SC Gu 631593780777
SC Gu 631593780777
TUGAS AKHIR
No: 704 / TA / FT-USD / TM / September / 2006
Yoyakarta
2006
Diajukan Oleh :
DANI FABIAN MARTHENIA
NIM : 035214021
TUGAS AKHIR
No: 704 / TA / FT-USD / TM / September / 2006
Yoyakarta
2006
Diajukan Oleh :
DANI FABIAN MARTHENIA
NIM : 035214021
Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir ini belum pernah ada
dan belum pernah diajukan di suatu Perguruan Tinggi manapun. Penulis dapat
mempertanggung jawabkan bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil karya penulis
yang otentik dan belum pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Penulis
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
untuk saudara-saudaraku
vi
MOTO
vii
KATA PENGANTAR
Tugas Akhir ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh
yang telah diterima penulis dari perkuliahan awal semester hingga akhir semester.
segala bantuan, saran, dan fasilitas yang telah diberikan sehingga penulis dapat
1. Ir. Gregorius Heliarko, SJ, S.S., B.ST., M.A., M.Sc., selaku Dekan
3. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
viii
4. Seluruh rekan dosen Teknik Mesin dan sekretariat yang telah memberikan
6. Papih, Mamih, Ato, Ape, Ci Dian, Ci Dina, dan Anton yang selalu
Juga kepada seluruh rekan-rekan yang secara langsung maupun tidak langsung
Penulis sungguh bangga bisa diterima dan menimba ilmu dengan baik di kampus
ini. Penulis juga memohon maaf apabila ada nama yang tidak tersebutkan.
menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam
penulisan ini. Saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis
Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini memberikan manfaat
bagi pembaca.
Penulis
ix
ABSTRACT
x
INTISARI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN………...…..............………………………...….vi
MOTO....................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
ABSTRACT.............................................................................................................x
INTISARI................................................................................................................xi
DAFTAR ISI..........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.3. Asumsi...................................................................................................3
xii
I.6. Langkah-langkah Perancangan..............................................................5
II.2. Sistem Kerja dan Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Dalam Sistem
Pengkondisian Udara............................................................................7
Atap.....................................................................................72
Dalam Ruangan..................................................................80
xiii
BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN UTAMA..................................................101
R-744................................................................................117
IV.3.1. Refrigeran.........................................................................121
IV.3.2. Kompresor........................................................................122
IV.3.3. Evaporator........................................................................126
IV.3.4. Kondenser........................................................................135
xiv
V.5. Peralatan Pendukung lain.................................................................171
CHILLER.................................................................................................174
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................187
LAMPIRAN.........................................................................................................188
xv
DAFTAR TABEL
Refrigerant…………………………………………………………….9
Refrigeran.............................................................................................11
industri...................................................................................................20
kondisikan.............................................................................................74
tembok...................................................................................................74
Tabel 3.4. Data - data dari Studio 21, Gedung Plaza Ambarrukmo
Yogyakarta............................................................................................79
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
Gambar 2.16. Pandangan urai dari bagian-bagian utama kompresor sekrup.........36
Pendingin…………………………………………………………107
Gambar 5.2. Contoh ducting pada gedung Kantor Dirjen Pajak, Yogyakarta.....166
xviii
Gambar 5.4. Komponen pendukung Air Handling Unit.....................................172
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
conditioning (AC) merupakan suatu cara untuk mengatur udara yang biasa kita
gunakan untuk beraktifitas atau yang ada di sekitar kita, sehingga udara yang
suhu udara, kebersihan udara, kelembaban udara, bau, dan kesegaran udara.
Joseph Mc Creaty, seorang berkebangsaan Amerika pada tahun 1897. Pada saat
itu Instalasi tersebut dinamakan mesin pencuci udara (air washer), yaitu sistem
kelembaban udara ditemukan oleh Dr Willis Haviland dari Amerika Serikat pada
tahun 1906, pada waktu itu beliau berhasil menyegarkan udara dari sebuah
percetakan dengan menggunakan sistem pencuci udara. Dalam hal itu beliau
udara sampai saat ini. Komponen utama dari sistem refrigerasi adalah kompresor,
yang ada di udara sekitarnya, sehingga udara yang terserap kalornya akan terasa
dingin.
lain:
3. Sistem Air-penuh
Sistem ini digunakan pada gedung yang tidak terlalu besar, seperti toko,
ruang pertemuan.
Sistem udara tunggal digunakan pada ruangan yang memiliki luas yang
disamping itu, untuk penghematan karena beban kalor dari dalam dan dari luar
sistem air penuh, unit koil-kipas udara; karena dengan sistem tersebut udara
primer akan dicampur dengan udara sekunder sehingga beban kalor tidak terlalu
besar.
I.3. Asumsi
a. Tidak ada perpindahan kalor dari dalam lokasi Studio 21 ke luar lokasi
Studio 21, kecuali dinding yang bersentuhan dengan tempat parkir. Hal
terbanyak.
a. Memahami perbedaan dan pengaruh dari setiap benda/alat yang ada dalam
perancangan ini adalah sebagai tolak ukur dalam pemilihan alat, agar sesuai
BAB II
DASAR TEORI
Suhu udara yang panas, lembab, bau dan miskin oksigen sering kali
yang kurang nyaman dapat menyebabkan lingkungan kerja yang tidak nyaman,
istriahat tidak maksimal, pikiran tidak segar, dan tubuh yang mudah lelah serta
tidak fit. Melihat kebutuhan manusia akan udara yang segar dan terjaga, maka
diciptakanlah suatu sistem Penyegaran udara atau Air conditioning system untuk
menghasilkan udara dengan suhu yang terjaga, kaya akan oksigen, serta bersih.
kaya oksigen serta bersih (baca: udara terkondisi). Hal ini terjadi karena melihat
karyawan dan untuk menjaga mesin tetap terjaga dalam kondisi yang baik serta
untuk menjaga agar produk hasil industri tetap dalam kondisi yang baik, maka
II.2 Sistem Kerja Dan Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Dalam Sistem
Pengkondisian Udara
cara (perlakuan) dan suatu alat yang akan membuat udara akan terkondisikan
dengan baik. Cara yang digunakan dalam sistem refrigerasi adalah dengan
memanfaatkan sifat-sifat dari suatu cairan refrigeran dan dari hukum perpindahan
kalor. Pemanfaatan dari sifat-sifat cairan refrigeran dan dari hukum perpindahan
ini (Gambar 2.1), maka akan dijelaskan masing-masing dari proses tersebut.
KONDENSOR
KOMPRESOR
pengembunan pemampatan
EKSPANSI
Penurunan
tekanan
EVAPORATOR
penguapan
1. Pemampatan (kompresi)
menghisap uap refrigeran dari ruang penampung uap. Di dalam ruang tersebut
selalu berada dalam keadaan uap dan bertemperatur rendah. Dalam kompresor
Energi yang dibutuhkan untuk kompresi diberikan oleh motor listrik yang
uap refrigeran.
kompresor).
2. Pengembunan (kondensasi)
yang berada pada temperatur normal. Dengan kata lain, uap refrigeran
dalam kondensor, sehingga mengembun dan menjadi cair. Jadi karena fluida
9
menyerap panas dari refrigeran, maka fluida pendingin akan menjadi panas
dimana terdapat campuran refrigeran dalam fasa uap dan cair, tekanan
pendinginan), dan kerja (energi) yang diberikan oleh kompresor kepada fluida
kerja. Dalam hal penyegaran udara, jumlah kalor tersebut kira-kira sama
dialirkan kedalam pipa evaporator melalui katup ekspansi. Dalam hal ini,
10
termostatik yang dapat mengatur laju aliran refrigeran, yaitu agar derajat super
penyegar udara yang kecil, dipergunakan pipa kapilar sebagai pengganti katup
bersirkulasi.
4. Penguapan
secara merata ke dalam pipa evaporator oleh distributor refrigeran. Dalam hal
11
tersebut refrigeran akan menguap dan menyerap kalor dari udara ruangan yang
didinginkan (di bawah titik embun), maka air yang ada dalam udara akan
setiap pipa dari koil evaporator. Selama proses penguapan itu, di dalam pipa
akan terdapat campuran refrigeran dalam fasa cair dan gas. Dalam keadaan
penguapan) adalah konstan. Oleh karena itu temperatur refrigeran dapat dicari
Uap refrigeran (uap jenuh kering) yang terjadi karena penguapan sempurna di
selalu terdapat perubahan fasa dari refrigeran yang digunakan. Perubahan fasa
sehingga dapat menyatakan hubungan antara tekanan (P) pada ordinat dan
entalpi (i) pada absis dari siklus refrigerasi. Diagram tersebut juga dinamai
Seperti terlukis pada Gambar 2.2 (a), diagram mollier dibagi menjadi
tiga bagian untuk membedakan tingkat keadaan cairan super dingin (sub-
cooled), uap basah dan uap super panas (superheated vapor), oleh garis cair
jenuh dan garis uap jenuh. Pada Gambar 2.2 (b) sampai Gambar 2.2 (c),
Garis cair jenuh adalah bagian garis lengkung mulai dari sebelah kiri
bawah sampai kanan atas. Tingkat keadaan di mana cairan refrigeran mulai
14
menguap dinyatakan terjadi pada garis tersebut. Daerah cairan super dingin yang
temperaturnya lebih rendah daripada cairan jenuh terletak di bagian sebelah kiri
garis cairan jenuh. Daerah uap basah, yang terdiri dari campuran fasa cair jenuh
bersangkutan.
Garis uap jenuh adalah bagian kanan dari garis lengkung. Garis uap jenuh
dan garis cair jenuh bertemu pada titik kritis. Refrigeran pada garis uap jenuh ada
pada tingkat keadaan uap jenuh kering. Daerah uap super panas yang
temperaturnya lebih tinggi daripada uap jenuh ada di sebelah kanan dari garis uap
jenuh. Jadi, daerah uap basah adalah di antara garis uap jenuh dan garis cair jenuh.
Entalpi dinyatakan dalam absis, oleh karena itu garis isoentalpi adalah
garis vertikal.
isothermal seringkali tidak diperlihatkan, dalam daerah uap basah, oleh karena
garis datar antara garis cair jenuh dan garis uap jenuh. Pada garis iso-derajat.
yang sama merupakan garis miring dari kiri bawah ke kanan atas. Besarnya
kebersihan, dan distribusi udara dalam ruangan dapat dipertahankan pada tingkat
keadaan yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut, dapat dirancang dan
sesuai. Maka dalam proses pemilihan sistem penyegaran udara, pemakai dan
meliputi:
1. Faktor Kenyamanan
c) Aliran udara
d) Kebersihan udara
e) Bau
f) Kualitas ventilasi
g) Tingkat kebisingan
Parameter tersebut di atas tergantung dari kondisi kerja, jenis kelamin, suku
bangsa, dan lainnya. Tingkat keadaan tersebut dapat diatur dengan sistem
pengaturan yang ada pada mesin penyegaran udara. Namun perlu diperhatikan
17
2. Faktor Ekonomi
a) Biaya awal.
penyegaran udara.
biaya tak tetap seperti biaya listrik dan bahan bakar, biaya
Tentu saja sistem penyagaran udara yang disukai adalah sistem yang
a) Konstruksi sederhana
18
b) Tahan lama
e) Mudah perawatannya
g) Efisiensi tinggi
Alat pengkondisian udara yang ada sampai saat ini tentu saja berkembang
karena ada banyak kebutuhan manusia terhadap alat pengkondisian udara. Pada
bagi orang yang melakukan kegiatan tertentu. Hal ini dilakukan karena jika
seseorang berada di ruangan tertutup untuk jangka waktu yang lama, maka
pada suatu saat orang itu akan merasa kurang nyaman, hal ini bisa
industri, bahan, peralatan atau barang yang ada di dalam suatu industri. Hal
ini dilakukan agar proses dalam suatu industri berjalan tanpa gangguan yang
yang akan timbul jika udara dalam ruangan industri tidak dikondisikan
contohnya mesin cepat panas sehingga performa mesin tidak optimal, bahan
untuk proses produksi rusak karena kelembaban atau temperatur udara yang
mendukung.
ruangan yang bersangkutan (Lihat Tabel 2.3). Dalam hal tersebut juga
bekerja lebih baik dan jumlah kesalahan dapat dikurangi, sehingga efisiensi
Tabel 2.3. Kondisi temperatur dan kelembaban untuk penyegaran udara industri
teliti, maka sesuai dengan kemajuan teknik pengkondisian udara yang telah
dicapai sampai pada saat ini, sistem pengkondisian udara dapat dikembangkan
udara dalam ruangan menjadi terkondisikan oleh udara tersebut. Jadi dapat
mengatur besar aliran udara dengan memasang damper (lihat Gambar 2.5)
konstan).
2. Sistem air-udara
Pada sistem air-udara, seperti terlihat pada Gambar 2.6, unit koil
kipas udara atau unit induksi dipasang pada ruangan yang akan
dikondisikan. Air dingin (dalam hal pendinginan) atau air panas (dalam hal
dialirkan melalui unit tersebut sehingga udara tersebut menjadi dingin atau
pula dengan keperluan ventilasi, udara luar yang telah didinginkan dan
23
ruangan yang akan dikondisikan. Jadi pada sistem ini terdapat dua mesin
primer, dan yang lainya terdapat dalam ruangan sebagai pendingin udara
sekunder.
Oleh karena berat jenis dan kalor spesifik air lebih besar dari pada
udara, maka baik daya yang diperlukan untuk mengalirkan maupun ukuran
pipa yang diperlukan untuk memindahkan kalor yang sama, adalah lebih
kecil. Dengan demikian untuk mengatasi beban kalor dari ruangan yang
udara sentral adalah lebih kecil. Keuntungan dari sistem ini adalah ruang
24
tidak memakan banyak tempat. Disamping itu, sistem ini sangat hemat
sekunder bisa dimatikan. Contoh dari sistem ini adalah AHU (Air
3. Sistem air-penuh
ruangan yang akan dikondisikan, dalam alat ini tedapat koil udara, kipas
pada koil-koil yang terdapat pada sistem instalasi, kemudian udara yang
dari instalasi dan tidak dikondisikan terlebih dahulu, tetapi pada kasus lain,
2.7.
paket yang ditambahkan saluran udara primer, AHU (Air Handling Unit),
Sistem ini terdiri dari kipas udara, koil udara pendingin dan mesin
refrigerasi yang berada pada satu kotak, dengan terminal pipa air
pendingin dan daya listrik dibagian luarnya. Dengan demikian, kerja mesin
hanya akan tergantung dari pemasukan air dan daya listrik. Udara ruangan
pintu, jendela, ventilasi dengan saluran terpisah dari instalasi dan tidak
dikondisikan terlebih dahulu, tetapi pada kasus lain, udara primer bisa
jenis window, jenis lantai, jenis atap, dan jenis paket. Lihat Gambar 2.8.
Water chiller atau biasa disebut air pendingin adalah salah satu alat
merupakan suatu sebutan bagi alat pendingin ruangan dengan refrigeran sekunder
berupa air dingin. Untuk penghematan dan effektifitas kerja mesin pendingin,
pendingin ruangan.
Water chiller dianggap hemat karena dalam penggunaan untuk suatu mall
atau gedung besar, hanya diperlukan satu sampai dengan tiga mesin pendingin
saja dan dianggap efektif karena apabila mesin pendingin dihidupkan, udara
Sistem kerja water chiller pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem
kerja mesin pendingin lainnya, yang berbeda hanya pada penggunaan refrigeran
sekunder untuk mendinginkan koil udara pada instalasi pendingin yang bekerja di
evaporator dalam mesin water chiller, air yang telah dingin tersebut kemudian di
setiap ruangan, koil udara yang telah dingin kemudian bisa digunakan untuk
mendinginkan udara.
27
chiller adalah Air Handling Unit (AHU) dan Fan Coil Unit (FCU).
kebutuhan dan manfaat yang hendak dicapai, sehingga di bawah ini dijelaskan
a. Gedung Kantor
b. Hotel
c. Rumah sakit
Kondisi udara di rumah sakit harus dijaga agar tetap bersih untuk
juga untuk memberikan kesegaran kerja bagi para dokter dan perawat, agar
d. Pertokoan
dijual tidak mudah rusak karena kelembaban yang tidak terjaga, terlebih
barang elektronik.
29
f. Industri
dua golongan, yaitu penyegaran udara untuk kenyamanan kerja bagi para
g. Tempat tinggal
maka instalasi pengkondisian udara dapat dibagi beberapa jenis, antara lain:
Instalasi ini biasa disebut AHU (Air Handling Unit), alat ini terdiri
dari motor listrik, blower, koil udara dan saringan udara; semuanya
30
terletak pada satu kotak. Instalasi ini biasanya digunakan pada ruangan
air pendingin (Water Chiller). Lihat Gambar 2.10. Instalasi ini diletakan di
ducting.
Koil
Refrigeran
Blower
Blower
Koil Refrigeran
Instalasi ini biasa disebut FCU (Fan Coil Unit), merupakan unit
memiliki luasan tidak terlalu besar. Alat ini terdiri dari kipas udara, motor
listrik, koil udara, dan saringan udara yang terletak pada satu kotak, alat ini
luar ruangan. Tidak ada saluran khusus untuk udara primer; udara primer
diambil langsung dari ventilasi, jendela, dan sekat pada pintu. Unit induksi
sebuah konstruksi kotak dimana komponen dari alat ini terdiri dari kipas
dibagian bawah kotak. Pada sistem ini udara primer bisa di hisap langsung
Jenis Window
1. Kompresor
a) Kompresor Torak
katup hisap dan katup buang (sucion valve and discharge valve)
masuk melalui katup hisap yang terletak pada piston atau di kepala
kompresor torak.
dan meninggalkkan kompresor dari ujung yang lain (di bawah). Pada
pemasukan, rongga tersebut telah dipenuhi oleh gas. Bila putaran terus
36
volume rongga dan menekan gas tersebut. Pada saat tertentu dalam
kuping lebih lanjut, gas yang tertekan keluar melalui lubang tersebut.
c) Kompresor sudu
jenis roller, garis sumbu poros sama dengan garis sumbu silinder. akan
tetapi garis sumbu poros tersebut terletak secara eksentrik Pada rotor,
bersamaan. Disini rotor mempunyai dua atau lebih sudu geser (sliding
dua kali daerah yang digaris silang hingga batas tertentu volume
sudu.
d) Kompresor Sentrifugal
2. Kondensor
dari sistem refrigerasi ke media pendingin (dalam hal ini air) sehingga timbul
juga panas akibat kompresi. Kerja kompresi tiap satuan kapasitas pendinginan
sedemikian sehingga pipa satu didalam pipa yang lain. Air mengalir
pinggirnya.
39
air dapat dibatasi. Kran air dibuka hanya pada saat tekanan
lebih gulungan bare tube atau finned tube dan dimasukan ke dalam
satu tabung baja dan di las air mengalir sepanjang pipa. Uap
dilengkapi dengan alur aliran air terpisah (split water circuit). Dua
alur aliran air dihubungkan secara seri untuk saluran pembuang dan
shell dan coil digunakan hanya pada isolasi kecil sampai dengan
Jalur aliran air di sini bisa 2 atau lebih dari 20 jalur. Sebagai
contoh, jika kondensor mempunyai 40 pipa dan terdiri atas dua jalur,
maka setiap jalur terdiri dari 20 pipa; jika 4 jalur tentu setiap jalur
terdiri atas 10 pipa. Kondensor jenis shell and tube digunakan untuk
airnya di dalam pipa kurang dari 0,5 gpm, seharusnya tidak dipilih
karena air akan mengalir secara tenang (stream line), padahal yang
kecepatan air tidak boleh menlebihi 8 fps atau artinya 5,75 gpm tiap-
tiap pipa.
2. Temperatur evaporator
3. Temperatur kondensasi
41
shell and tube (tabung dan pipa). Sehingga bisa dibersihkan dengan cara
3. Katup ekspansi
agar sesuai dengan beban pendinginan yang harus di layani oleh evaporator
tersebut. Jadi katup ekspansi mengatur supaya evaporator dapat selalu bekerja
menguap sempurna pada waktu keluar dari evaporator. Katup ekspansi yang
d. Pipa kapilar
42
4. Evaporator
dari udara ruangan yang akan dikondisikan atau udara yang dikondisikan atau
dengan kata lain udara yang akan dikondisikan dialirkan melewati evaporator
yang ada di dalam udara segar dengan jumlah uap air maksimum yang dapat
dimiliki udara pada temperatur disebut sebagai kandungan uap air relatif.
atau pipe) yang dibuat melingkar (coil) atau berjajar dan diatasnya
diletakan plat atau batang logam kecil, agar pipa tersebut bersatu.
43
dalam yang tidak melebihi 32°F pada saat bekerja normal. Pada
diantara 32°F (bisa diatas atau di bawah 32°F). Untuk jenis ini bisa
mensirkulasikan udara.
44
c.1.Expantion coil
coils)
coils).
pada sisi bawah coil. Katup pelampung untuk coil jenis ini
d) Evaporator Khusus
Jenis ini terdiri dari coil yang direndam di dalam larutan air
dengan fan yang diletakan pada bagian depan atau bagian belakang
koil. Keseluruhan unit tertutup rapat, rumah terbuat dari baja dan
berkaitan, tetapi di bawah ini dijelaskan beberapa alat pendukung saja, antara lain:
a. Pompa
dari satu tempat ke tempat yang lain. spesifikasi pompa dinyatakan dengan
jumlah fluida yang dapat dialirkan per satuan waktu dan tinggienergi angkat.
dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi, serta mengatasi
evaporator menuju instalasi pendingin seperti Air Handling Unit (AHU) dan
47
Fan Coil Unit (FCU), selanjutnya pompa digunakan untuk mengalirkan air
Pompa yang biasa digunakan untuk mendistribusikan air dingin adalah pompa
b. Menara Pendingin
maka dibutuhkan suatu fluida untuk menyerap kalor tersebut; pada water
chiller fluida tersebut menggunakan air (disebut air pendingin), tetapi karena
air yang digunakan harus selalu bertemperatur lebih rendah dari kondensor,
harus selalu kontinyu, murah, dan mudah, maka air pendingin yang telah
yang menguap harus diganti agar air pendingin selalu kontinyu, yaitu dengan
atau berlawanan dengan arah jatuh air pendingin. Dengan cara demikianlah air
pendingin jenis paksa, karena pada jenis ini kipas udara digunakan untuk
pendingin aliran melintang memiliki ciri-ciri bahwa udara dan air pendingin
mengalir dalam arah tegak lurus satu sama lain dan menara pendingin
berukuran besar. Gambar 2.20(a) dan (b) menujukan contoh menara pendingin
c. Refrigeran
dari suatu tempat atau suatu benda. Jika bertitik tolak pada pendinginan yang
a) Amonia
untuk refrigeran, bersifat racun dan mudah terbakar. Titik didih ammonia
digunakan pada industri yang besar dimana sifat-sifat racun tidak begitu
berbahaya.
Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, lebih berat dari udara, titik
didihnya mencapai – 109,3 °F, berat jenis cairan 1,56. Karbon dioksida
hanya dapat beroperasi pada tekanan tinggi, ini menyebabkan daya per ton
52
d) Methylchloride
sebagai pengganti refrigeran amonia dan CO2, dengan titik didih -106°F
dan berat jenis 1,002 untuk kapasitas 10 ton dengan kompresor torak.
e) Sulphur Dioxide
Cairan dan uap tidak berwarna, sangat beracun dan baunya sangat
menyengat, tetapi tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Titik
f) Hydrocarbon
hidrokarbon.
Compresion Refrigeration
h) Azeotropes
benda. Jenis ini yang paling sering digunakan adalah Carrene-7 yang
yang sama carrene-7 mempunyai kapasitas dan tenaga 18% lebih besar
dari Freon-12.
Secara teknik air dapat berfungsi sebagai refrigeran sekunder, tetapi larutan
garam (brine) dan larutan anti beku (anti-freezes) lebih baik dari pada air,
karena dapat membeku di bawah suhu 0°C. Larutan anti beku yang banyak
digunakan adalah larutan air dan glikol etilen, glikol propilen, atau kalsium
klorida.
bahwa terdapat refrigeran yang dapat bekerja sempurna (ideal) pada semua
keadaan dan ada yang tidak. Refrigaeran tertentu lebih baik menggunakan
sentrifugal dan rotari. Sifat keracunan pada industri boleh diabaikan, tetapi
untuk suhu rendah berbeda dengan refrigeran untuk suhu tinggi, karena itu
lain berdasarkan :
tekanan kerja yang tinggi dan perbedaan tekanan yang cukup besar.
baik untuk tekanan yang rendah dan beda tekanan tidak terlalu tinggi.
Kompresor rotari baik untuk tekanan kerja menengah dan beda tekanan
evaporator 5°F dan suhu kondeser 86°F dicapai COP 5,47 dengan daya
d) Panas laten
dengan volume jenis uap dari evaporator. Aliran uap per ton
f) Stabilitas refrigeran
diperhatikan.
g) Sifat korosif
basah
air
h) Viscosity refrigeran
rendah pada fase cairan maupun uap agar kerugian tekanan rendah.
i) Konduktifitas panas
dengan permukaan.
kecil, sifat racun tidak berbahaya karena jumlahnya kecil. Selain sifat
ruangan. Sebaliknya Freon dan CO2 yang tidak tidak berbau dan tidak
harus segera diketahui, karena itu pada refrigeran yang tidak berbau
chloride.
chloride, CO2, dan Freon. Selain itu refrigeran bersifat meledak pada
m) Pertimbangan harga
n) Pencemaran lingkungan
dan tidak kontak dengan udara luar, maka Freon tidak berpotensi
merusak ozon.
22 adalah jenis Freon atau genetron 141 dengan rumus kimia CHCIF
bertemperatur rendah.
60
d. Gate valve
e. Check valve
f. Baterfly valve
Baterfly valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran air yang akan
Water flow switch adalah suatu peralatan tambahan yang dipasang di pipa
kondenser dan berfungsi untuk mengamankan kompresor apabila tidak ada aliran
air di dalam pipa kondenser (jika tidak terdapat air dalam kondenser, maka
kompresor tidak akan bekerja). Bagian yang berhubungan dengan air dibuat dari
61
kuningan dan phosphor bronze. Saklar aliran cairan memiliki tiga kabel dan tiga
terminal dengan kontak SPTD (Single Pole Double Throw), yaitu dua kontak
diam dan sebuah kontak gerak. Menutup dan membukanya kontak tersebut
h. Thermometer
temperatur air dalam pipa kondenser (pipa in/out pada unit AC).
i. Pressure gauge
pengembunan).
62
Rangkaian pipa pengisian berfungsi untuk mengalirkan air dari tendon air
menara pendingin.
63
BAB III
mengkondisikan udara yang ada di dalam ruangan agar udara terasa sejuk, bersih,
dan memiliki kelembaban yang baik bagi bagi kesehatan. Proses pengkondisian
tersebut memerlukan alat untuk menyerap kalor dan uap air dari dalam ruangan
udara tersebut tepat guna, effisien, dan tidak boros, maka besarnya beban kalor
dan karakteristik kalor yang akan dibuang keluar ruangan harus tepat atau
mendekati tepat.
perpindahan kalor baik secara konduksi, konveksi, maupun secara radiasi. Beban
pendinginan dalam ruangan ada dua macam, yaitu kalor sensibel dan kalor laten.
Kalor sensibel adalah jumlah kalor akibat perubahan suhu saja, sedangkan kalor
laten adalah kalor karena perubahan fase. Perbandingan kalor sensibel dan kalor
Pada dasarnya terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan
pendek dan jangka panjang, serta untuk mengetahui karakteristik dinamik dari
Untuk itu diperlukan perhitungan yang panjang dan komplek. Seperti dalam
sering terjadi, dimana kalor yang masuk ke dalam ruangan dinamakan heat gain.
periodis serta berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Karena
atau periode rendah pengunjung, periode cuaca sekitar kalor atau cuaca sekitar
gedung dingin, maka demi kenyamanan pengunjung dan nama baik perusahaan,
terjadi.
ekonomi.
udara meliputi :
65
a. Kalor sensibel
2. Penyinaran matahari
6. Kalor penghuni
7. Kalor dari motor listrik, proses kimia, gas uap, air kalor, alat-alat listrik
dan lain-lain
b. Kalor laten
4. “Moisture” permukaan basah, proses kimia, gas, air kalor, uap, dan lain-
lain
Selatan, namun pada perhitungan ini digunakan kota Jakarta sebagai acuan dalam
memperoleh data yang diperlukan, yaitu terletak pada 6 o LS. Denah dan data-data
B C D
A w w
c c
Kantor Koridor
Koridor
G
C
a
f
f Studio 4
e
Lobby
Studio 2
U
Pintu H
Masuk
S
J Gambar 3.1. Denah Studio 21 I
Keterangan :
A = 47,65 m
B = 16,2 m
C = 26,5 m
D = 8,5 m
E = 1,5 m
67
F = 14,7 m
G = 24,3 m
H = 8,1 m
I = 30,3 m
J = 24,3 m
Selain dari pada itu, data-data lain yang diperoleh dari keadaan Studio 21 adalah
sebagai berikut:
1. Studio 1
2. Studio 2
3. Studio 3
4. Studio 4
5. Studio 5
7. WC
68
1. Studio 1
Tebal tembok 12,5 cm, dengan bahan batu apung, kayu, glasswoll, dan
karpet
2. Studio 2
Tebal tembok 12,5 cm, dengan bahan batu apung, kayu, glasswoll, dan
karpet
3. Studio 3
Tebal tembok 12,5 cm, dengan bahan batu apung, kayu, glasswoll, dan
karpet
4. Studio 4
Tebal tembok 12,5 cm, dengan bahan batu apung, kayu, glasswoll, dan
karpet
5. Studio 5
Tebal tembok 12,5 cm, dengan bahan batu apung, kayu, glasswoll, dan
karpet
Luas
buah
buah
Keterangan :
1. Jumlah pengunjung terbanyak pada hari Sabtu, Minggu, dan Senin mencapai
2. Jam pengunjung terbanyak adalah pukul : 18.15 – 22.30 WIB, sekitar 1000
orang
3. Tanda bintang (*) pada data di atas berarti bahwa beban kalor alat tersebut
kalor
72
4. Tinggi bangunan 16 m
5. Dinding / tembok terluar terbuat dari batu-bata dan semen, dengan tebal kira-
6. Atap langsung bersentuhan dengan udara luar dan terkena sinar matahari
HG = A × U × ∆t ....………………………(3.1)
Keterangan :
udara dalam ) o F
dihitung dengan mengacu pada data-data dan asumsi yang ditetapkan, seperti :
bulu (furring)
Asumsi bahwa ketebalan tembok 8 inchi dan berat batu bata 87 lb/ft2
maka dari buku Handbook of Air Conditioning System halaman I-66 ,Tabel 2.1
Dari data yang ada bahwa temperatur udara rancangan adalah 22°C,
perbedaan temperaturnya ∆t = 22 o C – 22 o C
= 71,6 o F – 71,6 o F
= 0 oF
dihitung :
∆t = 32 o C – 22 o C
= 89,6 o F – 71,6 o F
= 18 o F
74
dengan Plaza Ambarrukmo adalah yang telah diketahui seperti di bawah ini
kondisikan.
Luas Luas
Bagian (m2) (ft2)
= 14562,6 Btu/hr
Tabel 3.3 Besar Heat Gain (Beban Kalor) dari masing-masing tembok
b. Atap
Untuk atap yang langsung bersentuhan dengan udara luar, dan dengan
terbanyak), langsung tersinari matahari dan memiliki berat atap 80 lb/ft2, maka
pada hal I-75, Tabel 31 (lampiran A-4), dengan ketentuan bahwa pada atap
atau sekitar 6 inchi dan tidak ada isolasi (penyekatan) di atasnya, dari lampiran
A-3 didapat bahwa U = 0.51 Btu/hr.ft2 o F, akan tetapi karena ada penyekatan di
40 cm sebagai ruang untuk pemasangan ducting dan AHU. Dari lampiran A-4
Maka dengan luas 22526,74 ft2, dapat dicari berdasarkan rumus (3.1)
dalam)
76
a. Lantai
juga dari buku Handbook of Air Conditioning System halaman I-73, Tabel 29
(lampiran A-5). Dengan asumsi bahwa lantai terbuat dari beton dengan tebal 20
∆t = 0 o C – 22 o C
= 71,6 o F – 71,6 o F
= 0oF
Maka besarnya perpindahan kalor dari lantai dianggap tidak ada atau = 0.
b. Kaca
Kaca yang ada dalam Studio 21 adalah sebagai pintu masuk ke Studio
21. karena temperatur udara dalam ruangan Studio 21 sama dengan temperatur
Pada kasus ini beban kalor partisi diabaikan, karena perhitungan beban
kalor yang dilakukan menyeluruh untuk satu ruangan Studio 21, dan tidak
77
terdapat partisi atau sekat terhadap ruangan lain yang tidak dikondisikan.
d. Infiltrasi
Infiltrasi adalah masuknya udara luar melalui lubang yang ada. Udara
yang masuk merupakan udara yang tidak diinginkan dari luar ruangan yang
perbedaan suhu 0 o F.
Keterangan:
terhadap beban kalor yang akan diterima oleh mesin pendingin / kapasitas
panas/kalor.
4. Panas dari lampu yang menyala, baik lampu yang digunakan untuk
7. Dan yang penting adalah kalor akibat panas dari tubuh manusia atau biasa
disebut kalor laten. Sebab ketika manusia melakukan suatu aktivitas, maka
metabolisme tubuh.
Beban kalor yang berasal dari dalam ruangan ditunjukan dalam tabel 3.4
Tabel 3.4. Data-data dari Studio 21, Gedung Plaza Ambarrukmo Yogyakarta
Lokasi Lampu Bohlam Manusia Alat elektronik Mesin / motor
(Watt) Jmlh Total (orang) Macam (Watt) Jmlh Total Alat (Watt) Jmlh Total
40 2 80
5 75 375
40 2 80
5 34 170
40 2 80
5 36 180
5 60 300
5 36 180
Koridor
75 64 4800 28 TV 300 2 600 Game 770 1 770
,
Caffe
50 30 1500 Monitor 300 5 1500 Game 690 1 690
&
Kantor 5 36 180 CPU 300 2 600 Game 625 1 625
Game 623 1 623
Game 380 1 380
L.Neon 36 13 468 Game 370 1 370
L.Neon 18 98 1764 Game 325 1 325
Game 215 1 215
Game 120 5 600
Refrig 380 3 1140
Stoves 550 1 550
WC 75 15 1125 14 0
Ruangan
kalor sensibel dan beban kalor laten. Kedua bagian tersebut memiliki cara
perhitungan yang sama, yaitu dengan data-data yang ada seperti temperatur
penonton maksimal per-jam adalah 1268 orang dan sehingga pada Handbook
A-6) sebesar 275 Btu/hr untuk kalor sensibel dan 175 Btu/hr untuk kalor laten.
dewasa dan bahwa kegiatan menonton mengeluarkan besar kalor yang sama
= 348700 Btu/hr
81
= 221900 Btu/hr
Beban kalor yang muncul dari alat-alat permainan (game) muncul dari
kalor motor listrik atau dari mesinnya itu sendiri yang mengeluarkan kalor.
Sehingga dari daya mesin game seluruhnya sebesar 4598 Watt, dapat
= 15633,2 Btu/hr
sehingga karena motor dan mesinnya terdapat pada ruangan Studio 21,
= 3876 Btu/hr
= 1224 Btu/hr
kalor sensibel dan beban kalor laten pada ruangan. Alat-alat listriknya
tersebut tidak diberi penutup (not hooded), dan setara dengan Egg boiler 550
berikut:
HG = 1200 Btu/hr
HG = 800 Btu/hr
83
Bohlam :
= 56304 Btu/hr
Neon :
= 9486 Btu/hr
84
menjadi beban pendinginan adalah peralatan monitor, televisi, dan CPU. Alat-
alat elektronik tersebut diasumsikan sama dengan lampu neon (rumus 3.6).
= 11475 Btu/hr
konstan akan tersimpan pada stuktur bangunan. Kalor yang tersimpan pada
terkondisikan.
waktu yang sama. Tetapi apabila kapasitas pendinginan yang dialirkan lebih
rendah dari beban pendinginan yang ada pada setiap ruangan, maka di ruangan
yang beban kalornya lebih besar temperaturnya akan terus meningkat dan
Tabel 4 (lampiran A-9) dan halaman I-37, Tabel 13 (lampiran A-10). Dapat
dengan kegiatan di gereja (church), pada waktu musim kalor (summer) dan
bahwa storage factor sebesar 1,35 dengan asumsi bahwa gedung ber-tipe
interior zones dengan berat 150 lb/ft2 , dan lamanya pengoperasian 10 jam ≈
12 jam. Maka dapat dihitung besarnya beban pendinginan dengan luas lantai
= 30411,09 Btu/hr
kalor yang lebih besar, karena bangunan dipergunakan untuk kegiatan profit.
Beban kalor yang timbul dari ducting udara supply terjadi karena
ducting ditempatkan pada ruangan yang tidak terkondisikan dan ducting tidak
Pada perancangan yang penulis lakukan, udara supply dari AHU (Air
i. Beban Kalor Dari Ducting Udara Supply Yang Bocor (Supply Duct
Leakage Loss)
pendinginan yang besar, kecuali apabila kebocoran terjadi pada ruangan yang
ducting suplay baik untuk sistem yang besar maupun yang kecil rata-rata 10%
dari keseluruhan udara suplay. Dibawah ini petunjuk untuk menilai kebocoran
dikondisikan.
ditempatkan pada platfon ruangan yang dikondisikan, maka beban kalor akiba
kebocoran pada saluran supply tidak ada. Suply Duct leakage loss = 0.
hal ini seperti yang diterangkan pada beban kalor akibat motor elektrik. Pada
kasus ini, beban kalor akibat motor kipas harus diperhitungkan menjadi kalor
sensibel.
11). Dengan asumsi bahwa kipas motor ditempatkan pada ruangan yang
pada setiap unit AHU (Unitary system). Perbedaan temperatur yang terjadi
88
antara udara dalam dan udara segar yang dimasukan melewati motor kipas
adalah ∆t = 32 o C – 22 o C
= 89,6 o F – 71,6 o F
= 18 o F ≈ 20 o F
persentase kalor sensibel akibat motor kipas dari lampiran A-11 adalah
sebesar 4,6 %.
air dingin dari mesin pendingin menuju ke AHU, begitu pula sebaliknya, air
air.
karena selain dari gesekan dengan impeller pompa, pompa yang digerakan
dicari besarnya persentase beban kalor akibat pompa. Dengan asumsi bahwa
head pompa sama dengan head pompa rata-rata atau sekitar 70 ft,
89
menggunakan kapasitas pompa yang besar (diatas 100 GPM), dan temperatur
l. Beban Kalor Akibat Uap Air Yang Mengalir Melalui Struktur Bangunan
diabaikan untuk kinerja air conditioning yang normal. Kalor laten ini harus
diperhitungkan apabila air conditioning bekerja pada tekanan uap yang tinggi
Beban kalor akibat udara luar baik yang masuk secara tidak terkontrol
maupun yang masuk melalui saluran udara dapat dicari berdasarkan Handbook
Udara yang masuk ke ruangan melalui AHU (Air Handling Unit) pasti
akan melewati coil-coil pendingin. Udara yang melewati coil pendingin tidak
sebagian udara yang tidak melewati coil dan masuk ke ruangan. Perbandingan
antara udara yang menyentuh koil pendigin dengan jumlah udara total disebut
yang tidak menyentuh koil pendingin dengan jumlah udara total disebut
Terdapat dua macam beban kalor karena udara luar yang masuk
melalui AHU, yaitu beban kalor karena udara luar yang dilewatkan melalui
AHU tidak menyentuh koil, sehingga masih membawa beban kalor (beban
kalor karena BF). Dan yang kedua adalah beban kalor karena udara yang
masuk melalui AHU dan menyentuh koil, tetapi tetap membawa sebagian
Perhitungan beban kalor karena udara luar dihitung karena harus ada
keseimbangan antara biaya awal dan biaya pengoperasian dalam memilih nilai
bypass factor yang tepat untuk penggunaan yang teliti. Lampiran A-13
dalam penghitungan.
bioskop (theatre) dan diasumsikan tidak ada pengunjung yang merokok. Maka
CFM/orang.
maka dengan temperatur udara bola kering di luar ruangan sebesar 89,6 o F dan
udara luar sebesar 141 gr/lb dan kelembaban udara dalam sebesar 62 gr/lb.
Dapat dituliskan rumus beban kalor dari udara luar karena tidak
menyentuh koil (beban kalor BF), untuk kalor untuk kalor sensibel dan laten
Kalor sensibel:
Kalor Laten :
Dan rumus beban kalor dari udara luar yang menyentuh koil dan masih
membawa sebagian kalornya (beban kalor CF), untuk kalor untuk kalor
Kalor sensibel:
Kalor Laten :
Keterangan :
= 9510 CFM
92
∆t = perbedaan suhu ( o F)
= 18 o F
∆W = perbedaan kelembaban
= 79 gr/lb
BF = Bypass factor
= 0,15
CF = Contact factor
= 1- 0,15
= 0,85
Maka perhitungannya :
HG = CFM × ∆t × BF × 1,08
= 27731,16 Btu/hr
HG = CFM × ∆W × BF × 1,08
= 76631,58 Btu/hr
HG = CFM × ∆t × CF × 1,08
93
= 157143,24 Btu/hr
HG = CFM × ∆W × CF × 1,08
= 434245,62 Btu/hr
mengurangi bau / hawa yang dihasilkan oleh tubuh manusia, bau rokok, dan
setidaknya 5 cfm per orang untuk mengurangi bau tersebut. Apabila setiap 50
– 75 ft2 dihuni oleh satu orang, maka plafon minimal harus setinggi 8 ft
(lampiran A-14). Dari Tabel dapat ditemukan bahwa CFM per orang sebesar
94
7,5 dan CFM per square feet lantai sebesar 0, dengan asumsi bahwa gedung
= 9510 cfm
= 0 cfm
SUN GAIN
AREA OR OR
TEMP
ITEM QUANTITY DIFF FACTOR BTU/HR
KALOR SENSIBEL
MATAHARI & TRANSFER KALOR, TEMBOK DAN ATAP
Tembok
Utara A 6027,28 sq ft x 0 °F x 0,29 Btu/hr.ft2°F 0
Tembok
Utara B 2789,76 sq ft x 18 °F x 0,29 Btu/hr.ft2°F 14562,59
Tembok
Timur 8369,3 sq ft x 0 °F x 0,29 Btu/hr.ft2°F 0
Tembok
Selatan 9402,5 sq ft x 0 °F x 0,29 Btu/hr.ft2°F 0
95
Tembok
Barat 8205,7 sq ft x 0 °F x 0,29 Btu/hr.ft2°F 0
Lantai 22526,74 sq ft x 0 °F x 0,17 Btu/hr.ft2°F 0
Atap 22526,74 sq ft x 37 °F x0,345Btu/hr.ft2°F 287553,84
Faktor
keamanan 1% 7804,2572
JADI KALOR SENSIBEL RUANGAN = 788229,97
KALOR LATEN
Pengunjung 1268 orang x 175 Btu/hr 221900
Alat-alat
Caffe 800
Sub Total 222700
Faktor
keamanan 0,01 2227
JADI KALOR LATEN RUANGAN = 224927
Udara Luar
(BF) 9510 CFM x 79 gr/lb x 0,15 x 0,68 76631,58
KALOR LATEN EFEKTIF = 301558,58
TOTAL KALOR EFEKTIF RUANGAN = 1153778,3
96
Hour of
operation =
Kondisi Temp BK (°F) Temp BB (°F) % RH Kelembaban
Luar Ruangan
(QA) 89.6 80 141 gr/lg
Dalam ruangan
(RM) 71.6 61.4 55% 62 gr/lg
UDARA LUAR
1268 orang x 7.5 cfm/orang = 9510
Ventilasi 22526.74 sq ft x 0 cfm/sq ft = 0
CFM ventilasi = 9510
CFM Udara luar = 9510
APPARATUS DEWPOINT
ESHF (Kalor sensibel
(Effektive ESHF = 852219.71 effektif)
Sensible Heat 1153778.3 (Total kalor effektif
Factor) ruangan)
= 0.7386339
ADP
(APPARATUS ADP yang dipilih = 48.4 °F
DEWPOINT) darir Tabel 3.20
Kelembaban relatif = 55 %
Kelembaban = 62 gr/lb
Maka dari Tabel diatas dapat dihitung komponen kalor dari dalam dan luar
= 788229,9733 + 224927
= 1013156,973 Btu/hr
RSH
RSHF = …………………..........(3.15)
RSH + RLH
788229,9733
=
788229,9733 + 224927
= 0,77
98
= 591388,86 Btu/hr
= 1009362,952 Btu/hr
TSH
GSHF = …………..……………(3.18)
GTH
1009362,952
=
1751081,041
= 0,576422752
ERSH
ESHF = ……………………….(3.19)
ERTH
852219,712
=
1153778,292
99
= 0,738633859
sebelumnya, mencari Beban Kalor Karena Udara Luar Ruangan, hal 76-77)
ERSH
CFMda = ..………………………(3.20)
1,08.(trm − tadp ).(1 − BF )
852219,712
=
1,08.(71,6 − 48,4).(1 − 0,15)
= 40014,823 CFM
tedb=
(CFM ventilasi × Tmp udara luar) + ((CFMda - CFM ventilasi) × Temp udara dalam)
CFMda
=75,87 F
= 777888,175 Btu/hr
= 2149596,336 Btu/hr
100
= 2927484,512 Btu/hr
= 243,957 TR
total kapasitas pendinginan rata-rata per AHU adalah sebesar 2927484,512 Btu/hr
Apabila melihat dari pasaran (lampiran A-16, model AHU pada jenis
2.014 mm.
101
BAB IV
siklus refrigerasi dan diagram mollier dari mesin refrigerasi yang dirancang.
siklus refrigerasi kompresi uap dan siklus refrigerasi absorpsi. Pada perancangan
ini penulis memilih menggunakan siklus refrigerasi kompresi uap karena penulis
siklus.
1. Penguapan
kalor dari udara ruangan yang dialirkan melalui permukaan luar dari pipa
maka air yang ada dalam udara akan mengembun pada permukaan
sebanyak kalor laten penguapan selama mengalir di dalam setiap pipa dari
koil evaporator. Selama proses penguapan itu didalam pipa akan terdapat
campuran refrigeran pada fase cair dan fase gas. Dalam keadaan tersebut,
kompresor.
Panas lanjut atau superheated biasa terjadi pada siklus ini, hal ini
terjadi disebabkan oleh kalor yang timbul pada motor listrik penggerak
bentuk uap sehingga volume jenis uap refrigeran bertambah besar dan
tekanan menjadi semakin besar; selain itu juga untuk menaikan entalphi
2. Kompresi
ini dilakukan agar refrigeran selalu berada dalam keadaan uap dan
refrigeran.
3. Pengembunan
dengan air pendingin (atau dengan udara pendingin pada sistem dengan
pendinginan udara) yang ada pada temperatur normal. Dengan kata lain
mengembun dan menjadi cair. Jadi, karena air (udara) pendingin menyerap
104
panas dari refrigeran, maka air (udara) pendingin akan menjadi panas pada
dimana terdapat campuran refrigeran dalam fasa uap dan cair, tekanan
tiap refrigeran.
fluida kerja. Dalam hal penyegaran udara, jumlah kalor yang dikeluarkan
Dalam hal ini temperatur refrigeran cair biasanya 2-3°C lebih rendah dari
sebesar 5°C.
105
4. Ekspansi
termostatik yang dapat mengatur laju aliran refrigeran, yaitu agar derajat
pengganti katup ekspansi. Diameter dalam dan panjang dari pipa kapilar
berulang-ulang.
operasinya.
dapat menyatakan hubungan antara tekanan (P) pada ordinat dan entalpi (i) pada
absis dari siklus refrigerasi. Diagram tersebut juga dinamai diagram tekanan-
Siklus refrigerasi tidak selalu konstan karena dapat berubah sesuai dengan
perubahan yang terjadi pada temperatur air pendingin (atau udara pendingin),
tetapi juga karena adanya perubahan dari beban kalor dan temperatur dari benda
yang akan didinginkan. Namun demikian, dalam hal ini akan dilukiskan siklus
masuk katup ekspansi. Akan tetapi karena sistem pengkondisian udara yang
penulis rancang adalah water chiller, maka untuk mencari ke-4 komponen di atas
harus dicari berdasarkan beberapa komponen, antara lain temperatur pada koil
AHU, rugi temperatur karena rugi-rugi pada pipa dan temperatur air pendingin
bahwa suhu pada AHU adalah sebesar 46,5°F, maka dengan diketahuinya
setelah keluar dari evaporator adalah sebesar 44,6°F hal ini kerena akan terdapat
107
masuk evaporator penulis asumsikan sebesar 51,8°F karena menyerap kalor dari
yang akan mendiginkan kondensor pada menara pendingin di pilih sebesar 80,6°F,
maka temperatur air pendingin yang masuk menuju kondensor dipilih sebesar
85°F dan temperatur air pendingin yang keluar dari kondensor dipilih sebesar
92,5°F.
Menara Pendingin =
27°C = 80,6°F
Kondensor
36°C = 96,8°F
Kompresor
Katup
Ekspansi
Evaporator
5°C = 41°F
dipilih berdasarkan jenis refrigeran yang digunakan. Maka dibawah ini akan
jenis refrigeran yang berbeda, antara lain R-22, HFC-134a, dan refrigeran CO2.
yang banyak digunakan di pasaran, akan tetapi karena beberapa dampak negatif
yang ditimbulkan maka pada saat ini refrigeran 22 mulai banyak ditinggalkan dan
refrigeran itu adalah refrigeran jenis CO2 (refrigeran yang akan banyak
digunakan).
antara lain tidak berwarna, tidak berbau, tidak menyebabkan korosi, memiliki laju
alir volume yang lebih rendah dari R-12 per unit kapasitasnya, tidak mudah
memiliki beberapa kekurangan antara lain apabila refrigeran R-22 ini mengalami
kebocoran dari sistem pendingin dan bereaksi dengan udara (O2) maka akan
mengakibatkan pengikisan lapisan ozon (O3) yang berakibat buruk pada lapisan
pelindung bumi (atmosfer). Pengikisan ozon terjadi karena kandungan klor (Cl)
109
dalam refrigeran 22, kalor jika lepas ke ke udara akan mengikat oksigen dan dan
membentuk senyawa yang merusak ozon, selain itu refrigeran ini beracun apabila
- Besar Subcooled = 9 °F
- Besar Superheated = 18 °F
Dapat digambarkan siklus refrigerasi pada diagram tekanan (P) vs entalphi (h)
P1 = 85 psia
P2 = 85 psia
P3 = 205 psia
P4 = 205 psia
Keterangan :
110
maka :
= 77,5 Btu/lbm
=48791,4085 Btu/mnt
Qin
m& = ................................................................(4.2)
RE
Keterangan :
maka :
48791,4085 btu/mnt
m& =
77,5 btu/lbm
= 629,566 lbm/mnt
c) Daya Kompresor
= 7240,015 Btu/mnt
= 127,308 kW
111
= 6,7
112
keunggulan yang tidak dimiliki refrigeran 22, antara lain bahwa refrigeran ini
tidak merusak lapisan ozon apabila mengalami kebocoran dan jika refigeran
bersatu dengan udara, HFC-134a memiliki suhu kritis yang cukup jauh dengan
atmosfer) sehingga akan mencegah terjadinya udara luar masuk dan dapat
memudahkan mencari sumber kebocoran, selain itu HFC-134a juga memiliki titik
beku yang jauh dibawah suhu kerja evaporator sehingga mencegah terjadinya
- Besar Subcooled = 9 °F
Dapat digambarkan siklus refrigerasi pada diagram tekanan (P) vs entalphi (h)
P1 = 55 psia
P2 = 55 psia
114
P3 = 150 psia
P4 = 150 psia
RE = h2' – h4'
= 72,5 Btu/lbm
=48791,4085 Btu/mnt
Qin
m& =
RE
48791,40853 btu/mnt
=
72,5 btu/lbm
= 672,984 lbm/mnt
= 5,086 kg/s
c) Daya Kompresor ( P )
= 6729,849 Btu/mnt
=118,31 kW
115
= 7,25
116
Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun apabila bocor dan
mengenai makanan, lebih berat dari udara, titik didihnya mencapai – 109,3°F,
berat jenis cairan 1,56. Karbon dioksida hanya dapat beroperasi pada tekanan
tinggi, ini menyebabkan daya per ton pendinginan besar, pemakaian refrigeran ini
sangat terbatas, mengingat kondisi padat dan cair suhunya sangat berdekatan,
sehingga karbon dioksida dapat dipadatkan dan diproses menjadi dry ice.
- Besar Subcooled = 9 °F
- Besar Superheated = 18 °F
Dapat digambarkan siklus refrigerasi pada diagram tekanan (P) vs entalphi (h)
P1 = 435,12 psia
P2 = 435,12 psia
P3 = 1450,4 psia
P4 = 1450,4 psia
118
RE = h2' – h4'
= 52 Btu/lbm
=48791,4085 Btu/mnt
Qin
m& =
RE
48791,40853 btu/mnt
=
52 btu/lbm
= 938,2963 lbm/mnt
c) Daya Kompresor
= 26272,2969 Btu/mnt
= 461,88 kW
= 1,857
120
IV.3.1. Refrigeran
dapat dipilih suatu refrigeran yang memiliki angka COP yang baik, karena dengan
COP yang baik maka kinerja dari keseluruhan mesin refrigerasi dapat optimal.
Dengan COP yang tinggi maka effisiensi kerja kompresor lebih optimal, dan
Dengan hasil COP bahwa refrigeran R-22 memiliki angka COP sebesar
6,7 , refrigeran HFC-134a meiliki angka COP sebesar 7,25 dan refrigeran CO2,
memiliki angka COP sebesar 1,857 maka penggunaan refrigeran yang baik adalah
karena refrigeran ini tidak terlalu berbahaya terhadap perusakan ozon, dan tidak
IV.3.2. Kompresor
udara dan berfungsi untuk mengalirkan gas refrigeran melalui pipa refrigeran dan
sehingga dengan pendinginan udara atau air, refrigeran akan berubah bentuk dari
d. Karakteristik kompresor.
yang cocok untuk dipilih dan digunakan dalam mesin pengkondisian udara adalah
lubang dekat poros penggerak dan mengeluarkannya pada kecepatan tinggi yang
volume uap refrigeran yang besar pada tingkat effisiensi yang tinggi.
Perancangan Kompresor
P
Vt = ................................................................(4.6)
m&
dengan :
refrigeran HFC-134a
= 5,086 kg/s
maka :
118,31 × 103
Vt =
5,086
= 152,51 m/s
P = m& ×g ×H
P
H = ................................................................(4.7)
m& × g
dengan :
P = 118,31 kW
maka :
118,31 × 103
H =
5,086 × 9,81
= 2371,243 m
Cs = ε × 2 gH ................................................................(4.8)
dengan :
maka :
= 53,92 m/s
m&
Vs = ................................................................(4.9)
ρ
dengan :
maka :
5,086
Vs =
17,104
= 0,297 m3/s
Vt × 60
Do = ..............................................................(4.10)
π ×n
dengan :
maka :
152,51 × 60
Do =
π × 5400
= 0,5394 m
sehingga :
Vs
As = ..............................................................(4.11)
Cs
0,297
=
53,92
= 0,0055 m2
4 × As
Ds = + Dn 2 ..............................................................(4.12)
π
4 × 0,0055
= + 0,12
π
= 0,130 m
Di × π
t = ..............................................................(4.13)
z
dengan :
maka :
0,3 × π
t =
8
= 0,117 m
bagian-bagian yang berputar dan bergerak serta panas yang berlebihan yang
yang baik untuk menjaga umur kompresor menjadi lebih lama. Persyaratan
yang baik
h) Kemurnian tinggi
IV.3.3.Evaporator
sebagai alat penukar kalor meiliki sifat-sifat yang tertentu. Peristiwa dingin dan
panas yang merupakan akibat dari terlewatkannya udara di sekitar koil pendingin
yang berupa pipa bersirip yang mengalirkan refrigeran dalam kondisi campuran
uap jenuh dan cair jenuh. Dalam kondisi terlewatkannya udara melalui koil
pendingin ini maka kondisi refrigeran dari fasa cair jenuh berubah menjadi fasa
gas sebagai peristiwa penguapan atau evaporasi. Jadi terjadi dua peristiwa, yang
terjadi pada sisi air terjadi proses pendinginan dan pada sisi refrigeran terjadi
Evaporator atau cooling load adalah suatu peralatan penyerap panas dari
ruangan yang akan dikondisikan, setelah diserap udara panas tersebut akan
dilewatkan pada koil pendingin yang kemudian akan menjadi udara yang telah
dikondisikan.
penurunan tekanan pada pipa evaporator dan panjang pipa yang dibutuhkan
karena pengaruh gas refrigeran dalam pipa. Bahan pipa yang digunakan adalah
Keterangan:
A = Sekat (baffle)
B = Pipa (tubes)
C = Tie-rods
Dalam Gambar 4.5 tersebut ada 1-1 pass, maksudnya aliran di dalam
tabung (shell) 1 pass dan aliran pada pipa (tube) 1 pass. Sedangkan yang
dimaksud pass-shell adalah lintasan yang dilakukan oleh fluida sejak masuk
melalui saluran masuk (inlet nozzle), melewati bagian dalam shell dan
mengelilingi tube, keluar melalui saluran buang (outlet nozzle). Bila lintasan itu
Qe
m& = ..............................................................(4.14)
Cp × ΔT
857,94
=
4,192 × (51,8 − 44,6)
= 28,425 kg/s
28,425
=
999,318
= 0,028 m3/s
Kecepatan air v a dalam sistem berkisar antara 1-3 m/s, kecepatan yang
dipakai 2 m/detik.
di
Re = ρ a v a ..............................................................(4.16)
μa
0,022
= 999,318 × 2 ×
1,275 × 10− 3
= 34486,26
Nu= 191,34
Nu × ka
ha = ………………………………………(4.17)
do
191,34 × 0,586
=
0,0254
= 4414,60 W/m2.oC
132
Qref
m& r =
Cp × ΔT
857,94
=
1,383 × (22 − 5)
= 36,49 kg/detik
m& r
Qr =
ρc r
36,49
=
1277,00
Qr
Vr = ..............................................................(4.18)
ntp π
× × di
2
np 4
0,03
=
π
30 × × (0,022) 2
4
= 2,63 m/detik
di
Re = ρ c r × Vr × ..............................................................(4.19)
μr
0,022
= 1277× 2,63 ×
0,0002019
133
= 365959,48
Menurut Mc Adam, jika angka Reynold berkisar antara 3000 < Re <
= 920,49
N u × kr
hr =
di
920,49 × 0,076
=
0,022
= 3179,87 W/m2.oC
Ns
Npe = ..............................................................(4.20)
Np
30
=
10
=3
ΔTk = Tr – To
= 7°C – 5°C
= 2°C
134
1/ 4
⎡ ρ 2 × kr 3 × g × h fg ⎤
hrp = 0,725× ⎢ c r ⎥ ……………….....…….(4.21)
⎣⎢ μ r × N × d o × ΔTk ⎦⎥
1/ 4
⎡ (1277) 2 × (0,076)3 × 9,81 × 201,244 ⎤
= 0,725× ⎢ ⎥
⎣ 0,0002019 × 3 × 0,0254 × 2 ⎦
= 335,63 W/m2.°C
x × Aa
hp = ..............................................................(4.22)
k × Am
⎛ 1 ⎞
• Faktor pengotoran ⎜⎜ = 0,000176 ⎟⎟ m2.K/W
⎝ hff ⎠
1 1 do do
= + hp + + ......................................(4.23)
U o hrp d i × h ff hr × d i
1 1 ⎛ 0,0254 ⎞ 0,0254
= + 0,00000472 + ⎜ × 0,000176 ⎟ +
U o 335,63 ⎝ 0,022 ⎠ 3179,87 × 0,022
1
= 0,003550
Uo
Uo = 281,69 W/m2.oC
135
Qe = Uo × Akt × ∆T
Qe
Akt = ..............................................................(4.24)
U o × ΔT
857940
=
281,69 × (11 − 5)
= 507,61 m2
hev = (d o × N b ) + (4 × S ap ) ..............................................................(4.26)
= 357,6 mm = 0,35 m
= 538,9 mm = 0,53 m
IV.3.4. Kondenser
dari sistem refrigerasi ke media pendingin (dalam hal ini air) sehingga timbul
pengembunan pada uap refrigeran dan berubah fasenya menjadi cairan refrigeran.
jumlah panas yang diterima dari evaporator dan juga panas akibat kompresi. Kerja
kompresi tiap satuan kapasitas pendinginan (BTU/hr atau TR) tergantung pada
pendinginannya.
Pada unit AC water chiller ini kondenser yang digunakan adalah water
cooled condensers jenis shell and tube (tabung dan pipa). Sehingga bisa
dibersihkan dengan cara disirkulasikan dengan bahan kimia atau secara mekanis.
( Tr − Ta1 ) − ( Tr − Ta 2 )
LMTD = ……………..…(4.28)
( T − Ta1 )
ln r
( Tr − Ta 2 )
maka :
= 4,15 °C
137
f. Konduktivitas panas pipa tembaga (k) = 386 W/m°C (Holman, hal 582)
terjadi pada sisi dalam pipa kondenser (Qout) pada refrigeran HFC-134a
138
Qkond
m& a =
Cp × ΔT
976,063
=
4,176 × (33,6 − 29,4)
= 55,65 kg/s
139
m& a
Qa =
ρa
55,65
=
995.357
= 0,0559 m3/s
Qa
Va =
Np π
× × di
2
s 4
dengan :
maka :
0,0559
Va =
π
150 × × (0,022) 2
4
= 0,980 m/s
Ga = ρa × Va ..............................................................(4.29)
= 995,357 × 0,980
= 975,44 kg/m2.s
di
Re = Ga × ..............................................................(4.30)
μa
140
0,022
= 975,44 ×
0,0008132
= 26389,44
Menurut Mc Adam, jika angka Reynold berkisar antara 3000 < Re <
3.000.000 atau menurut Stover angka Reynold berkisar antara 4000 < Re <
= 156,56
Nu × ka
ha =
di
156,56 × 0,615
=
0,022
= 4376,766 W/m2.°C
Ns
N =
Np
300
=
10
=3
Δtk = Tr – To
= 36°C – 33,6°C
= 2,4 °C
1/ 4
⎡ (1162,7) 2 × (0,03582) 3 × 9,81 × 167,59 ⎤
= 0,725× ⎢ ⎥
⎣ 0,0002019 × 3 × 0,0254 × 2,4 ⎦
= 166,27 W/m2.°C
⎛ 1 ⎞
• Faktor pengotoran ⎜⎜ = 0,000176 ⎟⎟ m2.K/W
⎝ hff ⎠
x × Aa
hp =
k × Am
1 1 d ok d ok ⎛ 1 ⎞
= + hp + + , dengan ⎜⎜ = 0,000176 ⎟⎟
U o hrp d ik × h ff ha × d ik ⎝ hff ⎠
1 0,0254 0,0254
= + 6,58 × 10 −5 + × 0,000176 +
166,27 0,022 4376,766 × 0,022
1
= 6,547 × 10-3
Uo
142
Uo = 152,74 W/m2.°C
Qc
Akt = ..............................................................(4.31)
U o × LMTD
976063
=
152,74 × 4,15
= 1539,84 m2
keadaan dan temperatur rendah. Selain itu juga untuk mengatur jumlah refrigeran
yang masuk kedalam evaporator agar sesuai dengan beban pendinginan yang
harus dilayani oleh evaporator tersebut. Jadi katup ekspansi mengatur supaya
yang maksimal. Katup ini terletak di antara kondensor (sisi tekan tinggi) dan
evaporator (sisi tekan rendah). Katup ekspansi yang banyak digunakan adalah:
oleh sebab itu katup ini disebut juga katup tekanan konstan (constant
pressure valve). Pada janis katup ini, below dan katup jarum
bagian atas dari below. Gaya pegas dapat diatur dengan memutar knop
Cara kerja dari katup jenis ini dikontrol tidak hanya oleh tekanan
dalam evaporator tetapi juga temperatur keluar evaporator. Jadi katup ini
bulb. Sensing bulb adalah suatu tabung yang berisi fluida dengan titik
didih rendah sehingga mudah berubah fase bila terkena panas sedikit
saja.
• Liquid
• Gas charged
pada cross charged (baik liquid maupun gas) fluida di dalamnya berbeda
3. Pipa Kapilar
rendah. Pipa kapilar adalah pipa kecil berdiameter 0,8 mm sampai 2,0
3) Konstruksi sederhana
Densitas liquid refrigeran (ρr) di kondensor (36°C) = 1166,8 kg/m3 (lampiran A-17)
m&
Qr = ………………………………..………(4.32)
ρr
5,086
=
1166,8
= 0,00435 m3/s
π × Di 2
Ai = ………………………………………..(4.33)
4
π × 0,0312
=
4
= 0,000754 m2
m&
Vrf = ………………...................………….(4.34)
Ai
5,086
=
0,000754
= 6745,358 kg/det.m2
Vrf × Di
Rex = ………………………………………..(4.35)
μ0
6745,358 × 0,031
=
0,0002019
= 1.035.691,422
147
5) Perbedaan tekanan ( ΔP )
∆P = Pk − Pe …………………………..........………(4.36)
dengan :
maka :
∆P = Pk − Pe
= 150 – 55
= 95 Psia
π × Do 2
Aor = ……………………………………….(4.37)
4
π × 0,427 2
=
4
= 0,1432 m2
7) Diameter orifice(Dor)
4 × Aor
Dor = ……………………………………….(4.38)
π
4 × 0,1432
=
π
= 0,426 m2
148
BAB V
sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui atau arah melintang dengan
arah jatuhnya air panas. Dengan cara demikian air panas itu didinginkan.
sebagian besar dari air pendingin dapar didinginkan. Jadi, misalkan satu
149
persen dari air dapat diuapkan, air dapat diturunkan temperaturnya sebanyak
1) Beda suhu udara basah (wet bulb) dan udara kering (dry bulb)
(perbedaan air masuk dan air keluar) disebut tower range. Tower range
Qkond
m& ak = ................................................................(5.1)
Cp × ΔT
dengan :
mempermudah perhitungan)
maka:
976,063
m& ak =
4,174 × (36 − 27)
= 25,98 kg/s
150
m&
Qak = ………………………..………..(5.2)
ρa
dengan :
maka :
25,98
Qak =
993,6
= 0,0261 m3/s
air yang mengalir melalui menara pendingin dan tower range. Secara
dengan:
m3
= 0,0261 = 413,676 GPM
det
maka :
= 25844,408 Btu/menit
151
yang kalor yang harus dikeluarkan oleh menara pendingin adalah sebesar
25844,408 Btu/menit.
Sistem pipa refrigeran pada mesin refrigerasi terdiri dari 4 bagian yang
refrigerasi, yaitu :
Sistem pipa air yang digunakan dalam sistem refrigerasi ini adalah
pipa air dingin jenis sirkulasi , yaitu air dingin yang telah digunakan tidak
dibuang melainkan disirkulasikan kembali. Pada sistem pipa air dingin yang
karena berhubungan dengan udara atmosfer. Sedangkan pada pipa air dingin
dapat memompakan volume yang besar pada head yang rendah, tidak ada
152
fluida dengan kapsitas yang berbeda pada tekanan yang hampir konstan bila
Pompa harus dapat memberikan energi atau tinggi angkat (H) yang
diperlukan untuk mengatasi tahanan gesek, tahanan lokal dan tinggi angkat
statik.
Ht = Hf + Hd + Hm + Hs
dengan :
Qevap
m& ae =
Cp × ΔT
dengan :
153
maka:
857,752
m& ae =
4,2066 × (8,05 − 5)
= 66,83 kg/s
m& ae
Qae =
ρa
dengan :
maka :
66,83
Qae =
999,732
= 0,0668 m3/s
π × D2
A = ................................................................(5.4)
4
π × (0,30332 )
=
4
154
= 0,07224 m2
Qae
V = ................................................................(5.5)
A
0,0668
=
0,07224
= 0,924 m/s
ρ ×V × D
Re = ................................................................(5.6)
μ
masuk evaporator 5 oC
maka:
=194659,847
= 1,946 × 105
Dari kurva lampiran B-2, faktor gesekan (fh) untuk bilangan Reynold
L ×V
2
Hf =f ................................................................(5.7)
D × 2g
155
dengan:
= 350 m
maka:
0 ,3033 × 2 × 9 ,81
= 1,0542 m
k ×V 2
Hd = ................................................................(5.8)
2× g
dengan :
- Sambungan T = 15 buah
k = Koefisien tahanan
= k sambungan T = 1,25
maka :
k ×V 2
Hd1 =
2× g
22 × 0,9 × 0,924 2
=
2 × 9,81
= 0,861 m
156
15 × 1,25 × 0,924 2
Hd2 =
2 × 9,81
= 0,8159 m
Hd = Hd1 + Hd2
= 0,861 + 0,8159
= 1,632 m
Hm = 8 + 2
= 10 m
Ht = 1,0542 m + 1,632 m + 10 m + 3 m
= 15,6862 m
Jika head totalnya dikalikan dengan faktor koreksi (fc) = 1,2 maka
head-nya menjadi:
H’ = H × fc ................................................................(5.9)
= 15,6862 × 1,2
= 18,82 m
157
Q × ρ × g × Ht
Np = ..............................................................(5.10)
η
dengan :
η = dipilih 70 % = 0,7
maka:
= 17610,019 Watt
= 17,6 kW
0,0668 m3/s.
π × D2
A =
4
π × (0,30332 )
=
4
= 0,07224 m2
159
Q ak
V =
A
0,0261
=
0,07224
= 0,361 m/s
ρ ×V × D
Re =
μ
maka:
=134004,90
= 1,34 × 105
Dari kurva lampiran B-2, faktor gesekan (fh) untuk bilangan Reynold
sebesar 1,34 × 105 dengan diameter pipa 0,3033 m = 11,94 inchi dan dengan
L ×V
2
Hf =f
D × 2g
160
dengan:
kondenser
= 40 m
maka:
40 × 0 ,361 2
Hf = 0 ,022
0 ,3033 × 2 × 9 ,81
= 0,0192 m
k ×V 2
Hd =
2× g
dengan :
- Sambungan T = 2 buah
k = Koefisien tahanan
= k sambungan T = 1,25
maka :
k ×V 2
Hd1 =
2× g
10 × 0,9 × 0,3612
=
2 × 9,81
161
= 0,0597 m
2 × 1,25 × 0,3612
Hd2 =
2 × 9,81
= 0,0166 m
Hd = Hd1 + Hd2
= 0,0597 + 0,0166
= 0,0763 m
Hm = 6 + 4
= 10 m
Ht = 0,0192 m + 0,0763 m + 10 m + 3 m
= 13,095 m
Jika head totalnya dikalikan dengan faktor koreksi (fc) = 1,2 maka
head-nya menjadi:
H′ = H × fc
= 13,095 × 1,2
= 15,714 m
162
Q × ρ × g × Ht
Np =
η
dengan :
η = dipilih 70 % = 0,7
maka:
= 5721,027 Watt
= 5,72 kW
0,0261 m3/s.
fan/blower sentrifugal.
Pada perancangan ini, di dalam satu AHU akan terdapat satu buah fan pada
setiap paket AHU, dimana kapasitas pendinginan untuk satu AHU adalah
Qe
m& u =
Cp × ΔT
dengan:
maka:
107,228
m& u =
1,006 × (24 − 8,05)
= 6,68 kg/detik
1,1558 kg/m3 (lihat lampiran A-19), maka kapasitas / laju aliran udara
•
mu
Qu =
ρu
6,68
=
1,1558
= 5,77 m3/detik
= 12216,5 CFM
Hp × 75
Hfs = ..................................…………………(5.11)
Qu × ρ udara
dengan :
maka:
7,5 × 75
Hfs =
5,77 × 1,1558
= 84,34 m
paket koil pendingin atau AHU (Air Handling Unit) yang ditempatkan untuk
Data yang diambil pada sistem saluran udara untuk Studio 21,
udara / velocity (FPM), diameter equivalen ducting (in), dan ukuran dari
ducting (in × in). Gambar contoh ducting bisa dilihat pada Gambar 5.2,
sedangkan gambar ducting yang akan dihitung bisa dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.2. Contoh ducting pada gedung Kantor Dirjen Pajak, Yogyakarta.
(Sumber : Kerja Praktek, Pembangunan Gedung Kantor Dirjen Pajak, Yogyakarta)
167
E
I L
D
H K
C
G J
B
F
A
• Saluran A
1300 FPM.
dipilih 60 in x 23 in.
• Saluran (B-C)
• Saluran (C-D)
dipilih 50 in x 19 in.
• Saluran (D-E)
CFM.
dipilih 20 in x 11 in.
• Saluran (E-L)
ducting, untuk ducting yang lain menggunakan tabel dan perhitungan yang
sama. Pada dasarnya ukuran ducting yang telah di pilih ini bisa diterapkan
Selain komponen utama dan peralatan pendukung yang telah dipilih dan
dirancang di atas, maka akan dijelaskan komponen lain yang tidak kalah
adalah komponen pendukung pada mesin AHU (Air Handling Unit). Berikut
a) Gate valve
b) Baterfly valve
Baterfly valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran air yang akan
c) Flexible Joint
d) Pressure Gauge
mengetahui tekanan air di dalam pipa / menunjukan besarnya tekanan dalam pipa.
f. Thermometer
173
temperatur air dalam pipa kondenser (pipa in/out pada unit AC).
g. Flexible ducting
Flexible ducting adalah ducting yang besrsifat elastis, ducting ini sering
oleh ducting utama. Bentuk dari ducting ini biasanya berpenampang bulat. Lihat
Gambar 5.5.
BAB VI
WATER CHILLER
1) Periksa bak air pada menara pendingin, apabila kurang penuh diisi
3) Periksa amper indoor fan dan kompresor pada setiap unit mesin
pengkondisian udara.
175
4) Setiap tiga jam lakukan pemeriksaan pada bak air di semua menara
pengkondisian udara.
otomatis, oleh karena itu jangan menjalankan satu unit pengkondisian udara
saja, karena saluran udara pengkondisian udara dirancang untuk dua unit
pengkondisian udara.
Adapun cara mematikan unit penkondisian udara yang baik adalah sebagai
berikut:
gedung.
lantai atap.
harus benar (tidak boleh terbalik) karena dapat merusakkan kompresor dan
pendingin. Apabila ada yang merubah rangkaian kabel (R-S-T) pada panel
sistem bekerja pada suhu dan tekanan yang sesuai dengan setting. Namun
dari setting yang ditentukan. Bila hal ini terjadi maka sistem akan bekerja
secara tidak efisien dan tidak akan menghasilkan prosuk sesuai keinginan.
ini kemudian diubah dalam bentuk tekanan pneumatik atau tegangan listrik
harga melebihi atau kurang dari yang diijinkan, maka perbedaan ini akan
selalu dijaga sesuai setting memakai sistem on-off kompresor. Metode yang
dipakai sebagai kontrol kompresor sentrifugal adalah pump down cycle yang
menggunakan termostat dan low pressure cut out. LP cut out digunakan
sirkuit yang membuat koil pada katup solenoid dialiri arus dan timbul
katup akan terangkat sehingga membuka katup dan refrigeran akan mengalir
tekanan isap kompresor dan menutup LP cut out sehingga kompresor mulai
beroperasi.
temperaturnya turun terus hingga batas LP cut out yang akan membuka dan
• Kontrol Tekanan
Alat kontrol tekanan dipasang pada sisi hisap dan buang kompresor.
Apabila tekanan hisap terlalu kecil atau tekanan buang terlalu besar, maka
• Kontrol Overload
beban pada kompresor maupun motor. Indikasi adanya overload motor akan
membutuhkan suplay arus yang lebih besar dan motor menjadi panas.
Kontrol dapat melalui jalur arus listrik maupun sensor suhu motor.
semua peralatan dalam kondisi layak atau saatnya diperlukan perbaikan dan
penggantian. Hal ini dilakukan agar mesin awet, biaya operasional rendah,
• Evaporator
Masalah yang biasanya muncul untuk jenis pipa dan tabung antara lain
pipa, sambungan pipa tubesheet, kebocoran tabung, plat pembagi serta pada
• Kondensor
refrigeran cair di receiver apakah masih cukup, mengecek fan apakah masih
bekerja normal, serta senantiasa menjaga kebersihan pipa dan fan dari
• Kompresor
pelumas dalam batas kerja, serta suhu minyak pelumas dalam batas
normal
dalam beberapa periode secara rutin. Periode pemeliharaan yang dilakukan berupa
pemeliharaan tahunan.
1) Pemeliharaan Mingguan
filter pada unit mesin pengkondisian udara dimana air filter berfungsi
terjadinya kerak pada dasar pipa saluran fluida. Jika filter tidak dibersihkan
2) Pemeliharaan Bulanan
agar unit mesin pengkondisian udara dapat bekerja dengan baik dan tahan
181
pada saluran udara. Bahkan debu yang ikut aliran angin keluar dari
air.
starter control.
low pressure).
pompa.
Load Ampere), jika running amper dari peralatan tersebut melewati FLA,
sebagai berikut:
mekanis.
4) Pemeliharaan Tahunan
berikut:
KESIMPULAN
TR = 857,946 kW
Apabila menggunakan 8 buah AHU (Air Handling Unit) dengan merek dagang
mm.
• Refrigeran
183
• Kompresor
• Kondenser
• Katup Ekspansi
184
Kapasitas aliran refrigeran (Qr) : 0,00435 m3/s
• Evaporator
: 48791,408 Btu/menit
• Menara Pendingin
185
• Pompa
• Fan / Blower
(VERSA)
186
DAFTAR PUSTAKA
Carrier handbook of Air Conditioning System Design. New York : Mc Graw Hill
inc.
Erlangga, 1995.
Stoecker, W.F. dan Jerold W. Jones, alih bahasa : Supratman Hara. Refrigerasi
2000.
187
LAMPIRAN
Lampiran A-1
188
Lampiran A-2
189
Lampiran A-3
190
Lampiran A-4
191
Lampiran A-5
192
Lampiran A-6
193
Lampiran A-7
Lampiran A-8
194
Lampiran A-9
Lampiran A-10
195
Lampiran A-11
Lampiran A-12
196
Lampiran A-13
Lampiran A-14
197
Lampiran A-15
198
Lampiran A-16
199
Sambungan Lampiran A-16
Sumber: General Catalog AHU untuk Water Chiller dengan merk dagang VERSA
200
Lampiran A-17. Karaktersitik Refrigeran HFC-134a
201
Sambungan Lampiran A-17
202
Lampiran A-18
203
Lampiran A-19
204
Lampiran A-20
205
Lampiran A-21
Lampiran B-1
Sumber :
206
Lampiran B-2. Faktor gesekan (f) vs Angka Reynold (Re)
Lampiran B-3
207
Lampiran B-4
208