Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN 4:

HAK ATAS KEKAYAAN INTELETUAL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian Hak atas Kekayaan
Intelektual, Hak Cipta, Paten, Hak merek, Lisensi, Subyek dan Obyek HAKI
serta cara pendaftarannya. Anda harus mampu:
1.1 Mengidentifikasi konsep pengertian Hak atas Kekayaan Intelektua.
1.2 Menjelaskan Hak Cipta, paten, merek dan subyek dan Obyeknya
1.3 Menjelaskan Disain Industri, Rahasia Dagang, Subyek dan Obyeknya

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Mengidentifikasi konsep pengertian Hak atas Kekayaan
Intelektua.

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)adalah Hak kebendaan, hak atas sesuatu


benda yang bersumber dari hasil kerja otak ,hasil kerja rasioatau banyak juga
disebut dengan dengan istilah intellectual property rights. HAKI secara esensial
berbicara mengenai hak atas kekayaan yang lahir dari kemampuan intelektual
manusia, kekayaan dan hak.
Secara harfiah, HAKI merupakan hak eksklusif yang ddiberikan suatu
peraturan kepada sesorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.Singkatnya
HAKI mencakup Hak cipta, hak paten ddan hak merk.
Ketentuan UU menggunakan istilah Hak Kekayaan Intelektualsebagai
istilah resmi dalam perundang-Undangan Indonesia:
1. Hak milik hasil pemikiran (intelektual) melekat pada pemiliknya bersifat
tetap dan eksklusif.
2. Hak yang diperoleh pihak lain atas izin dari pemilik, bersifat sementara.
HAKI adalah kekayaan bagi pemiliknya, kekayaan tersebut dapat
dialihkan pemanfaatannya atau penggunaannya kepada pihak lain, sehingga pihak

38
lain memperoleh manfaat dari HAKI tersebut. Hak pemanfaatan atau
penggunaanini di sebut dengan LISENSI.Dari segi hukum, yang dilindungi oleh
hukum adalah hak kekayaan inteletualnya dan bukan benda material bentuk
jelmaan dari HAKI tersebut.
4 (empat) Prinsip dalam sistem HAKI untuk menyeimbangkan
kepentingan individu dengan kepentingan masyaratkat, yaitu;
1. Prinsip Keadilan (the principle of natural justice)
a. Pencipta yang menghasilkan suatu karya berasarkan kemapuan
inteletualnya wajar memperoleh imbalan baik berupa materi maupun
bukan materi (rasa aman karena dilindungi, dan diakui atas hasil
karyanya) b. Hukum memberikan perlinungan kepada pencipta berupa
suatu kekuasaan untuk bertindak dalam rangka kepentingannya yang
disebut hak.
c. Alasan melekatnya hak pada HAKI adalah penciptaan berasrkan
kemapuan intelektualnya.
d. Perlinddungan ini pun tidak terbatas i dalam negeri pencipta sendiri.
2. Prinsip Ekonomi (the economic argument)
b. Haki yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam berbagai
bentuknya, memiliki manfaat dan nilai ekonomi serta berguna bagi
kehiupan manusia.
c. Adanya nilai ekonomi pada HAKI merupakan suatu bentuk kekayaan
bagi pemilinya.
d. Pencipta mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap karnya ,
misalnya dalam bentuk pembayaran royalti
3. Prinsip Kebudayaan (the cultural argument)
a. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra
sangat besar artinya bagi peningkatan taraf kehidupan, peradaban dan
martabat manusia.
b. Pengakuan atas kreasi, karya, cipta manusia yang dilakukan ddalam
sistem HAKI diharapkan mampu membangkitkan semangat dan minat
untuk mendorong melahirkan ciptaan baru.
4. Prinsip Sosial (the social argument)

39
a. Hukum tidak mengatur kepentingan manusia sebagai individu yang
berdiri sendiri, tetapi juga mengatur kepentingan manusia sebagai warga
masyarakat.
b. Sistem HAKI dalam memberikan perlinddungan tidak semata-mata untuk
memenuhi kepentingan individu atau golongan, melainkan berdasarkan
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat.

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Menjelaskan Hak Cipta, paten, merek dan subyek dan Obyeknya

HAK CIPTA
Dalam Pasal 1 butir 1 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002.yaitu: Hak Cipta
adalah Hak eksklusif bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya maupunmemberi ijin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Menurut Hutauruk ada dua unsur penting yang terkandung dari rumusan
pengertian hak cipta yang termuat dalam ketentuan UU Hak Cipta Indonesia,
yaitu;
1. Hak yang dapat dipindahkan, dialihkan kepada pihak lain.
2. Hak Moral yang dalam keadaan bagaimanapun, dan dengan jalan apapun
tidak dapat ditinggalkan daripadanya (mengumumkan karyanya, menetapkan
judulnya, mencantumkan nama/ samaran dan mempertahankan keutuhannya).
Hak cipta juga adalah Hak Kekayaan Immateril.Hak kekayaan immateril
adalah suatu hak kekayaan yang objek haknya adalah benda tidak berwujud.Pasal
499 KUH Perdata memberikan batasan tentang rumusan benda, yaitu tiap-tiap
barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai menjadi objek kekayaan atau hak
milik.
Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik hak cipta atau pihak
yang menerima hak tersebut dari pencipta atau pihak lain yang menerima lebih
lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut (Pasal 1 (4) UHC)
Subjek hak cipta adalah pemegang hak yaitu pencipta atau orang atau

40
badan hukum yang secara sah memperoleh hak untuk itu, yaitu dengan
carapewarisan, hibah, wasiat atau pihak lain dengan perjanjian (Pasal 3 UHC).
Objek adalah benda yang dalam hal ini adalah hak cipta sebagai benda
immateril.Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra.
Karya Cipta yang dilindungi, antara lain: Buku, program komputer, karya
tulis, ceramah, kuliah, pidato, ciptaan lagu atau musik, drama, tari, koreografi,
arsitektur, seni batik, fotografi, terjemahan, seni rupa seperti lukisan, gambar, seni
ukir, seni kaligrafi, kerajinan tangan, dllPendaftaran Hak Cipta:
1. Pendaftaran hak cipta dilakukan di kantor Hak Cipta, Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual.
2. Pendaftaran hak cipta dalam daftar umum ciptaan tidak mengandung arti
sebagai pengesahan atas isi, arti atau bentuk dari ciptaan yang didaftarkan.
Prosedur Pendaftaran Hak Cipta :
1. Permohonan pendaftaran diajukan kepada Menteri Kehakiman
(Menkumham) melalui HAKI dengan surat rangkap dua, ditulis dalam bahasa
Indonesia di atas kertas folio berganda.
2. Dalam surat permohonan tersebut tertera :
a. Nama, kewarganegaraan dan alamat pencipta;
b. Nama, kewarganegaraan dan alamat pemegang hak cipta;
c. Nama, kewarganegaraan dan alamat kuasa;
d. Jenis dan judul ciptaan
e. Tanggal dan tempat ciptaan diumumkan untuk pertama kali;
f. Uraian ciptaan rangkap tiga.
3. Surat permohonan hak ciptahanya dapat diajukan untuk satu ciptaan. Dan
ditandatanganioleh pemohon/ kuasanya.
4. Apabila pemohon adalah suatu badan hukum, maka dalam surat
permohonannya harus dilampirkan turunan resmi akta pendirian badan
hukum tersebut.
5. Apabila surat permohonan diajukan oleh seorang kuasa, maka harus
ditandatangani oleh penerima kuasa dengan dilampiri oleh surat kuasa.
6. Kuasa tersebut harus WNI dan bertempat tinggal di Indonesia (lampirkan

41
tanda bukti).
7. Surat permohonan tanda terima yang berisikan nama pencipta, pemegang hak
cipta, nama kuasa, jenis dan judul ciptaan, tanggal dan jam surat permohonan
diterima.
8. Apabila surat permohonan tidak memenuhi persyaratanmaka Dirjen HAKI
atas nama Menkumham memberitahukan secara tertulis kepada pemohon
agar melengkapinya dalam jangka waktu3 bulan sejak pemberitahuan.
9. Permohonan yang telah memenuhi persyaratandiperiksa secara
administratifoleh Dirjen HAKI, hasilnya dilaporkan ke Menkumham untuk
mendapat keputusan.
10. Keputusan Menkumham di beritahukan kepada pemohon melalui Dirjen
HAKI.
Adapun yang menjadi subjek paten yang diatur dalam UU No. 14 Tahun
2001 Pasal 10 menyebutkan
1. Yang berhak memperoleh Paten adalah investor (penemu) atau yang
menerima lebih lanjut hak investor yang bersangkutan.
2. Jika dalam suatu invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama , hak
atas invensi tersebut dimiliki secara bersama oleh investor yang bersangkutan

PATEN
Hak Paten adalah suatu hak khusus yang eksklusif berupa penemuan baru
yang dapat diterapkan dalam bidang perindustrian, yang diberikan negara kepada
para penemunya atas hasil temuannya di bidang teknologiselama waktu tertentu,
untuk melaksanakan sendiri penemuannya tersebutatau memberikan persetujuan
kepada orang lain untuk melaksanakannya.
Penemuan disini adalah suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifikdi
bidang teknologi yang dapat dalam wujud suatu:
1. Proses
2. Hasil Produksi
3. Penyempurnaan dan pengembangan proses
4. Penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi
Adapun yang menjadi subyek paten yang diatur dalam Undang-Undang

42
nomor 14 Tahun 2001 Pasal 10 adalah :
1. Yang berhak memperoleh paten adalah investor (penemu) atau yang
menerima lebih lanjut hak investor yang bersangkutan.
2. Jika dalam suatu invensi dihasilkan oleh beberapa orang secara bersama, hak
atas invensi tersebut dimiliki secara bersama oleh investor yang
bersangkutan.

Prosedur Perolehan Paten :


Pemberian paten pada dasarnya dilandasi oleh motivasi tertentu, misalnya
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Selain itu dimaksudkan
untuk:
1. Penghargaan atas suatu hasil karya berupa penemuan baru, dasar pemberian
paten kepada si penemu adalah berdasarkan rasa keadilan dan kelayakan atas
jerih payahnya, maka patutlah ia memperoleh paten.
2. Pemberian insentif atas sebuah penemuan dan karya yang inovatif adanya
insentif yang adil dan wajar untuk kegiatan penelitian dan pengembangan
teknologi yang cepat.
3. Paten sebagai sumber informasi teknik merupakan salah satu alasan
diberikannya perlindungan paten atas suatu penemuan tertentu.

Permohonan Paten :
Permohonan Paten diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat
Jenderal.Dalam Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) ditentukan, Permohonan diajukan
secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada DirektoratJenderal, dan
permohonan harus memuat :
1. Tanggal, bulan, tahun, Surat Permohonan;
2. Alamat lengkap dan alamat jelas pemohon;
3. Nama lengkap dan kewarganegaraan investor;
4. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa;
5. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan untuk dapat diberi paten;
6. Pernyataan permohonan untuk dapat diberikan Paten;
7. Judul invensi;

43
8. Klaim yang terkandung dalam invensi;
9. Deskripsi tentang invensi, yang secara lengkap memuat keterangan tentang
cara melaksanakan invensi;
10. Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas
invensi; dan
11. Abstrak invensi.

Jangka waktu berlakunya Hak Paten :


a. Paten Biasa: Paten apat diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan an jangka waktu itu tidak dapat
diperpanjang (Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2001).
b. Paten Sederhana: diberikan untuk jangka waktu 10 tahun terhitung sejak
tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tiak dapat di perpanjang (Pasal 9
UU No. 14 Tahun 2001).
Paten dapat dimiliki oleh seseorang, beberapa orang atau badan hukum
yang menemukan suatu penemuan dibidang teknologi itu secara otomatis
mendapat paten.Syarat utama untuk mendapatkan hak paten; Penemuan tersebut
merupakan penemuan baru, mempunyai langkah-langkah yang inventif dan
penemuan dapat diterapkan dalam industri.

Pengalihan Hak Paten


Hak Paten sebagai hak milik dialihtenagakan, seluruhnya maupun
sebagian melalui: pewarisan, hibah, wasiat maupun dengan cara perjanjian atau
dengan cara lain yang dibenarkan oleh Undang-Undang. Segala bentuk pengalihan
ini wajib didaftarkan pada direktorat jendderal dan dicatat dalam daftar umum
paten.Pengalihan paten ini dapat dilakukan kepada perorangan maupun kepada
badan hukum dengan cara :
a. Pengalihan Paten melalui Perjanjian
Dapat berbentuk Perjanjian Lisensi, perjanjian ini berisi bahwa
pemegang hak paten memberi izin kepada pihak lain berasarkan surat
perjanjian untuk melaksanakan perbuatan hak eksklusif ari si pemilik hak
paten berupa hak untuk: membuat, menggunakan, menjual, mengimpor,

44
menyewakan, menyerahkan, menyediakan untuk dijual atau disewakan atau
diserahkan hasil produk yang i beri paten, ataupun dalam hal paten proses,
maka termasuk menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk
membuat barang, dan perjanjian lisesnsi wajib didaftarkan pada direktorat
jenderal.
b. Lisensi wajib
Ketentuan lisensi wajib dikenal dalam konvensi Paris Pasal 5 Act of
london, menyatakan dalam ayat (2), bahwa tiap negara anggota berhak untuk
menentukan dalam perundang-undangan nasionalnya bahwa penyalahgunaan
hak pemegang paten ini, misalnya tiak melakukan pelasanaan hak patennya,
dapat dihindarkan. Antara lain dengan memberikan lisesnsi wajib kepada
pihak lain, akan tetapi ditentukan bahwa pemberian lisensi wajib ini tidak
boleh diadakan lebih cepat dari 3 tahun setelah hak paten ini diberikan dan
pihak pemegang hak paten tidak dapat memberikan alasan yang sah mengapa
ia tidak dapat menggunakannya.

MEREK
Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
1. Merek Dagang: Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau Badan Hukum
untuk membedakan dari barang-barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa: Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dari jasa-jasa sejenis yang lain.
3. Merek Kolektif: Merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa
sejenis lainnya.
Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu

45
tertentu menggunakan sendiri merek tersebut ataumemberi izin kepada seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
menggunakannya.Dasar hukum hak merek adalah UU No. 15 Tahun 2001.
Merek yang tidak dapat didaftar adalah:
1. Permohonan yang diadukan oleh pemohon yang beritika tidak baik
2. Bertentangan dengan moralitas, agama, kesusilaan atau ketertiban umum
3. Tidak memiliki daya pembeda
4. Telah menjadi milik umum
5. Merupakan keterangan atau berkaitan engan barang atau jasa yang
dimihinkan pendaftarannya.
Merek yang tidak dapat didaftar adalah yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, moralitas, agama dan ketertiban umum, contoh:
1. Gambar-gambar maupun kata-kata yang berkaitan pornografi
2. Lambang-lambangataunamayangmelanggardenganketentuan perundang-
undangan yang berlaku
3. Lambang/ simbol-simbol keagamaan seperti gambar ka’bah, nama kitab suci
dan sebagainya.
Pemohon yang beritikad tidak baik adalah pemohon yang memenuhi unsr-
unsur :
1. Tidak layak dan tidak jujur
2. Membonceng
3. Meniru
4. Menjiplak
5. Menumbuhkan kondisi persaingan curang
6. Mengecoh atau menyesatkan konsumen.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Menjelaskan Disain Industri, Rahasia Dagang, Subyek dan
Obyeknya

DISAIN INDUSTRI
Disain industri adalah bagian dari hak kekayaan intelektual.Perlindungan

46
desain industri diasarkan pada konsep pemikiran bahwa lahirnya desain industri
tidak terlepas dari kemmapuan kreativitas cipta, rasa dan karsa yang dimiliki oleh
manusia.Jadi ia merupakan produk intelektual manusia, produk peradaban
manusia. Dasar hukum desain industri adalah UU No. 31 tahun 2000.
Hak desain industri adalah hak eksklusif yang iberikan oleh negara RI
kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri atau memberikan persetujuannya kepada pihak laian untuk melaksanakan
hak tersebut, dengan jangka waktu perlinungan hukum hak desaian industri
selama 10 tahun.
Mengapa Desain Industri dilindungi?
1. Memiliki nilai komersial karena penampilan suatu barang/ produk;
2. Mencegah penggunaan atau penampilan suatu barang/ prouk secara tidak sah;
3. Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan prouk/ barang yang beragam;
4. Mendorong pembangunan ekonomi, melalui peningkatan kreativitas pada
sektor-sektor industri dan manufaktur, serta kerajinan tradisional dan
kerajinan tangan
5. Relatif mudah dan murah dalam memperoleh perlindungan, sehingga dapat
terjangkau perusahaan skala kecil-menengah.

Pemegang Hak desain industri adalah:


1. Pendesain atau yang menerima hak tersebut dari pendesain
2. Dalam hal pendesain, terdiri atas beberapa orang secara bersama-sama, hak
desain industri diberikan kepada mereka secara bersama kecuali jika
diperjanjikan lain.
3. Jika desain industri ibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam
lingkungan pekerjaannya atau berdasarkan pesanan maka yang menjadi
pemegang hak adalah pihak dalam hubungan dinas tersebut kecuali
diperjanjikan lain.
4. Jika suatu desain industri dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan
pesanan maka orang yang membuat desain tersebut dianggap sebagai
pendesain atau pemegang hak desain industri.

47
RAHASIA DAGANG
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di
bidang teknologi dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.UU
yang mengatur Rahasia Dagang adalah UU No. 30 tahun 2000.rahasi dagang
berkembang selaras dengan perkembangan budaya dan industrialisasi pada
hampir semua bidang yang bersifat kompetitif dan individualistik. Rahasia dagang
sebagai bagian dari sistem hak kekayaan intelektual patut diberi perlindungan
sebagaimana objek HAKI lainnya.
Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metoe penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/ atau
bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum
.untuk mendapat perlinungan rahasia dagang tidak perlu diajukan pendaftaran
karena UU secara langsung melindungi rahasia dagang tersebut apabila
infaormasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi dan dijaga
kerahiasiaannya melalui upaya sebagaimana mestinya.
Jika dicermati unsur-unsur yang termaktub dalam rahasia dagang yakni;
1. Merupakan informasi yang tidak diketahui umum
2. Informasi itu meliputi biang teknologi atau bisnis
3. Mempunyai nilai ekonomis yang berguna dalam kegiatan usaha
4. Dijaga kerahasiaannya oleh pemiliknya.

Ruang Lingkup Rahasia Dagang :


1. Subjek rahasia dagang aalah pemilik rahasia dagang. Pemilik rahasia dagang
memiliki hak untuk:
a. Menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya
b. Memberi lisensi kepada pihak lain atau melarang pihak lain untuk
menggunakan rahasia dagang atau mengungkapkan rahasia dagang itu
kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
2. Objek ruang lingkup rahasia dagang menurut UU no. 30 tahun 2000 Pasal 2
meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau bsisnis
yang dimiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

48
Waktu Perlindungan Rahsia dagang :
Rahasia dagang mempunyai sesuatu yang istimewa, yaitu lamanya waktu
perlindungan yang diberikan oleh UU ini adalah tanpa batas waktu.
Namun, tanpa batas waktu ini mempunyai syarat-syaratsebagaimana
tercantum dalam pasal 3 yaitu: bahwa rahasia dagang dilindungi bila informasi
tersebut masih bersifat rahasia, mempunyai nilai ekonomi dan dijaga
kerahasiaannya melalui upaya semestinya. Ketiga syarat yang harus dipenuhi itu
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bersifat rahasia apabila informasi itu hanya iketahui oleh orang-orang
terbatas.
2. Informasi mempunyai nilai ekonomi apabila sifat kerahasiaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau bisnis yang
komersial atau mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya.
3. Dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya
telah melakukan langkah-langkah yang layak.
Perjanjian pemberian lisensi/ ijin paa pihak lain untuk mempergunakan
rahasia agang atau mengungkapkan rahasia agang itu untuk kepentingan yang
bersifat komersial harus ibuat secara tertulis dan iaftarkan atau icatatkan pada
Direktorat Jenderal HAKI.

LISENSI
Lisensi dapat diartikan izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar
kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak untuk
menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh yang didaftarkan dalam waktu
dan syarat tertentu.
Pasal 43 ayat (1) UU No. 15 Tahun 2001, bahwa pemilik merek terdaftar
berhak member lisensi kepada pihak lain dengan persetujuan bahwa penerima
lisensi akan menggunakan merek tersebut untuk sebagian atau seluruh jenis
barang atau jasa.
Pemberian lisensi kepada pihak lain, harus dituangkan dalam bentuk
perjanjian lisensi, dan setiap pelepasan hak dengan perjanjian harus dituangkan
dalam bentuk akta perjanjian. Jadi tidak boleh dilakukan secara lisan.Dalam

49
perjanjian lisensipun dapat pula diperjanjikan bahwa penerima lisensi boleh
memberikan lisensi kepada orang lain. Tapi biasanya hal ini telah diperjanjikan
kepada para pihak mengenai hal ini.
Izin untuk membuat ,memasrkan, menjual atau mendistribusikan produk
tersebut bukan diberikan secara Cuma-Cuma. Sebagai imbalan dari pembuatan
produk yang dihasilkan tersebut, pengusaha yang memberi izin memperoleh
pembayaran yang disebut royalti.Dalam pemberian lisensi diberikan perlindungan
hukum kepada yang beritikad baik :
1. Penerima lisensi yang beritka baik, tetapi kemudian merek itu dibatalkan atas
dasar adanya persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek
lain yang terdaftar, tetapi berhak melaksanakan perjanjian lisensi tersebut
dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian lisesnsi.
2. Penerima lisensi sebagaimana dimaksud tidak lagi wajib meneruskan
pembayaran royalti kepada pemberi lisensi yang dibatalkan, melainkan wajib
melaksanakan pembayaran royalti kepada pemilik merek yang tidak
dibatalkan.
3. Dalam hal pemberi lisensi sudah terlebih dahulu menerima royalti secara
sekaligus dari penerima lisensi, pemberi lisensi tersebut wajib menyerahkan
bagian dari royalti yang diterimanya kepada pemilik merek yang tidak
dibatalkan, yang besarnya sebanding dengan sisa jangka perjanjian lisensi.
Yang dilarang dalam pemberian lisensi adalah apabila memuat ketentuan
dalam perjanjiannya yang langsung maupun tidak langsung dapat
menimbulkanakibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau membuat
pembatasan yang menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai
dan mengembangkan teknologi pada umumnya.
Pada umumnya ada alasan mengapa pengusaha memilih pemberian lisensi
dalam upaya pengembangan usahanya:
1. Lisensi menambah sumber daya pengusaha pemberi lisensi secara tiddak
langsung;
2. Lisensi memungkinkan perluasan wilayah usaha secara tidak terbatas;
3. Lisensi memperluas pasar dari produk hingga dapat menjangkau pasar yang
semula berada di luar pangsa pasar pemberi lisensi;

50
4. Lisensi mempercepat proses pengembangan usaha bagi industri-industri padat
modal dengan menyerahkan sebagian proses produksi melalui teknologi yang
dilisensikan;
5. Melalui lisensi, penyebaran produk juga menjadi lebih mudah dan terfokus
pada pasar;
6. Melalui lisensi sesungguhnya pemberi lisensi dapat mengurangi tingkat
kompetisi hingga pada suatu batas tertentu;
7. Melalui lisensi, pihak pemberi lisensi maupun pihak penerima lisensi dapat
melakukan trade of (atau barter) teknologi;
8. Lisensi memberi keuntungan dalam bentuk nama besar dan goodwill dari
pemberi lisensi;
9. Pemberian lisensi memungkinkan pemberi lisensi untuk sampai pada batas
tertentu melakukan kontrol atas pengelolaan jalannya kegiatan usaha yang
dilisesnsikan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk tidak
mematuhi hukum dibidang HAKI, antara lain :
1. Pelanggaran HAKI umumnya dilakukan untuk mengambil jalan pintas guna
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari pelanggaran tersebut.
2. Masyarakat pelanggar menganggap hukum yang dijatuhkan oleh pengadilan
selama ini terlalu ringan bahkan tidak ada tindakan preventif maupun represif
yang dilakukan oleh penegak hukum.
3. Ada sebagian masyarakat yang masih bangga apabila hasil karyanya ditiru
oleh orang lain, namun kebiasaan tersebut sudah mulai hilang berkat adanya
peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
4. Dengan melakukan pelanggaran, pajak atas produk hasil pelanggaran tersebut
tidak perlu dibayar kepada pemerintah.
5. Masyarakat tidak memperhatikan apakah barang yang dibeli tersebut asli atau
palsu, yang penting bagi mereka harganya murah dan terjangkau.

Peraturan Perundang-undangan HAKI :


1. Undang-Undang No, 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta;
2. Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten;

51
3. Undang-Unang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek;
4. Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang;
5. Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri;
6. Undang-Undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
terpadu dan UU No. 29 Tahun 2000 ttg Perlindungan Varietas Tanaman.

C. SOAL LATIHAN/ TUGAS


1. Apa pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual? dan dimana di atur
tentang HAKI? Coba Saudara Jelaskan.
2. Coba Saudara sebutkan dan jelaskan empat prinsip dalam sistem HAKI.
3. Coba Saudara sebutkan dan jelaskan subyek dan obyek dalam Hak Cipta.
4. Apa yang dimaksud dengan hak paten? dan bagaimana Prosedur dan
permohonan hak paten? Coba saudara jelaskan.
5. Mengapa Disain Industri dilindungi? Dan dimana pengaturannya? Coba
Saudara jelaskan.

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Santiago, Faisal. 2012. Pengantar Hukum Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Fuady, Munir. 2008. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Harjono, Dhaniswara. 2009. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Pusat
Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia.
Burton, Richard Simatupang. 2003. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Saliman, Abdul. 2011. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Sutiyoso, Bambang. 2006. Penyelesaian Sengketa Bisnis. Yogyakarta: Citra
Media.
Najih, Mokhammad. 2012. Pengantar Hukum Indonesia.Malang: Setara
Press
Soekanto, Soerjono. 1991. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: Rajawali Pers

52
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).2013.
GrahamediaPress

53

Anda mungkin juga menyukai