Anda di halaman 1dari 11

AIR

PENDINGIN
Dosen Pengampu : Novandy Siregar, ST
INTRODUCTION

FARIS SYAMIL BASAYEV 18030005


RICARDO D TAMBUNAN 18030007
HUSTANUL ALVI 18030025

2021
PEMBAHASAN
 Definisi air pendingin

 Fungsi air pendingin (Cooling tower)

 Parameter air pendingin

 Tipe air pendingin

 Cooling Tower

3 2021
D EF I N I S I A I R P EN D I N G I N

Sistem pendinginan adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over heati ng (panas yang
berlebihan) pada mesin agar mesin bisa bekerja secara stabil. Air pendingin adalah air limbah yang
berasal dari aliran air yang digunakan untuk penghilangan panas dan ti dak berkontak langsung dengan
bahan baku, produk antara dan produk akhir (KEP-49/MENLH/11/2010). Sistem air pendingin
merupakan bagian yang terintegrasi dari proses operasi pada industri. Air pendingin sistem
mengontrol suhu dan tekanan dengan cara memindahkan panas dari fl uida proses ke air pendingin
yang kemudian akan membawa panasnya. Air pendingin mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap efi siensi total engine serta umur engine. Apabila temperatur air pendingin masuk engine
terlalu ti nggi, maka efi siensi mekanis engine akan menurun dan dikhawati rkan dapat terjadi over -
heati ngi pada engine. Proses pendinginan melibatkan pemindahan panas dari satu substansi ke
substansi yang lain. Substansi yang kehilangan panas disebut cooled, dan yang menerima panas
disebut coolant.
FUNGSI

Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri


sebab cooling tower merupakan bagian dari
utilitas yang banyak digunakan. Dimana
cooling tower memproses air yang panas
menjadi air dingin yang digunakan kembali
dan bisa dirotasikan. Cooling tower juga salah
satu alat yang berfungsi mengolah air untuk
mengatasi masalah polusi lingkungan
Beberapa parameter yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kualitas cooling water agar sistem dapat
bekerja dengan baik karena dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu pengkaratan (corrosion),
pengkerakan (scaling), pencemaran (fouling), dan kontaminasi mikroba, adalah sebagai berikut:
1.Konduktivitas (Conductivity), nilai konduktivitas pada sistem cooling water sangat tergantung dengan
design, kualitas air baku, dan tipe penggunaaan bahan kimia.
2.pH, kontrol pH sangatlah penting karena terjadinya korosi akan meningkat, jika pH dibawah nilai yang
direkomendasikan. Efektifitas senyawa kimia biocide tergantung pH karena pertumbuhan mikroba sangat
bergantung pada perubahan pH.
3.Alkalinitas (Alkalinity), pH dan alkalinitas sangat berhubungan erat karena meningkatnya pH
mengindikasikan meningkatnya alkalinitas begitupun sebaliknya. Seperti halnya pH, jika alkalinitas dibawah
nilai yang direkomendasikan maka terjadinya korosi semakin tinggi dan jika alkalinitas diatas nilai yang
direkomendasikan maka peluang terjadi scaling sangat tinggi. Alkalinitasnya juga dapat mempengaruhi
terjadinya fouling.
4. Kesadahan (Hardness), tingkat kesadahan umumnya berhubungan dengan peluang terbentuknya kerak (scaling).
Penggunaan bahan kimia anti-scaling biasanya direkomendasikan untuk mencegah terjadinya pengkerakan sehingga
tingkat kesadahan masuk ke batasan yang ditetapkan. Untuk pengontrolan korosi, perlu diperhatikan tingkat
kesadahannya karena dapat sebagai inhibitor korosi, dengan demikian penting diperhatikan penentuan yang tepat
agar tidak terlalu rendah kesadahannya.
TIPE SISTEM AIR PENDINGIN

1. Open recirculating systems


Sistem ini yang paling banyak digunakan diindustri saat ini. Pada sistem ini terdiri atas
pompa, heat-exchanger (HE), dan cooling tower. Pompa akan menjaga air diresirkulasi
(dikembalikan lagi) melalui heat-exchanger. Panas akan ditransfer ke cooling water dan
selanjutnya akan mengalir kembali ke cooling tower dan panas dibuang melalui proses
evaporasi (penguapan), karena terjadi proses evaporasi dalam kondisi sistem terbuka
sehingga disebut “open recirculating systems”.
2. Once-through systems
Pada sistem ini, cooling water akan melewati heat-
exchanger sekali sehingga konsentrasi zat terlarut dalam
cooling water tidak berubah, akan tetapi dibutuhkan volume
cooling water yang banyak karena tidak ada sistem
resirkulasi, sehingga air laut sebagai sumber air sering kali
digunakan. Perubahan suhu akibat cuaca sering kali menjadi
masalah terhadap sumber air pada operasionalnya, selain itu
polusi suhu akibat dari buangan cooling water ke sungai
atau danau akan menjadi masalah lingkungan.

3. Closed recirculating systems


Pada sistem ini konsentrasi zat terlarut pada cooling water tidak
berubah dan kehilangan cooling water atau bahan kimia
pengontrol sangatlah kecil sebab tidak terjadi evaporasi. Air DI
dan penambahan dosis bahan kimia pengontrol dapat digunakan
tanpa adanya penambahan biaya, karena sistem tertutup dan
kehilangan air diminimalisir dalam sistem dengan adanya
resirkulasi.

9
COOLING TOWER
THANK
YOU

C O O L I N G WAT E R 2021

Anda mungkin juga menyukai