AKUNTANSI BIAYA
Just –In-Time dan Backflushing
Fakultas
EKONOMI VENY, SE.MM
Program Studi
AKUNTANSI
www.mercubuana.ac.id
Bagian Isi
Modul
• Perbedaan Sistim Produksi Just-In-Time dan Sistem Produksi Tradisional.
• Definisi velositas persediaan.
• Dampak JIT terhadap kehilangan prodksi dan fungsi pembeliaan
• Ayat jurnal umum akuntansi backflush.
Terdapat hubungan penting dan langsung antara ukuran WIP dan kecepatan
produksi. Jika 1.000 unit diproduksi perhari, dan 2.000 unit berada dalam proses
setiap waktu, maka satu unit memakan waktu rata-rata 2 hari (2.000 : 1.000) untuk
melewati sistem tersebut. Hal ini disebut sebagai throughput time selama 2 hari.
Jika kecepatan sistem digandakan agar throughput time hanya satu hari maka
output yang sama sebesar 1.000 unit /hari akan dicapai dengan 1.000 unit dalam
WIP. Jika output tetap sementara jumlah unit dalam proses diturunkan
separuhnya, maka kecepatan sistem telah digandakan, kecepatan tersebut
disebut velositas.
Berikut adalah ilustrasinya. Asumsikan bahwa biaya penyimpanan tahunan
sebesar 25% dari biaya produksi variabel dan biaya variabel dari rata-rata WIP
adalah sebesar Rp.200.000. Manajemen merencanakan untuk menggunakan JIT
guna mengandalkan velositas WIP tanpa mengubah total output tahunan. Hal ini
akan dicapai dengan menurunkan rata-rata ukuran batch menjadi separuhnya
sehingga menghasilkan penghematan sebesar Rp. 25.000 (25% x ½ x
Rp.200.000) dalam biaya penyimpanan.
JUST-IN-TIME
JIT DAN KERUGIAN PRODUKSI
Pengurangan WIP adalah sederhana, yaitu hanya terdapat sedikit unit menunggu
di, atau berpindah ke, setiap lokasi. Hal ini dapat menimbulkan dampak yang
besar terhadap kerugian produksi.
Sebagai contoh asumsikan suatu lingkungan produksi digambarkan sebagai
berikut :
Selanjutnya diasumsikan bahwa selama tahun depan , total jumlah kasus dilokasi
kerja yang berada diluar batas kendali memproduksi barang cacat sebanyak
1.000 kasus. Separuhnya, kondisi diluar kendali akan ditemukan dilokasi kerja.
Separuh lainnya, barang cacat yang terjadi adalah sebesar 10% dari jumlah unit
produksi.
JUST-IN-TIME
Barang cacat tersebut kemudian menjadi WIP antar station, dimana barang cacat
ditemukan operator station berikutnya, dan kondisi diluar kendali diperbaiki
setelah ditemukan.
Jika tidak ada unit yang memiliki lebih dari satu cacat dan tidak ada perubahan
yang dilakukan dalam sistem, maka 60% pengurangan dalam WIP akan
menghasilkan penghematan sebesar Rp.360.000 yang terdiri atas penghematan
biaya penyimpanan sebesar Rp.120.000 dan penghematan dalam biaya barang
cacat sebesar Rp.240.000 yang dihitung sbb:
Hubungan antara kerugian dan tingkat WIP, keuntungan yang diberikan dengan
penerapan JIT antara lain :
1. Mengurangi kerugian produksi secara drastis sehingga dapat memberikan
kontribusi bagi perbaikan mutu.
2. Pengurangan persediaan bahan baku. Tidaka hanya dibutuhkan ruangan yang
sedikit tetapi juga pengurangan resiko kerusakan persediaan bahan baku.
JUST-IN-TIME
JIT DAN PEMBELIAN
Penarapan JIT pada fungsi pembelian bertujuan agar persediaan bahan baku
maupun persediaan WIP berada pada tingkat yang benar benar minimum.
JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
pembelian dengan cara :
1. Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber
sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pemasok.
2. Memiliki pelanggan atau pembeli dengan program pembelian yang mapan.
3. Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan biaya yang tidak bernilai tambah.
4. Mengurangi waktu dan biaya untuk program program pemeriksaan mutu.
Beberapa hambatan dalam pembelian JIT seperti tata letak produksi, frekwensi
perubahan jadwal, sikap agen pembeliaan dan pemasok keandalan perusahaan
pengankutan dan jarak pemasok. Ketika masalah-masalah tersebut dapat diatasi
hasil yang dieroleh adalah pengurangan yang mengesankan dalam biaya
produksi.
JUST-IN-TIME
JIT DAN PENGORGANISASIAN PABRIK
Pendekatan JIT dalam pengorganisasian pabrik adalah untuk merubah tata letak
tradisional menjadi sele-sel kerja. Setiap sel bertanggung jawab atas seluruh
produksi dari suatu produk.
Jika seluruh pabrik diatur menjadi sel sel JIT, hasilnya adalah hilangnya
departmen produksi tradisional serta hampir semua departmen jasa.
Fungsi tradisional dari departmen jasa seperti penyimpanan bahan baku,
penyimpanan WIP, penyimpanan barang jadi , inspeksi penerimaan dan
percepatan mungkin sama sekali tidak dibutuhkan sehingga menghasilkan
penghematan.
Dampak lain dari perngorganisasian pabrik adalah terhadap mutu produk yang
mengesankan. Ingat, bahwa salah satu unsur TQM adalah pemberdayaan
pekerja. Pemberdayaan tingkat tinggi dimungkinkan bila suatu Tim Sel memiliki
otonomi atas setiaplangkah produksi.
Dampak akhir JIT atas pengorganisasian pabrik adalah pada kebutuhan akan luas
lantai pabrik. Banyak pihak setelah menerapkan JIT terkejut atas besarnya lantai
pabrik yang tidak lagi diperlukan.
BACKFLUSHING
Backflushing merupakan pendekatan yang dipersingkat atas akuntansi dari aliran
biaya manufakturing.
Ada dua metode persediaan yang berbeda yang digunakan oleh perusahaan
nonmanucfactur, yaitu metode perpectual dan metode periodik.
Metode perpectual ; Akun persediaan barang dagangan didebit untuk setiap
pembelian barang dan dikredit untuk HPP dari setiap penjualan barang.
Metode periodik ; Saldo awal persediaan barang dagangan tidak beruba selama
periode akuntansi. Penyesuaian di akhir periode dibuat agar saldo akhirnya sama
dengan hasil perhitungan fisik. HPP untuk periode akuntansi tersebut , dihtung
dan dicatat hanya di akhir periode. Hal ini dilakukan dengan menambahkan saldo
awal biaya persediaan barang dagangan ke total pembelian dan menguranginya
dengan biaya persediaan akhir. Ayat jurnal akhir periode digunakan untuk
menyesuaikan akun persediaan barang dagangan ke saldo akhir yang benar dan
mencatat HPP untuk periode tersebut.
BACKFLUSHING
ILUSTRASI BACKFLUSH COSTING
Saldo RIP terdiri atas biaya bahan baku Rp.20.100, yang sebagian besar belum
diproses, ditambah biaya konversi sebesar Rp.900 yang dibebankan ke dalam
pekerjaan yang baru diproses sebagian. Saldo persediaan barang jadi terdiri atas
biaya bahan baku sebesar Rp.84.000 dan estimasi biaya konversi sebesar
Rp.86.000
RIP 406.000
Utang usaha 406.000
Ini merupakan jurnal secara garis besar atas semua penerimaan bahan baku selama periode berjalan.
Pada saat bahan baku langsung digunakan, tidak ada jurnal yang diperlukan , karena sladonya tetap
berada di akun RIP
Jurnal :
Harga Pokok Penjualan 25.000
Pengendali Overhead Pabrik 45.000
Pengendali Beban Pemasaran 50.000
Pengendali beban administratif 40.000
Beban gaji 160.000
Tenaga kerja langsung dibebankan ke akun HPP. (Dalam akumulasi biaya berdasarkan pesanan atau
proses , tenaga kerja langsung dibebankan ke akun barang dalam proses.
BACKFLUSHING
5. Overhead pabrik terdiri atas :
Penyusutan $ 290.000
Asuransi dibayar dimuka 9.000
Jurnal :
Pengendali overhead 299.000
Akumulasi penyusutan 290.000
Beban dibayar dimuka 9.000
7. Overhead pabrik yang diakumulasi diperkiraan pengendali overhead pabrik dibebankan ke akun Harga
Pokok Penjualan.
Jurnal:
Harga pokok Penjualan 380.000
Pengendali Overhead 380.000
Overhead dibebankan ke akun harga pokok penjualan (dalam akumulasi biaya berdasarkan pesanan atau
proses , tenaga kerja langsung dibebankan ke akun barang dalam proses.
BACKFLUSHING
8. Komponen biaya bahan baku atas pekerjaan yang telah selesai di backflush dari RIP .
Jurnal :
Barang jadi 404.500
RIP 404.500
Untuk membackflush biaya bahan baku dari RIP ke Barang Jadi. Hal ini adalah pengurangan pasca
produksi.
Perhitungannya adalah sbb :
Bahan baku di saldo RIP 1 Januari $ 20.100
Bahan baku diterima selama bulan Januari 406.000
$426.100
Bahan baku di saldo RIP 31 Januari berdasarkan perhitungan fisik (21.600)
Jumlah untuk di backflush $404.500 dari RIP
9. Komponen biaya bahan baku atas pekerjaan yang telah dijual di-backflush dari Barang Jadi.
Jurnal :
Harga Pokok Penjualan 402.700
Barang jadi 402.700
Untuk mem-backflush biaya bahan baku dari RIP ke Harga Pokok Penjualan. Perhitungannya sbb:
Barang jadi tanggal 1 Januari $ 84.000
Barang jadi yang ditransfer dari RIP 404.500
$ 488.500
Barang jadi 31 Januari berdasarkan hasil perhitungan fisik (85.000)
Jumlah untuk di backflush $ 402.700
BACKFLUSHING
10. Saldo akhir ditetapkan dalam akun persediaan dengan menyesuaikan komponen biaya konversinya.
Jurnal :
RIP 500
Barang Jadi 2.200
Harga Pokok Penjualan 2.700
Biaya konversi dalam akun persediaan disesuaikan dengan estimasi yang dibuat diperhitungan fisik
tanggal 31 Januari. Untuk RIP penyesuaiannya adalah dari $900 ditanggal 1 januari menjadi $1.400 di
tanggal 31 Januari. Untuk barang Jadi penyesuainya dari $86.000 di tanggal 1 Januari menjadi $88200 di
tanggal 31 Januari. Ayat jurnal lawannya dibuat ke akun harga pokok penjualan , dimana semua biaya
konversi dibebankan selama bulan januari. (jika komponen biaya konversi turun dalam bulan itu, akun
persediaan akan dikredit).
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat