Sembeq Senggeteng
Sembeq Senggeteng
Disusun oleh
LINA SUSANTI
INDRA WIJAYA
MIFTAHUL HAFIZAH
tertulis namun secara lisan yang secara turun temurun masih dipercaya dan berlaku
bagi masyarakat local. jika diteliti lebih mendalam Sembeq Senggeteng merupakan
Senggeteng bukan sekedar lelakaq (tembang orang sasak) yang bahasanya dipercaya
asma Allah SWT. secara umum praktik Sembeq Senggeteng ini tidak hanya dilakukan
oleh para muda mudi melainkan para orang tua yang menginginkan anak-anaknya
Dalam hal ini sukses yang dimaksud para orang tua berupa anak-anak mereka
baik laki-laki maupun perempuan ketika duduk di Sekolah Menegah Pertama (SMP)
atau Sekolah Menegah Atas (SMA), bahkan untuk yang sedang menempuh
pendidikan Strata 1 (S1) dipasangkan tradisi Sembeq Senggetang dengan tujuan agar
anak-anak mereka terhindar dari hal-hal yang tidak produktif seperti disebabkan
hubungan asmara maupun keinginan untuk menikah muda. dengan adanya sembek
senggetang ini diyakini bahwa orang yang bersangkutan tidak akan tergaganggu
sebelum melangkah kejenjang pernikahan harus matang secara fisik, mental, social,
ekonomi serta pendidikan sehingga rumah tangga yang didambakan tercapai. hingga
saat ini keyakinan tersebut masih dipercayai oleh sebagian masyarakat sasak. akan
tetapi yang namanya suatu tradisi atau kebudayaan tidak ada yang sifatnya kekal
melainkan bergeser atau bahkan mengalami kepunahan sejalan dengan zaman yang
semakin berkembang. kemudian dengan buadaya Sembeq Senggeteng secara turun
demikian bukan berarti tradisi yang sudah menjadi hal sacral bagi masyarakat
Lombok dihilangkan begitu saja melainkan masih ada sebagian masyarakat Lombok
yang meyakini tradisi praktik Sembeq Senggeteng itu sebagai senjata untuk mengatasi
jawabkan perbuatannya terhadap istri maupun suami, terhadap keluarga dan tentunya
terhadap yang maha kuasa Allah SWT dalam AlQur’an Surah Annur Ayat 32. Allah
“Dan nikahkan lah orang-orang yang masih membujang diantara kamu dan
orang-orang yang layak(menikah) dari hamba hamba sahayamu yang laki laki
dan perempuan. jika mereka miskin, Allah akan member kemampuan kepada
mereka dengan karunia-Nya dan Allah SWT Maha Luas. (pemberiannya, maha
mengetahui)”.
Pada dasarnya islah tidak mengatur mengenai batas usia calon pasangan suami
merupaaka sunnatullah, apabila sudah mecapai umur dalam aturan pernikahan (umur
dewasa) yang mana proses tersebut semata-mata untuk menjaga berbagai persoalan
dan dinamis.
B. SIMPULAN
keinginan yang dikaitkan dengan berbagai bentuk kepercayaan seperti dalam hal
dan bagaimana proses tersebut bisa berhasil dan terlaksana dengan sebaik-
bidang-bidang tertentu untuk menuju kesuksesan. dan juga dalam hal lainnya
yaitu terkait pernikahan anak usia dini yang semata-mata tidak terjadi hal tersebut.
Hal yang sama dalam proses Sembeq Senggeteng dilakukan ketika orang
tua merasa khawatir terhadap masa depan anak-anaknya. sehingga orang tua
sasak. diawali dengan proses pemandian (mandi kembang) kemudian setelah itu
pasangan Sembeq senggeteng yang dibuat dari campuran daun pinang, sirih dan