Anda di halaman 1dari 18

DANN GLOBAL

SOLUSINYA MELALUI:

(ADAPTASI, MITIGASI, TEKNOLOGI, INTEGRASI, SOSIALISASI) Oleh : Dr.Dra. TINUK SITTI


NURSETIAWATI SOEMINO MSI (FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA, 2008)

PENGANTAR

Menurut Teori Gaia, bumi memiliki semacam sistem kontrol penyeimbang planet yang
memungkinkan memiliki lingkungan yang sesuai bagi kehidupan. Teori Homeostatis Bumi
(ilmuwan James Lovelock) sejak 3 dasa warsa lalu dan diterima secara luas.

Dengan semakin meningkatnya jumlah manusia, telah menyebabkan tekanan pada


lingkungan hidup. Sifat antroposentris dan pergeseran teologis dalam memperlakukan
bumi pada Umat Manusia dengan segala kepentingan dan sistem politiknya telah
merubah lingkungan hidup yang mengakibatkan mekanisme kontrol penyeimbang planet,
yang saat ini bergerak melawan manusia itu sendiri. Perubahan iklim yang berakibat
pada pemanasan global menjadi masalah yang harus dicari solusinya. Penyebab utama
pemanasan global adalah emisi gas rumah kaca (karbon dioksida berskala besar, lepas
ke udara dan merusak fungsi lapisan ozon dalam menyaring sinar ultra violet
matahari, mengakibatkan suhu bumi menjadi semakin panas.

I. PEMAHAMAN EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL

MATAHARI Efek Rumah Kaca GEO KOMPAS Proses Pemanasan Global வாகபாவம் NON அவமான M
Pakar sest VEN dan RECOR Pabasata Aff Setada para as FATIN Dotace sense para bat
eges ku sehingga keluar dari sole San Strap en bu dammans HUMI Efek Rumah Kaca
Dampak pemanasan Gas Polutan Bertumpuk

Global

Dilapisan Atmosfir

Masalah timbul ketika aktifitas manusia menyebabkan terjadinya selimut gas di


atmosfer (Gas Rumah Kaca) melebihi konsentrasi yang seharusnya, maka panas matahari
yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat. Semua proses tersebut
disebut efek rumah kaca. Dampak dari Efek rumah kaca adalah Pemanasan global dan
perubahan iklim.

Efek rumah kaca terjadi alami, karena memungkinkan kelangsungan hidup semua makhluk
bumi. Tanpa adanya gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), atau
Dinitro Oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan 3derajat Celcius lebih ringan.
Sumber-sumber emisi karbondioksida secara global dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar fosil (minyak bumi, batu bara): 36% dari industri energi

(pembangkit listrik/kilang minyak dil), 27% dari transportasi, 21% dari industri,
15% dari rumah tangga dan jasa, 1% dari sector lain, belum termasuk pembalakan
liar.

Penyebab utama global warming adalah meningkatnya jumlah emisi karbon akibat
penggunaan energi fosil, terutama di sekitar industri. Negara industri (USA, China,
Ausralia, Jepang, Rusia) menjadi penyebabnya, terutama dari pola konsumtif, gaya
hidup masyarakat negara maju. Amerika (salah satu Negara yang belum meratifikasi
protocol Kyoto),

Penyebab lain adalah rusaknya hutan sebagai paru-paru bumi dan media penyerap
karbon terbesar. Pembalakan liar, kebakaran hutan, penyebab deforestasi
besarbesaran karena tidak diibarengi pelestarian dan penanaman kembali hutan.
Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil karbon terbesar dari kebakaran
hutan, adapun kebakaran hutan merupakan masalah rutin bagi Negara kita.

Pakar ekonomi/Mantan Kepala Bank Dunia Nicholas Stern, memperkirakan biaya yang
diperlukan untuk mengurangi pemanasan global mencapai 1 % dari pengeluaran seluruh
negara di dunia. Jumlahnya meningkat 5-20 % bila tindakan pencegahannya ditunda.
Ada >1000 amandemen persetujuan yang disusun dalam dokumen 24 halaman bagi para
ahli pengambil kebijakan. Beberapa Negara menilai rancangan ini terlalu berat bagi
mereka dan terlalu banyak memuat jargon ilmiah semata.

Laporan itu menjabarkan solusi : menghentikan penggunaan pembangkit listrik batu


bara dan menggantikan dengan pembangkit tenaga surya dan angin, energi nuklir,
cahaya alami untuk pencahayaan gedung. Akan tetapi, peningkatan suhu akan tetap
terjadi hingga 2-2,4°C (3,6–4,2°C) di atas rata-rata. Uni Eropa memperkirakan
peningkatan suhu udara hingga 2°C akan membahayakan iklim secara global. Pertanyaan
terbesar adalah apakah pemerintah akan bersikap.

PLTU bertenaga batubara penghasil emisi utama CO2 secara global (membuang 2 kali
lipat dari energi yang dihasilkan), karena dari energi yang digunakan 100 unit,
sementara energi yang dihasilkan 35 unit, maka energi yang terbuang adalah 65 unit.
Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan akan mengemisikan 5.6 juta ton CO2 per tahun.
Dalam jangka panjang akan berdampak pada perubahan iklim. Dampak lain adalah :

Musnahnya Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan
banjir Mencairnya es dan glasier di kutub

Meningkatnya umlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang
berkepanjangan

berbagai jenis keanekaragaman hayati coral

Naiknya permukaan alir laut menyebabkan banjir. Tahun 2100 diperkirakan permukaan
air laut naik higga 15-95%.

Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya pemutihan karang ( bleaching) dan
kerusakan terumbu karang di seluruh dunia Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan

Menyebarnya penyakit tropis (malaria ke daerah lain, nyamuk bertambah) Daerah


tertentu menjadi padat dan sesak karena urbanisasi

Ketika Kutub Kehilangan Salju

Gb. : Proses Lelehan Es Di Greenland

Jurnal Environmental and Urbanization : Jakarta (salah satu dari dunia seperti
Tokyo, New York, Mumbai di India, Shanghai, dan Dhaka, Cina, India Bangladesh 70 %
wilayahnya berada di pantai) berelevasi rendah terancam ole permukaan air laut
akibat pemanasan global). Penelitian tidak menyebutkan kapa permukaan air laut akan
naik atau membanjiri kota-kota pantai tersebut. Solus merelokasi penduduk amat
mahal, perlu menciptakan struktur bangunan yang bis melindungi dari bencana.
"Migrasi dari zona berbahaya sangat diperlukan, manyit Diaya dan sulit dilakukan,
maka pemukiman di kawasan pantai sebaiknya dimodifikas untuk melindungi penduduk
(Gordon Mc. Granahan penulis penelitian tsb)" da International Institut Lingkungan
dan Pembangunan Internasional di London.

Sebelumnya Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim menyebutkan: kawasa akan
terkena dampak paling buruk dari pemanasan global 2080, karena lebi dari 100 juta
manusia akan terkena banjir tiap tahun. Tahun 2090 mereka meramalka air bah raksasa
di Amerika Utara. "Bisa terulang 3-4 tahun sekali," panel it memperingatkan:
permukaan air laut meningkat 7-23 inci (akhir abad lalu mengancam kawasan pantai
menimbulkan badai angin topan. Asia adalah kawasan paling berbahaya.

80 kota

Ketika Kutub Kehilangan Salju 1992 2002 2005

Gb. : Proses Lelehan Es Di Greenland

Jurnal Environmental and Urbanization : Jakarta (salah satu dari 80 kota di dunia
seperti Tokyo, New York, Mumbai di India, Shanghai , dan Dhaka, Cina, India,
Bangladesh 70 % wilayahnya berada di pantai) berelevasi rendah terancam oleh
permukaan air laut akibat pemanasan global). Penelitian tidak menyebutkan kapan
permukaan air laut akan naik atau membanjiri kota-kota pantai tersebut. Solusi
merelokasi penduduk amat mahal, perlu menciptakan struktur bangunan yang bisa
melindungi dari bencana. "Migrasi dari zona berbahaya sangat diperlukan, manyita
biaya dan sulit dilakukan, maka pemukiman di kawasan pantai sebaiknya dimodifikasi
untuk melindungi penduduk (Gordon Mc. Granahan penulis penelitian tsb)" dari
International Institut Lingkungan dan Pembangunan Internasional di London.

Sebelumnya Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim menyebutkan: kawasan pantai
akan terkena dampak paling buruk dari pemanasan global 2080, karena lebih dari 100
juta manusia akan terkena banjir tiap tahun. Tahun 2090 mereka meramalkan
terjadinya air bah raksasa di Amerika Utara. "Bisa terulang 3-4 tahun sekali,"
panel itu memperingatkan: permukaan air laut meningkat 7-23 inci (akhir abad lalu),
mengancam kawasan pantai menimbulkan badai angin topan. Asia adalah kawasan paling
berbahaya.

1992 2002 2005

Gambar ...: Proses Lelehan Es Di Greenland

Dampak global warming adalah meningkatnya tinggi muka air laut dan membuat air laut
tidak asin lagi. Menurut para peneliti, perubahan iklim di belahan bumi utara telah

melelehkan gletser dan membawa lebih banyak hujan, sehigga lebih banyak air tawa
mengalir ke laut. Akibat langsungnya adalah kenaikan permukaan air laut dar
tenggelamnya wilayah pesisir, hujan dan aliran di wilayah tinggi akan meningkat.
Curr dan Cacille Mauritzen dari Norwegian Meteorological Institute memperhitungkan
ada ekstra 19.000 kilometer air mengalir ke laut utara (1965). sebagai perbandingan
S. Mississippi mengalirkan sekitar 500 km air tawar ke teluk Meksiko tiap tahun
Amazon, sungai terbesar dunia, memasok sekitar 5.00 km air ke laut setiap tahun.

ke laut arus yand Kondisi air dengan kadar garam rendah itu kurang padat, maka
penambahan air tawa bisa mempengaruhi alirannya, seperti sistem Atlantik
mempertemukan air dingin dari wilayah Artik dengan air hangat dari wilayah tropis
Bagian atas arus ini terdiri dari aliran air hangat, seperti arus teluk, yang
bergerak kı utara di sepanjang permukaan laut. Di daerah lintang yang tinggi, arus
ini menjac dingin dan menuju ke bawah, melepaskan panas ke atmosfir dan menyebabkan
iklina dingin yang tidak membekukan di wilayah-wilayah seperti Inggris. Banyaknya
air tawa yang masuk ke laut mengubah aliran ini, baik musiman maupun jangka
panjang. Ha ini mempengaruhi mulai dari terbentuknya badai hingga banjir dan udara
panas Hingga kini belum ada perubahan signifikan yang diteliti berkaitan dengan
makin banyaknya air tawar yang masuk ke laut, namun Curry dan Mauritzen
memperkirakan perubahan seperti itu akan terjadi bila pemanasan global terus
berlangsung.

II. INTI DARI BALI ROAD MAP

Respon atas temuan ke empat Panel Antar pemerintah untuk perubahan iklin (IPCC)
bahwa keterlambatan pengurangan emisi akan menghambat peluang mencapai tingkat
stabilisasi emisi yang rendah, serta meningkatkan resiko lebil sering terjadinya
dampak buruk perubahan iklim.

Pengakuan bahwa perubahan emisi yang lebih besar secara globa diharuskan untuk
mencapai tujuan utama.

Keputusan untuk meluncurkan proses menyeluruh, yang memungkinka dilaksanakannya


keputusan Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai perubaha iklim (UNFCCC) secara
efektif dan berkelanjutan.

Penegasan kewajiban Negara-negara yang melaksanakan komitmen dalar hal mitigasi


secara terukur, dilaporkan dan bisa diverifikasi, termasu pengurangan emisi yang
terkuantifikasi.

Penegasan kesedian sukarela Negara berkembang mengurangi emisi secar terukur,


dilaporkan dan bisa diverifikasi dalam konteks pembanguna berkelanjutan didukung
teknologi, dana, dan peningkatan kapasitas. Penguatan kerja sama di bidang adaptasi
atas perubahan iklim pengembangan dan alih teknologi untuk mendukung mitigasi dan
adaptasi. Memperkuat sumber-sumber dana dan investasi untuk mendukung tindaka
mitigasi, adaptasi dan alih teknologi perubahan iklim (OKI)

III. AKSI NYATA MENGATASI PEMANASAN GLOBAL

A. ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Adaptasi terhadap perubahan iklim berarti meminimalkan kerusakan-kerusakan yan


diproyeksikan dapat terjadi pada aspek-aspek sosio-ekonomi yang disebabkan ole
perubahan-perubahan fisik pada iklim. Adaptasi dapat dilakukan melalui perbaika
sistem pada sumber-sumber yang terkena dampak atau melalui penggunaan teknolog yan
dapat mencegah atau mengurangi dampak dan/atau resiko yang mungkin terjac sehingga
akan mengurangi biaya yang diperlukan dibandingkan dengan apabila tida

dilakukan kegiatan adaptasi. Adaptasi difokuskan pada area-area yang dianggap


rentan terhadap perubahan iklim yaitu daerah pantai, sumber-sumber air, pertanian,
kesehatan manusia dan infrastruktur (KNLH,2007:71)

Adaptasi akan mengurangi dampak negatif perubahan iklim dan mengakibatkan dampak
positif, namun tetap akan ada sisa kerusakan, bahkan kadang terjadi sangat besar.
Keuntungan 'gross' adaptasi berarti kerusakan dapat dihindari. Keuntungan 'net
adaptasi berarti kerusakan yang akan dihindari, dengan biaya adaptasi yang kecil.

Biava akibat perubahan Keuntungan 'gross' adaptasi Biaya akibat perubahan iklim
tanpa adaptasi Biaya adaptasi + Keuntungan sisa kerusakan akibat perubahan 'net
iklim adaptasi Sisa kerusakan akibat perubahan Biaya total iklim akibat perbahan
iklim setelah Sumber: (HM Trasury, 20060)

Untuk mempermudah, hubungan antara peningkatan suhu dan perbedaan biaya akibat
perubahan iklim, maka adaptasi dibuat linier. Kenyataannya, biaya akibat perubahan
iklim (meningkat dengan naiknya suhu, sementara keuntungan 'net adaptasi tampak
akan turun dibandingkan dengan biaya perubahan iklim
Area Daerah Pantai Dampak Perubahan Iklim Peningkatan permukaan air laut Pertanian
Ganguan pada sistem pertanian Erosi pada dataran tinggi Kegiatan Adaptasi
Pembangunan tanggul-tanggul di daerah pantai Penetapan daerah sempadan pantai
Perlindungan terhadap pelabuhan, bangunan atau infrastruktur lain yang rentan
terhadap kenaikan air laut Konversi air al melalui kampanye public untuk mencegah
kontaminasi oleh air laut Penerapan teknologi untuk memperoleh air bersih dari air
yang telah tercemar Perubahan pola penangkapan ikan oleh nelayan Konservasi tanah
Konservasi air Aforestasi melalui agroforestry dengan tanaman pengikat nitrogen
Penyesuaian waktu tanam yang dilakukan oleh petani Penanaman jenis tanaman yang
tahan terhadap perubahan iklim Pemusnahan tempat perkembangbiakan nyamuk Pencegahan
deforestrasi melalui pencegahan transmigrasi spontan dan penambangan liar
Peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap lokasi-lokasi perkembangbiakan nyamuk
Peningkatan akses terhadap air bersih Peningkatan imunisasi Kampanye ASI
Peningkatan kebersihan diri dan sanitasi perorangan Peningkatan sistem drainase
Peningkatan pengelolaan banjir Kesehatan manusia Peningkatan kasus-kasus akibat
Malaria Demam berdarah Diare

kebiasaan dengan

Masyarakat Mengubah

Kegiatan Adaptasi Area Dampak Perubahan Iklim menggunakan air secara hemat
Perusahaan/ Menciptakan proyek atau swasta kegiatan yang membantu Pemda dalam
mengatasi kekurangan air bersih terutama pada musim kemarau di daerah-daerah yang
kekurangan air bersih Pemda Mengatasi kekurangan air bersih Pemerintah Membuat
regulasi penyediaan air pusat bersih dan mengawasi pelaksanaannya Dengan
mempertimbangkan hasil kajian dampak perubahan Dengan mempertimbangkan hasil kajian
dampak perubahan

Kegiatan nasional terkait dengan adaptasi perubahan iklim:

Pengumpulan, penyebarluasan informasi dampak kerentanan, adaptasi, termasuk


metodologi, teknologi, kegiatan yang dilaporkan dalam komunikasi nasional;

Mendukung peningkatan kapasitas dan kegiatan pemberdayaan masyarakat; Tukar-menukar


informasi, pengalaman, pandangan antara Negara/pihak mengenai peluang, solusi dalam
Pelaksanaan Konvensi yang terkait dengan adaptasi;

Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran masyarakat melalui pembentukan Pusat


Informasi, sistem informasi, pelaksanaan seminar, lokakarya.

Bekerjasama dengan PBB dan organisasi internasional lain dalam isu-isu adaptasi.

Adaptasi dapat dilaksanakan dengan dua tingkatan:

- Membangun kemampuan beradaptasi (adaptive capacity), menciptakan informasi serta


kondisi (peraturan intitusi, pengelolaan) untuk mendukung adaptasi. Ukuran yang
membangun kemampuan beradaptasi tersebut dapat berupa pemahaman dampak potensial
perubahan iklim, opsi-opsi untuk adaptasi (a-l: studi dampak, identifikasi
kerentanan), untuk melaksanakan kegiatan tertentu dan mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut

Melaksanakan kegiatan-kegiatan adaptasi, mengambil langkah yang dapat membantu


mengurangi kerentanan terhadap resiko-resiko iklim/tercapainya peluang-peluang.
Contoh: menanam tanaman yang berbeda dan merubah waktu tanam (diversifikasi),
investasi pada infra struktur fisik untuk perlindungan terhadap resiko-resiko iklim
tertentu, seperti perlindungan banjir atau reservoir baru.
Istilah-istilah adaptasi:

- Adaptasi yang direncanakan: Adaptasi sebagai hasil dari keputusan kebijakan yang
sengaja dibuat berdasarkan kesadaran bahwa kondisi telah berubah. Dan aksi tersebut
diperlukan untuk mengembalikan atau mencapai kondisi yang diinginkan.

Adaptasi swasta: Adaptasi yang diinisiasi dan diimplementasikan oleh individu,


rumah-rumah dan perusahaan swasta. Adaptasi ini biasanya dilakukan atas dasar
kepentingan pribadi si pelaksana.

iklim iklim

Adaptasi Publik: Adaptasi yang diinisiasi dan diimplementasikan oleh pemerintah


pada bagian tingkat adaptasi. Adaptasi biasanya lahir karena kebutuhan bersama.

Adaptasi Reaktif: Adaptasi yang dilakukan setelah dampak perubahan iklim sudah
terobservasi.

Investasi dalam adaptasi:

erta Mendorong transfer teknologi dan mendukung peningkatan pengetahuan. Pemerintah


dapat memberikan perkiraan iklim yang lebih baik menyebarluaskan informasi mengenai
varietas tanaman yang tahan terhadap iklim dan skema-skema irigasi. Regional
Climate Outlook Forum memberikan panduan mengenai probabilitas curah hujan bagi
petani di Afrika dan Amerika Selatan

Model Manusia

Berinvestasi pada bidang kesehatan dan pendidikan dapat meningkatkan keefektifan


dalam menjelaskan kepada masyarakat dan perorangan bagaimana mereka harus
beradaptasi melalui cara-cara yang efektif memudahkan resiko-resiko iklim ke dalam
proses pembangunan.

Model Fisik

Pemerintah dapat membangun infrastruktur jangka panjang yang lebih tahan terhadap
iklim, contoh: melalui tata aturan dan peraturan-peraturan mengenai pembangunan,
penzonaan, penggunaan lahan, pengelolaan sungai, serta sistem peringatan dini.
Tanpa meningkatkan ketahanan terhadap iklim, masyarakat akan menghadapi kehidupan
yang lebih singkat dan harus hidup dengan infrastruktur yang tidak dapat
diandalkan. Beberapa adaptasi memerlukan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi untuk
infrastruktur dasar seperti membangun kembali atau pemulihan jalan-jalan yang
rusak. Investasi tambahan lainnya yang lebih melindungi seperti tanguk-tanggul
banjir dan laut juga diperlukan.

Modal Sosial

Mendukung jaringan sosial, tata kerja institusi dan pemerintah dalam memperkuat
jarring pengaman masyarakat kurang mampu saat menghadapi bencana alam. Banyak
mekanisme pembagian resiko tradisional berbasis modal sosial kurang efektif saat
perubahan iklim terus merusak keluarga/rumah tangga di daerah.

Modal Lingkungan/Alam:

Pemerintah dapat membantu melindungi kerentanan sistem alamiah untuk mendukung


kehidupan masyarakat miskin misal dengan menanam mangrove untuk menghindari erososi
pantai sebagai dampak dari kenaikan muka air laut.
Contoh kegiatan adaptasi di beberapa Negara

a.Ketahanan Iklim pulau di Pasifik: menerapkan program pengelolaan resiko iklim:

Semoa: swadaya masyarakat untuk memperkuat ketahanan daerah pantai dengan membangun
jalan dan jembatan yang tahan terhadap badai.

Tonga: Program nasional untuk membangun perumahan yang tahan badai dan bangunan
yang disesuaikan untuk meningkatkan standar ketahanan.

Kribati: Infrastruktur public yang tahan terhadap iklim serta pelaksanaan program
pengelolaan air yang efektif.

Niue: memperkuat sistem peringatan dini untuk badai, termasuk dukungan telefon
satelit , radio bertenaga matahari untuk desa-desa terpencil serta email . Selain
itu, pemerintah juga memperkenalkan tanaman vanilasebagai salah satu tanaman yang
tahan daripada taro yang biasanya hancur karena badai.

b. Qinghai-jalur Kereta Api (KA) Tibet: jalur KA Tibet sepanjang 550 km di atas
daratan bersalju permanent, besuhu í hingga 2 °C di bawah titik beku, sangat rentan
dengan sedikit pemanasan sekalipun. Pelelehan salju dapat mempengaruhi kesetabilan
jalur KA. Untuk mengurangi resiko, digunakan sistem pendingin dengan menggunakan
batu-batuan yang dihancurkan. Pada musim dingin, udara padat yang lebih dingin di
atas lapisan batuan akan bersirkulasi ke bagian bawah melalui celah diantara batuan
sehingga memaksa udara yang lebih panas untuk keluar dan menjahui tanah. Pada musim
panas udara akan lebih hangat dan ringan di luar lapisan bebatuan, udara dalam
bebatuan akan berhenti bersirkulasi sehingga mengurangi jumlah panas yang diserap
oleh salju. Teknik ini dapat diterapkan pada berbagai jenis infrastruktur di daerah
bersalju di seluruh dunia.

a. Adaptasi pada sektor tenaga air di Nepal:

Pelelehan gletser dan es menambah ukuran danau-danau gletser di Nepal dan


meningkatkan resiko banjir, serta rusaknya bendungan alam berisi danau-danau
gletser. Beberapa kegiatan adaptasi untuk mengurangi resiko banjir adalah:

Menempatkan fasilitas tenaga air untuk lokasi yang rendah resiko (walaupun hal ini
lebih sesuai untuk proyek baru)

Sistem peringatan dini yang dapat menyelematkan kahidupan di daerah hilir


(membutuhkan biaya sekitar $1 juta per danau)

Merancang infrastruktur tata air untuk mengurangi kerentanan, misalnya dengan


menempatkan 'powerhouse' di bawah tanah

Pengurangan resiko secara langsung melalui (i) pengeringan danau-danau yang


berbahaya, (ii) memotong aliran saluran pembuangan; dan (iii) melakukan
pengendalian banjir di daerah hilir.

b. Sistem Peringatan Gelombang Panas Shanghai ( Shanghai amat rentan terhadap


dampak bahaya gelombang panas. Sistem peringatan gelombang panas yang tersedia
bekerja jika suhu di kota mancapai ambang sekitar 35°C, sistem baru memantau rentan
variabel cuaca yang diketahui dapat mempengaruhi kerentanan manusia terhadap panas.
Sistem ini dapat memperkirakan kondisi yang berbahaya 2 hari sebelumnya, maka Badan
Kesehatan Masyarakat Shanghai dapat melakukan pengumuman di TV dan radio, penyiapan
rumah sakit, pelayanan kesehatan, mengunjungi orang tua di pusat kota, memastikan
ketersediaan pasokan air.
Berpenduduk 17 juta jiwa)

Pendanaan adaptasi di Negara berkembang (MH Truasuty (2006):

GEF (Global Environmental Ficilities) membantu proyek-proyek dampak perubahan


iklim, membangun kemampuan beradaptasi (adaptive capacity), GEF mengadopsi 3
tahapan pendekatan untuk adaptasi:

Tahap I: perancangan melalui studi untuk mengidentifikasi kerentanan, opsi


kebijakan, serta peningkatan kapasitas;

Tahap II: Mengidentifikasi ukuran-ukuran untuk mempersiapkan adaptasi dan


peningkatan kapasitas selanjutnya.

Tahap III: mengenalkan perangkat-perangkat untuk memfasilitasi adaptasi, termasuk


asuransi dan perangkat lainnya.

Sumber-sumber GEF antara lain:

1. Special Climate Change Fund (SCCF), dimana Kegiatan-kegiatan adaptasi untuk


menangani dampak negative perubahan iklim adalah prioritas utama untuk didanai oleh
SCCF, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan adaptasi, alih teknologi,
diverifikasi ekonomi, serta energi, transportasi, industri, pertanian, kehutanan,
serta pengelolaan limbah. SCCF ditunjukkan pada kebutuhan Negara berkembang untuk
kegiatan adaptasi untuk jangka panjang dengan prioritas pada bidang kesehaan,
kehutanan, air ekosistem rentan.

2. Dana Adaptasi

Berkekuatan hukum Protokol Kyoto, 2% dari transaksi CDM dialokasikan untuk dana
adaptasi. Besar dana bergantung pada seberapa luas peranan CDM dan harga karbon.
Bank dunia memperkirakan bahwa dana adaptasi pada tahun 2012 akan berjumlah $100-
500juta. Prioritas dan pengelolaan dana adaptasi masih dalam tahap negosiasi.

B. MITIGASI PERUBAHAN IKLIM : CDM

Upaya Mitigasi bertujuan untuk menurunkan laju emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sehingga
konsentrasi GRK di atmosfer masih berada dalam tingkat yang dapat ditolerir. CDM
atau Clean Development Mechanism (CDM) atau mekanisme pembangunan bersih adalah
instrument dalam mitigasi iklim yang dalam pelaksanaannya melibatkan Negara-negara
berkembang. Mekanisme ini memungkinkan Negara maju untuk mencapai sebagian
kewajibannya dalam mengurangi emis GRK atau menyerap CO2 atmosfer melalui
pelaksanaan proyek di negra berkembang. CDM merupakan suatu instrumen berbasis
proyek yang dapat melibatkan pemerintah dan swasta dalam kegiatan mitigasi GRK
Negara berkembang

UNFCCC, Tidak semua area dapat dijadikan proyek CDM, salah satunya adalah
pembangkitan energi bertenaga nuklir. Area-area proyek CDM (sumber:
http://cdm.unfccc.int/DOE/scopes.htmladalah :

A. Proyek Pengurangan Emisi: Industri pembangkit energi (dari sumber-sumber


terbarukan dan tidak terbarukan), distribusi energi, kebutuhan energi, industri
manufaktur, industri kimia, konstruksi, transportasi, pertambangan/produksi
mineral, produksi logam, Produksi fugitive dan bahan baker (padat, minyak, gas),
emisi fugitif dari produksi dana konsumsi halocarbon dan sulfur heksafluorida,
penggunaan pelarut, penanganan dan pembuangan limbah, pertanian (pengurangan emisi
CH4 dan N20)
B. Proyek Penyerapan Karbon: aforestasi dan reforestasi

Upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca di berbagai sektor adalah : Sektor Kegiatan

Petanian Pengelolaan air: proses penggunaan berkala

Pengelolaan tanah: penggunaan pupuk urea tablet pengganti urea tabur Pemilihan
praktek pertanian: pemakaian varietas padi jenis unggul Diversifikasi pangan;
konsumsi karbohidrat selain beras, seperti

kentang, sagu dan jagung Peternakan Penggunaan pakan ternak berkualitas baik

Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber pembangkit listrik

tenaga biogas Transportasi Mengurangi penggunaan kendaran pribadi di bawah


kapasitas

angkutnya Penggunaan transportasi missal

Penggunaan sistem transportasi non-motor untuk jarak pendek Energi Pemenfaatan


energi terbarukan:

Panas bumi Mikrohidro Surya Angin

Biomassa Kehutanan Pengelolaan hutan

Reboisasi

Penanaman kawasan penyangga

- Penghijauan kembali Pengelolaan Mengurangi jumlah sampah sampah Pemilahan sampah


untuk tujuan daur ulang

Pemanfaatan gas metana dari sampah sebagai sumber energi

Keuntungan Indonesia, diproyeksikan memliki potensi CDM tahun 2008-2012 sbb:dari


sektor energi: 24 juta ton CO2e /tahun, dari sektor kehutanan: 23 juta ton CO2e
tahun, Volume total semua selama periode 2008-2012: 125-300 juta ton CO2e. Secara
Financial, proyeksi keuntungan pada periode metode komitmen pertama yang dapat
Hiperoleh dari CDM adalah (berdasarkan harga internasional US$ 1,5 - 5,5 per CO2e)
sebesar US$ 81,5-126 juta.

Peserta proyek yang ingin mengembangkan sebuah kegiatan proyek CDM harus menentukan
dulu kategori proyeknya, guna menentukan modalitas, prosedur dan ormat yang sesuai
untuk kategori proyek yang ditentukan tersebut

Kegiatan proyek CDM Proyek pengurangan emisi Proyek penyerapan karbon CDM skala
normal CDM skala kecil CDM skala normal CDM skala kecil

Klasifikasi kegiatan proyek CDM:

Contoh Proyek CDM skala Tipe (i): kegiatan proyek energi terbarukan Yang termasuk

Kegiatan proyek CDM Pengurangan Emisi

tipe ini: kecil (SSC) dengan kapasitas output maksimum hingga 15 Sistem solar
(matahari Biogas atau

), Angin, MW (atau ekivalen yang sesuai). Hybrid, biomass, bumi, Limbah

SDM Air, Panas Skala Tipe (ii): Kegiatan proyek peningkatan efisiensi yang termasuk
proyek tipe ini:

Kecil (SSC) energi yang menurunkan konsumsi energi pada - Perumahan

sisi pasokan dan/atau permintaan (supply and - Jasa demand side), hingga 60
GWh/tahun atau setara Industri

Transportasi | Business as usual Mesin

teknologi lintas sector Harus cutting technologies)

<60 ktCO2 Dengan CDM skala kecil Waktu

Dimulainya proyek CDM Skala Tipe (iii): Kegiatan proyek

pertanian serta inovasi (cross

yang menurunkan Yang termasuk proyek tipe ini: Kecil (SSC) emisi antropogenik dari
sumbernya kurang dari Pertanian (peningkatan pengelolaan pupuk

60 kiloton CO2 ekivalen setiap tahunnya atau kandang, setara enteric fermentation,
pupuk

buatan atau peningkatan | Business as usual pengelolaan air pada

peningkatan penggunaan

penanaman padi Harus Penggantian bahan

baker <60 ktProses industri

CO2 Dengan CDM skala kecil Pengelolaan limbah > Waktu Daur ulang CO2

Elektroda karbon 1 Produksi asam

adipat Dimulainya proyek Penggunaan HFCS,

SF6 Normal CDM Kegiatan proyek CDM yang bukan SSC atau reforestasi)

PFCs, dan

kegiatan proyek AR (afforestasi/ A/R CDM Kegiatan yang diharapkan menghasilkan


Reformasi di Kab. Sindenreng Skala kecil penghilangan GHG oleh sink kurang dari 8
Roppang, Sulawesi Selatan pada kiloton CO2 per tahun lahan seluas 600 ha.
Aforestasi di Kabupaten

Kegiatan yang dikembangkan atau diterapkan oleh masyarakat dan perorangan Bombana
Sulawesi Tangah, berpenghasilan rendah sebagaimana yang pada lahan seluas 800 ha.

ditentukan oleh negara tuan rumah. A/R CDM Kegiatan proyek A?R CDM yang bukan

A/R skala Reforentasi di Kabupaten Normal keciol lampung Barat pada lahan

seluas 104.575 ha Reforentasi di Kabupaten Hulu Sungai selatan, Kalsel, pada lahan
seluas 79.914 ha.

Syarat proyek A/R CDM (Peraturan Menteri Kehutanan No. 14 Tahun 2004)

Definisi Hutan, sebagai proyek CDM adalah area hutan dengan ukuran minimum : 5 m 30
%

1.

Kategori Lahan: A. Hutan: a. area hutan, b. Hutan adapt. B.Lahan: a. Tanah Negara,
b. Tanah milik hak milik

Persyaratan Dokumen

Pada lokasi Hutan Produksi/ Hutan Adat Hutan Lindung (HA) Memerluka IUPHH/ Hak
Kelola syarat IUPJL* HA Surat Surat Keterangan Keterangan Bupati bupati Usulan
Usulan Proyek Proyek *IUPHH: Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Tanah Negara Tanah
milik Hak Milik (HM) ✓ Hak Guna Sertifikat Usaha (HGU) Tanah Surat Surat Keterangan
Keterangan Bupati Bupati Usulan Proyek Usulan Proyek

IUPJL : Ijin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan

Kelayakan lahan untuk proyek A/R CDM, melaui Posedur penentuan kelayakan untuk
kegiatan proyek A/R CDM sesuai keputusan CDM EB (EB26, Annex 18)

1. Pembuktian bahwa lahan di dalam batasan proyek layak untuk proyek A/R CDM: a

. Tunjukan bahwa lahan tersebut bukan merupakan hutan dengan menyediakan informasi
yang transparan dan lengkap mengenai:

i. Vegetasi pohon berkayu pada lahan tidak memenuhi definisi hutan sesuai PerMen
Hut No. 14/2004

ii. Pada lahan tidak tumbuh anakan alami yang memiliki potensi secara alami untuk
mencapai batasan definisi hutan sesuai Permen Hut No.14/2004

iii. Lahan bukan merupakan lahan terbuka sementara, untuk waktu tertentu sesuai
dengan praktek pengelolaan hutan yang biasa dilakukan di Indonesia, akibat
perbuatan manusia secara langsung seperti memanen hasil hutan atau secara tidak
langsung yang terjadi secara alami seperti kebakaran dan serangan hama

iv. Kondisi lingkungan, tekanan manusia dan kurangnya ketersediaan sumber bibit
mencegah terjadinya regenerasi signifikan vegetasi kayu alami hingga diharapkan
dapat melampaui tanpa campur tangan manusia, batasan definisi hutan sesuai
PermenHut No.14/2004

b. Pembuktian kegiatan merupakan kegiatan proyek aforestasi atau reforestasi:

2.

3.

1. Untuk kegiatan proyek reforestasi, tunjukkan bahwa lahan bukan merupakan hutan
yang menunjukkan bahwa persyaratan pada a di atas juga berlaku bagi lahan ini pada
31 December 1999
it. Untuk kegiatan proyek aforestasi, tunjukkan batrwa tanaman kayu apapun pada
lahan tersebut telah berada di bawah batasan definisi hutan sesuai Permen Hut No.
14/2004 selama paling kurang 50 tahun. Untuk itu, perkembangan proyek harus dapat
membuktikan bahwa lahan tersebut berada di bawah batasan sebagaimana dimaksud untuk
paling kuranng 4 periode waktu selama 50 tahun (missal 10 tahun, 25 tahun, 40 tahun
dan 50 tahun sebelum dimulainya proyek)

ili. Lahan yang merupakan bukan lahan hutan sejak 1 Januari 1990, dimana sejak
waktu tersebut kondisi lahan tidak pernah memenuhi batasan definisi sesuai dengan
Permen Hut No. 14/2004

2. Untuk menunjukkan butir la dan lb di atas, perkembangan proyek harus menyediakan


salah satu informasi dibawah ini:

a. Foto udara atau imej satelit dilengkapi oleh data referensi daratan atau; b.
Informasi penggunaan/penutupan lahan dari peta atau data spacial digital; atau

C. Survai berdasarkan data lapangan (informasi mengenai penggunaan atau penutupan


lahan melalui ijin, perencanaan, informasi dari pendaftar local); atau

Jika pilihan a, b, c tidak tersedia, pengembang proyek harus menyerahkan sebuah


surat pernyataan yang dibuat dengan mengikuti metode Participatory Rural Appraisal
(PRA). pendekatan untuk menganalisis masalah lokal dan merumuskan solusi sementara
dengan stakeholder lokal. PRA menggunakan metode visualisasi yang beragam untuk
melakukan analisis berbasis kelompok mengenai aspek spatial dan temporal dari
masalah social dan lingkungan.

Carbon Pool, COP9 mendefinisikan 5 jenis Carbon Pool sebagai biomassa yang berada
di atas dan di bawah tanah, sampah organic, kayu mati serta tanah organic karbon
dapat menyimpan/menyerap karbon.

Daun & dahan Kayu mati Batang Samoah Organik Tanah organic karbon Akar (0-30 an)

Tanah organic karbon tidak dihitung sebagai carbon pool jika bukan merupakan sumber
emisi (pembuktian harus terverifikasi)

Karbon dari kayu mati dapat dihitung ataupun tidak sesuai dengan keuntungan atau
kerugian melakukannya.

Carbon Pool lain (di atas/di bawah tanah serta sampah organic) harus dihitung.

Batasan Proyek (project boundary), menentukan secara geografis proyek aforestasi


atau reforestasi yang dikendalikan oleh pengembang proyek. Kegiatan dapat terdiri
dari lebih dari satu area lahan yang terpisah.

Batasan Geografis

Kegiatan proyek dapat terdiri dari lebih dari satu area lahan yang terpisah

Baselin

Proyek baseline Kredit karbon & JICA (2005)

Sumber: FORDA

Perhitungan Penyerapan GRK oleh Rosot


Kebocoran Baseline Penyerapan GRK oleh rosot Penyerapan GRK Total Oleh rosot
Penyerapan GRK Sebenarnya Oleh rosot

Kredit Karbon, Pengembangan proyeknya dapat memilih salah satu dari dua jenis CER
sebagaimana yang didefinisikan pada COP9

Long-term CER (ICER) CER yang diterbitkan untuk suatu proyek A/R CDM yang habis
masa berlakunya pada akhir periode kredit dari kegiatan proyek A/R CDM saat CER
diterbitkan

Periode kredit paling lama 30 tahun, tanpa pembaharuan

Maksimum 30 tahun -Dimulainya proyek

Additionaly, Uji Additionaly untuk proyek A/R CDM mirip dengan proyek pengurangan
emisi, hanya berbeda pada tahapan uji kelayakan lahan.

Metodologi Proyek A/R CDM yang telah disetujui

No. Metodologi Judul Metodologi (termasuk metodologi baseline dan pemantauan) AR-
AM0001 Reforentasi lahan terdegradasi --- versi 2 AR-AM0002 Restorasi lahan
terdegradasi melalui aferostasi/reforestasi AR-AM0003 Aforestasi dan reforestasi
lahan terdegradasi mulai penanaman pohon, bantuan regenerasi alami dan pengendalian
penggembalaan ternak di padang rumput --- versi 2 AR-AM0004 Reforentasi atau
afirestasi yang saat ini merupakan lahan pertanian Sumber: UNFCC Website
(berdasarkan data

januari 2007)

Mitigasi akan terus mencul seiring banyaknya bencana ekstrem di dunia,"ungkap Mohan
Munaisange kapada Reuter di Colombo. "IPCC tidak dapat memaksakan akan adanya
kebijakan Negara, oleh karenanya IPCC tidak pernah memberikan rekomendasi kebijakan
dan pemerintah yang ada mencoba meyakinkan bahwa tidak ada desakan kebijakan di
dalamnya,". Friends of Earth berharap agar hasil pertemuan tersebut dapat mendorong
pemerintah untuk bertindak. "jangan membuang waktu, dan tidak ada alasan untuk
tidak berbuat sesuatu"

Jangan sampai pembagian tanggung jawab memitigasi bencana global tersesat pada
transaksi ekonomi dan perdagangan yang tidak mengatasi penderitaan warga, karena
privatisasi atmosfer jelas dalam perdagangan karbon. Menurut Jutta Kill dari FERN,
perdagangan karbon tidak merespon hal paling mendasar dari ketidak adilan iklim dan
ketidak adilan social dalam arti luas.

Bagi Indonesia, perlu hati-hati terhadap mekanisme carbon trade, mengingat belum
adanya data dasar untuk perhitungan perdagangan karbon, dan sampai beberapa tahun
ke depan masih sulit diperkirakan. Pemerintah dan para ilmuwan masih harus mengkaji
berapa jatah emisi bagi Indonesia, dan berapa jatah yang dapat dijual ke Negara
lain guna memperoleh kredit untuk penanaman pohon melalui reboisasi. Perlu diingat
bahwa dalam bisnis dan perdagangan, masyarakat cenderung berada dalam posisi yang
lemah untuk bernegosiasi, informasi harga, peluang bisnis, dan keterbatasan dalam
akses kelembagaan keuangan. Keterbatasan masyarakat cenderung dimanfaatkan oleh
pihak lain. Akibatnya pihak yang kuat mendapat keuntungan sedangkan masyarakat
diperalat. Dalam kondisi ini kewaspadaan perlu ditingkatkan dan sikap aktif
terhadap mekanisme carbon trade agar tidak salah langkah atau terjerumus pada
masalah carbon trade.

Mencermati tingginya inisiatif Indonesia dalam mekanisme REDD, Tata pemerintahan


yang buruk amat rentan terhadap kebocoran dana dan sumber konflik, karena dana
tidak sampai kepada masyarakat dan administrasi kehutanan yang tidak baik. Adanya
masalah klasik dalam tata pemerintahan yaitu korupsi, buruknya koordinasi antar

lembaga dan antar sector, rendahnya kepastian hukum, sistem pemerintah belum
mnyerap asipirasi rakyat yang sesungguhnya, karena reformasi dan birokrasi
berjalan.

Paradigma baru untuk memberikan nilai asset lingkungan pada sebuah hutan terkait
dengan pembiayaan jangka panjang dan berkesinambungan, menurut Emil Salim : Tata
Pemerintahan terkait dengan tata Guna hutan dan Perubahan Tata guna hutana
rancangan tata ruang harus dibuat dengan pendekatan lingkungan, bukan hanya terkait
dengan pembuatan infrastruktur. Sarwono Kusumaatmaja: tata pemerintahan merupakan
hal penting dalam seluruh inisiatif tingkat lokal seperti yang dilakukan oleh
Bupati Malinau (bekerja sama dengan Bali Tropical Forest Foundation), moratorium
logging di Papua, Gubernur Aceh dan Kalimantan Timur bekerjasama dengan pihak
terkait dan masyarakat lokal yang paling rentan. atas

menjadi hutan dan hak G. Salak (

Masalah Penetapan Status Kawasan Hutan non hutan tanah terkait dengan mekanisme
REDD, harus menjadi momentum perbaikan status hutan dan hak atas tanah, contoh
pemukiman di area taman nasional G. Halimun dan 400 kampung) yang sudah ada sebelum
ditetapkan sebagai taman nasional.

GUNUNG HALIMUN /desa lain di G.Halimun.

Gb. Advocacy Bina Masyarakat Desa Malasariair laut

Contoh Mitigasi Rob dalam Pemanasan Global penyebab genangan tingi dan meluas telah
melumpuhkan penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, ratusan hektar tambak gagal
panen. Menurut Subandono Diposaptono Pemerhati Masalah Mitigasi Bencana Dep.
Kelautan dan Perikanan tentang Strategi Antisipasi Rob (Gelombang Pasang Laut )
Wilayah Pesisir dapat diatasi dengan cara: 1. Pola protektif: a. membuat bangunan
pantai untuk melindungi wilayah pemukiman, industri wisata, jalan raya, pertanian
dari genangan air. Pembuatan tanggul dirancang berdasarkan muka air pasang tinggi
dan gelombang laut terakhir, amblesan tanah, paras muka air laut, gelombang laut
akibat angin dalam kondisi ekstrim. b. estorasi peremajaan pantai (beach
nourishment) dan rehabilitasi mangrove. Proses ini meliputi pengambialn material
dari tempat yan tidak membahayakan dan diisikan ke tempat yang membutuhkan. Lahan
hasil timbunan ditanami mangrove yang berfungsi menyerap karbon. 2. Pola Adaptif
menyesuaikan dengan Rob, Rumah-rumah di tepi pantai dibuat model panggung agar aman
dari genangan air laut saat banjir. Wilayah pertanian saat banjir dapat
dimanfaatkan menjadi lahan budidaya perikanan. 3. Pola Mundur (Retreat) untuk
menghindari genangan, dengan merelokasi permukiman, industri, pertanian kea rah
darat. 4. mengendalikan pemanfaatan sumur resapan untuk menghambat laju amblesan
tanah. Selain bersifat fisik, perlu dilakukan upaya non fisik berupa pembuatan peta
resiko banjir rob, penyuluhan dan penyadaran masyarakat, baik di daerah rawan
banjir dan di laur kawasan. Mereka dituntut untuk sadar,peduli, disiplin, cinta
lingkungan, patuh pada peraturan, norma-norma yang ada.

yang cukup

Kegiatan adaptasi yang dapat dilakukan?

1. Jeda Tebang

Jeda tebang sebagai alternatif mereduksi resiko dan dampak bencana ekologis.
Deforestasi dan degradasi fungsi hutan adalah salah satu penyebab terbesar bencana
ekologis. Kondisi ini makin buruk akibat ancaman riil perubahan iklim. Jeda terbang
memberi kesempatan semua pihak untuk melakukan evaluasi atas berbagai tindakar yang
secara langsung tidak langsung dalam meningkatkan kerentanan dan bencana Jeda
terbang memberi kesempatan pada hutan secara alamiah dalam rangka mengembalikan
fungsinya. Jeda tebang juga sebagai aksi kongkrit Indonesia mendukung mengatasi
dampak perubahan iklim

Persianas Indonesia Dublika Kards Hut Alen Dan

Fands Hutan Slam Tahun 2000 Dampak Pensan Global Perubahan fillon Detaan BOLS
Catatan 10: Luas Hutas Indonesia 21 3. Satu 91‫ קן‬Euas Tanaman pala ang Press di
lansis Laas Kebon Katarinansia ‫ أل‬ING 195 1997 1998 2000 2001 2000 Hutan di
Indonesia

Gambar .: Perubahan Kawasan

3. Perdagangan Karbon (Carbon Trade) sedang dikembangka emisi membay

Metode dan cara lain pengurangan dampak dari global warming oleh para Negara maju
akibat dari melebihi batas emisi karbon yang dihasilkan ole Negara mereka dari
batas normal, diantaranya adalah Carbon trade yaitu menju kemampua pohon, terutama
pohon berkayu yang menyerap carbon demi menguran karbon di atmosfir.

Carbon trade merupakan mekanisme baru, dimana para Negara maju kompensasi akibat
emisi karbon yang dihasilkan oleh negaranya kepada Nega herkembang, agar dapat
mengelola dan menjaga kelestarian hutannya dengan tuju

utama sebagai penyerap karbon yang ada di atmosfir, agar mampu mengurangi karbon di
udara sekaligus mengurangi dampak dari lobal Warming. Inisiatif dampak dari Global
Warming, diantaranya Brad Pitt (actor Hollywood) yang membayar pada perusahaan
pemasaran karbon sebesar 10.000 dolar AS untuk hutan atas namanya di Kerajaan
Bhutan, Asia. Jake Hyllenhaal (actor ) membayar jumlah yang sama untuk hak atas
karbon dengan penanaman di Mozambik, Afrika.

emisi Manfaat

merupakan penghasil bahan baku perkayuan, hutan tanaman, hutan alam pada daerah
aliran sungai untuk tata air, mengurangi terjadinya erosi, secara relatif
meningkatkan keanekaragaman hayati dibandingkan dengan tipe penutup lahan
sebelumnya seperti semak, belukar, alang-alang atau tanah terbuka. Manfaat yang
semula bersifat tidak terukur (intangible) dalam menghasilkan udara bersih mulai
mendapat tempat dengan munculnya isu global, dimana hutan diharapkan dapat secara
kongkrit berperan dalam mengurangi pemanasan global, dengan menjual kemampuan
menyerap karbon hutan tersebut dan memperoleh kompensasi dari para Negara maju.
Tujuannya adalah agar kita dapat memanfaatkan hutan tanpa harus merusaknya, tetapi
justru melestarikannya dengan tidak menebang hutan dan menjaga hutan agar dapat
menjalankan perannya sebagai penyerap karbon di atmosfer dalam mengurangi dampak
dari global warming.

4. Perkebunan (Heterokultur)

Peran perkebunan tingkat rumah tangga/desa/kelurahan/kecamatan/propinsi sebagai


wilayah serapan CO2 dengan tanaman karet, kelapa sawit, kakao dapat menjadi tanaman
penghijauan di lahan gundul dan lahan kritis yang dapat memberi keuntungan pada
masyarakat a-l; Tanaman rambat jarak, jambu mente yang tahan di lahan kering,
sekaligus sebagai bahan bakar alternatif (biofuel) ramah lingkungan berupa minyak
jarak, tetes tebu, minyak kelapa sawit. Dengan demikian kebijakan Departemen tidak
hanya terfokus pada peningkatan produktifitas semata yang berbasis pada monokultur
padi saja, atau kelapa sawit saja. Akan lebih baik dilakukan kombinasi pertanian
perkebunan, perikanan di satu lahan (hetero kultur)

5. Mikroba

Rumah tangga dapat sebanyak mungkin menanam tanaman hijau yang mampu menyerap
kelimpahan karbondioksida di udara, mengubahnya menjadi karbohidrat, selulusa dan
oksigen. Fiksasi karbondioksida ini tidak hanya dilakukan oleh tanaman, tapi
sebagian besar proses autrofi dilakukan oleh mikroba. Menjerat karbondioksida bisa
dilakukan dengan memanfaatkan biota laut ganggang (Algae). Lebih dari 90%
kontribusi laut dalam menyusun bisofer, paling banyak fiksasi karbondioksida
terjadi di laut. Mikroorganisme ganggang menggunakan karbondioksida di udara untuk
proses autotrofik. Menurut Prof. Antonius suwanto (IPB) Laut sebagai tempat
pembenaman raksasa karbondioksida yang harus dimanfaatkan untuk budidaya ganggang
pengganti kayu bahan baku kertas guna menekan penebangan pohon di hutan seperti
yang sudah dilakukan oleh Vinlandia yang hingga kini terjaga kelestarian hutannya.

6. Hemat Energi

Istilah energi ramah lingkungan identik dengan hemat energi. Rumah tangga dapat
menerapkannya melalui struktur desain arsitek rumah hemat energi atau rumah
ekologis untuk merespon perubahan iklim a.l: di siang hari menggunakan cahaya

matahari daripada listrik, mematikan lampu. Penggunaan AC yang sangat tidak energi
dan menambah ernisi karton. Sebagai gantinya, bangunan dirancang lebih terbuka,
jumlah jendela dan ventilasi lebih banyak dan lebih luas ukurannya dari standar
umum. Diimbangi dengan jendela, pintu, ventilasi yang perlu dilapisi tirai kass,
karena meningkatnya suhu bumi dicurigai semakin berkembang biaknya beberapa bibit
penyakit demam berdarah, flu burung. Ide kembali ke alam dalarn mendirikan rumah
rumah bambo, dinilai selaras dengan gagasan rumah ber carbon sink karena bamboo
adalah jenis tanaman yang cepat pertumbuhannya. Sebaliknya rumah dari kayu yang
usia tumbuhnya lama, justru tidak bersifat karbon netral karena ernisi karbon
akibat penebangan pohon diperkirakan lebih banyak daripada karbon yang dihasilkan
dari pohon penggantinya yang masih akan lama tumbuhnya. bangunan rumah yang hemat
enegi dan ekologis mungkin tidak selaras dengan gaya hidup dan kenyamanan kebutuhan
manusia modern. Di sinilah dituntut kreatifitas manusia untuk beradaptasi dengan
perubahan iklim. Desain

Konsumsi energi listrik nasional terus meningkat. Pemerintah memenuhi kebutuhan


masyarakat melalui dibangunnya pernbangkit listrik negara dan swasta. Solusi
penanganan krisis energi nasional, PLN menghimbau melalui iklan layanan masyarakat
tentang hemat energi dari pukul 17.00-22.00.

terus berupaya

UT 10

Gambar rumah ekologis hemat energi

Rumah berbentuk persegi panjang dibangun menghadap timur barat akan lebih baik
dibanding dengan yang berbentuk bujur sangkar. Rumah di katulistiwa, ruang tamu dan
sebagian besar jendela, hendaknya berada di sisi utara rumah untuk mendapat sinar,
pergantian udara yang cukup. Rumah tinggal efisien energi, memperhatikan:

1. Atap sebaiknya lebar untuk memberi nungan pada dinding dan jendela 2. Jendela
menghadap timur/barat berpenaung luar canopy/awning/pohon 3. Memerlukan insulasi
atap dan dinding
4. Penggunaan karpet sepanjang lantai atau lantai tertentu untuk menghindari silau
5. Pemakaian gordijn untuk keteduhan dan menghindari silau 6. Menggunakan pemanas
air bertenaga matahari untuk memanaskan gas 7. Menggunakan hemat energi untuk
pencahayaan 8. Menggunakan gas untuk memasak 9. Lantai beton dan dinding bata
membatasi insulasi

7. Carbon Sink Oleh Kalangan Rumah Tangga

Carbon sink adalah istilah popular untuk mencegah unsur karbon agar tidak terlepas
ke udara. Tindakan ini merupakan sumbangan yang bisa diberikan oleh kalangan rumah
tangga dalam merespon pemanasan global yang sepakat bersama mengnai kebijakan
publik menyangkut emisi karbon oleh (industri, transportasi, rumah tangga).

C. TEKNOLOGI

"Teknologi dan berbagai tindakan yang diperlukan untuk melawan perubahan sudah ada
sejak lama. Yang perlukan saat ini adalah keberanian dan visi dari para pengambil
kebijakan,"ungkap Stephen Singer dan WWF. Wakil ketua IPCC mengungkapkan bahwa akan
ada lebih banyak badai seperti Katrina yang menghantam New Orleans (2005) akan
mendorong politisi untuk berbuat lebih banyak.

Teknologi ramah lingkungan berupa produksi bersih bagi industri pangan ( penggunaan
pupuk organik dan bakteri mikrobia untuk penggembur tanah). Produksi bersih dari
penggunaan sumberdaya alam hingga menjadi end product yang tidak beracun, terutama
bagi produk plastic yang sulit didegradasi oleh alam. Dengan intervensi kimia
seminimal mungkin, terkait dengan ecolabeling dan sertifikasi ISO.

Transfer teknologi dari Negara maju ke Negara berkembang perlu disesuaikan dengan
kondisi Negara berkembang karena investasi teknologi energi estimasinya sebesar 165
milyar dolar AS setiap tahun sampai tahun 2010, selanjutnya naik sekitar 3 %/tahun
hingga 2030. Perkembangan teknologi yang sangat cepat ini harus difikirkan
pendanaan dan lainnya.

D. INTEGRASI

Setelah PBB mengeluarkan laporan mengenai kian memburuknya pemanasan global


sehingga para ahli dari wakil pemerintah, mulai membahasnya. Bersama aktifis
lingkungan dan dalam komitmen untuk mengakhiri perdebatan di antara mereka, dengan
menyusun sebuah draft solusi. yang diikuti oleh lebih dari seratus Negara yang
menilai bahwa perbaikan lingkungan berbiaya murah sudah habis, misalnya karena
meningkatnya emisi gas rumah kaca.

Survai ketiga panel cuaca PBB: 90 persen responden mangatakan bahwa manusia
merupakan pihak yang disalahkan atas pemanasan global, dan penilai kedua pada April
lalu yang mengungkapkan adanya wabah kelaparan, kekeringan dan meningkatnya
ketinggian air laut. "Kita sedang melangkah untuk melakukan sesuatu yang berkaitan
dengan perubahan iklim global ("Achim Steiner, kepala program lingkungan PBB) dalam
laporannya kepada Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Menstabilkan emisi gas rumah kaca saja membutuhkan 0,2 hingga 3,0 % dari GDP
masyarakat dunia (2030), tergantung tingkat kesulitan pertumbuhan emisi gas rumah
kaca. Pertumbuhan GDP dunia, diperkirakan akan sangat rendah akibat meningkatnya
penyakit akibat penggunaan bahan bakar fosil yang meningkatkan pemanasan global.
Draft yang disusun bersama mengungkapkan bahwa " ada potensi ekonomi yang
signifikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh bidang dalam satu
dekade ke depan termasuk menekannya hingga tingkat di bawah ambang batas.
iklim dengan

Mekanisme mengurangi emisi gas rumah kaca seharusnya mengintegrasikan masalah


kesehatan di dalamnya, termasuk pentingnya Program sertifikasi produk terkait
dengan kualitas barang dan bahan baku, dampak proses pembuatannya pada masyarakat.
Dampak perubahan iklim terhadap timbulnya penyakit sering dianggap sebagai masalah
eksternal, karena seringkali hubungan lingkungan dan penyakit yang menyebar tidak
linier. Identifikasi, inventarisasi masalah kesehatan membangun pandang dan
komitmen upaya penanggulangan dan pengendalian akibat perubahan iklim sangat
penting dilakukan, melalui data dan a-1 data tahunan; data kematian anak dan
perempuan hamil akibat endemic , HIV, terinfeksi TBC, demam berdarah di tingkat
kecamatan/provinsi/Negara. peningkatan malaria yang tajam, diare, demam berdarah,
leptospirosis dibawa oleh kencing tikus, karena banjir dan robb, sekalipun
lingkungannya fisiknya sudah diperbaiki.

E. SOSIALISASI

pihak harus well informed. Segala sesuatu yang terkait denga perubahan iklim harus
sejelas mungkin terinformasi kepada seluruh kalangan masyarakat dengan cara yang
paling mudah dan tepat sasaran disertai cara-cara adaptasi, integras, mitigasi,
sosialisasi dan teknologinya) Konsumsi energi listrik nasional terus meningkat.
Pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat melalui dibangunnya
pembangkit listrik negara dan swasta. PLN melalui iklan layanan masyarakat tentang
hemat energi dari pukul 17.00-22.00. I. Pendidikan Lingkungan Hidup dalam
pendidikan formal : a. yang terintegrasi dalam mata pelajaran kurikulum, b. yang
dalam ekstra kurikuler sekolah, c. merupakan club di sekolah, d. kompetisi sekolah
berwawasan lingkungan. II. Pendidikan Lingkungan Hidup dalam pendidikan non formal
(masyarakat), III. Pendidikan Lingkungan Hidup dalam pendidikan informal (individu
dan keluarga). IV. Public Relation Kampanye melalui media cetak dan . V. Mandatory
bagi pejabat pemerintah pusat dan daerah seluruh eselon. VI. Mandatory bagi
perusahaan (milik negara,swasta, di seluruh lapisan). VII. Mandatory bagi seluruh
lapisan masyarakat tidak terkecuali.

Daftar Pustaka:

Kemenerian Negara Lingkungan Hidup, 2007, Rencana Aksi nasional Dalam Menghadapi
Perubahan Iklim.

Kemenerian Negara Lingkungan Hidup, 2007, Panduan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan
Iklim

Nursetiawati, 2005, Ekstrakurikuler Pendidikan Lingkungan Hidup, MLD-Diknas.

Soerjani, Nursetiawati, Zaherunaya, Klub Lingkungan, MLD-Diknas.

milan

Anda mungkin juga menyukai