Anda di halaman 1dari 5

Kerusakan Danau Maninjau Akibat Pakan Ikan

: Studi Kasus Benteng Indrapatra


By. Ambo Asse Ajis, SS

K
nowledge Creation atau penciptaan pengetahuan merupakan bagian dari alur
proses refleksi atas proses-proses yang telah terjadi sebelumnya. Konteks
istilahnya lahir dalam disiplin ilmu manajemen tetapi secara luas prinsip-prinsip
berpikirnya bisa diaplikasikan dalam semua lapangan ilmu. Praktek knowlade
creation umumnya hidup dalam dunia perusahaan. Konteksnya bahwa kehidupan perusahaan
terus menerus bersentuhan dengan segala permasalahan dan solusi maka pada satu titik
keseluruhan siklus tersebut di evaluasi dan kemudian didaur ulang menjadi sesuatu point of
view yang baru dan pada akhirnya diharapkan bisa melahirkan ide dan gagasan baru tentang
bagaimana menghadapi probelematika yang dihadapi perusahaan hari ini dan masa depan.
Sebagai contoh, Di kisaran tahun 988, Nonaka, menulis judul "Pembaruan Diri Perusahaan
Jepang dan Strategi Sumber Daya Manusia" terasa empresif dan menjadi tulisan yang memberi
magnet pada pergeseran paradigma di industri Jepang pada kemudian hari. Si penulis berusaha
memperlihatkan substansi bahwa pola produksi massal revolusi industri perlu diabaikan dan di
masa depan justru industri membutuhkan model kreativitas-sentris yang mampu memenuhi
kebutuhan konsumen.

Jika gagasan tersebut di atas dibawa pada konteks penanganan kebencanaan maka model
kreativitas-sentris sangat dibutuhkan dalam memahami sistem hidup kebencanaan. Umumnya,
siklus penanganan kebencanaan dapat dibagi atas:

Tanggap Darurat – Rehabilitasi – Rekonstruksi – Mitigasi – Kesiapsigaan.

Peran knowlade creation yang menempatkan kreativitas sentris sebagai gagasan utamanya jelas
akan memberi ruang kebebasan bagi setiap individu untuk melakukan penemuan pengetahuan
kebencanaan. Dalam hal ini, setiap orang dipandang memiliki kesempatan dan peluang
menghasilkan produk-produk pemikiran yang terbaik dalam manajemen kebencanaan.

Knowladeg Creatian Manajemen Kebencanaan pada cagar budaya Situs Benteng


Indrapatra
Warisan budaya berbentuk kebendaan merupakan satu objek kebencanaan yang menjadi
domain worldheritage. Dalam hal ini, warisan budaya seperti benda, struktur, bangunan, situs
dan kawasan adalah materi yang memiliki dimensi bentuk, ruang serta waktu yang karena
keletakannya di sebuah ruang tentu sangat terpengaruh lingkungannya. Apalagi jika keletakan
warisan budaya tersebut berada dalam zona rawan kebencanaan maka sangat dibutuhkan
knowledge creation untuk memikirkan bagaimana melahirkan kebijakan pelindungan yang
baik.

Dalam isu pelestarian cagar budaya, knowledge creation mencakup isu pelindungan cagar
budaya dimana kegiatannya meliputi: penyelamatan, pengamanan, zonasi, pemeliharaan dan
pemugaran.

1. Masa Kesiapsiagaan Situs Benteng Indrapatra


- Kegiatan penyelamatan. Kegiatan penyelamatan situs cagar budaya Benteng
Indrapatra membutuhkan knowledge creation dengan energi kreatif terutama saat fase
kesiapsiagaan, yakni, diperlukan berbagai gagasan kegiatan penyelamatan dibuat dalam
skema pelindungan. Misalnya, penyiapan berbagai sarana dan prasarana untuk
memitigasi objek cagar budaya terlindungi atau terhindar dari dampak peristiwa
bencana di masa depan. Untuk kasus Situs Benteng Indrapatra, kesiapsiagaan dalam
bentuk kegiatan penyelamatan yang harus dilakukan adalah merekam seluruh potensi
informasi dan data yang dimiliki objek ini baik itu dalam bentuk deskripsi, dokumentasi
audiovisual, dokumentasi 3 dimensi, dokumentasi foto udara, peta dan sebagainya;
- Kegiatan pengamanan. Kegiatan pengamanan situs cagar budaya Benteng Indrapatra
membutuhkan knowledge creation dapat berupa mengupayakan menghadirkan tatacara
pengadaan berbagai fasilitas pengamanan seperti pagar, juru pelihara, naungan dan
sebagainya untuk memastikan keamanan objek tersebut. Untuk kasus Situs Benteng
Indrapatra, pengamanan dari potensi bencana dapat dilakukan dengan membangun
penahan ombak berbasis batu gajah untuk mencegah abrasi; membangun pagar luar
banteng dengan kontruksi beton yang kuat untuk menahan tekanan air pasang (rob) dan
tsunami.
- Kegiatan zonasi. Kegiatan zonasi diperlukan di Situs Benteng Indrapatra
membutuhkan knowledge creation terutama mengatur penggunaan ruang situs agar
mempersiapkandiri jika terjadi bencana. Misalnya, menetapkan zona inti sebagai areal
pelindungan maksimal dimana aktivitas pelindungan harus dibuat sebaik mungkin.
Penggunaan teknologi pemetaan akan membantu penetapan ruang-ruang dinsitus ini
dan ketika tindakan tanggap darurat dilakukan akan bisa meminimalkan kerusakan
lanjutan akibat kesalahan penanganan. bentuk kegiatan rehabilitas,
- Kegiatan Pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan di situs Benteng Indrapatra harus
benar-benar memastikan proses pemeliharaan berhasil mempertahankan kemampuan
fisik Situs Benteng Indrapatra selalu optimal dan kuat menghadapi potensi bencana
yang akan menghampirinya di masa depan, misalnya: banjir, tekanan air pasang,
tsunami maupun lainnya. Dalam hal ini knowledge creation diperlukan untuk
menemukan cara-cara yang efektif dalam menghadapi bencana di masa depan.
- Kegiatan Pemugaran. Kegiatan pemugaran di Situs Benteng Indrapatra harus benar-
benar bisa mengembalikan kekuatan atau daya tahan situs ini dari berbagai guncangan.
Karena itu penggunaan teknologi terumatam perkuatan struktur dengan komposisi yang
sesuai dengan ancaman (hazards) yang ada seperti: banjir, tekanan air pasang, tsunami,
gempa bumi maupun lainnya.
2. Masa Tanggap darurat Situs Benteng Indrapatra
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada
saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
Untuk aktivitas masa tanggap darurat di Situs Benteng Idrapatra, di masa depan
menghadirkan knowledge creation dapat dilakukan dengan cara membuat buku pedoman
perlakukan jika terjadi tanggap darurat di situs ini yang kegiatannya berupa pendataan
asset yang terdampak, evakuasi korban di areal Situs Benteng Indrapatra, penyusunan
pedoman pemenuhan kebutuhan dasar, dan pemulihan prasarana dan sarana lainnya.
3. Masa Rehabilititasi Situs Benteng Indrapatra
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. Dalam hal ini, sangat dibutuhkan
knowledge creation khususnya kegiatan rehabilitasi Situs banteng Indrapatra guna
memastikan kualitas, standar dan komponen yang digunakan dalam rehabilitas tidak malah
menghancurkan nilai penting situs.
4. Masa Rekonstruksi Situs Benteng Indrapatra
Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan
pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana. Pada fase ini, knowledge creation
dibutuhkan untuk memastikan proses rekonstruksi fisik, pengembangan dan pemanfaatan
berjalan sesuai dengan koridor Undang-Undang No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Ini sangat penting agar proses rekontsruksi pasca bencana tidak membuat objek ini semakin
rusak akibat kesalahan penangan.

Knowledge creation dibutuhkan dalam kegiatan pelestarian cagar budaya khususnya di Situs
Benteng Indrapatra baik itu dimasa kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi maupun
tahapan rekonstruksi. Kemampuan menemukan strategi-strategi yang adaptif dengan koondisi
ancaman akan membuat Situs Benteng Indrapatra akan lebih mampu menghadapi situasi-
situasi buruk saat gempa terjadi.

Anda mungkin juga menyukai