Anda di halaman 1dari 27

RELAYOUT FACILITY LIBRARY DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS

ASAHAN

MATA KULIAH PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS


INFORMASI

DISUSUN OLEH:

WULAN PRATIWI 180709075

JURUSAN PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................7
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi.................................................................7
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi.......................................7
2.1.2 Tujuan, Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi................................7
2.2 Tata Ruang Perpustakaan..........................................................................8
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................12
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................12
3.2 Lokasi Penelitian.....................................................................................12
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................................12
3.4 Data dan Sumber Penelitian....................................................................13
BAB IV..................................................................................................................14
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................14
4.1 Tata Ruang Perpustakaan........................................................................14
4.2 Relayout Fasilitas Perpustakaan..............................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18
LAMPIRAN...........................................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman dari masa ke masa menuntut keseluruhan elemen
kehidupan untuk senantiasa berkembang dan berevolusi untuk memenuhi segala
kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat luas. Perubahan dalam segala bidang
kehidupan akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi
sangat pesat. Seperti yang dipaparkan oleh Alvin Toffler bahwa sejarah peradaban
manusia dibagi dalam tiga gelombang yaitu era pertanian, era industri dan era
informasi. Dalam era pertanian faktor yang menonjol adalah muscle (otot) karena
pada saat itu produktivitas ditentukan oleh otot.
Pada era industri, faktor yang menonjol adalah machine (mesin), dan pada
era informasi faktor yang menonjol adalah mind (pikiran). Perencanaan dan
Perancangan sebagai modal mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
menentukan kemajuan suatu organisasi. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan
perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap
bertahan, tak terkecuali pemenuhan kebutuhan informasi melalui lembaga
perpustakaan yang dari waktu ke waktu menyesuaikan dengan perkembangan pola
kehidupan masyarakat, kebutuhan, dan teknologi informasi. Perkembangan
teknologi informasi ini telah mengakibatkan perubahan paradigma perpustakaan.
Adanya perubahan paradigma perpustakaan dari manajemen informasi, menuntut
perpustakaan untuk dapat merubah fungsi dan sistemnya sesuai dengan perubahan
paradigma tersebut. Perubahan paradigma perpustakaan tersebut tidak hanya
merubah kebiasaan umum organisasi tetapi juga telah menghasilkan kebijakan,
pelatihan, keamanan, hak cipta dan lain-lain. Semua hal itu disebut sebagai
aturan-aturan yang digunakan untuk mendukung sistem perpustakaan sehingga
terus dapat bereproduksi mengikuti perubahan dan perkembangan disekelilingnya
(Prabowo, 2020).
Perencanaan dan Perancangan dalam perpustakaan dapat membantu dalam
mengumpulkan, mengidentifikasi pengetahuan yang potensial, dan mengelola
keseluruhan fasilitas yang berpotensi bagi kemajuan kualitas sumber daya
manusia dalam suatu organisasi dengan lebih maksimal. Semua fasilitas

3
perpustakaan perlu diatur sedemikian rupa sehingga kegiatan perpustakaan
dilakukan secara efisien. Ada beberapa teknik dan pendekatan yang tersedia untuk
mendesain tata letak fasilitas. Perencanaan tata letak yang sistematis merupakan
pendekatan yang paling populer memanfaatkan pendekatan sistematis dan
sekuensial untuk desain tata letak fasilitas.

Gambar 1 Denah Perpustkaan Universitas Asahan

Perpustakaan Perpustakaan Universitas Asahan salah satu perpustakaan


perguruan tinggi yang mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan akan
informasi pemustaka yaitu sesuai dengan visi dari perpustakaan Perpustakaan
Universitas Asahan yaitu: Menjadi pusat informasi ilmiah yang mendukung

4
aktifitas pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat bagi civitas
akademika. Berdasarkan Observasi awal diketahui bahwa terdapat 16 pustakawan,
dari ke 16 pustakawan tersebut, hanya 4 orang yang berlatar belakang pendidikan
ilmu perpustakaan, dan memiliki sekitar 15.000 koleksi. Untuk pencarian koleksi
perpustakaan Universitas Asahan menggunakan sistem terbuka yaitu mencari dan
mengambil sendiri bahan pustaka yang ada di rak, dan juga menerapkan katalog
online. Pengguna perpustakaan yang pada umumnya adalah mahasiswa dan dosen,
dalam aktivitasnya selalu mengandalkan perpustakaan sebagai sarana utama
dalam memenuhi kebutuhan akan informasi baik itu buku tercetak yang tersedia di
rak, maupun artikel dan jurnal online yang dilanggan oleh perpustakaan.
Tergambar bahwa perpustakaan Universitas Asahan akan menerapkan
perencanaan dan perancangan demi meningkatkan sumberdaya yang ada di
perpustakaan sangat berkualitas. Relayout pada perpustakaan harus ditingkatkan
demi memaksimalkan sumber daya yang ada. Berdasarkan latar belakang diatas
maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang Relayout Facility
Library Di Perpustakaan Universitas Asahan. Maka dari itu penulis menetapkan
judul penelitian “Relayout Facility Library Di Perpustakaan Universitas Asahan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka yang menjadi
pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan Relayout Facility
Library Di Perpustakaan Universitas Asahan?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam penelitian, maka
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Relayout Facility
Library Di Perpustakaan Universitas Asahan.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis Penelitian ini telah menjadi ruang belajar yang sarat
nilai positif dan sangat membantu dalam peningkatan kapasitas

5
serta pengalaman penelitian berkaitan dengan kondisi sosial yang
ada dalam masyarakat terutama yang berkaitan langsung dengan
basic keilmuan peneliti.
b. Bagi Dunia Pendidikan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai tambahan referensi untuk penelitian atau bahan
ajar terkait dengan bidang kajian ini.
c. Bagi Pustakawan: yaitu sebagai bahan referensi atau masukan
dalam penerapan perencanaan dan perancangan di perpustakaan.
d. Lembaga yang diteliti yaitu Perpustakaan Universitas Asahan,
yaitu sebagai masukan dalam perencanaan dan perancangan di
perpustakaan

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Keberadaan Perpustakaan di dalam sebuah Perguruan Tinggi menduduki
peranan penting dalam mendukung seluruh kegiatan sivitas akademik di
Perguruan Tinggi tersebut. Mutu dari Perpustakaan dapat membentuk citra bagi
Perguruan Tinggi, jika perpustakaannya bagus maka akan memberikan citra
positif bagi Perguruan Tinggi di mana perpustakaan itu berdiri.
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Sebuah Perpustakaan Perguruan Tinggi diarahkan sebagai sarana untuk
pemenuhan kebutuhan informasi sivitas akademik, khususnya mahasiswa. Di
perpustakaan, mahasiswa dapat menggali informasi sesuai dengan kebutuhan dan
bidang ilmu mereka masing-masing. Menurut The School Library, UNESCO dan
IFLA dalam Yulianti “Perpustakaan perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang
berada pada lembaga pendidikan yang berada di lingkungan Universitas yang
merupakan bagian integral dari unit atau tempat yang bersangkutan dan
merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang
bersangkutan.
Menurut (Cahyono, 2017) perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang
merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama
dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu
perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masyarakat bagi semua jurusan dan program studi dari berbagai jenjang di
lingkungan perguruan tinggi tersebut.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
pergurun tinggi merupakan perpustakaan yang berada pada lingkungan universitas
dan bertujuan untuk mewujudkan tridarma perguruan tinggi.
2.1.2 Tujuan, Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
a. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi tentu memiliki alasan dan tujuan yang mendasar untuk
mendirikan sebuah perpustakaan di bawah naungannya. Tujuan itulah yang

7
menjadi target yang harus dicapai oleh Perguruan Tinggi tersebut. Menurut
Purwono (2013,19) Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah:
1. Memenuhi Keperluan informasi pengajar mahasiswa.
2. Menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis.
3. Menyediakan ruangan untuk pemakai.
4. Menyediakan jasa peminjaman serta menyedia kan jasa informasi aktif
bagi pemakai.
dapat disimpulkan bahwa Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk
menyediakan informasi serta akses informasi yang dibutuhkan, oleh seluruh
pengguna perpustakaan perguruan tinggi.
b. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Sebagai penunjang terlaksananya Tridarma Perguruan tinngi, tentunya
perpustakaan harus menjalankan fungsinya dengan baik agar tujuan dapat
tercapai. Menurut Sulistiyo Basuki yang dikutip oleh Almah menyatakan bahwa
Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah:
1. Merekam pengetahuan, perpustakaan sebagai tempat untuk
mengakumulasi rekaman pengetahuan manusia pada zamannya. dengan
tujuan untuk mengingat dan menyampaikan pengetahuan. dengan adanya
akumulasi pengetahuan muncul peluang untuk melakukan penelitian.
2. Perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian. hasil
pendidikan dan penelitian ditulis dalam bentuk buku, artikel dan
sebagainya, kemudian dikelolah di perpustakaan untuk dapat digunakan
kembali dalam proses pendidikan dan penelitian
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa fungsi pepustakaan
Perguruan tinggi adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan informasi
serta mendukung pembelajaran dan juga sebagai media riset, dan sebagai media
untuk menyimpan seluruh karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi.
2.2 Tata Ruang Perpustakaan
Hari ini, gelombang desain lain dari desain ruang perpustakaan sedang
dalam proses. Banyak kalangan di bidang pendidikan tinggi menyebut fase desain
ini sebagai salah satu yang difokuskan untuk menciptakan ruang belajar
perpustakaan. Prioritas utama untuk ruang belajar perpustakaan ini adalah untuk

8
menghubungkan siswa dengan teknologi, informasi, dan pembelajaran ko-
kurikuler — pembelajaran yang secara sengaja melengkapi kegiatan kelas formal,
program, dan pengalaman yang berkontribusi pada pembelajaran siswa. Pada
akhirnya, penekanannya adalah pada pembelajaran holistik yang mungkin terjadi
baik di dalam maupun di luar kelas. Keserbagunaan sangat penting untuk
perencanaan dan desain ruang belajar perpustakaan tersebut.
Artinya, ruang yang sama dapat dengan mudah dikonfigurasi ulang
menjadi tempat berkumpul/rapat, ruang kelas/ruang rapat, atau lab
komputer/ruang pembuat untuk mendukung berbagai kegiatan pembelajaran yang
memfasilitasi pemahaman dan penemuan. Selain itu, ruang sering dialokasikan
untuk mendukung kebutuhan belajar mengajar mahasiswa dan fakultas, seperti
pusat pengembangan fakultas. Dalam situasi ini, fakultas memiliki akses ke
keahlian dan sumber daya perpustakaan saat mereka bersama-sama membuat
kurikulum, termasuk pedagogi dan tugas. Ruang belajar perpustakaan saat ini
mungkin memiliki ruang kelas pembelajaran aktif, laboratorium media yang
imersif, atau ruang kelas pelatihan digital dengan perangkat lunak terbaru.
Terlepas dari apa isi ruang belajar perpustakaan, tujuannya tetap sama: untuk
mendukung pengajaran, pembelajaran, dan penelitian yang merupakan misi inti
dari lembaga pendidikan tinggi abad ke-21 karena terus berkembang (Filayudha &
Fatmawati, 2019).
Desain ruang belajar di perpustakaan akademik dapat bersifat individual
seperti kepingan salju. Dari luar, tidak ada dua proyek dalam sampel kami yang
terlihat mirip dalam penempatan, bentuk, atau fasad. Proyek berkisar dari
pembangunan pusat pembelajaran ultra-modern berselubung kaca hingga sangat
dibutuhkan merombak perpustakaan abad terakhir yang remang-remang. Kami
menemukan tidak ada aturan keras dan cepat untuk merancang ruang belajar
perpustakaan saat ini. Mengingat sudut pandang ini dan perubahan dalam
pengajaran dan pembelajaran di kampus, desain ruang perpustakaan akademik
adalah "target bergerak" seperti yang dikatakan salah satu pustakawan universitas.
Di mana proyek-proyek yang kami pelajari paling mirip adalah dalam komitmen
mereka untuk mengubah paradigma tujuan perpustakaan akademik. Perpustakaan
kampus sebagai monumen keheningan dengan lantai bertumpuk adalah sisa-sisa

9
masa lalu dan sekarang sama sekali tidak sesuai dengan kebutuhan pengajaran,
penelitian, dan pembelajaran di era digital.
2.3 Perencanaan Fasilitas Informasi
Perencanaan fasilitas berkaitan dengan desain, tata letak, dan akomodasi
orang, mesin, dan aktivitas suatu sistem atau perusahaan dalam lingkungan spasial
fisik. Lebih lanjut, Huang menyatakan bahwa desain tata letak fasilitas
menentukan bagaimana mengatur, menempatkan, dan mendistribusikan peralatan
dan layanan pendukung di fasilitas manufaktur untuk mencapai minimalisasi
waktu produksi secara keseluruhan, maksimalisasi fleksibilitas operasional dan
pengaturan, maksimalisasi perputaran pekerjaan. dalam proses (WIP) dan
memaksimalkan output pabrik sesuai dengan jadwal produksi. Dalam sistem
manufaktur, tiga jenis tata letak utama adalah tata letak produk, tata letak proses,
dan tata letak kelompok, yang selanjutnya dikategorikan ke dalam garis aliran, sel,
dan pusat.
Menurut Tompkins perbedaan antara jenis tata letak ini dibuat berdasarkan
karakteristik sistem seperti volume produksi dan variasi produk. Hessen
menyatakan bahwa tata letak produk (flow shop) dikaitkan dengan produksi
volume tinggi dan variasi produk rendah, sedangkan tata letak proses (job shop)
dikaitkan dengan produksi volume rendah dan keragaman produk tinggi.
Di pasar yang kompetitif saat ini, industri manufaktur harus memenuhi
permintaan pasar yang lebih beragam, seperti memperluas jangkauan produk,
meningkatkan kualitas, dan ketepatan waktu pengiriman. Persaingan internasional
juga menuntut variasi jenis dan varian yang lebih besar dalam volume produk
yang besar. Zuhdi dkk menyarankan bahwa perusahaan manufaktur perlu
memiliki pengetahuan yang intensif dan sangat kreatif untuk mengembangkan
produk baru. Agar tetap kompetitif, peningkatan proses dan adopsi teknologi
informasi juga menjadi tantangan industri kecil dan menengah. Pengambilan
keputusan baik untuk meningkatkan proses tertentu atau mengkonfigurasi ulang
seluruh sistem sebagai tanggapan terhadap permintaan pasar adalah kegiatan
penting yang dapat berdampak pada aspek ekonomi perusahaan. Oleh karena itu,
harus didukung oleh alat analisis yang tepat. Menurut Rieth, dkk. metode simulasi
lebih disukai karena kemampuannya dalam menangkap dinamika sistem yang

10
kompleks. Pentingnya simulasi di era lean manufacturing adalah validasi desain
atau desain ulang sistem manufaktur yang kompleks sebelum diimplementasikan.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriftif. menurut Moleong (2007, 6): Penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Asahan yang
beralamat di ………... Alasan memilih Perpustakaan Universitas Asahan sebagai
tempat penelitian karena perpustakaan Universitas Asahan adalah salah satu
perpustakaan perguruan tinggi negeri dan yang tentunya memiliki jumlah
mahasiswa yang sangat banyak, dan juga pada perpustakaan Universitas Asahan
telah dilengkapi sistem untuk mendukung perencanaan dan perancangan, tetapi
terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada di lapangan. Maka
penulis tertarik meneliti di Perpustakaan Universitas Asahan
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan:
1. Wawancara
wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam dan terstruktur (depth interview), hal ini dimaksud agar
pertanyaan yang diajukan dapat dijawab oleh informan secara benar dan
sesuai dengan permasalahn yang diteliti. sebelum melakukan wawancara,
informan terlebih dahulu diminta kesediaannya untuk diwawancarai.
Wawancara dilakukan langsung dengan informan pada waktu dan tempat
yang telah ditentukan oleh informan.
2. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada lokasi penelitian yang
sebenarnya dalam rangka untuk memperoleh data yang di inginkan.

12
3. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen –dokumen yang
berupa catatan, buku, jurnal, artikel, dan lain sebagainya.
3.4 Data dan Sumber Penelitian
Data penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer. adalah data yang diperoleh langsung dari informan melalui
wawancara. Dalam hal ini yang dimaksud data adalah data yang diperoleh
dari hasil wawancara dengan informan.
2. Data sekunder. adalah data yang mendukung data primer yang bersumber
dari buku, internet, dan kepustakaan lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tata Ruang Perpustakaan


Perpustakaan Universitas Asahan sudah menerapkan sistem otomasi
perpustakaan dan ruangannya sudah dilengkapi dengan fasilitas, seperti komputer
dan AC. Namun, perpustakaan masih kurang memperhatikan aspek keindahan
penataan ruangan. Perpustakaan terlihat kurang terawat dan kurang tertata dengan
baik, mungkin dikarenakan penanggung jawab perpustakaan bukan seorang
pustakawan yang berlatar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan, melainkan
seorang guru dengan jadwal mengajar yang cukup padat sehingga tidak memiliki
waktu luang untuk mengurus perpustakaan Universitas Asahan. Tata ruang
perpustakaan Universitas Asahan juga terlihat kurang menarik dan kurang
nyaman. Hal ini dikarenakan tidak adanya fasilitas meja baca, kurangnya jumlah
rak, dan banyaknya tumpukan kardus berisi buku di sekitar rak yang mengganggu
kenyamanan pemustaka. Hal ini yang membuat pemustaka kurang nyaman berada
di dalamnya. Berikut adalah hasil dari rancangan layout baru untuk Perpustakaan
Universitas Asahan

14
Gambar 2 Relayout Perpustakaan Universitas Asahan

Gambar 2 menunjukkan bahwa pada relayout usulan perbaikan


menggunakan ms. Visio. Rak koleksi dan rak skripsi disatukan dalam area yang
berdekatan, sehingga terlihat lebih rapi. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
penataan akan lebih sesuai apabila rak buku di dekatkan dengan rak buku lainnya.
Area lesehan ditambahkan diperluas dan diletakkan di bagian depan ruang baca.

15
Ruang lesehan yang luas akan meningkatkan kapasitas daya tampung terhadap
jumlah mahasiswa serta meningkatkan kenyamanan dalam penggunaannya.
Dengan demikian area lesehan tampak oleh pengunjung yang berjalan menuju rak
koleksi dan rak skripsi dan memberikan kenyamanan fasilitas tersebut. Layanan
Sirkulasi dan OPAC di letakkan di sebelah kiri area lesehan Ruang gudaang buku
dapat di perkecil lagi sehingga dapat menghemat area rak. Meja kursi diusulkan
untuk dapat menggunakan sofa untuk meningkatkan kenyamanan mahasiswa yang
menggunakannya.
Dapat diketahui bahwa perpustakaan Universitas Asahan telah melakukan
apa yang menjadi kebutuhan pengguna, dan juga pustakawan ikut andil dalam
menciptakan perencanaan yang baru yaitu dalam bentuk jurnal dan juga kliping.
Pada perpustakaan Universitas Asahan sendiri penciptaan perkembangan yang
dilakukan oleh pustakawan tidak hanya dilakukan oleh individual saja, tetapi juga
ada kerja sama atau kolaborasi antar pustakawan dalam menciptakan suatu
relayout yang baru.
Diketahui bahwa terjadi proses kolaborasi antar pustakawan dan
melahirkan ide- ide, dan saran yaitu melalui rapat. Perpustakaan Universitas
Asahan juga melakukan diskusi langsung dengan pengguna sehingga
menghasilkan pemahaman bagi pengguna tentang informasi yang ada di
perpustakaan, pada proses diskusi dengan pengguna disaat itu juga telah terjadi
proses. Maka dari itu dapat dilihat bahwa perpustakaan Universitas Asahan telah
melakukan penciptaan bentuk eksplisit yaitu dengan pengadaan bahan pustaka dan
juga menerbitkan jurnal yang di tulis langsung oleh pustakawan serta beberapa
pustakawan menciptakan fasilitas perpustakaan dalam bentuk kliping. Untuk
perencanaan implisit sendiri telah tercipta pada perpustakaan Universitas Asahan
yaitu dengan diadakannya kolaborasi dalam bentuk rapat antar pustakawan
sehingga menghasilkan ide dan saran yang tentunya diaplikasikan untuk
perpustakaan. Ide dan saran yang dihasilkan merupakan bentuk implisit.
Menjadi masalah adalah pada fasilitas, yaitu masih kurang dieksplor jauh,
dilihat dari produktivitasnya pustakawan, dan hanya dilakukan dalam kurun waktu
sekali sebulan. Dan tentunya itu perlu di tingkatkan lagi karena perencanaan

16
implisit juga merupakan suatu sumber fasilitas yang penting untuk menjaga
eksisnya sebuah perpustakaan.
Dari pernyataan diatas juga diketahui bahwa terdapat kendala dimana
kurangnya fasilitas pada perpustakaan Universitas Asahan dalam mengakses dan
mencari informasi secara online. Perpustakaan Universitas Asahan hanya
menyediakan jaringan untuk mengakses informasi, untuk fasilitas hanya tersedia
beberapa komputer, pengguna yang ingin mengakses koloeksi perpustakaan
secara online harus membawa laptop sendiri, maka tidak jarang pengguna lebih
memilih menggunakan koleksi tercetak karena dianggap lebih mudah dan efisien.
4.2 Relayout Fasilitas Perpustakaan
Diharapkan kepada pihak Perpustakaan Universitas Asahan untuk dapat
menambah akses dan perbendaharaan informasi yang ada serta selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Menambah SDM yang
berkompeten dalam bidang perpustakaan dan Teknologi, serta paham mengenai
konsep manajemen perpustakan sehingga perpustakaan dapat menyusun rencara
strategis terhadap peran Perpustakaan dalam konsep perencanaan dan
perancangan. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh
komponen organisasi Universitas Asahan sehingga tercipta kultur organisasi yang
akrab dengan perpustakaan dan diharapkan dapat mendukung kegiatan
perpustakaan Perpustakaan Universitas Asahan.
Dalam perancangan Interior Perpustakaan Universitas Asahan ini selain
menjadi sarana untuk mencari ilmu dan sumber informasi, pengguna juga akan
mendapatkan pengalaman dan lingkungan baru yang tergolong berbeda. Dengan
menggunakan konsep homey dan penambahan beberapa fasilitas pendukung yang
telah disebutkan diatas, diharapkan penguna perpustakaan akan dimudahkan dan
merasa nyaman saat mengunjungi perpustakaan seperti rumah kedua bagi mereka,
selain itu karena pada umumnya aktifitas membaca membutuhkan waktu yang
tidak sebentar maka suasana hangat dan nyaman juga diterapkan pada
perancangan interior ini dengan menggunakan pemilihan paduan warna coklat
agar pengguna tidak mudah merasa lelah dan bosan, sehingga perancangan ini
dapat memacu minat masyarakat untuk menggunakan berbagai fasilitas yang
tersedia didalamnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alusi, Fahmi. 2013. “Kajian Pengembangan Knowledge Management System


(Kms) Untuk Libtang Kedirgantaraan Pada Lembaga Penerbangan Antariksa
Nasional (LAPAN). Berita Dirgantara/Vol.14,No.1.http:// jurnal.
lapan.go.id. Tanggal akses 20 Februari 2017.

Arostegui. M, Kadipasaoglu. S., Khumawala. B. 2006. An empirical comparison


of Tabu Search, Simulated Annealing, and Genetic Algorithms for facilities
location problems. Springerlink International journal of Production
Economics 103 (2006) 742– 754.

Cahyono, T. Y. (2017). Sistem perpustakaan berdasarkan konsep manajemen


pengetahuan. Universitas Negeri Malang, 1–16. http://lib.um.ac.id/wp-
content/uploads/2017/07/Implementasi-Knowledge-Management.pdf

Fahmi, A. (2013). Kajian Pengembangan Knowledge Management System


(KMS) untuk Litbang Kedirgantaraan pada Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN). Berita Dirgantara, Vol. 14(1), pp. 17-24.

Filayudha, Y., & Fatmawati, E. (2019). Pemanfaatan Blog ( Weblog ) sebagai


Sarana Knowledge Sharing bagi Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Jurnal Ilmiah
Kepustakawanan Libraria, 8(2), 69–81.

Forcier, E. (2013). The Shoemaker's Son: A Substantive Theory of Social Media


Use for Knowledge Sharing in Academic Libraries (Theses). School of
Library and Information Studies University Alberta, Alberta.

Megawaty, D. A., Alita, D., & Dewi, P. S. (2021). Penerapan Digital Library
Untuk Otomatisasi. 2(2), 121–127.

Prabowo, T. T. (2020). Penerapan Manajemen Pengetahuan dalam Pengelolaan


Dokumen di Perpustakaan STIKes Guna Bangsa. Khazanah: Jurnal
Pengembangan Kearsipan, 13(1), 17.
https://doi.org/10.22146/khazanah.53067

Prabowo, T. T. (2016a). Hubungan Antara I m p l e m e n t a si M a n a j e m e n


Pengetahuan dan Kompetensi Pustakawan di Perpustakaan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta (Theses). Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta

Purwanto Putra. 2019. Information Seeking In Library: Study Of The Thingking


Of Michel Foucault. Jurnal Kajian Komunikasi MetaKom. Vol 3, No 1 Edisi

18
5

Rodin, R. (2013). Penerapan Knowledge Management di Perpustakaan: Studi


Kasus di Perpustakaan STAIN Curup. Khizanah AlHikmah, 1(1), 35–46

19
LAMPIRAN

20
21
22
23
24
25
26
27

Anda mungkin juga menyukai