Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014



MODUL : Spray Dryer
PEMBIMBING :
Ir. Ninik Lintang, MT






oleh :
Kelompok 6

Abdussalam Topandi 121424001
Achmad Faisal 121424002
Datin Nurina Fajrin 121424012
Kelas 2A-TKPB




PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014


Tanggal Praktikum : 2 Juni 2014
Tanggal Pengumupulan : 9 Juni 2014
(Laporan)
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 2

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses pemisahanan dengan menggunakan spray dryer atau pengering
hambur adalah suatu operasi yang banyak digunakan di industri proses untuk tujuan
pengeringan atau membentuk partikel dengan cara mengkontakkan larutan tersuspensi
dengan media pemanas yang kering. Pengering jenis ini sering digunakan untuk
memproduksi bahan makanan, misal susu serbuk, kopi instan, sari buah kering serta
bahan farmasi untuk tujuan pengawetan serta transportasi.
Tujuan Percobaan
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mengenal karakteristik pengeringan hambur
Mahasiswa mampu mengoperasikan rangkaian alat pengeringan hambur skala
laboratorium yang dioperasikan secara batch sesuai prosedur operasi standar.
b. Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa mampu
Memisahkan solut dalam larutan tersuspensi dari pelarutnya, hingga diperoleh
produk serbuk susu yang memenuhi syarat preservasi
Menghitung laju penguapan air untuk konsentrasi padatan dalam umpan
bervariasi dengan laju pemanasan tetap
Menghitung % perolehan produk untuk konsentrasi padatan dalam umpan
bervariasi, dengan laju pemanasan tetap
Mengevaluasi kinerja alat spray dryer(jumlah air maksimum yang dapat
diuapkan oleh sistem per jam) dengan memvariasikan konsentrasi padatan
dalam umpan dengan laju pemanasan tetap.
Menghitung efisiensi pemanasan spray dryer

II. LANDASAN TEORI
Spray dryer pada umumnya merupakan pengering untuk memisahkan zat padat dari
pelarutnya (biasanya air), sehingga kandungan air yang tersisa di dalam zat padat mencapai suatu
nilai rendah yang dapat diterima. Teknologi ini sangat ideal digunakan jika produk akhir
harus memenuhi standar kualitas yang spesifik, seperti distribusi ukuran partikel (misalnya
katalis), kandungan kelembaban residual, massa jenis curah (bulk density), serta morfologi
partikel.
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 3

Proses pengeringan dengan spray dryer pada umumnya dilakukan terhadap produk pangan
dan farmasi yang berupa larutan suspensi atau pasta yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) Bahan sensitif terhadap panas atau akan mengalami kerusakan pada temperatur tinggi dan
kontak dengan pemanas dalam waktu relatif panjang
(2) Larutan mengandung partikel-partikel halus

Sebagai media pemanas biasanya digunakan udara panas, tetapi jika pelarut yang digunakan
bersifat mudah terbakar, seperti alkohol, atau umpan berupa bahan yang sensitif terhadap oksigen,
maka digunakan nitrogen sebagai pemanas.
Untuk memberikan kontak yang efektif antara larutan pekat dengan udara panas, larutan
dikabutkan hingga membentuk butiran halus berukuran sekitar 50 mikron dengan luas permukaan 120
m
2
/liter. Operasi pengkabutan dilakukan melalui nozel (gambar 1.1) atau dibantu oleh alat cakram,
yang pada umumnya berdiameter 50-350 mm, yang berputar dengan kecepatan tinggi disesuaikan
dengan produk yang dihamburkan. Media pemanas mengalir searah (cocurrent) dengan cairan umpan,
ataupun berlawanan arah. Aliran searah memberikan waktu tinggal partikel dalam drying chamber
yang cukup singkat dan siklon beroperasi secara efisien, sedangkan aliran media pengering
berlawanan arah akan memperpanjang waktu tinggal, dan biasanya sistem dilengkapi dengan unggun
terfluidisasi.
Butiran halus yang berkontak dengan aliran media panas akan kehilangan kandungan
pelarutnya (pada permukaan partikel) dengan cepat, menghasilkan butiran yang bersifat dapat
mengalir bebas, tetapi tetap tersuspensi di dalam media pengering (dalam drying chamber).


Gambar 1 Nozel untuk pengkabutan umpan
Kemudian serbuk kering dipisahkan dari
udara lembap di dalam siklon yang bekerja
berdasarkan gaya sentrifugal. Gaya
sentrifugal menyebabkan kenaikan kecepatan
campuran udara/uap air-serbuk yang masuk
ke sistem siklon.

Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 4

Partikel serbuk yang lebih berat terkumpul di dinding siklon dan jatuh ke bejana penampung.
Pengeringan dengan spray dryer terjadi pada tekanan atmosfer, dengan udara pengering yang
dipanaskan pada temperatur tinggi, sekitar 150-175
o
C. Hal ini membutuhkan bahan bakar yang cukup
besar, ditambah lagi tidak dimungkinkan adanya regenerasi energi dari fasa uap. Dengan demikian,
biasanya operasi pengeringan dengan spray dryer dikombinasikan dengan evaporasi, untuk
memekatkan larutan umpan, karena:
Ekonomi operasi (evaporasi lebih murah)
Meningkatkan kapasitas (jumlah air terevaporasi konstan)
Meningkatkan ukuran partikel ( setiap partikel mengandung lebih banyak padatan)
Meningkatkan massa jenis partikel (menurunkan ukuran vakuola)
Pemisahan serbuk lebih efisien (sebanding dengan peningkatan massa jenis)
Meningkatkan dispersibilitas produk (penurunan luas permukaan)
Karena evaporasi terjadi pada tekanan vakum dan temperatur rendah (sekitar 65
o
C
pada efek pertama), maka kebutuhan energi relatif kecil. Kinerja spray dryer dinyatakan
dalam jumlah air maksimum yang dapat diuapkan oleh sistem per jam.
Neraca massa padatan
Massa padatan dalam umpan masuk = Massa padatan dalam larutan tak teruapkan + massa
produk (serbuk kering)
Persen perolehan produk
Persen perolehan produk adalah rasio antara massa produk kering terhadap padatan yang
terkandung di dalam umpan, sesuai persamaan:
% perolehan = ( massa produk / massa padatan dalam umpan teruapkan ) x 100%
Massa produk : produk yang terkumpul di dalam siklon dan penampung
Massa padatan dalam umpan =
(vol umpan awal vol sisa umpan vol umpan dlm penampung vol umpan dlm perpipaan)
x (massa padatan/vol lart. umpan awal)
Penukaran Panas (heat exchange)
Proses penukaran massa dan panas antara butiran umpan dengan udara pemanas ditunjukkan pada
gambar 2 berikut:
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 5


Gambar 2. Mekanisme penukaran panas butiran dengan udara panas

Pelarut akan menguap dengan mengambil energi yang dilepaskan oleh udara panas (dan
kering).

Evaluasi Data terukur

Massa air masuk ke dryer M
W1
= V
W1
*
W1
/ (kg/s)
Massa air keluar dari dryer M
W2
= V
W2
*
W2
/ (kg/s)
Massa air teruapkan M
EW
= M
W1
M
W2
(kg/s)
Specific evaporative capacity EC = M
EW
* 3600 / V
DC
(kg EW/m
3
h)
Laju alir udara M
A
= M
EW
/ (x
2
x
1
) (kg/s)
Konsumsi energi untuk pemanasan udara Q
A
= M
A
* (h
A1
h
A0
) (kW)
Drying air specific consumption m
A
= 1 / (x
2
x
1
) (kg d.a./kg EW) (kg d.a./kg EW)

Keterangan:
Massa cairan teruapkan M
1
(kg/h)
Dried liquid concentration (dry mass) DM
1
(%)
Kadar air dalam serbuk W
2
(%)
Temperatur udara luar t
A0
(C)
Kelembaban spesifik udara luar x
0
= x
1
(kg/kg dry air)
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 6

Temperatur udara pemanas masuk t
A1

Temperatur udara keluar t
A2
(C)
Kapasitas evaporatif spesifik nyata EC
R
(kg/m
3
h)
(Real value of the specific evaporative capacity)


Note: density air dan udara diambil dari tabel, enthalpy, specific moistures dan
wet bulb temperature diambil dari diagram Mollier h x udara basah
(psychrometrics chart).

Nilai
T
,
E
dan EC plot pada diagram tergantung pada t
A1
.



Gambar 3 Pembacaan Diagram Mollier


Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 7

III. PERCOBAAN
Alat & Bahan




(1) Seperangkat alat pengering hambur (lihat gambar)
(2) Pompa dosing
(3) Neraca teknis
(4) Neraca analitis
(5) Stop watch
(6) Anemometer
(7) Gelas kimia 1000 ml
(8) Gelas ukur 100 ml
(9) Spatula
(10) Cawan
(11) Kaca arloji
(12) Mikroskop
(13) Oven
(14) Susu bubuk yang dilarutkan dalam aquades atau susu mur


solution
Gambar 4 Skema peralatan spray dryer
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 8

Prosedur Kerja
a. Persiapan Alat











b. Pembuatan Larutan





c. Pengeringan dengan spray dryer














Timbang susu
bubuk masing 15
gr, dan 25 gram.

Larutkan sampai 100 ml
sehingga mempunyai
konsentrasi 15% dan 25%
(w/v)

Hitung volume
larutan susu
yang mengalami
pengeringan
Ukur volume
masing-masing, catat
volume total larutan
tak teruapkan


Keluarkan larutan
susu dari bejana
umpan, perpipaan
dan penampungan.

Proses
pengeringan
dilakukan selama
sekitar 15 menit.

Ukur kecepatan
udara keluar dari
fan (dengan
anemometer)

Catat perubahan
temperatur yang
terjadi pada setiap
30 detik

Amati keluaran umpan,
jika butiran umpan
telah keluar catat waktu
sebagai awal proses
pengeringan

Jika aliran telah
mendekati nozel atur
laju alir umpan
menjadi 6 ml/min

Timbang dan catat
berat kosong drying
chamber, siklon, dan
labu penampung
produk.

Masukkan larutan
susuke dalam
bejana umpan.

Nyalakan pompa
umpan dengan
laju alir besar.
Atur suhu udara
keluar dari bejana
pengering mencapai
75
0
C.

Rangkai alat
spray drye
Nyalakan
pemanas udara,
set temperatur
180
o
C

Set temperatur
udara keluar dari
bejana pengering
75
o
C

Buka valve laju
alir blower pada
skala 2.

Buka valve udara
tekan hingga
tekanan 2 bar.

Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 9


















Data Pengamatan
a. Konsentrasi 15%
DATA
15%
Awal Akhir
Berat cyclone 835 gram 855 gram
Berat drying chamber 1616 gram 1620 gram
Labu penampung produk 274.29 gram 274.31 gram
Labu penampung yg tak teruapkan 176.93 gram 188.56 gram
Diameter penampang 4.7 cm (r = 2.35)
Luas penampang 17.34 cm
2

berat susu 15 gram
Volume umpan 100 ml 54 ml
Piknometer kosong 29.03 gram
Piknometer + susu 52.98 gram
Piknometer + air 52.2 gram
Produk wadah sebelum pemanasan 26.36 gram
Produk setelah pemanasan
26,28 gram
berat cawan 25.62 gram
berat cawan + produk 26.36 gram

Proses pengeringan
dilakukan selama
sekitar 15 menit.

Hitung laju
penguapan air
(pelarut)

Setelah dingin,
timbang drying
chamber, siklon,
dan labu
penampung produk.

Ulangi langkah
tersebut dengan
variabel konsentrasi
padatan dalam
umpan berbeda
.

Hitung %
perolehan produk
Ambil dan panaskan
produk susu di
dalam oven pada
temperatur 80
o
C
untuk analisa
kandungan air

Timbang produk
susu

kumpulkan produk
susu bubuk di siklon
dan labu penampung
produk

Catat massa
produk dalam
masing-masing
alat.


Bandingkan
kualitas produk
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 10

15%
Waktu
(menit)
T cyclone T control
v udara
(km/h)
0 42

13.6
0.5 42 170 13.9
1 40 171 13.9
1.5 40 172 14.4
2 39 172 14.4
2.5 38 173 13.3
3 38 173 13.9
3.5 37 172 15.5
4 37 172 16.2
4.5 38 172 16
5 37 173 16.5
5.5 37 173 16.7
6 37 174 16.4
6.5 36 174 16.2
7 37 174 16.1
7.5 37 173 15.9
8 37 173 15.9
8.5 37 172 14.1
9 37 172 16.1
9.5 37 173 16.1
10 37 173 15.9
10.5 38 173 15.8
11 39 174 15.8
11.5 39 174 15.8
12 40 173 16.1
12.5 40 173 16.2
13 41 173 16.1
13.5 41 173 16.2
14 42 172 16.5
14.5 42 173 16.9
15 43 173 15.9

b. Konsentrasi 25%
DATA
25%
Awal Akhir
Berat cyclone 835 gram 860 gram
Berat drying chamber 1616 gram 1621 gram
Labu penampung produk 274.29 gram 274.64 gram
Labu penampung yg tak teruapkan 176.93 gram 190.03
diameter penampang 4.7 cm (r = 2.35)
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 11

Luas penampang
17.34 cm
2

berat susu 25 gram
Volume umpan 100 ml 50 ml
Piknometer kosong 29.15
Piknometer + susu 53.55
Piknometer + air 52.31
Produk wadah sebelum pemanasan 26.08
pemanasan
26.06
berat cawan
25.63
berat cawan + produk basah
26.08

25%
Waktu
(menit)
T cyclone T control
v udara
(km/h)
0 75 124 15.1
0.5 47 125 15.1
1 48 125 14.2
1.5 49 126 17.5
2 52 125 16.5
2.5 57 127 15.6
3 62 127 16.2
3.5 63 127 16.4
4 67 126 17.2
4.5 69 126 14.5
5 70 126 13.6
5.5 67 126 15
6 56 127 17.6
6.5 62 126 17.8
7 60 126 15.3
7.5 66 126 16.7
8 69 128 16.2
8.5 69 129 16.4
9 72 128 17
9.5 74 129 16.7
10 75 129 18.4
10.5 76 128 16.2
11 74 127 17.8
11.5 75 126 18.9
12 77 127 18.2
12.5 78 126 16.7
13 79 128 14.7
13.5 79 128 14.2
14 80 127 15.6
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 12

14.5 80 128 14.2
15 81 127 15.5

IV. PENGOLAHAN DATA
a. Konsentrasi 15%
Massa susu = 15 gr
Volume umpan (susu+air) = 100 ml
v udara keluar rata-rata = 15.56 km/h = 4.32 m/s
T rata-rata pemanas udara = 172.73
o
C
T udara keluar bejana pengering rata
2
= 38.77
o
C
Massa jenis umpan =
()( )
(()( ))

=
()()
[(()() ) ]
= 1.033 gr/ml
Massa produk kering = (Massa produk +Cawan setelah pemanasan) (Massa
cawan)
= (26.28 25.62) gr
= 0.66 gr
Ket : Massa produk kering hanya dihitung dari labu penampung dan dari cyclone
yang bisa jatuh ke labu penampung dan kemudian dipanaskan. Massa
produk yang menempel pada cyclone tidak dianggap massa produk kering
karena tidak dapat dilakukan proses pemanasan (pengurangan kadar air).
Hanya dihitung sebagai massa teruapkan.




( )





(

)
dari literatur
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 13

(
( )


Jumlah Kalor untuk pemanasan udara
Dimana Cp pada Trata-rata dari T(172.73) dan T(38.77) (105.25
o
C)


( )


Volume larutan susu teruapkan


Massa umpan (susu+ air) teruapkan



Laju massa penguapan air








Q penguapan air = m x didapat dari literatur pada tekanan atmosperic (760 mmHg)


Perhitungan kadar air dan persentase perolehan produk

( )
( )

Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 14

( )
( )









b. Konsentrasi 25%
Massa susu = 25 gr
Volume umpan (susu+air) = 100 ml
v udara keluar rata-rata = 16.16 km/h = 4.49 m/s
T rata-rata pemanas udara = 126.77
o
C
T udara keluar bejana pengering rata
2
= 68
o
C
Massa jenis umpan =
()( )
(()( ))

=
()()
[(()() ) ]
= 1.053 gr/ml
Volume umpan sisa = 50 ml
Massa umpan sisa = 50 x 1.053 = 52.65 gr
Massa produk kering = (Massa produk +Cawan setelah pemanasan) (Massa
cawan)
= (26.06 25.63) gr
= 0.43 gr
Ket : Massa produk kering hanya dihitung dari labu penampung dan dari cyclone
yang bisa jatuh ke labu penampung dan kemudian dipanaskan. Massa
produk yang menempel pada cyclone tidak dianggap massa produk kering
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 15

karena tidak dapat dilakukan proses pemanasan (pengurangan kadar air).
Hanya dihitung sebagai massa teruapkan.




( )





(

)
dari literatur

(
( )


Jumlah Kalor untuk pemanasan udara
Dimana Cp pada Trata-rata dari T(126.77) dan T(68) (97.39
o
C)


( )


Volume larutan susu teruapkan


Massa umpan (susu+ air) teruapkan



Laju massa penguapan air








Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 16


Q penguapan air = m x didapat dari literatur pada tekanan atmosperic (760 mmHg)


Perhitungan kadar air dan persentase perolehan produk

( )
( )

( )
( )









V. PEMBAHASAN
Pembahasan oleh Abdussalam Topandi (121424001)
Spray dryer merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah zat cair tersuspensi
menjadi bentuk bubuk atau granul dengna ukuran pertikel tertentu. Metode ini digunakan
untuk memenuhi standar ukuran pada suatu produksi. Penggunaan spray dryer biasa
digunakan pada industri makanan ataupun obat obatan seperti susu bubuk.
Prinsip kerja dari spray dryer ialah mengambil kandungan air dari larutan tersuspensi
dengan menggunakan udara kering. Untuk mengefektifkan proses pengambilan air, zat cair
harus dikabutkan dengan menggunakan nozel dan dibantu dengan alat cakram.
Adapun variasi konsentrasi padatan dalam umpan yang digunakan adalah 15% dan
25% (w/v) dengan waktu proses yaitu selama 15 menit. Spray dryer harus dipanaskan terlebih
dahulu hingga suhu yang diinginkan (75
o
C) sebelum memulai percobaan. Setelah suhu
dicapai, larutan susu dimasukkan kedalam penampung umpan dan dialirkan. Larutan yang
telah mengalami pengkabutan akan masuk kedalam ruang pengering/drying chamber dan
udara panas akan mengambil kandungan air yang terdapat dalam larutan susu tersebut.Udara
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 17

panas dan umpan susu mengalir searah (cocurrent) sehingga waktu tinggal partikel dalam
drying chamber yang cukup singkat dan siklon beroperasi secara effisien. Kemudian serbuk
kering dipisahkan dari udara lembap di dalam siklon yang bekerja berdasarkan gaya
sentrifugal. Pengamatan suhu dan kecepatan udara dicatat setiap 30 detik. Suhu yang turun
menandakan bahwa proses pengenringan sedang terjadi dan udara kering mengambil
kandugan air dalam larutan.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Variasi konsentrasi Konsentrasi 15 % Konsentasi 25 %
Massa produk kering 0.66 gr 0.43 gr
Laju massa penguapan air 4.51 x 10
-5
kg/s 4.46 x 10
-5
kg/s
Q penguapan air 0.1103 kJ/s 0.109 kJ/s
Kadar air produk 10.81 % 4.44 %
Persentase perolehan 9.56 % 3.44 %

Massa produk yang didapatkan cenderung sedikit, hal ini dikarenakan massa produk
kering hanya dihitung dari labu penampung dan dari cyclone yang bisa jatuh ke labu
penampung dan kemudian dipanaskan. Massa produk yang menempel pada cyclone tidak
dianggap massa produk kering karena tidak dapat dilakukan proses pemanasan (pengurangan
kadar air). Hanya dihitung sebagai massa teruapkan. Secara teori, apabila konsentrasi
semakin besar, maka persentase perolehan produk, laju penguapan air, kalor penguapan air,
dan kadar air produk kering pun akan semakin besar. Namun dari hasil percobaan yang sudah
dilakukan, semakin besar konsentrasi, persentase perolehan produk, laju penguapan air, kalor
penguapan air, dan kadar air produk kering semakin kecil. Hal tersebut disebabkan perbedaan
tersebut adalah kecepatan udara yang naik turun (tidak stabil), suhu pada cyclone ( suhu
udara keluar bejana pengering), dan suhu control yang terus naik (tidak konstan) serta
tersumbatnya lubang-lubang nozel pada saat proses.

Pembahasan oleh Achmad Faisal (121424002)
Pengeringan adalah suatu metode untuk menghilangkan atau mengurangi kadar air
dari suatu bahan dengan cara menguapkannya melalui proses perpindahan panas dan
perpindahan massa. Kandungan air tersebut dikurangi sampai batas tertentu dimana
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 18

mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi didalamnya. Alat pengering yang digunakan dalam
praktikum ini adalah Spray Dryer atau biasa dikenal pengering hambur.
Larutan yang akan dikeringkan adalah larutan susu dengan variasi konsentrasi yaitu
15% dan 25% sebanyak 100 ml. Prinsip kerja dari spray dryer ini dengan cara
mengkontakkan aliran umpan (larutan susu) dengan udara panas sehingga terjadi proses
perpindahan panas dan perpindahan massa. Perpindahan panas yang dimaksud yaitu proses
pemberian panas pada umpan (larutan susu) sehingga airnya menguap atau airnya mengalami
proses perubahan menjadi uap sehingga mengikuti aliran udara panas. Udara panas akan
mengalami penurunan suhu dan menjadi lebih lembap dari sebelumnya. Hal tersebut dapat
teramati dari data pengamatan dimana suhu udara keluar (T cyclone) lebih rendah dari pada
suhu aliran udara masuk (T control). Sedangkan perpindahan massa yaitu
pengeluaran/berkurangnya massa air dari permukaan larutan susu berpindah ke udara panas.
Untuk memberikan kontak yang efektif antara larutan umpan dengan udara panas,
larutan dikabutkan terlebih dahulu sehingga membentuk butiran halus. Operasi pengkabutan
tersebut dilakukan oleh nozzle yang berputar dengan kecepatan tinggi yang disesuaikan
dengan produk yang dihamburkan. Udara panas dan umpan dalam praktikum ini mengalir
searah (co-current) sehingga waktu tinggal partikel dalam drying chamber menjadi singkat,
dan siklon beroperasi secara efisien. Waktu proses drying dalam praktikum ini adalah selama
15 menit, dan dilakukan pengamatan kecepatan udara keluar, suhu udara keluar (T cyclone)
dan suhu aliran masuk udara ( T control) setiap 30 detik. Butiran halus yang berkontak
dengan aliran udara panas pada permukaannya akan mengalami kehilangan kandungan airnya
dengan cepat, sehingga butiran mengalir bebas tetapi tetap tersuspensi didalam drying
chamber.
Kemudian serbuk kering dipisahkan dari udara lembap didalam siklon yang bekerja
menggunakan gaya sentrifugal (molekul gas/udara yang berputar dalam siklon) sehingga
kecepatan campuran udara/uap air-serbuk susu yang masuk kesistem siklon mengalami
kenaikan. Partikel serbuk yang lebih berat kemudian terkumpul di dinding siklon dan jatuh ke
bejana penampung produk. Dalam praktikum ini massa produk (serbuk susu kering)
diperoleh hanya sedikit. Karena massa produk hanya dihitung dari labu penampung dan dari
cyclone yang bisa jatuh ke labu penampung produk dan kemudian dilakukan proses
pemanasan untuk menghilangkan kadar airnya kembali. Massa produk yang menempel pada
dinding cyclone dianggap massa teruapkan saja (bukan massa produk kering) karena tidak
dapat dilakukan proses pemanasan. Hanya dihitung massa susu teruapkan.
Untuk mencari laju penguapan air dan kalor penguapan air menggunakan persamaan :
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 19

Laju massa penguapan air



Q penguapan air = m x
Dimana didapat dari literatur pada tekanan atmosperic (760 mmHg).
Berbeda konsentrasi umpan (15% dan 25%) tentu berbeda pula kalor yang dibutuhkan
untuk menguapkan airnya. Teoritisnya, semakin banyak kadar air dalam suatu larutan tentu
akan semakin besar energi/kalor untuk menguapkannya. Kalor penguapan air pada
konsentrasi umpan 25% harus lebih sedikit daripada kalor untuk menguapkan umpan
konsentrasi 15% karena memiliki kadar air lebih sedikit (larutan lebih pekat). Untuk
memudahkan perhitungan, karena data pengamatan suhu udara masuk, suhu udara keluar, dan
kecepatan udara berubah-ubah maka digunakan T rata-rata dan v rata-rata. Berikut laju massa
dan kalor penguapan air yang didapatkan pada praktikum ini :
Variabel Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Laju penguapan air
(kg/s)
4.51 x 10
-5
kg/s 4.46 x 10
-5
kg/s
Kalor penguapan air
(kJ/s)
0.1103 kJ/s 0.109 kJ/s

Selanjutnya, untuk menentukan kadar air dari produk menggunakan persamaan :

( )
( )

Teoritisnya, karena air pada umpan konsentrasi 15% lebih banyak (larutan lebih encer)
berarti kandungan air diproduk umpan konsentrasi 15% akan lebih banyak. Karena peluang
interaksi antara partikel susu dengan air pada umpan 15% lebih banyak kemungkinan serta
jumlahnya dalam mengikat molekul air. Pada praktikum ini didapatkan kadar air dari produk
sebagai berikut :
Variabel Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Kadar air Produk kering (%) 10.81 % 4.44 %

Untuk menghitung % Perolehan produk, digunakan persamaan :
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 20





Sehingga didapatkan %Perolehan sebagai berikut :
Variabel Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
% Perolehan Produk 9.56 % 3.44 %

%Perolehan dipengaruhi oleh efisiensi proses. Dari data yang didapatkan dapat
disimpulkan bahwa operasi pengeringan pada umpan konsentrasi 15% lebih efisien dari pada
umpan konsentrasi 25%. Efisiensi proses ditentukan oleh kondisi operasi. Kondisi operasi
yang sangat dominan dalam operasi dengan spray dryer pada praktikum ini adalah T udara
masuk, T udara keluar, dan Kecepatan udara. Diamana ketiganya seharusnya berada pada
kondisi konstan tidak berubah-berubah. Hal tersebut juga berpengaruh pada perhitungan laju
penguapan air dan kalor yang dikonsumsi. Jadi perbandingan produk spray dryer variasi
konsentrasi dalam praktikum ini tidak terlalu signifikan karena tidak berada pada kondisi
yang sama. Solusi agar kondisi berada pada keadaan yang sama, dilakukan pengendalian
kecepatan udara dan suhu udara masuk dan keluar .

Pembahasan oleh Datin Nurina Fajrin (121424012)
Proses pemisahanan dengan menggunakan spray dryer atau pengering hambur
adalah suatu operasi yang digunakan untuk proses pengeringan atau membentuk partikel
dengan cara mengkontakkan larutan tersuspensi dengan media pemanas yang kering.
Praktikum ini bertujuan untuk memisahkan solut dalam larutan tersuspensi dari pelarutnya,
hingga diperoleh produk serbuk susu yang memenuhi syarat preservasi, menghitung laju
penguapan air untuk konsentrasi padatan dalam umpan bervariasi, menghitung % perolehan
produk untuk konsentrasi padatan dalam umpan bervariasi, mengevaluasi kinerja alat spray
dryer(jumlah air maksimum yang dapat diuapkan oleh sistem per jam) dengan
memvariasikan konsentrasi padatan dalam umpan..
Pada praktikum, variasi konsentrasi padatan dalam umpan yang digunakan adalah
15% dan 25% (w/v). proses pengeringan dilakukan selama 15 menit. Pertama, umpan dalam
bentuk cair yang akan dikeringkan menjadi serbuk diubah ke dalam bentuk butiran-butiran
halus air dengan cara diuapkan. Kemudian, umpan yang telah berbentuk butiran halus
tersebut dikontakan dengan udara panas. Peristiwa pengontakan ini menyebabkan umpan
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 21

yang berbentuk butiran tersebut mengering dan berubah menjadi serbuk. Proses pemisahan
antara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan Cyclone atau penyaring berdasarkan gaya
sentrifugal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pengeringan dengan menggunakan
spray dryer adalah suhu udara pengering, perbedaan suhu inlet dan outlet produk, berat
produk, dan kandungan air dalam uadara pengering.
Hasil dari percobaan didapatkan massa produk kering pada konsentrasi 15% dan 25%
adalah 0,66 gram dan 0,43 gram dengan % perolehan sebesar 9,56% dan 3,44%. Hasil yang
diperoleh sedikit karena massa produk kering hanya dihitung dari labu penampung dan dari
cyclone yang bisa jatuh ke labu penampung dan kemudian dipanaskan. Massa produk yang
menempel pada cyclone tidak dianggap massa produk kering karena tidak dapat dilakukan
proses pemanasan (pengurangan kadar air) dan hanya dihitung sebagai massa teruapkan.
Berikut hasil percobaan yang lainnya :
Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Laju penguapan air
(kg/s)
4.51 x 10
-5
kg/s 4.46 x 10
-5
kg/s
Kalor penguapan air
(kW)
0.1103 kW 0.109 kW
Kadar air Produk
kering (%)
10.81 % 4.44 %

Jika konsentrasi semakin besar, % perolehan produk, laju penguapan air, kalor
penguapan air, dan kadar air produk kering semakin besar. namun pada kenyataannya, jika
dilihat dari hasil percobaan, semakin besar konsentrasi, % perolehan produk, laju penguapan
air, kalor penguapan air, dan kadar air produk kering semakin kecil. Faktor yang
menyebabkan hal tersebut adalah kecepatan udara yang naik turun (tidak stabil), dan suhu
pada cyclone ( suhu udara keluar bejana pengering) serta suhu control yang terus naik turun
(tidak konstan).

Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Spray Dryer 22

VI. KESIMPULAN
Pada praktikum ini, didapatkan :
Variabel Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Laju penguapan air
(kg/s)
4.51 x 10
-5
kg/s 4.46 x 10
-5
kg/s
Kalor penguapan air
(kW)
0.1103 kW 0.109 kW
Kadar air Produk
kering (%)
10.81 % 4.44 %
% Perolehan Produk 9.56 % 3.44 %


VII. DAFTAR PUSTAKA
1) Geankoplis,C.J., Transport Processes and Unit Operation, 3
rd
ed, 1993, Prentice
Hall

Anda mungkin juga menyukai