Dalam hidup ini kita butuh konfirmasi (peneguhan).
Dalam semua aspek kehidupan, kita butuh
peneguhan. Misalnya ketika saya melamar sebagai vikaris pendeta GMIM, saya dimintakan untuk menunjukkan ijazah Sarjana Theologi saya sebagai salah satu syarat administrasi. Dalam hal ini ijazah tersebut mengkonfirmasi atau meneguhkan pihak panitia penerimaan calon vikaris bahwa saya memenuhi syarat untuk diterima sebagai vikaris pendeta. Contoh lain, ketika anak saya menunjukkan kwitansi pembayaran biaya studinya, itu mengkonfirmasi saya bahwa biaya studinya sudah lunas. Jadi sekali lagi, dalam banyak hal, bahkan dalam semua aspek kehidupan kita butuh konfirmasi atau peneguhan. Jemaat yang dikasihi Tuhan. Teks bacaan kita ini mengisahkan tentang penampakan diri Yesus kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ayat 14 mencatat bahwa “itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.” Sebelumnya sudah dua kali Yesus menampakkan diri kepada kesebelas murid-Nya, dan ini yang ketiga kali. Yang pertama, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya tanpa Tomas (20:19-23); Yang kedua, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya bersama Thomas; dan yang ketiga seperti yang dicatat dalam teks bacaan kita ini, di mana Thomas juga ada di situ (ayat 2). Jemaat yang dikasihi Tuhan. Melalui penampakan Yesus yang ketiga ini Yesus mau mengkonfirmasi 2 hal. Pertama, mengkonfirmasi murid-murid terlebih khusus Thomas bahwa Dia benar-benar bangkit dan hidup, dan kedua mengkonfirmasi panggilan mereka sebagai murid Yesus. Mari kita lihat. Pertama, mongkonfirmasi murid-murid terlebih khusus Thomas bahwa Yesus sungguh bangkit dan hidup kembali. Sepertinya, berkaitan dengan iman kepada Yesus, Thomas telah mengalami tiga masalah. 1) apatis – ketika murid-murid lain menceritakan tentang penampakan diri Yesus kepada mereka, Thomas berkata: “sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan mencucukan jariku ke dalam bekas paku itu…” – Jadi Thomas bersikap wait n see (menunggu dan melihat) – itulah sikap apatis. 2) Skeptis (ragu) – Thomas meragukan informasi yang disampaikan teman- temannya bahwa Yesus telah bangkit dan hidup. 3) apistos (tidak percaya). – iman Thomas betul-betul runtuh tatkala menyaksikan penyaliban Yesus. Karena itu Thomas berkata “sebelum aku melihat…aku tidak akan percaya.” Namun setelah Yesus menampakkan diri di depan matanya, baru Thomas berkata: “Ya Tuhanku dan Allahku” (20:28). Jadi, ketika Tuhan Yesus menampakkan diri untuk yang ketiga kali kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias di mana Thomas juga ada, maka Thomas saat itu sedang dalam pemulihan dan Yesus hendak mengkonfirmasi, meneguhkan mereka terlebih khusus Thomas bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit dan hidup. Sebagai orang yang selalu membutuhkan bukti yang kelihatan, Thomas perlu pengalaman kedua yang akan lebih dapat meneguhkan keyakinannya. Maka melalui penampakan yang ketiga ini, murid-murid, terlebih khusus Thomas makin diteguhkan. Karena itu di ayat 12 ketika Yesus mengajak mereka untuk sarapan, tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. Murid-murid, terlebih khusus Thomas sudah percaya dengan tidak ada keraguan bahwa Yesus bangkit. Maka Thomas, dari apistos (tidak percaya) telah menjadi pistos (percaya). Jemaat yang dikasihi Tuhan. Kedua, Penampakan Yesus yang ketiga kali kepada murid-murid-Nya itu mau mengkonfirmasi panggilan mereka sebagai murid Yesus. Perhatikan ayat 6 dan 7. Yang dikatakan Yesus pada ayat 6 pernah didengarkan murid-murid sebelumnya pada saat-saat awal Yesus memanggil mereka. “tebarkanlah jalamu.” Kalimat itu bukan asing lagi bagi mereka. Suasana saat Yesus berdiri di pantai danau Tiberias dan mengatakan kalimat itu ialah ketika hari mulai siang. Artinya suasana belum begitu terang. Dalam suasana seperti itu kehadiran Yesus pasti tidak akan cepat dikenali. Karena itu di ayat 4 dikatakan bahwa mereka tidak tahu kalau itu adalah Yesus. Namun ketika Yesus berkata “tebarkanlah jalamu…”, Yohanes begitu cepat mengenali-Nya dan langsung berkata kepada Petrus “Itu Tuhan.” Mengapa? Karena kalimat itu tidak asing lagi, karena dia pernah mendengar kalimat itu keluar dari mulut Yesus dan mengingat peristiwa yang sama. Maka melalui penampakan yang ketiga ini Yesus sedang mengkonfirmasi murid-murid-Nya akan panggilan mereka untuk mengikut Dia. Yesus mengkonfirmasi mereka akan esensi mereka sebagai murid-Nya. Ketika Petrus mendengar Yohanes berkata “itu Tuhan”, Petrus langsung mengenakan pakaian dan terjun ke danau untuk berenang menuju kepada Yesus. Betapa besarnya kerinduan Petrus kepada Yesus. Namun yang menarik di sini ialah reaksi Petrus yang antusias menjumpai Yesus ialah karena ia mendengar,bukan melihat. Berbeda dengan Thomas yang percaya karena melihat, Petrus percaya karena mendengar. Di sepanjang sejarah ada begitu banyak orang Kristen yang memiliki iman karena melihat dan selalu mencari sesuatu untuk dilihat. Melihat mujizat, melihat simbol, melihat keajaiban dan lain sebagai nya. Ada mujizat, ada keajaiban maka percaya. Tetapi Tuhan Yesus pernah berkata “berbahagialah mereka yang percaya namun tidak melihat.” Jemaat yang dikasihi Tuhan, mari kita memohon agar Tuhan menolong kita untuk memiliki iman seperti Petrus, iman yang bertumbuh dan berbuat karena mendengar, yaitu mendengar akan Firman-Nya, mendengar akan ajaran-ajaran-Nya. Amin? Pada ayat 13 Yesus memberikan kepada murid-murid-Nya sarapan roti dan ikan. Roti dan ikan adalah menu sehari-hari orang-orang Yahudi saat itu. Apa yang Yesus lakukan ini mengingatkan murid-murid-Nya juga pada peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang dengan dua ekor ikan dan lima ketul roti. Maka ini pun memberi peneguhan iman kepada kita bahwa kalau kita sungguh-sungguh mengikut Yesus maka Tuhan akan pelihara kita. Kalau kita sungguh-sungguh melayani Tuhan, Dia akan pelihara dan cukupkan kebutuhan kita sehari-hari, amin? Jemaat yang dikasihi Tuhan. Jadi, penampakan yang pertama dan kedua meneguhkan iman para murid sehingga mereka percaya Yesus bangkit, penampakan yang ketiga ini makin meneguhkan mereka terlebih khusus Thomas akan kebangkitan-Nya, namun terlebih lagi meneguhkan mereka akan hakekat panggilan mereka sebagai murid Yesus. Yesus bangkit dan hidup dan panggilan mereka tetap berlaku. Mereka akan terus hidup dan menghidupi panggilan itu demi menggenapi misi-Nya di dunia ini. Lalu Bagaimana dengan kita sekarang? Apakah kita masih membutuhkan konfirmasi atau peneguhan akan kebangkitan Yesus? Akan Ketuhanan Yesus? Akan Kemahakuasaan Yesus? Tentu kita masih membutuhkannya. Di masa sekarang masih banyak teori yang berbicara kebangkitan Yesus hanya dongeng, Yesus hanya manusia biasa, Yesus bukanlah Tuhan. Maka kita perlu terus dikonfirmasi, diteguhkan agar senantiasa teguh dalam keyamkinan akan Ketuhanan dan Kemahakuasaan Yesus. Amin? Tantangan dan pergumulan yang dapat melemahkan iman dan membuat mundur masih ada maka kita akan terus membutuhkan konfirmasi atau peneguhan dari Tuhan. Tetapi dengan cara yang bagaimana kita dikonfirmasi? Konfirmasi yang bagaimana yag kita perlukan? Dengan melihat mujizat? Percayalah Tuhan bisa lakukan itu. Tuhan bisa melakukan mujizat melalui perkara-perkara yang besar dan ajaib, tetapi juga Tuhan bisa melakukan munjizat melalui hal-hal ordinary, hal-hal biasa, hal-hal rutin sehari-hari, hal-hal yang logis dan rasional. Tetapi betapa akan lebih menyenangkan hati Tuhan jika kita dikonfirmasi, iman kita diteguhkan, semangat kita dikobarkan, melalui pendengaran, yaitu pendengaran akan Firman Tuhan. Roma 10:17 mengatakan, “Jadi, iman timbul dari pendegaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus.” Amin? Ketika kita datang beribadah dan mendengarkan pengajaran Firman Tuhan, sesungguhnya Tuhan sedang mengkonfirmasi kita. Ketika kita sedang menghadiri seminar, pembinaan iman, pelatihan pelayanan, sesungguhnya Tuhan sedang mengkonfirmasi kita untuk terus teguh dan setia mengikuti Dia, serta untuk terus berpartisipasi bagi misi-Nya di dunia ini. Percayalah, ditengah gumul kita, bahkan gumul yang hebat sekalipun, Tuhan akan berkenan mengkonfirmasi kita akan kasih-Nya, kesetiaan-Nya, Kuasa-Nya, yang olehnya kita mendapatkan pertolongan. Perjalanan iman adalah sebuah perjalanan yang penuh konfirmasi agar kita terus percaya dan mengikuti Yesus sekalipun harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Tidak jarang Tuhan memakai orang lain untuk meneguhkan kita dan karena itu tidak jarang pula Tuhan memakai kita untuk meneguhkan orang lain supaya tetap percaya dan kuat. Maka bila kita mendapati ada sahabat kita yang mulai bimbang, ragu, mau menyerah dan mundur, jadilah kita sebagai alat Tuhan untuk meneguhkan iman mereka melalui Firman Tuhan dan kesaksian- kesaksian iman doa kita. Amin.