Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

CRITICAL APPRAISAL OF OUTCOME MEASURE STUDY


STASE NEUROMUSKULER
RSUD BALI MANDARA

Oleh :
ANANDA KARTIKA PUTRI
1902631003

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

CRITICAL APPRAISAL OF OUTCOME MEASURE STUDY


“Uji Validitas dan Reliabilitas Adaptasi Lintas Budaya Modifikasi Northwick Park Neck
Pain Questionnaire Versi Indonesia pada Mechanical Neck Pain” Oleh Nugraha et al.

Reliabilitas
Menilai aplikasi studi reliabilitas alat ukur:
1. Apakah studi yang ditinjau/dikritis sesuai dengan pertanyaan yang saya ajukan? YA.
Pada jurnal tersebut menilai validitas dan reliabilitas modifikasi northwick park neck
pain questionnaire (NPNPQ) pada mechanical neck pain untuk mengevaluasi
keterbatasan gerak dan fungsi leher dengan mengevaluasi intensitas nyeri saat
melakukan aktivitas, nyeri saat tidur, kesemutan dan mati rasa pada area lengan,
membawa benda, membaca dan menonton TV, melakukan pekerjaan rumah tangga,
dan kegiatan social (hal. 1, bagian pendahuluan paragraph 3), namun hanya saja
NPNPQ ini dimodifikasi dengan berpatokan pada nilai sosial dan budaya, termasuk
bahasa, tanpa merubah makna dari versi asli instrumen tersebut (hal. 1, bagian
pendahuluan paragraph 4), sehingga MNPNPQ sesuai jika dipakai untuk mengevaluasi
disabilitas pada penderita mechanical neck pain di Indonesia.
2. Apakah kriteria inklusi dan eksklusi dijabarkan dalam penelitian dan apakah pasien
yang akan saya tangani di klinis/tempat praktik sesuai dengan yang dijabarkan dalam
jurnal? TIDAK. Pada jurnal tersebut tidak dijabarkan mengenai kriteria inklusi dan
eksklusi pasien yang akan menjadi sampel penelitian.
3. Apakah penelitian yang dilakukan diaplikasikan dalam situasi yang realistis? YA.
Berkenaan dengan alat ukur yang sudah di modifikasi dengan adaptasi lintas budaya
sehingga akan sangat realistis dengan keadaan masyarakat Indonesia. Namun pada
jurnal ini tidak dijelaskan mengenai setting klinis yang dilakukan kepada sampel
sebagai bentuk apakah alat ukur ini telah sesuai dan dapat diaplikasikan dalam situasi
tertentu yang realistis.
4. Apakah sampel dan setting klinis pada penelitian pada penelitian akan dapat
menjustifikasi ekspektasi peneliti yang akan mengarahkan kepada hasil yang sama (di
klinis/tempat praktik)? YA. Selama alat ukur MNPNPQ ini akan diterapkan kepada
pasien mekanikal neck pain dengan disabilitas aktifitas seperti sampel yang ada pada
jurnal tersebut (hal. 1, bagian pendahuluan paragraph 2 dan 3), meskipun tidak ada
kriteria inklusi dan eksklusi secara spesifik akan cukup dapat mengekspektasi dan
mengarah pada hasil pengukuran yang sama.

Menilai kualitas studi reliabilitas alat ukur:


5. Apakah studi memiliki jumlah sampel yang memadai baik sampel yang di tes (tester)
dan pengukur (rater)?
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

6. Apakah sampel berasal dari karakteristik yang beragam? Contoh, apabila ingin
menguji reliabilitas alat ukur pada anak sekolah dasar, disarankan untuk mengambil
sampel pada semua rentang usia.

7. Apakah sampel berada pada kondisi yang ‘stabil’ saat pengukuran dilakukan? Stabil di
sini adalah tidak perubahan yang signifikan pada sampel penelitian baik yang berasal
dari kondisi internal atau eksternal. Contoh: perubahan peresepan obat-obat yang tiba-
tiba, dapat mempengaruhi perubahan pengukuran alat ukur.

8. Ketika pengukuran dilakukan, apakah kondisi lapangan berada pada situasi yang
konsisten antara satu sampel dengan sampel lainnya? Contoh: pasien A diperiksa
menggunakan kuesioner di ruangan yang tenang dan situasi kondusif, sedangkan
pasien B diperiksa menggunakan kuesioner di luar ruangan dan situasi yang ribut.
Tentu hal ini akan mempengaruhi hasil dari reliabilitas kuesioner.
9. Apakah dilakukan blinding pada sampel, sehingga sampel tidak mengetahui hasil
pemeriksaan/pengukuran awal dari dirinya atau sampel lainnya?
10. Apakah pengukuran 1 dan berikutnya memiliki waktu yang memadai? Apabila
dilakukan 2 kali pengukuran, dan waktu antara 1 pengukuran dengan pengukuran
berikutnya tidak memadai maka akan mengurangi reliabilitas.
Validitas
Menilai aplikasi studi validitas alat ukur:
1. Apakah studi yang ditinjau/dikritis sesuai dengan pertanyaan yang saya ajukan?
2. Apakah kriteri inklusi dan eksklusi dijabarkan dalam penelitian dan apakah pasien
yang akan saya tangani di klinis/tempat praktik sesuai dengan yang dijabarkan dalam
jurnal?
3. Apakah penelitian yang dilakukan diaplikasikan dalam situasi yang realistis?
4. Apakah sampel dan setting klinis pada penelitian pada penelitian akan dapat
menjustifikasi ekspektasi peneliti yang akan mengarahkan kepada hasil yang sama (di
klinis/tempat praktik)?

Menilai kualitas studi content validity alat ukur:


5. Apakah peneliti memiliki pakar/ahli yang dapat menilai alat ukur dari berbagai macam
perspektif?
6. Apakah peneliti secara sistematis mengumpulkan dan merespon umpan balik dari
pakar/ahli yang menilai alat ukur yang diteliti?

Menilai kualitas studi criterion validity & construct validity alat ukur:
7. Apakah penulis membuat argument yang memuaskan dalam penjabaran ‘gold standar’
yang dijadikan referensi atau patokan dari alat ukur baru yang akan diuji?
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id

8. Apakah pengukur (raters) diblinding sehingga tidak mengetahui hasil pengukuran dari
alat ukur yang diuji?
9. Apakah seluruh subjek penelitian mengikuti keseluruhan tahap pengukuran baik alat
ukur gold standar (criterion outcome measure) atau alat ukur baru (outcome measure
of interest)?
10. Apakah pengukuran 1 dan berikutnya memiliki waktu yang memadai? Apabila
dilakukan 2 kali pengukuran, dan waktu antara 1 pengukuran dengan pengukuran
berikutnya tidak memadai maka akan mengurangi validitas.
11. Apakah antar subjek penelitian dilakukan blinding sehingga antara 1 subjek dengan
subjek lainnya tidak mengetahui mengenai prosedur yang dilakukan atau dengan kata
lain ada pada kelompok yang berbeda?

Anda mungkin juga menyukai