2013
Disusun Oleh:
Cindy Mutiara Septani (115061100111006)
Fajar Kurniawan (115061100111018)
Ferlin Rurisca Arynta D. (115061105111004)
Kumara Tejanegara (115061105111002)
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain dalam
suatu industri. Penggunaan air industri dapat memanfaatkan air permukaan, air sebagai sumber
air. Penggunaan air permukaan dan air tanah mengharuskan untuk mengolah air. Air
merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain dalam suatu
industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara kualitas memenuhi standar
yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri
sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya standar baku
mutu untuk air bersih industri, setiap industri memiliki pengolahan air sendiri-sendiri
sesuai dengan kebutuhan industri (Hardayanti, 2006).
Air pendingin merupakan salah satu jenis air yang diperlukan dalam proses industri.
Kualitas air pendingin akan mempengaruhi integritas komponen atau struktur reaktor, karena
pada dasarnya air sebagai pendingin akan berhubungan langsung dengan komponen atau struktur
reaktor. Air yang digunakan sebagai pendingin harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan
komponen atau struktur yang dirumuskan dalam spesifikasi kualitas air pendingin (Lestari,
2006). Dalam memenuhui spesifikasi dari air pendingin maka dilakukan pengolahan terhadap air
pendingin tersebut dengan berbagai metode dan teknologi peralatan yang bervariasi. Oleh karena
itu, dalam makalah ini kami akan mencoba menjelaskan mengenai air pendingin atau biasa
disebut dengan cooling water.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, antara lain:
1. Mengetahui definisi mengenai air pendingin (cooling water)
2. Mengetahui jenis air pendingin yang digunakan dalam proses industri.
3. Mengetahui komponen sistem air pendingin.
4. Memahami masalah yang sering terjadi dalam air pendingin.
5. Mengetahui teknologi yang berhubungan dengan air pendingin.
BAB II
ISI
Secara umum, industri menerapkan parameter air pendingin ialah sebagai berikut:
Tabel 1.2: Parameter Air Pendingin (Setiadi, 2007)
Ada tiga system air pendingin yang biasa digunakan di industri yaitu :
1. Once through.system
2. Open evaporative recirculating.
3. Closed non-evaporative recirculating.
Gambar 1.4: Diagram skematik sistim menara pendingin (Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001)
Tabel 1.3: Nilai desain berbagai jenis bahan pengisi (Mulyono, 2010)
C. Kolam air dingin (cold-water basin): Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian
bawah menara, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan
pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air
dingin. Dalam beberapa desain, kolam air dingin berada dibagian bawah seluruh bahan
pengisi. Pada beberapa desain aliran yang berlawanan arah pada forced draft, air di bagian
bawah bahan pengisi disalurkan ke bak yang berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai
kolam air dingin. Sudu-sudu fan dipasang dibawah bahan pengisi untuk meniup udara naik
melalui menara. Dengan desain ini, menara dipasang pada landasannya, memberikan
kemudahan akses bagi fan dan motornya.
D. Saluran udara masuk: merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk
bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran melintang) atau berada dibagian bawah
menara (desain aliran berlawanan arah).
E. Louvers: pada umumnya, menara dengan aliran silang memiliki saluran masuk louvers.
Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air
dalam menara. Beberapa desain menara aliran berlawanan arah tidak memerlukan louver.
F. Nosel: Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang
seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang
benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan
pola bundar atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti
pada menara dengan beberapa potongan lintang yang memutar.
G. Fan: Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara.
Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik
fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung
pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat
dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara
otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk
mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling
yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon
perubahan kondisi beban.
2.6.1 Jenis-Jenis Menara Pendingin
1.Menara pendingin jenis natural draft merupakan menara pendingin jenis natural draft atau
hiperbola menggunakan perbedaan suhu antara udara ambien dan udara yang lebih panas
dibagian dalam menara. Begitu udara panas mengalir ke atas melalui menara (sebab udara
panas akan naik), udara segar yang dingin disalurkan ke menara melalui saluran udara
masuk di bagian bawah. Tidak diperlukan fan dan hampir tidak ada sirkulasi udara panas
yang dapat mempengaruhi kinerja. Kontruksi beton banyak digunakan untuk dinding
menara dengan ketinggian hingga mencapai 200 m. Menara pendingin tersebut hanya
digunakan untuk jumlah panas yang besar sebab struktur beton yang besar cukup mahal.
Gambar 1.5: Natural Draft Cooling Tower (Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001)
2.Menara Pendingin Draft Mekanik merupakan menara draft mekanik memiliki fan yang
besar untuk mendorong atau mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun
diatas permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak antara
air dan udara – hal ini membantu dalam memaksimalkan perpindahan panas diantara
keduanya. Laju pendinginan menara draft mekanis tergantung pada banyak parameter
seperti diameter fan dan kecepatan operasi, bahan pengisi untuk tahanan sistim dll. Menara
draft mekanik tersedia dalam range kapasitas yang besar. Menara tersedia dalam bentuk
rakitan pabrik atau didirikan dilapangan – sebagai contoh menara beton hanya bisa dibuat
dilapangan. Banyak menara telah dibangun dan dapat digabungkan untuk mendapatkan
kapasitas yang dikehendaki. Jadi, banyak menara pendingin yang merupakan rakitan dari
dua atau lebih menara pendingin individu atau “sel”. Jumlah sel yang mereka miliki,
misalnya suatu menara delapan sel, dinamakan sesuai dengan jumlah selnya. Menara
dengan jumlah sel banyak, dapat berupa garis lurus, segi empat, atau bundar tergantung
pada bentuk individu sel dan tempat saluran udara masuk ditempatkan pada sisi atau
dibawah sel.
Gambar 1.6: Menara Pendingin Draft Mekanik (Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ialah sebagai berikut:
1. Air pendingin adalah air limbah yang berasal dari aliran air yang digunakan untuk
penghilangan panas dan tidak berkontak langsung dengan bahan baku, produk antara
dan produk akhir.
2. Ada tiga system air pendingin yang biasa digunakan di industri yaitu : Once
through.system, Open evaporative recirculating, Closed non-evaporative recirculating.
3. Sistem air pendingin utama meliputi kondensor, pompa air pendingin utama, dan
cooling. tower serta dilengkapi dengan beberapa komponen bantu.
4. Masalah dalam air pendingin ialah, korosi, scale, fouling, dan biological contamination.
5. Menara pendingin jenis natural draft dan menara pendingin mekanik draft merupakan
dua teknologi menara pendingin yang banyak digunakan.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam perancangan sebuah pabrik memperhatikan aspek-aspek yang
berpengaruh dalam penggunaan air pendingin dan parameter yang mengaturnya untuk
memaksimalkan efisiensi dan nilai ekonomi dari proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, Ekadewi. 1999. Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan
Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller. Surabaya: Universitas Eka Petra.
Hardayanti, Nurandani. 2006. Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Bersih Untuk Kebutuhan
Domestik Dan Non Domestik. Semarang: Universitas Diponegoro.
Keister, Timothy. 2008. Cooling Water Management Basic Principles and Technology. New
York: ProChemTech International.
Roepandi, Opan.2008. Pengoperasian Sistem Air Pendingin. Surabaya: PT. Indonesia Power.