Anda di halaman 1dari 88

EVALUASI PROGRAM MITIGASI BENCANA BANJIR NON

STRUKTURAL DI DESA TANGGUH BENCANA (DESTANA)


(Studi Deskriptif Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran Tahun 2020)

(Skripsi)

Oleh
SITI NURAZIZAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
ABSTRAK

EVALUASI PROGRAM MITIGASI BENCANA BANJIR NON


STRUKTURAL DI DESA TANGGUH BENCANA (DESTANA)
(Studi Deskriptif Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran Tahun 2020)

Oleh

SITI NURAZIZAH

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan program penyuluhan dan


penyebaran informasi, dokumen perencanaan penanggulangan bencana, himbauan
kepada masyarakat, peraturan desa dan pelatihan kebencanaan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat
yang terdampak bencana banjir di Desa Maja yang berjumlah 601 kepala
keluarga. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah simple random
sampling sebanyak 28 responden. Pengumpulan data menggunakan observasi,
dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan analisis
deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program mitigasi bencana berupa:


1)Penyuluhan dan penyebaran informasi di Desa Maja tidak berhasil terlaksana
Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. 2).Dokumen
perencanaan penanggulangan bencana telah berhasil terlaksana di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.3).Himbauan kepada
masyarakat telah berhasil terlaksana di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran. 4).Peraturan desa tidak terlaksana dan berhasil dijadikan
sebagai acuan program mitigasi bencana banjir non struktural di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. 5).Pelatihan kebencanaan telah
berhasil terlaksana dan diterima di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran.

Kata kunci : evaluasi, mitigasi bencana, banjir.


ABSTRACT

EVALUATION OF NON STRUCTURAL FLOOD DISASTER


MITIGATION PROGRAMS IN TANGGUH DISASTER VILLAGE
(Descriptive Study Of Village Maja Kecamatan Marga Punduh Pesawaran
District 2020)

By

SITI NURAZIZAH

This study aims to describe outreach programs and information dissemination,


disaster management planning documents, appeals to the community, village
regulations and disaster training. This research uses a descriptive method. The
population in this study was the community affected by the flood disaster in Maja
Village, amounting to 601 families. The method of determining the sample in this
study was simple random sampling with 28 respondents. Collecting data using
observation, documentation and interviews. The data analysis technique used
descriptive analysis.

The results of this study indicate that the disaster mitigation program in the form
of: 1) Counseling and information dissemination in Maja Village was not
successful in Maja Village, Marga Punduh District, Pesawaran Regency. 2). The
disaster management planning document has been successfully implemented in
Maja Village, Marga Punduh District, Pesawaran Regency. 3). The appeal to the
community has been successfully implemented in Maja Village, Marga Punduh
District, Pesawaran Regency. 4) Village regulations were not implemented and
were successfully used as a reference for non-structural flood disaster mitigation
programs in Maja Village, Marga Punduh District, Pesawaran Regency. 5).
Disaster training has been successfully implemented and accepted in Maja
Village, Marga Punduh District, Pesawaran Regency.

Key words: evaluation, disaster mitigation, flood.


EVALUASI PROGRAM MITIGASI BENCANA BANJIR NON
STRUKTURAL DI DESA TANGGUH BENCANA (DESTANA)
(Studi Deskriptif Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran Tahun 2020)

Oleh
SITI NURAZIZAH
1713034004

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
Judul Skripsi : EVALUASI PROGRAM MITIGASI BENCANA
BANIJIR NON STRUKTURAL DI DESA
TANGGUH BENCANA (STUDI DESKRIPTIF
DESA MAJA KECAMATAN MARGA PUNDUH
KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2020)

Nama Mahasiswa : Siti Nurazizah

No. Pokok Mahasiswa : 1713034004

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si. Annisa Salsabilla, S.Pd., M.Si.


NIP 19800727 200604 2 001 NIP 19920715 201803 2 001

2. Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi
Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Geografi,

Drs. Tedi Rusman, M.Si. Dr. Sugeng Widodo, M.Pd.


NIP 19600826 198603 1 001 NIP 19750517 200501 1 002
MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Irma Lusi Nugraheni, S.Pd., M.Si. …………………...

Sekretaris : Annisa Salsabilla, S.Pd., M.Si. …………………..

Penguji : Dra. Nani Suwarni, M,Si. …………………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd.


NIP 19620804 198905 1 001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 13 Agustus 2021


SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Siti Nurazizah
NPM : 1713034004
Program Studi : Pendidikan Geografi
Jurusan/ Fakultas : Pendidikan IPS/KIP
Alamat : Desa Gilih Karang Jati, Kecamatan Selagai Lingga,
Kabupaten Lampung Tengah
Dengan ini saya mengatakan bahwa skripsi yang berjudul Evaluasi Program
Mitigasi Bencana Banjir Non Struktural di Desa Tangguh Bencana (Studi
Deskriptif Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran) dalam
skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengatuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.

Bandar Lampung,07 September 2021


Pemberi Pernyataan

Siti Nurazizah
1713034004
RIWAYAT HIDUP

Siti Nurazizah dilahirkan di Desa Gilih Karang Jati Kecamatan


Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 26
November 1998 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Kaminto dan Ibu Jariah.

Pendidikan SD Negeri Gilih Karang Jati diselesaikan tahun 2011, Pendidikan


Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Atap 1 Selagai Lingga diselesaikan tahun
2014, dan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 2 Metro diselesaikan tahun
2017. Tahun 2017 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa


Pendidikan IPS (HIMAPIS) dan organisasi Ikatan Mahasiswa Geografi (IMAGE).
Pada bulan Januari 2019 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan 1 di Jawa
Tengah, Jawa Timur, Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bulan Januari-
Februari 2020 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Merbau
Kecamatan Kelumbayan Barat Kabupaten Tanggamus dan Pengenalan Lapangan
Persekolahan (PLP ) di SMA Negeri 1 Anak Ratu Aji pada bulan Oktober 2020.
MOTTO

Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka (Q.S. Ar Ra’d : 11).

Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman (Q.S. Al-
Imran :39).
PERSEMBAHAN

Terucap syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini


sebagai rasa sayang dan baktiku kepada :

Bapak (Kaminto ) dan Ibu (Jariah) yang telah membesarkanku dengan penuh
kasih sayang, menuntun, menyayangi dan selalu mendoakan keberhasilanku
terimakasih atas ketulusan, kesabaran dan pengorbananya untukku.

Para Pendidik

Serta almamater tercinta “Universitas Lampung”


SANWACANA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat serta rahmat-Nya, dimana atas izin dan ridha-Nya yang
diberikan kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Evaluasi Program
Mitigasi Bencana Banjir di Desa Tangguh Bencana (Studi Deskriptif Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran Tahun 2020)” dapat
diselesaikan. Sholawat teriring salam selalu terlimpah kepada Rasulullah
Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan umat manusia. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Ibu Irma Lusi
Nugraheni, S.Pd., M.Si. selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, nasihat, dan saran dalam proses perkuliahan
dan penyelesaian skripsi, Ibu Annisa Salsabilla ,S.Pd.,M.Si. selaku Pembimbing II
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,nasihat, motivasi
dan pengarahan selama penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan, dan Dra.
Nani Suwarni, M.Si. selaku penguji utama yang telah memberikan masukan,
kritik, saran dan motivasi selama proses penyusunan skripsi. Tidak ada yang dapat
diberikan kepada beliau, kecuali doa yang tulus dan ikhlas. Yang telah diberikan
akan menjadi amal ibadah dan selalu dianugerahkan limpahan rahmat, hidayah
dan kesehatan lahir dan batin oleh Allah SWT. Dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih juga
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Supriyadi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
5. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Dr. Sugeng Widodo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Seluruh dosen dan staff Program Studi Pendidikan Geografi umumnya
yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan
studi.
8. Kedua orang tuaku, Ibu tercinta Ibu Jariah dan Bapak Kaminto yang
senantiasa menuntun, menyayangi dan selalu mendoakan keberhasilanku
terimakasih atas ketulusan, kesabaran dan pengorbananya untukku.
9. Kedua kakakku, Endang Winarsih dan Ali Mashar, S.Pd. yang senantiasa
mendukung dan menyemangati.
10. Kepada Tomy Erwansyah terimakasih kasih telah sabar menemani,
menyemangati dan membantu penyelesaian studi ini.
11. Sahabat-sahabatku yang selalu mendengarkan keluh kesah, menyemangati,
mendukung dan membantu selama menempuh pendidikan di Pendidikan
Geografi Universitas Lampung, Yosi Dwi Winaya, Izzati Salsabilla Putri,
Dessy Febriyanti, Syafri Khumairoh, Umu Nurfaizatunnisa, Ratri Rahma
Cahayani dan Hanisa Amalia.
12. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas Lampung
Angkatan 2017 yang telah berbagi cerita dan senantiasa mendukung.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga dengan bantuan dan
dukunganya yang diberikan mendapat balasan pahala dari Allah SWT.

Bandar Lampung,07 September 2021


Penulis

Siti Nurazizah
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii


DAFTAR GAMBAR ........................................................................................v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................5
C. Rumusan Masalah ........................................................................................6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................6
E. Kegunaan Penelitian.....................................................................................7
F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................9
1. Pengertian Geografi ...............................................................................9
2. Mitigasi Bencana ..................................................................................11
3. Penyelenggara Penanggulangan Bencana ............................................12
4. Pengertian Bencana ..............................................................................14
5. Banjir ......................................................................................14
6. Desa Tangguh Bencana ........................................................................17
B. Penelitian Relevan ......................................................................................26
C. Kerangka Pikir ......................................................................................30
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ......................................................................................31
B. Populasi dan Sampel ..................................................................................31
C. Variabel Penelitian .....................................................................................33
D. Devinisi Operasional Variabel ...................................................................33

i
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................35
F. Teknik Analisis Data ..................................................................................36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian .......................................................38
1. Kondisi Fisik Desa Maja .....................................................................38
2. Kondisi Demografi Desa Maja ............................................................44
B. Hasil Analisis Data .....................................................................................47
C. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................50
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................63
B. Saran ......................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

1.Tren Kejadian Bencana Banjir di Kabupaten Pesawaran Tahun 2015-2019 .......2


2. Desa/ Kelurahan Tangguh Bencana di Kabupaten Pesawaran ...........................4
3. Penelitian Yang Relevan ...................................................................................26
4. Jumlah Penduduk Desa Tangguh Bencana di Desa Maja ..................................32
5. Jumlah Sampel Penelitian di Desa Maja ...........................................................33
6. Data Curah Hujan Bulanan Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran 42
7. Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidth Ferguson ...................................43
8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................................45
9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...........................................46
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .....................................47
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................................................48
12. Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat Tinggal ...................................49
13. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............................50
14. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi di Desa Maja......................................51
15. Masyarakat Perduli Lingkungan di Desa Maja ................................................52
16. Pelaksanaan Peraturan Desa di Desa Maja ......................................................57
17. Peraturan Desa di Desa Maja ...........................................................................57
18. Peraturan Desa Tentang Larangan Membuang Sampah di Desa Maja ............58
19. Peraturan Desa Tentang Larangan Menebang Pohon di Desa Maja ................59
20. Alokasi Bantuan di Desa Maja .........................................................................61
21. Hasil Jawaban Responden ................................................................................77

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................30
2. Peta Administrasi Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
Tahun 2020 ......................................................................................39
3. Struktur Anggota Desa Tangguh Bencana Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran ...............................................................................79
4. Wawancara Penelitian Dengan Responden Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran ...............................................................................79
5. Pelatihan Desa Tangguh Bencana di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran ......................................................................................80
6. Penebangan Pohon Liar Untuk Lahan Pertanian di Desa Maja .............................

iv
1.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang memiliki


potensi bencana yang sangat besar. Diantara semua kejadian bencana yang terjadi
di Indonesia, bencana banjir merupakan bencana dengan intensitas kejadian paling
tinggi. Bencana merupakan serangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia baik dari faktor alam maupun
faktor non alam yang dapat menimbulakn korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kehilangan harta benda, dan dampak psikologis masyarakat (UU No.24: 2007:2).

Banjir merupakan salah satu dari jenis bencana alam hydrometeorologi yang
sering terjadi karena Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim
dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca dan suhu dan arah angin ekstrim. Banjir
adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan yang biasa kering karena
volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang
berlebihan disuatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya
bendungan sungai. (Yuliani, 2013:54).

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana banjir terjadi


dengan jumlah kejadian tidak kurang dari 500 kejadian setiap tahunnya. Salah
satu provinsi di Indonesia yang sering mengalami bencana banjir yaitu Provinsi
Lampung, tepatnya di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran merupakan
kabupaten yang berada di sebelah barat Kabupaten Tanggamus, sebelah timur
Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung, sebelah utara Kabupaten
2

Lampung Tengah, serta sebelah selatan Kabupaten Tanggamus dan Teluk


Lampung (BPS, 2019:3). Berikut data jumlah kejadian bencana banjir di
Kabupaten Pesawaran dalam 5 tahun terakhir pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Tren Kejadian Bencana Banjir di Kabupaten Pesawaran Tahun


2015-2019

No Tahun Frekuensi Kejadian


1 2015 3
2 2016 25
3 2017 62
4 2018 6
5 2019 48
Jumlah 144
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran

Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu daerah yang sering terjadi bencana
banjir. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Pesawaran dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sejak 2015-2019 sebanyak 144
kejadian yang terjadi di kecamatan yang ada. Kejadian paling tinggi terjadi pada
tahun 2017 yaitu sebanyak 62 kejadian, sedangkan kejadian bencana banjir
paling rendah terjadi pada tahun 2015 sebanyak 3 kejadian. Salah satu
Kecamatan yang sering mengalami bencana banjir yaitu Kecamatan Marga
Punduh tepatnya di Desa Maja.

Kepala program desa tangguh bencana mengatakan bahwa bencana banjir di


Desa Maja terjadi hampir setiap tahun ketika musim penghujan. Banjir di Desa
Maja disebabkan air kiriman dari Gunung Tanggang dan Gunung Bundar
mengakibatkan banjir sering terjadi didaerah tersebut, banjir juga disebabkan
kondisi sungai Way Punduh di Desa Maja mulai dangkal, penebangan pohon
besar disekitar Sungai Way Punduh oleh warga sebagai lahan pertanian dan hujan
terus menerus mengakibatkan tidak ada resapan air dan saluran air tidak dapat
menampung volume air mengakibatkan air masuk kepemukiman warga. Dapat
dikatakan banjir yang terjadi di Desa Maja merupakan banjir luapan sungai.
3

Banyaknya daerah yang terendam banjir mengakibatkan 949 kepala keluarga di


Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran terhambat
aktivitasnya, sarana dan prasarana yang tidak dapat digunakan, terdapat 9 rumah
warga yang hampir masuk ke sungai Way Punduh, dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit serta secara tidak langsung bencana banjir dapat menghambat
perekonomian warga.

Bencana banjir tidak dapat dihindari namun dapat diminimalisir dampaknya


dengan adanya penanggulangan terhadap banjir. Untuk mengurangi atau
menghindari dampak bencana banjir tersebut perlu diadakanya pengolahan
bencana. Pengolahan bencana terdiri dari pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat rehabilitasi, rekonstruksi setelah terjadinya bencana guna
melindungi masyarakat dan lingkungan tangguh bencana. Upaya pemerintah
untuk mengurangi risiko bencana banjir di Kabupaten Pesawaran melalui Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pesawaran pada tahun 2018
membentuk program pengurangan risiko bencana yang berporos kepada
masyarakat sebagai aktor dan pelaku penanggulangan bencana. Program yang
dibentuk adalah program Desa Tangguh Bencana yang terdiri atas 40 anggota
yaitu aparatur desa meliputi kepala desa, sekertaris desa, BPD, kepala dusun dan
ketua rukun tetangga serta relawan yaitu pemuda di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran

Desa/kelurahan tangguh bencana adalah sebuah desa atau kelurahan yang


memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman diwilayahnya dan mampu
mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan
sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana (Perka BNPB
No.1: 2012:6).
4

Tabel 1.2. Desa/ Kelurahan Tangguh Bencana di Kabupaten Pesawaran

No. Kecamatan Desa/Kelurahan Frekuensi anggota


1. Kec.Punduh Pidada Desa Kota Jawa 40 anggota
2. Kec. Marga Punduh Desa Maja 40 anggota
3. Kec.Way Ratai Desa Bunut 40 anggota
4. Kec. Teluk Pandan Desa Cilimus 40 anggota
5. Kec.Kedondong Desa Kedondong 40 anggota
6 Kec. Way Khilau Desa Gunung Sari 40 anggota
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesawaran.

Program desa tangguh bencana di Kabupaten Pesawaran salah satunya di Desa


Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Program ini sudah
terbentuk sejak tahun 2018 oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah( BPBD)
Kabupaten Pesawaran. Program kerja di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran sama dengan program kerja desa tangguh bencana di
Kabupaten Pesawaran. Program desa tangguh bencana dijalankan oleh anggota
desa tangguh bencana di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran. Program mitigasi bencana yang dijalankan meliputi mitigasi struktural
dan mitigasi non struktural. Namun fokus penelitian ini adalah mitigasi non
struktural. Mitigasi non struktural merupakan bentuk mitigasi yang menjadikan
manusia sebagai objek dari mitigasi tersebut. Mitigasi non struktural dilakukan
untuk mengurangi risiko bencana dengan meningkatkan kapasitas lembaga dan
masyarakat, sehingga pihak-pihak tersebut mampu untuk menyiapkan diri dan
mampu waspada terhadap ancaman bencana yang akan datang. Program-program
yang dijalankan meliputi penyuluhan dan penyebaran informasi kepada
masyarakat tentang upaya mencegah bencana banjir, upaya awal untuk menyusun
dokumen perencanaan penanggulangan bencana seperti rencana penanggulangan
bencana, rencana aksi pengurangan risiko bencana atau rencana kontijensi,
himbauan untuk tidak membuang sampah disungai, peraturan desa untuk tidak
menebang pohon liar serta melaksanakan pelatihan kebencanaan bagi anggota
desa tangguh bencana. Meskipun program desa tangguh bencana di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran telah dibentuk dan didesain
sedemikian rupa dengan maksud dan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat,
5

meningkatkan rasa keadilan, serta meminimalkan dampak kerusakan yang terjadi


pada lingkungan serta melindungi masyarakat terhadap ancaman bencana baik
sebelum, sesudah dan setelah terjadinya bencana, namun kenyataan
pelaksanaanya sering kali terkendala upaya penanganan yang tidak sistemik dan
kurang koordinatif serta kurangnya pelatihan lanjutan bagi para anggota desa
tangguh bencana yang hanya dilakukan satu kali pada awal terbentuk program
desa tangguh bencana.

Pada penelitian ini akan dilakukan penelitian di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran mengingat desa tersebut merupakan sebuah desa
yang rawan terjadinya bencana banjir. Peneliti tertarik untuk mengevaluasi
program mitigasi bencana banjir non struktural di Desa Tangguh Bencana studi
deskriptif Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dengan
judul: Evaluasi Program Mitigasi Bencana Banjir Non Struktural Di Desa
Tangguh Bencana (Studi Deskriptif Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Tahun 2020).

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu :


1. Penyuluhan dan penyebaran informasi kepada masyarakat tentang upaya
mencegah bencana banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran.
2. Dokumen perencanaan penanggulangan bencana seperti rencana
penanggulangan bencana, rencana aksi pengurangan risiko bencana atau
rencana kontijensi.
3. Himbauan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah disungai Way
Punduh.
4. Peraturan desa untuk tidak menebang pohon secara liar.
5. Kurangnya pelatihan kebencanaan bagi anggota desa tangguh bencana di Desa
Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian


ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan penyuluhan dan penyebaran informasi kepada
masyarakat tentang upaya mencegah bencana banjir di Desa Maja Kecamatan
Marga Punduh Kabupaten Pesawaran?
2. Bagaimana ketersediaan dokumen perencanaan penanggulangan bencana di
Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran?
3. Bagaimana pelaksanaan himbauan kepada masyarakat untuk tidak membuang
sampah disungai Way Punduh di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran?
4. Bagaimana pelaksananaan peraturan desa untuk tidak menebang pohon secara
liar di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran?
5. Bagaimana pelaksanaan pelatihan kebencanaan bagi anggota desa tangguh
bencana di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan diadakanya penelitian ini adalah:


1. Mendiskripsikan pelaksanaan penyuluhan dan penyebaran informasi kepada
masyarakat tentang upaya mencegah bencana banjir di Desa Maja Kecamatan
Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
2. Mendiskripsikan ketersediaan dokumen perencanaan penanggulangan bencana
di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
3. Mendiskripsikan pelaksanaan himbauan kepada masyarakat untuk tidak
membuang sampah di sungai Way Punduh di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran.
4. Mendiskripsikan pelaksananaan peraturan desa untuk tidak menebang pohon
secara liar di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
5. Mendiskripsikan pelaksanaan pelatihan kebencanaan bagi anggota desa tangguh
bencana di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
7

E. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi rujukan serta
sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan evaluasi
program mitigasi bencana banjir non struktural di Desa Tangguh Bencana studi
kasus Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
3. Hasil penelitian ini diharapkan menambah hasanah pengetahuan dan bahan
perkuliahan pada mata kuliah Mitigasi Bencana di Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah anggota desa tangguh bencana di
Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
2. Ruang lingkup objek dari penelitian ini yaitu evaluasi program mitigasi
bencana banjir non struktural di Desa Tangguh Bencana studi deskriptif Desa
Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
3. Ruang lingkup lokasi penelitian ini adalah Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran.
4. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2020.
5. Ruang lingkup ilmu yang digunakan adalah geografi dan mitigasi bencana
a. Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji bumi dan segala
sesuatu yang ada diatasnya: seperti penduduk, flora, fauna, iklim, udara,
dan segala interaksinya (Bintarto dan Surastopo Hadisumarno, 1982:12).
b. Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah suatu rangkaian upaya yang dilakukan untuk
meminimalisir resiko dan dampak bencana, baik melalui pembangunan
8

infrastruktur maupun memberikan kesadaran dan kemampuan dalam


menghadapi bencana (Undang-Undang No.24: 2007:2).
II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Geografi
Berdasarkan hasil seminar dan lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di
Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1988 diperoleh kesimpulan mengenai
pengertian geografi. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
perbedaan dan persamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang lingkungan
dan kewilayahan dalam konteks keruangan. J.W.Alexander mengemukakan
pengertian geografi yaitu “Geography is the study of spatial variation on the
earth’s surface”. Artinya geografi adalah ilmu yang mempelajari keberanekaan
permukaan bumi secara keruangan (N.Daldjoeni,1987:7).

Permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia dan menggolongkan permukaan


bumi menjadi wilayah alamiah terutama berdasarkan bentang alamnya dan
mempelajari unit wilayah alamiah bagi masyarakat yang menempatinya atau
masyarakat yang pernah menempatinya (Bintarto dan Hadikusumo,1979:4).

Geografi memiliki tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, kelingkungan


atau ekologi, dan kompleks wilayah. Pendekatan keruangan mempelajari
perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri-seri sifat penting.
Pendekatan kelingkungan atau ekologi merupakan studi mengenai interaksi antara
organisme hidup dengan lingkunganya. Sementara pendekatan kompleks wilayah
merupakan kombinasi antara analisis keruangan dan ekologi. Pada pendekatan
kompleks wilayah, wilayah-wilayah tertentu dihampiri dengan pengertian areal
differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan
10

berkembang karena suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain, oleh karena
itu terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut (R.Bintarto dan
Surastopo Hadikusumo, 1979:20).

Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) tahun 1990 dalam Sumadi (2003:42)
terdapat 10 konsep dasar geografi yaitu :
a) Konsep lokasi atau letak merupakan konsep utama yang sejak awal
pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan
geografi, dan merupakan jawaban atas pertanyaan pertama dalam geografi,
yaitu “dimana?”.
b) Konsep jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan
kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan, pengangkutan barang dan
penumpang.
c) Konsep keterjangkauan atau accessability tidak selalu berkaitan dengan jarak,
tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan
atau komunikasi yang dapat dipakai.
d) Konsep pola atau agihan berkaitan erat dengan susunan bentuk atau persebaran
fenomena dalam ruang di muka bumi.
e) Konsep morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai
hasil pengangkatan atau penurunan wilayah.
f) Konsep aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat
mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling
menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala maupun adanya faktor-
faktor umum yang menguntungkan.
g) Konsep nilai kegunaan merupakan nilai kegunaan fenomena atau sumber-
sumber di muka bumi bersifat relative, tidak sama bagi semua orang atau
golongan penduduk tertentu.
h) Konsep interakasi atau interdependensi merupakan peristiwa saling
mempengaruhi daya-daya objek atau tempat satu dengan yang lain.
i) Konsep deferensiasi areal yaitu suatu tempat atau wilayah mempunyai corak
individualitas tersendiri sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau
wilayah yang lain.
11

j) Konsep keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukan derajat


keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain disuatu
tempat atau ruang.

2. Mitigasi Bencana
Menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dijelaskan
bahwa mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. Dalam melakukan tindakan mitigasi
bencana, langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan kajian risiko
bencana terhadap daerah tersebut. Dalam risiko bencana sebuah daerah, harus
mengetahui bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capasity)
suatu wilayah berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya.

Mitigasi bencana dibedakan menjadi dua yaitu mitigasi bencana struktural dan
mitigasi non struktural. Adapun penjelasan mitigasi struktural maupun mitigasi
non struktural (Coppola, 2007:179-189) yaitu :
a. Mitigasi struktural merupakan mitigasi yang memiliki wujud fisik seperti
pembangunan atau kebaikan infrastuktur. Mitigasi struktural lebih fokus pada
tindakan pembangunan fisik, dengan memanfaatkan teknik-teknik yang telah
dikembangkan sebelumnya yang berguna untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan dari bencana.
b. Mitigasi non struktural merupakan bentuk mitigasi yang menjadikan manusia
sebagai objek dari mitigasi tersebut. Mitigasi non struktural merupakan upaya
yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana dengan meningkatkan
kapasitas lembaga dan masyarakat, sehingga pihak-pihak tersebut mampu
untuk menyiapkan diri dan mampu waspada terhadap ancaman bencana yang
akan datang. Kegiatan dalam mitigasi bencana sosial biasanya ditandai dengan
melakukan perencanaan tata ruang dan wilayah, memberikan pendidikan
mengenai kebencanaan, penyuluhan, pembuatan Standart Operating Procedur
(SOP), serta rencana-rencana kontijensi lainya yang berkaitan dengan rencana
tanggap darurat bencana. Dalam mitigasi non struktural lebih difokuskan
12

kepada masyarakat, modifikasi perilaku manusia misalnya memberikan


pemahaman kepada masyarakat mengenai bencana baik itu mengenai bencana
itu sendiri maupun mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan jika
bencana itu sendiri terjadi. Mitigasi non struktural contohnya yakni:
1. Regulatory Measures (penetapan peraturan), penetapan peraturan berguna
untuk kepentingan kebaikan bersama. Khususnya berkaitan dengan
pengurangan risiko bencana, misalnya mengenai peraturan pelaksanaan
mitigasi di suatu daerah.
2. Community awarenes and education program (kesadaran masyarakat dan
program pendidikan), kesadaran masyarakat itu sendiri mengenai bahaya
yang akan ditimbulkan ketika banjir atau longsor terjadi. Untuk mendukung
semakin besarnya kesadaran masyarakat terhadap bencana perlu dilakukan
pelatihan terkait kebencanaan atau dengan memberikan pendidikan
kebencanaan.
3. Nonstructural physical modifications (modifikasi fisik non struktural),
meliputi modifikasi fisik pada bangunan atau properti yang dapat
menghasilkan penurunan risiko. Contohnya meliputi: mengamankan
perabotan, lukisan/foto, peralatan, dan menempatkannya pada posisi tinggi.
4. Enviromental control (pengendalian lingkungan), contohnya: melindungi
tempat air penampungan air bersih atau sumber air bersih untuk
mengurangi pencemaran ketika banjir tiba.
5. Behavioral modification (Modifikasi Prilaku), malalui kegiatan kelompok,
sebuah komunitas dapat merubah perilaku individu sehingga menghasilkan
beberapa manfaat pengurangan risiko secara umum.

3. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana


Menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dijelaskan
bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana,
kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Penanggulangan
bencana atau pengelolaan bencana merupakan suatu aktifitas, seni, cara, gaya,
pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian dalam mengendalikan atau
13

mengelola kegiatan,yang dimulai dari tahap perencanan, pelaksanaan,


pengawasan, operasional dan pemeliharaan, organisasi, kepemimpinan,
pengendalian sampai tahap evaluasi dan monitoring (Robert J.Kodoatie dan
Roestam Sjarief, 2006:69).

Menurut peraturan kepala BNPB No.3 Tahun 2008 tentang Pedoman


Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, menetapkan bahwa
pemerintah daerah bertanggung jawab untuk antara lain melindungi masyarakat
dari ancaman dan dampak bencana, melalui:
1) Pemberian informasi dan pengetahuan tentang ancaman dan risiko bencana
diwilayahnya.
2) Pendidikan, pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.
3) Perlindungan sosial dan pemberian rasa aman, khususnya bagi kelompok
rentan bencana.
4) Pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi dan
konstruksi.

Penyelenggaraan penanggulangan bencana, agar setiap kegiatan dalam setiap


tahapan dapat berjalan dengan terarah, maka disusun suatu rencana yang spesifik
pada setiap tahapan penyelenggaraan penanggulangan bencana (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana: 2008).
1) Tahap prabencana dalam situasi tidak terjadi bencana, dilakukan penyusunan
rencana penanggulangan bencana (Disaster Management Plan), yang
merupakan rencana umum dan menyeluruh meliputi seluruh tahapan atau
bidang kerja kebencanaan.
2) Tahap prabencana dalam situasi terdapat potensi bencana dilakukan
penyusunan rencana kesiapsiagaan untuk menghadapi keadaan darurat yang
didasarkan atas skenario menghadapi bencana tertentu (single hazard) maka
disusun satu rencana yang disebut rencana kontinjensi (contingency plan).
14

3) Tahap tanggap darurat dilakukan rencana operasi (operational plan) yang


merupakan aktivitas dari rencana kedaruratan atau rencana kontinjensi yang
telah disusun sebelumnya.
4) Tahap pemulihan dilakukan penyusunan rencana pemulihan (recovery plan)
yang meliputi rencana rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan pada
pascabencana.

4. Pengertian Bencana
Menurut UU No.24 Tahun 2007,bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulanya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007,bencana digolongkan menjadi tiga


jenis, pertama bencana alam yang merupakan bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor. Kedua adalah bencana non alam,yaitu bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam,antara lain berupa
gagal tekhnologi, gagal modernisasi,epidemi,dan wabah penyakit. Ketiga adalah
bencana sosial, yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial,antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, serta teror.

5. Banjir
5.1 Pengertian Banjir
a. Barkonas, 2007:20 terdapat dua pengertian banjir yaitu:
Aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga
melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan padalahan
rendah disisi sungai. Aliran air limpasan tersebut yang semakin meninggi,
15

mengalir dan melimpasi muka tanah yang biasanya tidak dilewati aliran
air.
b. Gelombang banjir berjalan kearah hilir sistem sungai yang beriteraksi
dengan kenaikan muka air di muara akibat badai.

Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan yang biasa kering
karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang
berlebihan disuatu tempat akibat hujan besar,peluapan air sungai atau pecahnya
bendungan sungai (Yuliani, 2013:54). Banjir menjadi bencana apabila
menimbulkan kerugian materi dan kerugian non materi. Kerugian materi meliputi:
kerusakan sarana dan prasarana, serta hilangnya harta benda. Sedangkan, kerugian
non materi seperti: menimbulkan korban jiwa dan kekacauan perekonomian.

5.2 Sebab-sebab Terjadinya Banjir


Secara umum penyebab terjadinya banjir dapat diklasifikasikan menjadi 2
kategori, yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang
diakibatkan oleh tindakan manusia. Penyebab terjadinya banjir secara alami
(Kodoatie J. Robert, 2013:45), sebagai berikut:
a. Curah Hujan
Indonesia memiliki iklim tropis sehingga sepanjang tahun memiliki dua
musim yaitu musim penghujan antara bulan Oktober sampai bulan
Maret,dan musim kemarau terjadi antara bulan April sampai bulan
September. Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan
mengakibatkan banjir di sungai dan apabila melebihi tanggul sungai akan
timbul genangan.
b. Pengaruh fisiografi
Fisiografi atau gegrafi fisik sungai seperti bentuk, fungsi, dan kemiringan
daerah pengaliran sungai, kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk
penampang yang meliputi lebar, kedalaman, potongan memanjang, dan
material dasar sungai), lokasi sungai merupakan hal-hal yang
memungkinkan penyebab banjir.
16

c. Erosi dan Sedimentasi


Erosi di DPS berpengaruh terhadap kapasitas penampung sungai. Erosi
menjadi masalah klasik pada sungai-sungai di Indonesia. Besarnya
sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran, sehingga timbul genangan
dan banjir pada sungai.
d. Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh
pengendapan yang berasal dari erosi DPS dan erosi tunggal sungai yang
berlebihan dan sedimentasi sungai itu karena tidak adanya vegetasi
penutup dan adanya penggunaan lahan yang tepat.
e. Pengaruh air pasang
Air pasang dapat memperlambat aliran sungai kelaut. Pada waktu banjir
bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka genangan akan terjadi
akibat aliran balik (backwater).

Penyebab banjir akibat tindakan manusia antara lain sebagai berikut:


a. Perubahan kondisi DPS
Perubahan DPS seperti penggundulan hutan,usaha pertanian yang kurang
tepat perluasan kota, dan perubahan tataguna lainnya dapat memperburuk
masalah banjir karena meningkatnya aliran banjir, perubahan tata guna
lahan memberikan kontribusi yang besar terhadap kualitas dan kuantitas
banjir.
b. Kawasan Kumuh
Perumahan kumuh yang terdapat di sungai dapat menghambat aliran
sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sebagai faktor penting terhadap
masalah banjir di perkotaan.
c. Sampah
Disiplin masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya sangat
kurang, umumnya mereka langsung membuang sampah ke sungai. Di kota
besar hal ini banyak dijumpai,pembuangan sampah di alur sungai dapat
meninggikan muka air banjir karena menghalangi aliran.
17

d. Drainase Lahan
Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah bantuan
banjir akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit
banjir.
e. Bendung dan Bangunan Air
Bendungan dan bangunan air lain seperti pilar jembatan dapat
meningkatkan elevasi muka air banjir karena meningkatkan elevasi muka
air karena efek aliran balik.
f. Kerusakan Bangunan Pengendalian Banjir
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali banjir
sehingga menimbulkan kerusakan dan tidak dapat berfungsi.
g. Perencanan Sistem Pengendalian Banjir tidak Tepat
Beberapa sistem pengendalian banjir memang dapat mengurangi
kerusakan banjir kecil sampai sedang, tetapi mungkin dapat menambah
kerusakan selama banjir-banjir yang besar. Sebagai contoh bangunan
tunggal yang tinggi. Limpasan pada tanggul pada waktu terjadi banjir yang
melebihi banjir rencana yang dapat menyebabkan keruntuhan tanggul, hal
ini menimbulkan kecepatan aliran air menjadi sangat besar yang melalui
bobolnya tanggul sehingga menimbulkan banjir yang sangat besar.

6. Desa Tangguh Bencana


Desa tangguh bencana adalah sebuah desa atau kelurahan yang memiliki
kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir
sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus
meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana. Desa tangguh bencana
diharapkan memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi
potensi ancaman bencana,serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-
dampak bencana yang merugikan. Pengembangan desa atau kelurahan tangguh
bencana merupakan salah satu upaya pengurangan resiko berbasis masyarakat dan
merupakan salah satu perwujudan dari tanggung jawab pemerintah untuk
memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. (Perka
BNPB No.1 Tahun 2012:12).
18

Pasal 4 Undang-Undang No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


menyatakan bahwa penanggulangan bencana bertujuan untuk memberikan
perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana. Lebih lanjut peraturan
BNPB No.3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah,menetapkan bahwa pemerintah daerah bertanggung jawab untuk
melindungi masyarakat dari ancaman dan dampak bencana melalui:
1) Pemberian informasi dan pengetahuan tentang ancaman dan risiko bencana di
wilayahnya.
2) Pendidikan, pelatihan dan peningkatan keterampilan dalam penyelenggara
penanggulangan bencana.
3) Perlindungan sosial dan pemberian rasa aman, khususnya bagi kelompok
rentan bencana.
4) Pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi dan
rekonstruksi.

Tujuan khusus pengembangan Desa/Kelurahan tangguh bencana adalah:


1) Melindungi masyarakat yang tinggal dikawasan rawan bahaya dari dampak-
dampak merugikan bencana.
2) Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam
pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana.
3) Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber
daya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana.
4) Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber
daya dan tekhnis bagi pengurangan risiko bencana.
5) Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB,pihak
pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi
masyarakat dan kelompok-kelompok lainya yang perduli.

Secara garis besar Desa/Kelurahan tangguh bencana memiliki komponen-


komponen sebagai berikut:
1) Legislasi: penyusunan peraturan desa yang mengatur pengurangan risiko dan
penanggulangan bencana ditingkat desa.
19

2) Perencanaan: penyusunan rencana penanggulangan bencana desa, rencana


kontinjensi bila menghadapi ancaman tertentu, dan rencana aksi pengurangan
risiko bencana komunitas.
3) Kelembagaan: pembentukan forum penanggulangan bencana desa atau
kelurahan yang berasal dari unsur pemerintah dan masyarakat, kelompok atau
tim relawan penanggulangan bencana di dusun, RW dan RT, serta
pengembangan kerjasama antar sektor dan pemangku kepentingan dalam
mendorong upaya pengurangan risiko bencana.
4) Pendanaan: rencana mobilisasi dana dan sumber daya (dari
APBDKabupaten/Kota, APBDes/ADD, dana mandiri masyarakat dan sektor
swasta atau pihak-pihak lain bila dibutuhkan).
5) Pengembangan Kapasitas: pelatihan,pendidikan dan penyebaran informasi
kepada masyarakat, khususnya kelompok relawan dan para pelaku
penanggulangan bencana agar memiliki kemampuan dan berperan aktif sebagai
pelaku utama dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana.
6) Penyelenggaraaan penanggulangan bencana: kegiatan-kegiatan mitigasi fisik
struktural dan non fisik, sistem peringatan dini, kesiapsiagaan untuk tanggap
darurat, dan segala upaya pengurangan risiko melalui intervensi pembangunan
dan program pemulihan, baik yang bersifat struktural-fisik maupun non-
struktural.

Strategi-strategi untuk mewujudkan desa atau kelurahan tangguh bencana antara


lain:
1) Pelibatan seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang paling rentan
secara fisik, ekonomi, lingkungan, sosial dan keyakinan, termasuk perhatian
khusus pada upaya pengarusutamaan gender ke dalam program.
2) Tekanan khusus pada penggunaan dan pemanfaatan sumber daya mandiri
setempat dengan fasilitasi eksternal yang seminimum mungkin.
3) Membangun sinergi program dengan seluruh pelaku (kementerian, lembaga
negara,organisasi sosial, lembaga usaha, dan perguruan tinggi) untuk
memberdayakan masyarakat desa/kelurahan.
20

4) Dukungan dalam bentuk komitmen kebijakan, sumber daya dan bantuan


teknis dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah desa
sesuai kebutuhan dan bila dikehendaki masyarakat.
5) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan potensi ancaman di
desa/kelurahan mereka dan akan kerentanan warga.
6) Pengurangan kerentanan masyarakat desa/kelurahan untuk mengurangi risiko
bencana.
7) Peningkatan kapasitas masyarakat untuk mengurangi dan beradaptasi dengan
risiko bencana.
8) Penerapan keseluruhan rangkaian manajemen risiko mulai dari identifikasi
risiko, pengkajian risiko, penilaian risiko, pencegahan, mitigasi, pengurangan
risiko, dan transfer risiko.
9) Pemaduan upaya-upaya pengurangan risiko bencana ke dalam pembangunan
demi keberlanjutan.
10) Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan
program dan kegiatan lembaga/institusi sosial desa/kelurahan,sehingga PRB
menjiwai seluruh kegiatan di tingkat masyarakat.

Program desa atau kelurahan tangguh bencana dikembangkan berdasarkan


prinsip-prinsip berikut:
1) Bencana adalah urusan bersama. Bencana dapat menimpa siapa saja, tidak
peduli usia, jenis kelamin, tingkat kesejahteraan, dan latar belakang sosial dan
politik. Oleh karena itu bencana merupakan urusan semua orang. Siapa pun
turut bertanggung jawab dan wajib bersolider dengan korban dan penyitas
bencana.
2) Berbasis Pengurangan Risiko Bencana. Pengembangan Desa/Kelurahan
Tangguh Bencana harus berdasarkan analisis risiko dan upaya sistematis
untuk mengurangi risiko ini serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
menghadapi ancaman bencana. Kebijakan pengurangan risiko bencana
biasanya juga menjaga agar kegiatan pembangunan tidak meningkatkan
kerentanan masyarakat.
21

3) Pemenuhan Hak Masyarakat. Penyelenggaraan Program Pengembangan Desa/


Kelurahan Tangguh merupakan pemenuhan hak masyarakat dalam
penanggulangan bencana. Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor
24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,masyarakat memiliki hak-
hak yang harus dijamin oleh negara, baik hak atas perlindungan, peningkatan
kemampuan, hak informasi, hak berperan serta, hak pengawasan dan hak
mendapatkan bantuan apabila terkena bencana.
4) Masyarakat Menjadi Pelaku Utama. Dalam proses mewujudkan
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana,masyarakat harus menjadi pelaku utama,
meskipun dukungan teknis dari pihak luar juga sangat dibutuhkan.
Keberhasilan pihak luar dalam memfasilitasi masyarakat untuk mewujudkan
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah keberhasilan masyarakat juga dan
diharapkan masyarakat akan memiliki seluruh proses pengembangan program
ini sendiri.
5) Dilakukan Secara Partisipatoris. Program Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
mendorong pengakuan atas hak dan ruang bagi setiap warga untuk
menyampaikan suaranya dalam proses program. Warga masyarakat juga akan
diberi kesempatan untuk mengakses pembuatan kebijakan dan strategi
program, termasuk akses terhadap layanan-layanan yang disediakan melalui
program. Selain itu, setiap warga juga berhak dan berkesempatan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya program. Singkatnya, program akan
membuka diri dan menghormati prakarsa-prakarsa yang datang dari warga.
6) Mobilisasi Sumber Daya Lokal. Prakarsa pengurangan risiko bencana juga
merupakan upaya pengerahan segenap aset, baik modal material maupun
modal sosial, termasuk kearifan lokal masyarakat sebagai modal utama.
Kemampuan untuk memobilisasi sumber daya menjadi salah satu ukuran untuk
melihat ketangguhan desa. Mobilisasi sumber daya mengandung prinsip
pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan sekaligus meningkatkan daya
dukung lingkungan terhadap berbagai risiko bencana dengan mengacu pada
kebutuhan masyarakat dan hak-haknya. Masyarakat dapat membangun
kerjasama yang saling menguntungkan dengan lembaga swadaya masyarakat,
22

lembaga usaha, maupun lembaga-lembaga lainnya dari luar komunitas untuk


bersama-sama mengurangi risiko bencana.
7) Inklusif. Program pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
menggunakan prinsip pelibatan semua pihak, dengan mengakomodasi sumber-
sumber daya dari berbagai kelompok di dalam maupun di luar desa sebagai
bagian dari jaringan sosial komunitas desa yang berdasarkan solidaritas dan
kerelawanan.
8) Berlandaskan Kemanusiaan. Program pengembangan Desa/Kelurahan
Tangguh Bencana merupakan bagian dari upaya untuk mengakui dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia dan berusaha memenuhi semua hak dasar
dengan tetap meyakini bahwa perbedaan dan keragaman adalah suatu
kekuatan. Program akan mendukung peningkatan kemampuan masyarakat
dengan mengembangkan sumber daya yang dimiliki masyarakat sendiri.
9) Keadilan dan Kesetaraan Gender. Keadilan gender merupakan proses yang
adil bagi perempuan dan laki-laki secara sosial-budaya. Keadilan gender
mengantar kepada kesetaraan gender. Kesetaraan gender berarti perempuan
dan laki-laki menikmati status yang sama dan memiliki kondisi yang sama
untuk menggunakan hak-hak dan kemampuannya secara penuh dalam
memberikan kontribusinya kepada pembangunan politik, ekonomi, sosial dan
budaya.
10) Keberpihakan Pada Kelompok Rentan. Program Pengembangan
Desa/Kelurahan Tangguh mengutamakan kelompok-kelompok yang dianggap
rentan di masyarakat. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain anak-anak,
penyandang disabilitas, lanjut usia, perempuan hamil, dan orang sakit. Selain
kategori berdasarkan aspek biologis tersebut, dapat pula dimasukkan di
kategori berdasarkan aspek ekonomi dan sosial. Dalam pengertian ini, warga
miskin dan warga yang secara sosial tidak diuntung dalam pembangunan
adalah kelompok yang termasuk paling rentan terhadap bahaya.
11) Transparansi dan Akuntabilitas. Transparansi dan akuntabilitas terutama
berkaitan dengan pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya.
Masyarakat berhak mengetahui proses terjadinya pengambilan keputusan
dalam proses pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana,serta
23

mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya dalam kerangka


program. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya tersebut haruslah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
12) Kemitraan. Program akan mengutamakan kemitraan atau kerjasama
antara individu, kelompok atau organisasi-organisasi untuk melaksanakan
kegiatan dan mencapai tujuan bersama. Prinsip-prinsip kemitraan yang
digunakan meliputi persamaan (equality), keterbukaan (transparency), dan
saling menguntungkan (mutual benefit). Prinsip ini menjadi sangat penting,
karena risiko bencana dapat menimpa seluruh sendi kemanusiaan, sehingga
siapa pun harus terlibat. Kemitraan dibangun di dalam masyarakat, maupun
antara masyarakat dengan pihak lain. Dalam beberapa kasus bencana, sering
kali pertolongan pertama datang dari masyarakat yang tinggal di kawasan-
kawasan tetangga terdekat.
13) Multi Ancaman. Kegiatan pengurangan risiko bencana harus
mempertimbangkan potensi risiko dari seluruh ancaman yang dihadapi
warga masyarakat dan desa/kelurahan. Pemetaan risiko yang dilakukan bisa
jadi akan mendapati adanya beberapa ancaman sekaligus di satu wilayah. Oleh
karena itu,perencanaan aksi dan perencanaan pembangunan juga harus
mempertimbangkan penanggulangan dari beberapa ancaman tersebut.
14) Otonomi dan Desentralisasi Pemerintahan. Dalam konteks desentralisasi
pembangunan, desa ditempatkan sebagai entitas yang otonom/mandiri. Prinsip
otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri
secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi dari luar, dalam
pengelolaan pembangunan. Dengan demikian, perencanaan pembangunan dari
bawah ke atas (bottom-up) juga harus ditransformasikan menjadi
perencanaan desa oleh masyarakat sendiri, sesuai dengan batas-batas
kewenangan yang dimiliki desa. Dalam kerangka pengurangan risiko bencana,
ada hal-hal tertentu yang cukup ditangani oleh desa dan ada hal-hal yang
memang harus ditangani oleh tingkat pemerintahan di atasnya.
15) Pemaduan ke Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Pengurangan risiko
bencana berbasis masyarakat diarahkan agar menjadi bagian terpadu dari
rencana dan kegiatan pembangunan rutin, serta menjadi bagian dari kebijakan-
24

kebijakan sektoral. Begitu pula sebaliknya, setiap proses pengelolaan


pembangunan harus memasukkan unsur-unsur pengurangan risiko bencana
(analisis ancaman, kerentanan dan risiko serta rencana-rencana mitigasi). Pada
praktiknya, pengurangan risiko bencana seharusnya mendapatkan tempat yang
memadai dalam musyawarah perencanaan pembangunan disegala tingkatan,
mulai dari desa sampai negara. Analisis risiko bencana harus menjadi salah
satu dasar dalam perencanaan pembangunan yang berkelanjutan.
Pembangunan harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dimasa sekarang
tanpa mengurangi hak generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan
mereka.
16) Diselenggarakan Secara Lintas Sektor. Keberhasilan kerja koordinasi
lintas sektor akan menjamin adanya pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam program sektoral sehingga mengefektifkan kerja-kerja
pengurangan risiko bencana dalam mewujudkan. Desa/Kelurahan Tangguh
Bencana. Sinergi kerja lintas giatan yang dapat berakibat pada inefisiensi
pendanaan.

Kategori Desa/Kelurahan tangguh bencana memiliki kriteria sebagai berikut:


1. Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Utama
a. Adanya kebijakan PRB yang telah dilegalkan dalam bentuk Perdes atau
perangkat hukum setingkat kelurahan.
b. Adanya dokumen perencanaan PB yang telah dipadukan kedalam RPJMDes
dan dirinci kedalam RKPDes.
c. Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil masyarakat termasuk,
termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan, dan wakil pemerintah
desa/kelurahan yang berfungsi dengan aktif.
d. Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang secara rutin terlibat aktif
dalam kegiatan peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan
kebencanaan bagi para anggotanya dan masyarakat pada umumnya.
e. Adanya upaya-upaya sistematis untuk mengadakan pengajian risiko,
manajemen risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk kegiatan-kegiatan
ekonomi produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan.
25

f. Adanya upaya-upaya sistematis untuk meningkatkan kapasitas


kesiapsiagaan serta tanggap bencana.

2. Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Madya


a. Adanya kebijakan PRB yang tengah dikembangkan ditingkat desa atau
kelurahan.
b. Adanya dokumen perencanaan PB yang telah tersusun rapi tetapi belum
terpadu kedalam instrumen perencanaan desa.
c. Adanya forum PRB yang beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat,
termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan, tetapi belum
berfungsi penuh dan aktif.
d. Adanya tim relawan PB Desa/Kelurahan yang terlibat dalam kegiatan
kegiatan peningkatan kapasitas, pengetahuan dan pendidikan kebencanaan
bagi para anggotanya dan masyarakat pada umumnya tetapi belum rutin dan
tidak terlalu aktif.
e. Adanya upaya-upaya untuk mengadakan pengkajian risiko,manajemen
risiko dan pengurangan kerentanan, termasuk kegiatan-kegiatan ekonomi
produktif alternatif untuk mengurangi kerentanan, tetapi belum terlalu teruji.
f. Adanya upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan serta
tanggap bencana yang belum teruji dan sistematis.

3. Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Pratama


a. Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun kebijakan PRB ditingkat desa
atau kelurahan.
b. Adanya upaya-upaya awal untuk menyusun dokumen perencanaan PB.
c. Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk forum PRB yang
beranggotakan wakil-wakil dari masyarakat.
d. Adanya upaya-upaya awal untuk membentuk tim relawan PB
Desa/Kelurahan.
e. Adanya upaya-upaya awal untuk mengadakan pengkajian risiko,
manajemen risiko dan pengurangan kerentanan.
26

f. Adanya upaya-upaya awal untuk meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan


serta tanggap bencana.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Dibawah ini disajikan penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Hasil
penelitian yang dimaksud adalah hasil penelitian evaluasi program desa tangguh
bencana.

Tabel 2.1.Penelitian Yang Relevan

No Penulis Judul Metode h Hasil


1 Cici Evaluasi Deskriptif Program Desa Tangguh
Istikomah, Program pendekatan Bencana yang
Sarjana DESTANA kualitatif direncanakan oleh BPBD
thesis, (Desa Kabupaten Probolinggo
Universitas Tangguh Analisis data yang meliputi memberikan
Brawijaya, Bencana) digunakan yaitu informasi atau sosialisasi
2018. dalam Mitigasi analisis data kepada masyarakat,
Bencana Studi menggunakan enam memetakan wilayah
Pada Desa langkah dari John risiko bencana dan jenis
Sumberanom Cresswel yaitu bencana, tanggap darurat
Kecamatan mengolah dan dan pemulihan akibat
Sumber mempersiapkan data bencana dan sumber daya
Kabupaten untuk dianalisis, manusia, Manfaat yang
Probolinggo membahas didapatkan oleh
keseluruhan data, masyarakat yakni
membuat coding masyarakat dapat
semua data, mengerti daerahnya yang
menerapkan proses rentan bencana .
coding untuk Perubahan yang terjadi
mendiskripsikan setelah adanya desa
setting(ranah), orang tangguh bencana yaitu
, kategori dan tema keberlanjutan lingkungan,
yangdianalisis,mend pastisipasi dan
iskripsikan hasil ketanggapan.
penelitian, pembuata
interpretasi dalam
penelitian kualitatif.
27

Tabel Lanjutan

2 Dellarizki Evaluasi Deskriptif Pelaksaaan program desa


Pramesia, Program Desa pendekatan tangguh bencana belum
Sarjana Tangguh kualitatif mencapai tujuan dengan
Thesis, Bencana efektif dikarenakan masih
Universitas (Destana) Analisis data yang terdapat masyarakat serta
Brawijaya, Untuk digunakan adalah karang taruna yang belum
2018 Penanggulanga dengan terlibat secara aktif
n Banjir Studi menggunakan model terhadap pentingnya
Pada Desa analisis data pengelolaan bencana ,
Sirnoboyo perbandingan tetap selain itu kurangnya
Kabupaten atau constan kapasitas tim relawan
Pacitan comparative method sehingga program
yang dikemukakan tersebut belum mampu
oleh Gleser&Straus. dikatakan tangguh karena
masih adanya kekurangan
pada program desa
tangguh bencana tersebut.

3 Diar Azmi Evaluasi Kualitatif dengan Proses pelaksanaan


Arsyad Program Desa tipe penelitian program desa tangguh
Zulkarnain, Tangguh deskriptif bencana di Kabupaten
Jurusan Bencana ( Bojonegoro ini sudah
Administras Destana) Analisis data yang efektif, efisien,
i Negara, Badan digunakan yaitu kecukupan, perataan,
Fakultas Penanggulanga dengan cara responsif dan ketepatan.
Ilmu Sosial n Bencana redukasi data, Hal ini karena
dan Ilmu Daerah penyajian data dan pelaksanaan program
Politik, (BPBD) penarikan tersebut masyarakat dapat
Universitas Kabupaten kesimpulan. berubah lebih antisipasi
Airlangga, Bojonegoro dalam menghadapi
2019 Dalam Upaya bencana secara mandiri.
Pengurangan Kemudian dari sosialisasi
Risiko dan pelatihan yang
Bencana diberikan kepada
Banjir masyarakat mereka dapat
menerima dan
menjalankanya karena
program ini sangat
dibutuhkan bagi
masyarakat terdampak
bencana
28

Tabel Lanjutan

4 I Putu Evaluasi Metode penelitian Penyusunan kebijakan


Wahyu Pengembangan deskriptif dengan pengurangan resiko
Wedanta Kapasitas pendekatan bencana tersusun secara
Pucangan Masyarakat kualitatif dan konsultatif perumusan
dan Sebagai Desa dukungan data kebijakan di Desa Lebih
Wahyudi Tangguh kuantiitatif contohnya melalui awig-
Arimbawa Bencana di awig tertulis maupun
(Jurnal riset Desa Lebih, Analisis data tidak tertulis dan pada
planologi, Gianyar, Bali menggunakan saat penyusunanya
2020) metode analisis melibatkan seluruh
scoring. pemangku kepentingan.
Perencanaan sudah ada
dokumen perencanaan
penanggulangan bencana
yang telah tersusun.
Parameter kelembagaan
meliputi forum
pengurangan resiko
bencana, kelompok/tim
relawan penanggulangan
bencana dan
pengembangan kerjasama
antar sektor dan
pemangku kepentingan
sudah terbentuk.
5 Miftakhul Evaluasi Metode penelitian Pembentukan desa
Munir Pelaksanaan kualitatif tangguh bencana
1401011012 Program Desa menjadikan masyarakat
0067, Tangguh Analisis data yang tergabung dalam
Jurusan Bencana Di menggunakan relawan desa tangguh
Ilmu Kabupaten metode trianggulasi bencana melalui pelatihan
Pemerintaha Kendal Tahun yang telah dilaksanakan
n, Fakultas 2016 dapat menjadikan
Ilmu Sosial masyarakat lebih
dan Ilmu mengerti akan peran dan
Politik, tanggung jawab terhadap
Universitas bencana serta menambah
Diponegoro, wawasan dan
2016 pengetahuan mengenai
bencana dan dapat
mengurangi risiko yang
akan terjadi.
29

Tabel Lanjutan

6 Rimala Evaluasi Metode penelitian Program yang dilakukan


Salwa dan Program kualitatif dengan di Kelurahan Lolong
Zikri Kelurahan menggunakan Belanti Kota Padang
Alhadi, Tangguh metode deskriptif belum berjalan secara
S.IP,MA.(Ju Bencana di optimal dan pengetahuan
rnal Ilmu Kota Padang Analisis data dalam masyarakat tentang
Administras penelitian ini pengurangan risiko
i Publik) dilakukan melalui bencana masih rendah.
Vol 2 No.1 beberapa tahap yaitu Ketersediaan dana untuk
Maret 2019 redukasi data, kelurahan tangguh
penyadian data dan bencana masih minim
verifikasi data. yang seharusnya berasal
dari APBD. Kekuatan
dari program kelurahan
lolong beranti berupa
sumber daya manusia
kelompok siaga bencana
dengan jumlah yang
cukup banyak. Ancaman
dari program ini adalah
masih rendahnya
kapasitas atau
pengetahuan masyarakat
dalam menyikapi kondisi
Kota Padang yang
merupakan daerah rawan
bencana
7 Wibisono p, Evaluasi Metode penelitian Hasil capaian program
Kertawidan Program Desa deskriptif kualitatif destana Desa Tanjung
a dan Tangguh Benoa secara keseluruhan
Wilopo Bencana Analisis data telah sangat baik,
(Laporan (DESTANA) menggunakan walaupun hanya dapat
hasil Guna deskriptif kualitatif menerapkan 9 indikator
penelitian Mendukung Perka No.1 Tahun 2012.
dosen FKN Keamanan
Universitas Nasional
Pertahanan
2019)
Sumber: Diolah Peneliti Tahun 2020
30

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :

Program Mitigasi Bencana Banjir Non Struktural

Parameter

1. Penyuluhan dan penyebaran informasi.


2. Dokumen perencanaan penanggulangan bencana.
3. Himbauan kepada masyarakat.
4. Peraturan desa.
5.Pelatihan kebencanaan.

Evaluasi Program Mitigasi Bencana Banjir Non Struktural di Desa Tangguh


Bencana Desa Maja.

Gambar 1. Kerangka Pikir.


III.METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah sebuah metode yang efektif untuk tujuan
mendiskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena hasil rekayasa (Sukmadinata,
2005:74). Dasar pemikiran digunakanya metode ini adalah karena peneliti ingin
mengetahui fenomena yang ada dan dalam kondisi alamiah, bukan dalam kondisi
terkendali, laboratoris atau eksperimen sehingga penelitian deskriptif lebih tepat
untuk digunakan.

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu


gambaran diskriptif mengenai program mitigasi bencana banjir non struktural di
desa tangguh bencana yang berada di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran, maka peneliti akan mendiskripsikan dengan jelas sesuai
dengan kondisi lapangan yang ada dan mengevaluasi program mitigasi bencana
banjir non struktural di desa tangguh bencana studi deskriptif Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga
(Masri Singarimbun, 1995:152). Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat
yang terdampak bencana banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran. Berikut tabel populasi masyarakat di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Berikut tabel populasi yang
32

merupakan masyarakat yang terdampak banjir di Desa Maja Kecamatan Marga


Punduh Kabupaten Pesawaran.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut dusun di Desa Maja Tahun 2021
No Dusun Frekuensi Penduduk (KK)
1. Maja Induk 208
2. Maja Pasar 130
3. Way Awi 127
4. Umbul Rejo 136
Jumlah 601
Sumber: Monografi Desa Maja Tahun 2020

Berdasarkan tabel 3.1diketahui bahwa dari 7 dusun yang terdapat di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran yaitu Dusun Maja Induk,
Dusun Marga Pasar, Dusun Sidodadi, Dusun Way Awi, Dusun Umbul Rejo dan
Dusun Tanggang terdapat 4 dusun yang terdampak bencana banjir yaitu Dusun
Maja Induk, Dusun Maja Pasar, Dusun Way Awi dan Dusun Umbul Rejo.
Sehingga diperoleh populasi masyarakat di dusun yang terdampak banjir tersebut
yaitu 601 kepala keluarga.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang bersangkutan.
Sebuah sampel haruslah dipilih sedemikian rupa sehingga setiap satuan elementer
mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya
peluang tersebut tidak boleh sama dengan 0. Selain itu, sampel juga harus dapat
mewakili populasi (Nursid Sumaatmaja, 1981:112). Pengambilan responden
dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.

Menurut Kerlinger (2006:188) simple random sampling adalah metode dari


sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota
populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau
terambil. Dilihat dari prinsip pengambilan sampel, jumlah populasi tersebuat akan
diambil sampelnya dengan merujuk pada pendapat Suharsimi Arikunto
33

(2010:112) yaitu jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil
semuanya, sebaliknya jika subjeknya besar lebih dari 100 orang dapat diambil
10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Berikut ini merupakan sampel dalam
penelitian ini yaitu:

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian di Desa Maja Tahun 2021


No Dusun Frekuensi KK 10%
1. Maja Induk 208 5
2. Maja Pasar 130 8
3. Way Awi 127 8
4. Umbul Rejo 136 7
Jumlah 601 28
Sumber: Profil Desa Maja Tahun 2021

Berdasarkan pada tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 601 kepala keluarga
di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran diambil sebanyak
10% dari jumlah kepala keluarga sehingga diperoleh sampel dalam penelitian
sebanyak 28 responden.

C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2014:38). Berdasarkan pengertian
tersebut maka variabel dalam penelitian ini yaitu evaluasi program mitigasi
bencana banjir non struktural.

D. Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi
operasional adalah petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel
(Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, 1989:46). Definisi Operasi Variabel
dalam penelitian ini yaitu penyuluhan dan penyebaran informasi, dokumen
34

perencanaan penanggulangan bencana, himbauan kepada masyarakat, peraturan


desa dan pelatihan kebencanaan.
1) Penyuluhan dan Penyebaran Informasi
Penyuluhan dan penyebaran informasi adalah bentuk usaha pendidikan non
formal kepada individu atau kelompok masyarakat yang dilakukan secara
sistematik, terencana dan terarah dalam usaha perubahan perilaku yang
berkelanjutan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan
kesejahteraan. Adapun definisi operasional variabel untuk menentukan
penyuluhan dan penyebaran informasi kepada masyarakat tentang upaya
mencegah bencana banjir di desa/kelurahan tangguh bencana yaitu:
1. Berhasil apabila penyuluhan dan penyebaran informasi telah diterima dan
dilaksanakan masyarakat
2. Tidak Berhasil apabila penyuluhan dan penyebaran informasi tidak diterima
dan dilaksanakan masyarakat

2) Dokumen Perencanaan Penanggulangan Bencana


Dokumen perencanaan penanggulangan bencana adalah dokumen yang digunakan
untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan serta dengan
memperhitungkan sumber dana yang tersedia. Adapun definisi operasional
variabel untuk menentukan dokumen perencanaan penanggulangan bencana di
desa/kelurahan tangguh bencana yaitu:
1. Berhasil apabila dokumen perencanaan telah tersedia serta digunakan
masyarakat sebagai perencanaan penanggulangan bencana.
2. Tidak berhasil apabila dokumen perencanaan tidak tersedia serta digunakan
masyarakat sebagai perencanaan penanggulangan bencana.

3) Himbauan Masyarakat
Himbauan masyarakat adalah pernyataan yang diungkapkan untuk mendorong
masyarakat. Adapun definisi operasional variabel untuk menentukan himbauan
masyarakat di desa/kelurahan tangguh bencana yaitu:
1. Berhasil apabila himbauan masyarakat dilaksanakan dan diterima pada saat
terjadi bencana banjir.
35

2. Tidak berhasil apabila himbauan masyarakat tidak dilaksanakan dan diterima


pada saat terjadi bencana banjir.

4) Peraturan Desa
Peraturan desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala
desa bersama badan permusyawaratan desa. Adapun definisi operasional variabel
untuk menentukan peraturan desa di desa/kelurahan tangguh bencana yaitu:
1. Berhasil apabila masyarakat melaksanakan dan menerima peraturan desa
mengenai program mitigasi bencana banjir
2. Tidak berhasil apabila masyarakat tidak melaksanakan dan menerima
peraturan desa mengenai program mitigasi bencana banjir

5) Pelatihan Kebencanaan
Pelatihan kebencanaan yaitu pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan
untuk memberikan keterampilan atau penguasaan pengetahuan dibidang teknis
penanggulangan bencana. Adapun definisi operasional variabel untuk menentukan
pelatihan kebencanaan di desa/kelurahan tangguh bencana yaitu:
1. Berhasil apabila masyarakat melaksanakan dan menerima pelatihan
kebencanaan mengenai program mitigasi bencana banjir
2. Tidak berhasil apabila masyarakat tidak melaksanakan dan menerima
pelatihan kebencanaan mengenai program mitigasi bencana banjir

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian,
karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar
mendapatkan data yang valid.
1) Observasi
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan relevan dalam penelitian ini,maka
peneliti menggunakan teknik observasi langsung. Observasi ini dilakukan selama
penulis melakukan penelitian di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran untuk mengamati kondisi mutlak dan kondisi fisik Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Pada teknik observasi ini data
36

yang didapat meliputi peta administrasi Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran.

2) Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan dengan maksud untuk
memperoleh data yang bersifat sekunder, yaitu berupa data mengenai bencana
banjir dari BPBD Kabupaten Pesawaran, data mitigasi bencana perkecamatan dari
BPBD Kabupaten Pesawaran dan data jumlah desa tangguh bencana di Kabupaten
Pesawaran. Data tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan evaluasi program
mitigasi bencana banjir non struktural di desa tangguh bencana studi deskriptif
Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

3) Wawancara
Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi (Irawati Singarimbun
dan Sofian Effendi, 1995:192). Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh
beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan panduan
wawancara serta catatan-catatan wawancara tertutup.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun dan Soffian Efendi,
1995:263) Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek atau
objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
(Soedjono, 1999:23). Melalui analisis deskriptif, peneliti mendeskripsikan
informasi yang telah didapat dengan variabel yang diteliti. Adapun tekniknya
adalah sebagai berikut:
37

1. Data diolah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh


Moh. Ali (1987:37) dengan rumus sebagai berikut:

NP = ×100

Keterangan:
NP : Nilai dalam %
n : Jumlah nilai responden yang diperoleh
N : Jumlah seluruh nilai/Jumlah seluruh data
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1.Kondisi Fisik Desa Maja

a. Wilayah Administrasi

Menurut Hardati (2016:208) letak astronomis merupakan letak suatu daerah


berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Latitude (Garis Lintang) adalah garis
horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik pada permukaan bumi dengan
garis khatulistiwa. Langitude (Garis Bujur) adalah garis vertikal yang mengukur
sudut antara suatu titik yang dilewati garis bujur 0 atau 360 pada permukaan
bumi yaitu Greenwich (Basaria, dkk: 2018:10). Secara astronomis Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran terletak pada 5º38'40'' LS-
5º39'88'' LS dan 105 8'58''BT-105 10'57'' BT.

Desa Maja memiliki luas wilayah 1.715 Ha. Jumlah dusun dan RT yang ada
sebanyak 7 dusun dan 36 RT. Secara administratif Desa Maja berbatasan langsung
dengan beberapa wilayah berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin.
2).Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Penyandingan.
3). Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Way Ratai.
4). Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sukajaya Punduh dan Desa Tajur.

Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Desa


Maja dapat dilihat pada peta administrasi Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran Tahun 2020 berikut ini.
39
40

b. Kondisi Topografi

Menurut kondisi topografi sebagian besar Desa Maja berada pada ketinggian 0-
500 mdpl dengan topografi daerah dataran, sedangkan sebagian wilayah dusun
Umbul Rejo, Talang Inim dan Tanggang berada pada ketinggian 500-700 mdpl
dengan topografi perbukitan. Topografi tiap-tiap wilayah Desa Maja adalah
sebagai berikut:
1) Wilayah dataran terdapat di Dusun Maja Induk, Dusun Maja Pasar, Dusun
Sidodadi dan Dusun Way Awi.
2) Wilayah perbukitan terdapat di Dusun Umbul Rejo, Dusun Talang Inim dan
Dusun Tanggang.

c. Penggunaan Lahan

Luas wilayah Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran yaitu
1.715 ha yang terdiri dari perkebunan, permukiman, persawahan, dan perkantoran
yang terbagi menjadi 7 dusun yakni Dusun Maja Induk, Dusun Maja Pasar, Dusun
Sidodadi, Dusun Way Awi, Dusun Umbul Rejo, Dusun Talang Inim dan Dusun
Tanggang dengan luasan sebagai berikut:
1. Perkebunan : 828 ha.
2. Permukiman : 630 ha.
3. Persawahan : 26 ha.
4. Perkantoran : 2 ha.
5. Kuburan, Jalan dan lain-lain : 229 ha.

d. Jarak Dari Pusat Pemerintahan

1. Jarak dari pusat pemerintah ibukota kecamatan : 2 km.


2. Jarak dari pusat pemerintahan ibukota kabupaten : 85 km.
3. Jarak dari pusat pemerintahan ibukota provinsi : 65 km.

e. Kondisi Hidrologi
Secara hidrologi Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
dialiri oleh satu aliran sungai yaitu sungai Way Punduh. Daerah hulu sungai Way
41

Punduh terdapat di Gunung Bundar. Sungai Way Punduh ini mengalir dan
melewati 4 dusun di Desa Maja yaitu Dusun Talang Inim, Dusun Sidodadi, Dusun
Maja Pasar dan Dusun Maja Induk. SungaiWay Punduh ini dimanfaatkan oleh
masyarakat untu mengairi lahan pertanian khususnya lahan sawah di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

f. Iklim

Iklim adalah rata-rata udara diwilayah yang luas dan waktu yang lama (±30 tahun,
akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan rentan waktu selama 10 tahun).
Iklim di Desa Maja dapat ditentukan dengan membandingkan rata-rata curah
hujan bulan kering dan bulan basah. Rumus yang digunakan untuk menentukan
iklim adalah rumus yang dikemukakan oleh Schmidth-Ferguson sebagai berikut:

Q=

Penentuan iklim menurut Schmidth-Ferguson (Subarjo, 2004:40) dapat dibagi


menjadi bulan kering, bulan lembab, dan bulan basah.
1) Bulan Kering (BK) : bulan dengan curah hujan<60 mm
2) Bulan Lembab (BL) : bulan dengan curah hujan 60 mm-100 mm
3) Bulan Basah (BB) : bulan dengan curah hujan >100 mm

Data curah hujan di Kecamatan Marga Punduh berdasarkan hasil stasiun


pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Masgar
Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-2020 dijabarkan
dalam tabel 4.1 berikut.
42

Tabel 4.1. Data Curah Hujan Bulanan Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran

Tahun Bulan Frekuensi

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des BK BL BB

2011 189 254 198 51 51 103 27 177 56 146 241 274 4 0 8

2012 174 129 105 47 58 36 59 57 152 181 212 211 5 0 7

2013 223 278 193 57 128 43 47 122 66 53 47 121 5 1 6

2014 193 204 215 42 44 97 24 102 7 24 32 108 6 1 5

2015 228 211 255 64 81 58 43 70 91 57 22 272 4 4 4

2016 149 308 302 191 240 109 207 179 195 118 219 127 0 0 12

2017 55 355 80 221 305 145 144 157 138 235 193 192 1 1 10

2018 113 197 281 172 110 135 0 26 100 159 602 285 2 1 9

2019 369 162 235 361 113 40 74 0 1 0 54 217 5 1 6

2020 410 359 308 139 304 233 200 88 474 89 307 192 0 2 10

Jumlah 32 11 77

Sumber: Stasiun BMKG Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran, 2021.


43

Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat diketahui jumlah bulan kering di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran adalah 32 dengan rata-rata 3,2
dan jumlah bulan basah adalah 77 dengan rata-rata 7,7. Berdasarkan rumus
Schmidth-Ferguson jumlah rata-rata bulan kering dan bulan basah dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Q=

Q = 41,5

Penentuan tipe iklim mengacu pada zona yang dikemukakan oleh Schmidth-
Ferguson (Subarjo, 2004:25:). Schmidth-Ferguson membagi tipe iklim menjadi 8
yaitu sangat basah, basah, agak basah, sedang, agak kering, kering, sangat kering
dan luar biasa kering. Adapun pembagian iklim menurut Schmidth-Ferguson
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidth-Ferguson

Tipe Iklim Besar Nilai Besar Nilai Q(%) Kondisi Iklim


A 0<Q<0,143 0-14,3 Sangat Basah
B 0,143<Q<0,333 14,3-33,33 Basah
C 0,333<Q<0,6 33,33-60 Agak Basah
D 0,6<Q<1 60-100 Sedang
E 1<Q<1,67 100-167 Agak Kering
F 1,67<Q<3 167-300 Kering
G 3<Q<7 200-700 Sangat Kering
H >7 >700 Luar Biasa Kering
Sumber: Subarjo, 2004.

Berdasarkan pada perhitungan diatas, didapatkan nilai Q sebesar 41,5.


Berdasarkan klasifikasi tipe iklim menurut Schmidth-Ferguson maka tipe iklim di
Desa Maja tergolong kedalam tipe iklim C yaitu agak basah karena nilai Q
terletak diantara 33,33-60.
44

2. Kondisi Demografi Desa Maja

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data profil desa Maja tahun 2021, pada tahun 2021 Desa Maja
memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.513 jiwa yang menempati wilayah seluas
1.715 ha dan tersebar kedalam 7 dusun.

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk persatuan unit wilayah (Mantra


dalam Trisnaningsih, 2016:109-110). Dalam penelitian ini yang akan
dikemukakan adalah kepadatan penduduk aritmatik (kasar) yang dapat dicari
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kepadatan Penduduk Kasar =

Jumlah penduduk di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran


sebanyak 4.513 jiwa dengan luas wilayah 1.715 ha maka dengan rumus tersebut,
kepadatan penduduk di Desa Maja adalah:

=263,148/km

Berdasarkan perhitungan tersebut, berarti dalam satu kilometer persegi di Desa


Maja terdapat 263,148 jiwa penduduk. Klasifikasi tingkat kepadatan penduduk
menurut Undang-Undang No.56 Tahun 1990 sebagai berikut:

1. Lebih dari 400 jiwa/ km diklasifikasikan sangat padat.


2. 251-400 jiwa/ km diklasifikasikan cukup padat.
3. 51-250 jiwa/ km diklasifikasikan kurang padat.
4. 0-50 jiwa/ km diklasifikasikan tidak padat.

Berdasarkan pada klasifikasi kawasan penduduk menurut Undang-Undang No.56


Tahun 1990, maka kepadatan penduduk di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran tergolong cukup padat dengan nilai 263 jiwa.
45

b. Komposisi Penduduk

1) Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan


Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut:

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa


Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran

Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase(%)

Dasar 250 72,25

Menengah 50 14,45

Tinggi 46 13,29

Jumlah 346 100

Sumber: Profil Desa Maja Tahun 2021

Berdasarkan pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan paling
tinggi penduduk Desa Maja pada tahun 2021 adalah pada jenjang pendidikan
dasar sebanyak 250 jiwa (72,25%), sedangkan sisanya pada jenjang pendidikan
menengah sebanyak 50 jiwa (14,45%) dan pada jenjang pendidikan tinggi
sebanyak 46 jiwa ( 13,29 %).

2). Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan


Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh penghasilan. Komposisi penduduk menurut jenis
pekerjaan di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut:
46

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Maja


Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
Janis Pekerjaan Frekuensi Persentase(%)

Petani 341 8,17

Buruh 807 19,34

PNS 12 0,28

Pedagang 63 1,50

Peternak 72 1,72

Nelayan 31 0,81

Bidan 4 0,09

Mekanik 13 0,31

Pembantu Rumah Tangga 32 0,76

TNI/Polri 2 0,04

Guru 16 0,38

Karyawan Swasta 67 1,60

Tukang 17 0,40

Lain-lain 2.696 64,60

Jumlah 4.173 100

Sumber: Profil Desa Maja Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa masyarakat di Desa Maja yang tercatat
sudah memiliki pekerjaan berjumlah 4.173 jiwa dari total jumlah penduduk di
Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran yang berjumlah
4.513 jiwa. Masyarakat di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran paling banyak bekerja sebagai lain-lain sebanyak 2.696 jiwa dengan
presentase 64,60 diikuti oleh sebagai buruh sebanyak 807 jiwa dengan presentase
47

19,34% dan paling sedikit masyarakat di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran yang bekerja pada sebagai TNI/Polri yaitu sebanyak 2 jiwa
dengan jumlah presentase 0,04%.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang evaluasi program mitigasi


bencana banjir non struktural di desa tangguh bencana studi deskriptif Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dengan subjek penelitian yaitu
masyarakat di Desa Maja yang berjumlah 28 responden. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan tujuan mengevaluasi
program mitigasi bencana banjir non struktural di desa tangguh bencana.

1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Maja Kecamatan
Marga Punduh Kabupaten Pesawaran yang berjumlah 28 responden yang tersebar
kedalam 7 dusun yaitu Dusun Maja Induk, Maja Pasar, Sidodadi, Way Awi,
Umbul Rejo, Talang Inim dan Tanggang. Adapun karakteristik responden sebagai
berikut:
a) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terdapat pada tabel 4.5
berikut:

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Maja


Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)


Laki- laki 23 82,14
Perempuan 5 17,86
Jumlah 28 100
Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)
48

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian di Desa
Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran lebih banyak responden
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 responden (82,14%) sedangkan responden
yang berjenis kelamin perempuan hanya berjumlah 5 responden (17,86%).

b) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Adapun karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut:

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Desa Maja


Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
Umur Frekuensi Persentase(%)
25-35 13 46,42
36-45 14 50
46-55 1 3,58
Jumlah 28 100
Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden relatif
pada kelompok umur 36-45 tahun sebanyak 14 responden (50%) dan sisanya
berada pada kelompok umur 25-35 sebanyak 13 responden (46,42%) dan sisanya
kelompok umur 46-55 tahun sebanyak 1 responden (3,58%). Merujuk pada
indikator yang ditetapkan peneliti, dapat disimpulkan bahwa rata-rata penduduk
yang menjadi responden pengukuran evaluasi program mitigasi bencana banjir
non struktural di Desa Maja dikategorikan pada penduduk dengan kelompok usia
36-45 tahun yaitu yang lebih paham program mitigasi bencana banjir non
struktural di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

c) Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat Tinggal


Adapun karakteristik kepala dusun berdasarkan alamat tinggalnya dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut:
49

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Alamat Tinggal di Desa


Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
Alamat Tempat Tinggal(Dusun) Frekuensi Persentase(%)
Maja Induk 5 17,86
Maja Pasar 8 28,57
Way Awi 8 28,57
Umbul Rejo 7 25
Jumlah 28 100
Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tempat tinggal responden
dalam penelitian ini tersebar di Dusun Maja Induk, Dusun Maja Pasar, Dusun
Way Awi dan Dusun Umbul Rejo di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran yaitu paling banyak dari Dusun Maja Pasar dan Dusun
Way Awi sebanyak 8 responden (28,57%) dan paling sedikit di Dusun Maja
Induk sebanyak 5 responden (17,86%). Hal ini dikarenakan responden yang dipilih
yaitu responden yang paham mengenai terdampak bencana banjir di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

d) Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Adapun karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut:
50

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa


Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase(%)

Dasar 14 50

Menengah 9 32,14

Tinggi 5 17,86

Jumlah 28 100

Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan paling
tinggi responden adalah pada jenjang pendidikan dasar sebanyak 14 responden
(50%) hal ini dibuktikan dengan banyaknya responden yang hanya menyelesaikan
pendidikan SD, sedangkan sisanya pada jenjang pendidikan menengah sebanyak 9
responden (32,14%) hal ini dibuktikan oleh responden hanya menyelesaikan
pendidikan SMP dan SMA dan pada jenjang pendidikan tinggi sebanyak 5
responden ( 17,86%).

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan evaluasi program mitigasi bencana
banjir non struktural di desa tangguh bencana studi deskriptif Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dengan subjek penelitian
masyarakat di Desa Maja yang berjumlah 28 responden. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan tujuan mengevaluasi
program mitigasi bencana banjir non struktural di desa tangguh bencana.

1. Penyuluhan dan Penyebaran Informasi di Desa Maja Kecamatan Marga


Punduh Kabupaten Pesawaran
Penyuluhan dan penyebaran informasi merupakan bentuk usaha pendidikan non
formal kepada individu atau kelompok masyarakat yang dilakukan secara
sistematik, terencana dan terarah dalam usaha perubahan perilaku yang
51

berkelanjutan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan


kesejahteraan. Penyuluhan dan penyebaran informasi di Desa Maja dilakukan
dengan cara face to face yaitu dengan pertemuan langsung antara anggota desa
tangguh bencana dengan masyarakat di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran. Penyuluhan dan penyebaran informasi di Desa Maja
dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai. Adapun pelaksanaan
penyuluhan dan penyebaran informasi di daerah terdampak banjir di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Penyuluhan dan Penyebaran Informasi di Desa Maja Kecamatan


Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Terlaksana 21 75
2. Kurang Terlaksana 7 25
3. Tidak Terlaksana 0 0
Jumlah 28 100
Sumber: Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada Tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan penyuluhan
dan penyebaran informasi tidak berhasil terlaksana di dusun terdampak bencana
banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Sebanyak
21 responden (75%) memberikan jawaban terlaksana dan sebanyak 7 responden
(25%) memberikan jawaban kurang terlaksana dikarenakan kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai adanya penyuluhan dan penyebaran informasi yang
diberikan oleh anggota desa tangguh bencana di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran. Program penyuluhan dan penyebaran informasi
juga didukung dengan adanya praktek secara langsung oleh anggota desa tangguh
bencana setelah adanya teori dengan dibantu oleh kepala desa di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Sehingga diperlukan evaluasi
program penyuluhan dan penyebaran informasi di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran.
52

Penyuluhan dan penyebaran informasi mengenai pengetahuan dasar kebencanaan


untuk mengurangi dampak bencana banjir non struktural di Desa Maja Kecamatan
Marga Punduh Kabupaten Pesawaran sering dilaksanakan yaitu dengan
memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana mitigasi bencana
yang harus dilakukan oleh masyarakat di Desa Maja ketika bencana banjir terjadi
di Desa Maja untuk mengurangi dampak terjadinya bencana banjir. Penyuluhan
sebelum terjadi bencana banjir yaitu masyarakat harus menjaga kebersihan
lingkungan dengan tidak membuang sampah di Sungai Way Punduh. Penyuluhan
saat maupun setelah terjadi bencana banjir di Desa Maja yaitu bagaimana cara
untuk mengobati korban yang terluka terkena bencana banjir, langkah-langkah
pencegahan sebelum bencana banjir dan membersihkan sampah akibat bencana
banjir sehingga dapat mengurangi dampak terjadinya bencana banjir di Desa
Maja. Adapun sikap masyarakat yang perduli terhadap lingkungan akibat adanya
program penyuluhan dan penyebaran informasi di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Masyarakat Perduli Lingkungan di Desa Maja Kecamatan Marga


Punduh Kabupaten Pesawaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Terlaksana 15 53,57
2. Kurang Terlaksana 8 28,57
3. Tidak Terlaksana 5 17,86
Jumlah 28 100
Sumber: Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa sikap masyarakat yang perduli
lingkungan setelah adanya program penyuluhan dan penyebaran informasi di
Desa Maja yaitu masyarakat tidak lagi membuang sampah di Sungai Way Punduh
yaitu sebanyak 15 responden (53,57%) memberikan jawaban terlaksana namun
masih ada responden yang membuang sampah yaitu 8 responden (28,57%)
memberikan jawaban kurang terlaksana dan 5 responden(17,86%) memberikan
jawaban tidak terlaksana.
53

Program penyuluhan dan penyebaran informasi di Desa Maja dilaksanakan setiap


pertemuan para anggota desa tangguh bencana yang dilaksanakan setiap bulan di
Desa Maja kemudian para anggota desa tangguh bencana memberikan sosialisasi
kepada anggota masyarakatnya di dusun masing-masing. Penyuluhan yang
diberikan dengan memberikan materi mengenai bencana dan pembagian bencana,
siklus bencana serta bagaimana mitigasi bencana khususnya bencana banjir
dikarenakan Desa Maja merupakan desa yang sering mengalami bencana banjir.

Berdasarkan data primer hasil penelitian dalam pelaksanaan penyuluhan dan


penyebaran informasi di Desa Maja masih ada beberapa masyarakat belum
menerima dengan baik penyuluhan dan penyebaran informasi. Diterima dan
dilaksanakan penyuluhan dan penyebaran informasi berkaitan dengan bentuk
penyuluhan dan penyebaran informasi yang telah dibuat oleh anggota desa
tangguh bencana di Desa Maja. Hal ini dibuktikan masyarakat yang belum
menerima dengan baik penyuluhan dan penyebaran informasi masyarakat masih
membuang sampah ke sungai Way Punduh namun masyarakat yang sudah
menerima penyuluhan dan penyebaran informasi membuang sampah di rumah
masyarakat di Desa Maja. Selain itu juga beberapa masyarakat masih menebang
pohon secara liar sebagai lahan pertanian di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran.

2. Dokumen Perencanaan Penanggulangan Bencana di Desa Maja


Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
Dokumen perencanaan merupakan dokumen yang dijadikan acuan oleh anggota
desa tangguh bencana serta masyarakat di Desa Maja dalam pelaksanaan program
mitigasi bencana banjir non struktural di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran. Dokumen perencanaan di Desa Maja berupa peraturan
desa di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Dokumen
perencanaan di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran telah
berhasil tersedia di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
54

Dokumen perencanaan berupa peraturan desa di Desa Maja ini berisi mengenai
larangan agar masyarakat tidak menebang pohon secara liar yang berada disekitar
Sungai Way Punduh dan larangan bagi masyarakat untuk tidak membuang
sampah di Sungai Way Punduh yang merupakan penyebab terjadi bencana banjir
di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Apabila
masyarakat di Desa Maja melanggar peraturan desa tersebut maka masyarakat
akan mendapatkan sanksi dari pemerintah desa yaitu berupa denda uang sejumlah
500.000 rupiah.

Berdasarkan data primer hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat dokumen


perencanaan di Desa Maja dijadikan acuan pelaksanaan program mitigasi bencana
banjir di dusun yang terdampak bencana banjir di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran. Tujuan dokumen perencanaan ini sebagai acuan
program mitigasi bencana banjir non struktural sebagai penuntun arah,
meminimalisasi kepastian, meminimalisasi inefisiensi sumber daya serta
penetapan standar dalam pengawasan kualitas demi mengurangi dampak bencana
banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

3. Himbauan Kepada Masyarakat di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh


Kabupaten Pesawaran.
Himbauan masyarakat merupakan pernyataan yang dilakukan untuk mendorong
masyarakat untuk melakukan sesuatu demi mengurangi dampak terjadinya
bencana banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
Himbauan masyarakat ini merupakan hal yang sangat penting demi mengurangi
dampak saat terjadi bencana banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran.

Pelaksanaan himbauan masyarakat di Desa Maja dapat telah berhasil dilaksanakan


di dusun terdampak bencana banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran. Himbauan kepada masyarakat yang dilaksanakan yaitu
menghimbau agar masyarakat untuk naik di daerah yang lebih tinggi yakni
gunung bundar saat terjadinya bencana banjir sehingga dapat mengurangi dampak
55

yang ditimbulkan akibat bencana banjir terjadi. Himbauan Masyarakat ini sudah
berjalan baik yaitu dari kepala dusun memberitahukan kepala dusun lainnya
dengan alat bantu HT ketika bencana banjir terjadi dikarenakan susahnya sinyal
handphone dan kepala dusun memberikan himbauan kepada masyarakat dengan
pengeras suara di masjid untuk naik ketempat yang lebih tinggi dikarenakan lebih
efektif dan tersedia di dusun di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran.

Dalam pembagian kerja himbauan ini sesuai dengan yang telah diberikan oleh
BPBD Kabupaten Pesawaran. Bentuk koordinasi yang dilakukan dengan
menggunakan bentuk koordinasi vertikal. Koordinasi vertikal (Vertical
Coordination) adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan
oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah
wewenang dan tanggung jawabnya (Hasibuan, 2006:6). Hal ini dikarenakan
ketika bencana banjir terjadi yaitu dengan memberitahukan dari kepala dusun ke
kepala dusun lainya dengan menggunakan alat bantu berupa HT kemudian kepala
dusun menyebar luaskan kepada masyarakatnya bahwa telah terjadi bencana
banjir dan menghimbau agar masyarakat naik ke Gunung Bundar. Untuk
pengkoordinasi anggota desa tangguh bencana dalam program mitigasi bencana
banjir non struktural di Desa Maja dengan memberitahukan kepada anggota desa
tangguh bencana pada saat pertemuan anggota desa tangguh bencana dalam
mengurangi dampak bencana banjir non struktural di Desa Maja Kecamatan
Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

Sikap masyarakat dengan adanya himbauan masyarakat di Desa Maja Kecamatan


Marga Punduh Kabupaten Pesawaran yaitu masyarakat telah menerima dan
melaksanakan semua himbauan yang telah diberikan oleh kepala dusun kepada
masyarakat yaitu masyarakat secara bersama-sama naik ke Gunung Bundar pada
saat terjadi bencana banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran.
56

Berdasarkan data primer hasil penelitian diketahui bahwa dalam pelaksanaan


himbauan masyarakat di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran sudah berhasil terlaksanakan himbauan yang telah diberikan kepala
dusun masing-masing di Desa Maja yaitu masyarakat naik kewilayah yang lebih
tinggi yaitu Gunung Bundar. Dengan diadakanya himbauan masyarakat ini dapat
mengurangi dampak terjadinya bencana banjir di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran.

4. Peraturan Desa di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten


Pesawaran.
Peraturan desa merupakan peraturan perundang-undangan yang dibuat di desa
kemudian ditetapkan oleh kepala desa bersama dengan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD). Peraturan desa merupakan kerangka hukum kebijakan dalam
penyeleggaraan pemerintahan dan pembangunan dilingkup desa. Penetapan
peraturan berguna untuk kepentingan kebaikan bersama khususnya untuk
pengurangan risiko bencana. Peraturan desa yang terdapat di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dijadikan acuan dalam
pelaksanaan program mitigasi bencana banjir non struktural di Desa Maja.
Peraturan desa ini berisi mengenai larangan kepada masyarakat untuk tidak
membuang sampah di sungai Way Punduh serta larangan kepada masyarakat
untuk tidak menebang pohon secara liar disekitar Sungai Way Punduh untuk
pembukaan lahan pertanian yang akan menyebabkan terjadinya bencana banjir di
Desa Maja. Adapun pelaksanaan peraturan desa dijadikan sebagai acuan program
mitigasi bencana banjir non struktural di Desa Maja dapat dilihat pada tabel
4.11berikut:
57

Tabel 4.11 Pelaksanaan Peraturan Desa di Desa Maja Kecamatan Marga


Punduh Kabupaten Pesawaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Terlaksana 20 71,42
2. Kurang Terlaksana 8 28,58
3. Tidak Terlaksana 0 0
Jumlah 28 100
Sumber: Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa pelaksanaan peraturan desa
belum berhasil terlaksana dan dijadikan sebagai acuan program mitigasi bencana
banjir non struktural di Desa Maja yaitu sebanyak 20 responden (71,42%)
memberikan jawaban terlaksana, sebanyak 8 responden (28,58%) memberikan
jawaban kurang terlaksana sehingga perlu dilakukan evaluasi pada program
peraturan desa dijadikan sebagai acuan program mitigasi bencana banjir non
struktural oleh seluruh dusun yang terdampak bencana banjir di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran agar sesuai dengan program
desa tangguh bencana sesuai dengan Perka BNPB No.1 Tahun 2012.

Sikap masyarakat terhadap adanya larangan untuk membuang sampah di Sungai


Way Punduh dan larangan menebang pohon secara liar disekitar sungai Way
Punduh di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dapat
dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Sikap Masyarakat Dalam Pelaksanaan Peraturan Desa di Desa


Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Terlaksana 20 71,42
2. Kurang Terlaksana 8 28,58
3. Tidak Terlaksana 0 0
Jumlah 28 100
Sumber: Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya
peraturan desa di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
58

belum berhasil terlaksana yaitu sebanyak 20 responden (71,42%) memberikan


jawaban terlaksana sedangkan 8 responden (28,58%) memberikan jawaban kurang
terlaksana.

Peraturan desa di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran


berisi mengenai larangan kepada masyarakat untuk membuang sampah di Sungai
Way Punduh di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
Sikap masyarakat terhadap peraturan desa tentang larangan kepada masyarakat
untuk membuang sampah di Sungai Way Punduh di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Sikap Masyarakat Dalam Pelaksanaan Peraturan Desa Tentang


Larangan Membuang Sampah di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Terlaksana 21 75
2. Kurang Terlaksana 7 25
3. Tidak Terlaksana 0 0
Jumlah 28 100
Sumber: Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sikap masyarakat dalam
pelaksanaan peraturan desa tentang larangan membuang sampah di Sungai Way
Punduh di Desa Maja tidak berhasil terlaksana di Desa Maja yaitu sebanyak 21
responden (75%) memberikan jawaban terlaksana dan 7 responden (25%)
memberikan jawaban kurang terlaksana.

Peraturan desa di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran


juga berisi mengenai larangan untuk menebang pohon secara liar di sekitar Sungai
Way Punduh di Desa Maja Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran. Sikap masyarakat terhadap peraturan desa tentang larangan kepada
masyarakat untuk menebang pohon secara liar di sekitar Sungai Way Punduh di
59

Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada
tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Sikap Masyarakat Dalam Pelaksanaan Peraturan Desa Tentang


Larangan Menebang Pohon di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Terlaksana 22 78,58
2. Kurang Terlaksana 6 21,42
3. Tidak Terlaksana 0 0
Jumlah 28 100
Sumber: Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa sikap masyarakat dalam
pelaksanaan peraturan desa tentang menebang pohon secara liar di Sungai Way
Punduh di Desa Maja tidak berhasil terlaksana di Desa Maja yaitu sebanyak 20
responden (78,58) memberikan jawaban terlaksana dan 6 responden (21,42)
memberikan jawaban kurang terlaksana.

Pengurangan risiko bencana serta untuk mengidentifikasi, menilai dan memantau


risiko bencana serta meningkatkan pengurangan risiko anggota desa tangguh
bencana mengajukannya kepada pihak Desa Maja dan Kecamatan Marga Punduh.
Dengan dibentuknya peraturan desa sebagai acuan pelaksanaan program mitigasi
bencana banjir non struktural sehingga dapat mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi dampak terjadinya bencana banjir di
Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

Berdasarkan data primer hasil penelitian diketahui bahwa dalam pelaksanaan


peraturan desa untuk masyarakat di Desa Maja belum berhasil terlaksana yakni
masih terdapat masyarakat yang tidak mematuhi peraturan desa yaitu masyarakat
masih ada yang menebang pohon secara liar dengan cara dibakar sehingga
megurangi resapan air di daerah sekitar sungai Way Punduh. Akibatnya
60

menimbulkan bencana banjir walaupun Desa Maja merupakan salah satu desa
tangguh bencana di Kabupaten Pesawaran.

5. Pelatihan Kebencanaan Anggota Desa Tangguh Bencana di Desa Maja


Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran
Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan anggota desa tangguh bencana untuk
penanggulangan bencana, BPBD Kabupaten Pesawaran menggelar pelatihan
kebencanaan untuk anggota desa tangguh bencana di Desa Maja Kecamatan
Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Pelatihan penanggulangan bencana
merupakan pendidikan atau pelatihan yang diselenggarakan untuk memberikan
keterampilan atau penguasaan pengetahuan dibidang teknis penanggulangan
bencana serta kesadaran masyarakat mengenai bahaya yang akan ditimbulkan
ketika bencana banjir terjadi. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih serta
meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menanggulangi
bencana ataupun potensi bahaya. Adapun pelaksanaan pelatihan kebencanaan di
Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran telah berhasil
terlaksana di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.

Untuk mengurangi dampak terjadi bencana banjir di Desa Maja dilaksanakan


pelatihan bagaimana cara untuk menangani masyarakat yang mengalami tangan
atau kaki patah akibat terjadi bencana banjir serta dilakukan pelatihan mitigasi
struktural maupun non struktural ketika bencana banjir terjadi sehingga akan
mengurangi dampak akibat terjadi bencana khususnya bencana banjir. Untuk
memperkuat kesiapsiagaan ketika bencana banjir terjadi yaitu dimulai dari
pemuda di Desa Maja kemudian kelompok rentan yaitu anak-anak, lanjut usia,
orang sakit, orang hamil dan anak berkebutuhan khusus. Dengan diadakanya
pertemuan antara anggota desa tangguh bencana yang dilaksanakan setiap 1 bulan
sekali yang bertempat di kantor sekertariat desa tangguh bencana.

Saat terjadi bencana banjir di Desa Maja para anggota desa tangguh bencana
menyediakan tempat-tempat pengungsian pada daerah yang lebih tinggi seperti
Gunung Bundar. Pengkoordinasian pembentukan tempat pengungsian di Desa
61

Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran untuk persiapan ketika


bencana banjir terjadi seperti pembersihan lokasi yang akan dijadikan sebagai
tempat pengungsian dan menyediakan tenda swadaya seperti terpal untuk
mengurangi dampak bencana banjir. Untuk pengalokasian dana serta alokasi
bantuan kepada masyarakat akibat terjadi bencana banjir merupakan dana yang
berasal dari bantuan dana desa bukan dana khusus untuk program desa tangguh
bencana.

Bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang terkena dampak bencana banjir
di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran juga hanya berasal
dari desa dan kecamatan seperti contohnya yaitu makanan untuk masyarakat yang
terkena dampak banjir di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran. Alokasi bantuan di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15 Alokasi Bantuan di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh


Kabupaten Pesawaran
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1. Terlaksana 0 0
2. Kurang Terlaksana 24 85,71
3. Tidak Terlaksana 4 14,29
Jumlah 28 100
Sumber: Sumber: Data primer (diolah tahun 2021)

Berdasarkan pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa alokasi dana bantuan pada
saat terjadi bencana banjir di Desa Maja belum berhasil terlaksana di Desa Maja
yaitu sebanyak 24 responden (85,71%) memberikan jawaban kurang terlaksana
dan 4 responden (14,29%) memberikan jawaban tidak terlaksana.

Berdasarkan data primer hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan pelatihan


kebencanaan di Desa Maja berhasil terlaksana namun pelatihan kebencanaan ini
hanya dilaksanakan untuk para anggota desa tangguh bencana di Desa Maja dan
untuk pelaksanaanya pun hanya hanya dilaksanakan sebanyak 1 kali yaitu pada
62

saat pembentukan program desa tangguh bencana di Desa Maja yaitu pada tahun
2019 dan bertempat di kantor sekertariat desa tangguh bencana di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
V.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian mengenai


“Evaluasi Program Mitigasi Bencana Banjir Non Struktural di Desa Tangguh
Bencana (Studi Deskriptif Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten
Pesawaran) “, dapat diambil kesimpulan yaitu Penyuluhan dan penyebaran
informasi di Desa Maja tidak berhasil terlaksana di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran. Dokumen perencanaan penanggulangan bencana
berhasil terlaksana dan berjalan dengan baik di Desa Maja yang terdapat di
peraturan desa di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
Himbauan kepada masyarakat di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran berhasil terlaksana di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh
Kabupaten Pesawaran yaitu menghimbau masyarakat untuk naik kewilayah yang
lebih tinggi yaitu Gunung Bundar. Peraturan desa tidak berhasil terlaksana dan
dijadikan sebagai acuan program mitigasi bencana banjir non struktural di Desa
Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Pelatihan kebencanaan
berhasil terlaksana di Desa Maja namun pelatihan kebencanaan hanya
dilaksanakan sebanyak satu kali pada saat pembentukan program desa tangguh
bencana dan tidak semua masyarakat menerima hanya anggota desa tangguh
bencana di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
64

B. Saran

1. Dalam rangka pelaksanaan program penyuluhan dan penyebaran informasi


harus lebih dioptimalkan agar berhasil terlaksana di semua dusun di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
2. Dalam rangka pelaksanaan program dokumen perencanaan penanggulangan
bencana di Desa Maja harus lebih dioptimalkan agar berhasil terlaksana di
semua dusun di Desa Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
3. Dalam rangka pelaksanaan program himbauan kepada masyarakat di Desa
Maja harus lebih dioptimalkan agar berhasil terlaksana di semua dusun di Desa
Maja Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
4. Dalam rangka pelaksanaan program peraturan desa sebagai acuan program
mitigasi bencana banjir non struktural di Desa Maja harus lebih dioptimalkan
agar berhasil terlaksana di semua dusun di Desa Maja Kecamatan Marga
Punduh Kabupaten Pesawaran.
5. Dalam rangka pelaksanaan program pelatihan kebencanaan bagi para anggota
desa tangguh bencana lebih dioptimalkan berhasil terlaksana di Desa Maja
Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Usman Riance. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan
Aplikasi. Buku. Alfabeta. Bandung. 300 hlm.

Abdurahman, Soejono. 1999. Metode Penelitian: Suatu Pemikiran dan


Penerapan. Buku. PT Rineka Cipta. Jakarta. 127 hlm.

Ali, Muhammad.1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategis. Buku.


Angkasa. Bandung. 160 hlm.

Anggriani, Merryna dan Estuning Tyas Wulan Mei. 2017. Partisipasi Masyarakat
Dalam Program Desa Tangguh Bencana Mulyodadi Kabupaten Bantul.
Jurnal Universitas Gadjah Mada. 11 hlm.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Buku.


PT Rineka Cipta. Jakarta. 413 hlm.

Barkonas. 2007. Pengenalan Karakterisktik Bencana Dan Upaya Mitigasi Di


Indonesia. Buku. Direktorat Mitigasi. Jakarta. 98 hlm.

Bintarto dan Surastopo Hadikusumo. 1979. Metode Analisa Geografi. Buku.


Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Jakarta. 123 hlm.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Jakarta.


http://www.gitews.org/tsunamidokit/en/E6/further_resource/national_level/
peraturan_kepala_BNPB/perkaBNPB012012_pedomanUmumDesaKelurah
anTangguhBencana.pdf. Diakes Pada Tanggal 10 Agustus 2020 Pukul 13.24
WIB.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2012. Jakarta.


http://www.gitews.org/tsunamidokit/en/E6/further_resource/national_level/
peraturan_kepala_BNPB/perkaBNPB012012_pedomanUmumDesaKelurah
anTangguhBencana.pdf. Diakes Pada Tanggal 10 Agustus 2020 Pukul 13.22
WIB.

Badan Pusat Statistik. 2019. Kabupaten Pesawaran Dalam Angka 2019. Buku.
BPS Kabupaten Pesawaran. 137 hlm.

Badan Pusat Statistik. 2019. Kecamatan Marga Punduh Dalam Angka. Buku.
BPS Kabupaten Pesawaran. 137 hlm.

Bawoleh, Meike dkk. 2017. Evaluasi Mitigasi Struktur Bencana Gempa Bumi di
Wilayah Pulau Doom Kota Sorong. Jurnal Rancang Bangun 2 (2)37-44.
2017. 8 hlm.

Budi, Amalia Anisafira.(2020). Pendidikan Mitigasi Bencana Menggunakan


Model Geospasial di Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi. Universitas Lampung.

Daldjoeni, N. 1987. Pokok-Pokok Geografi Manusia. Buku. Alumni. Bandung.


227 hlm.

Djamin, Awaloedin. 2007. Sejarah Perkembangan Kepolisian Indonesia Dari


Zaman Kuno Sampai Sekarang. Buku. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Buku. Yayasan Brata Bhakti POLRI. Jakarta. 30 hlm.

Fernandes, Meta Melani. 2021. Evaluasi Program Nagari Tangguh Bencana di


Nagari Ampiang Parak Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.
Jurnal Ilmu Administrasi Negara Tahun 2021. 8 hlm.

Guilford,J.P. 1956. Fundamental Statistic In Psychology and Education. McGraw


Buku. Hill Book Company, inc. New York.

Handoyo. 2019. The Development of Destana (Disaster Rasilient Village). Aloha


International Journal Of Management Advencement Vol. 1 Number 1,
January 2019. 5 hlm.

Istkomah, Cici. 2018. Evaluasi Program DESTANA (Desa Tangguh Bencana)


dalam Mitigasi Bencana Studi Pada Desa Sumberanom Kecamatan Sumber
Kabupaten Probolinggo. Thesis. Universitas Brawijaya.

Masri Singarimbun & Sofian Effendi.1995. Metode Penelitain Survai. Buku.


LP3ES. Jakarta. 336 hlm.
Munir, miftahul.(2016). Evaluasi Pelaksanaan Program Desa Tangguh Bencana
di Kabupaten Kendal Tahun 2016. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Vol.6. No. 03. Universitas Diponegoro. Semarang. 15 hlm.

Poespitohadi, dkk. 2019. Evaluasi Program Desa Tangguh Bencana (Destana)


Guna Mendukung Keamanan Nasional. Buku. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pertahanan. Bogor. 151 hlm.

Prameisa, Dellarizki. 2018. Evaluasi Program Desa Tangguh Bencana ( Destana)


Untuk Penanggulangan Banjir Studi Pada Desa Sirnoboyo Kabupaten
Pacitan. Thesis. Universitas Brawijaya.

Prasetya, Agung Budi dan Okta Ainita. 2021. The Urgency Of Regional
Regulations In Realizing Disaster Resilient Villages In South Lampung
District. Journal Of Law ISSN 1907-560x. 13 hlm.

Pramono, Muhammad Fajar dkk. 2019. Blue Print Management Disaster Of


Ponorogo Lighting In The Aspec Of Sociology Tangguh Bencana Village
(Destana) As A Model. Jurnal Universitas Darussalam Gontor. 13 hlm.

Pucangan, dan Wahyudi Arimbawa. 2020. Evaluasi Pengembangan Kapasitas


Masyarakat Sebagai Desa Tangguh Bencana di Desa Lebih, Gianyar, Bali.
Jurnal Riset Planologi 1(1):51-64. Universitas Hindu Indonesia.

Purwaningtyas, Kartika. 2021. Evaluasi Desa Tangguh Bencana Dalam


Perspektif Formatif dan Reflektif Ketangguhan Masyarakat. Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat Vol. 9 No. 1 Tahun 2021. 14 hlm.

Rini, Ratih Setyo., dkk. 2021.Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan


dan Pengembangan Ketangguhan Masyarakat Desa Tangguh Bencana di
Provinsi Riau. Jurnal Ilmiah Refleksi Vol.4, No. 3, Juli 2021. 10 hlm.

Robert J.Kodoatie dan Roestam Sjarief. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu


Banjir, Longsor, Kekeringan dan Tsunami. Buku. Yarsif Watampone.
Jakarta. 100 hlm.

Salwa, Rimala dan Zikri Alhadi. 2019. Evaluasi Program Kelurahan Tangguh
Bencana di Kota Padang. Jurnal Ilmu Administrasi Publik Vol. 2 No. 1
Maret 2019. 10 hlm.

Santoso. 2016. Statistika Hospitalitas. Buku. Groub Penerbitan CV Budi Utama.


Yogyakarta. 219 hlm.
Sembiring, Ruth Agnesia dan Derry Lorenza. 2019. Community Participation on
the Disaster Preparedness Village Program In Pasanggrahan Kota Batu.
Jurnal Ilmu Pemerintahan. 14 hlm.

Sinaga, Maruli Tua.(2019). Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Tangguh Bencanadi


Desa Sukaraja Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan.Skripsi.
Program Studi Pendidikan Geografi. Universitas Lampung.

Subarjo. 2004. Meteorologi dan Klimatologi (Diktat). Buku. FKIP. Bandar


Lampung. 210 hlm.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Buku.


Alfabeta. Bandung. 334 hlm.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Buku.


PT Rosda Karya. Bandung. 284 hlm.

Sumadi. 2003. Filsafat Geografi. Buku, Universitas Lampung. Bandar Lampung.


64 hlm.

Sumaatmadja, Nursid. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa


Keruangan. Buku. Alumni. Bandung. 252 hlm.

Suryana, Ma’arif dan Sriyono. 2021. Evaluasi Pelaksanaan Program Desa


Tangguh Bencana Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag Kabupaten
Magelang Tahun 2019. Jurnal Jurusan Geografi ISSN 2252-6684. 12 hlm.

Susanti, Evi dan Nurul Khotimah. 2016. Partisipasi Masyarakat Dalam Mitigasi
Bencana di Kawasan Rawan Bencana III Gunung Merapi Desa Mranggen.
Jurnal Geomedia Vol. 14 No. 1 Mei 2016. 11 hlm.

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan


Bencana.BNPB. Jakarta.

Universitas Lampung. 2020. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas


Lampung Tahun 2017. Bandar Lampung: Universitas Lampung. 76 hlm.

Yuliani. 2013. Modul Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. Buku. Graha Pustaka.
Surakarta. 61 hlm.
Zahara, Meilida. 2020. Mitigasi Non Struktural Bencana Banjir Di Kecamatan
Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2020. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Geografi. Universitas Lampung.

Zulkarnain, Diar Azmi Arsyad. 2019. Evaluasi Program Desa Tangguh Bencana
( Destana) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Bojonegoro Dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana Banjir. Skripsi.
Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai