan sangat baik dan penuh perhitungan.
Palu. Siswa-siswi memanggilku dengan panggilan kakak. memiliki kekuatan itu mungkin aku bisa melakukan semuanya
Panggilan kakak dan kisah inspiratif anak-anak untuk bangkit tidak boleh menengok ke belakang kembali. Tetapi, jika aku
menjadi mutiara ketiga yang aku temukan. Hanya di Palu jika aku tersebut dibuyarkan bahwa kita harus terus maju ke depan dan
mengajar dipanggil kakak bukan ibu. dulu yang cepat datang silih berganti. Terkadang impian-impian
Mutiara 1, mutiara 2, mutiara 3 adalah 1 rangkaian yang berlalu dan pergi. Terkadang kita ingin kembali ke masa masa
telah diatur-Nya. Rangkaian yang tak terpisahkan. Rangkaian terkadang kita menyesali semuanya ketika semuanya sudah
yang saling mengikat dan memberikan makna untuk selamanya dan dapat memprediksi semuanya dengan sangat baik. Ya,
bagaikan skenario supaya konsisten menjadi aktor kebaikan. dan apa yang akan terjadi, mungkin aku dapat merubah semuanya
Mutiara yang sungguh menjadi kejutan-Nya yang sejak awal aku aku dapat melihat waktu dan kejadian serta ruang di masa depan
yakini. Mutiara yang pantas aku terima setelah menjadi penyelam. ke masa lalu atau dapat pergi ke masa depan atau mungkin
Mutiara yang mengandung kebaikan setelah aku harus memenuhi ruang. Misal aku dapat menghentikan waktu, dapat kembali
kualifikasi yang berawal pada fase mutiara 1. Mutiara yang eandainya aku bisa melakukan sesuatu dengan waktu dan

S
menjadi candu bahwa relawan jika bepergian tak membutuhkan
SPPD (surat perintah perjalanan dinas). Relawan yang mampu
menjadikan orang asing menjadi saudara walaupun perjumpaan
yang sesaat dan sesat (darurat). Relawan yang tak sekedar kenagan
namun menjadi sejarah. Relawan yang kawan-kawannya
bertebaran dengan penuh kedermawanan yang menawan yang Ilfinda Zaka Ochtafarela
terikat dalam ukhuwah (persaudaraan). Relawan itu menawan
dengan kedemawanan beragam berkawan tak lekang oleh zaman.
Mutiara yang sesuai firman-Nya dalam Al-Isra:7 dengan
Ruang Saat Bersamamu
arti terjemahan:
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu
Di Antara Waktu dan
sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu
sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua,
(Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka
162 Azizah_Chicha
163 Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018

Bersungguh-sungguhlah menjadi aktor ketulusan yang siapapun Aku ingin menghentikan waktu supaya aku dapat terus
yang tetap terasa walaupun tak serumah namun sejiwa. memandangmu, banyak bercerita kepadamu, dapat menatap
seluruh arah tanpa diduga. Berikanlah kasih sayang untuknya matamu dan wajahmu lebih lama dan aku ingin terus dapat
lakukan sehingga mmemperoleh keberlimpahan cinta dari menggandeng tanganmu, aku ingin terus dapat
Lakukan apa yang kamu cintai, cintai apa yang kamu memperhatikanmu lebih dekat dan tidak terhalang dengan jarak
cukup menjadi pelakunya dan menjadi mulia dihadapan-Nya. dan ruang . Menghentikan waktu untuk dapat bercengkerama
nilainya sehingga bukan untuk ditransaksionalkan. Melainkan denganmu tapi aku tahu semua tidak ada yang abadi karena kamu
Cinta, kasih sayang dan ketulusan adalah hal tak terhingga memiliki impian yang berbeda sehingga jarak membuat kita jauh
dan benua yang berbeda. dan kemudian kita akhirnya sama sama menghilang ditelan
melewati ruang, waktu dan jarak sekalipun berada di samudera bayangan rindu yang tidak akan tersampaikan kembali.
Karenamu ketulusan yang sanggup menempuh dan Jika aku dapat melihat apa yang akan terjadi di masa
batin terdalam tanpa mengenal kasta, tahta dan harta. depan mungkin aku akan dapat menjadi seorang yang dapat
Karenamu kasih sayang yang mampu menyentuh ruang memprediksi dan memperhitungkan semuanya dengan sangat
kedamaian dan harmonisasi. baik. Seperti jika aku dapat melihat kejadian buruk yang akan
Karenamu cinta kita bisa meredam dendam, menikmati terjadi pada seseorang maka aku dapat melakukan sesuatu supaya
Selanjutnya, mari kita bersama menanti Mutiara-Nya…… cerita itu tidak sama dan tidak terulang untuk kedua kalinya.
dermawan., Terimakasih dr.Ar… Jika aku dapat melihat masa depan mungkin aku dapat
dihadapanku dengan senyuman yang menawan dari sosok mengubah cerita supaya tidak ada penyesalan atas apa yang terjadi
impianmu di kota tujuan tak engkau hiraukan hanya untuk tiba di masa sekarang dan aku dapat melakukanya dengan sangat baik
Ketinggalan pesawat, pakaian yang belum usai dipacking bahkan di masa lampau sehingga apa yang aku ingin dapat terjadi di waktu
menit sebelum menuju airport dengan beragam resiko. sekarang dan waktu yang akan datang. Tidak akan ada penyesalan
15 menit yang abadi tak lekang oleh waktu. Menyisahkan 15 jika kita dapat melakukanya dengan sangat baik dan tidak
giftnya yang sangat mempesona. 15 menit yang sungguh attractive. membuang buang waktu untuk segala sesuatu yang tidak dapat
yang membutuhkan durasi sekitar 15 menit dengan beragam bermanfaat dan menunjang untuk kehidupan ke depannya.
17.00 yang berlokasi di SDIT Bina Ilmi Lemabang. Perjumpaan Jika aku bisa melakukan time leap atau dapat berpindah ke
satunya berjumpa dengan dr.Ar di bumi Sriwijaya sekitar pukul ruang dan waktu yang kumau mungkin aku dapat terus bisa
relawan pendidik tsunami Palu 2018. Apa saja mutiara itu? Salah bersamamu hari ini. Aku masih ingat saat kamu selalu
Selanjutnya beragam mutiara aku terima pasca menjadi menghiburku di saat aku sedih dan saat kamu selalu hadir di saat
habisnya apa saja yang mereka kuasai. aku butuhkan tanpa harus memanggil manggil dan meminta
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis- bantuan. Kamu selalu hadir menemaniku tanpa perlu banyak kata
kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu kamu memahamiku lebih baik daripada diriku sendiri.

Di Antara Waktu dan Ruang Saat Bersamamu 69


Azizah_Chicha 164

Aku benar benar kehilanganmu. Sekarang kita berada di


sisi yang lain yang berbeda antara aku dan dirimu tapi apakah
kamu terus hadir disini bersamaku ataukah kamu melihatku dari
angkasa sana dan terus mengawasiku dan menjagaku supaya
diriku baik baik saja. Ya kenangan-kenangan untuk bertemu
denganmu hanya bisa terjadi jika aku melihat beberapa foto dan
video saat bersamamu. Apakah kamu tahu bahwa aku sangat
merindukanmu? Apakah kamu juga merindukanku juga? Aku
tidak tahu bagaimana cara bertemu denganmu hingga sekilas di
balik kenangan saat bersamamu air mataku menetes.
Di balik petir dan hujan deras dan jendela kamarku
tersibak oleh angin kencang dan sekilas cahaya yang menyilaukan
menimpaku dan aku baru tersadar ketika cahaya mentari
menyilaukan mataku tapi ini bukan di tempat dimana aku sedang
merenung untuk merindukanmu tapi ini adalah waktu sesaat
sebelum akan datang kabar kepergianmu dan membuatku
menyesal. Ya aku sedang berada di taman tempat saat itu kamu
menyuruhku untuk menunggumu. Saat itu aku tidak mengerti dan
tidak memahami kenapa kamu menyuruhku menungguku tidak
seperti biasanya kamu yang selalu menungguku dan aku yang
selalu datang terlambat menemuimu.
Ya, aku masih ingat saat itu di waktu lampau kamu
menyampaikan dan mengungkapkan perasaanmu kepadaku di
waktu dan ruang ini tapi aku tidak bisa menerimanya, aku tidak
benar-benar paham sejak kapan kamu menyukaiku? Kenapa kebahagian yang hakiki terlebih pada saat mengalami kesulitan.
perasaanmu yang dulu kita hanya sebagai teman dan berubah Cinta, kasih sayang dan ketulusan membawa pada kekuatan dan
menjadi sahabat kenapa sekarang menjadi rasa suka dan sayang? sayang dan ketulusan tanpa mengenal stratifikasi dan diferensiasi.
Hingga kemudian aku menjawab dan beralasan bahwa aku Semua orang pantas menikmati kemegahan cinta, kasih
hanya ingin kita sebagai teman dan nyaman seperti ini terjebak itu.
dalam hubungan pertemananan. Friendzone adalah sebuah Membebaskan diri dari belenggu pamrih untuk melakukan semua
hubungan yang selalu terjadi diantara persahabatan antara lawan menjadikannya sejarah yang diistimewakan dalam untaian doa.

70 Ilfinda Zaka Ochtafarela


165 Mutiara Dibalik Tsunami Palu 2018

jenis dan akhirnya kamu hanya tersenyum dan mungkin


perkataan terakhir itu yang kamu ucapkan dengan lirih dan
lembut sambil tersenyum kepadaku yang masih aku ingat “Tidak
apa-apa.”
Kemudian aku pergi meninggalkanmu seorang diri dan
kamu tidak mencegahku tapi ketika aku menoleh kepadamu aku
masih ingat kamu masih berdiri memperhatikanku dari jauh
Azizah.Chicha7@gmail.com sambil tersenyum, tidak terlihat kecewa tapi terlihat kamu masih
kebaikannya. Penulis bisa dihubungi pada ingin terus dekat denganku dan melihatku baik baik saja. Maaf
manusia menjadi bernilai dan mulia manakala menebarkan mungkin kata yang ingin aku ucapkan kepadamu tapi kata itu
harus dipenuhi dengan kebaikan dan kesederhanaan karena sudah tidak bisa tersampaikan padamu lagi di waktu lampau saat
Baginya, hidup adalah traveling to learning and sharing yang semuanya runtuh ketika aku mendengar kabar tentang dirimu.
19 di mata dosen sebuah antologi opini (2020). Aku melihat jam tangan dan handphone, waktu yang
dan berbagi. Berikut karya penulis dalam buku antologi. Covid- sama dengan tanggal yang sama, aku kembali di waktu ini dan
aktivitas di sela-sela kesibukannya untuk menemukan inspirasi kemudian kamu tiba tiba hadir dengan mengendarai sepeda
Berpetualang, diskusi, menulis dan membaca menjadi motormu dengan memakai baju yang sama seperti yang dulu dan
kepada kualitas sekolah. kemudian berdiri di hadapanku dan kamu menyodorkan bunga
lainnya hingga saat ini aktif menjadi narasumber yang berfokus mawar putih yang aku suka sambil tersenyum dan aku
Banten dan provinsi menerimanya dan kemudian aku melihatmu. Tidak ada kata-kata
pelosok provinsi lagi yang keluar dari bibirmu apakah semuanya sudah berubah?
relawan guru di Tiba-tiba kamu mulai memecah keheningan dan
pengalaman menjadi menatapku sambil berkata “Jangan menyesali apa yang sudah
Hanya berbekal terjadi. Aku tahu kamu tidak menyukaiku sebagai seorang kekasih
dunia pendidikan. kamu hanya ingin kita sebagai teman dan selamanya akan menjadi
konsentrasi terhadap sahabat, kamu terus menyesali dan menyalahkan dirimu atas apa
Azizah sejak 2011 yang terjadi kepadaku dan kamu berandai-andai menjadi
kekasihku.”
“Jangan melakukan sesuatu karena terpaksa karena
Tentang Penulis hasilnya tidak akan baik-baik saja. Aku tahu aku tidak pantas
untukmu tapi aku senang kamu masih ingin menungguku dan
menemuiku di sini. Sekarang kita sudah berada di jalan yang

Di Antara Waktu dan Ruang Saat Bersamamu 71


166

berbeda kembalilah ke masa depan jangan menoleh kembali ke ini.


belakang tanpaku aku yakin kamu akan baik-baik saja. Jangan dengan ekspresi seperti dia telah membaca tulisan-tulisan bodoh
terlalu menyalahkan dirimu aku tidak ingin kamu terus menyesali “Nulis apa? Naskahnya emang udah jadi ya?” katanya
apa yang sudah terjadi, aku ingin melihat dirimu yang selalu ceria sambil menunduk.
dan gembira sama seperti saat dirimu bersamaku di masa masa
ini, Mengerti?” Dirimu tiba-tiba mengelus lembut rambutku dan
kemudian air mataku menetes dan aku menangis di hadapanku.
ngos-ngosan. Perempuan itu menumpukkan tangan di lutut
“L
menjeblak terbuka, kawanku berdiri disana dengan
Aku membanting laptop tertutup. Pintu kamarku
“Kenapa?” intang!!!!”
Aku bertanya kepadamu dan ketika aku belum sempat
menyelesaikan kalimatku kamu mengusap air mataku.
“Karena aku tidak ingin kamu terus terusan menyesali apa
yang sudah terjadi, Apapun yang kamu lakukan, apa pun jalan Justru, sebaliknya, aku-”
yang kamu pilih aku akan terus menyayangimu.” Aku melihatmu Kepada Bima Angkasa, aku tak pernah membencimu.
tersenyum dan kemudian dirinya mengeluarkan cincin dari balik separuh milikku juga.
sakumu. membawa ingatan soal dirimu seperti kamu membawa
“Dulu aku sangat ingin melamarmu, tapi saat aku tahu Kamu merupakan anugerah terbaik. Aku ingin turut serta
kamu menolakku ketika aku mengungkapkan semua rasa “Dear. Bima Angkasa...
sayangku yang tulus kepadamu, aku kemudian berpikir aku tidak
bisa menyerahkan ini kepadamu dan akhirnya aku menyesalinya.
Aku memberikanya kepadamu, simpan baik-baik sebagai tanda
persahabatan dan sebagai pengingat bahwa aku selalu ada
bersamamu sebagai sahabat.” aireen
Aku membiarkanmu memakaikan cincin itu kepadaku
dan kemudian sekilas cahaya datang kembali dan aku baru
tersadar aku sudah kembali ke tempat aku memandangi semua Wake The Night with You
foto fotomu yang berserakan dan kemudian ketika aku menatap
jari jemariku ada cincin pemberianmu. Entah kenapa dengan
tersenyum aku menitikkan air mataku dan aku ingin menangis
sekeras kerasnya memanggil namamu tapi rasanya aku tidak bisa.
Rasanya tersendat di tenggorokan benar benar menyesakkan

72 Ilfinda Zaka Ochtafarela


167 Wake The Night with You

hidupnya. sekali. Hanya saja aku senang kamu sudah memaafkanku dan
kecil daripada laki-laki 17 tahun yang sedang pusing dengan memahamiku lebih baik daripada diriku sendiri.
Aku menatap Bima. Kadang, Bima kelihatan seperti anak Kamu terlalu baik untukku tapi aku, tidak ingin
jalanan aspal yang berlubang. Sambil tertawa-tawa. hubungan persahabatan ini rusak jika kita memiliki hubungan
mulai berputar-putar di sana, melangkahkan kaki-kakinya di serius dan kamu selalu sabar dengan segala jalan pikiranku, kamu
Bima maju ke depanku dan merentangkan tangan. Dia memang orang yang selalu bisa memahamiku lebih baik dan aku
pengen masuk seni teater.” senang bisa bertemu denganmu kembali walau hanya sebentar.
sawah sebelum masuk ke desa, Bima tiba-tiba berkata, “Aku Seandainya kamu tahu semenjak kepergianmu aku
Pulang sekolah, ketika kami menyusuri jalanan hening sekarang sadar bahwa ada sesuatu yang hilang dan yang hilang itu
kehabisan waktu dan melewati beberapa pertanyaan. adalah dirimu dan aku baru tersadar bahwa aku sudah mulai
sendiri. Bahkan waktu try out, dia adalah satu-satunya anak yang menyukaimu haanya saja kesempatan saat bertemu denganmu
detik baginya adalah waktu bersenang-senang dengan dirinya untuk keduakalinya tidak aku manfaatkan dengan baik lagi untuk
Bima mungkin selalu nampak santai setiap harinya. Setiap mengungkapkan semua perasaanku. Aku harap kamu bisa
“Bim!” panggilku. mendengar isi hatiku sekarang bahwa aku sangat rindu saat
main game dengan anak-anak yang duduk di belakang kami. bersamamu dalam waktu dan ruang yang sama.
Aku duduk di mejaku. Bima ada di sampingku, sedang Akhirnya impianku untuk bertemu denganmu kedua
jadi separuh hening. kalinya sudah terjadi, di antara waktu dan ruang yang sama saat
anak-anak di kels memengaruhi suasana kelas yang biasanya riuh bersamamu aku memiliki banyak pemahaman dan melihat
cepat. Mata-mata memerah karena kurang tidur dan kelelahan semuanya dengan sangat baik dalam sisi yang berbeda bukan dari
bimbel sepulang sekolah. Semuanya jadi rumit. Waktu berjalan pandanganku tapi pandangan dirimu juga. Aku merasa jadi lebih
nilai demi nilai. Melakukan perbaikan nilai, meminta remidial dan baik dan menjadi seseorang yang bahagia daripada sebelumnya.
Kami semua sibuk mendaftarkan diri ke universitas. Merekap Terima kasih sudah menjadi bagian dari cerita perjalananku, aku
Februari 2019, tahun lalu senang bisa bertemu denganmu pertama kali, aku senang
menghabiskan waktu waktuku saat bersamamu, aku senang saat
berada dalam ruang yang sama tanpa takut terpisah oleh jarak
dan mengambil jas almamater dan keluar kamar. yang berbeda saat itu.
Melupakan kata terakhir yang harus aku tulis, aku beranjak Semua terasa begitu menyenangkan dan menggembirakan
berjalan sangat cepat dari seharusnya. saat saat bersama denganmu dan aku baru menyadarinya bahwa
mengerjakan naskah teater. Aku meraung, kesal dengan hari yang kamu adalah bagian dari cerita dan orang yang berharga bagi
Pukul satu lebih dua puluh. Ini merupakan saatnya kami diriku selama ini dan kenapa aku baru menyadarinya saat dirimu
Aku menggeleng. Tersadar, aku melihat jam di dinding. sudah jauh dan hilang sehingga aku tidak bisa setiap waktu

Di Antara Waktu dan Ruang Saat Bersamamu 73


Ilfinda Zaka Ochtafarela 74
Bima berhenti, membalikkan badannya dan menodongkan
tangannya ke arahku seakan dia memegang pedang. Aku pura-
pura mundur ketakutan.
Bima tertawa. Dia menggerakkan tangannya di udara,
memutar pedangnya, kemudian menyisipkan di sisi badannya
sambil berdiri tegak. Bima berkata, “Udah mirip Kamandanu
belum?”
“Udah. Persis banget.”
Bima tertawa. Kami berdua tahu aku tidak melihat film laga
kolosal yang tayang di televisi.
Sore itu, Bima menceritakan seluruh episode yang dia lihat
di televisi dan mengatakan padaku bahwa itu keren.
Seminggu setelah sore di sawah...
Bima sakit. Tidak biasanya dia sakit. Maksudnya, dia memang
pernah sakit. Tapi kali ini kelihatannya sangat serius.
Aku sedang duduk di meja makan keluarga Bima ketika
orang tuanya saling berbisik dengan wajah gelisah. Tante Ana,
yang biasanya berseri-seri hari ini kelihatan pucat. Dia bahkan
lupa mengenakan lipstick di bibirnya yang sekarang gemetar.
Aku ingin bertanya apa yang terjadi, tapi Tante Ana tanpa
berkata-kata langsung menggiringku ke lantai atas. Aku menatap
pintu di depanku kemudian Tante Ana mengangguk kepadaku.
Aku memegang kenop, mataku menatap pintu yang di
tempeli poster besar tokoh laga yang dia sukai. Aku tidak tahu
sejak kapan posternya ada disitu menggantikan poster One Ok
Rock-Band asal Jepang. ruang dan waktu saat bersama denganmu.
Aku membuka pintu dan suasana gelap menemani sosok bersama lagi tapi aku akan selalu ingat semua kenangan diantara
rapuh yang sedang berbaring di kasur. Kamarnya berbeda dari dan apa yang aku pikirkan. Aku tahu kamu dan aku tak bisa
yang terakhir aku datang. Tentu, poster-poster yang dipajang bertemu denganmu dan mengungkapkan apa yang aku pendam
168 aireen
75 Di Antara Waktu dan Ruang Saat Bersamamu
masih sama. Ada Taka vokalis One Ok Rock, ada juga tokoh-
Facebook ilfinda.ilfinda dan Instagram @ilfindazakaochtafarela tokoh marvel. Dan juga beberapa sketsa yang Bima buat sendiri.
Ilfinda bisa dihubungi disurel: ilfindazakaochtafarela@gmail.com,
Di meja, buku rapih tertata-yang berarti tidak disentuh untuk
beberapa waktu. Buku-buku baru ditupuk di sebelah kanan;
 Other Side (Ilfinda, Webnovel)
Platform menulis novel berbahasa Inggris: pengantar komunikasi, ilmu teater, cara membuat naskah drama.
Bima serius dengan perkatannya minggu lalu. Di sisi lain, ada
 Sisi yang Lain (Storial)
 The Rock (Ilfinda, Wattpad) berkas-berkas nilai ujian Bima yang ditumpuk bersama rapor.
Platform menulis novel berbahasa Indonesia: Bima terbatuk.
Perhatikan. (2021) Aku tersadar dan berjalan ke arah ranjangnya, yang paling
 4 Tahapan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil yang Perlu Kami berbeda dari sebelumnya. Ranjangnya masih sama, dengan seprai
Artikel yang pernah dimuat di Yoursay: hitam yang sama. Bima juga masih mengenakan kaus berwarna
 Kupas Tuntas TKP dalam Tes SKD. hitam yang hari ini panjang serta celana yang kedodoran di balik
 5 Ost Anime Naruto yang Asyik untuk Didengar. selimutnya.
 Mengenal Tiga Karya Yiruma Pianis yang Mendunia. Di sisi ranjangnya berdiri benda-benda baru yang
 Mengenal Kalimba; Alat Musik Khas Afrika. tersambung kepada anak itu. Selang infus, pendeteksi kerja
 Wisata Alam Air Terjun Coban Canggo di Mojokerto. jantung dan nakas penuh obat-obatan dan mangkuk bubur yang
 Mengenal 5 Kue Khas Lebaran di Momen Idul Fitri. kosong.
Artikel yang pernah dimuat di media Viva: Aku duduk di sisi ranjang, langsung memegang tangan
pada bulan Agustus 2021. Bima yang dingin. Bima menatapku. Matanya yang biasanya
menerbitkan buku berjudul The Diary Of Covid 19 (2019-2021) penuh binar usil hari ini kosong. Cuma bola mata kelamnya yang
dan membuat kue. Penulis sudah menatapku.
musik gitar dan piano, bermain catur Aku memaksakan senyum, “Nggak apa-apa Bima,” kataku.
Hobby penulis adalah menulis, bermain Kami semua khawatir. Tante Ana, Paman Angga dan aku
sekarang bekerja sebagai perawat. sendiri. Tapi kami semua tahu, yang paling ketakutan di antara
Ochtafarela berusia 25 tahun yang kami semua adalah Bima sendiri. Dia tidak sekuat apa yang semua
Penulis bernama Ilfinda Zaka orang pikirkan. Bima tetaplah anak laki-laki 17 tahun yang penuh
mimpi.
Kami berdua saling berpandangan. Kemudian, aku melihat
Tentang Penulis air mata luruh di pipi Bima yang kurus. Air mata itu terus
berdatangan dan tidak berhenti. Aku menunduk di sisinya dan
Wake The Night with You 169
76
mencium tangannya yang terasa beku. Bima masih tidak berkata-
kata. saleswati. Pada bulan ke-5 hingga satu tahun dia tidak pernah
Aku tetap berkata, “Nggak apa-apa Bima. Jangan takut.” penjualan 1 unit motor. Lumayan lah untuk ukuran seorang
untuk tiga bulan. Pada bulan ke 4 dia dapat 500 ribu untuk hasil
tiga bulan pertama. Ia hanya diberi uang transportasi 150 ribu
bagian sales penjualan. Walaupun dia kecewa, tetap Tania jalani
Malam harinya, kami pergi ke sawah di ujung komplek atas izin
management trainee yang Tania dapatkan, melainkan ditempatkan di
orang tua Bima. Sepanjang jalanan yang tidak mulus, aku dengar
di sana. Namun, setelah tau apa yang terjadi di tempatnya, bukan
Bima menyanyikan lirik dari salah satu lagu kesukannya, Creep
trainee di sebuah dealer motor. Awalnya Tania senang dia diterima
oleh Radiohead. Lagu itu jadi favoritnya akhir-akhir ini. Jadi lagu
tahun 2012. Tania diterima bekerja awalnya sebagai Management
pengantar tidur, lagu untuk karaoke atau lagu yang dia
kemarin setelah 3 tahun mencari ke sana kemari pekerjaan dari
promosikan di tiap postingan Instagramnya. Aku akui, selera
setelah kelulusan, Tania mencoba melamar pekerjaan ke sana
Bima keren. Aku juga menyukai tiap lagu yang dia
selamat menjadi lulusan baru walupun tidak cumlaude. 2 minggu
rekomendasikan kepadaku.
sambil memegang buket bunga dan jabatan tangan mengucapkan
“When you were here before.... wisudawati bernama Tania berfoto dengan para dosen
couldn’t look you in the eyes....” berfoto menyambut kelulusan mereka. Seorang
“You’re just like an angel, iruk pikuk para wisudawan-wisudawati yang tengah
you’re skin make me cry....”

H
Aku memutuskan berhenti di salah satu sisi jalan tepat di bawah
lampu. Aku duduk di sebelah kursi roda Bima, memandang
pendar bintang yang berkilauan dan juga bulan sabit yang malam
ini terang sekali. Aku memeluk lutut, menatap Bima dari bawah
sini. Sekar Pawitralaksmi
Wajah Bima yang pucat masih saja berseri. Kulit wajahnya
yang sewarna madu diterpa lampu jalanan, dan matanya
berkilauan karena bintang.
Impian Tania yang Hancur
Bima kadang kala bisa menjadi seseorang yang benar-benar
bisa aku cintai. Sebagai seorang kawan lama, sebagai seorang laki-
laki, dan sebagai seorang remaja tujuh belas tahun yang sedang
berjuang.
“Gimana sekolah?”
170 aireen
171 Wake The Night with You

mendapat gaji atau insentif dengan posisi sales. Bukan karyawan


masih demam, kami mungkin harus segera kembali sebelum juga satu tahun dia tidak pernah mendapat gaji atau insentif
dan kami berpelukan. Pelukan kami terasa sangat hangat. Bima dengan posisi salles bukan karyawan juga bukan.
Tangan Bima terjulur kepadaku, aku bergerak kedepannya Tania berusaha tegar menghadapi dan menjalani semua
dengan keras. ini di tengah kebingungan yang datang. Kenalan lamannya
Tangisanku pecah. Aku memeluk lutut dan menangis menawarkan pekerjaan yang lebih baik di organisasi lingkungan
“....Mungkin nggak akan ada lagi Bima Angkasa.” hidup dan mendapat upah yang di atas UMR. Betapa senangnya
berhenti jadi kuat. Tapi aku tak sanggup berkata-kata. hati Tania, ia mulai menjalankan tugasnya dengan senang hati di
kesedihan, tapi senyumnya lebar. Aku ingin menyuruhnya untuk tempat baru walaupun shfit 3 bulan menjalani kegiatan itu.
Bima akhirnya menatapku, matanya menunjukkan sorot Bertemu dengan pengurus kantor pusat keceriaan selalu hadir di
tercekat, aku nyaris tercekik oleh perasaan kacau. antara anggota. Namun, di awal tahun kemudian supervisor area
“Berhenti disitu.” Aku hampir terisak. Kerongkonganku mengatakan teamwork ini harus dibubarkan karena tak banyak
Mungkin-” masyarakat yang berminat dengan organisasi ini. Semua yang
nggak akan ada lagi orang yang belain kamu ketika kamu bolos. hadir di ruangan terdiam dan lesu mendengar kata-kata
ada lagi namanya bertengkar karena kentang goreng. Mungkin supervisor area. Akhirnya Tania dan teman-temannya harus rela
ada lagi buat kamu. Entah nanti, besok atau lusa. Mungkin nggak meninggalkan organisasi tersebut.
depan kami ketika berkata dengan serius, “Aku mungkin nggak Setelah kejadian itu, banyak tawaran kerja masuk ke Tania.
“Baik-baik di sekolah.” Bima masih menatap rembulan di Mulai dari telemarketing di perusahaan valas 2013- 2015 menjadi
Aku ingin mendengar tawanya lagi. telemarketing, di sana dia sempat punya manager dan asisen yang
Bima tertawa lagi. Kali ini suara tawanya menyegarkan. baik.
Terus dia nangis.” Tetapi sayang, di tahun 2015 Tania harus berhenti
“Raya nanya kamu kemana, aku jawab kamu pergi jauh. petualangan di perusahaan tersebut dan keluar dari sana karena
jawabanku. selain klien sudah lagi menitipkan uang kepada Tania lagi, dia
Bima tertawa dengan lirih. Hampir tidak mempercayai sudah bosan. Seelah satu tahun menganggur Tania mendapatkan
“Nggak asik tanpamu,” jawabku jujur. tawaran kerja menjadi telemarketing lagi di perusahaan buku dan
membosankan. pelatihan, paling banyak mendapat peserta pelatihan. Sayangnya,
pinggir jalan sepulang les, atau menyelinap ketika kelas mulai ia pun tidak bisa bertahan lama akibat fitnah seorang pekerja di
perjalanan menyusuri sawah ketika sore, tidak ada kentang goreng sana.
akan pernah lagi pergi ke sekolah. Yang berarti, tidak ada 6 bulan berlalu sejak dia keluar kantor itu ada tawaran lagi
memutuskan menarik Bima dari sekolah. Bima mungkin tidak dari perusahaan jasa telekomunikasi untuk menjadi seorang
Bima melewati ujian terakhir sekolah. Orang tuanya marketing lagi. Tetapi begitu melihat Tania calon atasan tidak

Impian Tania yang Hancur 77


aireen 172

menyukai Tania, mau dipindahkan ke tempat lain yang lebih


cocok belum sempat Tania mengiyakan tawaran kerja itu, ada
salah satu perusahaan asuransi jiwa menawarkan menjadi dadanya lagi.
supervisor marketing dan kepala cabang langsung yang meminta “Bima, kayaknya kita-” Bima mendorong kepalaku ke
3 orang teman; Lani, Marcella, dan Renaldi menempati posisi pucat. Dia mungkin kedinginan.
tersebut. Lalu belumse mpat surat keterangan (SK) diberikan lani Nafasnya mulai berat. Aku menengadahkan wajah. Bima cukup
pun keluar katanya kecewa dengan sikap Napak Alberto sang Nafas Bima berhembus hangat di ujung kepalaku.
kepala cabang. Selang beberapa hari ada sedikit perubahan sikap bulan Desember nanti.” Potongku dengan suara tercekat.
Pak Alberto terhadap supervisor marketing lain. Ia banyak diam “Kamu harus ada di ulang tahunku yang ke delapan belas
dan selalu pergi dengan Marcella, Marcell dijanjikan pegang “Atau kalau nanti aku sudah-”
nasabah investasi 1 miliyar, Marcella minta untuk beli souvernir Bima dadaku semakin sesak.
yang harga 100 ribubuat anak calon nasabahnya cerita Marcella Kami sama-sama terdiam. Mendengar apa yang dikatakan
kepada Tania teater bersama nanti....”
Setelah itu Pak Alberto menghilangkan tanpa jejak hanya “Kamu harus mulai cari mimpimu. Kita bisa masuk seni
datang sekali ke kanntor namun tak bicara atau pesan apa pun yang membelai rambut kami. Kami berpelukan lebih erat.
kepada para supervisor ini. Satu bulan berlalu tanpa kabar yang Bima lama kelamaan terdengar lirih, seperti bisikan angin malam
jelas dari Pak Alberto, akhirnya Pak Beno sang direktur Bima mencibir, “Maksudnya belajar tanpa aku...” suara
perusahaan tersebut datang menjenguk Tania dan teman- “Aku mandiri!” Aku protes.
temannya menanyakan apa yang terjadi. belajar mandiri-”
Singkat cerita, akhirnya Pak Beno mencarikan kepala Dia mengulang perkataannya, “Serius nih. Kamu harus
cabang yang kali ini bukan laki laki tetapi perempuan yang cantik membiarkan aku ada di dadanya.
namun terlihat judes dan galak. Bu Ani namanya, awalnya menatapnya. Tapi Bima menundukkan kepalaku dan
berjalan baik-baik saja tanpa ada masalah yang berarti. Namun, Bima malah tertawa. Suara tawanya serak, membuatku
setiap kali Tania dipuji oleh Pak Beno ketika berkunjung Bu Ani “Udah diam.” Aku berkata tegas.
dan Marcella merasa iri. terbatuk.
Tania menceritakan semuanya. Bu Ani heran kenapa anugerah yang diberikan Tuhan untukku-” Bima berhenti dan
marketing ini seperti ini sampai Tania ditegur juga sama Pak “Makasih buat segala-galanya Lintang. Kamu seperti
Beno. Tania berusaha membantu Nia agar dia sadar meminjam telingaku. Aku masih menangis.
uang untuk ujian lisensi asuransi jiwa. Nia bukannya berterima Aku mendengarkan detak jantung Bima yang nyata di
kasih dan minta maaf atas kesalahannya malah berkata kasar. lalu kami untuk sadar.
malam semakin dingin. Tapi pelukan Bima yang erat menahan

78 Sekar Pawitralaksmi
173 Wake The Night with You

Tania menerima marketing baru lagi berharap Nia semakin


“....dear Bima Angkasa, aku mencintaimu.” semangat untuk cari nasabah.
Sebuah situasi yang terjadi dimanfaatkan oleh Marcella. Ia
juga. mengompori Nia buat ngelawan Tania. Tania pun berusaha sabar
Bagiku, mimpi Bima telah menjelma menjadi mimpiku dan melakukan tugas berusaha menegur agar Nia melakukan
akan mewujudkan itu untuknya. tugasnya, tetapi tetap membangkang malah dia berhutang pada
dapat mewujudkan mimpinya untuk masuk seni teater, tapi aku rentenir.
sebagai bentuk wujud dari cita-cita Bima. Bima mungkin tidak Tania malah dikejar sama rentenir itu. Beruntung
kemanapun aku pergi. Ke dalam cerita-cerita yang aku tulis kekasihnya, Reymond yang seorang polisi dan juga kakaknya,
ingatanku. Dan aku akan membawa ingatan soal dirinya Rendy sang anggota TNI berkerja sama dengan Reymond untuk
mengingatkanku kepada dirinya. Bima hampir seperti separuh menangkap rentenir itu menjebloskannya ke penjara.
tiba melupakannya begitu saja. Bahkan setiap hal Saking enggak kuatnya Tania dengan perlakuan Nia, Tania
Dia adalah kawan separuh hidupku. Aku tidak dapat tiba- mengeluarkan Nia dari tim. Bukannya menyesal, ia malah
Dua tahun setelah kepergiannya, aku masih berkabung. semakin menjadi dan mengadu ke Bu Ani dan teman-teman
kehidupan. marketing lain tentang perlakukan Tania, membuat mereka ikut
selalu mencoba terus berhembus. Dunia telah merenggutnya dari membuli Tania.
mimpi-mimpi kecilnya soal hidup. Merenggut nafasnya yang Pak Beno kemudian datang. Bu Ani bukan membela Tania
Leukimia telah merenggut Bima dari rangkulanku. Merenggut tetapi malah membela Nia dan mengatakan Tania yang
Februari 2021 mengeluarkan Nia tanpa alasan jelas. Mendengar pengakuan Bu
Ani, membuat Pak Beno tidak yakin atas sikap Tania seperti itu.
Dia punya alasan tersendiri mengeluarkan Nia dari teamnya
“Bima?” setelah 3 bulan berlalu. Nia dikeluarkan Tania dari tim. Siap Tania
berani beranjak. begitu dingin terhadap Nia dan seperti biasa Nia cuek dan masa
tidak melepaskannya. Dagu Bima lemah di bahuku. Aku tidak bodoh dengan tugas dia sebagai marketing, datang ke kantor
Kerongkonganku terckat. Aku memeluk Bima dengan erat, menghindari ibu mertua yang cerewet.
Dan aku tersadar, pelukan kami berhenti di sana. Bu Ani merasa heran Nia makin hari makin buruk sikapnya
di pelukanku mulai samar. Aku berheti menangis. semenjak dikeluarkan dari team Tania sampai pada akhirnya Bu
Nafas berat berhenti bertiup ke rambutku. Detak jantung Ani merasa tidak ada perubahan pada Nia mengeluarkan Nia
mengenang aku. Makasih banyak Lintang-” Bima berhenti bicara. karena melalaikan tugas dan kewajibannya Tania mendapatkan
kamu. Nggak harus nanti Desember, selamanya pun, kamu bisa marketing jauh lebih baik daripada Nia dan bisa mencapai target.
Suara lirih Bima kemudian berkata, “Aku selalu ada sama Bukan cuma sampai di situ, sekarang giliran Marcella berulah.

Impian Tania yang Hancur 79


aireen 174

Sikap Marcellah yang menjadi sampai akhirnya Tania lelah


dengan keadaan itu dia berniat meninggalkan kantor itu tanpa
memberitahu dan pamit kepada siapa pun.
8 bulan kemudian setelah suasana sudah reda, Marcella pun
tidak ada kabar lagi. Terakhir kabar yang didengar adalah ketika
Marcella dikeluarkan juga oleh Pak Beno karena sikapnya yang
tidak serius dengan posisinya itu. Setelah Tania pergi tanpa pamit
dari kantor, Tania datang dan menjelaskan semuanya. Tania juga
memutuskan menerima tawaran kerja di tempat lain dengan
posisi supervisor marketing.
Akhirnya Tania menjadi supervisor marketing dengan
suasana kerja berbeda. Tania mempunyai anggota tim 15 orang.
Sementara itu, di sela-sela kesibukannya, dia juga sedang
mengembangkan bakat nulisnya.
Hingga dia menjadi seorang penulis buku. Setelah setahun dan di twitter @aireenindaeyo
berjalan sebagai penulis buku, kekasihnya mengajak dia menikah. dwiayudinnasuryanti@gmail.com atau instagramnya @ayy___u
Mereka akhirnya mempunyai anak serta hidup bahagia dengan Aireen dapat dihubungi melalui email
keluarga kecilnya, Tania sukses dengan karirnya. bergabung dalam projek kepenulisan.
Mendengar hal itu, Bu Ani menyesal telah berperilaku menulis lagi tahun 2021 dan
buruk dengan Tania. Bu Ani kemudian membuka kantor notaris menulis sejak SMP dan mulai aktif
serta menjadi notaris yang sukses bahagia dengan suaminya dan juga film-film romansa. Senang
tercinta. Binatama. Dia mencintai buku, musik
Berbeda dengan kehidupan Marcella yang entah bagamana Akademi Komunikasi Radya
nasibnya ketika dikeluarkan oleh Pak Beno, dari dulu dia memang Sekarang merupakan mahasiswa di
suka menggoda lelaki beristri. Begitu si laki-laki tergoda hingga di Ponorogo 24 Agustus 2001.
cerai dengan istrinya, Marcella pun meninggalkan pria dan selalu aireen atau Ayu Dinna Suryanti, lahir
seperti itu dan bahkan demi uang ia rela menjadi simpanan om-
om dan mau diajak tidur dengan laki-laki yang memberinya uang.
Hingga suatu ketika Marcella pulang ke rumah. Tak berapa lama Tentang Penulis
orang tuanya mengusirnya dari rumah dan menyerahkan Marcella
ke kantor polisi karena ketahuan bapaknya. Marcella menjadi

80 Sekar Pawitralaksmi
81 Impian Tania yang Hancur
Profil
Saku Buku Indonesia
Jadikan Buku Sebagai Saku Informasi
@sakubuku.id
Saku Buku merupakan platform sadar literasi yang berupaya
mewadahi kebutuhan penulis dan pembaca serta
menyemarakkan pertemuan keduanya.
Saku Buku mencoba hadir sebagai wadah apresiasi bagi
penulis untuk semakin semangat berbagi melalui beragam jenis
tulisan, baik fiksi maupun non fiksi pengetahuan.
bertanya keadaan Pak Beno dan keluarga.
Saku Buku juga mencoba menyediakan beragam bacaan
masih komunikasi dengan Tania, walaupun Tania sekedar
menjadi suami dan ayah yang baik. Sampai saat itu pun Pak Beno menarik bagi para pembaca yang membutuhkan banyak ide-ide
semakin sukses dan membuka cabang di kota-kota besar, juga baru, informasi dan pengetahuan serta hiburan menarik, tentu
Sedangkan perusahaan yang dipimpin oleh Pak Beno dengan materi yang telah dikurasi.
Sekarang, Marcella hanya bisa menyesali perbuatannya. Selain itu, Saku Buku hadir menjadi jembatan untuk
hamil tanpa dia tau siapa bapak anak yang ada di kandungannya. mempertemukan para ahli untuk berbagi inspirasi serta
seorang pengedar narkoba. Bukan hanya itu, Marcella ternyata motivasi dari tiap bidang yang ditekuni.
Sekar Pawitralaksmi 82
Adapun program-program Saku Buku antara lain:
1. Layanan Konsultasi Penerbitan
Memberikan pelayanan konsultasi gratis bagi sahabat
Saku Buku yang ingin mengetahui proses dan
kebutuhan penerbitan karya menjadi sebuah buku.
2. Diskusi dan Gelar Wicara
Menghadirkan beragam tokoh untuk berbagi
pengetahuan dan inspirasi bagi khalayak ramai seputar
4. Sang Detective (Novel Chat)
dunia kepenulisan dan literasi.
3. Hantu Villa (Good Novel)
3. Apresiasi Karya 2. Pengantin Jawa (Novel Life)
Menyediakan wadah bagi penulis untuk membagikan (HOTBUKU)
karyanya melalui kanal media yang dimiliki Saku Buku. Detective Valentino Sang Pemburu Kejahatan
4. Konten Kreatif Sosial Media 1. Kenangan yang Tak Terlupakan, Bus Malam Misterius,
Menyediakan konten-konten kreatif seputar Literasi diantaranya:
seperti review dan rekomendasi buku, profil penulis, Beberapa karyanya tersebar di beberapa platform menulis,
jajak pendapat dan sebagainya. 087831632877
5. Nulis Bareng melalui Whatsapp 082328323619/
Menyelenggarakan acara Nulis Bareng dan atau dan cerita pendek. Dapat dihubungi
sekaligus lomba penulisan yang ditujukan sebagain
mulai menekuni sebagai penulis novel
SPV Marketing BCA (2020). Saat ini
wadah aktualisasi penulis. Hasil dari program ini
BRI Life Cabang Solo (2018-2019) dan
nantinya akan diterbitkan dalam bentuk buku bersama. Pernah bekerja sebagai Unit Manager
Saku Buku Indonesia juga membuka peluang kolaborasi tepatnya di Jl Tantular, Condongcatur.
dan kerjasama dalam berbagai program di bidang literasi, berdomisili di Sleman, Yogyakarta,
seperti pelaksanaan dan bimbingan menulis buku bareng, Sekar Pawitralaksmi penulis yang
seminar dan diskusi, bedah buku, dan bentuk lainnya.
Tentang Penulis
sakubuku.id@gmail.com K @sakubuku.id Q
Sakubuku E Sakubuku.id t
@sakubukuID D 0857 2275 3823 L Impian Tertinggi
Pemesanan dan informasi kerjasama lebih lanjut hubungi:
Ashriady

S
etiap manusia memiliki impian, sebagaimana seorang orang
tua yang semenjak anaknya masih dalam kandungan bercita-
cita kelak lahir seorang anak yang akan menjadi generasi
penerus harapan keluarga. Sebuah peribahasa mengungkapkan
“harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading,
manusia mati meninggalkan nama.”
Peribahasa ini memberi makna bahwa setiap orang yang
sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan
perbuatannya di dunia. Meninggalkan nama dapat dimaknai
meninggalkan keturunan (anak-anak yang baik), telah dididik
melalui jerih payah dan tempaan yang panjang dari orang tuanya
sehingga kebaikan perilaku orang tuanya menular kepada anak-
anaknya. Terbentuk sebuah generasi yang melanjutkan kebaikan
orang tuanya selama di dunia walaupun orang tunya telah tiada
KATALOG (meninggal dunia).

83
Sebagai penulis, saya bersyukur telah ditakdirkan hidup di
tengah-tengah keluarga yang sederhana, yang telah melalui Ikuti terus program nulis bareng @sakubuku.id ya!
tempaan yang panjang dari orang tua kami. Ayah yang berprofesi Terima kasih telah membaca tulisan sampai akhir.
sebagai seorang guru SD dan Ibu yang hanya mengurusi rumah
tangga. Tempaan yang panjang kami maksudkan adalah proses
dimana kami dibentuk dalam keluarga yang hidup serba
berkecukupan. Label PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang melekat
pada profesi Ayah kami mungkin cukup untuk disyukuri -------------------------------
dibanding beberapa keluarga lainnya dengan sumber pendapatan -------------------------------
yang tidak tetap bahkan terkadang tidak jelas. Kondisi ini tidak -------------------------------
membuat keluarga kami bebas dari rintangan ekonomi. Hal ini -------------------------------
sangat terasa ketika saya dan kakak sulung memasuki dunia -------------------------------
perguruan tinggi. Hal ini diperparah ketika Allah menakdirkan -------------------------------
kami hanya dapat diterima di Perguruan Tinggi Swasta. -------------------------------
Keadaan ini tidak menyurutkan sedikit pun semangat Ayah -------------------------------
untuk membiayai kuliah kami. Kondisi penderitaan yang Ayah -------------------------------
rasakan sewaktu sekolah dahulu telah behasil mengantarkannya -------------------------------
mencapai impiannya menjadi seorang pegawai negeri. Hal inilah -------------------------------
yang memberikan motivasi besar agar anaknya kelak dapat
-------------------------------
mengenyam pendidikan bahkan ke jenjang yang lebih tinggi dari
-------------------------------
apa yang telah beliau peroleh.
Dengan motivasi tersebut, Ayah kami berusaha mengatur
-------------------------------
dengan baik pengelolaan keuangan dalam keluarga. Berusaha
menyisihkan sebagian gajinya untuk tabungan sekolah kami,
tentu hal ini turut mempengaruhi jumlah uang belanja yang
dialokasikan untuk Ibu kami. Kesabaran Ibu kami dalam
melakoni aktivitas cukup menjadi jawaban atas proses yang telah N.O.T.E
kami jalani hingga mencapai impian sampai saat ini.

84 Ashriady
Memulai pendidikan di tingkat SD (Sekolah Dasar) pada usia
yang cukup muda. Kala itu usiaku belum genap 6 tahun, tapi Ayah
sudah memutuskan untuk memasukkan aku ke sekolah agar
dapat memperkenalkan kondisi sekolah kepadaku lebih awal.
Jenjang TK yang tidak aku rasakan mungkin salah satu alasan para
orang tua memasukkan anaknya ke tingkat SD lebih awal
termasuk Ayah kami.
Kondisi yang sama mungkin hampir dirasakan oleh anak-
anak seusiaku atau seangkatan sekolah waktu itu, jangankan
berpikir tentang cita-cita, apabila ditanyakan tentang tujuan
sekolah saja, kami belum tahu menjawabnya. Kalau diibaratkan
seperti air mengalir, menjalani prosesnya apa adanya, bagiku
ketika bersekolah minimal saya akan banyak memiliki teman baru.
Keadaan ini sedikit mulai mengalami pergeseran ketika
berada di kelas 6 SD. Impianku untuk lulus SD dengan nilai
terbaik sudah mulai tertanam, dengan harapan kelak dapat
diterima di SMP Negeri di kota kami. Impian ini akhirnya harus
pupus, Ayahku belum memberikan izin untuk sekolah yang
letaknya jauh dari kampung kami.
Nilai Ebtanas Murni (NEM) terbaik di sekolah yang aku
kantongi harus mencukupkan diri dengan melanjutkan
pendidikan SMP Kecamatan di sebuah Desa yang tidak jauh dari
kampung kami. Alasan Ayah pada waktu itu cukup sederhana,
usiaku masih terbilang sangat mudah dengan postur tubuh yang
kecil sehingga belum layak untuk di lepas jauh-jauh dari orang
tua.
Menjalani aktivitas sekolah (SMP) di daerah, tidak
menyurutkan semangatku untuk belajar dengan tekun. Tak dapat
dipungkiri motivasi belajar anak-anak di daerah jauh berbeda
dengan anak-anak yang sekolah di kota dengan berbagai
dinamikanya, namun prestasi yang aku dapatkan selama di SMP

Impian Tertinggi 85
terbilang cukup baik bahkan selalu masuk dalam daftar 10 besar
terbaik di kelas.
Impianku untuk merasakan sekolah di kota belum pudar,
jika waktu SMP tidak diberikan izin oleh Ayah, berharap setelah
lulus dari SMP nanti dapat lanjut di sekolah SMA pavorit yang
ada di Kota Bone.
Seiring perjalanan waktu, aku pun berhasil melalui proses
pendikan SMP selama tiga tahun dan dinyatakan lulus dengan
nilai yang memuaskan. Aku pun berupaya mewujudkan impianku
dengan mendaftar di salah satu SMA Negeri di Kota Bone.
Setelah mendapat pertimbangan Ayah, aku pun memilih sekolah
tersebut untuk melanjutkan pendidikan tingkat SMA. Sekolah ini
juga merupakan sekolah dimana si sulung (kakak tertua) selesai
sampai akhirnya melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi.
Sekolah ini terkenal dengan penerapan peraturan yang ketat,
banyak hal yang diatur dalam sekolah ini seperti: panjang rambut,
model baju dan celana termasuk kedisiplinan datang dan pulang
di sekolah.
Situasi yang berbeda aku rasakan saat menjalani rutinitas
sekolah SMA di kota ini. Persaingan begitu ketat dan motivasi
belajar yang begitu tinggi ditampilkan oleh anak-anak kota.
Terkadang muncul perasaan minder dalam berinteraksi dengan
mereka, namun motivasiku cukup kuat ingin membuktikan
kepada Ayah bahwa anak yang sekolah dari kampung pun bisa
bersaing dengan anak-anak kota jika ada keinginan yang serius
untuk belajar. Sebenarnya prestasiku tidak terlalu buruk.
Walaupun tidak masuk 10 besar dalam kelas, namun nilaiku
cukup tinggi kalau dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas. Hal
inilah yang terus membuatku termotivasi dan memutusan untuk
memilih Jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) ketika berada di
bangku kelas 3 (Tiga) SMA.

86 Ashriady

Anda mungkin juga menyukai