)
dari literatur
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 13
(
( )
Jumlah Kalor untuk pemanasan udara
Dimana Cp pada Trata-rata dari T(172.73) dan T(38.77) (105.25
o
C)
( )
Volume larutan susu teruapkan
Massa umpan (susu+ air) teruapkan
Laju massa penguapan air
Q penguapan air = m x didapat dari literatur pada tekanan atmosperic (760 mmHg)
Perhitungan kadar air dan persentase perolehan produk
( )
( )
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 14
( )
( )
b. Konsentrasi 25%
Massa susu = 25 gr
Volume umpan (susu+air) = 100 ml
v udara keluar rata-rata = 16.16 km/h = 4.49 m/s
T rata-rata pemanas udara = 126.77
o
C
T udara keluar bejana pengering rata
2
= 68
o
C
Massa jenis umpan =
()( )
(()( ))
=
()()
[(()() ) ]
= 1.053 gr/ml
Volume umpan sisa = 50 ml
Massa umpan sisa = 50 x 1.053 = 52.65 gr
Massa produk kering = (Massa produk +Cawan setelah pemanasan) (Massa
cawan)
= (26.06 25.63) gr
= 0.43 gr
Ket : Massa produk kering hanya dihitung dari labu penampung dan dari cyclone
yang bisa jatuh ke labu penampung dan kemudian dipanaskan. Massa
produk yang menempel pada cyclone tidak dianggap massa produk kering
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 15
karena tidak dapat dilakukan proses pemanasan (pengurangan kadar air).
Hanya dihitung sebagai massa teruapkan.
( )
(
)
dari literatur
(
( )
Jumlah Kalor untuk pemanasan udara
Dimana Cp pada Trata-rata dari T(126.77) dan T(68) (97.39
o
C)
( )
Volume larutan susu teruapkan
Massa umpan (susu+ air) teruapkan
Laju massa penguapan air
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 16
Q penguapan air = m x didapat dari literatur pada tekanan atmosperic (760 mmHg)
Perhitungan kadar air dan persentase perolehan produk
( )
( )
( )
( )
V. PEMBAHASAN
Pembahasan oleh Abdussalam Topandi (121424001)
Spray dryer merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah zat cair tersuspensi
menjadi bentuk bubuk atau granul dengna ukuran pertikel tertentu. Metode ini digunakan
untuk memenuhi standar ukuran pada suatu produksi. Penggunaan spray dryer biasa
digunakan pada industri makanan ataupun obat obatan seperti susu bubuk.
Prinsip kerja dari spray dryer ialah mengambil kandungan air dari larutan tersuspensi
dengan menggunakan udara kering. Untuk mengefektifkan proses pengambilan air, zat cair
harus dikabutkan dengan menggunakan nozel dan dibantu dengan alat cakram.
Adapun variasi konsentrasi padatan dalam umpan yang digunakan adalah 15% dan
25% (w/v) dengan waktu proses yaitu selama 15 menit. Spray dryer harus dipanaskan terlebih
dahulu hingga suhu yang diinginkan (75
o
C) sebelum memulai percobaan. Setelah suhu
dicapai, larutan susu dimasukkan kedalam penampung umpan dan dialirkan. Larutan yang
telah mengalami pengkabutan akan masuk kedalam ruang pengering/drying chamber dan
udara panas akan mengambil kandungan air yang terdapat dalam larutan susu tersebut.Udara
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 17
panas dan umpan susu mengalir searah (cocurrent) sehingga waktu tinggal partikel dalam
drying chamber yang cukup singkat dan siklon beroperasi secara effisien. Kemudian serbuk
kering dipisahkan dari udara lembap di dalam siklon yang bekerja berdasarkan gaya
sentrifugal. Pengamatan suhu dan kecepatan udara dicatat setiap 30 detik. Suhu yang turun
menandakan bahwa proses pengenringan sedang terjadi dan udara kering mengambil
kandugan air dalam larutan.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Variasi konsentrasi Konsentrasi 15 % Konsentasi 25 %
Massa produk kering 0.66 gr 0.43 gr
Laju massa penguapan air 4.51 x 10
-5
kg/s 4.46 x 10
-5
kg/s
Q penguapan air 0.1103 kJ/s 0.109 kJ/s
Kadar air produk 10.81 % 4.44 %
Persentase perolehan 9.56 % 3.44 %
Massa produk yang didapatkan cenderung sedikit, hal ini dikarenakan massa produk
kering hanya dihitung dari labu penampung dan dari cyclone yang bisa jatuh ke labu
penampung dan kemudian dipanaskan. Massa produk yang menempel pada cyclone tidak
dianggap massa produk kering karena tidak dapat dilakukan proses pemanasan (pengurangan
kadar air). Hanya dihitung sebagai massa teruapkan. Secara teori, apabila konsentrasi
semakin besar, maka persentase perolehan produk, laju penguapan air, kalor penguapan air,
dan kadar air produk kering pun akan semakin besar. Namun dari hasil percobaan yang sudah
dilakukan, semakin besar konsentrasi, persentase perolehan produk, laju penguapan air, kalor
penguapan air, dan kadar air produk kering semakin kecil. Hal tersebut disebabkan perbedaan
tersebut adalah kecepatan udara yang naik turun (tidak stabil), suhu pada cyclone ( suhu
udara keluar bejana pengering), dan suhu control yang terus naik (tidak konstan) serta
tersumbatnya lubang-lubang nozel pada saat proses.
Pembahasan oleh Achmad Faisal (121424002)
Pengeringan adalah suatu metode untuk menghilangkan atau mengurangi kadar air
dari suatu bahan dengan cara menguapkannya melalui proses perpindahan panas dan
perpindahan massa. Kandungan air tersebut dikurangi sampai batas tertentu dimana
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 18
mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi didalamnya. Alat pengering yang digunakan dalam
praktikum ini adalah Spray Dryer atau biasa dikenal pengering hambur.
Larutan yang akan dikeringkan adalah larutan susu dengan variasi konsentrasi yaitu
15% dan 25% sebanyak 100 ml. Prinsip kerja dari spray dryer ini dengan cara
mengkontakkan aliran umpan (larutan susu) dengan udara panas sehingga terjadi proses
perpindahan panas dan perpindahan massa. Perpindahan panas yang dimaksud yaitu proses
pemberian panas pada umpan (larutan susu) sehingga airnya menguap atau airnya mengalami
proses perubahan menjadi uap sehingga mengikuti aliran udara panas. Udara panas akan
mengalami penurunan suhu dan menjadi lebih lembap dari sebelumnya. Hal tersebut dapat
teramati dari data pengamatan dimana suhu udara keluar (T cyclone) lebih rendah dari pada
suhu aliran udara masuk (T control). Sedangkan perpindahan massa yaitu
pengeluaran/berkurangnya massa air dari permukaan larutan susu berpindah ke udara panas.
Untuk memberikan kontak yang efektif antara larutan umpan dengan udara panas,
larutan dikabutkan terlebih dahulu sehingga membentuk butiran halus. Operasi pengkabutan
tersebut dilakukan oleh nozzle yang berputar dengan kecepatan tinggi yang disesuaikan
dengan produk yang dihamburkan. Udara panas dan umpan dalam praktikum ini mengalir
searah (co-current) sehingga waktu tinggal partikel dalam drying chamber menjadi singkat,
dan siklon beroperasi secara efisien. Waktu proses drying dalam praktikum ini adalah selama
15 menit, dan dilakukan pengamatan kecepatan udara keluar, suhu udara keluar (T cyclone)
dan suhu aliran masuk udara ( T control) setiap 30 detik. Butiran halus yang berkontak
dengan aliran udara panas pada permukaannya akan mengalami kehilangan kandungan airnya
dengan cepat, sehingga butiran mengalir bebas tetapi tetap tersuspensi didalam drying
chamber.
Kemudian serbuk kering dipisahkan dari udara lembap didalam siklon yang bekerja
menggunakan gaya sentrifugal (molekul gas/udara yang berputar dalam siklon) sehingga
kecepatan campuran udara/uap air-serbuk susu yang masuk kesistem siklon mengalami
kenaikan. Partikel serbuk yang lebih berat kemudian terkumpul di dinding siklon dan jatuh ke
bejana penampung produk. Dalam praktikum ini massa produk (serbuk susu kering)
diperoleh hanya sedikit. Karena massa produk hanya dihitung dari labu penampung dan dari
cyclone yang bisa jatuh ke labu penampung produk dan kemudian dilakukan proses
pemanasan untuk menghilangkan kadar airnya kembali. Massa produk yang menempel pada
dinding cyclone dianggap massa teruapkan saja (bukan massa produk kering) karena tidak
dapat dilakukan proses pemanasan. Hanya dihitung massa susu teruapkan.
Untuk mencari laju penguapan air dan kalor penguapan air menggunakan persamaan :
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 19
Laju massa penguapan air
Q penguapan air = m x
Dimana didapat dari literatur pada tekanan atmosperic (760 mmHg).
Berbeda konsentrasi umpan (15% dan 25%) tentu berbeda pula kalor yang dibutuhkan
untuk menguapkan airnya. Teoritisnya, semakin banyak kadar air dalam suatu larutan tentu
akan semakin besar energi/kalor untuk menguapkannya. Kalor penguapan air pada
konsentrasi umpan 25% harus lebih sedikit daripada kalor untuk menguapkan umpan
konsentrasi 15% karena memiliki kadar air lebih sedikit (larutan lebih pekat). Untuk
memudahkan perhitungan, karena data pengamatan suhu udara masuk, suhu udara keluar, dan
kecepatan udara berubah-ubah maka digunakan T rata-rata dan v rata-rata. Berikut laju massa
dan kalor penguapan air yang didapatkan pada praktikum ini :
Variabel Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Laju penguapan air
(kg/s)
4.51 x 10
-5
kg/s 4.46 x 10
-5
kg/s
Kalor penguapan air
(kJ/s)
0.1103 kJ/s 0.109 kJ/s
Selanjutnya, untuk menentukan kadar air dari produk menggunakan persamaan :
( )
( )
Teoritisnya, karena air pada umpan konsentrasi 15% lebih banyak (larutan lebih encer)
berarti kandungan air diproduk umpan konsentrasi 15% akan lebih banyak. Karena peluang
interaksi antara partikel susu dengan air pada umpan 15% lebih banyak kemungkinan serta
jumlahnya dalam mengikat molekul air. Pada praktikum ini didapatkan kadar air dari produk
sebagai berikut :
Variabel Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Kadar air Produk kering (%) 10.81 % 4.44 %
Untuk menghitung % Perolehan produk, digunakan persamaan :
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 20
Sehingga didapatkan %Perolehan sebagai berikut :
Variabel Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
% Perolehan Produk 9.56 % 3.44 %
%Perolehan dipengaruhi oleh efisiensi proses. Dari data yang didapatkan dapat
disimpulkan bahwa operasi pengeringan pada umpan konsentrasi 15% lebih efisien dari pada
umpan konsentrasi 25%. Efisiensi proses ditentukan oleh kondisi operasi. Kondisi operasi
yang sangat dominan dalam operasi dengan spray dryer pada praktikum ini adalah T udara
masuk, T udara keluar, dan Kecepatan udara. Diamana ketiganya seharusnya berada pada
kondisi konstan tidak berubah-berubah. Hal tersebut juga berpengaruh pada perhitungan laju
penguapan air dan kalor yang dikonsumsi. Jadi perbandingan produk spray dryer variasi
konsentrasi dalam praktikum ini tidak terlalu signifikan karena tidak berada pada kondisi
yang sama. Solusi agar kondisi berada pada keadaan yang sama, dilakukan pengendalian
kecepatan udara dan suhu udara masuk dan keluar .
Pembahasan oleh Datin Nurina Fajrin (121424012)
Proses pemisahanan dengan menggunakan spray dryer atau pengering hambur
adalah suatu operasi yang digunakan untuk proses pengeringan atau membentuk partikel
dengan cara mengkontakkan larutan tersuspensi dengan media pemanas yang kering.
Praktikum ini bertujuan untuk memisahkan solut dalam larutan tersuspensi dari pelarutnya,
hingga diperoleh produk serbuk susu yang memenuhi syarat preservasi, menghitung laju
penguapan air untuk konsentrasi padatan dalam umpan bervariasi, menghitung % perolehan
produk untuk konsentrasi padatan dalam umpan bervariasi, mengevaluasi kinerja alat spray
dryer(jumlah air maksimum yang dapat diuapkan oleh sistem per jam) dengan
memvariasikan konsentrasi padatan dalam umpan..
Pada praktikum, variasi konsentrasi padatan dalam umpan yang digunakan adalah
15% dan 25% (w/v). proses pengeringan dilakukan selama 15 menit. Pertama, umpan dalam
bentuk cair yang akan dikeringkan menjadi serbuk diubah ke dalam bentuk butiran-butiran
halus air dengan cara diuapkan. Kemudian, umpan yang telah berbentuk butiran halus
tersebut dikontakan dengan udara panas. Peristiwa pengontakan ini menyebabkan umpan
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 21
yang berbentuk butiran tersebut mengering dan berubah menjadi serbuk. Proses pemisahan
antara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan Cyclone atau penyaring berdasarkan gaya
sentrifugal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pengeringan dengan menggunakan
spray dryer adalah suhu udara pengering, perbedaan suhu inlet dan outlet produk, berat
produk, dan kandungan air dalam uadara pengering.
Hasil dari percobaan didapatkan massa produk kering pada konsentrasi 15% dan 25%
adalah 0,66 gram dan 0,43 gram dengan % perolehan sebesar 9,56% dan 3,44%. Hasil yang
diperoleh sedikit karena massa produk kering hanya dihitung dari labu penampung dan dari
cyclone yang bisa jatuh ke labu penampung dan kemudian dipanaskan. Massa produk yang
menempel pada cyclone tidak dianggap massa produk kering karena tidak dapat dilakukan
proses pemanasan (pengurangan kadar air) dan hanya dihitung sebagai massa teruapkan.
Berikut hasil percobaan yang lainnya :
Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Laju penguapan air
(kg/s)
4.51 x 10
-5
kg/s 4.46 x 10
-5
kg/s
Kalor penguapan air
(kW)
0.1103 kW 0.109 kW
Kadar air Produk
kering (%)
10.81 % 4.44 %
Jika konsentrasi semakin besar, % perolehan produk, laju penguapan air, kalor
penguapan air, dan kadar air produk kering semakin besar. namun pada kenyataannya, jika
dilihat dari hasil percobaan, semakin besar konsentrasi, % perolehan produk, laju penguapan
air, kalor penguapan air, dan kadar air produk kering semakin kecil. Faktor yang
menyebabkan hal tersebut adalah kecepatan udara yang naik turun (tidak stabil), dan suhu
pada cyclone ( suhu udara keluar bejana pengering) serta suhu control yang terus naik turun
(tidak konstan).
Laporan Praktikum (Kelompok 6)
Spray Dryer 22
VI. KESIMPULAN
Pada praktikum ini, didapatkan :
Variabel Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Laju penguapan air
(kg/s)
4.51 x 10
-5
kg/s 4.46 x 10
-5
kg/s
Kalor penguapan air
(kW)
0.1103 kW 0.109 kW
Kadar air Produk
kering (%)
10.81 % 4.44 %
% Perolehan Produk 9.56 % 3.44 %
VII. DAFTAR PUSTAKA
1) Geankoplis,C.J., Transport Processes and Unit Operation, 3
rd
ed, 1993, Prentice
Hall