Oleh:
Hasto Wardoyo
Kepala BKKBN
1
Penurunan Stunting masih LAMBAT dan Kesenjangan antar wilayah sangat tinggi
(Data Trend Stunting 2007-2019 & persebaran per prov 2019)
Sumber : Pusat Data dan Informasi Kemenkes: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019
Untuk menuju 14 % tahun 2024 memerlukan penurunan 2.5 % per tahun
Perlu CARA BARU (reformasi )
40
Tren Stunting Indonesia Target Penurunan Stunting 2020-
30
2024
35
25
30
25 20
20
Rata- Rata Penurunan 15
15 Periode 2015 – 2019 Rata- Rata Penurunan
10 Periode 2020 – 2024
10
2,525 %
5 5
0
2007 2010 2013 2015 2016 2017 2018 2019 0
2020 2021 2022 2023 2024
Stunting 36,8 35,6 37,2 29 27,5 29,6 30,8 27,7 Target
24,1 21,1 18,4 16 14
Penurunan
32,50 Rata-rata
Penurunan
1,3%/thn
1,7%/thn
2,7%/thn
4,3%/thn
Skenario akselerasI
Sumber: RPJMN2020-2024
Abdul RazakThaha2020
PENDEK vs. STUNTING
pendek stunting
Mana yang
lebih berat?
Sumber Kasus Stunting
Potensi Terjadi
Sejak Lahir Setelah Lahir
Gambar 3.13
Kelompok Umur Ibu
45-49 Tahun 14,82 15,48 14,65
15-19 Tahun 10,58 11,74 11,27
Persentase Ibu yang Melahirkan Anak Lahir Hidup (ALH) dalam8,36Dua Tahun Terakhir
Pendidikan
20-24Tertinggi
Tahun yang 9,79 10,09
25-29Ibu
Ditamatkan Tahun 8,66 10,59 9,47
dan Anak Lahir Hidup yang Terakhir Dilahirkan dengan Berat Badan
Tidak/Belum
30-34Pernah 9,29 Lahir Rendah (BBLR) 14,68
Tahun Sekolah 14,52 15,70 10,06 10,74
dan Tidak Tamat
35-39 SD/Sederajat
Tahun 10,86 10,67 10,81
Menurut Karakteristik, 2018-2020
40-44 Tahun
SD/Sederajat 12,53 11,94 13,66 12,73 13,61 12,53
45-49 Tahun
SMP/Sederajat 10,36 14,82 11,56 15,48 11,13 14,65
SMA/Sederajat 8,94 9,65 9,95
Pendidikan Tertinggi yang
Perguruan Tinggi 7,64 8,34 8,92
Ditamatkan Ibu
Tidak/Belum
Status Bekerja Ibu Pernah Sekolah 14,52 15,70 14,68
dan Tidak Tamat SD/Sederajat
Tidak Bekerja 10,33 11,09 10,88
Bekerja SD/Sederajat 11,18 12,53 12,14 13,66 12,01 13,61
SMP/Sederajat 10,36 11,56 11,13
Status/Kedudukan Ibu yang
SMA/Sederajat 8,94 9,65 9,95
Bekerja dalam Pekerjaan
Perguruan Tinggi 7,64 8,34 8,92
Utama
BerusahaStatus Bekerja Ibu
Sendiri 12,32 12,77 13,33
BerusahaTidak Bekerja
Dibantu Buruh Tidak 13,66 10,33 14,62 11,09 13,87 10,88
Bekerja
Tetap/Buruh Tidak Dibayar 11,18 12,14 12,01
Berusaha Dibantu Buruh 12,24 11,20 11,19
Status/Kedudukan Ibu yang
Tetap/Buruh Dibayar
Bekerja dalam Pekerjaan
Buruh/Karyawan/Pegawai 9,69 10,89 10,59
Utama
Pekerja Bebas 12,39 14,23 13,57
Berusaha Sendiri 12,32 12,77 13,33
Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar 11,08 12,18 12,16
Berusaha Dibantu Buruh Tidak 13,66 14,62 13,87
Sumber:Tetap/Buruh
BPS, SusenasTidak Dibayar
Maret 2018-2020
Berusaha Dibantu Buruh 12,24 11,20 11,19
Tetap/Buruh Dibayar
Buruh/Karyawan/Pegawai 9,69 10,89 10,59
Pekerja Bebas 12,39 14,23 13,57
Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar 11,08 12,18 12,16
31,6
30,8
26,1
22,6 23,2
21,4
6,2
Sumber : RISKESDAS,2018
Sumber stunting setelah lahir : Bayi lahir sehat lalu menjadi stunting , bisa karena sakit
salah satu sebabnya cakupan imunisasi dasar < 60% atau karena asupan gizi kurang
Perlu Antisipasi
Komdat Kesga 2019; Komdat Kesmas 2020 kenaikan Stunting
Usulan Solusi
(Rencana Aksi/reformasi pencegahan Stunting)
1000 HPK
Catin atau Hamil + Bayi 730 hari
Pra hamil
Intermediate Langsung
1000 HPK
Catin atau
Pra hamil
Hamil + Bayi 730 hari
Program : Keluarga Berencana Menuju
Kelurga Berkualitas
Berorientasi Pada Penurunan Stunting
Hamil
• Tiga bulan sebelum nikah • Program KB PP dan MAL
• Skrining dan pembekalan • Bina keluarga
kespro • ANC : monitor Baduta/Balita
pertumbuhan janin • PMT bagi kasus stunting
• Nutrisi, vitamin Bumil • Bantuan bagi keluarga
• KIE : perencanaan KB PP resiko tinggi stunting
dan Kespro
Pasca persalinan
Pra Nikah
Masa interval
Model Peran BKKBN dalam percepatan penurunan stunting :
Pendekatan pencegahan & penanganan
Prospektif:
Retrospektif: Mencegah Stunting
Pencegahan
1. Program siap nikah dan siap hamil
1. Promosi dan KIE Pengasuhan
cegah stunting (kehamilan
1000 HPK
berencana) : 66 jt remaja
2. Pemantauan & intervensi 2. Program Pengendalian jarak dan
tumbuh kembang anak usia jumlah kelahiran
<1000 HPK pada 7.5 juta
3. Penerapan Pola Baru ANC
Penanganan 4. Edukasi tentang Gizi bayi , kesehatan
reproduksi dan KB kepada 20 juta
Ibu Pasca Persalinan.
Mencegah/menjaga
Menangani sekitar 2,3 Program 4 tahun
Juta Balita Stunting Kedepan
lahirnya (sekitar 20 juta)
bayi jangan stunting
Target : Caten, Ibu Hamil dan Melahirkan/bayi
Aksi #3
Menyelenggarakan
Remb uk Stunting
Aksi #7 Melakukan
tingkat Kabupaten/
Kota Aksi integrasi adalah instrumen dalam bentuk kegiatan yang digunakan untuk meningkatkan
pengukuran
pertumb uhan dan
perkemb ang an anak pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam pencegahan dan penurunan stunting. Pelaksanaan
balita d an p ub likasi
angka stunting
Kab up aten/ Kota intervensi gizi penurunan stunting terintegrasi membutuhkan perubahan pendekatan
pelaksanaan program dan perilaku lintas sektor agar program dan kegiatan intervensi gizi
dapat digunakan oleh keluarga sasaran sasaran rumah tangga 1.000 HPK.
Aksi integrasi adalah instrumen d alam bentuk kegiatan yang d ig unakan untuk meningkatkan
pelaksanaan integrasi intervensi gizi dalam pencegahan dan penurunan stunting. Pelaksanaan
intervensi gizi penurunan stunting terintegrasi membutuhkan perubahan p endekatan
pelaksanaan program d an perilaku lintas sektor agar prog ram dan kegiatan intervensi gizi
dapat digunakan oleh keluarga sasaran sasaran rumah tangga 1.000 HPK.
1 2 3 4
5 6 7 8
Pendampingan
Penapisan, pendampingan
dan Komponen Pendukung
penapisan
keluarga dengan
keluarga
1000 Audit kejadian stunting di
terhadap
HPK : pemantauan
ketersediaan tingkat kecamatan
pangan,
tumbuhpola
kembang
makan dan
dan
asupan
penggunaan
gizi Kontrasepsi Pembangunan sistem
••Oleh
Dilakukan
kaderoleh
Sehatbidan
IT/IOT/ Aplikasi baru
••PPKBN
Dibantusub
kader
PPKBD
sehat, PPKBD, Sub pendukung rencana aksi
PPKBD
• PKK dan Dasa wisma • Oleh : Camat dibantu oleh PKB,
• PKK , dasa wisma PLKB, Pimpinan Puskesmas,
Pakar
9 10
13