Resume Pem - Aqidah Akhlak - Rizky Marito HSB
Resume Pem - Aqidah Akhlak - Rizky Marito HSB
NIM : 1920100252
Matkul : Pembelajaran Aqidah Akhlak
Istilah akhlak mempunyai sinonim dengan etika dan moral etika dan
moral berasal dari bahasa Latin yang berasal dari kata etos maknanya
kebiasaan, dan mores artinya kebiasaannya. Kata akhlak berasal dari kata
kerja khalaqa yang artinya menciptakan. Khaliq maknanya pencipta atau
Tuhan dan makhluq artinya yang diciptakan, sedangkang khalaq
maknanya penciptaan. Kata khalaqa yang mempunyai kata yang seakar
diatas mengandung maksud bahwa akhlak merupakan jalinan yang
mengikat atas kehendak Tuhan dan manusia. Pada makna lain kata akhlak
dapat diartikan tata perilaku seseorang terhadap orang lain. Jika perilaku
ataupun tindakan tersebut didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan) maka
hal itu disebut sebagai akhlak hakiki.
2. Tujuan
2. Aspek akhlaq terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas,
bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta’aruf,
ta’awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan
bermusyawarah.
1. Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz
Allah, keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan Mu’jizat-
Nya dan Hari Akhir.
2. Aspek akhlaq terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas,
bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta’aruf, ta’awun,
tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan bermusyawarah.
3. Aspek akhlaq tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah dan ghibah.
5. Meyakini adanya hari akhir dan alam ghoib dalam kehidupan sehari-hari, berakhlak
terpuji dan menghindari akhlak tercela terhadap lingkungan sosial/sesama manusia
dalam masyarakat.
6. Berakhlak terpuji terhadap flora dan fauna serta menghindari akhlak tercela terhadap
flora dan fauna serta meneladani akhlak para Rasul/Sahabat atau ulul Amri dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian hasil
belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku mereka.
2. Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi tentang kemajuan
belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemmpuan dasar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dalam kurun waktu, unit satuan, atau jenjang tertentu.
3. Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq adalah upaya pengumpulan informasi
untuk menntukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi
meliputi : pengetahuan, sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar ini dilakukan
sepenuhnya oleh Madrasah yang bersangkutan. Hasil penilaian dijadikan sebagai
pertimbangan utama dalam memasuki pembelajaran jenjang berikutnya.
4. Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq secara nasional dilakukan dengan mengacu
kepada kompetensi dasar, hasil belajar, materi standar dan indikator yang telah
ditetapkan di dalam Kurikulum Nasional. Penilaian tingkat nasional berfungsi
untuk memperoleh informasi dan data tentang mutu hasil penyelenggaraan mata
pelajaran Aqidah Akhlaq.
5. Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan adalah yang dapat mengukur
dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik.
6. Penilaian dilakuakan melalui tes dan non tes.
7. Pengukuran terhadap ranag afektif dapat dilakukan dengan menggunakan cara
non tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.
8. Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan dengan
menggunakan lembar pengamatan atau instrumen lainnya.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis media itu ada tiga
yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik,
buku.
2. Audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
3. Media audio visual : Televisi,film,video (VCD,DVD,VTR),computer.
b. Faktor Eksternal
Lingkungan Sosial
Keluarga
Guru
Masyarakat
Teman
A. Pengertian Prinsip
Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya), dasar”. Prinsip
merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar
dalam berfikir, berpijak, bertindak dan sebagainya. Prinsip dapat Diartikan
sebagai sesuatu yang menjadi dasar pokok berpikir, berpijak atau bertindak.
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa prinsip adalah kebenaran umum
yang sudah terbukti. Jadi, prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau
kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh
seseorang/kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.
B. Pengertian Metode Mengajar
Istilah metode mengajar terdiri dari dua kata yaitu “metode” dan
“mengajar”. Metode atau metoda berasal dari bahasa Yunani (greeka) yaitu
Metha + hodos. Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan
atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan tertentu.
Istilah mengajar berasal dari kata “ajar” ditambah dengan awalan “me”
menjadi “mengajar” yang berarti menyampaikan. Kegiatan mengajar
diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan
demikian proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran
yang dibawakan guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung.
Dari pengertian metode dan mengajar diatas dapat disimpulkan bahwa
metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
tertentu.
C. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar
Prinsip mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam
Menciptakan dan mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa
Melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal. Prinsip-prisip tersebut
Tidak dapat berdiri sendiri, karena prinsip yang satu dan yang lain saling
Berhubungan. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:
1. Individu adalah manusia yang memiliki pribadi jiwa sendiri. Kekhususan
jiwa itu menyebabkan individu yang satu berbeda dengan individu yang
lain. Dengan perkataan lain, tiap-tiap manusia mempunyai jiwa
sendiri.Pada umumnya penyebab perbedaan itu dapat digolongkan dalam
dua faktor yaitu faktor dari dalam (internal factor) dan faktor dari luar
(external factor). Sejak lahir ke dunia, anak sudah memiliki kesanggupan
berpikir (cipta), kemauan (karsa), perasaan (rasa) dan kesanggupan luhur
yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kesanggupan-
kesanggupan ini tidak sama bagi setiap anak. Selanjutnya dengan adanya
faktor luar seperti pengaruh keluarga, kesempatan belajar, metode
mengajar, kurikulum, alam dan sebagainya, semakin menambah
perbedaan kesanggupan murid.
2. Prinsip Kebebasan
Jika kita membicarakan tentang kebebasan, maka yang dimaksud
bukanlah berarti bahwa dikelas harus ada kebebasan yang tidak terbatas.
Kehidupan di dalam kelas harus terikat pada aturan-aturan tertentu dalam
arti yang positif. Pada prinsipnya pengertian kebebasan mengandung tiga
aspek, yaitu: “self-direction, self-discipline and self-control”. Kesalahan
mengartikan kebebasan menjadi sebab dari kebanyakan bencana sosial
yang kita hadapi tidak hanya disekolah tetapi juga di semua lembaga.
Fulthon Sheen telah membatasi kebebasan dalam tiga kategori yaitu:
anarchy, totalitarianism, dan democracy. Kebebasan yang ketiga inilah
Yang dipersamakan dengan self-direction, self-discipline and self-
control.
3. Prinsip Peranan Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar diri individu.
Ada pun lingkungan pengajaran merupakan segala apa yang bisa
mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat difungsikan sebagai
“sumber pengajaran” atau “sumber belajar”. Bukan hanya guru dan
buku/bahan pelajaran yang menjadi sumber belajar. Apa yang dipelajari
peserta didik tidak hanya terbatas pada apa yang disampaikan guru dan
apa yang ada dalam textbook. Banyak hal yang dapat dipelajari dan
dijadikan sumber belajar peserta didik. Pengajaran yang tidak
menghiraukan prinsip lingkungan akan mengakibatkan peseta didik tidak
mempu beradaptasi dengan kehidupan tempat ia hidup.
4. Prinsip Globalisasi
Prinsip globalisasi dalam pengajaran menekankan bahwa keseluruhan
itulah yang harus menjadi titik permulaan pengajaran. Anak selalu
mengamati keseluruhan lebih dahulu kemudian bari bagian-bagiannya.
Untuk kepentingan itulah maka di dalam kurikulum di beri petunjuk agar
setiap guru membuat satuan bahasan, kemudian dari satuan bahasan itu
dibuat satuan pelajaran.
5. Prinsip Pusat Minat
Minat adalah kecendrungan jiwa yang tetap kejurusan sesuatu hal yang
berharga bagi seseorang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah
yang sesuai dengan kebutuhannya.
6. Prinsip Aktivitas
Dalam proses belajar mengajar pendidikan peserta didik harus
diberikan kesempatan untuk mengambil bagian yang aktif, baik jasmani
maupun rohani, terhadap pengajaran yang diberikan, secara individual
maupun kolektif. Prinsip ini menghindari adanya verbalistis bagi peserta
didik. Aktivitas dapat diupayakan dengan aktivitas jasmani berupa
penelitian, eksprimen, pembuatan konstruksi model, cocok tanam, atau
juga dengan aktivitas rohani berupa ketekunan dalam mengikuti
pelajaran, mengamati secara cermat, berfikir untuk memecahkan problem
dan berkemauan keras untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
7. Prinsip Motivasi
Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi mereka
yang belajar dan mengajar. Pendidik harus berusaha membangkitkan
minat peserta didiknya sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan
Terpusat pada bahan pelajaran yang sedang disajikan. Motivasi dapat
diupayakan melalui pengajaran dengan cara yang menarik sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik, mengadakan selingan yang sehat,
menggunakan alat-alat perasa yang sesuai dengan sifat materi,
menghindari pengaruh yang mengganggu kosentrasi peserta didik,
mengadakan kompetisi sehat dengan memberikan hadiah dan hukuman
yang bijaksana.
8. Prinsip Keperagaan
Pada sekolah tradisional murid-murid hanya mendengarkan ucapan
guru, mengulang kembali dan mengahafalnya. Mereka tidak mengetahui
pengertian yang sebenarnya, sehingga sering menimbulkan verbalisme
yaitu “tahu kata tetapi tidak tahu arti”.
9. Prinsip Pengulangan
Proses pengajaran bagi guru perlu memperhatikan manakala masih
ada sebagian kecil siswa yang belum paham atau siswa sudah paham.
Perlu diadakan pengulangan dengan tujuan memperkuat ingatan dan
hafalan siswanya.
10. Prinsip Keteladanan
Dalam pendidikan islam ada kesatuan antara iman-imu-amal. Pendidik
dituntut menjadi contoh teladan bagi peserta didiknya. Jadi pendidik
harus berperilaku dengan baik agar peserta didiknya meneladani perilaku
pendidik tersebut.
11. Prinsip Pembiasaan
Pembiasaan adalah upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan
anak. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan oleh pendidik adalah
terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didik. Kebiasaan adalah suatu
tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis, tanpa direncanakan terlebih
dahulu, dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.
Resume Kelompok 8 (PENGORGANISASIAN BELAJAR)
A. Pengorganisasian
B. Pengelolaan Pembelajaran
Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan
usaha penataaan interaksi antarsiswa dengan komponen strategi
pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian
maupun strategi penyampaian pembelajaran. Strategi pengelolaan
berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen
strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran. Paling tidak
ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan pembelajaran,
yaitu :
1. Penjadwalan pengguanaan strategi pembelajaran
2. Pembuatan catatan kemaujan belajar siswa
3. Pengelolaan motivasional
4. Kontrol belajar
C. Menetapkan Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan Instruksional Umum (TIU) adalah tujuan
instruksional pokok-pokok bahasan. Karena tujuan pokok
bahasan umumnya masih bersifat umum, sehingga belum
dinyatakan perubahan perilaku yang spesifik. Disamping itu
jumlahnya relatif masih sedikit, karena penetapan tujuan pokok
bahasan dapat dipakai sebagai dasar dalam menentukan tujuan
yang lebih khusus, yaitu penetapan sasaran belajar (atau tujuan
instruksioanal khusus). Oleh sebab itu, meskipun masih bersifat
umum, tujuan pokok bahasan harus sudah mengungkapkan
materi bahasan dan kedudukan bahasan tersebut dalam
kesatuan ketercapaian tujuan mata kuliah.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Yang dimaksud Tujuan Instruksional Khusus (TIK) adalah
Sasaran Belajar. Karena sasaran belajar merupakan pernyataan
tujuan instruksional yang sudah sangat rinci. Pada pernyataan
sasaran belajar ini harus sudah dapat diketahui macam bahan
ajar dan tingkat perubahan perilaku yang diharapkan. Untuk itu
sasaran belajar harus menyatakan sesuatu yang teramati,
terukur dan operasional.
3. Merumuskan Sasaran Belajar
Variabel pengajaran yang paling utama dalam sasaran belajar
adalah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran yang paling rinci
ternyatakan sebagai sasran belajar. Adalah sangat penting
untuk dapat menyatakan sasaran belajar dengan baik dan benar,
karena semua variabel pengajaran yang lain harus disusun
sedemikian rupa dengan maksud untuk mencapai sasaran
belajar tersebut.
4. Penerapan Pengorganisasian Materi Ajar
Dalam mendesain atau mengorganisasikan materi
pembelajaran ada beberapa hal penting yang harus dilakukan
oleh seorang guru atau seorang dosen, hal ini pula yang akan
menentukan sempurna atau tidaknya organisasi materi
pembelajaran, yaitu:
a. Pengumpulan Informasi
b. Mengorganisasikan Materi
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ini termasuk metode yang paling banyak
digunakan digunakan karena biaya murah dan mudah dilakukan,
memungkinkan banyak materi yang disampaikan, adannya kesempatan
bagi guru untuk menekankan bagian yang penting, dan pengaturan kelas
dapat dilakukan secara sederhana.
Kelebihannya: Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan
bahan sebanyak-banyaknya, guru dapat menguasai seluruh kelas dengan
mudah walaupun jumlah murid cukup banyak, dapat menghemat waktu,
semua siswa mempunyai kesempatan yang sama dalam mendengar dan
keterangan atau konsep yang disampaikan guru dapat berurutan.
Adapun kekurangannya: Siswa menjadi pasif karena mereka tidak
mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri, guru sukar untuk
mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan,
materi yang diceramahkan mudah dilupakan siswa, menimbulkan rasa
bosan pada siswa dan pada umumnya siswa memahami masalah secara
verbal.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab termasuk metode yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran. Bertanya memiliki peranan penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Pertanyaan yang tersusun dengan baik dan
tehnik pengajuan yang tepat akan meningkatkan partisipasi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
siswa terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan, mengembangkan
pola berpikir dan belajar aktif siswa dan memusatkan perhatian murid
terhadap masalah yang sedang dibahas.
Kelebihan metode tanya jawab adalah: situasi kelas akan lebih hidup
karena anak didik aktif menyampaikan pemikirannya, melatih agar siswa
berani mengemukakan murid pendapat secara teratur dan guru dapat
mengontrol pemahaman murid pada masalah yang dibicarakan.
Adapun kekurangannya: apabila terjadi perbedaan pendapat akan
banyak memakan waktu untuk menyelesaikannya, kemungkinan terjadi
penyimpangan perhatian anak didik terutama apabila terdapat jawaban
yang kebetulan menarik perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju
dan kurang dapat secara cepat merangkum bahan-bahan yang dipelajari.
3. Metode Pemberian Tugas
Pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus siswa
selesaikan tanpa terikat dengan tempat pemberian tugas belajar, biasanya
dikaitkan dengan resitasi adalah suatu persoalan yang berhubungan dengan
masalah pelaporan siswa sesudah setelah mereka selesai mengerjakan
suatu tugas.
Kelebihannya adalah: baik sekali untuk mengisi waktu luang,
memupuk rasa tanggung jawab pada apa yang telah dikerjakan dan melatih
anak didik kepada norma-norma disiplin.
Adapun kekurangannya adalah: guru tidak dapat mengawasi
pelaksanaan tugas ini sehingga kemungkinan siswa mengantuk, siswa
yang tidak mampu mengerjakan tugasnya akan berusaha menghindari
pelajaran tersebut dengan berbagai alasan dan jika semua pelajaran
diberikan tugas, menyebabkan kesukaran bagi anak didik dalam membagi
waktu untuk semua tugasnya.
4. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu cara yang dipakai guru dalam
mengajar yang siswa di bentuk menjadi menjadi beberapa guna untuk
berdiskusi berupa saling tukar fikiran, informasi, pengalaman, dan
pemecahan masalah secara bersama-sama. Dalam penerapan metode
diskusi tentunya ada sejumlah hal yang menjadi bahan pertimbangan
dalam penggunaannya sebab metode diskusi di satu sisi punya kelebihan
tersendiri dan disisi lain punya juga kelebihan.
Kelebihan Metode Diskusi
Menurut Armai Arief, di dalam bukunya Pengatar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), disebutkan bahwa
diantara keunggulan metode diskusi adalah antara lain:
1. Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau
pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
2. Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap
toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
3. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka
mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.
4. Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata
tertib layaknya dalam suatu musyawarah.
5. Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
6. Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah,
penuh prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang dapat
mempertimbangkan alasan-alasan/pikiran-pikiran orang lain.
Kelemahan Metode Diskusi
Menurut Roetiyah N.K., di dalam bukunya Strategi Belajar
Mengajar disebutkan bahwa kekuarangan penggunaan metode
diskusi antara lain:
1) Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai
sudut
bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan
menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
2) Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak
terlepas
dari fakta-fakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan
atau coba-coba saja.
3) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal