0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
92 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas ruang lingkup ilmu falak yang meliputi penelitian tentang peredaran, ukuran, dan posisi matahari, bulan, dan bumi serta pengaruhnya terhadap waktu. Ruang lingkup ilmu falak terkait dengan penetapan arah kiblat, waktu shalat, awal bulan qamariah, dan gerhana matahari atau bulan.
Dokumen ini membahas ruang lingkup ilmu falak yang meliputi penelitian tentang peredaran, ukuran, dan posisi matahari, bulan, dan bumi serta pengaruhnya terhadap waktu. Ruang lingkup ilmu falak terkait dengan penetapan arah kiblat, waktu shalat, awal bulan qamariah, dan gerhana matahari atau bulan.
Dokumen ini membahas ruang lingkup ilmu falak yang meliputi penelitian tentang peredaran, ukuran, dan posisi matahari, bulan, dan bumi serta pengaruhnya terhadap waktu. Ruang lingkup ilmu falak terkait dengan penetapan arah kiblat, waktu shalat, awal bulan qamariah, dan gerhana matahari atau bulan.
Pembahasan ilmu falak ialah mempelajari benda-benda langit, khususnya matahari, bulan dan bumi dari segi peredaran, ukuran, posisi dan jarak antara matahari, bumi dan bulan. Peredaran matahari, bulan dan bumi menyebabkan terjadi perubahan waktu dari detik, menit, jam, hari bulan, tahun, abad dan seterusnya. Manusia sangat berhajat kepada waktu dalam menjalani aktivitasnya baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepantingan ibadah. Pembahasan ilmu falak berkaitan erat dengan kebutuhan ibadah umat Islam, seperti menetapkan posisi atau arah kiblat dari berbagai penjuru daerah di bumi, menetapkan waktu-waktu shalat, baik melalui hisab dengan rumus tertentu maupun melalui observasi (rukyat), dan penetapan awal bulan Qamariah (Ramadan dan Syawal) untuk kepentingan ibadah puasa Ramadan dan Idul Fitri. Beberapa pembahasan/ruang lingkup dalam ilmu falak yaitu: 1. Penetapan arah kiblat kiblat adalah arah yang dihadap orang Islam ketika melaksanakan shalat, yaitu arah menuju Ka’bah di Mekah. Umat Islam sebelum berkiblat ke Ka’bah di Mekah kiblat shalatnya ke arah Masjid al-Aqsha di Pelestina, pada tahun kedua hijriah terjadi perubahan arah kiblat. Dalam masalah menghadap kiblat ulama berbeda pendapat. Pertama, harus menghadap ke kiblat secara tepat. Pendapat ini dipelopori Imam asy- Syafi’I, oleh karena itu, jika setelah shalat diketahui bahwa arah kiblat tidak tepat (salah), maka shalat harus diulang. Kedua, hanya menghadap ke arah kiblat saja, pendapat ini dipelopori Imam Abu Hanifah dan Imam Malik. Menurut mereka orang hanya dituntut untuk berusaha menghadap ke arah kiblat, seperti perintah dalam surat al-Baqarah ayat 144. Oleh karena itu orang yang salat dengan menghadap arah kiblat yang ditetepkan berdasarkan hasil ijtihad, sholatnya sah. 2. Penetapan waktu shalat Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa shalat fardhu yang terdiri dari shalat zuhur, ashar maghrib, isya’ dan shubuh telah ditentukan waktu permulaan dan akhirnya, masing-masing shalat fardhu mempunyai rentang lama waktu yang berbeda contohnya shalat zuhur dimulai ketika matahari telah tergelincir ke arah barat dan berakhir ketika waktu ashar masuk. Dari mulai tergelincir matahari sampai masuk waktu ashar dapat dihitung lama waktunya. 3. Penetapan awal bulan Qamariyah Secara terminologis kata qamar adalah “bulan pada setiap keadaan” atau “bulan sabit yang kelihatan setelah beberapa saat terjadi ijtimak”. Peredaran bulan mengitari bumi menyebabkan terjadi perubahan waktu, artinya terjadi perubahan waktu disebabkan perdaran bulan. Bulan kelihatan bercahaya karena mendapat sinar dari matahari sehingga terlihat di bumi bulan bersinar terang. Ahli falak dalam penetapan awal bulan qamariah menggunakan dua metode. Pertama, menggunakan metode rukyah al-hilal,yaitu melihat hilal secara langsung dengan mata. Kedua, menggunakan metode hisab yaitu menghitung posisi dan ketinggian hilal saat matahari terbenam setelah terjadi ijtima’. 4. Penentuan gerhana matahari atau gerhana bulan Gerhana matahari (Khusufusy-Syams) adalah hilangnya cahaya matahari sebagian atau keseluruhannya pada waktu siang. Adapun gerhana bulan (Khusuful Qamar) adalah hilangnya cahaya bulan sebagian atau keseluruhannya pada waktu malam. Pembahasan utama dalam penentuan gerhana adalah menentukan menghitung waktu gerhana, yaitu ketika terjadi kontak antara matahari dan bulan. Apabila matahari menutupi bulan, sehingga bulan tidak kelihatan disebut gerhana bulan dan apabila bulan menutupi matahari sehingga matahari tidak kelihatan disebut gerhana matahari.