Zulkarnain F22118176 SKB4
Zulkarnain F22118176 SKB4
NAMA : ZULKARNAIN
STAMBUK : F 221 18 176
KELAS : A
RSUD Koja adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas dengan jumlah dokter 66
orang. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit
kabupaten. RSUD Koja beralamat di Jalan Deli no 4, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Rumah sakit ini terdiri dari 16 lantai yang menyediakan 4 jenis kamar yaitu kamar kelas
1, kelas 2, kelas 3 dan VIP. Dari keselurahan, rumah sakit ini dapat menampung 496
pasien. Untuk ruang pelayanan darurat, RSUD Koja menyediakan ruang ICU, ICCU,
HCU, PICU, NICU dan ruang operasi.
Struktur
Gedung ini memiliki 16 lantai dengan menggunakan perpaduan struktur antara
struktur core dengan struktur kolom balok. Perpaduan struktur ini dikarenakan jumlah
lantai gedung tersebut yang melebihi lantai 10, untuk bangunan dengan jumlah lantai
4-10 dapat dipertimbangkan apakah akan diisi core atau tidak tetapi untuk lantai 10
ke atas harus menggunakan core.
Potongan Denah RSUD Koja untuk memperlihatkan letak lift.
Core merupakan tempat untuk meletakan transportasi vertical dan sistem mekanis
pada bangunan dan untuk menambah kekakuan pada bangunan. Penggunaan core
didasari atas pertimbangan kekuatan angin dan beban yang ditumpu, jika ketinggian
gedung makin tinggi maka core semakin besar, Selain menggunakan core, penggunaan
kolom dan balok juga menjadi salah satu struktur utama bangunan ini. Kolom
merupakan suatu batang vertical yang berfungsi memikul beban dari balok atau biasa
dikatakan sebagai komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga
beban vertical. Sedangkan balok digunakan sebagai penguat bagian horizontal
bangunan terhadap beban. Secara teoritis balok biasa disebut sebagai tulangan baja
tarik karena jika kontruksi baja balok menahan beban yang mengakibatkan timbulnya
deformasi atau peregangan maka timbul tegangan yang harus ditahan oleh balok, agar
stabilitas terjamin maka balok dari sistem menahan lentur harus kuat menahan
tegangan tekan dan tarik
Karakteristik Core
Bentuk core yang tedapat pada bangunan adalah inti tertutup, dimana core pada
bangunan ini mengelilingi lift dengan jumlah inti tunggal yang berada di bagian pinggir
dalam gedung yang berfungsi menahan gaya lateral secara langsung
Hubungan Utilitas-Struktur
Pada studi kasus bangunan tinggi menggunakan RSUD Koja yang tereletak di Jakarta
Utara. Rumah sakit ini menggunakan struktur core serta kolom dan balok. Struktur
tersebut kemudian dihubungkan dengan utilitas yang terdapat di RSUD Koja. Pada
objek ini struktur core merupakan tempat untuk meletakkan lift dan ruang MEP.
Peletakan lift dan ruang MEP di core dikarenakan untuk alasan keamanan utilitas
transportasi mekanis.
Sedangkan untuk struktur kolom dan balok digunakan untuk meletakkan sistem
utilitas berupa duckting, springkle, kabel kelistrikan yang kemudian di tutup dengan
plafon. Dan untuk penempatan dumbwaiter diletakkkan di samping kolom
dikarenakan untuk keamanan utilitas transportasi mekanis
3. Gedung Balai Kota DKI Jakarta
Balai Kota DKI Jakarta Blok G merupakan gedung pemerintah pertama di Indonesia
yang menembus lebih dari 12 lantai, lebih tinggi dari rata-rata gedung pemerintahan
pusat yang saat itu kebanyakan menyebar dan belum mengkonsolidasi kantornya
dengan membangun gedung baru masing-masing atau sedang dalam tahap
membangun.
Gedung Blok G memiliki 23 lantai dan 2 penthouse, dan memiliki tinggi 110,8 meter.
Dirancang oleh tim arsitek dari Arkonin dan Obayashi Gumi secara terpisah, gedung
ini dibangun oleh PT Pembangunan Jaya mulai bulan April 1971 hingga selesai
dibangun pada bulan April 1976. Tetapi sejak bulan Agustus 1974, sebagian gedung
Blok G sudah ditempati oleh Pusat Pengelolaan Data Elektronis Pemda DKI, dan
diperkirakan pada tahun 1975, 12 lantai ruang gedung sudah ditempati.
Saat ini, gedung bergaya internasional tersebut sudah berubah penampilan dan
penambahan atap gedung menambah tinggi menjadi sekitar 115-120 meter (karena
ketiadaan data yang penulis mungkin dapatkan), dan masih menjadi kantor
pemerintahan DKI Jakarta hingga kini.
Struktur
Bentuk Bujur Sangkar Banyak Digunakan Untuk Perkantoran Dengan Koridor
Mengelilingi Inti Bangunan,
Bentuk struktur core pada bangunan Gedung Balai Kota DKI Jakarta
Sumber : 359288783-Core-Bangunan. (n.d.).
4. Gedung Wisma Bumi Putra
Wisma Bumiputera, berlokasi di kavling 75 Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, adalah
kantor pusat resmi Asuransi Jiwa (Bersama) Bumiputera 1912 sejak 1985; sebelumnya
kantor pusat AJB 1912 berada di Jalan HOS Cokroaminoto sejak 1960an. Gedung
rancangan Timothy Seow dari Singapura, bersama dengan Encona Engineering ini
menjalani masa konstruksi, dilakukan oleh J.O. (joint operation) pemborong Sagita
Dumez dan Macadam Indonesia, mulai November 1982 dan selesai dibangun tepat
waktu pada Januari 1985. Pembangunan Wisma Bumiputera menghabiskan biaya Rp
16 milyar (1985), atau setara Rp 277 milyar nilai 2020. Wisma Bumiputera diresmikan
oleh Dirut PT Wisma Bumiputera Zulkarnaen Ali, pada malam 18 Mei 1985. Tetapi baru
setahun kemudian, sejak 11 Maret 1986, AJB Bumiputera pindah secara penuh ke
gedung ini. Selain menjadi kantor AJB Bumiputera, gedung ini dahulu pernah menjadi
kantor sayap perbankan AJB Bumiputera, Bank Bumiputera (kini MNC Bank, masih
buka cabang di gedung ini).
Desain yang diusung oleh gedung berlantai 22 ini memang masih bergaya
internasional, desain arsitektur yang habis manis sepah dibuang oleh Dilanowcy.
Tetapi gedung ini memang beda. Tidak berbentuk kotak kaku seperti gedung-gedung
sejenis di masanya, Seow Timothy, arsitek gedung ini, sengaja mendesain gedung ini
berbentuk octagram – satu kotak berlapis beton dan satu kotak lapis kaca,
menghasilkan sebuah gedung yang unik dan juga monumental di masanya – kesan ini
sudah hilang karena dibayang-bayangi gedung-gedung baru di sekitarnya.
Konsep yang dibawa Seow Timothy dalam Wisma Bumiputera memang bersifat form
follow function – termasuk memaksimalkan luas lantai dan biaya perawatan
bangunan, mengingat lahan gedung ini sempit. Tak hanya maksimasi ruang kantor,
gedung tersebut memang harus bisa menjadi landmark tersendiri. Sederhana tetapi
elok atau dalam bahasa Southeast Asia Building “simple but attractive”, begitu yang
ditekankan Seow Timothy dalam merancang gedung ini. Eksteriornya berlapis kaca
hitam dan keramik berwarna putih, dipasok dari Pluit (Asahimas) dan Gresik (Keramik
Diamond), ciri khas bangunan tinggi era Orde Baru. Wisma Bumiputera memiliki luas
lantai 14.940 meter persegi dengan 11.797 meter persegi disewakan umum, dan
ketinggiannya 84 meter menurut laporan majalah Konstruksi.
Struktur
Soal struktur, Wisma Bumiputera memang beda. Pondasi yang digunakan adalah
pondasi pipa baja dengan kedalaman rentang 10-26 meter dari permukaan tanah,
karena insinyur di Arkonin menganggap tidak ekonomis menembus tanah keras
kedalaman 30 meter walau mereka tahu lapis tanah kerasnya ada dua, sementara
tiang pancang mewajibkan pondasi ditancapkan pada lapis tanah keras kedua.
Sementara struktur atas Wisma Bumiputera, untuk gedung tinggi, menggunakan
beton bertulang biasa dengan core yang ditopang 12 kolom tepi, kecuali balok portal
cantilever yang diprategang. Hal yang menarik adalah pelat lantainya yang dirancang
pra-fabrikasi, sehingga memperirit waktu pembangunan, kualitas beton gedung lebih
terjamin, menghemat biaya dan semakin menjamin keselamatan buruh bangunan.
Blok gedung “low-rise” hanya menggunakan sistem konstruksi biasa: agar perbedaan
penurunan tidak kelihatan, struktur kedua gedung tersebut dipisah dengan sistem
“simply supporting beams”