PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah merokok tidak hanya menjadi masalah bagi dunia tetapi juga bagi
Indonesia. Indonesia termasuk negara dengan penggunaan atau konsumsi rokok
Merokok adalah penyebab utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Namun,
secara global, lebihidariisatuimiliariorang diiseluruh duniaisaatiiniiadalahiperokok
(Jeffrey dan Neil 2018:4). Angka itu terdiri dari 175 juta (15,67%) wanita dan 942 juta
(84,33%) priaiberusiai15itahunikeiatas. DiiIndonesia, secara statistik prevalensi
perokokilaki-laki sekitar 67% sedangkan prevalensi perokok perempuan hanya 2,1%.
Meskipun konsumsi rokok di beberapa negara terutama di negara maju menunjukkan
tren penurunan, namun konsumsi rokok mengalami peningkatan terutama diinegara-
negaraiberpenghasilanirendahidanimenengahisepertiiAfrikaidaniAsiaiTenggara.
Merokok berdampak buruk bagi kesehatan. Banyak penelitian telah dilakukan
terkait dampak merokok terhadap kesehatan. Misalnya, penyakit jantung, kanker paru-
paru, dan stroke, yang merupakan penyakit dengan kemungkinan kematian tertinggi di
dunia, sangat terkait dengan kebiasaan merokok (Jeffrey dan Neil 2018:24). Perilaku
Pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat ketiga negara tertinggi dalam
prevalensi merokok laki-laki. tetapi merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara
yang tidak menandatangani atau meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian
Tembakau. Asosiasi antara merokok dan maskulinitas berakar kuat dalam budaya
Indonesia dan dapat ditelusuri kembali ke pengaruh kolonial masyarakat Belanda pada
abad ketujuh belas asosiasi ini telah diperburuk oleh iklan ekstensif yang
mempromosikan merokok sebagai norma yang diterima dan sebagai cara untuk
meningkatkan maskulinitas. Meskipun maskulinitas adalah sebuah konsep yang terdiri
dari banyak entitas yang dapat berubah selama perjalanan hidup seorang pria dan yang
saling mempengaruhi dengan faktor-faktor lain seperti ras atau kelas, sifat iklan rokok
masih sangat banyak menyampaikan citra karakteristik tradisional dan maskulin yang
dominan, seperti menjadi kuat, tangguh dan heroik. Karakteristik ini sangat relevan bagi
pria Indonesia, terutama di kalangan remaja laki-laki, dan penggunaannya dalam iklan
cenderung melemahkan pesan tentang risiko dan bahaya tembakau.
.
adalah tragedi nasional yang terus membunuh hampir setengah juta orang dewasa
Amerika sebelum waktunya setiap tahun, serta jutaan lainnya secara internasional. Kami
mendesak penelitian lanjutan tentang topik ini dan melanjutkan pembuatan kebijakan
agresif yang bertujuan untuk mengurangi dan akhirnya menghilangkan penggunaan
rokok dan tembakau lainnya. Studi ini menunjukkan bahwa kematian akibat rokok
harus tetap menjadi prioritas kesehatan populasi utama di Amerika Serikat dan
memberikan beberapa kontribusi untuk lebih menjelaskan biaya manusia dari tragedi ini
yang telah merusak masyarakat Amerika selama lebih dari satu abad.
Penelitianiterdahuluiadalahiupayaipenelitiiuntukimencariiperbandingan dan
selanjutnyaiuntukimenemukan inspirasiibaru untukipenelitianiselanjutnya diisamping
itu kajianiterdahulu membantuipenelitian dalam memposisikan penelitian serta
menunjukkan orsinalitasidari penelitian. Pada bagianiini penelitiimencantumkan
berbagai hasilipenelitian terdahulu yang terkaitidenganipenelitianiyang hendak
dilakukan, ikemudian membuatiringkasannya, baikipenelitianiyangisudah
terpublikasikaniatau belum terpublikasikani (skripsi, itesis, idisertasiidanisebagainya).
Berdasarkan hasil analisaidata hubungan yangikuat dengan teori yang ada bahwa
nikotin yang terkandung dalam asap rokok dapat menigkatkan lipolisis dan konsentrasi
asam lemak bebas yang mempengaruhi profil lemak darah salah satunya trigliserida
sehingga perokok mempunyai kadaritrigliserida yang lebih tinggi dari pada bukan
perokok penggunaan tembakau pada oksida nitrat dan parameter risiko kardiovaskular
didapatkan kolestrol darah salah satunya trigliserida secara signifikan lebih tinggi dalam
bubuk maras dan kelompok perokok dibandingkan dengan kelompok yang tidak Pada
penelitian ini didapatkan perbedaan kadar trgliserida darah pada pria perokok dan pria
bukan perokok dimana pria perokok mempunyai kadar trigliserida yang lebih tinggi dari
pada pria bukan perokok.